28 - القصص - Al-Qasas

Juz : 20

The Stories
Meccan

وَمَا كُنتَ بِجَانِبِ ٱلْغَرْبِىِّ إِذْ قَضَيْنَآ إِلَىٰ مُوسَى ٱلْأَمْرَ وَمَا كُنتَ مِنَ ٱلشَّٰهِدِينَ 44

(44) Dan tidaklah kamu (Muhammad) berada di sisi yang sebelah barat ketika Kami menyampaikan perintah kepada Musa, dan tiada pula kamu termasuk orang-orang yang menyaksikan.

(44) 

 Allah Swt. berfirman:

وَمَا كُنْتَ بِجَانِبِ الْغَرْبِيِّ إِذْ قَضَيْنَا إِلَى مُوسَى الأمْرَ

Dan tiadalah kamu (Muhammad) berada di sisi yang sebelah barat ketika Kami menyampaikan perintah kepada Musa. (Al-Qashash: 44)

Maksudnya, tidaklah kamu Muhammad sedang berada di sisi bukit yang sebelah barat tempat Allah berbicara langsung kepada Musa, yaitu di pohon yang terletak di sebelah timur lembah itu.

وَمَا كُنْتَ مِنَ الشَّاهِدِينَ

dan tiada pula kamu termasuk orang-orang yang menyaksikan. (Al-Qashash: 44)

Yakni menyaksikan hal tersebut, tetapi Allah-lah yang menceritakan kepadamu melalui wahyu-Nya, dimaksudkan sebagai hujah dan bukti terhadap generasi-generasi berikutnya yang mana mereka telah melupakan hujah-hujah Allah terhadap mereka, dan melupakan pula apa yang telah diwahyukan oleh Allah kepada para nabi terdahulu.


وَلَٰكِنَّآ أَنشَأْنَا قُرُونًۭا فَتَطَاوَلَ عَلَيْهِمُ ٱلْعُمُرُ ۚ وَمَا كُنتَ ثَاوِيًۭا فِىٓ أَهْلِ مَدْيَنَ تَتْلُوا۟ عَلَيْهِمْ ءَايَٰتِنَا وَلَٰكِنَّا كُنَّا مُرْسِلِينَ 45

(45) Tetapi Kami telah mengadakan beberapa generasi, dan berlalulah atas mereka masa yang panjang, dan tiadalah kamu tinggal bersama-sama penduduk Mad-yan dengan membacakan ayat-ayat Kami kepada mereka, tetapi Kami telah mengutus rasul-rasul.

(45) 

Firman Allah Swt.:

وَمَا كُنْتَ ثَاوِيًا فِي أَهْلِ مَدْيَنَ تَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِنَا

dan tidaklah kamu tinggal bersama-sama penduduk Madyan dengan membacakan ayat-ayat Kami kepada mereka. (Al-Qashash: 45)

Artinya, tiadalah kamu tinggal bersama penduduk kota Madyan seraya membacakan kepada mereka ayat-ayat Kami, ketika kamu menceritakan perihal nabi mereka (yaitu Syu'aib a.s.) dan apa yang ia katakan kepada kaumnya serta jawaban kaumnya terhadapnya.

وَلَكِنَّا كُنَّا مُرْسِلِينَ

tetapi Kami telah mengutus rasul-rasul. (Al-Qashash: 45)

Yakni tetapi Kami mewahyukan hal tersebut kepadamu dan Kami utus kamu kepada manusia sebagai rasul.


وَمَا كُنتَ بِجَانِبِ ٱلطُّورِ إِذْ نَادَيْنَا وَلَٰكِن رَّحْمَةًۭ مِّن رَّبِّكَ لِتُنذِرَ قَوْمًۭا مَّآ أَتَىٰهُم مِّن نَّذِيرٍۢ مِّن قَبْلِكَ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ 46

(46) Dan tiadalah kamu berada di dekat gunung Thur ketika Kami menyeru (Musa), tetapi (Kami beritahukan itu kepadamu) sebagai rahmat dari Tuhanmu, supaya kamu memberi peringatan kepada kaum (Quraisy) yang sekali-kali belum datang kepada mereka pemberi peringatan sebelum kamu agar mereka ingat.

