28 - القصص - Al-Qasas

Juz : 20

The Stories
Meccan

وَمَآ أُوتِيتُم مِّن شَىْءٍۢ فَمَتَٰعُ ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا وَزِينَتُهَا ۚ وَمَا عِندَ ٱللَّهِ خَيْرٌۭ وَأَبْقَىٰٓ ۚ أَفَلَا تَعْقِلُونَ 60

(60) Dan apa saja yang diberikan kepada kamu, maka itu adalah kenikmatan hidup duniawi dan perhiasannya; sedang apa yang di sisi Allah adalah lebih baik dan lebih kekal. Maka apakah kamu tidak memahaminya?

(60) 

Allah Swt. menceritakan tentang kecilnya dunia dan semua perhiasan dan kemewahan yang terdapat di dalamnya bila dibandingkan dengan kenikmatan yang besar lagi kekal yang telah disediakan oleh Allah buat hamba-hamba-Nya yang saleh di negeri akhirat, sebagaimana yang disebutkan di dalam firman-Nya:

مَا عِنْدَكُمْ يَنْفَدُ وَمَا عِنْدَ اللَّهِ بَاقٍ

Apa yang di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal. (An-Nahl: 96)

وَمَا عِنْدَ اللَّهِ خَيْرٌ لِلأبْرَارِ

Dan apa yang di sisi Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang berbakti. (Ali Imran: 198)

وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا فِي الآخِرَةِ إِلا مَتَاعٌ

padahal kehidupan dunia itu (dibanding dengan) kehidupan akhirat, hanyalah kesenangan (yang sedikit). (Ar-Ra'd: 26)

Dan firman Allah Swt.:

بَلْ تُؤْثِرُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَالآخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَى

Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi. Sedangkan kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal. (Al-A'la: 16-17)

Rasulullah Saw. telah bersabda:

"وَاللَّهِ مَا الدُّنْيَا فِي الْآخِرَةِ، إِلَّا كَمَا يَغْمِس أَحَدُكُمْ إِصْبَعَهُ فِي الْيَمِّ، فَلْينظُر مَاذَا يَرْجِعُ إِلَيْهِ"

Demi Allah, tiadalah kehidupan di dunia ini dibandingkan dengan kehidupan di akhirat melainkan sebagaimana seseorang dari kalian mencelupkan jari telunjuknya ke laut, maka hendaknya ia perhatikan apakah yang ia peroleh darinya?

Adapun firman Allah Swt.:

أَفَلا يَعْقِلُونَ

Maka apakah kamu tidak memahaminya? (Al-Qashash: 60)

Yakni tidakkah orang yang mendahulukan kepentingan dunia dengan meninggalkan kepentingan akhirat menggunakan akalnya?


أَفَمَن وَعَدْنَٰهُ وَعْدًا حَسَنًۭا فَهُوَ لَٰقِيهِ كَمَن مَّتَّعْنَٰهُ مَتَٰعَ ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا ثُمَّ هُوَ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ مِنَ ٱلْمُحْضَرِينَ 61

(61) Maka apakah orang yang Kami janjikan kepadanya suatu janji yang baik (surga) lalu ia memperolehnya, sama dengan orang yang Kami berikan kepadanya kenikmatan hidup duniawi; kemudian dia pada hari kiamat termasuk orang-orang yang diseret (ke dalam neraka)?

(61) 

Firman Allah Swt.:

أَفَمَنْ وَعَدْنَاهُ وَعْدًا حَسَنًا فَهُوَ لاقِيهِ كَمَنْ مَتَّعْنَاهُ مَتَاعَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ثُمَّ هُوَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنَ الْمُحْضَرِينَ

Maka apakah orang yang Kami janjikan kepadanya suatu janji yang baik (surga), lalu ia memperolehnya, sama dengan orang yang Kami berikan kepadanya kenikmatan hidup duniawi, kemudian dia pada hari kiamat termasuk orang-orang yang diseret (ke dalam neraka)? (Al-Qashash: 61)

Maksudnya, apakah orang yang beriman lagi membenarkan apa yang telah dijanjikan oleh Allah berupa pahala yang pasti diperolehnya sebagai imbalan atas amal-amal saleh yang dikerjakannya, sama dengan orang yang kafir lagi mendustakan hari pertemuan dengan Allah serta mendustakan janji dan ancaman-Nya, dan yang diperolehnya hanyalah kenikmatan hidup di dunia yang sangat sebentar.

