9 - التوبة - At-Tawba
The Repentance
Medinan
يَحْلِفُونَ بِٱللَّهِ لَكُمْ لِيُرْضُوكُمْ وَٱللَّهُ وَرَسُولُهُۥٓ أَحَقُّ أَن يُرْضُوهُ إِن كَانُوا۟ مُؤْمِنِينَ 62
(62) Mereka bersumpah kepada kamu dengan (nama) Allah untuk mencari keridhaanmu, padahal Allah dan Rasul-Nya itulah yang lebih patut mereka cari keridhaannya jika mereka adalah orang-orang yang mukmin.
(62)
Qatadah telah mengatakan sehubungan dengan firman-Nya: Mereka bersumpah kepada kalian dengan (nama) Allah untuk mencari keridaan kalian. (At-Taubah: 62), hingga akhir ayat. Qatadah mengatakan. telah menceritakan kepada kami bahwa pernah ada seorang lelaki munafik berkata, "Demi Allah, sesungguhnya mereka (orang-orang munafik sebangsanya) adalah orang-orang pilihan kami dan orang-orang terhormat kami. Sekalipun apa yang dikatakan oleh Muhammad adalah benar bagi mereka, tetapi lebih buruk daripada keledai." Kemudian seorang lelaki dari kalangan kaum muslim mendengarnya, maka ia langsung menjawab, "Demi Allah, sesungguhnya apa yang dikatakan oleh Muhammad adalah benar, dan sesungguhnya kami lebih buruk daripada keledai." Maka orang-orang melaporkan hal tersebut kepada Nabi Saw. dan menceritakan peristiwa itu, lalu Nabi Saw. memanggil lelaki tersebut dan bertanya, "Apakah yang mendorongmu mengatakan apa yang telah kamu ucapkan itu?" Lelaki yang berkata demikian itu memaki lawannya dan bersumpah dengan menyebut nama Allah, bahwa dia tidak mengucapkannya. Sedangkan lelaki muslim itu berkata, "Ya Allah, benarkanlah yang benar dan salahkanlah yang dusta." Maka Allah menurunkan ayat ini.
*******************
Firman Allah Swt.:
أَلَمْ يَعْلَمُوا أَنَّهُ مَنْ يُحَادِدِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَأَنَّ لَهُ نَارَ جَهَنَّمَ خَالِدًا فِيهَا
Tidakkah mereka (orang-orang munafik itu) mengetahui bahwa barang siapa menentang Allah dan Rasul-Nya. (At-Taubah: 63), hingga akhir ayat.
Maksudnya, tidakkah mereka menyelidiki dan mengetahui bahwa barang siapa yang menentang Allah Swt, yakni menentang, memerangi, dan membangkang terhadap-Nya, maka ia berada di suatu sisi, sedangkan Allah dan Rasul-Nya berada di sisi lainnya.
فَأَنَّ لَهُ نَارَ جَهَنَّمَ خَالِدًا فِيهَا
maka sesungguhnya neraka Jahannamlah baginya, dia kekal di dalamnya. (At-Taubah: 63)
Yakni terhina dan disiksa di dalamnya.
ذَلِكَ الْخِزْيُ الْعَظِيمُ
Itu adalah kehinaan yang besar. (At-Taubah: 63)
Yaitu kehinaan dan kecelakaan yang besar.
أَلَمْ يَعْلَمُوٓا۟ أَنَّهُۥ مَن يُحَادِدِ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ فَأَنَّ لَهُۥ نَارَ جَهَنَّمَ خَٰلِدًۭا فِيهَا ۚ ذَٰلِكَ ٱلْخِزْىُ ٱلْعَظِيمُ 63
(63) Tidaklah mereka (orang-orang munafik itu) mengetahui bahwasanya barangsiapa menentang Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya nerakan jahannamlah baginya, kekal mereka di dalamnya. Itu adalah kehinaan yang besar.
(63)
Firman Allah Swt.:
أَلَمْ يَعْلَمُوا أَنَّهُ مَنْ يُحَادِدِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَأَنَّ لَهُ نَارَ جَهَنَّمَ خَالِدًا فِيهَا
Tidakkah mereka (orang-orang munafik itu) mengetahui bahwa barang siapa menentang Allah dan Rasul-Nya. (At-Taubah: 63), hingga akhir ayat.
