28 - القصص - Al-Qasas

Juz : 20

The Stories
Meccan

فَلَمَّا جَآءَهُم مُّوسَىٰ بِـَٔايَٰتِنَا بَيِّنَٰتٍۢ قَالُوا۟ مَا هَٰذَآ إِلَّا سِحْرٌۭ مُّفْتَرًۭى وَمَا سَمِعْنَا بِهَٰذَا فِىٓ ءَابَآئِنَا ٱلْأَوَّلِينَ 36

(36) Maka tatkala Musa datang kepada mereka dengan (membawa) mukjizat-mukjizat Kami yang nyata, mereka berkata: "Ini tidak lain hanyalah sihir yang dibuat-buat dan kami belum pernah mendengar (seruan yang seperti) ini pada nenek moyang kami dahulu".

(36) 

Allah Swt. menceritakan kedatangan Musa dan saudaranya Harun kepada Fir'aun dan pembesar-pembesar kerajaannya. Musa memperlihatkan kepadanya mukjizat-mukjizat yang nyata yang telah dianugerahkan oleh Allah kepada keduanya untuk membuktikan kebenaran dari berita yang disampaikan oleh keduanya dari Allah yang memerintahkan agar mengesakan-Nya dan mengikuti perintah-perintah-Nya. Tatkala Fir'aun dan pembesar-pembesar kaumnya menyaksikan, melihat dengan mata kepala sendiri, sehingga merasa yakin dalam hatinya bahwa hal tersebut datang dari sisi Allah, maka mereka dengan kekafiran dan kezalimannya berbalik mengingkari dan mendustakannya. Demikian itu karena kesewenang-wenangan dan sikap angkuh mereka yang tidak mau mengikuti perkara hak. Untuk itu mereka mengatakan:

مَا هَذَا إِلا سِحْرٌ مُفْتَرًى

Ini tidak lain hanyalah sihir yang dibuat-buat. (Al-Qashash:36)

Yakni yang diada-adakan dan dibuat-buat dengan tujuan menentang Fir'aun untuk menyaingi kekuasaannya melalui tipu daya.

Firman Allah Swt.:

وَمَا سَمِعْنَا بِهَذَا فِي آبَائِنَا الأوَّلِينَ

dan kami belum pernah mendengar (seruan yang seperti) ini pada nenek moyang kami dahulu.” (Al-Qashash:36)

Seruan tersebut ialah yang memerintahkan untuk menyembah Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Mereka menjawab, Kami belum pernah melihat seorang pun dari nenek moyang kami dahulu yang memeluk agama seperti itu. Dan kami belum pernah melihat orang-orang melainkan mereka mempersekutukan Allah dengan tuhan-tuhan yang lain. Maka Musa a.s. menjawab perkataan mereka, seperti apa yang disebutkan oleh firman-Nya:


وَقَالَ مُوسَىٰ رَبِّىٓ أَعْلَمُ بِمَن جَآءَ بِٱلْهُدَىٰ مِنْ عِندِهِۦ وَمَن تَكُونُ لَهُۥ عَٰقِبَةُ ٱلدَّارِ ۖ إِنَّهُۥ لَا يُفْلِحُ ٱلظَّٰلِمُونَ 37

(37) Musa menjawab: "Tuhanku lebih mengetahui orang yang (patut) membawa petunjuk dari sisi-Nya dan siapa yang akan mendapat kesudahan (yang baik) di negeri akhirat. Sesungguhnya tidaklah akan mendapat kemenangan orang-orang yang zalim".

(37) 

رَبِّي أَعْلَمُ بِمَنْ جَاءَ بِالْهُدَى مِنْ عِنْدِهِ

Tuhanku lebih mengetahui orang yang (patut) membawa petunjuk dari sisi-Nya. (Al-Qashash:37)

Yaitu di antara aku dan kalian, dan kelak Dia akan memberikan keputusan antara aku dan kalian. Karena itulah disebutkan dalam firman selanjutnya:

وَمَنْ تَكُونُ لَهُ عَاقِبَةُ الدَّارِ

dan siapa yang akan mendapat kesudahan (yang baik) di negeri akhirat. (Al-Qashash:37)

Yakni pertolongan, kemenangan, dan dukungan dari-Nya.

إِنَّهُ لَا يُفْلِحُ الظَّالِمُونَ

Sesungguhnya tidaklah akan mendapat kemenangan orang-orang yang zalim.” (Al-Qashash:37)

Maksudnya, orang-orang yang mempersekutukan Allah Swt.