(46) 

Firman Allah Swt.:

وَمَا كُنْتَ بِجَانِبِ الطُّورِ إِذْ نَادَيْنَا

Dan tiadalah kamu berada di dekat Gunung Tur ketika Kami menyeru (Musa).(Al-Qashash: 46)

Abu Abdur Rahman An-Nasai telah mengatakan di dalam kitab tafsir dari kitab sunannya, bahwa telah menceritakan kepada kami Ali ibnu Hajar, telah menceritakan kepada kami Isa ibnu Yunus, dari Hamzah Az-Zayyat, dari Al-A'masy, dari Ali ibnu Mudrik, dari Abu Zar'ah, dari Abu Hurairah r.a. sehubungan dengan makna firman-Nya: Dan tiadalah kamu berada di dekat Gunung Tur ketika Kami menyeru (Musa). (Al-Qashash: 46 ) Abu Hurairah mengatakan bahwa mereka diseru, "Hai umat Muhammad, Aku memberi kalian sebelum kalian meminta kepada-Ku; dan Aku perkenankan kepada kalian sebelum kalian mendoa kepada-Ku."

Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dan Ibnu Abu Hatim melalui hadis Jama'ah, dari Hamzah ibnu Habib Az-Zayyat, dari Al-A'masy. Ibnu Jarir meriwayatkannya melalui hadis Waki dan Yahya ibnu Isa, dari Al-A'masy, dari Ali ibnu Mudrik, dari Abu Zar'ah ibnu Amr ibnu Jarir yang mengatakan bahwa hal tersebut termasuk perkataannya.

Muqatil ibnu Hayyan telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Dan tiadalah kamu berada di dekat Gunung Tur ketika Kami menyeru (Musa). (Al-Qashash: 46) Yakni menyeru umatmu yang masih berada di dalam sulbi bapak-bapak mereka agar beriman kepadamu jika kamu diutus.

Qatadah telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Dan tiadalah kamu berada di dekat Gunung Tur ketika Kami menyeru. (Al-Qashash: 46) Maksudnya, menyeru Musa.

Pendapat ini —hanya Allah Yang Maha Mengetahui— lebih mendekati kebenaran, karena ada firman-Nya yang menyebutkan: Dan tidaklah kamu (Muhammad) berada di sisi yang sebelah barat ketika Kami menyampaikan perintah kepada Musa. (Al-Qashash: 44)

Hal yang sama disebutkan oleh firman-Nya dengan ungkapan yang lebih khusus dari hal tersebut:

وَإِذْ نَادَى رَبُّكَ مُوسَى

Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu menyeru Musa. (Asy-Syu'ara: 1)

إِذْ نَادَاهُ رَبُّهُ بِالْوَادِ الْمُقَدَّسِ طُوًى

Tatkala Tuhannya memanggilnya di lembah suci ialah Lembah Tuwa. (An-Nazi'at: 16)

Dan firman Allah Swt.:

وَنَادَيْنَاهُ مِنْ جَانِبِ الطُّورِ الأيْمَنِ وَقَرَّبْنَاهُ نَجِيًّا

Dan Kami telah memanggilnya dari sebelah kanan Gunung Tur dan Kami telah mendekatkannya kepada Kami di waktu dia munajat (kepada Kami). (Maryam: 52)

Adapun firman Allah Swt.:

وَلَكِنْ رَحْمَةً مِنْ رَبِّكَ

tetapi (Kami beri tahukan itu kepadamu) sebagai rahmat dari Tuhanmu. (Al-Qashash: 46)

Yakni kamu tidak menyaksikan sesuatu pun dari hal tersebut, tetapi Allah­lah yang mewahyukan dan menceritakannya kepadamu sebagai rahmat dari Dia kepadamu dan kepada semua hamba yang engkau diutus kepada mereka.

