31 - لقمان - Luqman

Juz : 21

Luqman
Meccan

بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

الٓمٓ 1

(1) Alif Laam Miim

(1) 

الم

Alif Laam Miim. (Luqman:1)

Dalam tafsir surat Al-Baqarah telah diterangkan semua yang berkaitan dengan permulaan surat seperti ini.


تِلْكَ ءَايَٰتُ ٱلْكِتَٰبِ ٱلْحَكِيمِ 2

(2) Inilah ayat-ayat Al Quran yang mengandung hikmat,

(2) 

تِلْكَ آيَاتُ الْكِتَابِ الْحَكِيمِ

Inilah ayat-ayat Al Quran yang mengandung hikmat. (Luqman:2)

Yang singkatnya menyebutkan bahwa Allah Swt. menjadikan Al-Qur'an sebagai petunjuk, penawar, dan rahmat bagi orang-orang yang berbuat baik.


هُدًۭى وَرَحْمَةًۭ لِّلْمُحْسِنِينَ 3

(3) menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang berbuat kebaikan,

(3) 

هُدًى وَرَحْمَةً لِلْمُحْسِنِينَ

menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang berbuat kebaikan. (Luqman:3)

Sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang berbuat baik. 


ٱلَّذِينَ يُقِيمُونَ ٱلصَّلَوٰةَ وَيُؤْتُونَ ٱلزَّكَوٰةَ وَهُم بِٱلْءَاخِرَةِ هُمْ يُوقِنُونَ 4

(4) (yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka yakin akan adanya negeri akhirat.

(4) 

الَّذِينَ يُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَهُمْ بِالْآخِرَةِ هُمْ يُوقِنُونَ

(Yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka yakin akan adanya negeri akhirat. (Luqman:4)

Mereka adalah orang-orang yang mengerjakan kebaikan, yaitu mengikuti petunjuk syariat, mengerjakan salat fardu dengan memelihara batasan-batasan serta waktu-waktunya, berikut mengerjakan salat sunat yang mengiringinya baik yang ratib maupun yang tidak ratib. Mereka juga membayar zakat yang fardu kepada orang-orang yang berhak menerimanya, menghubungkan silaturahmi, serta beriman kepada hari pembalasan di akhirat nanti. Karena itulah mereka berharap akan pahala Allah dalam mengerjakan semua amal per­buatannya, mereka tidak pamer dalam mengerjakannya, dan tidak menghendaki balasan dari manusia, serta tidak pula terima kasih dari mereka.


أُو۟لَٰٓئِكَ عَلَىٰ هُدًۭى مِّن رَّبِّهِمْ ۖ وَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ 5

(5) Mereka itulah orang-orang yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhannya dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.

(5) 

أُولَئِكَ عَلَى هُدًى مِنْ رَبِّهِمْ

Mereka itulah orang-orang yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhannya. (Luqman:5)

Yakni beroleh petunjuk yang jelas dan berada pada jalan yang lurus lagi terang.

وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

dan mereka itulah orang-orang yang beruntung. (Luqman:5)

Yaitu di dunia dan di akhiratnya.


وَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يَشْتَرِى لَهْوَ ٱلْحَدِيثِ لِيُضِلَّ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِ بِغَيْرِ عِلْمٍۢ وَيَتَّخِذَهَا هُزُوًا ۚ أُو۟لَٰٓئِكَ لَهُمْ عَذَابٌۭ مُّهِينٌۭ 6

(6) Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu olok-olokan. Mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan.

(6) 

Setelah menyebutkan keadaan orang-orang yang berbahagia, yaitu mereka yang menjadikan Kitabullah sebagai petunjuk mereka dan mereka beroleh manfaat dari mendengarkan bacaannya, sebagaimana yang disebutkan di dalam firman-Nya:

اللَّهُ نزلَ أَحْسَنَ الْحَدِيثِ كِتَابًا مُتَشَابِهًا مَثَانِيَ تَقْشَعِرُّ مِنْهُ جُلُودُ الَّذِينَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ ثُمَّ تَلِينُ جُلُودُهُمْ وَقُلُوبُهُمْ إِلَى ذِكْرِ اللَّهِ ذَلِكَ هُدَى اللَّهِ يَهْدِي بِهِ مَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُضْلِلِ اللَّهُ فَمَا لَهُ مِنْ هَادٍ

Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al-Qur’an yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah. (Az-Zumar:23), hingga akhir ayat.