Maksudnya, tidakkah mereka menyelidiki dan mengetahui bahwa barang siapa yang menentang Allah Swt, yakni menentang, memerangi, dan membangkang terhadap-Nya, maka ia berada di suatu sisi, sedangkan Allah dan Rasul-Nya berada di sisi lainnya.
فَأَنَّ لَهُ نَارَ جَهَنَّمَ خَالِدًا فِيهَا
maka sesungguhnya neraka Jahannamlah baginya, dia kekal di dalamnya. (At-Taubah: 63)
Yakni terhina dan disiksa di dalamnya.
ذَلِكَ الْخِزْيُ الْعَظِيمُ
Itu adalah kehinaan yang besar. (At-Taubah: 63)
Yaitu kehinaan dan kecelakaan yang besar.
يَحْذَرُ ٱلْمُنَٰفِقُونَ أَن تُنَزَّلَ عَلَيْهِمْ سُورَةٌۭ تُنَبِّئُهُم بِمَا فِى قُلُوبِهِمْ ۚ قُلِ ٱسْتَهْزِءُوٓا۟ إِنَّ ٱللَّهَ مُخْرِجٌۭ مَّا تَحْذَرُونَ 64
(64) Orang-orang yang munafik itu takut akan diturunkan terhadap mereka sesuatu surat yang menerangkan apa yang tersembunyi dalam hati mereka. Katakanlah kepada mereka: "Teruskanlah ejekan-ejekanmu (terhadap Allah dan rasul-Nya)". Sesungguhnya Allah akan menyatakan apa yang kamu takuti itu.
(64)
Mujahid mengatakan bahwa orang-orang munafik itu mengucapkan suatu ucapan di antara sesama mereka, kemudian mereka mengatakan, "Mudah-mudahan Allah tidak membuka rahasia kita ini yang akibatnya membahayakan diri kita.''
Ayat ini semakna dengan firman Allah Swt.:
وَإِذَا جَاءُوكَ حَيَّوْكَ بِمَا لَمْ يُحَيِّكَ بِهِ اللَّهُ وَيَقُولُونَ فِي أَنْفُسِهِمْ لَوْلا يُعَذِّبُنَا اللَّهُ بِمَا نَقُولُ حَسْبُهُمْ جَهَنَّمُ يَصْلَوْنَهَا فَبِئْسَ الْمَصِيرُ
Dan apabila mereka datang kepadamu, mereka mengucapkan salam kepadamu dengan memberi salam yang bukan sebagai yang ditentukan Allah untukmu. Dan mereka mengatakan pada diri mereka sendiri. 'Mengapa Allah tidak menyiksa kita disebabkan apa yang kita katakan itu?” Cukuplah bagi mereka neraka Jahannam yang akan mereka masuki. Dan neraka itu adalah seburuk-buruk tempat kembali. (Al-Mujadilah: 8)
Dan dalam ayat ini Allah Swt. berfirman:
قُلِ اسْتَهْزِءُوا إِنَّ اللَّهَ مُخْرِجٌ مَا تَحْذَرُونَ
Katakanlah, "Teruskanlah ejekan-ejekan kalian (terhadap Allah dan Rasul-Nya)." Sesungguhnya Allah akan menyatakan apa yang kalian takuti itu. (At-Taubah: 64)
Dengan kata lain, sesungguhnya Allah akan menurunkan kepada Rasul-Nya hal-hal yang mempermalukan kalian dan yang menceritakan urusan kalian itu. Ayat ini semakna dengan Firman-Nya:
أَمْ حَسِبَ الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ أَنْ لَنْ يُخْرِجَ اللَّهُ أَضْغَانَهُمْ
Atau apakah orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya mengira bahwa Allah tidak akan menampakkan kedengkian mereka? (Muhammad: 29)
Sampai dengan firman-Nya:
وَلَتَعْرِفَنَّهُمْ فِي لَحْنِ الْقَوْلِ وَاللَّهُ يَعْلَمُ أَعْمَالَكُمْ
Dan kalian benar-benar akan mengenal mereka dari kiasan-kiasan perkataan mereka. (Muhammad: 3), hingga akhir ayat.