وَقَالَ فِرْعَوْنُ يَٰٓأَيُّهَا ٱلْمَلَأُ مَا عَلِمْتُ لَكُم مِّنْ إِلَٰهٍ غَيْرِى فَأَوْقِدْ لِى يَٰهَٰمَٰنُ عَلَى ٱلطِّينِ فَٱجْعَل لِّى صَرْحًۭا لَّعَلِّىٓ أَطَّلِعُ إِلَىٰٓ إِلَٰهِ مُوسَىٰ وَإِنِّى لَأَظُنُّهُۥ مِنَ ٱلْكَٰذِبِينَ 38

(38) Dan berkata Fir'aun: "Hai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui tuhan bagimu selain aku. Maka bakarlah hai Haman untukku tanah liat kemudian buatkanlah untukku bangunan yang tinggi supaya aku dapat naik melihat Tuhan Musa, dan sesungguhnya aku benar-benar yakin bahwa dia termasuk orang-orang pendusta".

(38) 

Allah Swt. menceritakan kekafiran Fir'aun, kesewenang-wenangannya, dan apa yang dibuat-buatnya yang mengaku-aku bahwa dirinya adalah tuhan. Semoga laknat Allah tetap atas dirinya, seperti yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:

فَاسْتَخَفَّ قَوْمَهُ فَأَطَاعُوهُ

Maka Fir’aun mempengaruhi kaumnya (dengan perkataan itu), lalu mereka patuh kepadanya. (Az-Zukhruf:54), hingga akhir ayat.

Demikian itu karena Fir'aun menyeru mereka untuk mengakui bahwa dirinya adalah tuhan, lalu mereka menaatinya karena kebodohan mereka dan hati mereka yang kosong.

Fir'aun mengatakan kepada mereka:

يَا أَيُّهَا الْمَلأ مَا عَلِمْتُ لَكُمْ مِنْ إِلَهٍ غَيْرِي

Hai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui tuhan bagimu selain aku. (Al-Qashash:38)

Allah Swt. menceritakan perihal sepak terjang Fir'aun melalui firman-Nya:

فَحَشَرَ فَنَادَى * فَقَالَ أَنَا رَبُّكُمُ الأعْلَى * فَأَخَذَهُ اللَّهُ نَكَالَ الآخِرَةِ وَالأولَى * إِنَّ فِي ذَلِكَ لَعِبْرَةً لِمَنْ يَخْشَى

Maka dia mengumpulkan (pembesar-pembesar kaumnya), lalu berseru memanggil kaumnya.' (Seraya) berkata, Akulah tuhanmu yang paling tinggi.” Maka Allah mengazabnya dengan azab di akhirat dan azab di dunia. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang yang takut (kepada Tuhannya). (An-Nazi'at:23-26)

Yakni dia mengumpulkan kaumnya dan berseru kepada mereka dengan suara yang keras seraya menjelaskan hal tersebut kepada mereka, lalu mereka menaati dan mendengarkannya. Karena itulah Allah mengazab dia dan menjadikan dia sebagai pelajaran bagi yang lainnya di dunia dan akhirat. Hingga Fir'aun sendiri berani mengemukakan hal tersebut kepada Musa melalui perkataannya yang disitir oleh firman-Nya:

لَئِنِ اتَّخَذْتَ إِلَهًا غَيْرِي لأجْعَلَنَّكَ مِنَ الْمَسْجُونِينَ

Sungguh jika kamu menyembah Tuhan selain aku, benar-benar aku akan menjadikan kamu salah seorang yang dipenjarakan. (Asy-Syu'ara:29)

Adapun firman Allah Swt.:

فَأَوْقِدْ لِي يَاهَامَانُ عَلَى الطِّينِ فَاجْعَلْ لِي صَرْحًا لَعَلِّي أَطَّلِعُ إِلَى إِلَهِ مُوسَى

Maka bakarlah, hai Haman, untukku tanah liat. Kemudian buatkanlah untukku bangunan yang tinggi supaya aku dapat naik melihat Tuhan Musa. (Al-Qashash:38)

Fir'aun memerintahkan kepada Haman —patihnya— yang mengatur rakyatnya dan yang menjalankan roda pemerintahannya, agar membakar tanah liat (yakni batu bata) untuk membuat menara yang tinggi, sebagaimana yang diterangkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:

وَقَالَ فِرْعَوْنُ يَا هَامَانُ ابْنِ لِي صَرْحًا لَعَلِّي أَبْلُغُ الأسْبَابَ. أَسْبَابَ السَّمَوَاتِ فَأَطَّلِعَ إِلَى إِلَهِ مُوسَى وَإِنِّي لأظُنُّهُ كَاذِبًا وَكَذَلِكَ زُيِّنَ لِفِرْعَوْنَ سُوءُ عَمَلِهِ وَصُدَّ عَنِ السَّبِيلِ وَمَا كَيْدُ فِرْعَوْنَ إِلا فِي تَبَابٍ

Dan berkatalah Fir'aun, Hai Haman, buatkanlah bagiku sebuah bangunan yang tinggi supaya aku sampai ke pintu-pintu, (yaitu) pintu-pintu langit, supaya aku dapat melihat Tuhan Musa dan sesungguhnya aku memandangnya seorang pendusta.” Demikianlah dijadikan Fir’aun memandang baik perbuatan yang buruk itu, dan dia dihalangi dari jalan (yang benar); dan tipu daya Fir’aun itu tidak lain hanyalah membawa kerugian. (Al-Mu-min:36-37)

Demikian itu karena Fir'aun memang membangun menara yang tinggi itu yang di masanya belum pernah ada bangunan setinggi itu. Hal tersebut tiada lain karena ia ingin membuktikan di mata rakyatnya akan kedustaan Musa dalam anggapannya yang mengatakan bahwa ada Tuhan lain selain Fir'aun. Karena itulah disebutkan oleh firman-Nya:

وَإِنِّي لأظُنُّهُ مِنَ الْكَاذِبِينَ

dan sesungguhnya aku benar-benar yakin bahwa dia termasuk orang-orang pendusta. (Al-Qashash:38)

dalam ucapannya yang mengatakan bahwa ada Tuhan lain selain diriku, bukan karena dia dusta bahwa Allah Swt. telah mengutusnya, sebab pada prinsipnya Fir'aun tidak mengakui adanya Tuhan Yang Maha Pencipta. Karena dia pernah mengatakan, seperti yang disebutkan oleh firman-Nya:

وَمَا رَبُّ الْعَالَمِينَ

Siapakah Tuhan semesta alam itu? (Asy-Syu'ara:23)

لَئِنِ اتَّخَذْتَ إِلَهًا غَيْرِي لأجْعَلَنَّكَ مِنَ الْمَسْجُونِينَ

Sungguh jika kamu menyembah tuhan selain aku, benar-benar aku akan menjadikan kamu salah seorang yang dipenjarakan. (Asy-Syu'ara:29)

Dan firman Allah Swt.:

يَا أَيُّهَا الْمَلأ مَا عَلِمْتُ لَكُمْ مِنْ إِلَهٍ غَيْرِي

Hai pembesar-pembesarku, aku tidak mengetahui tuhan bagimu selain aku. (Al-Qashash:38)

Demikianlah menurut pendapat Ibnu Jarir.


وَٱسْتَكْبَرَ هُوَ وَجُنُودُهُۥ فِى ٱلْأَرْضِ بِغَيْرِ ٱلْحَقِّ وَظَنُّوٓا۟ أَنَّهُمْ إِلَيْنَا لَا يُرْجَعُونَ 39

(39) dan berlaku angkuhlah Fir'aun dan bala tentaranya di bumi (Mesir) tanpa alasan yang benar dan mereka menyangka bahwa mereka tidak akan dikembalikan kepada Kami.

(39) 

Firman Allah Swt.:

وَاسْتَكْبَرَ هُوَ وَجُنُودُهُ فِي الأرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَظَنُّوا أَنَّهُمْ إِلَيْنَا لَا يُرْجَعُونَ

dan berlaku angkuhlah Fir’aun dan bala tentaranya di bumi (Mesir) tanpa alasan yang benar dan mereka menyangka bahwa mereka tidak akan dikembalikan kepada Kami. (Al-Qashash:39)

Mereka berlaku sewenang-wenang, zalim, dan banyak menimbulkan kerusakan di bumi (Mesir) serta berkeyakinan bahwa kiamat itu tidak ada dan hari berbangkit itu tidak ada.

فَصَبَّ عَلَيْهِمْ رَبُّكَ سَوْطَ عَذَابٍ.إِنَّ رَبَّكَ لَبِالْمِرْصَادِ

karena itu Tuhanmu menimpakan kepada mereka cemeti azab, sesungguhnya Tuhanmu benar-benar mengawasi. (Al-Fajr:13 -­14)


فَأَخَذْنَٰهُ وَجُنُودَهُۥ فَنَبَذْنَٰهُمْ فِى ٱلْيَمِّ ۖ فَٱنظُرْ كَيْفَ كَانَ عَٰقِبَةُ ٱلظَّٰلِمِينَ 40

(40) Maka Kami hukumlah Fir'aun dan bala tentaranya, lalu Kami lemparkan mereka ke dalam laut. Maka lihatlah bagaimana akibat orang-orang yang zalim.

