21 - الأنبياء - Al-Anbiyaa

Juz : 17

The Prophets
Meccan

وَٱلَّتِىٓ أَحْصَنَتْ فَرْجَهَا فَنَفَخْنَا فِيهَا مِن رُّوحِنَا وَجَعَلْنَٰهَا وَٱبْنَهَآ ءَايَةًۭ لِّلْعَٰلَمِينَ 91

(91) Dan (ingatlah kisah) Maryam yang telah memelihara kehormatannya, lalu Kami tiupkan ke dalam (tubuh)nya ruh dari Kami dan Kami jadikan dia dan anaknya tanda (kekuasaan Allah) yang besar bagi semesta alam.

(91) 

Demikianlah Allah menyebutkan kisah Maryam dan putranya (yaitu Isa a.s.) secara bergandengan dengan kisah Zakaria dan anaknya (yaitu Yahya a.s.) Mula-mula Allah Swt. menyebutkan kisah Zakaria, lalu mengiringinya dengan kisah Maryam, karena kedua kisah mempunyai kaitan yang erat. Pertama, terlahirkan seorang anak dari pasangan yang sudah sangat lanjut usianya, sejak muda mereka belum punya anak. Dan yang kedua adalah kisah Maryam, kisahnya jauh lebih mengherankan dari kisah yang pertama, karena ia melahirkan anak tanpa campur tangan lelaki, seperti yang telah diterangkan di dalam surat Ali Imran dan surat Maryam. Kemudian dalam surat ini disebutkan kisah Zakaria, lalu diiringi dengan kisah Maryam melalui firman-Nya:

وَالَّتِي أَحْصَنَتْ فَرْجَهَا

Dan (ingatlah kisah) wanita yang telah memelihara kehormatannya. (Al-Anbiya: 91)

Yang dimaksud dengan wanita dalam ayat ini ialah Maryam a.s, seperti yang disebutkan di dalam surat At-Tahrim melalui firman-Nya:

وَمَرْيَمَ ابْنَتَ عِمْرَانَ الَّتِي أَحْصَنَتْ فَرْجَهَا فَنَفَخْنَا فِيهِ مِنْ رُوحِنَا

dan Maryam putri Imran yang memelihara kehormatannya, maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari roh (ciptaan) Kami. (At-Tahrim: 12)

Adapun firman Allah Swt.:

وَجَعَلْنَاهَا وَابْنَهَا آيَةً لِلْعَالَمِينَ

dan Kami jadikan dia dan anaknya tanda (kekuasaan Allah) yang besar bagi semesta alam. (Al-Anbiya: 91)

Yakni bukti yang menunjukkan bahwa Allah Mahakuasa atas segala sesuatu, dan bahwa Dia dapat menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya apabila Dia hendak menciptakan sesuatu, tinggal mengatakan kepadanya, "Jadilah kamu," maka jadilah ia.

Makna ayat ini sama dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:

وَلِنَجْعَلَهُ آيَةً لِلنَّاسِ

dan agar dapat Kami menjadikannya suatu tanda bagi manusia. (Maryam: 21)

Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Umar ibnu Ali, telah menceritakan kepada kami Abu Asim Ad-Dahhak ibnu Makhlad, dari Syu'aib (yakni Ibnu Basyir), dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya, "Lil 'alamina," yakni untuk umat jin dan manusia.


إِنَّ هَٰذِهِۦٓ أُمَّتُكُمْ أُمَّةًۭ وَٰحِدَةًۭ وَأَنَا۠ رَبُّكُمْ فَٱعْبُدُونِ 92

(92) Sesungguhnya (agama Tauhid) ini adalah agama kamu semua; agama yang satu dan Aku adalah Tuhanmu, maka sembahlah Aku.

(92) 

Ibnu Abbas, Mujahid, Sa'id ibnu Jubair, Qatadah, dan Abdur Rahman ibnu Zaid ibnu Aslam mengatakan sehubungan dengan firman-Nya: Sesungguhnya (agama tauhid) ini adalah agama kamu semua; agama yang satu. (Al-Anbiya: 92) Yaitu agama kalian yang satu.

Al-Hasan Al-Basri telah mengatakan sehubungan dengan makna ayat ini, bahwa Allah menjelaskan kepada mereka hal-hal yang harus mereka hindari dan hal-hal yang harus mereka kerjakan. kemudian Allah Swt. berfirman:

إِنَّ هَذِهِ أُمَّتُكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً

Sesungguhnya (agama tauhid) ini adalah agama kamu semua; agama yang satu. (Al-Anbiya: 92)

Yakni sesungguhnya tuntunan agama Islam ini adalah tuntunan bagi kamu sekalian.

Firman-Nya:

إِنَّ هَذِهِ

Sesungguhnya (agama tauhid) ini. (Al-Anbiya: 92)

Terdiri atas inna dan isim-nya, sedangkan firman-Nya:

أُمَّتُكُمْ

agama kalian ini. (Al-Anbiya: 92)

berkedudukan menjadi khabar-nya inna, yakni sesungguhnya agama ini adalah syariat kalian yang Kujelaskan dan Kuterangkan kepada kalian. Firman-Nya, "Ummatan wdhidatan" (sebagai satu agama) di-nasab-kan menjadi hal atau kata keterangan keadaan. Karena itulah dalam firman selanjutnya disebutkan:

وَأَنَا رَبُّكُمْ فَاعْبُدُونِ

Aku adalah Tuhanmu, maka sembahlah Aku. (Al-Anbiya: 92)

Semakna dengan apa yang disebutkan oleh Allah Swt. dalam ayat lain melalui firman-Nya:

يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا

Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik dan kerjakanlah amal yang saleh. (Al-Mu’minun: 51)

sampai dengan firman-Nya:

وَأَنَا رَبُّكُمْ فَاتَّقُونِ

dan Aku adalah Tuhanmu, maka bertakwalah kepada-Ku. (Al-Mu'minun: 52)

Rasulullah Saw. pernah bersabda:

"نَحْنُ مَعْشَرَ الْأَنْبِيَاءِ أَوْلَادُ عَلات دِينُنَا وَاحِدٌ"

Kami golongan para nabi adalah saudara-saudara lain ibu, sedangkan agama kami adalah satu.

Makna yang dimaksud ialah menyembah kepada Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya, melalui syariat yang berbeda-beda yang dibawa oleh para rasul. Seperti yang dijelaskan oleh Allah Swt. dalam ayat lain melalui firman-Nya:

لِكُلٍّ جَعَلْنَا مِنْكُمْ شِرْعَةً وَمِنْهَاجًا

Untuk tiap-tiap umat di antara kalian, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. (Al-Maidah: 48)

*******************

Adapun firman Allah Swt.:

وَتَقَطَّعُوا أَمْرَهُمْ بَيْنَهُمْ

Dan mereka telah memotong-motong urusan (agama) mereka di antara mereka. (Al-Anbiya: 93)

Yakni pendapat di kalangan umat-umat itu berbeda-beda terhadap rasul-rasulnya; di antara mereka ada yang membenarkannya, ada pula yang mendustakannya. Karena itulah dalam firman selanjutnya disebutkan:

كُلٌّ إِلَيْنَا رَاجِعُونَ

Kepada Kamilah masing-masing golongan itu akan kembali. (Al-Anbiya: 93)

Artinya kelak di hari kiamat, maka Allah akan memberikan balasan kepada masing-masing sesuai dengan amal perbuatannya. Jika amalnya baik, maka balasannya baik; dan jika amalnya buruk, balasannya buruk pula. Karena itulah dalam firman selanjutnya disebutkan:

فَمَنْ يَعْمَلْ مِنَ الصَّالِحَاتِ وَهُوَ مُؤْمِنٌ

Maka barang siapa yang mengerjakan amal saleh, sedangkan ia beriman. (Al-Anbiya: 94)

Yaitu kalbunya membenarkan dan anggota tubuhnya mengerjakan amal saleh.

فَلا كُفْرَانَ لِسَعْيِهِ

maka tidak ada pengingkaran terhadap amalannya itu. (Al-Anbiya: 94)

semakna dengan apa yang disebutkan oleh Allah Swt. dalam ayat lain melalui firman-Nya:

إِنَّا لَا نُضِيعُ أَجْرَ مَنْ أَحْسَنَ عَمَلا

Sesungguhnya Kami tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-orang yang mengerjakan amalan(nya) dengan baik. (Al-Kahfi: 3)

Yakni usahanya alias amal perbuatannya tidak akan diingkari, melainkan diberi balasan; dia tidak akan dianiaya barang seberat zarrah pun. Karena itulah dalam akhir ayat ini disebutkan oleh firman-Nya:

وَإِنَّا لَهُ كَاتِبُونَ

sesungguhnya Kami menuliskan amalnya itu untuknya. (Al-Anbiya: 94)

Yaitu semua amal perbuatannya dicatat (di dalam kitab catatan amal masing-masing), maka tiada sesuatu pun dari amal perbuatannya yang tersia-sia.


وَتَقَطَّعُوٓا۟ أَمْرَهُم بَيْنَهُمْ ۖ كُلٌّ إِلَيْنَا رَٰجِعُونَ 93

(93) Dan mereka telah memotong-motong urusan (agama) mereka di antara mereka. Kepada Kamilah masing-masing golongan itu akan kembali.

(93) 

Adapun firman Allah Swt.:

وَتَقَطَّعُوا أَمْرَهُمْ بَيْنَهُمْ

Dan mereka telah memotong-motong urusan (agama) mereka di antara mereka. (Al-Anbiya: 93)

Yakni pendapat di kalangan umat-umat itu berbeda-beda terhadap rasul-rasulnya; di antara mereka ada yang membenarkannya, ada pula yang mendustakannya. Karena itulah dalam firman selanjutnya disebutkan:

كُلٌّ إِلَيْنَا رَاجِعُونَ

Kepada Kamilah masing-masing golongan itu akan kembali. (Al-Anbiya: 93)

Artinya kelak di hari kiamat, maka Allah akan memberikan balasan kepada masing-masing sesuai dengan amal perbuatannya. Jika amalnya baik, maka balasannya baik; dan jika amalnya buruk, balasannya buruk pula. Karena itulah dalam firman selanjutnya disebutkan:



فَمَن يَعْمَلْ مِنَ ٱلصَّٰلِحَٰتِ وَهُوَ مُؤْمِنٌۭ فَلَا كُفْرَانَ لِسَعْيِهِۦ وَإِنَّا لَهُۥ كَٰتِبُونَ 94

(94) Maka barang siapa yang mengerjakan amal saleh, sedang ia beriman, maka tidak ada pengingkaran terhadap amalannya itu dan sesungguhnya Kami menuliskan amalannya itu untuknya.

(94) 

فَمَنْ يَعْمَلْ مِنَ الصَّالِحَاتِ وَهُوَ مُؤْمِنٌ

Maka barang siapa yang mengerjakan amal saleh, sedangkan ia beriman. (Al-Anbiya: 94)

Yaitu kalbunya membenarkan dan anggota tubuhnya mengerjakan amal saleh.

فَلا كُفْرَانَ لِسَعْيِهِ

maka tidak ada pengingkaran terhadap amalannya itu. (Al-Anbiya: 94)

semakna dengan apa yang disebutkan oleh Allah Swt. dalam ayat lain melalui firman-Nya:

إِنَّا لَا نُضِيعُ أَجْرَ مَنْ أَحْسَنَ عَمَلا

Sesungguhnya Kami tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-orang yang mengerjakan amalan(nya) dengan baik. (Al-Kahfi: 3)

Yakni usahanya alias amal perbuatannya tidak akan diingkari, melainkan diberi balasan; dia tidak akan dianiaya barang seberat zarrah pun. Karena itulah dalam akhir ayat ini disebutkan oleh firman-Nya:

وَإِنَّا لَهُ كَاتِبُونَ

sesungguhnya Kami menuliskan amalnya itu untuknya. (Al-Anbiya: 94)

Yaitu semua amal perbuatannya dicatat (di dalam kitab catatan amal masing-masing), maka tiada sesuatu pun dari amal perbuatannya yang tersia-sia.


وَحَرَٰمٌ عَلَىٰ قَرْيَةٍ أَهْلَكْنَٰهَآ أَنَّهُمْ لَا يَرْجِعُونَ 95

(95) Sungguh tidak mungkin atas (penduduk) suatu negeri yang telah Kami binasakan, bahwa mereka tidak akan kembali (kepada Kami).

(95) 

Firman Allah Swt.:

وَحَرَامٌ عَلَى قَرْيَةٍ

Sesungguhnya tidak mungkin atas (penduduk) suatu negeri. (Al-Anbiya: 95)

Ibnu Abbas mengatakan bahwa makna haramun ialah sudah semestinya. Dengan kata lain, telah ditakdirkan bahwa sesungguhnya penduduk suatu kota yang telah dibinasakan tidak akan dihidupkan kembali sebelum hari kiamat. Demikianlah menurut penjelasan yang dikemukakan oleh Ibnu Abbas, Abu Ja'far Al-Baqir, dan Qatadah serta lain-lainnya yang bukan hanya seorang.

Menurut riwayat lain yang bersumber dari Ibnu Abbas, yang dimaksud dengan mereka tidak dikembalikan ialah tidak bertobat.

Akan tetapi, pendapat yang pertama lebih kuat, hanya Allah-lah yang mengetahui kebenarannya.

Firman Allah Swt.:

حَتَّى إِذَا فُتِحَتْ يَأْجُوجُ وَمَأْجُوجُ

Hingga apabila dibukakan (tembok) Ya-juj dan Ma-juj. (Al-Anbiya: 96)

Dalam pembahasan yang terdahulu telah kami jelaskan bahwa Ya-juj dan Ma-juj adalah keturunan Adam a.s, juga termasuk keturunan Nabi Nuh (yaitu anak-anak Yafis, orang tua bangsa Turki; dan bangsa Turki adalah sebagian kecil dari mereka): Ya-juj dan Ma-juj ditinggalkan di balik tembok penghalang yang dibangun oleh Zul Qarnain. Sesudah membangunnya Zul Qarnain berkata, seperti yang disebutkan oleh firman-Nya:

هَذَا رَحْمَةٌ مِنْ رَبِّي فَإِذَا جَاءَ وَعْدُ رَبِّي جَعَلَهُ دَكَّاءَ وَكَانَ وَعْدُ رَبِّي حَقًّا. وَتَرَكْنَا بَعْضَهُمْ يَوْمَئِذٍ يَمُوجُ فِي بَعْضٍ وَنُفِخَ فِي الصُّورِ فَجَمَعْنَاهُمْ جَمْعًا

Dinding ini adalah rahmat dari Tuhanku, maka apabila sudah datang janji Tuhanku, Dia akan menjadikannya hancur luluh; dan janji Tuhanku itu adalah benar. Kami biarkan mereka di hari itu bercampur aduk antara satu dengan yang lain. (Al-Kahfi: 98-99), hingga akhir ayat.

Dan dalam ayat berikut ini disebutkan oleh firman-Nya:

حَتَّى إِذَا فُتِحَتْ يَأْجُوجُ وَمَأْجُوجُ وَهُمْ مِنْ كُلِّ حَدَبٍ يَنْسِلُونَ

Hingga apabila dibukakan (tembok) Ya-juj dan Ma-juj, dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi. (Al-Anbiya: 96)

Yakni mereka berjalan dengan cepat untuk membuat kerusakan di muka bumi manusia. Al-hadab artinya dataran tinggi, menurut Ibnu Abbas, Ikrimah, Abu Saleh, As-Sauri, dan lain-lainnya. Demikianlah gambaran tentang sikap mereka saat keluar dari tembok penjaranya, pendengar dibawa seakan-akan menyaksikan peristiwa tersebut.

وَلا يُنَبِّئُكَ مِثْلُ خَبِيرٍ

dan tidak ada yang dapat memberikan keterangan kepadamu sebagai­mana yang diberikan oleh Yang Maha Mengetahui. (Fathir: 14)

Berita ini dari Tuhan Yang mengetahui apa yang telah lalu dan apa yang akan datang, Yang mengetahui apa yang tersembunyi di langit dan di bumi, tidak ada Tuhan selain Dia.

Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Musanna, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Jafar, telah menceritakan kepada kami Syu'bah, dari Abdullah ibnu Abu Yazid yang mengatakan bahwa Ibnu Abbas melihat anak-anak sedang berlari-lari; sebagian dari mereka mengejar sebagian yang lain bermain-main. Lalu Ibnu Abbas berkata, "Seperti itulah Ya-juj dan Ma-juj saat keluar dari temboknya."

Di dalam banyak hadis yang bersumber dari Nabi Saw. banyak disebutkan kisah keluarnya Ya-juj dan Ma-juj, seperti yang akan dikemukakan berikut ini:

Hadis pertama.

قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا يَعْقُوبُ، حَدَّثَنَا أَبِي، عَنِ ابْنِ إِسْحَاقَ، عَنْ عَاصِمِ بْنِ عُمَر بْنِ قَتَادَةَ، عن محمود بن لَبيد، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: "يُفتَح يأجوجُ ومأجوجُ، فَيَخْرُجُونَ كَمَا قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ": [وَهُمْ] مِنْ كُلِّ حَدَبٍ يَنْسِلُونَ ، فيغشونَ النَّاسَ، وَيَنْحَازُ الْمُسْلِمُونَ عَنْهُمْ إِلَى مَدَائِنِهِمْ وَحُصُونِهِمْ، وَيَضُمُّونَ إِلَيْهِمْ مواشيَهم، وَيَشْرَبُونَ مِيَاهَ الْأَرْضِ، حَتَّى أَنَّ بعضَهم لَيَمُرُّ بِالنَّهْرِ، فَيَشْرَبُونَ مَا فِيهِ حَتَّى يَتْرُكُوهُ يَبَسا، حَتَّى أَنَّ مَنْ بَعْدَهُمْ لَيَمُرُّ بِذَلِكَ النَّهْرِ فَيَقُولُ: قَدْ كَانَ هَاهُنَا مَاءٌ مَرَّةً حَتَّى إِذَا لَمْ يبقَ مِنَ النَّاسِ أَحَدٌ إِلَّا أحدٌ فِي حِصْنٍ أَوْ مَدِينَةٍ قَالَ قَائِلُهُمْ: هَؤُلَاءِ أهلُ الْأَرْضِ، قَدْ فَرَغْنَا مِنْهُمْ، بَقِيَ أهلُ السَّمَاءِ. قَالَ: "ثُمَّ يَهُزُّ أَحَدُهُمْ حَرْبَتَهُ، ثُمَّ يَرْمِي بِهَا إِلَى السَّمَاءِ، فَتَرْجِعُ إِلَيْهِ مُخْتَضبَةً دَمًا؛ لِلْبَلَاءِ وَالْفِتْنَةِ. فَبَيْنَمَا هُمْ عَلَى ذَلِكَ إِذْ بَعَثَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ دُودًا فِي أَعْنَاقِهِمْ كنَغَف الْجَرَادِ الَّذِي يَخْرُجُ فِي أَعْنَاقِهِ، فَيُصْبِحُونَ مَوْتًى لَا يُسمَع لَهُمْ حِسٌّ، فَيَقُولُ الْمُسْلِمُونَ: أَلَا رَجُلٌ يَشْري لَنَا نَفْسَهُ، فَيَنْظُرُ مَا فَعَلَ هَذَا الْعَدُوُّ؟ " قَالَ: "فَيَتَجَرَّدُ رَجُلٌ مِنْهُمْ مُحْتَسِبًا نَفْسَهُ، قَدْ أَوْطَنَهَا عَلَى أَنَّهُ مَقْتُولٌ، فَيَنْزِلُ فَيَجِدُهُمْ مَوْتًى، بَعْضُهُمْ عَلَى بَعْضٍ، فَيُنَادِي: يَا مَعْشَرَ الْمُسْلِمِينَ، أَلَا أَبْشِرُوا، إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ قَدْ كَفَاكُمْ عَدُوَّكُمْ، فَيَخْرُجُونَ مِنْ مَدَائِنِهِمْ وَحُصُونِهِمْ ويُسَرِّحون مَوَاشِيَهُمْ، فَمَا يَكُونُ لَهَا رَعْيٌ إِلَّا لُحُومَهُمْ، فَتَشْكر عَنْهُ كَأَحْسَنِ مَا شَكرَت عَنْ شَيْءٍ مِنَ النَّبَاتِ أَصَابَتْهُ قَطُّ.

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ya'qub, telah menceritakan kepada kami ayahku, dari Ibnu Ishaq, dari Asim ibnu Amr ibnu Qatadah, dari Mahmud ibnu Labid, dari Abu Sa'id Al-Khudri r.a. yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar Rasulullah Saw. bersabda, "Bila tembok Ya-juj dan Ma-juj dibuka, maka mereka pergi memasuki dunia manusia, seperti yang disebutkan oleh firman-Nya: 'dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi' (Al-Anbiya: 96) Maka mereka menutupi manusia, sedangkan kaum muslim memisahkan diri dari mereka, bersembunyi di balik benteng kota tempat mereka tinggal dengan membawa ternak mereka. Ya-juj dan Ma-juj meminum habis air mereka, sehingga sebagian dari mereka melewati sebuah sungai yang penuh dengan air, lalu mereka meminum air sungai itu sampai habis hingga sungai kering. Disebutkan bahwa sebagian dari Ya-juj dan Ma-juj sebelum itu pernah melewati sungai tersebut, saat melaluinya di lain waktu mengatakan, "Tadi di tempat ini ada airnya." Dan manakala tiada seorang pun dari manusia yang hidup kecuali mereka yang tinggal di benteng-benteng kota mereka, maka berkatalah Ya-juj dan Ma-juj (yakni juru bicaranya), "Penduduk bumi itu telah kita binasakan semua, sekarang tinggal makhluk yang ada di langit." Kemudian seseorang dari Ya-juj dan Ma-juj mengayun-ayunkan tombaknya, lalu ia lemparkan ke arah langit, dan tombak itu kembali kepadanya (jatuh di hadapannya) dalam keadaan berlumuran darah, sebagai cobaan dan fitnah bagi mereka. Ketika mereka dalam keadaan demikian, maka Allah mengirimkan wabah penyakit berupa ulat pada leher mereka seperti ulat yang menyerang hidung unta. Tidak lama kemudian mereka mati semuanya, tanpa bersuara lagi dan suasana menjadi hening. Kaum muslim berkata, "Adakah seseorang yang bersukarela keluar dari benteng untuk melihat apa yang telah terjadi dengan musuh kita?" Maka turunlah seseorang dari mereka dengan sukarela dan siap untuk mati. Setelah ia turun dari bentengnya, ia menjumpai Ya-juj dan Ma-juj telah binasa semuanya, sebagian dari mereka bertumpang tindih di atas sebagian yang lain. Lalu ia berseru, "Hai kaum muslim, ingatlah, bergembiralah kalian, sesungguhnya Allah Swt. telah membebaskan kalian dari musuh kalian." Maka kaum muslim keluar dari benteng dan kota-kota tempat perlindungan mereka, lalu mereka melepaskan ternaknya, yang ternyata tiada lagi tempat penggembalaan bagi ternak mereka kecuali hanya daging Ya-juj dan Ma-juj. Akan tetapi, ternak mereka merasa senang sekali dengan kesenangan yang jauh melebihi saat menjumpai tumbuh-tumbuhan makanan kebiasaannya.

Ibnu Majah meriwayatkan hadis ini melalui riwayat Yunus ibnu Bukair, dari Ibnu Ishaq dengan sanad yang sama.

Hadis kedua.

قَالَ [الْإِمَامُ] أَحْمَدُ أَيْضًا: حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ بْنُ مُسْلِمٍ أَبُو الْعَبَّاسِ الدِّمَشْقِيُّ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ يَزِيدَ بْنِ جَابِرٍ، حَدَّثَنِي يَحْيَى بْنُ جَابِرٍ الطَّائِيُّ -قَاضِي حِمْصَ-حَدَّثَنِي عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ جُبَير بْنِ نُفَير الْحَضْرَمِيُّ، عَنِ أَبِيهِ، أَنَّهُ سَمِعَ النَّوّاس بْنَ سمْعانَ الْكِلَابِيَّ قَالَ: ذَكَرَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الدَّجَّالَ ذَاتَ غَداة، فخَفَض فِيهِ ورَفَع، حَتَّى ظَنَنَّاهُ فِي طَائِفَةِ النَّخْلِ، [فَلَمَّا رُحْنَا إِلَيْهِ عَرَفَ ذَلِكَ فِي وُجُوهِنَا، فَسَأَلْنَاهُ فَقُلْنَا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، ذَكَرْتَ الدَّجَّالَ الْغَدَاةَ، فَخَفَّضْتَ فِيهِ وَرَفَّعْتَ حَتَّى ظَنَنَّاهُ فِي طَائِفَةِ النَّخْلِ]. فَقَالَ: "غَيْرُ الدَّجَّالِ أخْوَفُني عَلَيْكُمْ، فَإِنْ يَخْرُجْ وَأَنَا فِيكُمْ فَأَنَا حَجِيجُه دُونَكُمْ، وَإِنْ يَخْرُجْ وَلَسْتُ فِيكُمْ فَامْرُؤٌ حَجِيجُ نَفْسِهِ، وَاللَّهُ خَلِيفَتِي عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ: إنه شاب جَعْدُ قَطَط عينه طَافِيَةٌ، وَإِنَّهُ يَخْرُجُ خَلَةَ بَيْنَ الشَّامِ وَالْعِرَاقِ، فَعَاثَ يَمِينًا وَشِمَالًا يَا عِبَادَ اللَّهِ اثْبُتُوا". قُلْنَا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، مَا لُبْثُهُ فِي الْأَرْضِ؟ قَالَ: "أَرْبَعِينَ يَوْمًا، يَوْمٌ كَسَنَةٍ، وَيَوْمٌ كَشَهْرٍ، وَيَوْمٌ كَجُمُعَةٍ، وَسَائِرُ أَيَّامِهِ كَأَيَّامِكُمْ". قُلْنَا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، فَذَاكَ الْيَوْمُ الَّذِي هُوَ كَسَنَةٍ، أَتَكْفِينَا فِيهِ صَلَاةُ يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ؟ قَالَ: "لَا اقْدِرُوا لَهُ قَدْرَهُ". قُلْنَا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، فَمَا إِسْرَاعُهُ فِي الْأَرْضِ؟ قَالَ: "كَالْغَيْثِ اسْتَدْبَرَتْهُ الرِّيحُ". قَالَ: "فَيَمُرُّ بِالْحَيِّ فَيَدْعُوهُمْ فَيَسْتَجِيبُونَ لَهُ، فَيَأْمُرُ السَّمَاءَ فَتُمْطِرُ، وَالْأَرْضَ فَتُنْبِتُ، وَتَرُوحُ عَلَيْهِمْ سَارِحَتُهُمْ وَهِيَ أَطْوَلُ مَا كَانَتْ ذُرَى، وَأَمَدُّهُ خَوَاصِرَ، وَأَسْبَغُهُ ضُرُوعًا. وَيَمُرُّ بِالْحَيِّ فَيَدْعُوهُمْ فَيَرُدُّونَ عَلَيْهِ قولَه، فَتَتْبَعُهُ أَمْوَالُهُمْ، فَيُصْبِحُونَ مُمْحلين، لَيْسَ لَهُمْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ. وَيَمُرُّ بالخَربة فَيَقُولُ لَهَا: أَخْرِجِي كُنُوزَكِ، فَتَتْبَعُهُ كُنُوزُهَا كَيَعَاسِيبِ النَّحْلِ". قَالَ: "وَيَأْمُرُ بِرَجُلٍ فيُقتَل، فَيَضْرِبُهُ بِالسَّيْفِ فَيَقْطَعُهُ جَزْلتين رَمْيَةَ الغَرَض، ثُمَّ يَدْعُوهُ فَيُقْبِلُ إِلَيْهِ [يَتَهَلَّلُ وَجْهُهُ]. فَبَيْنَمَا هُمْ عَلَى ذَلِكَ، إِذْ بَعَثَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ الْمَسِيحَ ابْنَ مَرْيَمَ، فَيَنْزِلُ عِنْدَ الْمَنَارَةِ الْبَيْضَاءِ، شَرْقِيَّ دِمَشْقَ، بَيْنَ مَهْرُودَتَين وَاضِعًا يَدَه عَلَى أَجْنِحَةِ مَلَكين، فَيَتْبَعُهُ فَيُدْرِكُهُ، فَيَقْتُلُهُ عِنْدَ بَابِ لُدّ الشَّرْقِيِّ". قَالَ: "فَبَيْنَمَا هُمْ كَذَلِكَ، إِذْ أَوْحَى اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلَى عِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ: أَنِّي قَدْ أَخْرَجْتُ عِبَادًا مِنْ عِبَادِي لَا يَدَانِ لَكَ بِقِتَالِهِمْ، فَحَوّز عِبَادِي إِلَى الطُّورِ، فَيَبْعَثُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ، وَهُمْ كَمَا قَالَ اللَّهُ: مِنْ كُلِّ حَدَبٍ يَنْسِلُونَ فَيَرْغَبُ عِيسَى وَأَصْحَابُهُ إِلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ، فَيُرْسِلُ اللَّهُ عَلَيْهِمْ نَغَفًا فِي رِقَابِهِمْ، فَيُصْبِحُونَ فَرْسى، كَمَوْتِ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ. فَيَهْبِطُ عِيسَى وَأَصْحَابُهُ، فَلَا يَجِدُونَ فِي الْأَرْضِ بَيْتًا إِلَّا قَدْ مَلَأَهُ زَهَمُهم ونَتْنهُم، فَيَرْغَبُ عِيسَى وَأَصْحَابُهُ إِلَى اللَّهِ، فَيُرْسِلُ عَلَيْهِمْ طَيْرًا كَأَعْنَاقِ البُخْت، فَتَحْمِلُهُمْ فَتَطْرَحُهُمْ حَيْثُ شَاءَ اللَّهُ".قَالَ ابْنُ جَابِرٍ فَحَدَّثَنِي عَطَاءُ بْنُ يَزِيدَ السَّكْسَكيّ، عَنْ كَعْبٍ -أَوْ غَيْرِهِ-قَالَ: فَتَطْرَحُهُمْ بالمَهْبِل. [قَالَ ابْنُ جَابِرٍ: فَقُلْتُ: يَا أَبَا يَزِيدَ، وَأَيْنَ المَهْبِل؟] ، قَالَ: مَطْلَعُ الشَّمْسِ. قَالَ: "وَيُرْسِلُ اللَّهُ مَطَرًا لَا يَكُنَّ مِنْهُ بَيْتُ مَدَر وَلَا وَبَر أَرْبَعِينَ يَوْمًا، فَيَغْسِلُ الْأَرْضَ حَتَّى يَتْرُكَهَا كالزّلَقَةِ، وَيُقَالُ لِلْأَرْضِ: أَنْبِتِي ثَمَرَتَكِ، ورُدي بَرَكَتَكِ". قَالَ: "فَيَوْمَئِذٍ يَأْكُلُ النَّفَرُ مِنَ الرُّمَّانَةِ وَيَسْتَظِلُّونَ بقحْفها، ويُبَارك فِي الرَسْل، حَتَّى إِنَّ اللَّقْحَةَ مِنَ الْإِبِلِ لَتَكْفِي الفِئَامَ مِنَ النَّاسِ، وَاللَّقْحَةَ مِنَ الْبَقَرِ تَكْفِي الْفَخِذَ، وَالشَّاةَ مِنَ الْغَنَمِ تَكْفِي أَهْلَ الْبَيْتِ". قَالَ: "فَبَيْنَمَا هُمْ عَلَى ذَلِكَ (، إِذْ بَعَثَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ رِيحًا طَيِّبَةً تَحْتَ آبَاطِهِمْ، فَتَقْبِضُ رُوحَ كُلِّ مُسْلِمٍ -أَوْ قَالَ: كُلِّ مُؤْمِنٍ-وَيَبْقَى شِرَارُ النَّاسِ يَتَهَارَجُونَ تَهَارُجَ الْحَمِيرِ، وَعَلَيْهِمْ تَقُومُ السَّاعَةُ".