Karena itulah Qatadah mengatakan bahwa surat ini dinamakan surat Al-Fadihah, yakni fadihah (permaluan) bagi orang-orang munafik.
وَلَئِن سَأَلْتَهُمْ لَيَقُولُنَّ إِنَّمَا كُنَّا نَخُوضُ وَنَلْعَبُ ۚ قُلْ أَبِٱللَّهِ وَءَايَٰتِهِۦ وَرَسُولِهِۦ كُنتُمْ تَسْتَهْزِءُونَ 65
(65) Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan manjawab, "Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja". Katakanlah: "Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?"
(65)
Abu Ma'syar Al-Madini telah meriwayatkan dari Muhammad ibnu Ka'b Al-Qurazi dan lain-lainnya yang semuanya mengatakan bahwa ada seorang lelaki dari kalangan orang-orang munafik mengatakan, "Menurut penilaianku, mereka yang menjadi tamu kita tiada lain adalah orang-orang yang paling mengabdi kepada perutnya, paling dusta lisannya, dan paling pengecut di saat perang berkecamuk." Lalu hal itu disampaikan kepada Rasulullah Saw., dan lelaki itu datang kepada Rasulullah Saw. yang telah berada di atas untanya dan memacunya untuk berangkat, kemudian lelaki itu berkata, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya kami hanya bersenda gurau dan bermain-main saja." Maka Allah Swt. menjawabnya melalui firman-Nya: Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya, dan Rasul-Nya kalian selalu berolok-olok1 (At-Taubah: 65) Sampai dengan firman-Nya: mereka adalah orang-orang yang selalu berbuat dosa. (At-Taubah: 66) Sedangkan kedua telapak kaki lelaki itu terseret di atas batu-batuan, tetapi Rasulullah Saw. tidak menolehnya, dan lelaki itu bergantungan pada pedang Rasulullah Saw.
Abdullah ibnu Wahb mengatakan, telah menceritakan kepadaku Hisyam ibnu Sa'd, dari Zaid ibnu Aslam, dari Abdullah ibnu Umar yang mengatakan bahwa seorang lelaki dalam Perang Tabuk mengatakan dalam suatu majelis, ”Saya belum pernah melihat orang seperti tamu-tamu kita itu. Mereka adalah pengabdi perutnya, paling dusta lisannya, dan paling pengecut dalam perang." Maka seorang lelaki lain yang ada di dalam masjid berkata, "Kamu dusta, sebenarnya kamu adalah orang munafik. Aku benar-benar akan menceritakan hal itu kepada Rasulullah Saw." Maka berita itu sampai kepada Rasulullah Saw., dan Al-Qur'an yang mengenainya pun diturunkan. Abdullah ibnu Umar mengatakan, "Aku melihat lelaki itu bergantung pada tali pelana unta Rasulullah Saw. dan dikenai oleh batu-batuan yang terlemparkan (oleh injakan kaki unta Nabi Saw.) seraya berkata, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya kami hanya bersenda gurau dan bermain-main saja.' Lalu Rasulullah Saw. membacakan firman-Nya: 'Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kalian selalu berolok-olok? (At-Taubah: 65), hingga akhir ayat'."
Al-Lais meriwayatkan hal yang semisal dari Hisyam ibnu Sa'd.
Ibnu Ishaq mengatakan bahwa segolongan orang munafik yang antara lain Wadi'ah ibnu Sabit (saudara Bani Umayyah ibnu Zaid ibnu Amr ibnu Auf) dan seorang lelaki dari Bani Asyja' (teman sepakta Bani Salamah yang dikenal dengan nama Makhsyi ibnu Humair) berjalan bersama Rasulullah Saw. yang saat itu sedang menuju ke medan Tabuk. Maka sebagian dari mereka berkata kepada sebagian yang lain, "Apakah kalian menduga bahwa memerangi keperkasaan dan keteguhan Bani Asfar (orang-orang Romawi) itu sama dengan peperangan yang terjadi di antara orang-orang Arab sebagian dari mereka dengan sebagian yang lain? Demi Allah, sesungguhnya kami dan kalian besok seakan-akan terjepit di bukit-bukit itu." Mereka mengatakan demikian dengan maksud menakut-nakuti dan melemahkan semangat kaum muslim.
