28 - القصص - Al-Qasas

Juz : 20

The Stories
Meccan

قُلْ أَرَءَيْتُمْ إِن جَعَلَ ٱللَّهُ عَلَيْكُمُ ٱلَّيْلَ سَرْمَدًا إِلَىٰ يَوْمِ ٱلْقِيَٰمَةِ مَنْ إِلَٰهٌ غَيْرُ ٱللَّهِ يَأْتِيكُم بِضِيَآءٍ ۖ أَفَلَا تَسْمَعُونَ 71

(71) Katakanlah: "Terangkanlah kepadaku, jika Allah menjadikan untukmu malam itu terus menerus sampai hari kiamat, siapakah Tuhan selain Allah yang akan mendatangkan sinar terang kepadamu? Maka apakah kamu tidak mendengar?"

(71) 

Allah Swt. menyebutkan karunia yang telah dilimpahkan-Nya kepada hamba-hamba-Nya melalui apa yang Dia tundukkan bagi mereka, yaitu siang dan malam hari yang tiada kelayakan hidup bagi mereka tanpa keduanya. Dan Allah menjelaskan seandainya Dia menjadikan bagi mereka seluruh waktunya malam hari sampai hari kiamat, tentulah hal tersebut akan membahayakan dan membosankan mereka, serta membuat mereka merasa jenuh terhadap malam hari. Karena itulah maka disebutkan oleh firman-Nya:

مَنْ إِلَهٌ غَيْرُ اللَّهِ يَأْتِيكُمْ بِضِيَاءٍ

siapakah Tuhan selain Allah yang akan mendatangkan sinar terang kepadamu? (Al-Qashash:71)

yang dengan sinar itu kalian dapat melihat dan tidak merasa takut.

أَفَلا تَسْمَعُونَ

Maka apakah kamu tidak mendengar? (Al-Qashash:71)

Kemudian Allah Swt. menyebutkan bahwa seandainya Dia menjadikan siang hari selama-lamanya sampai hari kiamat, tentulah hal tersebut akan membahayakan mereka, dan tubuh mereka akan kelelahan serta merasa bosan karena banyak bergerak dan menjalani kesibukan.



قُلْ أَرَءَيْتُمْ إِن جَعَلَ ٱللَّهُ عَلَيْكُمُ ٱلنَّهَارَ سَرْمَدًا إِلَىٰ يَوْمِ ٱلْقِيَٰمَةِ مَنْ إِلَٰهٌ غَيْرُ ٱللَّهِ يَأْتِيكُم بِلَيْلٍۢ تَسْكُنُونَ فِيهِ ۖ أَفَلَا تُبْصِرُونَ 72

(72) Katakanlah: "Terangkanlah kepadaku, jika Allah menjadikan untukmu siang itu terus menerus sampai hari kiamat, siapakah Tuhan selain Allah yang akan mendatangkan malam kepadamu yang kamu beristirahat padanya? Maka apakah kamu tidak memperhatikan?"

(72) 

Karena itulah disebutkan oleh firman-Nya:

مَنْ إِلَهٌ غَيْرُ اللَّهِ يَأْتِيكُمْ بِلَيْلٍ تَسْكُنُونَ فِيهِ

siapakah Tuhan selain Allah yang akan mendatangkan malam kepadamu yang kamu beristirahat padanya? (Al-Qashash:72)

Yakni kalian beristirahat dari aktivitas dan kesibukan kalian di malam hari itu.

أَفَلا تُبْصِرُونَ

Maka apakah kalian tidak memperhatikan? (Al-Qashash:72)


وَمِن رَّحْمَتِهِۦ جَعَلَ لَكُمُ ٱلَّيْلَ وَٱلنَّهَارَ لِتَسْكُنُوا۟ فِيهِ وَلِتَبْتَغُوا۟ مِن فَضْلِهِۦ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ 73

(73) Dan karena rahmat-Nya, Dia jadikan untukmu malam dan siang, supaya kamu beristirahat pada malam itu dan supaya kamu mencari sebahagian dari karunia-Nya (pada siang hari) dan agar kamu bersyukur kepada-Nya.