Imam Ahmad telah mengatakan pula, telah menceritakan kepada kami Al-Walid ibnu Muslim, Abul Abbas Ad-Dimasyqi, telah menceritakan kepada kami Abdur Rahman ibnu Yazid ibnu Jabir, telah menceritakan kepadaku Yahya ibnu Jabir At-Ta-i (kadi Himsa), telah menceritakan kepadaku Abdur Rahman ibnu Jubair ibnu Nafir Al-Hadrami, dari ayahnya; ia mendengar An-Nawwas ibnu Sam'an Al-Kalabi mengatakan bahwa pada suatu siang hari Rasulullah Saw. menceritakan tentang Dajjal dengan suara yang terdengar adakalanya rendah dan adakalanya keras, sehingga kami menduga beliau berada di dalam kebun kurma. Nabi Saw. bersabda, "Bukan Dajjal yang aku khawatirkan akan memudaratkan kalian. Karenajika Dajjal muncul, sedangkan aku masih berada di antara kalian, maka akulah yang akan menghadapinya, bukan kalian. Jika dia muncul, sedangkan saya tidak lagi berada di antara kalian, maka setiap orang muslim wajib membela dirinya, dan Allah-lah yang menjaga setiap orang muslim sepeninggalku. Sesungguhnya Dajjal adalah seorang yang berusia muda, berambut keriting, dengan bola mata yang menonjol. Dan sesungguhnya pasukan berkudanya memenuhi kawasan antara negeri Syam dan Irak, lalu menyebar ke segala penjuru. Hai hamba-hamba Allah, berpendirian teguhlah kalian." Kami bertanya, "Wahai Rasulullah, berapa lamakah Dajjal tinggal di bumi?" Rasulullah Saw. menjawab, "Empat puluh hari; sehari ada yang lamanya sama dengan satu tahun, sehari ada yang lamanya sama dengan satu bulan, sehari ada yang lamanya sama dengan satu minggu, sedangkan hari-hari lainnya sama dengan hari-hari kalian sekarang ini." Kami bertanya, "Wahai Rasulullah, tentang sehari yang lamanya sama dengan satu tahun, apakah cukup bagi kita mengerjakan salat sehari semalam di dalamnya?" Rasulullah Saw. bersabda, “Tidak boleh, tetapi tentukanlah perhitungan waktunya oleh kalian." Kami bertanya, "Wahai Rasulullah, bagaimanakah kecepatan perjalanan Dajjal (dan pasukannya) di muka bumi ?" Rasulullah Saw. bersabda, "Seperti hujan yang diiringi dengan angin besar. Lalu melewati suatu kampung, maka Dajjal dan bala tentaranya menyeru mereka. Dan bila mereka menerima seruannya, maka Dajjal memerintahkan kepada langit untuk hujan, lalu turunlah hujan; dan memerintahkan kepada bumi untuk menumbuhkan tetumbuhan, maka tumbuhlah tetumbuhan dengan suburnya, sehingga ternak mereka berkembang dengan pesat dan bertubuh gemuk-gemuk serta berlimpah air susunya. Bila Dajjal melewati suatu kampung dan menyeru mereka, tetapi mereka menolaknya, maka harta benda mereka (yakni ternak mereka) mengikuti Dajjal, sehingga mereka tidak mempunyai harta lagi, tiada sesuatu pun yang tersisa dari milik mereka. Bila Dajjal melewati suatu daerah yang tandus, maka ia berkata, 'Keluarkanlah semua perbendaharaanmu,"maka semua perbendaharaan tanah tandus itu muncul dan mengikutinya bagaikan lebah mengikuti ratunya." Rasulullah Saw. melanjutkan kisahnya, bahwa Dajjal memerintahkan untuk membunuh seorang lelaki, lalu lelaki itu dipukulnya dengan pedang hingga terpotong menjadi dua bagian dalam keadaan terpental jauh. Kemudian Dajjal memanggilnya, ternyata lelaki itu hidup kembali dan datang kepadanya. Ketika Dajjal dan pasukannya dalam keadaan demikian, Allah Swt. menurunkan Al-Masih Isa putra Maryam a.s. Isa turun di menara putih yang ada di sebelah timur kota Dimasyq dengan memakai dua lapis baju berwarna kuning seraya meletakkan kedua tangannya di antara sayap dua malaikat. Lalu Isa putra Maryam mengejar Dajjal dan dapat menjumpainya di pintu gerbang sebelah timur kota Ladd, lalu Dajjal dibunuhnya. Rasulullah Saw. melanjutkan kisahnya, bahwa ketika mereka dalam keadaan demikian (bersama Isa), tiba-tiba Allah menurunkan wahyu-Nya kepada Isa putra Maryam a.s, "Bahwasanya Aku telah mengeluarkan sebagian dari hamba-hamba-Ku yang tidak akan mampu bagimu memerangi mereka, maka selamatkanlah hamba-hamba-Ku yang beriman ke Bukit Tur." Lalu Allah mengeluarkan Ya-juj dan Ma-juj, sebagaimana yang disebutkan oleh firman-Nya: dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi. (Al-Anbiya: 96) Maka Isa dan sahabat-sahabatnya berdoa kepada Allah Swt. dengan penuh harap. Kemudian Allah mengirimkan wabah ulat yang menjangkiti tengkuk Ya-juj dan Ma-juj, sehingga mereka mati semuanya bagaikan matinya seseorang karena wabah tersebut. Isa dan para sahabatnya turun, mereka tidak menjumpai suatu rumah pun melainkan dipenuhi dengan bangkai dan bau busuk Ya-juj dan Ma-juj . Lalu Isa dan para sahabatnya kembali memohon kepada Allah dengan penuh harap (agar dibebaskan dari bencana itu). Maka Allah mengirimkan burung-burung yang besar tiap ekornya sama dengan unta yang paling besar, lalu burung-burung itu membawa bangkai Ya-juj dan Ma-juj untuk membuangnya ke tempat yang dikehendaki oleh Allah.

Ibnu Jabir mengatakan, telah menceritakan kepadaku Ata ibnu Yazid As-Saksaki, dari Ka'b atau lainnya yang mengatakan bahwa burung-burung itu membuang bangkai Ya-juj dan Ma-juj ke Al-Mahyal. Ibnu Jabir bertanya, "Hai Abu Yazid, di manakah Al-Mahyal itu ?" Abu Yazid menjawab, "Tempat terbitnya matahari."

Abu Yazid melanjutkan kisahnya, bahwa lalu Allah menurunkan hujan lebat yang melanda semua bangunan perkotaan dan kampung-kampung selama empat puluh hari tanpa berhenti; hujan itu mencuci bumi sehingga menjadi bersih dan licin. Lalu dikatakan kepada bumi, "Keluarkanlah tumbuh-tumbuhanmu dan keluarkanlah keberkatanmu." Maka pada masa itu satu buah delima dapat mencukupi beberapa orang, mereka dapat bernaung di bawah daunnya. Ternak diberkati pula sehingga perahan susu seekor unta betina dapat mencukupi untuk minum sejumlah besar orang, perahan susu dari seekor sapi betina dapat mencukupi banyak orang, dan perahan susu seekor kambing betina cukup untuk satu keluarga. Ketika mereka dalam keadaan demikian, tiba-tiba Allah Swt. mengirimkan angin yang berbau harum, lalu angin itu menerpa bagian bawah ketiak mereka dan mencabut roh setiap orang muslim, atau setiap orang mukmin. Sehingga yang tertinggal di bumi ini hanyalah orang-orang jahat saja, sikap mereka sama dengan sekumpulan keledai liar, maka hari kiamat terjadi di atas mereka.

Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Muslim secara tunggal, tanpa Imam Bukhari. Imam Bukhari meriwayatkannya bersama pemilik kitab sunnah lainnya melalui berbagai jalur dari Abdur Rahman ibnu Yazid ibnu Jabir dengan sanad yang sama. Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis berpredikat hasan sahih.

Hadis ketiga.

قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بِشْرٍ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَمْرٍو، عَنِ ابْنِ حَرْمَلَة، عَنْ خَالَتِهِ قَالَتْ: خَطَبَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ عَاصِبٌ أصبعُه مِنْ لَدْغَةِ عَقْرب، فَقَالَ: "إِنَّكُمْ تَقُولُونَ: "لَا عَدُوَّ، وَإِنَّكُمْ لَا تَزَالُونَ تُقَاتِلُونَ عَدُوًّا، حَتَّى يَأْتِيَ يَأْجُوجُ وَمَأْجُوجُ عِرَاضُ الْوُجُوهِ، صِغَارُ الْعُيُونِ، صُهْبَ الشِّعَافِ، مِنْ كُلِّ حَدَب يَنْسِلُونَ، كَأَنَّ وُجُوهَهُمُ المَجَانّ المُطرَقة"

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Bisyr, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Amr, dari Ibnu Harmalah, dari bibinya yang mengatakan bahwa rasulullah Saw. berkhotbah yang saat itu membalut jari telunjuknya karena tersengat kalajengking. Beliau bersabda dalam khotbahnya: Sesungguhnya kalian mengatakan bahwa kalian tidak mempunyai musuh lagi, padahal sesungguhnya kalian masih tetap perang dengan musuh, hingga datang Ya-juj dan Ma-juj yang berwajah lebar, bermata sipit, berambut londe. Mereka turun dari setiap tempat yang tinggi, wajah mereka seakan-akan mirip dengan perisai yang ditempa.

Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Ibnu Abu Hatim melalui hadis Muhammad ibnu Amr, dari Khalid ibnu Abdullah ibnu Harmalah Al-Mudalj i, dari seorang bibinya, dari Nabi Saw. Lalu disebutkan lafaz yang semisal dengan hadis di atas.

Hadis keempat.

Dalam tafsir akhir surat Al-A'raf telah disebutkan sebuah hadis melalui riwayat Imam Ahmad, dari Hasyim, dari Al-Awwam, dari Jabalah ibnu Suhaim, dari Marsad ibnu Imarah, dari Ibnu Mas'ud r.a, dari Rasulullah Saw. yang telah bersabda bahwa di malam beliau menjalani isra-nya beliau berdua dengan Nabi Ibrahim, Nabi Musa, dan Nabi Isa.

Mereka berbincang-bincang tentang hari kiamat, lalu mereka menanyakannya kepada Ibrahim, tetapi Ibrahim menjawab, "Saya tidak mempunyai pengetahuan tentangnya." Mereka menanyakannya kepada Musa dan Musa menjawab, "Saya tidak mempunyai pengetahuan tentangnya." Akhirnya mereka menyerahkan masalahnya kepada Isa, dan Isa berkata, "Tentang waktunya, tiada seorang pun yang mengetahuinya selain hanya Allah. Tetapi menurut apa yang telah dijanjikan oleh Tuhanku kepadaku, Dajjal kelak akan muncul, sedangkan di tanganku terpegang dua bilah tombak. Apabila Dajjal melihatku, maka leburlah tubuhnya sebagaimana leburnya timah yang dipanaskan." Isa melanjutkan kisahnya, bahwa Allah membinasakan Dajjal. Manakala Dajjal melihatnya, sehingga sesungguhnya batu-batuan dan pepohonan dapat berbicara, "Hai orang muslim, sesungguhnya di bawahku bersembunyi orang kafir, maka kemarilah dan bunuhlah dia!" Allah membinasakan bala tentara Dajjal, kemudian manusia kembali ke negeri dan tanah airnya masing-masing.

Setelah itu muncullah Ya-juj dan Ma-juj, mereka berdatangan dari semua tempat yang tinggi dengan cepatnya, lalu menginjak-injak negeri manusia. Tidak sekali-kali mereka mendatangi sesuatu tempat, melainkan mereka binasakan tempat itu. Dan tidak sekali-kali mereka melewati sumber air, melainkan mereka meminumnya sampai kering.

Isa a.s. melanjutkan kisahnya, "Setelah itu manusia kembali ke negerinya masing-masing (bersembunyi) untuk menghindari kejahatan Ya-juj dan Ma-juj. Mereka mengadu kepadaku tentang kejahatan Ya-juj dan Ma-juj, maka aku berdoa kepada Allah untuk kebinasaan Ya-juj dan Ma-juj. Akhirnya Allah membinasakan mereka dan menumpas habis mereka sehingga bumi ini cemar berat karena bangkai mereka yang baunya sangat busuk. Kemudian Allah menurunkan hujan lebat yang menyapu bersih semua bangkai mereka, lalu menghanyutkannya ke laut.

Isa a.s. mengatakan bahwa menurut apa yang dijanjikan oleh Tuhannya kepadanya, bilamana masa itu telah berlalu, maka kejadian hari kiamat sama dengan seorang wanita yang telah mengandung tua, keluarganya tidak mengetahui bilakah si wanita itu memberikan kejutan kepada mereka dengan kelahiran seorang bayi, apakah di malam hari ataukah di siang hari?

Ibnu Majah meriwayatkan hadis ini dari Muhammad ibnu Basysyar, dari Yazid ibnu Harun, dari Al-Awwam ibnu Hausyab dengan sanad yang sama dan lafaz yang semisal; tetapi ada tambahannya, yaitu Al-Awwam mengatakan bahwa hal yang membenarkannya berada di dalam Kitabulldh melalui firman-Nya: Hingga apabila dibukakan (tembok) Ya-juj dan Ma-juj, dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi. (Al-Anbiya: 96)

Ibnu Jarir sehubungan dengan masalah ini telah meriwayatkan melalui hadis Jabalah dengan sanad yang sama. Hadis-hadis yang menceritakan tentang hal ini banyak sekali, begitu pula asar-asar yang bersumber dari ulama Salaf.

Ibnu Jarir dan Ibnu Abu Hatim telah meriwayatkan melalui hadis Ma'mar, dari banyak orang, dari Humaid ibnu Hilal, dari Abus Saif yang mengatakan, Ka'b pernah mengatakan bahwa bilamana akan tiba saat keluarnya Ya-juj dan Ma-juj, mereka melubangi tembok itu dengan kapak (peralatan) yang mereka miliki, sehingga orang-orang yang tinggal di balik tembok itu dapat mendengar suara kapak mereka. Bilamana hari telah petang dan malam akan tiba, maka Allah menjadikan lisan seseorang dari mereka (Ya-juj dan Ma-juj) berbicara, "Kita datang lagi besok untuk meneruskannya." Pada keesokan harinya mereka berangkat menuju ke tembok itu, dan mereka menjumpai tembok itu telah diutuhkan kembali oleh Allah seperti semula sebelum dilubangi. Maka mereka menggali (melubanginya) kembali sehingga manusia yang tinggal di balik tembok mereka dapat mendengar suara kapak mereka. Bilamana malam tiba, Allah menjadikan lisan seseorang dari mereka mengatakan, "Kita akan ulangi lagi galian ini besok, insya Allah." Pada keesokan harinya mereka datang, dan ternyata mereka menjumpainya dalam keadaan seperti mereka tinggalkan kemarin (berkat perkataan insya Allah mereka, pent.) Mereka meneruskan pekerjaannya sehingga tembok itu dapat mereka jebol, dan mereka keluar dari tembok itu. Gelombang pertama dari mereka melewati sebuah danau, maka mereka meminum air danau itu sampai kering. Kemudian gelombang kedua keluar, lalu mereka menjilati lumpur danau itu. Gelombang ketiga keluar dan melewati tempat danau itu, lalu mereka berkata, "Dahulu di sini pernah ada airnya." Manusia lari dari mereka, tiada sesuatu pun yang dapat menahan serbuan mereka.