لِتُنْذِرَ قَوْمًا مَا أَتَاهُمْ مِنْ نَذِيرٍ مِنْ قَبْلِكَ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ

supaya kamu memberi peringatan kepada kaum (Quraisy) yang sekali-kali belum datang kepada mereka pemberi peringatan sebelum kamu agar mereka ingat. (Al-Qashash: 46)

Maksudnya, agar mereka mendapat petunjuk dari apa yang kamu sampaikan kepada mereka dari Allah Swt.


وَلَوْلَآ أَن تُصِيبَهُم مُّصِيبَةٌۢ بِمَا قَدَّمَتْ أَيْدِيهِمْ فَيَقُولُوا۟ رَبَّنَا لَوْلَآ أَرْسَلْتَ إِلَيْنَا رَسُولًۭا فَنَتَّبِعَ ءَايَٰتِكَ وَنَكُونَ مِنَ ٱلْمُؤْمِنِينَ 47

(47) Dan agar mereka tidak mengatakan ketika azab menimpa mereka disebabkan apa yang mereka kerjakan: "Ya Tuhan kami, mengapa Engkau tidak mengutus seorang rasul kepada kami, lalu kami mengikuti ayat-ayat Engkau dan jadilah kami termasuk orang-orang mukmin".

(47) 

وَلَوْلا أَنْ تُصِيبَهُمْ مُصِيبَةٌ بِمَا قَدَّمَتْ أَيْدِيهِمْ فَيَقُولُوا رَبَّنَا لَوْلا أَرْسَلْتَ إِلَيْنَا رَسُولا

Dan agar mereka tidak mengatakan ketika azab menimpa mereka disebabkan apa yang mereka kerjakan, "Ya Tuhan kami, mengapa Engkau tidak mengutus seorang rasul kepada kami.” (Al-Qashash: 47)

Yakni Kami utus kamu kepada mereka untuk menegakkan hujah terhadap mereka dan agar tiada alasan lagi bagi mereka manakala azab Allah datang menimpa mereka disebabkan kekafiran mereka, yang mana mereka pasti akan beralasan bahwa belum pernah datang kepada mereka seorang utusan dan pemberi peringatan. Sebagaimana yang disebutkan oleh Allah Swt. sesudah menyebutkan bahwa Dia telah menurunkan Kitab-Nya yang diberkati, yaitu Al-Qur'an:

أَنْ تَقُولُوا إِنَّمَا أُنزلَ الْكِتَابُ عَلَى طَائِفَتَيْنِ مِنْ قَبْلِنَا وَإِنْ كُنَّا عَنْ دِرَاسَتِهِمْ لَغَافِلِينَ أَوْ تَقُولُوا لَوْ أَنَّا أُنزلَ عَلَيْنَا الْكِتَابُ لَكُنَّا أَهْدَى مِنْهُمْ فَقَدْ جَاءَكُمْ بَيِّنَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ

(Kami turunkan Al-Qur'an itu) agar kamu (tidak) mengatakan bahwa kitab itu hanya diturunkan kepada dua golongan saja sebelum kami, dan sesungguhnya kami tidak memperhatikan apa yang mereka baca. Atau agar kamu (tidak) mengatakan, "Sesungguhnya jikalau kitab itu diturunkan kepada kami, tentulah kami lebih mendapat petunjuk dari mereka.” Sesungguhnya telah datang kepada kamu keterangan yang nyata dari Tuhanmu, petunjuk dan rahmat. (Al-An'am: 156-157)

Dan firman Allah Swt. lainnya yang mengatakan:

رُسُلا مُبَشِّرِينَ وَمُنْذِرِينَ لِئَلا يَكُونَ لِلنَّاسِ عَلَى اللَّهِ حُجَّةٌ بَعْدَ الرُّسُلِ

(Mereka Kami utus) selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan supaya tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya rasul-rasul itu. (An-Nisa: 165)

Dan Firman Allah Swt.:

يَا أَهْلَ الْكِتَابِ قَدْ جَاءَكُمْ رَسُولُنَا يُبَيِّنُ لَكُمْ عَلَى فَتْرَةٍ مِنَ الرُّسُلِ أَنْ تَقُولُوا مَا جَاءَنَا مِنْ بَشِيرٍ وَلا نَذِيرٍ فَقَدْ جَاءَكُمْ بَشِيرٌ وَنَذِيرٌ

Hai Ahli Kitab, sesungguhnya telah datang kepada kamu Rasul Kami, menjelaskan (syariat Kami) kepadamu ketika terputus (pengiriman) rasul-rasul, agar kamu tidak mengatakan, "Tidak datang kepada kami, baik seorang pembawa berita gembira maupun seorang pemberi peringatan.” Sesungguhnya telah datang kepadamu pembawa berita gembira dan pemberi peringatan. (Al-Maidah: 19), hingga akhir ayat.

Ayat-ayat mengenai hal ini cukup banyak.


فَلَمَّا جَآءَهُمُ ٱلْحَقُّ مِنْ عِندِنَا قَالُوا۟ لَوْلَآ أُوتِىَ مِثْلَ مَآ أُوتِىَ مُوسَىٰٓ ۚ أَوَلَمْ يَكْفُرُوا۟ بِمَآ أُوتِىَ مُوسَىٰ مِن قَبْلُ ۖ قَالُوا۟ سِحْرَانِ تَظَٰهَرَا وَقَالُوٓا۟ إِنَّا بِكُلٍّۢ كَٰفِرُونَ 48

(48) Maka tatkala datang kepada mereka kebenaran dari sisi Kami, mereka berkata: "Mengapakah tidak diberikan kepadanya (Muhammad) seperti yang telah diberikan kepada Musa dahulu?". Dan bukankah mereka itu telah ingkar (juga) kepada apa yang telah diberikan kepada Musa dahulu?; mereka dahulu telah berkata: "Musa dan Harun adalah dua ahli sihir yang bantu membantu". Dan mereka (juga) berkata: "Sesungguhnya kami tidak mempercayai masing-masing mereka itu".

(48) 

Allah Swt. berfirman, menceritakan perihal kaum yang seandainya mereka diazab sebelum tegaknya hujah atas diri mereka, tentulah mereka akan beralasan bahwa belum pernah datang kepada mereka seorang rasul pun. Namun ketika datang kebenaran dari sisi Allah melalui lisan Nabi Muhammad Saw., mereka mengatakan dengan nada membangkang, ingkar, kafir, bodoh, dan tidak percaya kepada Allah:

لَوْلا أُوتِيَ مِثْلَ مَا أُوتِيَ مُوسَى

Mengapakah tidak diberikan kepadanya (Muhammad) seperti yang telah diberikan kepada Musa dahulu? (Al-Qashash: 48), hingga akhir ayat.

Mereka bermaksud —hanya Allah Yang Maha Mengetahui— mukjizat-mukjizat yang cukup banyak yang diberikan oleh Allah kepada Musa a.s., seperti tongkat, tangan yang bersinar, banjir, belalang, kutu, katak, darah, dan paceklik karena kurang pangan dan buah-buahan yang menyulitkan musuh-musuh Allah. Juga seperti terbelahnya laut, dinaungi oleh awan ke mana pergi, diturunkannya manna dan salwa serta mukjizat-mukjizat lainnya yang jelas dan hujah-hujah yang mengalahkan musuh, yang semuanya itu diberikan oleh Allah Swt. kepada Musa a.s. sebagai hujah dan bukti kebenarannya terhadap Fir'aun dan pembesar-pembesar kerajaannya, juga terhadap kaumnya sendiri (yaitu Bani Israil). Sekali pun demikian, Musa a.s. tidak memperoleh keberhasilan terhadap Fir'aun dan pembesar-pembesar kaumnya, bahkan mereka kafir kepada Musa dan Harun, sebagaimana yang tersirat dari jawaban mereka yang disitir oleh firman Allah Swt.:

أَجِئْتَنَا لِتَلْفِتَنَا عَمَّا وَجَدْنَا عَلَيْهِ آبَاءَنَا وَتَكُونَ لَكُمَا الْكِبْرِيَاءُ فِي الأرْضِ وَمَا نَحْنُ لَكُمَا بِمُؤْمِنِينَ