(73) 

Yakni kalian beristirahat dari aktivitas dan kesibukan kalian di malam hari itu.

 وَمِنْ رَحْمَتِهِ

جَعَلَ لَكُمُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ

Dan karena rahmat-Nya (kepada kalian) Dia jadikan untukmu malam dan siang. (Al-Qashash:73)

Artinya, Dia menciptakan siang dan malam hari.

لِتَسْكُنُوا فِيهِ وَلِتَبْتَغُوا مِنْ فَضْلِهِ

supaya kamu beristirahat pada malam itu dan supaya kamu mencari sebagian dari karunia-Nya. (Al-Qashash:73)

Yakni pada siang hari dengan melakukan perjalanan, berpergian, dan melakukan aktivitas serta kesibukan. Ungkapan ini menurut istilah ilmu balagah dinamakan Al laf dan nasyr.

Firman Allah Swt.:

وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

dan agar kamu bersyukur kepada-Nya. (Al-Qashash:73)

Yaitu bersyukur kepada Allah dengan melakukan berbagai macam ibadah di malam dan siang hari; dan barang siapa yang meninggalkan sesuatu dari ibadah itu di malam harinya, maka ia dapat mengqadanya di siang hari; atau jika ia meninggalkannya di siang hari, maka dapat mengqadanya di malam hari. Sebagaimana yang disebutkan di dalam firman-Nya:

وَهُوَ الَّذِي جَعَلَ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ خِلْفَةً لِمَنْ أَرَادَ أَنْ يَذَّكَّرَ أَوْ أَرَادَ شُكُورًا

Dan Dia (pula) yang menjadikan malam dan siang silih berganti bagi orang yang ingin mengambil pelajaran atau orang yang ingin bersyukur. (Al-Furqan:62)

Ayat-ayat yang menerangkan hal ini cukup banyak.


وَيَوْمَ يُنَادِيهِمْ فَيَقُولُ أَيْنَ شُرَكَآءِىَ ٱلَّذِينَ كُنتُمْ تَزْعُمُونَ 74

(74) Dan (ingatlah) hari (di waktu) Allah menyeru mereka, seraya berkata: "Di manakah sekutu-sekutu-Ku yang dahulu kamu katakan?"

(74) 

Apa yang diterangkan dalam kelompok ayat ini merupakan seruan pula yang mengandung makna cemoohan dan kecaman bagi orang yang menyembah tuhan lain di samping Allah. Allah Swt. menyeru mereka di hadapan semua saksi seraya berfirman:

أَيْنَ شُرَكَائِيَ الَّذِينَ كُنْتُمْ تَزْعُمُونَ

Di manakah sekutu-sekutu-Ku yang dahulu kalian katakan? (Al-Qashash: 74)

Yakni semasa kalian hidup di dunia.


وَنَزَعْنَا مِن كُلِّ أُمَّةٍۢ شَهِيدًۭا فَقُلْنَا هَاتُوا۟ بُرْهَٰنَكُمْ فَعَلِمُوٓا۟ أَنَّ ٱلْحَقَّ لِلَّهِ وَضَلَّ عَنْهُم مَّا كَانُوا۟ يَفْتَرُونَ 75

(75) Dan Kami datangkan dari tiap-tiap umat seorang saksi, lalu Kami berkata "Tunjukkanlah bukti kebenaranmu", maka tahulah mereka bahwasanya yang hak itu kepunyaan Allah dan lenyaplah dari mereka apa yang dahulunya mereka ada-adakan.

(75) 


وَنزعْنَا مِنْ كُلِّ أُمَّةٍ شَهِيدًا

Dan Kami datangkan dari tiap-tiap umat seorang saksi. (Al-Qashash: 75)

Menurut Mujahid, yang dimaksud dengan saksi dalam ayat ini adalah rasul.