Kemudian mereka (Ya-juj dan Ma-juj) mengarahkan anak panahnya ke langit, lalu melepaskannya dan anak-anak panah mereka kembali ke bumi dalam keadaan berlumuran darah. Mereka berkata, "Kita telah kalahkan penduduk bumi dan penduduk langit."

Maka Nabi Isa a.s. mendoakan kebinasaan mereka seraya mengatakan dalam doanya, "Ya Allah, tiada kekuatan dan tiada upaya bagi kami untuk menghadapi mereka, maka lindungilah kami dari mereka dengan apa yang Engkau kehendaki." Lalu Allah menimpakan kepada mereka wabah penyakit ulat yang dikenal dengan nama 'ulat penyakit unta'. Wabah itu menggerogoti tengkuk mereka hingga mereka binasa semuanya. Lalu Allah mengirimkan burung-burung yang membawa bangkai mereka dengan paruh dan cakarnya, kemudian melemparkan mereka ke laut.

Setelah itu Allah mengirimkan hujan yang diberi nama 'hujan kehidupan'. Dengan hujan itu Allah membersihkan bumi dan menjadikannya mengeluarkan tetumbuhannya kembali, sehingga satu buah delima dapat mengenyangkan seisi rumah. Ketika ditanyakan kepada Ka'b apa yang dimaksud dengan seisi rumah, Ka'b menjawab satu keluarga.

Ka'b melanjutkan kisahnya, bahwa ketika manusia dalam keadaan hidup makmur seperti itu, tiba-tiba terdengarlah suara yang meminta tolong, menyerukan bahwa Zus Suwaiqataini (bangsa yang berbetis panjang) sedang merusak Ka'bah.

Ka'b melanjutkan kisahnya, bahwa lalu Isa putra Maryam berangkat bersama sejumlah pasukan yang terdiri atas tujuh ratus orang atau antara tujuh ratus sampai delapan ratus orang personel (untuk memerangi Zus Suwaiqataini). Tetapi ketika mereka sampai di tengah perjalanan, Allah mengirimkan angin Yamaniyah yang berbau harum; lalu angin itu mencabut semua roh orang mukmin, sehingga yang tinggal di bumi ini hanyalah orang-orang yang jahatnya saja, mereka hidup bagaikan hewan ternak. Maka saat hari kiamat bila mencapai tahap tersebut sama dengan saat seseorang sedang menunggu kudanya yang akan melahirkan, ia tidak mengetahui jam berapakah kudanya akan melahirkan.

Ka'b mengatakan, "Barang siapa yang mengatakan sesuatu yang lain sesudah ceritaku ini atau sesudah mendapat pengetahuan dariku, maka dia mempertanggungjawabkan perbuatannya."

Kisah ini merupakan kisah yang paling baik dari Ka'b Al-Ahbar, mengingat ada bukti yang menguatkannya dari hadis-hadis yang sahih.

Di dalam hadis telah disebutkan bahwa Isa putra Maryam melakukan ibadah haji di Baitullah Al-'Atiq.

قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ دَاوُدَ، حَدَّثَنَا عِمْرَانُ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي عُتبَةَ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "ليُحَجَّنَّ هَذَا الْبَيْتَ، وليُعْتَمَرنّ بَعْدَ خروج يأجوج ومأجوج"

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Sulaiman ibnu Daud, telah menceritakan kepada kami Imran, dari Qatadah, dari Abdullah ibnu Abu Atabah, dari Abu Sa'id yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Sesungguhnya dia (Isa putra Maryam) benar-benar akan melakukan haji di Baitullah dan sesungguhnya dia benar-benar akan berumrah sesudah munculnya Ya-juj dan Ma-juj.

Imam Bukhari mengetengahkan hadis ini secara tunggal.

*******************

Firman Allah Swt.:

وَاقْتَرَبَ الْوَعْدُ الْحَقُّ

Dan telah dekatlah kedatangan janji yang benar. (Al-Anbiya: 97)

Yakni hari kiamat. Bilamana telah terjadi huru-hara, keguncangan dan kekacauan tersebut, maka hari kiamat telah dekat. Dan bilamana hari kiamat terjadi, maka orang-orang kafir yang hidup di masa itu berkata, "Ini adalah hari yang sangat sulit." Karena itulah dalam firman selanjutnya disebutkan:

فَإِذَا هِيَ شَاخِصَةٌ أَبْصَارُ الَّذِينَ كَفَرُوا

maka tiba-tiba terbelalaklah mata orang-orang yang kafir. (Al-Anbiya: 97)

karena kengerian mereka yang sangat saat menyaksikan peristiwa-peristiwa yang besar di hari kiamat itu.

يَا وَيْلَنَا

Aduhai, celakalah kami. (Al-Anbiya: 97)

Yaitu mereka berkata, "Aduhai, celakalah kami,"

قَدْ كُنَّا فِي غَفْلَةٍ مِنْ هَذَا

Sesungguhnya kami adalah dalam kelalaian tentang ini. (Al-Anbiya: 97)

Maksudnya, saat mereka di dunia melalaikan adanya hari kiamat.

بَلْ كُنَّا ظَالِمِينَ

bahkan kami adalah orang-orang yang zalim. (Al-Anbiya: 97)

Mereka mengakui kezaliman mereka terhadap dirinya sendiri. Tetapi nasi sudah menjadi bubur, hal itu tidak dapat menolong mereka.


حَتَّىٰٓ إِذَا فُتِحَتْ يَأْجُوجُ وَمَأْجُوجُ وَهُم مِّن كُلِّ حَدَبٍۢ يَنسِلُونَ 96

(96) Hingga apabila dibukakan (tembok) Ya'juj dan Ma'juj, dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi.

(96) 

Firman Allah Swt.:

حَتَّى إِذَا فُتِحَتْ يَأْجُوجُ وَمَأْجُوجُ

Hingga apabila dibukakan (tembok) Ya-juj dan Ma-juj. (Al-Anbiya: 96)

Dalam pembahasan yang terdahulu telah kami jelaskan bahwa Ya-juj dan Ma-juj adalah keturunan Adam a.s, juga termasuk keturunan Nabi Nuh (yaitu anak-anak Yafis, orang tua bangsa Turki; dan bangsa Turki adalah sebagian kecil dari mereka): Ya-juj dan Ma-juj ditinggalkan di balik tembok penghalang yang dibangun oleh Zul Qarnain. Sesudah membangunnya Zul Qarnain berkata, seperti yang disebutkan oleh firman-Nya:

هَذَا رَحْمَةٌ مِنْ رَبِّي فَإِذَا جَاءَ وَعْدُ رَبِّي جَعَلَهُ دَكَّاءَ وَكَانَ وَعْدُ رَبِّي حَقًّا. وَتَرَكْنَا بَعْضَهُمْ يَوْمَئِذٍ يَمُوجُ فِي بَعْضٍ وَنُفِخَ فِي الصُّورِ فَجَمَعْنَاهُمْ جَمْعًا

Dinding ini adalah rahmat dari Tuhanku, maka apabila sudah datang janji Tuhanku, Dia akan menjadikannya hancur luluh; dan janji Tuhanku itu adalah benar. Kami biarkan mereka di hari itu bercampur aduk antara satu dengan yang lain. (Al-Kahfi: 98-99), hingga akhir ayat.

Dan dalam ayat berikut ini disebutkan oleh firman-Nya:

حَتَّى إِذَا فُتِحَتْ يَأْجُوجُ وَمَأْجُوجُ وَهُمْ مِنْ كُلِّ حَدَبٍ يَنْسِلُونَ

Hingga apabila dibukakan (tembok) Ya-juj dan Ma-juj, dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi. (Al-Anbiya: 96)

Yakni mereka berjalan dengan cepat untuk membuat kerusakan di muka bumi manusia. Al-hadab artinya dataran tinggi, menurut Ibnu Abbas, Ikrimah, Abu Saleh, As-Sauri, dan lain-lainnya. Demikianlah gambaran tentang sikap mereka saat keluar dari tembok penjaranya, pendengar dibawa seakan-akan menyaksikan peristiwa tersebut.

وَلا يُنَبِّئُكَ مِثْلُ خَبِيرٍ

dan tidak ada yang dapat memberikan keterangan kepadamu sebagai­mana yang diberikan oleh Yang Maha Mengetahui. (Fathir: 14)

Berita ini dari Tuhan Yang mengetahui apa yang telah lalu dan apa yang akan datang, Yang mengetahui apa yang tersembunyi di langit dan di bumi, tidak ada Tuhan selain Dia.

Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Musanna, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Jafar, telah menceritakan kepada kami Syu'bah, dari Abdullah ibnu Abu Yazid yang mengatakan bahwa Ibnu Abbas melihat anak-anak sedang berlari-lari; sebagian dari mereka mengejar sebagian yang lain bermain-main. Lalu Ibnu Abbas berkata, "Seperti itulah Ya-juj dan Ma-juj saat keluar dari temboknya."

Di dalam banyak hadis yang bersumber dari Nabi Saw. banyak disebutkan kisah keluarnya Ya-juj dan Ma-juj, seperti yang akan dikemukakan berikut ini:

Hadis pertama.

قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا يَعْقُوبُ، حَدَّثَنَا أَبِي، عَنِ ابْنِ إِسْحَاقَ، عَنْ عَاصِمِ بْنِ عُمَر بْنِ قَتَادَةَ، عن محمود بن لَبيد، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: "يُفتَح يأجوجُ ومأجوجُ، فَيَخْرُجُونَ كَمَا قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ": [وَهُمْ] مِنْ كُلِّ حَدَبٍ يَنْسِلُونَ ، فيغشونَ النَّاسَ، وَيَنْحَازُ الْمُسْلِمُونَ عَنْهُمْ إِلَى مَدَائِنِهِمْ وَحُصُونِهِمْ، وَيَضُمُّونَ إِلَيْهِمْ مواشيَهم، وَيَشْرَبُونَ مِيَاهَ الْأَرْضِ، حَتَّى أَنَّ بعضَهم لَيَمُرُّ بِالنَّهْرِ، فَيَشْرَبُونَ مَا فِيهِ حَتَّى يَتْرُكُوهُ يَبَسا، حَتَّى أَنَّ مَنْ بَعْدَهُمْ لَيَمُرُّ بِذَلِكَ النَّهْرِ فَيَقُولُ: قَدْ كَانَ هَاهُنَا مَاءٌ مَرَّةً حَتَّى إِذَا لَمْ يبقَ مِنَ النَّاسِ أَحَدٌ إِلَّا أحدٌ فِي حِصْنٍ أَوْ مَدِينَةٍ قَالَ قَائِلُهُمْ: هَؤُلَاءِ أهلُ الْأَرْضِ، قَدْ فَرَغْنَا مِنْهُمْ، بَقِيَ أهلُ السَّمَاءِ. قَالَ: "ثُمَّ يَهُزُّ أَحَدُهُمْ حَرْبَتَهُ، ثُمَّ يَرْمِي بِهَا إِلَى السَّمَاءِ، فَتَرْجِعُ إِلَيْهِ مُخْتَضبَةً دَمًا؛ لِلْبَلَاءِ وَالْفِتْنَةِ. فَبَيْنَمَا هُمْ عَلَى ذَلِكَ إِذْ بَعَثَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ دُودًا فِي أَعْنَاقِهِمْ كنَغَف الْجَرَادِ الَّذِي يَخْرُجُ فِي أَعْنَاقِهِ، فَيُصْبِحُونَ مَوْتًى لَا يُسمَع لَهُمْ حِسٌّ، فَيَقُولُ الْمُسْلِمُونَ: أَلَا رَجُلٌ يَشْري لَنَا نَفْسَهُ، فَيَنْظُرُ مَا فَعَلَ هَذَا الْعَدُوُّ؟ " قَالَ: "فَيَتَجَرَّدُ رَجُلٌ مِنْهُمْ مُحْتَسِبًا نَفْسَهُ، قَدْ أَوْطَنَهَا عَلَى أَنَّهُ مَقْتُولٌ، فَيَنْزِلُ فَيَجِدُهُمْ مَوْتًى، بَعْضُهُمْ عَلَى بَعْضٍ، فَيُنَادِي: يَا مَعْشَرَ الْمُسْلِمِينَ، أَلَا أَبْشِرُوا، إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ قَدْ كَفَاكُمْ عَدُوَّكُمْ، فَيَخْرُجُونَ مِنْ مَدَائِنِهِمْ وَحُصُونِهِمْ ويُسَرِّحون مَوَاشِيَهُمْ، فَمَا يَكُونُ لَهَا رَعْيٌ إِلَّا لُحُومَهُمْ، فَتَشْكر عَنْهُ كَأَحْسَنِ مَا شَكرَت عَنْ شَيْءٍ مِنَ النَّبَاتِ أَصَابَتْهُ قَطُّ.

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ya'qub, telah menceritakan kepada kami ayahku, dari Ibnu Ishaq, dari Asim ibnu Amr ibnu Qatadah, dari Mahmud ibnu Labid, dari Abu Sa'id Al-Khudri r.a. yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar Rasulullah Saw. bersabda, "Bila tembok Ya-juj dan Ma-juj dibuka, maka mereka pergi memasuki dunia manusia, seperti yang disebutkan oleh firman-Nya: 'dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi' (Al-Anbiya: 96) Maka mereka menutupi manusia, sedangkan kaum muslim memisahkan diri dari mereka, bersembunyi di balik benteng kota tempat mereka tinggal dengan membawa ternak mereka. Ya-juj dan Ma-juj meminum habis air mereka, sehingga sebagian dari mereka melewati sebuah sungai yang penuh dengan air, lalu mereka meminum air sungai itu sampai habis hingga sungai kering. Disebutkan bahwa sebagian dari Ya-juj dan Ma-juj sebelum itu pernah melewati sungai tersebut, saat melaluinya di lain waktu mengatakan, "Tadi di tempat ini ada airnya." Dan manakala tiada seorang pun dari manusia yang hidup kecuali mereka yang tinggal di benteng-benteng kota mereka, maka berkatalah Ya-juj dan Ma-juj (yakni juru bicaranya), "Penduduk bumi itu telah kita binasakan semua, sekarang tinggal makhluk yang ada di langit." Kemudian seseorang dari Ya-juj dan Ma-juj mengayun-ayunkan tombaknya, lalu ia lemparkan ke arah langit, dan tombak itu kembali kepadanya (jatuh di hadapannya) dalam keadaan berlumuran darah, sebagai cobaan dan fitnah bagi mereka. Ketika mereka dalam keadaan demikian, maka Allah mengirimkan wabah penyakit berupa ulat pada leher mereka seperti ulat yang menyerang hidung unta. Tidak lama kemudian mereka mati semuanya, tanpa bersuara lagi dan suasana menjadi hening. Kaum muslim berkata, "Adakah seseorang yang bersukarela keluar dari benteng untuk melihat apa yang telah terjadi dengan musuh kita?" Maka turunlah seseorang dari mereka dengan sukarela dan siap untuk mati. Setelah ia turun dari bentengnya, ia menjumpai Ya-juj dan Ma-juj telah binasa semuanya, sebagian dari mereka bertumpang tindih di atas sebagian yang lain. Lalu ia berseru, "Hai kaum muslim, ingatlah, bergembiralah kalian, sesungguhnya Allah Swt. telah membebaskan kalian dari musuh kalian." Maka kaum muslim keluar dari benteng dan kota-kota tempat perlindungan mereka, lalu mereka melepaskan ternaknya, yang ternyata tiada lagi tempat penggembalaan bagi ternak mereka kecuali hanya daging Ya-juj dan Ma-juj. Akan tetapi, ternak mereka merasa senang sekali dengan kesenangan yang jauh melebihi saat menjumpai tumbuh-tumbuhan makanan kebiasaannya.

Ibnu Majah meriwayatkan hadis ini melalui riwayat Yunus ibnu Bukair, dari Ibnu Ishaq dengan sanad yang sama.