ثُمَّ هُوَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنَ الْمُحْضَرِينَ

kemudian dia pada hari kiamat termasuk orang-orang yang diseret (ke dalam neraka)? (Al-Qashash: 61)

Mujahid dan Qatadah mengatakan bahwa makna muhdarin ialah orang-orang yang diazab. Kemudian ada pula yang mengatakan bahwa sesungguhnya ayat ini diturunkan berkenaan dengan perbandingan antara Rasulullah Saw. dan Abu Jahal. Menurut pendapat yang lainnya lagi antara Hamzah, Ali di suatu pihak, dan di pihak lain Abu Jahal. Kedua riwayat ini diketengahkan oleh Mujahid. Makna lahiriah ayat menunjukkan pengertian umum; perihalnya sama dengan firman Allah Swt. saat menceritakan perihal orang mukmin yang masuk surga saat ia melihat temannya yang berada di dasar neraka, sedangkan dia berada di tingkatan yang tinggi di surga, lalu orang mukmin itu mengatakan sebagaimana yang disitir oleh firman-Nya:

وَلَوْلا نِعْمَةُ رَبِّي لَكُنْتُ مِنَ الْمُحْضَرِينَ

jikalau tidaklah karena nikmat Tuhanku, pastilah aku termasuk orang-orang yang diseret (ke neraka). (As-Saffat: 57)

Dan firman Allah Swt.:

وَلَقَدْ عَلِمَتِ الْجِنَّةُ إِنَّهُمْ لَمُحْضَرُونَ

Dan sesungguhnya jin mengetahui bahwa mereka benar-benar akan diseret (ke neraka). (As-Saffat: 158)


وَيَوْمَ يُنَادِيهِمْ فَيَقُولُ أَيْنَ شُرَكَآءِىَ ٱلَّذِينَ كُنتُمْ تَزْعُمُونَ 62

(62) Dan (ingatlah) hari (di waktu) Allah menyeru mereka, seraya berkata: "Di manakah sekutu-sekutu-Ku yang dahulu kamu katakan?"

(62) 

Allah menceritakan celaan yang Dia tujukan kepada orang-orang kafir lagi musyrik kelak di hari kiamat saat Dia menyeru mereka. Allah Swt. berfirman:

أَيْنَ شُرَكَائي الَّذِينَ كُنْتُمْ تَزْعُمُونَ

Di manakah sekutu-sekutu-Ku yang dahulu kalian katakan? (Al-Qashash: 62)

Yakni di manakah tuhan-tuhan yang kalian sembah semasa di dunia, berupa berhala-berhala dan tandingan-tandingan Allah, apakah mereka dapat menolong kalian atau membela dirinya? Ungkapan ini mengandung kecaman dan ancaman, sebagaimana yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:

وَلَقَدْ جِئْتُمُونَا فُرَادَى كَمَا خَلَقْنَاكُمْ أَوَّلَ مَرَّةٍ وَتَرَكْتُمْ مَا خَوَّلْنَاكُمْ وَرَاءَ ظُهُورِكُمْ وَمَا نَرَى مَعَكُمْ شُفَعَاءَكُمُ الَّذِينَ زَعَمْتُمْ أَنَّهُمْ فِيكُمْ شُرَكَاءُ لَقَدْ تَقَطَّعَ بَيْنَكُمْ وَضَلَّ عَنْكُمْ مَا كُنْتُمْ تَزْعُمُونَ

Dan sesungguhnya kamu datang kepada Kami sendiri-sendiri sebagaimana kamu Kami ciptakan pada pertama kali, dan kamu tinggalkan di belakangmu (di dunia) apa yang telah Kami karuniakan kepadamu; dan Kami tiada melihat besertamu pemberi syafaat yang kamu anggap bahwa mereka itu sekutu-sekutu Tuhan di antara kamu. Sungguh telah terputuslah (pertalian) antara kamu dan telah lenyap daripada kamu apa yang dahulu kamu anggap (sebagai sekutu Allah). (Al-An'am: 94)



قَالَ ٱلَّذِينَ حَقَّ عَلَيْهِمُ ٱلْقَوْلُ رَبَّنَا هَٰٓؤُلَآءِ ٱلَّذِينَ أَغْوَيْنَآ أَغْوَيْنَٰهُمْ كَمَا غَوَيْنَا ۖ تَبَرَّأْنَآ إِلَيْكَ ۖ مَا كَانُوٓا۟ إِيَّانَا يَعْبُدُونَ 63

(63) Berkatalah orang-orang yang telah tetap hukuman atas mereka; "Ya Tuhan kami, mereka inilah orang-orang yang kami sesatkan itu; kami telah menyesatkan mereka sebagaimana kami (sendiri) sesat, kami menyatakan berlepas diri (dari mereka) kepada Engkau, mereka sekali-kali tidak menyembah kami".