فَقُلْنَا هَاتُوا بُرْهَانَكُمْ

lalu Kami berkata, "Tunjukkanlah bukti kebenaran kalian!" (Al-Qashash: 75)

Yaitu bukti yang membenarkan apa yang kalian katakan, bahwa Allah mempunyai sekutu-sekutu.

فَعَلِمُوا أَنَّ الْحَقَّ لِلَّهِ

maka tahulah mereka bahwasanya yang hak itu kepunyaan Allah. (Al-Qashash: 75)

Maksudnya, tiada Tuhan selain Dia. Mereka tidak dapat berbicara dan tidak dapat pula mengemukakan jawabannya.

وَضَلَّ عَنْهُمْ مَا كَانُوا يَفْتَرُونَ

dan lenyaplah dari mereka apa yang dahulunya mereka ada-adakan, (Al-Qashash: 75)

Yakni lenyaplah semua sekutu itu dan tidak dapat memberikan suatu manfaat pun kepada mereka.


إِنَّ قَٰرُونَ كَانَ مِن قَوْمِ مُوسَىٰ فَبَغَىٰ عَلَيْهِمْ ۖ وَءَاتَيْنَٰهُ مِنَ ٱلْكُنُوزِ مَآ إِنَّ مَفَاتِحَهُۥ لَتَنُوٓأُ بِٱلْعُصْبَةِ أُو۟لِى ٱلْقُوَّةِ إِذْ قَالَ لَهُۥ قَوْمُهُۥ لَا تَفْرَحْ ۖ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ ٱلْفَرِحِينَ 76

(76) Sesungguhnya Karun adalah termasuk kaum Musa, maka ia berlaku aniaya terhadap mereka, dan Kami telah menganugerahkan kepadanya perbendaharaan harta yang kunci-kuncinya sungguh berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat-kuat. (Ingatlah) ketika kaumnya berkata kepadanya: "Janganlah kamu terlalu bangga; sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang terlalu membanggakan diri".

(76) 

Al-A'masy telah meriwayatkan dari Al-Minhal ibnu Amr, dari Sa'id ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: Sesungguhnya Qarun adalah termasuk kaum Musa. (Al-Qashash: 76) Qarun adalah anak paman Musa, yakni saudara sepupunya.

Hal yang sama dikatakan oleh Ibrahim An-Nakha'i, Abdullah ibnul Haris ibnu Naufal, Sammak ibnu Harb, Qatadah, Malik ibnu Dinar, Ibnu Juraij, dan lain-lainnya, bahwa Qarun adalah saudara sepupu Musa a.s.

Ibnu Juraij mengatakan bahwa dia adalah Qarun ibnu Yas-hub ibnu Qahis, sedangkan Musa adalah Ibnu Imran ibnu Qahis.

Muhammad ibnu Ishaq ibnu Yasar menduga bahwa Qarun adalah pamannya Musa ibnu Imran a.s.

Ibnu Juraij mengatakan bahwa menurut kebanyakan ahlul 'ilmi, Qarun adalah saudara sepupu Musa a.s.

Qatadah ibnu Di'amah mengatakan, "Kami mengatakan bahwa dia adalah anak paman Musa a.s. Qarun dijuluki Al-Munawwir karena suaranya yang bagus saat membaca kitab Taurat, tetapi dia adalah musuh Allah lagi munafik, sebagaimana sikap munafiknya Samiri. Keserakahan dirinyalah yang menjerumuskannya ke dalam kebinasaan karena hartanya yang terlalu banyak."

Menurut Syahr ibnu Hausyab, Qarun menjulurkan kainnya sepanjang satu jengkal karena kesombongan dan keangkuhan terhadap kaumnya sendiri.

Firman Allah Swt.:

وَآتَيْنَاهُ مِنَ الْكُنُوزِ مَا إِنَّ مَفَاتِحَهُ لَتَنُوءُ بِالْعُصْبَةِ أُولِي الْقُوَّةِ

dan Kami telah menganugerahkan kepadanya perbendaharaan harta yang kunci-kuncinya sungguh berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat. (Al-Qashash: 76)

Maksudnya, terasa berat oleh mereka memikulnya karena banyaknya kunci (yang menunjukkan banyaknya harta).