Hadis kedua.

قَالَ [الْإِمَامُ] أَحْمَدُ أَيْضًا: حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ بْنُ مُسْلِمٍ أَبُو الْعَبَّاسِ الدِّمَشْقِيُّ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ يَزِيدَ بْنِ جَابِرٍ، حَدَّثَنِي يَحْيَى بْنُ جَابِرٍ الطَّائِيُّ -قَاضِي حِمْصَ-حَدَّثَنِي عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ جُبَير بْنِ نُفَير الْحَضْرَمِيُّ، عَنِ أَبِيهِ، أَنَّهُ سَمِعَ النَّوّاس بْنَ سمْعانَ الْكِلَابِيَّ قَالَ: ذَكَرَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الدَّجَّالَ ذَاتَ غَداة، فخَفَض فِيهِ ورَفَع، حَتَّى ظَنَنَّاهُ فِي طَائِفَةِ النَّخْلِ، [فَلَمَّا رُحْنَا إِلَيْهِ عَرَفَ ذَلِكَ فِي وُجُوهِنَا، فَسَأَلْنَاهُ فَقُلْنَا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، ذَكَرْتَ الدَّجَّالَ الْغَدَاةَ، فَخَفَّضْتَ فِيهِ وَرَفَّعْتَ حَتَّى ظَنَنَّاهُ فِي طَائِفَةِ النَّخْلِ]. فَقَالَ: "غَيْرُ الدَّجَّالِ أخْوَفُني عَلَيْكُمْ، فَإِنْ يَخْرُجْ وَأَنَا فِيكُمْ فَأَنَا حَجِيجُه دُونَكُمْ، وَإِنْ يَخْرُجْ وَلَسْتُ فِيكُمْ فَامْرُؤٌ حَجِيجُ نَفْسِهِ، وَاللَّهُ خَلِيفَتِي عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ: إنه شاب جَعْدُ قَطَط عينه طَافِيَةٌ، وَإِنَّهُ يَخْرُجُ خَلَةَ بَيْنَ الشَّامِ وَالْعِرَاقِ، فَعَاثَ يَمِينًا وَشِمَالًا يَا عِبَادَ اللَّهِ اثْبُتُوا". قُلْنَا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، مَا لُبْثُهُ فِي الْأَرْضِ؟ قَالَ: "أَرْبَعِينَ يَوْمًا، يَوْمٌ كَسَنَةٍ، وَيَوْمٌ كَشَهْرٍ، وَيَوْمٌ كَجُمُعَةٍ، وَسَائِرُ أَيَّامِهِ كَأَيَّامِكُمْ". قُلْنَا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، فَذَاكَ الْيَوْمُ الَّذِي هُوَ كَسَنَةٍ، أَتَكْفِينَا فِيهِ صَلَاةُ يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ؟ قَالَ: "لَا اقْدِرُوا لَهُ قَدْرَهُ". قُلْنَا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، فَمَا إِسْرَاعُهُ فِي الْأَرْضِ؟ قَالَ: "كَالْغَيْثِ اسْتَدْبَرَتْهُ الرِّيحُ". قَالَ: "فَيَمُرُّ بِالْحَيِّ فَيَدْعُوهُمْ فَيَسْتَجِيبُونَ لَهُ، فَيَأْمُرُ السَّمَاءَ فَتُمْطِرُ، وَالْأَرْضَ فَتُنْبِتُ، وَتَرُوحُ عَلَيْهِمْ سَارِحَتُهُمْ وَهِيَ أَطْوَلُ مَا كَانَتْ ذُرَى، وَأَمَدُّهُ خَوَاصِرَ، وَأَسْبَغُهُ ضُرُوعًا. وَيَمُرُّ بِالْحَيِّ فَيَدْعُوهُمْ فَيَرُدُّونَ عَلَيْهِ قولَه، فَتَتْبَعُهُ أَمْوَالُهُمْ، فَيُصْبِحُونَ مُمْحلين، لَيْسَ لَهُمْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ. وَيَمُرُّ بالخَربة فَيَقُولُ لَهَا: أَخْرِجِي كُنُوزَكِ، فَتَتْبَعُهُ كُنُوزُهَا كَيَعَاسِيبِ النَّحْلِ". قَالَ: "وَيَأْمُرُ بِرَجُلٍ فيُقتَل، فَيَضْرِبُهُ بِالسَّيْفِ فَيَقْطَعُهُ جَزْلتين رَمْيَةَ الغَرَض، ثُمَّ يَدْعُوهُ فَيُقْبِلُ إِلَيْهِ [يَتَهَلَّلُ وَجْهُهُ]. فَبَيْنَمَا هُمْ عَلَى ذَلِكَ، إِذْ بَعَثَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ الْمَسِيحَ ابْنَ مَرْيَمَ، فَيَنْزِلُ عِنْدَ الْمَنَارَةِ الْبَيْضَاءِ، شَرْقِيَّ دِمَشْقَ، بَيْنَ مَهْرُودَتَين وَاضِعًا يَدَه عَلَى أَجْنِحَةِ مَلَكين، فَيَتْبَعُهُ فَيُدْرِكُهُ، فَيَقْتُلُهُ عِنْدَ بَابِ لُدّ الشَّرْقِيِّ". قَالَ: "فَبَيْنَمَا هُمْ كَذَلِكَ، إِذْ أَوْحَى اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلَى عِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ: أَنِّي قَدْ أَخْرَجْتُ عِبَادًا مِنْ عِبَادِي لَا يَدَانِ لَكَ بِقِتَالِهِمْ، فَحَوّز عِبَادِي إِلَى الطُّورِ، فَيَبْعَثُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ، وَهُمْ كَمَا قَالَ اللَّهُ: مِنْ كُلِّ حَدَبٍ يَنْسِلُونَ فَيَرْغَبُ عِيسَى وَأَصْحَابُهُ إِلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ، فَيُرْسِلُ اللَّهُ عَلَيْهِمْ نَغَفًا فِي رِقَابِهِمْ، فَيُصْبِحُونَ فَرْسى، كَمَوْتِ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ. فَيَهْبِطُ عِيسَى وَأَصْحَابُهُ، فَلَا يَجِدُونَ فِي الْأَرْضِ بَيْتًا إِلَّا قَدْ مَلَأَهُ زَهَمُهم ونَتْنهُم، فَيَرْغَبُ عِيسَى وَأَصْحَابُهُ إِلَى اللَّهِ، فَيُرْسِلُ عَلَيْهِمْ طَيْرًا كَأَعْنَاقِ البُخْت، فَتَحْمِلُهُمْ فَتَطْرَحُهُمْ حَيْثُ شَاءَ اللَّهُ".قَالَ ابْنُ جَابِرٍ فَحَدَّثَنِي عَطَاءُ بْنُ يَزِيدَ السَّكْسَكيّ، عَنْ كَعْبٍ -أَوْ غَيْرِهِ-قَالَ: فَتَطْرَحُهُمْ بالمَهْبِل. [قَالَ ابْنُ جَابِرٍ: فَقُلْتُ: يَا أَبَا يَزِيدَ، وَأَيْنَ المَهْبِل؟] ، قَالَ: مَطْلَعُ الشَّمْسِ. قَالَ: "وَيُرْسِلُ اللَّهُ مَطَرًا لَا يَكُنَّ مِنْهُ بَيْتُ مَدَر وَلَا وَبَر أَرْبَعِينَ يَوْمًا، فَيَغْسِلُ الْأَرْضَ حَتَّى يَتْرُكَهَا كالزّلَقَةِ، وَيُقَالُ لِلْأَرْضِ: أَنْبِتِي ثَمَرَتَكِ، ورُدي بَرَكَتَكِ". قَالَ: "فَيَوْمَئِذٍ يَأْكُلُ النَّفَرُ مِنَ الرُّمَّانَةِ وَيَسْتَظِلُّونَ بقحْفها، ويُبَارك فِي الرَسْل، حَتَّى إِنَّ اللَّقْحَةَ مِنَ الْإِبِلِ لَتَكْفِي الفِئَامَ مِنَ النَّاسِ، وَاللَّقْحَةَ مِنَ الْبَقَرِ تَكْفِي الْفَخِذَ، وَالشَّاةَ مِنَ الْغَنَمِ تَكْفِي أَهْلَ الْبَيْتِ". قَالَ: "فَبَيْنَمَا هُمْ عَلَى ذَلِكَ (، إِذْ بَعَثَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ رِيحًا طَيِّبَةً تَحْتَ آبَاطِهِمْ، فَتَقْبِضُ رُوحَ كُلِّ مُسْلِمٍ -أَوْ قَالَ: كُلِّ مُؤْمِنٍ-وَيَبْقَى شِرَارُ النَّاسِ يَتَهَارَجُونَ تَهَارُجَ الْحَمِيرِ، وَعَلَيْهِمْ تَقُومُ السَّاعَةُ".

Imam Ahmad telah mengatakan pula, telah menceritakan kepada kami Al-Walid ibnu Muslim, Abul Abbas Ad-Dimasyqi, telah menceritakan kepada kami Abdur Rahman ibnu Yazid ibnu Jabir, telah menceritakan kepadaku Yahya ibnu Jabir At-Ta-i (kadi Himsa), telah menceritakan kepadaku Abdur Rahman ibnu Jubair ibnu Nafir Al-Hadrami, dari ayahnya; ia mendengar An-Nawwas ibnu Sam'an Al-Kalabi mengatakan bahwa pada suatu siang hari Rasulullah Saw. menceritakan tentang Dajjal dengan suara yang terdengar adakalanya rendah dan adakalanya keras, sehingga kami menduga beliau berada di dalam kebun kurma. Nabi Saw. bersabda, "Bukan Dajjal yang aku khawatirkan akan memudaratkan kalian. Karenajika Dajjal muncul, sedangkan aku masih berada di antara kalian, maka akulah yang akan menghadapinya, bukan kalian. Jika dia muncul, sedangkan saya tidak lagi berada di antara kalian, maka setiap orang muslim wajib membela dirinya, dan Allah-lah yang menjaga setiap orang muslim sepeninggalku. Sesungguhnya Dajjal adalah seorang yang berusia muda, berambut keriting, dengan bola mata yang menonjol. Dan sesungguhnya pasukan berkudanya memenuhi kawasan antara negeri Syam dan Irak, lalu menyebar ke segala penjuru. Hai hamba-hamba Allah, berpendirian teguhlah kalian." Kami bertanya, "Wahai Rasulullah, berapa lamakah Dajjal tinggal di bumi?" Rasulullah Saw. menjawab, "Empat puluh hari; sehari ada yang lamanya sama dengan satu tahun, sehari ada yang lamanya sama dengan satu bulan, sehari ada yang lamanya sama dengan satu minggu, sedangkan hari-hari lainnya sama dengan hari-hari kalian sekarang ini." Kami bertanya, "Wahai Rasulullah, tentang sehari yang lamanya sama dengan satu tahun, apakah cukup bagi kita mengerjakan salat sehari semalam di dalamnya?" Rasulullah Saw. bersabda, “Tidak boleh, tetapi tentukanlah perhitungan waktunya oleh kalian." Kami bertanya, "Wahai Rasulullah, bagaimanakah kecepatan perjalanan Dajjal (dan pasukannya) di muka bumi ?" Rasulullah Saw. bersabda, "Seperti hujan yang diiringi dengan angin besar. Lalu melewati suatu kampung, maka Dajjal dan bala tentaranya menyeru mereka. Dan bila mereka menerima seruannya, maka Dajjal memerintahkan kepada langit untuk hujan, lalu turunlah hujan; dan memerintahkan kepada bumi untuk menumbuhkan tetumbuhan, maka tumbuhlah tetumbuhan dengan suburnya, sehingga ternak mereka berkembang dengan pesat dan bertubuh gemuk-gemuk serta berlimpah air susunya. Bila Dajjal melewati suatu kampung dan menyeru mereka, tetapi mereka menolaknya, maka harta benda mereka (yakni ternak mereka) mengikuti Dajjal, sehingga mereka tidak mempunyai harta lagi, tiada sesuatu pun yang tersisa dari milik mereka. Bila Dajjal melewati suatu daerah yang tandus, maka ia berkata, 'Keluarkanlah semua perbendaharaanmu,"maka semua perbendaharaan tanah tandus itu muncul dan mengikutinya bagaikan lebah mengikuti ratunya." Rasulullah Saw. melanjutkan kisahnya, bahwa Dajjal memerintahkan untuk membunuh seorang lelaki, lalu lelaki itu dipukulnya dengan pedang hingga terpotong menjadi dua bagian dalam keadaan terpental jauh. Kemudian Dajjal memanggilnya, ternyata lelaki itu hidup kembali dan datang kepadanya. Ketika Dajjal dan pasukannya dalam keadaan demikian, Allah Swt. menurunkan Al-Masih Isa putra Maryam a.s. Isa turun di menara putih yang ada di sebelah timur kota Dimasyq dengan memakai dua lapis baju berwarna kuning seraya meletakkan kedua tangannya di antara sayap dua malaikat. Lalu Isa putra Maryam mengejar Dajjal dan dapat menjumpainya di pintu gerbang sebelah timur kota Ladd, lalu Dajjal dibunuhnya. Rasulullah Saw. melanjutkan kisahnya, bahwa ketika mereka dalam keadaan demikian (bersama Isa), tiba-tiba Allah menurunkan wahyu-Nya kepada Isa putra Maryam a.s, "Bahwasanya Aku telah mengeluarkan sebagian dari hamba-hamba-Ku yang tidak akan mampu bagimu memerangi mereka, maka selamatkanlah hamba-hamba-Ku yang beriman ke Bukit Tur." Lalu Allah mengeluarkan Ya-juj dan Ma-juj, sebagaimana yang disebutkan oleh firman-Nya: dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi. (Al-Anbiya: 96) Maka Isa dan sahabat-sahabatnya berdoa kepada Allah Swt. dengan penuh harap. Kemudian Allah mengirimkan wabah ulat yang menjangkiti tengkuk Ya-juj dan Ma-juj, sehingga mereka mati semuanya bagaikan matinya seseorang karena wabah tersebut. Isa dan para sahabatnya turun, mereka tidak menjumpai suatu rumah pun melainkan dipenuhi dengan bangkai dan bau busuk Ya-juj dan Ma-juj . Lalu Isa dan para sahabatnya kembali memohon kepada Allah dengan penuh harap (agar dibebaskan dari bencana itu). Maka Allah mengirimkan burung-burung yang besar tiap ekornya sama dengan unta yang paling besar, lalu burung-burung itu membawa bangkai Ya-juj dan Ma-juj untuk membuangnya ke tempat yang dikehendaki oleh Allah.

Ibnu Jabir mengatakan, telah menceritakan kepadaku Ata ibnu Yazid As-Saksaki, dari Ka'b atau lainnya yang mengatakan bahwa burung-burung itu membuang bangkai Ya-juj dan Ma-juj ke Al-Mahyal. Ibnu Jabir bertanya, "Hai Abu Yazid, di manakah Al-Mahyal itu ?" Abu Yazid menjawab, "Tempat terbitnya matahari."

Abu Yazid melanjutkan kisahnya, bahwa lalu Allah menurunkan hujan lebat yang melanda semua bangunan perkotaan dan kampung-kampung selama empat puluh hari tanpa berhenti; hujan itu mencuci bumi sehingga menjadi bersih dan licin. Lalu dikatakan kepada bumi, "Keluarkanlah tumbuh-tumbuhanmu dan keluarkanlah keberkatanmu." Maka pada masa itu satu buah delima dapat mencukupi beberapa orang, mereka dapat bernaung di bawah daunnya. Ternak diberkati pula sehingga perahan susu seekor unta betina dapat mencukupi untuk minum sejumlah besar orang, perahan susu dari seekor sapi betina dapat mencukupi banyak orang, dan perahan susu seekor kambing betina cukup untuk satu keluarga. Ketika mereka dalam keadaan demikian, tiba-tiba Allah Swt. mengirimkan angin yang berbau harum, lalu angin itu menerpa bagian bawah ketiak mereka dan mencabut roh setiap orang muslim, atau setiap orang mukmin. Sehingga yang tertinggal di bumi ini hanyalah orang-orang jahat saja, sikap mereka sama dengan sekumpulan keledai liar, maka hari kiamat terjadi di atas mereka.

Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Muslim secara tunggal, tanpa Imam Bukhari. Imam Bukhari meriwayatkannya bersama pemilik kitab sunnah lainnya melalui berbagai jalur dari Abdur Rahman ibnu Yazid ibnu Jabir dengan sanad yang sama. Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis berpredikat hasan sahih.

Hadis ketiga.

قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بِشْرٍ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَمْرٍو، عَنِ ابْنِ حَرْمَلَة، عَنْ خَالَتِهِ قَالَتْ: خَطَبَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ عَاصِبٌ أصبعُه مِنْ لَدْغَةِ عَقْرب، فَقَالَ: "إِنَّكُمْ تَقُولُونَ: "لَا عَدُوَّ، وَإِنَّكُمْ لَا تَزَالُونَ تُقَاتِلُونَ عَدُوًّا، حَتَّى يَأْتِيَ يَأْجُوجُ وَمَأْجُوجُ عِرَاضُ الْوُجُوهِ، صِغَارُ الْعُيُونِ، صُهْبَ الشِّعَافِ، مِنْ كُلِّ حَدَب يَنْسِلُونَ، كَأَنَّ وُجُوهَهُمُ المَجَانّ المُطرَقة"

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Bisyr, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Amr, dari Ibnu Harmalah, dari bibinya yang mengatakan bahwa rasulullah Saw. berkhotbah yang saat itu membalut jari telunjuknya karena tersengat kalajengking. Beliau bersabda dalam khotbahnya: Sesungguhnya kalian mengatakan bahwa kalian tidak mempunyai musuh lagi, padahal sesungguhnya kalian masih tetap perang dengan musuh, hingga datang Ya-juj dan Ma-juj yang berwajah lebar, bermata sipit, berambut londe. Mereka turun dari setiap tempat yang tinggi, wajah mereka seakan-akan mirip dengan perisai yang ditempa.

Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Ibnu Abu Hatim melalui hadis Muhammad ibnu Amr, dari Khalid ibnu Abdullah ibnu Harmalah Al-Mudalj i, dari seorang bibinya, dari Nabi Saw. Lalu disebutkan lafaz yang semisal dengan hadis di atas.

Hadis keempat.

Dalam tafsir akhir surat Al-A'raf telah disebutkan sebuah hadis melalui riwayat Imam Ahmad, dari Hasyim, dari Al-Awwam, dari Jabalah ibnu Suhaim, dari Marsad ibnu Imarah, dari Ibnu Mas'ud r.a, dari Rasulullah Saw. yang telah bersabda bahwa di malam beliau menjalani isra-nya beliau berdua dengan Nabi Ibrahim, Nabi Musa, dan Nabi Isa.

Mereka berbincang-bincang tentang hari kiamat, lalu mereka menanyakannya kepada Ibrahim, tetapi Ibrahim menjawab, "Saya tidak mempunyai pengetahuan tentangnya." Mereka menanyakannya kepada Musa dan Musa menjawab, "Saya tidak mempunyai pengetahuan tentangnya." Akhirnya mereka menyerahkan masalahnya kepada Isa, dan Isa berkata, "Tentang waktunya, tiada seorang pun yang mengetahuinya selain hanya Allah. Tetapi menurut apa yang telah dijanjikan oleh Tuhanku kepadaku, Dajjal kelak akan muncul, sedangkan di tanganku terpegang dua bilah tombak. Apabila Dajjal melihatku, maka leburlah tubuhnya sebagaimana leburnya timah yang dipanaskan." Isa melanjutkan kisahnya, bahwa Allah membinasakan Dajjal. Manakala Dajjal melihatnya, sehingga sesungguhnya batu-batuan dan pepohonan dapat berbicara, "Hai orang muslim, sesungguhnya di bawahku bersembunyi orang kafir, maka kemarilah dan bunuhlah dia!" Allah membinasakan bala tentara Dajjal, kemudian manusia kembali ke negeri dan tanah airnya masing-masing.

Setelah itu muncullah Ya-juj dan Ma-juj, mereka berdatangan dari semua tempat yang tinggi dengan cepatnya, lalu menginjak-injak negeri manusia. Tidak sekali-kali mereka mendatangi sesuatu tempat, melainkan mereka binasakan tempat itu. Dan tidak sekali-kali mereka melewati sumber air, melainkan mereka meminumnya sampai kering.

Isa a.s. melanjutkan kisahnya, "Setelah itu manusia kembali ke negerinya masing-masing (bersembunyi) untuk menghindari kejahatan Ya-juj dan Ma-juj. Mereka mengadu kepadaku tentang kejahatan Ya-juj dan Ma-juj, maka aku berdoa kepada Allah untuk kebinasaan Ya-juj dan Ma-juj. Akhirnya Allah membinasakan mereka dan menumpas habis mereka sehingga bumi ini cemar berat karena bangkai mereka yang baunya sangat busuk. Kemudian Allah menurunkan hujan lebat yang menyapu bersih semua bangkai mereka, lalu menghanyutkannya ke laut.

Isa a.s. mengatakan bahwa menurut apa yang dijanjikan oleh Tuhannya kepadanya, bilamana masa itu telah berlalu, maka kejadian hari kiamat sama dengan seorang wanita yang telah mengandung tua, keluarganya tidak mengetahui bilakah si wanita itu memberikan kejutan kepada mereka dengan kelahiran seorang bayi, apakah di malam hari ataukah di siang hari?

Ibnu Majah meriwayatkan hadis ini dari Muhammad ibnu Basysyar, dari Yazid ibnu Harun, dari Al-Awwam ibnu Hausyab dengan sanad yang sama dan lafaz yang semisal; tetapi ada tambahannya, yaitu Al-Awwam mengatakan bahwa hal yang membenarkannya berada di dalam Kitabulldh melalui firman-Nya: Hingga apabila dibukakan (tembok) Ya-juj dan Ma-juj, dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi. (Al-Anbiya: 96)

Ibnu Jarir sehubungan dengan masalah ini telah meriwayatkan melalui hadis Jabalah dengan sanad yang sama. Hadis-hadis yang menceritakan tentang hal ini banyak sekali, begitu pula asar-asar yang bersumber dari ulama Salaf.

Ibnu Jarir dan Ibnu Abu Hatim telah meriwayatkan melalui hadis Ma'mar, dari banyak orang, dari Humaid ibnu Hilal, dari Abus Saif yang mengatakan, Ka'b pernah mengatakan bahwa bilamana akan tiba saat keluarnya Ya-juj dan Ma-juj, mereka melubangi tembok itu dengan kapak (peralatan) yang mereka miliki, sehingga orang-orang yang tinggal di balik tembok itu dapat mendengar suara kapak mereka. Bilamana hari telah petang dan malam akan tiba, maka Allah menjadikan lisan seseorang dari mereka (Ya-juj dan Ma-juj) berbicara, "Kita datang lagi besok untuk meneruskannya." Pada keesokan harinya mereka berangkat menuju ke tembok itu, dan mereka menjumpai tembok itu telah diutuhkan kembali oleh Allah seperti semula sebelum dilubangi. Maka mereka menggali (melubanginya) kembali sehingga manusia yang tinggal di balik tembok mereka dapat mendengar suara kapak mereka. Bilamana malam tiba, Allah menjadikan lisan seseorang dari mereka mengatakan, "Kita akan ulangi lagi galian ini besok, insya Allah." Pada keesokan harinya mereka datang, dan ternyata mereka menjumpainya dalam keadaan seperti mereka tinggalkan kemarin (berkat perkataan insya Allah mereka, pent.) Mereka meneruskan pekerjaannya sehingga tembok itu dapat mereka jebol, dan mereka keluar dari tembok itu. Gelombang pertama dari mereka melewati sebuah danau, maka mereka meminum air danau itu sampai kering. Kemudian gelombang kedua keluar, lalu mereka menjilati lumpur danau itu. Gelombang ketiga keluar dan melewati tempat danau itu, lalu mereka berkata, "Dahulu di sini pernah ada airnya." Manusia lari dari mereka, tiada sesuatu pun yang dapat menahan serbuan mereka.

Kemudian mereka (Ya-juj dan Ma-juj) mengarahkan anak panahnya ke langit, lalu melepaskannya dan anak-anak panah mereka kembali ke bumi dalam keadaan berlumuran darah. Mereka berkata, "Kita telah kalahkan penduduk bumi dan penduduk langit."

Maka Nabi Isa a.s. mendoakan kebinasaan mereka seraya mengatakan dalam doanya, "Ya Allah, tiada kekuatan dan tiada upaya bagi kami untuk menghadapi mereka, maka lindungilah kami dari mereka dengan apa yang Engkau kehendaki." Lalu Allah menimpakan kepada mereka wabah penyakit ulat yang dikenal dengan nama 'ulat penyakit unta'. Wabah itu menggerogoti tengkuk mereka hingga mereka binasa semuanya. Lalu Allah mengirimkan burung-burung yang membawa bangkai mereka dengan paruh dan cakarnya, kemudian melemparkan mereka ke laut.

Setelah itu Allah mengirimkan hujan yang diberi nama 'hujan kehidupan'. Dengan hujan itu Allah membersihkan bumi dan menjadikannya mengeluarkan tetumbuhannya kembali, sehingga satu buah delima dapat mengenyangkan seisi rumah. Ketika ditanyakan kepada Ka'b apa yang dimaksud dengan seisi rumah, Ka'b menjawab satu keluarga.

Ka'b melanjutkan kisahnya, bahwa ketika manusia dalam keadaan hidup makmur seperti itu, tiba-tiba terdengarlah suara yang meminta tolong, menyerukan bahwa Zus Suwaiqataini (bangsa yang berbetis panjang) sedang merusak Ka'bah.

Ka'b melanjutkan kisahnya, bahwa lalu Isa putra Maryam berangkat bersama sejumlah pasukan yang terdiri atas tujuh ratus orang atau antara tujuh ratus sampai delapan ratus orang personel (untuk memerangi Zus Suwaiqataini). Tetapi ketika mereka sampai di tengah perjalanan, Allah mengirimkan angin Yamaniyah yang berbau harum; lalu angin itu mencabut semua roh orang mukmin, sehingga yang tinggal di bumi ini hanyalah orang-orang yang jahatnya saja, mereka hidup bagaikan hewan ternak. Maka saat hari kiamat bila mencapai tahap tersebut sama dengan saat seseorang sedang menunggu kudanya yang akan melahirkan, ia tidak mengetahui jam berapakah kudanya akan melahirkan.

Ka'b mengatakan, "Barang siapa yang mengatakan sesuatu yang lain sesudah ceritaku ini atau sesudah mendapat pengetahuan dariku, maka dia mempertanggungjawabkan perbuatannya."

Kisah ini merupakan kisah yang paling baik dari Ka'b Al-Ahbar, mengingat ada bukti yang menguatkannya dari hadis-hadis yang sahih.

Di dalam hadis telah disebutkan bahwa Isa putra Maryam melakukan ibadah haji di Baitullah Al-'Atiq.

قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ دَاوُدَ، حَدَّثَنَا عِمْرَانُ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي عُتبَةَ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "ليُحَجَّنَّ هَذَا الْبَيْتَ، وليُعْتَمَرنّ بَعْدَ خروج يأجوج ومأجوج"

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Sulaiman ibnu Daud, telah menceritakan kepada kami Imran, dari Qatadah, dari Abdullah ibnu Abu Atabah, dari Abu Sa'id yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Sesungguhnya dia (Isa putra Maryam) benar-benar akan melakukan haji di Baitullah dan sesungguhnya dia benar-benar akan berumrah sesudah munculnya Ya-juj dan Ma-juj.

Imam Bukhari mengetengahkan hadis ini secara tunggal.

*******************



وَٱقْتَرَبَ ٱلْوَعْدُ ٱلْحَقُّ فَإِذَا هِىَ شَٰخِصَةٌ أَبْصَٰرُ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ يَٰوَيْلَنَا قَدْ كُنَّا فِى غَفْلَةٍۢ مِّنْ هَٰذَا بَلْ كُنَّا ظَٰلِمِينَ 97

(97) Dan telah dekatlah kedatangan janji yang benar (hari berbangkit), maka tiba-tiba terbelalaklah mata orang-orang yang kafir. (Mereka berkata): "Aduhai, celakalah kami, sesungguhnya kami adalah dalam kelalaian tentang ini, bahkan kami adalah orang-orang yang zalim".

(97) 

Firman Allah Swt.:

وَاقْتَرَبَ الْوَعْدُ الْحَقُّ

Dan telah dekatlah kedatangan janji yang benar. (Al-Anbiya: 97)

Yakni hari kiamat. Bilamana telah terjadi huru-hara, keguncangan dan kekacauan tersebut, maka hari kiamat telah dekat. Dan bilamana hari kiamat terjadi, maka orang-orang kafir yang hidup di masa itu berkata, "Ini adalah hari yang sangat sulit." Karena itulah dalam firman selanjutnya disebutkan:

فَإِذَا هِيَ شَاخِصَةٌ أَبْصَارُ الَّذِينَ كَفَرُوا

maka tiba-tiba terbelalaklah mata orang-orang yang kafir. (Al-Anbiya: 97)

karena kengerian mereka yang sangat saat menyaksikan peristiwa-peristiwa yang besar di hari kiamat itu.

يَا وَيْلَنَا

Aduhai, celakalah kami. (Al-Anbiya: 97)

Yaitu mereka berkata, "Aduhai, celakalah kami,"

قَدْ كُنَّا فِي غَفْلَةٍ مِنْ هَذَا

Sesungguhnya kami adalah dalam kelalaian tentang ini. (Al-Anbiya: 97)

Maksudnya, saat mereka di dunia melalaikan adanya hari kiamat.

بَلْ كُنَّا ظَالِمِينَ

bahkan kami adalah orang-orang yang zalim. (Al-Anbiya: 97)

Mereka mengakui kezaliman mereka terhadap dirinya sendiri. Tetapi nasi sudah menjadi bubur, hal itu tidak dapat menolong mereka.


إِنَّكُمْ وَمَا تَعْبُدُونَ مِن دُونِ ٱللَّهِ حَصَبُ جَهَنَّمَ أَنتُمْ لَهَا وَٰرِدُونَ 98

(98) Sesungguhnya kamu dan apa yang kamu sembah selain Allah, adalah umpan Jahannam, kamu pasti masuk ke dalamnya.

(98) 

Allah Swt. berfirman, ditujukan kepada penduduk Mekah dari kalangan orang-orang musyrik Quraisy dan para pengikutnya yang menyembah berhala seperti mereka.

إِنَّكُمْ وَمَا تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ حَصَبُ جَهَنَّمَ

Sesungguhnya kalian dan apa yang kalian sembah selain Allah adalah umpan Jahanam. (Al-Anbiya: 98)

Ibnu Abbas mengatakan yang dimaksud dengan hasab ialah bahan bakar yang menambah besar api Jahanam. Sama halnya dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:

وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ

yang bahan bakarnya manusia dan batu. (Al-Baqarah: 24)

Ibnu Abbas telah mengatakan pula bahwa hasabu jahannam artinya pepohonan neraka Jahanam.

Menurut riwayat yang lainnya, hasabu jahannam artinya kayu bakar neraka Jahanam dengan bahasa orang-orang Indian.

Mujahid dan Ikrimah serta Qatadah mengatakan kayu bakarnya, dan hal yang sama telah disebutkan di dalam qiraat Ali dan Aisyah r.a. Ad-Dahhak mengatakan bahwa hasabu jahannam artinya sesuatu yang diumpankan kepada neraka Jahanam. Hal yang sama telah dikatakan oleh yang lainnya, pada kesimpulannya makna masing-masing berdekatan.