(40) 

فَأَخَذْنَاهُ وَجُنُودَهُ فَنَبَذْنَاهُمْ فِي الْيَمِّ

Maka Kami hukumlah Fir’aun dan bala tentaranya, lalu Kami lemparkan mereka ke dalam laut. (Al-Qashash:40)

Yakni Kami tenggelamkan mereka di laut dalam waktu yang sebentar di pagi hari sehingga tiada yang tersisa seorang pun dari mereka.

فَانْظُرْ كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الظَّالِمِينَ

Maka lihatlah bagaimana akibat orang-orang yang zalim. (Al-Qashash:40)


وَجَعَلْنَٰهُمْ أَئِمَّةًۭ يَدْعُونَ إِلَى ٱلنَّارِ ۖ وَيَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ لَا يُنصَرُونَ 41

(41) Dan Kami jadikan mereka pemimpin-pemimpin yang menyeru (manusia) ke neraka dan pada hari kiamat mereka tidak akan ditolong.

(41) 

 وَجَعَلْنَاهُمْ أَئِمَّةً يَدْعُونَ إِلَى النَّارِ

Dan Kami jadikan mereka pemimpin-pemimpin yang menyeru (manusia) ke neraka. (Al-Qashash:41)

bagi orang yang mengikuti jejak mereka dalam mendustakan rasul-rasul dan menelantarkan hak Tuhan Yang Maha Pencipta.

وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ لَا يُنْصَرُونَ

Dan pada hari kiamat mereka tidak akan ditolong. (Al-Qashash:41)

Maka terhimpunlah pada diri mereka kehinaan di dunia dan terus berlangsung dengan kehinaan di akhirat, sebagaimana yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:

أَهْلَكْنَاهُمْ فَلا نَاصِرَ لَهُمْ

Kami telah membinasakan mereka; maka tidak ada seorang penolong pun bagi mereka. (Muhammad:13)


وَأَتْبَعْنَٰهُمْ فِى هَٰذِهِ ٱلدُّنْيَا لَعْنَةًۭ ۖ وَيَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ هُم مِّنَ ٱلْمَقْبُوحِينَ 42

(42) Dan Kami ikutkanlah laknat kepada mereka di dunia ini; dan pada hari kiamat mereka termasuk orang-orang yang dijauhkan (dari rahmat Allah).

(42) 

وَأَتْبَعْنَاهُمْ فِي هَذِهِ الدُّنْيَا لَعْنَةً

Dan Kami ikutkanlah laknat kepada mereka di dunia ini. (Al-Qashash:42)

Artinya, Allah memberlakukan laknat terhadap mereka dan raja mereka (yaitu Fir'aun) pada lisan orang-orang yang beriman dari kalangan hamba-hamba-Nya lagi mengikuti rasul-rasul-Nya, sebagaimana mereka pun dilaknat di dunia melalui lisan para nabi dan para pengikutnya.

وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ هُمْ مِنَ الْمَقْبُوحِينَ

dan pada hari kiamat mereka termasuk orang-orang yang dijauhkan (dari rahmat Allah). (Al-Qashash:42)

Qatadah mengatakan bahwa makna ayat ini sama dengan ayat lain yang disebutkan melalui firman-Nya:

وَأُتْبِعُوا فِي هَذِهِ لَعْنَةً وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ بِئْسَ الرِّفْدُ الْمَرْفُودُ

Dan mereka selalu diikuti dengan kutukan di dunia ini dan (begitu pula) di hari kiamat. Laknat itu seburuk-buruk pemberian yang diberikan. (Hud:99)


وَلَقَدْ ءَاتَيْنَا مُوسَى ٱلْكِتَٰبَ مِنۢ بَعْدِ مَآ أَهْلَكْنَا ٱلْقُرُونَ ٱلْأُولَىٰ بَصَآئِرَ لِلنَّاسِ وَهُدًۭى وَرَحْمَةًۭ لَّعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ 43

(43) Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Musa Al-Kitab (Taurat) sesudah Kami binasakan generasi-generasi yang terdahulu, untuk menjadi pelita bagi manusia dan petunjuk dan rahmat, agar mereka ingat.