Al-A'masy telah meriwayatkan dari Khaisamah, bahwa kunci-kunci perbendaharaan harta Qarun terbuat dari kulit, setiap kunci besarnya sama dengan jari telunjuk. Setiap kunci untuk satu gudang tersendiri secara terpisah. Apabila Qarun berkendaraan, maka semua kunci perbendaharaannya diangkut dengan enam puluh ekor begal yang kuat; menurut pendapat yang lain diangkut dengan sarana lain, hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui.

Firman Allah Swt.:

إِذْ قَالَ لَهُ قَوْمُهُ لا تَفْرَحْ إِنَّ اللَّهَ لا يُحِبُّ الْفَرِحِينَ

(Ingatlah) ketika kaumnya berkata kepadanya, "Janganlah kamu terlalu bangga; sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang terlalu membanggakan diri.” (Al-Qashash: 76)

Yakni kaumnya memberinya nasihat dengan hal-hal yang lebih bermanfaat bagi kaumnya. Mereka mengatakan kepadanya dengan ungkapan memberi nasihat dan petunjuk, "Janganlah kamu terlalu bangga dengan apa yang telah kamu peroleh." Dengan kata lain, janganlah kamu membangga-banggakan hartamu.

إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْفَرِحِينَ

"sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang terlalu membanggakan diri.” (Al-Qashash: 76)

Ibnu Abbas mengatakan, makna yang dimaksud ialah membangga-banggakan diri. Mujahid mengatakan bahwa yang dimaksud ialah bersikap jahat dan sewenang-wenang, sebagaimana sikap orang-orang yang tidak bersyukur kepada Allah atas apa yang telah Dia berikan kepadanya.



وَٱبْتَغِ فِيمَآ ءَاتَىٰكَ ٱللَّهُ ٱلدَّارَ ٱلْءَاخِرَةَ ۖ وَلَا تَنسَ نَصِيبَكَ مِنَ ٱلدُّنْيَا ۖ وَأَحْسِن كَمَآ أَحْسَنَ ٱللَّهُ إِلَيْكَ ۖ وَلَا تَبْغِ ٱلْفَسَادَ فِى ٱلْأَرْضِ ۖ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ ٱلْمُفْسِدِينَ 77

(77) Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.

(77) 

Firman Allah Swt.:

وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الآخِرَةَ وَلا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا

Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi. (Al-Qashash: 77)

Maksudnya, gunakanlah harta yang berlimpah dan nikmat yang bergelimang sebagai karunia Allah kepadamu ini untuk bekal ketaatan kepada Tuhanmu dan mendekatkan diri kepada-Nya dengan mengerjakan berbagai amal pendekatan diri kepada-Nya, yang dengannya kamu akan memperoleh pahala di dunia dan akhirat.

وَلا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا

dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi. (Al-Qashash: 77)

Yakni yang dihalalkan oleh Allah berupa makanan, minuman, pakaian, rumah dan perkawinan. Karena sesungguhnya engkau mempunyai kewajiban terhadap Tuhanmu, dan engkau mempunyai kewajiban terhadap dirimu sendiri, dan engkau mempunyai kewajiban terhadap keluargamu, dan engkau mempunyai kewajiban terhadap orang-orang yang bertamu kepadamu, maka tunaikanlah kewajiban itu kepada haknya masing-masing.

وَأَحْسِنْ كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ

dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu. (Al-Qashash: 77)

Artinya, berbuat baiklah kepada sesama makhluk Allah sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu.

وَلا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الأرْضِ

dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. (Al-Qashash: 77)

Yaitu janganlah cita-cita yang sedang kamu jalani itu untuk membuat kerusakan di muka bumi dan berbuat jahat terhadap makhluk Allah.

إِنَّ اللَّهَ لا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ

Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (Al-Qashash: 77)