Apakah kamu datang kepada kami untuk memalingkan kami dari apa yang kami dapati nenek moyang kami mengerjakannya, dan supaya kamu berdua mempunyai kekuasaan di muka bumi? Kami tidak akan mempercayai kamu berdua. (Yunus: 78)

Dan firman Allah Swt.:

فَكَذَّبُوهُمَا فَكَانُوا مِنَ الْمُهْلَكِينَ

Maka (tetaplah) mereka mendustakan keduanya, sebab itu mereka adalah termasuk orang-orang yang dibinasakan. (Al-Mu-minun: 48)

Karena itulah dalam surat ini disebutkan oleh firman-Nya:

أَوَلَمْ يَكْفُرُوا بِمَا أُوتِيَ مُوسَى مِنْ قَبْلُ

Dan bukankah mereka itu telah ingkar (juga) kepada apa yang diberikan kepada Musa dahulu? (Al-Qashash: 48)

Maksudnya, bukankah manusia dahulu ingkar kepada ayat-ayat yang besar yang disampaikan oleh Musa a.s.

قَالُوا سِحْرَانِ تَظَاهَرَا

mereka dahulu telah berkata, "Musa dan Harun adalah dua ahli sihir yang bantu-membantu.” (Al-Qashash: 48)

Yakni dua orang tukang sihir yang saling bantu-membantu.

وَقَالُوا إِنَّا بِكُلٍّ كَافِرُونَ

dan mereka berkata (juga), "Sesungguhnya kami tidak mempercayai masing-masing mereka itu.” (Al-Qashash: 48)

yakni terhadap Musa dan Harun kami tidak percaya. Dan mengingat kedekatan keduanya hingga boleh dikata tidak pernah berpisah di antara keduanya, maka dengan menyebut salah seorang dari keduanya berarti yang lain terbawa, sebagaimana yang diungkapkan oleh seorang penyair berikut:

فمَا أدْري إذَا يَمَّمْتُ أرْضًا ... أريدُ الخَيْرَ أيهُمَا يَليني ...

Apabila aku melangkah ke sebuah negeri, aku tidak tahu takdir baikkah yang akan kudapatkan ataukah yang lain.

Yakni aku tidak tahu takdir baik atau burukkah yang bakal menimpaku.

Mujahid mengatakan bahwa orang-orang Yahudi menyarankan kepada kaum Quraisy untuk mengatakan kepada Muhammad kalimat tersebut. Maka Allah berfirman: Dan bukankah mereka itu telah ingkar (juga) kepada apa yang diberikan kepada Musa dahulu?; mereka dahulu telah berkata, "Musa dan Harun adalah dua ahli sihir yang saling membantu." (Al-Qashash: 48) Yang dimaksud dengan saling membantu adalah keduanya saling membantu dan menolong untuk melakukan sihir, yang satu membenarkan yang lain.

Hal yang sama telah dikatakan oleh Sa'id ibnu Jubair dan Abu Razin sehubungan dengan firman-Nya, sahirani yakni Musa dan Harun keduanya tukang sihir. Pendapat ini berpredikat jayid alias baik. Hanya Allah yang lebih mengetahui.

Muslim ibnu Yasir telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan firman-Nya: Mereka berkata, "Keduanya adalah dua ahli sihir yang saling membantu." (Al-Qashash: 48) Yakni yang mereka maksudkan adalah Musa a.s. dan Muhammad Saw. Demikianlah menurut riwayat Al-Hasan Al-Basri.

Al-Hasan dan Qatadah mengatakan bahwa yang dimaksud dengan keduanya adalah Isa a.s. dan Muhammad Saw. Akan tetapi, pendapat ini jauh dari kebenaran, mengingat Isa tidak disebut dalam kontek ayat ini. Hanya Allah yang lebih mengetahui.

Adapun menurut ulama yang membaca sihrani tazahara, menurut Ali ibnu Abu Talhah dan Al-Aufi dari Ibnu Abbas disebutkan bahwa yang dimaksud adalah Taurat dan Al-Qur'an.