(43) 

Allah Swt. menceritakan anugerah yang telah diberikan-Nya kepada hamba dan Rasul-Nya Musa a.s. Yaitu Dia telah menurunkan kitab Taurat kepada­nya sesudah Fir'aun dan pembesar-pembesar kaumnya dibinasakan.

Firman Allah Swt.:

مِنْ بَعْدِ مَا أَهْلَكْنَا الْقُرُونَ الأولَى

sesudah Kami binasakan generasi-generasi yang terdahulu.”(Al-Qashash: 43)

Yakni sesudah Taurat diturunkan, tiada lagi suatu umat yang diazab secara menyeluruh, melainkan Dia memerintahkan kepada orang-orang yang beriman untuk memerangi musuh-musuh Allah dari kalangan kaum musyrik. Sebagaimana yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:

وَجَاءَ فِرْعَوْنُ وَمَنْ قَبْلَهُ وَالْمُؤْتَفِكَاتُ بِالْخَاطِئَةِ * فَعَصَوْا رَسُولَ رَبِّهِمْ فَأَخَذَهُمْ أَخْذَةً رَابِيَةً

Dan telah datang Fir’aun dan orang-orang yang sebelumnya dan (penduduk) negeri-negeri yang dijungkirbalikkan karena kesalahan yang besar. Maka (masing-masing) mereka mendurhakai rasul Tuhan mereka, lalu Allah menyiksa mereka dengan siksaan yang keras. (Al-Haqqah: 9-1)

Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ibnu Basysyar, telah menceritakan kepada kami Muhammad dan Abdul Wahhab. Keduanya mengatakan, telah menceritakan kepada kami Auf ibnu Abu Nadrah, dari Abu Sa'id Al-Khudri yang mengatakan bahwa Allah tidak lagi mengazab suatu kaum pun dengan azab —baik dari langit maupun dari bumi— sesudah kitab Taurat diturunkan ke muka bumi, selain penduduk kota yang diserapah semuanya menjadi kera pada masa sesudah Nabi Musa. Kemudian Abu Sa'id Al-Khudri r.a. membaca firman-Nya: Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Musa Al-Kitab (Taurat) sesudah Kami binasakan generasi-generasi yang terdahulu., (Al-Qashash: 43), hingga akhir. ayat.

Ibnu Abu Hatim meriwayatkannya melalui hadis Auf ibnu Abu Jamilah Al-A'rabi dengan lafaz yang semisal. Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Abu Bakar Al-Bazzar di dalam kitab musnadnya melalui Amr ibnu Ali Al-Fallas, dari Yahya ibnu Qattan, dari Auf, dari Abu Nadrah, dari Abu Sa'id secara mauquf.

رَوَاهُ عَنْ نَصْرِ بْنِ عَلِيٍّ، عَنْ عَبْدِ الْأَعْلَى، عَنْ عوف، عن أبي نضرة، عن أبي سعيد -رَفَعَهُ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ -قَالَ:"مَا أهلكَ اللَّهُ قَوْمًا بِعَذَابٍ مِنَ السَّمَاءِ وَلَا مِنَ الْأَرْضِ إِلَّا قَبْلَ مُوسَى"، ثُمَّ قَرَأَ: وَلَقَدْ آتَيْنَا مُوسَى الْكِتَابَ مِنْ بَعْدِ مَا أَهْلَكْنَا الْقُرُونَ الأولَى

Kemudian ia meriwayatkannya melalui Nasr ibnu Ali, dari Abdul Ala, dari Auf, dari Abu Nadrah, dari Abu Sa'id yang me-rafa '-kannya sampai kepada Nabi Saw., bahwa Nabi Saw. pernah bersabda: Tidaklah Allah mengazab suatu kaum dengan azab —baik dari langit maupun dari bumi— melainkan sebelum masa Musa. Kemudian Nabi Saw. membacakan firman-Nya: Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Musa Al-Kitab (Taurat) sesudah Kami binasakan generasi-generasi yang terdahulu. (Al-Qashash: 43), hingga akhir ayat.

Firman Allah Swt.:

بَصَائِرَ لِلنَّاسِ وَهُدًى وَرَحْمَةً

untuk menjadi pelita, petunjuk, dan rahmat bagi manusia. (Al-Qashash: 43)

agar tidak buta dan sesat dan agar mendapat petunjuk ke jalan yang benar dan mendapat rahmat, yakni petunjuk untuk mengerjakan amal saleh.

لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ

agar mereka ingat. (Al-Qashash: 43)

Yakni agar manusia ingat dengan adanya pelajaran tersebut dan mendapat petunjuk.