Makhsyi ibnu Humair berkata, "Demi Allah, saya lebih suka bila diputuskan hukuman kepada setiap orang di antara kita dengan seratus kali deraan. Dan sesungguhnya kita pasti kalah bila diturunkan Al-Qur'an yang membeberkan perkataan kalian ini."
Menurut berita yang sampai kepadaku (perawi), Rasulullah Saw. bersabda kepada Ammar ibnu Yasir, "Susullah kaum munafik itu, karena sesungguhnya mereka telah terbakar; dan tanyailah mereka tentang apa yang telah mereka ucapkan itu. Jika mereka mengingkari ucapannya, maka katakanlah bahwa kalian telah mengatakan anu dan anu."
Maka Ammar berangkat menemui mereka dan mengatakan hal tersebut. Lalu mereka menghadap Rasulullah Saw. untuk meminta maaf.
Wadi'ah ibnu Sabit berkata kepada Rasulullah Saw. yang saat itu telah berada di atas unta kendaraannyam sedangkan Wadi’ah memegang tali pelananya seraya berkata, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya kami hanya bersenda gurau dan bermain-main saja."
Makhsyi ibnu Humair berkata, "Wahai Rasulullah, hapuslah namaku dan nama ayahku (yakni gantilah)." Dan tersebutlah bahwa di antara orang yang dimaafkan dalam ayat ini ialah Makhsyi ibnu Humair. Lalu ia mengganti namanya menjadi Abdur Rahman, dan memohon kepada Allah agar dirinya gugur sebagai syuhada tanpa diketahui tempatnya. Akhirnya ia gugur dalam Perang Yamamah dan tidak dijumpai bekas-bekasnya.
Qatadah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan menjawab, "Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja.” (At-Taubah: 65) Ketika Nabi Saw. berangkat menuju ke medan Tabuk, sedangkan orang-orang munafik ikut berangkat bersamanya dengan mengambil posisi di depannya, lalu mereka berkata, "Orang ini (yakni Nabi) menduga bahwa dia dapat menaklukkan kerajaan Romawi berikut semua bentengnya. Alangkah jauhnya dari kenyataan." Maka Allah memperlihatkan kepada Nabi-Nya apa yang mereka perbincangkan itu. Rasulullah Saw. bersabda, ”Hadapkanlah orang-orang itu kepadaku!"
Maka mereka dipanggil, lalu Rasulullah Saw. bersabda, "Kalian telah mengatakan anu dan anu." Tetapi mereka bersumpah seraya berkata, "Kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja."
Ikrimah telah mengatakan sehubungan dengan ayat ini, bahwa seorang lelaki dari kalangan orang-orang yang dimaafkan —jika Allah menghendakinya— mengatakan dalam doanya, "Ya Allah, sesungguhnya aku mendengar suatu ayat yang ditujukan terhadap diriku sehingga membuat semua kulitku pucat dan hatiku bergetar ketakutan karenanya. Ya Allah, jadikanlah kematianku dalam keadaan membela jalan-Mu, tanpa ada seorang pun yang mengatakan, 'Saya telah memandikannya, saya telah mengafaninya, dan saya telah menguburnya'."
Qatadah melanjutkan kisahnya, "Setelah itu ia gugur dalam Perang Yamamah, dan tidak ada seorang muslim pun yang mencarinya melainkan menemukan yang lainnya (yakni mayat orang lain, sedangkan mayatnya tidak diketemukan)."
*******************
Firman Allah Swt.:
لَا تَعْتَذِرُوا قَدْ كَفَرْتُمْ بَعْدَ إِيمَانِكُمْ
Tidak usah kalian minta maaf, karena kalian kafir sesudah beriman. (At-Taubah: 66)
Maksudnya, karena ucapan yang kalian katakan itu, yaitu yang kalian keluarkan untuk memperolok-olok Nabi Saw.