Hal yang serupa dikatakan oleh Asim Al-Jundi, As-Saddi dan Abdur Rahman ibnu Zaid ibnu Aslam As-Saddi mengatakan bahwa masing-masing dari kedua kitab itu membenarkan yang lain.

Ikrimah mengatakan bahwa yang dimaksud adalah Taurat dan Injil, menurut riwayat yang dikemukakan dari Abu Zar'ah; dan dipilih oleh Ibnu Jarir.

Ad-Dahhak dan Qatadah mengatakan bahwa yang dimaksud adalah Injil dan Al-Qur'an. Hanya Allah yang lebih mengetahui.

Menurut pengertian lahiriah dari qiraat sihrani adalah Taurat dan Al-Qur'an. 


قُلْ فَأْتُوا۟ بِكِتَٰبٍۢ مِّنْ عِندِ ٱللَّهِ هُوَ أَهْدَىٰ مِنْهُمَآ أَتَّبِعْهُ إِن كُنتُمْ صَٰدِقِينَ 49

(49) Katakanlah: "Datangkanlah olehmu sebuah kitab dari sisi Allah yang kitab itu lebih (dapat) memberi petunjuk daripada keduanya (Taurat dan Al Quran) niscaya aku mengikutinya, jika kamu sungguh orang-orang yang benar".

(49) 

sebab dalam firman selanjutnya disebutkan:

قُلْ فَأْتُوا بِكِتَابٍ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ هُوَ أَهْدَى مِنْهُمَا أَتَّبِعْهُ

Katakanlah.”Datangkanlah olehmu sebuah kitab dari sisi Allah yang kitab itu lebih (dapat) memberi petunjuk daripada keduanya (Taurat dan Al-Qur'an) niscaya aku mengikutinya. (Al-Qashash: 49)

Dan sering sekali Allah menyebutkan secara bergandengan antara kitab Taurat dan kitab Al-Qur'an, sebagaimana yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:

قُلْ مَنْ أَنزلَ الْكِتَابَ الَّذِي جَاءَ بِهِ مُوسَى نُورًا وَهُدًى لِلنَّاسِ

Katakanlah, "Siapakah yang menurunkan kitab (Taurat) yang dibawa oleh Musa sebagai cahaya dan petunjuk bagi manusia?" (Al-An'am: 91)

sampai dengan firman-Nya:

وَهَذَا كِتَابٌ أَنزلْنَاهُ مُبَارَكٌ

Dan ini (Al-Qur'an) adalah kitab yang telah Kami turunkan yang diberkati. (Al-An'am: 92)

Dan di akhir surat Al-An'am disebutkan oleh firman-Nya:

ثُمَّ آتَيْنَا مُوسَى الْكِتَابَ تَمَامًا عَلَى الَّذِي أَحْسَنَ

Kemudian Kami telah memberikan Al-Kitab (Taurat) kepada Musa untuk menyempurnakan (nikmat Kami) kepada orang yang berbuat kebaikan. (Al-An'am: 154), hingga akhir ayat.

Dan firman Allah Swt.:

وَهَذَا كِتَابٌ أَنزلْنَاهُ مُبَارَكٌ فَاتَّبِعُوهُ وَاتَّقُوا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

Dan Al-Qur'an itu adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkati, maka ikutilah dia dan bertakwalah agar kamu diberi rahmat. (Al-An'am: 155)

Jin dalam surat Al-Ahqaf mengatakan, sebagaimana yang disitir oleh firman-Nya:

إِنَّا سَمِعْنَا كِتَابًا أُنزلَ مِنْ بَعْدِ مُوسَى مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ

sesungguhnya kami telah mendengarkan kitab (Al-Qur'an) yang telah diturunkan sesudah Musa yang membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya. (Al-Ahqaf: 3)