(63) 

Adapun firman Allah Swt.:

قَالَ الَّذِينَ حَقَّ عَلَيْهِمُ الْقَوْلُ

Berkatalah orang-orang yang telah tetap hukuman atas mereka. (Al-Qashash: 63)

Yakni setan-setan, para pembangkang, dan yang menyeru kepada kekafiran.

رَبَّنَا هَؤُلاءِ الَّذِينَ أَغْوَيْنَا أَغْوَيْنَاهُمْ كَمَا غَوَيْنَا تَبَرَّأْنَا إِلَيْكَ مَا كَانُوا إِيَّانَا يَعْبُدُونَ

Ya Tuhan kami, mereka inilah orang-orang yang kami sesatkan itu; kami telah menyesatkan mereka sebagaimana kami (sendiri) sesat, kami menyatakan berlepas diri (dari mereka) kepada Engkau, mereka sekali-kali tidak menyembah kami. (Al-Qashash: 63)

Setan-setan itu menyatakan pengakuannya, bahwa orang-orang tersebut telah mereka sesatkan, dan orang-orang itu mau mengikuti mereka; tetapi pada akhirnya setan-setan itu berlepas diri dari penyembahan yang dilakukan mereka, sebagaimana yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:

وَاتَّخَذُوا مِنْ دُونِ اللَّهِ آلِهَةً لِيَكُونُوا لَهُمْ عِزًّا. كَلا سَيَكْفُرُونَ بِعِبَادَتِهِمْ وَيَكُونُونَ عَلَيْهِمْ ضِدًّا

Dan mereka telah mengambil sembahan-sembahan selain Allah, agar sembahan-sembahan itu menjadi pelindung bagi mereka, sekali-kali tidak. Kelak mereka (sembahan-sembahan) itu akan mengingkari penyembahan (pengikut-pengikutnya) terhadapnya, dan mereka sembahan-sembahan itu akan menjadi musuh bagi mereka. (Maryam: 81-82)

Dan firman Allah Swt.:

وَمَنْ أَضَلُّ مِمَّنْ يَدْعُو مِنْ دُونِ اللَّهِ مَنْ لَا يَسْتَجِيبُ لَهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَهُمْ عَنْ دُعَائِهِمْ غَافِلُونَ. وَإِذَا حُشِرَ النَّاسُ كَانُوا لَهُمْ أَعْدَاءً وَكَانُوا بِعِبَادَتِهِمْ كَافِرِينَ

Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang menyembah sembahan-sembahan selain Allah yang tiada dapat memperkenan­kan (doa)nya sampai hari kiamat dan mereka lalai dari (memperhatikan) doa mereka? Dan apabila manusia dikumpulkan (pada hari kiamat), niscaya sembahan-sembahan itu menjadi musuh mereka dan mengingkari pemujaan-pemujaan mereka. (Al-Ahqaf: 5-6)

Nabi Ibrahim a.s. berkata kepada kaumnya, seperti yang disitir oleh firman-Nya:

إِنَّمَا اتَّخَذْتُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَوْثَانًا مَوَدَّةَ بَيْنِكُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ثُمَّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَكْفُرُ بَعْضُكُمْ بِبَعْضٍ وَيَلْعَنُ بَعْضُكُمْ بَعْضًا

Sesungguhnya berhala-berhala yang kamu sembah selain Allah adalah untuk menciptakan perasaan kasih sayang di antara kamu dalam kehidupan dunia ini, kemudian di hari kiamat sebagian kamu mengingkari sebagian (yang lain) dan sebagian kamu melaknati sebagian (yang lain). (Al-'Ankabut: 25), hingga akhir ayat.