إِنْ نَعْفُ عَنْ طَائِفَةٍ مِنْكُمْ نُعَذِّبْ طَائِفَةً
Jika kami memaafkan segolongan dari kalian (lantaran mereka bertobat), niscaya Kami akan mengazab golongan (yang lain). (At-Taubah: 66)
Yakni kalian tidak dimaafkan secara keseluruhan, tetapi sebagian dari kalian tetap harus diazab.
بِأَنَّهُمْ كَانُوا مُجْرِمِينَ
disebabkan mereka adalah orang-orang yang selalu berbuat dosa. (At-Taubah: 66)
Artinya, berdosa karena telah mengeluarkan kata-kata yang kotor dan keji itu.
لَا تَعْتَذِرُوا۟ قَدْ كَفَرْتُم بَعْدَ إِيمَٰنِكُمْ ۚ إِن نَّعْفُ عَن طَآئِفَةٍۢ مِّنكُمْ نُعَذِّبْ طَآئِفَةًۢ بِأَنَّهُمْ كَانُوا۟ مُجْرِمِينَ 66
(66) Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman. Jika Kami memaafkan segolongan kamu (lantaran mereka taubat), niscaya Kami akan mengazab golongan (yang lain) disebabkan mereka adalah orang-orang yang selalu berbuat dosa.
(66)
Firman Allah Swt.:
لَا تَعْتَذِرُوا قَدْ كَفَرْتُمْ بَعْدَ إِيمَانِكُمْ
Tidak usah kalian minta maaf, karena kalian kafir sesudah beriman. (At-Taubah: 66)
Maksudnya, karena ucapan yang kalian katakan itu, yaitu yang kalian keluarkan untuk memperolok-olok Nabi Saw.
إِنْ نَعْفُ عَنْ طَائِفَةٍ مِنْكُمْ نُعَذِّبْ طَائِفَةً
Jika kami memaafkan segolongan dari kalian (lantaran mereka bertobat), niscaya Kami akan mengazab golongan (yang lain). (At-Taubah: 66)
Yakni kalian tidak dimaafkan secara keseluruhan, tetapi sebagian dari kalian tetap harus diazab.
بِأَنَّهُمْ كَانُوا مُجْرِمِينَ
disebabkan mereka adalah orang-orang yang selalu berbuat dosa. (At-Taubah: 66)
Artinya, berdosa karena telah mengeluarkan kata-kata yang kotor dan keji itu.
ٱلْمُنَٰفِقُونَ وَٱلْمُنَٰفِقَٰتُ بَعْضُهُم مِّنۢ بَعْضٍۢ ۚ يَأْمُرُونَ بِٱلْمُنكَرِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ ٱلْمَعْرُوفِ وَيَقْبِضُونَ أَيْدِيَهُمْ ۚ نَسُوا۟ ٱللَّهَ فَنَسِيَهُمْ ۗ إِنَّ ٱلْمُنَٰفِقِينَ هُمُ ٱلْفَٰسِقُونَ 67
(67) Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan. sebagian dengan sebagian yang lain adalah sama, mereka menyuruh membuat yang munkar dan melarang berbuat yang ma'ruf dan mereka menggenggamkan tangannya. Mereka telah lupa kepada Allah, maka Allah melupakan mereka. Sesungguhnya orang-orang munafik itu adalah orang-orang yang fasik.
(67)
Allah Swt. berfirman mengingkari sifat orang-orang munafik yang berbeda dengan sifat yang dimiliki oleh orang-orang yang beriman. Kalau orang-orang mukmin selalu memerintahkan kepada kebajikan dan melarang perbuatan mungkar, maka orang-orang munafik mempunyai ciri khas seperti yang disebutkan oleh firman-Nya:
يَأْمُرُونَ بِالْمُنْكَرِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمَعْرُوفِ وَيَقْبِضُونَ أَيْدِيَهُمْ
mereka menyuruh membuat yang mungkar dan melarang berbuat yang makruf, dan mereka menggenggamkan tangannya. (At-Taubah: 67)
Maksudnya, tidak mau menginfakkan hartanya di jalan Allah.