Firman Allah Swt.:

أَنْتُمْ لَهَا وَارِدُونَ

Kalian pasti masuk ke dalamnya. (Al-Anbiya: 98)

Artinya, kalian pasti memasukinya.

لَوْ كَانَ هَؤُلاءِ آلِهَةً مَا وَرَدُوهَا

Andaikata berhala-berhala itu Tuhan, tentulah mereka tidak masuk neraka. (Al-Anbiya: 99)

Yakni seandainya berhala-berhala dan sekutu-sekutu itu yang kalian sembah selain Allah adalah benar sebagai tuhan-tuhan tentulah mereka tidak akan masuk neraka.

وَكُلٌّ فِيهَا خَالِدُونَ

Dan semuanya akan kekal di dalamnya. (Al-Anbiya: 99)

Yakni para penyembah dan semua yang mereka sembah (selain Allah) berada di dalam neraka untuk selama-lamanya.

لَهُمْ فِيهَا زَفِيرٌ

Mereka merintih di dalam api. (Al-Anbiyai 1)

Semakna dengan apa yang disebutkan di dalam ayat lain melalui firman Allah Swt.:

لَهُمْ فِيهَا زَفِيرٌ وَشَهِيقٌ

di dalamnya mereka mengeluarkan dan menarik napas (dengan merintih). (Hud: 16)

dan mereka di dalamnya tidak bisa mendengar. (Al-Anbiya: 1)

Yang dimaksud dengan zafir ialah embusan napas, sedangkan yang dimaksud dengan syahiq ialah tarikan nanas.

Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Ali ibnu Muhammad At-Tanafisi, telah menceritakan kepada kami Ibnu Fudail, telah menceritakan kepada kami Abdur Rahman Al-Mas'udi, dari ayahnya yang mengatakan bahwa ibnu Mas'ud r.a. pernah berkata, "Apabila yang tertinggal di dalam neraka hanyalah orang-orang yang ditakdirkan kekal di dalamnya, maka mereka dimasukkan ke dalam peti-peti dari api yang dipaku dengan api pula mengunci mereka. Tiada seorang pun yang melihat mereka sedang diazab kecuali orang-orang yang bersangkutan sendiri." Kemudian Abdullah ibnu Mas'ud membaca firman-Nya: Mereka merintih di dalam api dan mereka di dalamnya tidak bisa mendengar. (Al-Anbiya: 1)

Ibnu Mas'ud r.a. membacanya layusma'un, yakni suara rintihan mereka di dalam neraka tidak dapat didengar (pent).

Ibnu Jarir meriwayatkannya melalui hadis Hajjaj ibnu Muhammad, dari Al-Mas'udi, dari Yunus ibnu Hibban, dari Ibnu Mas'ud, lalu disebutkan hal yang semisal.

*******************

Firman Allah Swt.:

إِنَّ الَّذِينَ سَبَقَتْ لَهُمْ مِنَّا الْحُسْنَى

Bahwasanya orang-orang yang telah ada untuk mereka ketetapan yang baik dari Kami. (Al-Anbiya: 11)

Menurut Ikrimah, kebaikan itu berupa rahmat. Sedangkan menurut yang lain adalah kebahagiaan.

أُولَئِكَ عَنْهَا مُبْعَدُونَ

mereka itu dijauhkan dari neraka. (Al-Anbiya: 11)

Setelah menceritakan keadaan ahli neraka dan siksaan yang dialami mereka karena kemusyrikan mereka kepada Allah, lalu Allah mengiringinya dengan kisah tentang orang-orang yang berbahagia, yaitu orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka adalah orang-orang yang telah ditetapkan kebahagiaannya oleh Allah, berkat amal-amal saleh yang telah mereka kerjakan selama di dunia. Seperti yang disebutkan dalam ayat lain oleh firman-Nya:

لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا الْحُسْنَى وَزِيَادَةٌ

Bagi orang-orang yang berbuat baik ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya. (Yunus: 26)

هَلْ جَزَاءُ الإحْسَانِ إِلا الإحْسَانُ

Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula). (Ar-Rahman: 6)

Sebagaimana mereka telah berbuat kebaikan di dunia, maka Allah berbuat baik pula saat kepulangan mereka, juga memberi mereka pahala serta menyelamatkan mereka dari azab dan memberikan kepada mereka pahala yang berlimpah. Untuk itu Allah Swt. berfirman:

أُولَئِكَ عَنْهَا مُبْعَدُونَ. لَا يَسْمَعُونَ حَسِيسَهَا

mereka itu dijauhkan dari neraka, mereka tidak mendengar sedikit pun suara api neraka. (Al-Anbiya: 11-12)

Yakni mereka tidak mendengar suara apinya yang membakar tubuh-tubuh yang ada di dalamnya.

Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Ammar, telah menceritakan kepada kami Affan, telah menceritakan kepada kami Hammad ibnu Salamah, dari ayahnya, dari Abu Usman Al-Hariri, dari Abu Usman sehubungan dengan makna firman-Nya: mereka tidak mendengar sedikit pun suara api neraka. (Al-Anbiya: 12) Yaitu suara ular-ularnya yang ada di atas Sirat mematuki ahli neraka. Bila ular-ular itu mematuki mereka, ia mengeluarkan suara tertentu.

*******************

Firman Allah Swt.:

وَهُمْ فِي مَا اشْتَهَتْ أَنْفُسُهُمْ خَالِدُونَ

dan mereka kekal dalam menikmati apa yang diingini oleh jiwa mereka. (Al-Anbiya: 12)

Allah menyelamatkan mereka dari semua yang dihindari dan yang dibenci, juga memberikan kepada mereka semua yang diminta dan yang disukai.

Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Abu Syuraih, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnul Hasan ibnu Abu Yazid Al-Hamdani, dari Lais ibnu Abu Sulaim, dari anak paman An-Nu'man Ibnu Basyir, dari An-Nu'man ibnu Basyir yang mengatakan bahwa ia pernah begadang bersama Ali di suatu malam, lalu Ali membaca firman-Nya: Bahwasanya orang-orang yang telah ada untuk mereka ketetapan yang baik dari Kami, mereka itu dijauhkan dari neraka. (Al-Anbiya: 11) Lalu Ali berkata, bahwa ia dan Umar termasuk dari mereka, Usman termasuk dari mereka, juga Talhah dan Abdur Rahman. Atau Ali menyebutkan bahwa Sa'd termasuk dari mereka. An-Nu'man ibnu Basyir melanjutkan kisahnya, bahwa tidak lama kemudian salat didirikan, lalu Ali bangkit; yang menurut seingat An-Nu'man, Ali menyeret kainnya seraya membaca firman-Nya: mereka tidak mendengar sedikit pun suara api neraka. (Al-Anbiya-12)

Syu'bah telah meriwayatkan dari Abu Bisyr, dari Yusuf Al-Makki, dari Muhammad ibnu Hatib yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar Ali mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Bahwasanya orang-orang yang telah ada untuk mereka ketetapan yang baik dari Kami. (Al-Anbiya: 11), hingga akhir ayat. Bahwa Usman dan teman-temannya termasuk dari kalangan mereka yang disebutkan dalam ayat ini.

Ibnu Abu Hatim telah meriwayatkan pula asar ini.

Ibnu Jarir meriwayatkannya melalui hadis Yusuf ibnu Sa'd, bukan Ibnu Mahik, dari Muhammad ibnu Hatib, dari Ali, lalu disebutkan asar yang sama, tetapi teksnya mengatakan bahwa Usman termasuk dari kalangan mereka.

Ali ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan firman-Nya: Bahwasanya orang-orang yang telah ada untuk mereka ketetapan yang baik dari Kami, mereka itu dijauhkan dari neraka. (Al-Anbiya: 11) Mereka adalah kekasih-kekasih Allah, mereka melalui Sirat dengan kecepatan yang lebih cepat daripada kilat, lalu yang tertinggal adalah orang-orang kafir, mereka berada di neraka dalam keadaan berlutut. Takwil ini sependapat dengan apa yang telah kami sebutkan di atas. Ulama lainnya mengatakan bahwa bahkan ayat ini diturunkan berkenaan dengan pengecualian dari mereka yang disembah.

Dikecualikan dari mereka Uzair dan Al-Masih Isa putra Maryam, seperti yang telah dikatakan oleh Hajjaj ibnu Muhammad Al-A'war, dari Ibnu Juraij dan Usman, dari Ata, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: Sesungguhnya kalian dan apa yang kalian sembah selain Allah adalah umpan Jahanam, kalian pasti masuk ke dalamnya. (Al-Anbiya: 98) Kemudian dikecualikan melalui firman-Nya: Bahwasanya orang-orang yang telah ada untuk mereka ketetapan yang baik dari Kami. (Al-Anbiya: 11)

Menurut suatu pendapat, mereka adalah para malaikat, Isa, dan lain sebagainya yang disembah-sembah selain Allah Swt. Hal yang sama telah dikatakan oleh Ikrimah, Al-Hasan, dan Ibnu Juraij.

Ad-Dahhak telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: Bahwasanya orang-orang yang telah ada untuk mereka ketetapan yang baik dari Kami. (Al-Anbiya: 11) Bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan Isa putra Maryam dan Uzair a.s.

Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Al-Husain ibnu Isa ibnu Maisarah, telah menceritakan kepada kami Abu Zuhair, telah menceritakan kepada kami Sa'id ibnu Tarif, dari Al-Asbag, dari Ali sehubungan dengan makna firman-Nya: Bahwasanya orang-orang yang telah ada untuk mereka ketetapan yang baik dari Kami. (Al-Anbiya: 11) Yang dimaksud adalah segala sesuatu yang disembah selain Allah dimasukkan ke dalam neraka kecuali matahari, bulan, dan Isa putra Maryam. Akan tetapi, sanad riwayat ini lemah.

Ibnu Abu Nujaih telah meriwayatkan dari Mujahid sehubungan dengan makna firman-Nya: Mereka itu dijauhkan dari neraka. (Al-Anbiya: 11) Yaitu Isa, Uzair, dan malaikat.

Ad-Dahhak mengatakan bahwa mereka adalah Isa, Maryam, malaikat, matahari, dan bulan.

Hal yang sama telah diriwayatkan dari Sa'id ibnu Jubair dan Abu Saleh serta lain-lainnya yang bukan hanya seorang.

Sehubungan dengan hal ini Ibnu Abu Hatim telah meriwayatkan hadis yang garib sekali. Untuk itu ia mengatakan, telah menceritakan kepada kami Al-Fadl ibnu Ya'qub Al-Mirkhani, telah menceritakan kepada kami Sa'id ibnu Maslamah ibnu Abdul Malik, telah menceritakan kepada kami Al-Lais ibnu Abu Sulaim, dari Mugis, dari Abu Hurairah, dari Nabi Saw. sehubungan dengan makna firman-Nya: Bahwasanya orang-orang yang telah ada untuk mereka ketetapan yang baik dari Kami, mereka itu dijauhkan dari neraka. (Al-Anbiya: 11) Bahwa mereka adalah Isa, Uzair, dan malaikat. Sebagian dari mereka ada yang menuturkan kisah Ibnuz Za'bari dan perdebatan kaum musyrik.

Abu Bakar ibnu Murdawaih mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Ali ibnu Sahl, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Hasan Al-Anmati, telah menceritakan kepada kami Ibrahim ibnu Muhammad ibnu Ur'urah, telah menceritakan kepada kami Yazid ibnu Abu Hakim, telah menceritakan kepada kami Al-Hakam (yakni Ibnu Aban), dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa Abdullah ibnuz Za'bari datang kepada Nabi Saw, lalu ia berkata, "Apakah engkau menduga bahwa Allah telah menurunkan kepadamu ayat ini," yaitu firman-Nya;. Sesungguhnya kalian dan apa yang kalian sembah selain Allah adalah umpan Jahanam, kalian pasti masuk ke dalamnya. (Al-Anbiya: 98) Ibnuz Za'bari mengatakan, "Aku telah menyembah matahari, bulan, malaikat, Uzair, dan Isa putra Maryam. Mereka semuanya dimasukkan ke dalam neraka bersama dengan sembahan-sembahan kami." Maka turunlah firman-Nya: Dan tatkala putra Maryam (Isa) dijadikan perumpamaan, tiba-tiba kaumnya (Quraisy) bersorak karenanya. Dan mereka berkata, "Manakah yang lebih baik, tuhan-tuhan kami atau dia (Isa)?" Mereka tidak memberikan perumpamaan itu kepadamu, melainkan dengan maksud membantah saja, sebenarnya mereka adalah kaum yang suka bertengkar. (Az-Zukhruf: 57-58) Kemudian turunlah firman Allah Swt. yang mengatakan: Bahwasanya orang-orang yang telah ada untuk mereka ketetapan yang baik dari Kami, mereka itu dijauhkan dari neraka. (Al--Anbiya: 11)

Al-Hafiz Abu Abdullah telah meriwayatkan hadis ini di dalam kitabnya yang berjudul Al-Ahadisul Mukhtarah.

Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Qubaisah ibnu Uqbah, telah menceritakan kepada kami Sufyan (yakni As-Sauri), dari Al-A'masy, dari teman-temannya, dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa ketika diturunkan ayat ini, yaitu firman-Nya: Sesungguhnya kalian dan apa yang kalian sembah selain Allah adalah umpan Jahanam, kalian pasti masuk ke dalamnya. (Al-Anbiya: 98) Orang-orang musyrik berkata bahwa para malaikat, Uzair, dan Isa termasuk yang disembah selain Allah. Maka turunlah firman-Nya: Andaikata berhala-berhala itu Tuhan, tentulah mereka tidak masuk neraka. (Al-Anbiya: 99) Yakni tuhan-tuhan yang mereka sembah itu. Dan semuanya akan kekal di dalamnya. (Al-Anbiya: 99)

Telah diriwayatkan pula hal yang semisal dari Abu Kadinah, dari Ata ibnus Sa'ib, dari Sa'id ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas. Ibnu Abbas mengatakan bahwa lalu turunlah ayat berikut: Bahwasanya orang-orang yang telah ada untuk mereka ketetapan yang baik dari Kami, mereka itu dijauhkan dari neraka. (Al-Anbiya: 11)

Muhammad ibnu Ishaq ibnu Yasar rahimahullah telah mengatakan di dalam Kitabus Sirah-nya, bahwa menurut berita yang sampai kepadaku Rasulullah Saw. di suatu hari duduk bersama Al-Walidah ibnul Mugirah di masjid. Lalu datanglah An-Nadr ibnul Haris dan ikut duduk bergabung bersama mereka di dalam masjid sejumlah lelaki dari kaum Quraisy. Rasulullah Saw. berbicara, lalu dibantah oleh An-Nadr ibnul Haris. Maka Rasulullah Saw. mendebatnya hingga An-Nadr bungkam, lalu beliau membacakan ayat berikut kepadanya, yaitu firman-Nya: Sesungguhnya kalian dan apa yang kalian sembah selain Allah adalah umpan Jahanam, kalian pasti masuk ke dalamnya. (Al-Anbiya: 98) sampai dengan firman-Nya: dan mereka di dalamnya tidak bisa mendengar. (Al-Anbiya: 1) Kemudian Rasulullah Saw. bangkit berdiri. Sesudah itu datanglah Abdullah ibnuz Zab'ari As-Sahmi, lalu duduk bersama mereka. Al-Walid ibnul Mugirah berkata kepada Abdullah ibnuz Zab'ari, "Demi Allah, tadi An-Nadr ibnul Haris tidak dapat menjawab Ibnu Abdul Muttalib (yakni Nabi Saw.). Muhammad menduga bahwa kami dan tuhan-tuhan sesembahan kami ini (saat itu mereka berada di Masjidil Haram yang masih penuh dengan berhala-berhala, pent.) menjadi umpan neraka." Maka Abdullah ibnuz Zab'ari mengatakan, "Demi Allah, sekiranya saya berdua dengannya, tentulah saya akan mendebatnya. Maka tanyakanlah kepada Muhammad bahwa semua yang disembah selain Allah dimasukkan ke dalam neraka Jahanam bersama-sama orang-orang yang menyembah­nya. Dan kita menyembah malaikat, orang-orang Yahudi menyembah Uzair, dan orang-orang Nasrani menyembah Al-Masih Isa putra Maryam (berarti semuanya dimasukkan ke neraka)?" Maka Al-Walid dan orang-orang yang ada di majelis itu bersamanya merasa kagum dengan perkataan Abdullah ibnuz Zab'ari. Mereka menilai bahwa Az-Zab'ari dapat mengalahkan hujah Muhammad. Ketika hal itu diceritakan kepada Rasulullah Saw, maka beliau Saw. bersabda:

كُلُّ مَنْ أحَبَّ أَنْ يُعْبَدَ مِنْ دُونِ اللَّهِ فَهُوَ مَعَ مَنْ عَبَدَهُ، إِنَّهُمْ إِنَّمَا يَعْبُدُونَ الشَّيَاطِينَ وَمَنْ أمَرَتْهُم بِعِبَادَتِهِ.