Dan firman Allah Swt.:

إِذْ تَبَرَّأَ الَّذِينَ اتُّبِعُوا مِنَ الَّذِينَ اتَّبَعُوا وَرَأَوُا الْعَذَابَ وَتَقَطَّعَتْ بِهِمُ الأسْبَابُ

(Yaitu) ketika orang-orang yang diikuti itu berlepas diri dari orang-orang yang mengikutinya, dan mereka melihat siksa dan (ketika) segala hubungan antara mereka terputus sama sekali. (Al-Baqarah: 166)

sampai dengan firman-Nya:

وَمَا هُمْ بِخَارِجِينَ مِنَ النَّارِ

dan sekali-kali mereka tidak akan keluar dari api neraka. (Al-Baqarah: 167)


وَقِيلَ ٱدْعُوا۟ شُرَكَآءَكُمْ فَدَعَوْهُمْ فَلَمْ يَسْتَجِيبُوا۟ لَهُمْ وَرَأَوُا۟ ٱلْعَذَابَ ۚ لَوْ أَنَّهُمْ كَانُوا۟ يَهْتَدُونَ 64

(64) Dikatakan (kepada mereka) "Serulah olehmu sekutu-sekutu kamu", lalu mereka menyerunya, maka sekutu-sekutu itu tidak memperkenankan (seruan) mereka, dan mereka melihat azab. (Mereka ketika itu berkeinginan) kiranya mereka dahulu menerima petunjuk.

(64) 

Karena itulah dalam surat ini disebutkan oleh firman-Nya:

وَقِيلَ ادْعُوا شُرَكَاءَكُمْ

Dikatakan (kepada mereka), "Serulah olehmu sekutu-sekutu kamu!" (Al-Qashash: 64)

Yaitu untuk menyelamatkan kalian dari azab, sebagaimana yang kalian harapkan dari mereka semasa di dunia.

فَدَعَوْهُمْ فَلَمْ يَسْتَجِيبُوا لَهُمْ وَرَأَوُا الْعَذَابَ

lalu mereka menyerunya, maka sekutu-sekutu itu tidak memperkenan­kan (seruan) mereka, dan mereka melihat azab. (Al-Qashash: 64)

dan mereka yakin bahwa diri mereka pasti dimasukkan ke dalam neraka.

Firman Allah Swt.:

لَوْ أَنَّهُمْ كَانُوا يَهْتَدُونَ

(Mereka ketika itu berkeinginan) kiranya mereka dahulu menerima petunjuk. (Al-Qashash: 64)

Yakni ketika mereka menyaksikan azab, mereka berkeinginan sekiranya mereka dahulu termasuk orang-orang yang menerima petunjuk semasa di dunia. Ayat ini semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya:

وَيَوْمَ يَقُولُ نَادُوا شُرَكَائِيَ الَّذِينَ زَعَمْتُمْ فَدَعَوْهُمْ فَلَمْ يَسْتَجِيبُوا لَهُمْ وَجَعَلْنَا بَيْنَهُمْ مَوْبِقًا. وَرَأَى الْمُجْرِمُونَ النَّارَ فَظَنُّوا أَنَّهُمْ مُوَاقِعُوهَا وَلَمْ يَجِدُوا عَنْهَا مَصْرِفًا

Dan (ingatlah) akan hari (yang ketika itu) Dia berfirman, "Panggillah olehmu sekalian sekutu-sekutu-Ku yang kamu katakan itu.” Mereka lalu memanggilnya, tetapi sekutu-sekutu itu tidak membalas seruan mereka dan Kami adakan untuk mereka tempat kebinasaan (neraka). Dan orang-orang yang berdosa melihat neraka, maka mereka meyakini bahwa mereka akan jatuh ke dalamnya dan mereka tidak menemukan tempat berpaling darinya. (Al-Kahfi: 52-53)


وَيَوْمَ يُنَادِيهِمْ فَيَقُولُ مَاذَآ أَجَبْتُمُ ٱلْمُرْسَلِينَ 65

(65) Dan (ingatlah) hari (di waktu) Allah menyeru mereka, seraya berkata: "Apakah jawabanmu kepada para rasul?"

(65) 

Adapun firman Allah Swt.:

وَيَوْمَ يُنَادِيهِمْ فَيَقُولُ مَاذَا أَجَبْتُمُ الْمُرْسَلِينَ

Dan (ingatlah) hari (di waktu) Allah menyeru mereka seraya ber­kata, "Apakah jawabanmu kepada para rasul?” (Al-Qashash: 65)

Seruan pertama mempertanyakan masalah tauhid, dan yang disebutkan dalam ayat ini mengandung pengukuhan terhadap kenabian, yakni apakah jawaban kalian terhadap rasul-rasul yang diutus kepada kalian? Dan bagaimanakah tanggapan kalian kepada mereka? Hal ini seperti pertanyaan yang diajukan di dalam kubur, yaitu: "Siapakah Tuhanmu, siapakah nabi panutanmu, dan apakah agamamu?"