نَسُوا اللَّهَ
Mereka telah lupa kepada Allah. (At-Taubah: 67)
Yakni lupa berzikir kepada Allah.
فَنَسِيَهُمْ
maka Allah melupakan mereka. (At-Taubah: 67)
Allah menghadapi mereka dengan perlakuan orang yang melupakan mereka. Maknanya sama dengan yang terkandung di dalam ayat lain, yaitu melalui firman-Nya:
وَقِيلَ الْيَوْمَ نَنْسَاكُمْ كَمَا نَسِيتُمْ لِقَاءَ يَوْمِكُمْ هَذَا
Pada hari ini Kami melupakan kalian sebagaimana kalian telah melupakan pertemuan (dengan) hari kalian sekarang ini. (Al-Jatsiyah: 34)
*******************
Adapun firman Allah Swt.:
إِنَّ الْمُنَافِقِينَ هُمُ الْفَاسِقُونَ
Sesungguhnya orang-orang munafik itulah orang-orang yang fasik. (At-Taubah: 67)
Yang dimaksud dengan fasik ialah orang yang keluar dari jalan yang benar dan masuk ke dalam jalan kesesatan.
Firman Allah Swt.:
وَعَدَ اللَّهُ الْمُنَافِقِينَ وَالْمُنَافِقَاتِ وَالْكُفَّارَ نَارَ جَهَنَّمَ
Allah mengancam orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang kafir dengan neraka Jahannam. (At-Taubah: 68)
Yakni sebagai balasan dari perbuatan mereka yang telah disebutkan di atas.
خَالِدِينَ فِيهَا
mereka kekal di dalamnya. (At-Taubah: 68)
Artinya, tinggal di dalamnya dengan kekal bersama orang-orang kafir.
هِيَ حَسْبُهُمْ
Cukuplah neraka itu bagi mereka. (At-Taubah: 68)
Azab neraka jahannam itu sudah cukup bagi mereka.
وَلَعَنَهُمُ اللَّهُ
dan Allah melaknati mereka. (At-Taubah: 68)
Maksudnya, Allah mengusir mereka dan menjauhkan mereka dari rahmat-Nya.
وَلَهُمْ عَذَابٌ مُقِيمٌ
dan bagi mereka azab yang kekal. (At-Taubah: 68)
وَعَدَ ٱللَّهُ ٱلْمُنَٰفِقِينَ وَٱلْمُنَٰفِقَٰتِ وَٱلْكُفَّارَ نَارَ جَهَنَّمَ خَٰلِدِينَ فِيهَا ۚ هِىَ حَسْبُهُمْ ۚ وَلَعَنَهُمُ ٱللَّهُ ۖ وَلَهُمْ عَذَابٌۭ مُّقِيمٌۭ 68
(68) Allah mengancam orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang kafir dengan neraka Jahannam, mereka kekal di dalamnya. Cukuplah neraka itu bagi mereka, dan Allah melaknati mereka, dan bagi mereka azab yang kekal.
(68)
Firman Allah Swt.:
وَعَدَ اللَّهُ الْمُنَافِقِينَ وَالْمُنَافِقَاتِ وَالْكُفَّارَ نَارَ جَهَنَّمَ
Allah mengancam orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang kafir dengan neraka Jahannam. (At-Taubah: 68)
Yakni sebagai balasan dari perbuatan mereka yang telah disebutkan di atas.
خَالِدِينَ فِيهَا
mereka kekal di dalamnya. (At-Taubah: 68)
Artinya, tinggal di dalamnya dengan kekal bersama orang-orang kafir.
هِيَ حَسْبُهُمْ
Cukuplah neraka itu bagi mereka. (At-Taubah: 68)
Azab neraka jahannam itu sudah cukup bagi mereka.
وَلَعَنَهُمُ اللَّهُ
dan Allah melaknati mereka. (At-Taubah: 68)
Maksudnya, Allah mengusir mereka dan menjauhkan mereka dari rahmat-Nya.
وَلَهُمْ عَذَابٌ مُقِيمٌ
dan bagi mereka azab yang kekal. (At-Taubah: 68)