Setiap orang yang suka disembah selain Allah, maka dia dikumpulkan bersama orang-orang yang menyembahnya. Sesungguhnya mereka hanya menyembah setan dan mengikuti orang yang memerintahkan mereka agar menyembahnya.

Lalu Allah menurunkan firman-Nya:

إِنَّ الَّذِينَ سَبَقَتْ لَهُمْ مِنَّا الْحُسْنَى أُولَئِكَ عَنْهَا مُبْعَدُونَ. لا يَسْمَعُونَ حَسِيسَهَا وَهُمْ فِي مَا اشْتَهَتْ أَنْفُسُهُمْ خَالِدُونَ

Bahwasanya orang-orang yang telah ada untuk mereka ketetapan yang baik dari Kami, mereka dijauhkan dari neraka, mereka tidak mendengar sedikit pun suara api neraka, dan mereka kekal dalam menikmati apa yang diingini oleh jiwa mereka. (Al-Anbiya: 11-12)

Yakni mereka adalah Isa, Uzair. para rahib, dan para pendeta yang mereka sembah, padahal mereka adalah orang-orang yang taat kepada Allah; setelah mereka mati, orang-orang yang sesat dari kalangan kaumnya lalu menjadikan mereka sebagai tuhan-tuhan selain Allah yang mereka sembah-sembah. Telah diturunkan pula sehubungan dengan penuturan mereka (orang-orang musyrik) yang mengatakan bahwa mereka menyembah malaikat, dan bahwa malaikat itu adalah anak-anak perempuan Allah, yaitu firman-Nya: Dan mereka berkata, "Tuhan Yang Maha Pemurah telah mengambil (mempunyai) anak.” Mahasuci Allah. Sebenarnya (malaikat-malaikat itu) adalah hamba-hamba yang dimuliakan. (Al-Anbiya: 26) sampai dengan firman-Nya: Dan barang siapa di antara mereka mengatakan, "Sesungguhnya aku adalah tuhan selain dari Allah, " maka orang itu Kami beri balasan dengan Jahanam, demikian Kami memberikan pembalasan kepada orang-orang zalim. (Al-Anbiya: 29)

Telah diturunkan pula wahyu Allah yang menyebutkan bahwa Isa putra Maryam disembah selain Allah, demikianlah kata Az-Zab'ari yang membuat Al-Walid dan orang-orang yang bersamanya merasa kagum dengan bantahan yang dikemukakannya.

وَلَمَّا ضُرِبَ ابْنُ مَرْيَمَ مَثَلا إِذَا قَوْمُكَ مِنْهُ يَصِدُّونَ. وَقَالُوا أَآلِهَتُنَا خَيْرٌ أَمْ هُوَ مَا ضَرَبُوهُ لَكَ إِلا جَدَلا بَلْ هُمْ قَوْمٌ خَصِمُونَ. إِنْ هُوَ إِلا عَبْدٌ أَنْعَمْنَا عَلَيْهِ وَجَعَلْنَاهُ مَثَلا لِبَنِي إِسْرَائِيلَ. وَلَوْ نَشَاءُ لَجَعَلْنَا مِنْكُمْ مَلائِكَةً فِي الأرْضِ يَخْلُفُونَ. وَإِنَّهُ لَعِلْمٌ لِلسَّاعَةِ فَلا تَمْتَرُنَّ بِهَا

Dan tatkala (Isa) putra Maryam dijadikan perumpamaan, tiba-tiba kaumnya (Quraisy) bersorak karenanya. Dan mereka berkata, "Manakah yang lebih baik, tuhan-tuhan kami atau dia (Isa)?” Mereka tidak memberikan perumpamaan itu kepadamu, melainkan dengan maksud membantah saja; sebenarnya mereka adalah kaum yang suka bertengkar. Isa tiada lain hanyalah seorang hamba yang Kami berikan kepadanya nikmat (kenabian) dan Kami jadikan dia sebagai tanda bukti (kekuasaan Allah) untuk Bani Israil. Dan kalau Kami kehendaki, benar-benar Kami jadikan sebagai gantimu di muka bumi malaikat-malaikat yang turun-temurun. Dan sesungguhnya Isa itu benar-benar memberikan pengetahuan tentang hari kiamat. Karena itu, janganlah kalian ragu-ragu tentang kiamat itu. (Az-Zukhruf: 57-61)

Yakni mukjizat yang telah Aku berikan kepadanya—seperti menghidupkan orang-orang yang mati dan menyembuhkan berbagai macam penyakit— itu sudah cukup dijadikan sebagai bukti yang menunjukkan pengetahuan tentang hari kiamat. Lalu disebutkan dalam firman selanjutnya: Karena itu janganlah kalian ragu-ragu tentang kiamat itu dan ikutilah Aku. Inilah jalan yang lurus. (Az-Zukhruf: 61)

Apa yang dikatakan oleh Ibnuz Zab'ari ini keliru besar, karena sesungguh­nya ayat ini diturunkan sebagai khitah buat penduduk Mekah karena mereka menyembah berhala yang merupakan benda mati, tidak berakal. Dimaksudkan sebagai kecaman dan celaan terhadap orang-orang yang menyembah berhala. Karena itulah maka disebutkan oleh firman-Nya: Sesungguhnya kalian dan apa yang kalian sembah selain Allah adalah umpan Jahanam. (Al-Anbiya: 98) Maka bagaimana dia menerapkan hal ini kepada Al-Masih serta Uzair dan lain-lainnya yang telah beramal saleh? Sedangkan mereka seandainya masih hidup, pasti tidak akan suka dengan perbuatan orang-orang yang menyembah diri mereka.

Ibnu Jarir di dalam kitab tafsirnya dalam menjawab pertanyaan seperti ini mengatakan bahwa huruf ma ditujukan kepada sesuatu yang tidak berakal menurut bahasa Arab.

Abdullah ibnuz Zab'ari pada akhirnya masuk Islam. Dia adalah seorang penyair terkenal, sebelum itu ia sering menyerang kaum muslim melalui syairnya. Setelah masuk Islam, ia meminta maaf melalui syairnya pula, antara lain ia mengatakan:

يَا رَسُولَ الْمَلِيكِ، إِنَّ لِسَانِي ... رَاتقٌ مَا فتَقْتُ إذْ أنَا بُورُ ...

إذْ أجَاري الشَّيطَانَ فِي سَنَن الغَي ... وَمَنْ مَالَ مَيْلَه مَثْبُور

Wahai Rasulullah junjungan kami, sesungguhnya lisanku kini akan memperbaiki apa yang telah dirusakkannya di masa silam, yaitu di saat temanku adalah setan dalam kesesatan; barang siapa yang mengikuti jalan setan, pastilah ia binasa.

*******************

Firman Allah Swt.:

لَا يَحْزُنُهُمُ الْفَزَعُ الأكْبَرُ

Mereka tidak disusahkan oleh kedahsyatan yang besar (pada hari kiamat). (Al-Anbiya: 13)

Menurut suatu pendapat, makna yang dimaksud ialah kematian, menurut apa yang diriwayatkan oleh Abdur Razzaq, dari Yahya ibnu Rabi'ah, dari Ata.

Menurut pendapat lainnya, maksudnya ialah tiupan sangkakala, menurut Al-Aufi, dari Ibnu Abbas dan Abu Sinan Sa'id ibnu Sinan Asy-Syaibani; pendapat inilah yang dipilih oleh Ibnu Jarir di dalam kitab tafsirnya.

Menurut pendapat yang lainnya lagi, maknanya ialah saat seorang hamba diperintahkan untuk masuk neraka; pendapat ini dikatakan oleh Al-Hasan Al-Basri.

Menurut pendapat yang lainnya lagi, makna yang dimaksud ialah saat neraka ditumpahkan kepada para penghuninya; pendapat ini dikatakan oleh Sa'id ibnu Jubair dan Ibnu Juraij.

Pendapat yang lainnya lagi mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah saat maut disembelih di antara surga dan neraka; pendapat ini dikatakan oleh Abu Bakar Al-Huzali, menurut riwayat yang dikemukakan oleh Ibnu Abu Hatim bersumber darinya.

*******************

Firman Allah Swt.:

وَتَتَلَقَّاهُمُ الْمَلائِكَةُ هَذَا يَوْمُكُمُ الَّذِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ

dan mereka disambut oleh para malaikat. (Malaikat berkata), "Inilah hari kalian yang telah dijanjikan kepada kalian." (Al-Anbiya: 13)

Yakni para malaikat berkata kepada mereka, memberitahukan akan datangnya hari kembali mereka (kepada Allah), yaitu disaat mereka dikeluarkan dari kuburnya. Perkataan para malaikat itu ialah:

هَذَا يَوْمُكُمُ الَّذِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ

Inilah hari kalian yang telah dijanjikan kepada kalian. (Al-Anbiya: 13)

Yaitu berharaplah kalian untuk memperoleh balasan yang menyenangkan kalian.


لَوْ كَانَ هَٰٓؤُلَآءِ ءَالِهَةًۭ مَّا وَرَدُوهَا ۖ وَكُلٌّۭ فِيهَا خَٰلِدُونَ 99

(99) Andaikata berhala-berhala itu Tuhan, tentulah mereka tidak masuk neraka. Dan semuanya akan kekal di dalamnya.

(99) 

لَوْ كَانَ هَؤُلاءِ آلِهَةً مَا وَرَدُوهَا

Andaikata berhala-berhala itu Tuhan, tentulah mereka tidak masuk neraka. (Al-Anbiya: 99)

Yakni seandainya berhala-berhala dan sekutu-sekutu itu yang kalian sembah selain Allah adalah benar sebagai tuhan-tuhan tentulah mereka tidak akan masuk neraka.

وَكُلٌّ فِيهَا خَالِدُونَ

Dan semuanya akan kekal di dalamnya. (Al-Anbiya: 99)

Yakni para penyembah dan semua yang mereka sembah (selain Allah) berada di dalam neraka untuk selama-lamanya.



لَهُمْ فِيهَا زَفِيرٌۭ وَهُمْ فِيهَا لَا يَسْمَعُونَ 100

(100) Mereka merintih di dalam api dan mereka di dalamnya tidak bisa mendengar.

(100) 

لَهُمْ فِيهَا زَفِيرٌ

Mereka merintih di dalam api. (Al-Anbiyai 1)

Semakna dengan apa yang disebutkan di dalam ayat lain melalui firman Allah Swt.:

لَهُمْ فِيهَا زَفِيرٌ وَشَهِيقٌ

di dalamnya mereka mengeluarkan dan menarik napas (dengan merintih). (Hud: 16)

dan mereka di dalamnya tidak bisa mendengar. (Al-Anbiya: 1)

Yang dimaksud dengan zafir ialah embusan napas, sedangkan yang dimaksud dengan syahiq ialah tarikan nanas.

Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Ali ibnu Muhammad At-Tanafisi, telah menceritakan kepada kami Ibnu Fudail, telah menceritakan kepada kami Abdur Rahman Al-Mas'udi, dari ayahnya yang mengatakan bahwa ibnu Mas'ud r.a. pernah berkata, "Apabila yang tertinggal di dalam neraka hanyalah orang-orang yang ditakdirkan kekal di dalamnya, maka mereka dimasukkan ke dalam peti-peti dari api yang dipaku dengan api pula mengunci mereka. Tiada seorang pun yang melihat mereka sedang diazab kecuali orang-orang yang bersangkutan sendiri." Kemudian Abdullah ibnu Mas'ud membaca firman-Nya: Mereka merintih di dalam api dan mereka di dalamnya tidak bisa mendengar. (Al-Anbiya: 1)

Ibnu Mas'ud r.a. membacanya layusma'un, yakni suara rintihan mereka di dalam neraka tidak dapat didengar (pent).

Ibnu Jarir meriwayatkannya melalui hadis Hajjaj ibnu Muhammad, dari Al-Mas'udi, dari Yunus ibnu Hibban, dari Ibnu Mas'ud, lalu disebutkan hal yang semisal.

*******************


إِنَّ ٱلَّذِينَ سَبَقَتْ لَهُم مِّنَّا ٱلْحُسْنَىٰٓ أُو۟لَٰٓئِكَ عَنْهَا مُبْعَدُونَ 101

(101) Bahwasanya orang-orang yang telah ada untuk mereka ketetapan yang baik dari Kami, mereka itu dijauhkan dari neraka,

(101) 

Firman Allah Swt.:

إِنَّ الَّذِينَ سَبَقَتْ لَهُمْ مِنَّا الْحُسْنَى

Bahwasanya orang-orang yang telah ada untuk mereka ketetapan yang baik dari Kami. (Al-Anbiya: 11)

Menurut Ikrimah, kebaikan itu berupa rahmat. Sedangkan menurut yang lain adalah kebahagiaan.

أُولَئِكَ عَنْهَا مُبْعَدُونَ

mereka itu dijauhkan dari neraka. (Al-Anbiya: 11)

Setelah menceritakan keadaan ahli neraka dan siksaan yang dialami mereka karena kemusyrikan mereka kepada Allah, lalu Allah mengiringinya dengan kisah tentang orang-orang yang berbahagia, yaitu orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka adalah orang-orang yang telah ditetapkan kebahagiaannya oleh Allah, berkat amal-amal saleh yang telah mereka kerjakan selama di dunia. Seperti yang disebutkan dalam ayat lain oleh firman-Nya:

لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا الْحُسْنَى وَزِيَادَةٌ

Bagi orang-orang yang berbuat baik ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya. (Yunus: 26)

هَلْ جَزَاءُ الإحْسَانِ إِلا الإحْسَانُ

Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula). (Ar-Rahman: 6)

Sebagaimana mereka telah berbuat kebaikan di dunia, maka Allah berbuat baik pula saat kepulangan mereka, juga memberi mereka pahala serta menyelamatkan mereka dari azab dan memberikan kepada mereka pahala yang berlimpah. Untuk itu Allah Swt. berfirman:

أُولَئِكَ عَنْهَا مُبْعَدُونَ. لَا يَسْمَعُونَ حَسِيسَهَا

mereka itu dijauhkan dari neraka, mereka tidak mendengar sedikit pun suara api neraka. (Al-Anbiya: 11-12)

Yakni mereka tidak mendengar suara apinya yang membakar tubuh-tubuh yang ada di dalamnya.

Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Ammar, telah menceritakan kepada kami Affan, telah menceritakan kepada kami Hammad ibnu Salamah, dari ayahnya, dari Abu Usman Al-Hariri, dari Abu Usman sehubungan dengan makna firman-Nya: mereka tidak mendengar sedikit pun suara api neraka. (Al-Anbiya: 12) Yaitu suara ular-ularnya yang ada di atas Sirat mematuki ahli neraka. Bila ular-ular itu mematuki mereka, ia mengeluarkan suara tertentu.

*******************