Adapun orang mukmin, ia akan menjawab dengan mengemukakan kesaksian bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan Muhammad Saw. adalah hamba dan rasul-Nya. Sedangkan orang kafir hanya mengatakan, "Ha, ha, saya tidak tahu." Karena itulah orang kafir tidak dapat menjawab pertanyaan itu kelak di hari kiamat selain dari diam saja; karena sesungguhnya orang yang buta saat hidup di dunia, kelak di akhirat lebih buta dan lebih sesat jalannya. 


فَعَمِيَتْ عَلَيْهِمُ ٱلْأَنۢبَآءُ يَوْمَئِذٍۢ فَهُمْ لَا يَتَسَآءَلُونَ 66

(66) Maka gelaplah bagi mereka segala macam alasan pada hari itu, karena itu mereka tidak saling tanya menanya.

(66) 

Karena itulah dalam firman selanjutnya disebutkan:

فَعَمِيَتْ عَلَيْهِمُ الأنْبَاءُ يَوْمَئِذٍ فَهُمْ لَا يَتَسَاءَلُونَ

Maka gelaplah bagi mereka segala macam alasan pada hari itu, karena itu mereka tidak saling tanya-menanya. (Al-Qashash: 66)

Mujahid mengatakan bahwa mereka tidak dapat mengemukakan alasan-alasan mereka, dan mereka tidak saling bertanya tentang keturunan.


فَأَمَّا مَن تَابَ وَءَامَنَ وَعَمِلَ صَٰلِحًۭا فَعَسَىٰٓ أَن يَكُونَ مِنَ ٱلْمُفْلِحِينَ 67

(67) Adapun orang yang bertaubat dan beriman, serta mengerjakan amal yang saleh, semoga dia termasuk orang-orang yang beruntung.

(67) 

Firman Allah Swt.:

فَأَمَّا مَنْ تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا

Adapun orang yang bertobat dan beriman serta mengerjakan amal yang saleh. (Al-Qashash: 67)

semasa di dunianya.

فَعَسَى أَنْ يَكُونَ مِنَ الْمُفْلِحِينَ

semoga dia termasuk orang-orang yang beruntung. (Al-Qashash: 67) '

Yakni kelak di hari kiamat, dan semoga ia mendapat kemurahan dari Allah; Pengertian kata 'semoga' merupakan suatu kepastian yang pasti terjadi berkat karunia dan kemurahan Allah Swt.


وَرَبُّكَ يَخْلُقُ مَا يَشَآءُ وَيَخْتَارُ ۗ مَا كَانَ لَهُمُ ٱلْخِيَرَةُ ۚ سُبْحَٰنَ ٱللَّهِ وَتَعَٰلَىٰ عَمَّا يُشْرِكُونَ 68

(68) Dan Tuhanmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilihnya. Sekali-kali tidak ada pilihan bagi mereka. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan (dengan Dia).

(68) 

Allah Swt. memberitahukan bahwa hanya Dia sematalah yang mampu mencipta dan memilih, dan bahwa tiada seorang pun yang menentang­Nya dalam hal tersebut, serta tiada yang meminta pertanggungjawaban terhadap-Nya.

Firman Allah Swt.:

وَرَبُّكَ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ وَيَخْتَارُ

Dan Tuhanmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilihnya. (Al-Qashash:68)

Yakni Dia memilih apa yang dikehendaki-Nya. Maka apa yang dikehendaki-Nya pasti ada, dan apa yang tidak dikehendaki-Nya pasti tiada. Semua perkara yang baik dan yang buruk berada di tangan kekuasaan-Nya dan bersumber dari-Nya.

Firman Allah Swt.:

مَا كَانَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ

Sekali-kali tidak ada pilihan bagi mereka. (Al-Qashash:68)

Menurut pendapat yang paling sahih di antara dua pendapat, huruf ma dalam ayat ini bermakna nafi, sama pengertiannya dengan huruf ma yang terdapat di dalam firman-Nya:

وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَمْرًا أَنْ يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ

Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. (Al-Ahzab:36)

Akan tetapi, Ibnu Jarir memilih pendapat yang mengatakan bahwa huruf ma dalam ayat ini adalah ma mausul yang bermakna al-lazi, sehingga maknanya adalah seperti berikut: Dan Dia memilih apa yang mengandung kebaikan bagi mereka. Dengan alasan inilah sebagian dari golongan Mu'tazilah mengatakan wajib menjaga hal yang lebih baik.