Waraqah ibnu Naufal telah mengatakan, "Malaikat (Jibril) inilah yang pernah diturunkan kepada Musa." Dan merupakan hal yang telah dimaklumi secara daruri bagi semua orang yang berakal, bahwa Allah Swt. tidaklah menurunkan suatu kitab dari langit di antara kitab-kitab yang Dia turunkan kepada nabi-nabi-Nya dalam bentuk yang lebih sempurna, lebih mencakup, lebih fasih, lebih besar, dan lebih mulia selain dari Al-Kitab (Al-Qur'an) yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. Sesudah itu dalam hal tingkatan kemuliaan dan kebesarannya adalah kitab yang diturunkan kepada Nabi Musa a.s., yaitu kitab yang disebutkan oleh Allah Swt. melalui firman-Nya:

إِنَّا أَنزلْنَا التَّوْرَاةَ فِيهَا هُدًى وَنُورٌ يَحْكُمُ بِهَا النَّبِيُّونَ الَّذِينَ أَسْلَمُوا لِلَّذِينَ هَادُوا وَالرَّبَّانِيُّونَ وَالأحْبَارُ بِمَا اسْتُحْفِظُوا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ وَكَانُوا عَلَيْهِ شُهَدَاءَ

Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab Taurat di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), yang dengan kitab itu diputuskan perkara orang-orang Yahudi oleh nabi-nabi yang menyerah diri kepada Allah, oleh orang-orang alim mereka dan pendeta-pendeta mereka, disebabkan mereka diperintahkan memelihara kitab-kitab Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya. (Al-Maidah: 44)

Sedangkan kitab Injil diturunkan hanyalah untuk menyempurnakan kitab Taurat dan menghalalkan sebagian dari apa yang diharamkan atas kaum Bani Israil. Karena itulah disebutkan oleh firman-Nya:

قُلْ فَأْتُوا بِكِتَابٍ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ هُوَ أَهْدَى مِنْهُمَا أَتَّبِعْهُ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ

Katakanlah, "Datangkanlah olehmu sebuah kitab dari sisi Allah yang kitab itu lebih (dapat) memberi petunjuk daripada keduanya (Taurat dan Al-Qur'an) niscaya aku mengikutinya, jika kalian sungguh orang-orang yang benar. (Al-Qashash: 49)

dalam membela kebenaran dan menentang kebatilan dengannya.


فَإِن لَّمْ يَسْتَجِيبُوا۟ لَكَ فَٱعْلَمْ أَنَّمَا يَتَّبِعُونَ أَهْوَآءَهُمْ ۚ وَمَنْ أَضَلُّ مِمَّنِ ٱتَّبَعَ هَوَىٰهُ بِغَيْرِ هُدًۭى مِّنَ ٱللَّهِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَهْدِى ٱلْقَوْمَ ٱلظَّٰلِمِينَ 50

(50) Maka jika mereka tidak menjawab (tantanganmu) ketahuilah bahwa sesungguhnya mereka hanyalah mengikuti hawa nafsu mereka (belaka). Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang mengikuti hawa nafsunya dengan tidak mendapat petunjuk dari Allah sedikitpun. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.

(50) 

Firman Allah Swt.:

فَإِنْ لَمْ يَسْتَجِيبُوا لَكَ

Maka jika mereka tidak menjawab (tantanganmu). (Al-Qashash: 50)

Yakni jika mereka tidak menjawab apa yang kamu katakan kepada mereka dan mereka tetap tidak mau mengikuti perkara yang hak.

فَاعْلَمْ أَنَّمَا يَتَّبِعُونَ أَهْوَاءَهُمْ

ketahuilah bahwa sesungguhnya mereka hanyalah mengikuti hawa nafsu mereka (belaka). (Al-Qashash: 50)

tanpa dalil dan tanpa alasan.

وَمَنْ أَضَلُّ مِمَّنَ اتَّبَعَ هَوَاهُ بِغَيْرِ هُدًى مِنَ اللَّهِ

Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang mengikuti hawa nafsunya dengan tidak mendapat petunjuk dari Allah. (Al-Qashash: 50)

tanpa alasan yang diambil dari Kitabullah.

إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ

Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim. (Al-Qashash: 50)