Pendapat yang benar adalah yang mengatakan bahwa huruf ma ini adalah ma nafiyah, sebagaimana yang telah dinukil oleh Ibnu Abu Hatim melalui Ibnu Abbas dan lain-lainnya, karena sesungguhnya kedudukan ayat ini sedang menjelaskan tentang monopoli Allah Swt. dalam menciptakan makhluk, menentukan ukurannya dan memilihnya, dan bahwa tiada tandingan bagi-Nya dalam hal tersebut. Karena itulah dalam firman selanjutnya disebutkan:

سُبْحَانَ اللَّهِ وَتَعَالَى عَمَّا يُشْرِكُونَ

Mahasuci Allah dan Mahatinggi dari apa yang mereka persekutukan (dengan Dia). (Al-Qashash:68)

Maksudnya, yang dipersekutukan oleh mereka dengan Allah adalah berhala-berhala dan tandingan-tandingan yang tidak dapat menciptakan dan tidak pula dapat memilih sesuatu apa pun.


وَرَبُّكَ يَعْلَمُ مَا تُكِنُّ صُدُورُهُمْ وَمَا يُعْلِنُونَ 69

(69) Dan Tuhanmu mengetahui apa yang disembunyikan (dalam) dada mereka dan apa yang mereka nyatakan.

(69) 

Kemudian dalam firman selanjutnya disebutkan:

وَرَبُّكَ يَعْلَمُ مَا تُكِنُّ صُدُورُهُمْ وَمَا يُعْلِنُونَ

Dan Tuhanmu mengetahui apa yang disembunyikan (dalam) dada mereka dan apa yang mereka nyatakan. (Al-Qashash:69)

Yakni mengetahui apa yang tersembunyi di dalam hati sanubari dan semua rahasia yang berada di dalamnya, sebagaimana Dia mengetahui segala sesuatu yang dinyatakan oleh semua makhluk-Nya. Allah Swt. telah berfirman dalam ayat lain:

سَوَاءٌ مِنْكُمْ مَنْ أَسَرَّ الْقَوْلَ وَمَنْ جَهَرَ بِهِ وَمَنْ هُوَ مُسْتَخْفٍ بِاللَّيْلِ وَسَارِبٌ بِالنَّهَارِ

Sama saja (bagi Tuhan), siapa di antaramu yang merahasiakan ucapannya, dan siapa yang berterus terang dengan ucapan itu, dan siapa yang bersembunyi di malam hari dan yang berjalan (menampakkan diri) di siang hari. (Ar-Ra'd:1)


وَهُوَ ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۖ لَهُ ٱلْحَمْدُ فِى ٱلْأُولَىٰ وَٱلْءَاخِرَةِ ۖ وَلَهُ ٱلْحُكْمُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ 70

(70) Dan Dialah Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, bagi-Nya-lah segala puji di dunia dan di akhirat, dan bagi-Nya-lah segala penentuan dan hanya kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.

(70) 

Firman Allah Swt.:

وَهُوَ اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلا هُوَ

Dan Dialah Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. (Al-Qashash:70)

Artinya, hanya Dia sematalah yang menjadi Tuhan yang berhak disembah, tiada yang harus disembah selain Dia, sebagaimana tiada Tuhan yang menciptakan segala sesuatu yang dikehendaki-Nya dan yang memilihnya selain Dia.

لَهُ الْحَمْدُ فِي الأولَى وَالآخِرَةِ

Bagi-Nyalah segala puji di dunia dan di akhirat. (Al-Qashash:70)

Yakni Dialah yang terpuji dalam semua yang dilakukan-Nya, berkat keadilan dan hikmah (kebijaksanaan)-Nya.

وَلَهُ الْحُكْمُ

dan bagi-Nyalah segala penentuan. (Al-Qashash:70)

Maksudnya, tiada akibat bagi perbuatan-Nya karena keperkasaan, kemenangan, hikmah, dan rahmat-Nya.

وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ

dan hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan. (Al-Qashash:70)

Yaitu kalian semua akan dikembalikan kepada-Nya kelak di hari kiamat, lalu Dia memberikan balasan kepada setiap orang sesuai dengan amal baik dan buruknya, tiada sesuatu pun dari amal perbuatan mereka yang tersembunyi bagi-Nya.