Kemudian dalam pembahasan selanjutnya diterangkan perihal orang-orang yang celaka, yaitu mereka yang berpaling dari Kalamullah, tidak mau mendengarkannya dan tidak mau mengambil manfaat darinya. Bahkan mereka lebih senang mendengarkan seruling, nyanyian dan suara musik. Sebagaimana yang ditakwilkan oleh Ibnu Mas'ud sehubungan dengan makna firman-Nya: Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah. (Luqman:6) Yang dimaksud dengan lahwul hadis ialah, demi Allah, nyanyian.

Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepadaku Yunus ibnu Abdul A'la, telah menceritakan kepada kami Ibnu Wahb, telah menceritakan kepadaku Yazid ibnu Yunus, dari AbuSakhr, dari Ibnu Mu'awiyah Al-Bajali, dari Sa'id ibnu Jubair, dari Abus Sahba Al-Bakri, bahwa ia pernah mendengar Abdullah ibnu Mas'ud saat ditanya mengenai makna firman Allah Swt.: Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah. (Luqman:6) Maka Ibnu Mas'ud menjawab bahwa yang dimaksud adalah nyanyian. Demi Allah yang tidak ada Tuhan yang wajib disembah selain Dia.

Telah menceritakan kepada kami Amr ibnu Ali, telah menceritakan kepada kami Safwan ibnu Isa, telah menceritakan kepada kami Humaid Al-Kharait, dari Ammar, dari Sa'id ibnu Jubair, dari Abus Sahba bahwa ia pernah bertanya kepada Ibnu Mas'ud tentang firman-Nya: Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna. (Luqman:6) Ibnu Mas'ud mengatakan bahwa yang dimaksud adalah nyanyian.

Hal yang sama dikatakan oleh Ibnu Abbas, Jabir, Ikrimah, Sa'id ibnu Jubair, Mujahid, Mak-hul, Amr ibnu Syu'aib, dan Ali ibnu Bazimah.

Al-Hasan Al-Basri mengatakan bahwa firman-Nya: Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan. (Luqman:6) Maksudnya, nyanyian dan seruling (musik).

Qatadah telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan. (Luqman:6) Demi Allah, barangkali dia tidak mengeluarkan perbelanjaan untuk itu, tetapi yang dimaksud dengan istilah syira' itu ialah menyukainya. Sebab cukuplah kesesatan bagi seseorang bila ia memilih perkataan yang batil daripada perkataan yang hak, dan memilih hal yang mudarat daripada hal yang bermanfaat.

Menurut pendapat yang lain, yang dimaksud dengan firman-Nya: mempergunakan perkataan yang tidak berguna. (Luqman:6) ialah membeli budak-budak perempuan untuk bernyanyi.

قَالَ ابْنُ أَبِي حَاتِمٍ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْمَاعِيلَ الأحْمَسي: حَدَّثَنَا وَكِيع، عَنْ خَلاد الصَّفَّارِ، عَنْ عُبَيْد اللَّهِ بْنِ زَحْر، عَنْ عَلِيِّ بْنُ يَزِيدَ، عَنِ الْقَاسِمِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ أَبِي أُمَامَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: لَا يَحُلُّ بَيْعُ الْمُغَنِّيَاتِ وَلَا شِرَاؤُهُنَّ، وَأَكْلُ أَثْمَانِهِنَّ حَرَامٌ، وَفِيهِنَّ أَنْزَلَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَيّ: وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَشْتَرِي لَهْوَ الْحَدِيثِ

Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Ismail Al-Ahmasi, telah menceritakan kepada kami Waki', dari Khallad As-Saffar, dari Abdullah ibnu Zahr, dari Ali ibnu Yazid, dari Al-Qasim ibnu Abdur-Rahman, dari Abu Umamah, dari Nabi Saw. yang telah bersabda: Tidak dihalalkan menjual budak-budak perempuan penyanyi dan tidak pula membeli mereka, dan memakan hasil jualan mereka haram. Sehubungan dengan mereka Allah Swt. menurunkan firman-Nya, Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah.” (Luqman:6)

Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Imam Turmuzi dan Ibnu Jarir melalui hadis Abdullah ibnu Zahr dengan lafaz yang semisal. Kemudian Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini garib, dan ia menilai daif Ali ibnu Yazid yang telah disebutkan di atas.

Menurut kami, Ali dan gurunya serta orang-orang yang menerima riwayat darinya itu semuanya berpredikat daif. Hanya Allah Yang Maha Mengetahui.

Ad-Dahhak telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna. (Luqman:6) Bahwa yang dimaksud adalah kemusyrikan.

Hal yang sama dikatakan oleh Abdur Rahman ibnu Zaid ibnu Aslam, lalu dipilih oleh Ibnu Jarir, yang kesimpulannya mengatakan bahwa setiap perkataan yang menghalang-halangi ayat-ayat Allah dan mencegah untuk mengikuti jalan­Nya, itulah yang dinamakan lahwul hadis.

Firman Allah Swt.:

لِيُضِلَّ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ

untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah. (Luqman:6)

Sesungguhnya hal tersebut dikatakan menyesatkan karena bertentangan dengan Islam dan para pemeluknya. Menurut qiraat yang membaca ya-dilla berarti huruf lam bermakna lamul 'aqibah atau lamut ta'lil berdasarkan takdir Allah yang telah menetapkan bahwa mereka pasti berbuat demikian.

Firman Allah Swt.:

وَيَتَّخِذَهَا هُزُوًا

dan menjadikan jalan Allah itu olok-olokan. (Luqman:6)

Mujahid mengatakan bahwa orang tersebut menjadikan jalan Allah sebagai bahan olok-olokannya. Sedangkan menurut Qatadah, makna yang dimaksud ialah orang tersebut menjadikan ayat-ayat Allah sebagai olok-olokan. Pendapat Mujahid lebih utama.

Firman Allah Swt.:

أُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ مُهِينٌ

Mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan. (Luqman:6)

Yakni sebagaimana mereka memperolok-olokkan ayat-ayat Allah dan jalan-Nya, maka mereka balas dihinakan kelak pada hari kiamat dengan azab yang kekal dan terus menerus. Dalam firman berikutnya disebutkan:


وَإِذَا تُتْلَىٰ عَلَيْهِ ءَايَٰتُنَا وَلَّىٰ مُسْتَكْبِرًۭا كَأَن لَّمْ يَسْمَعْهَا كَأَنَّ فِىٓ أُذُنَيْهِ وَقْرًۭا ۖ فَبَشِّرْهُ بِعَذَابٍ أَلِيمٍ 7

(7) Dan apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat Kami dia berpaling dengan menyombongkan diri seolah-olah dia belum mendengarnya, seakan-akan ada sumbat di kedua telinganya; maka beri kabar gembiralah dia dengan azab yang pedih.

(7) 

وَإِذَا تُتْلَى عَلَيْهِ آيَاتُنَا وَلَّى مُسْتَكْبِرًا كَأَنْ لَمْ يَسْمَعْهَا كَأَنَّ فِي أُذُنَيْهِ وَقْرًا

Dan apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat Kami, dia berpaling dengan menyombongkan diri seolah-olah dia belum mendengarnya, seakan-akan ada sumbatan di kedua telinganya. (Luqman:7)

Orang yang gemar kepada perbuatan yang tak berguna, main-main, dan gemar bernyanyi ini apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat Al-Qur'an, maka ia berpaling darinya dan berpura-pura tidak mendengarnya, seakan-akan dia orang yang tuli, karena dia merasa terganggu dengan mendengar­nya, sebab ia tidak mau mengambil manfaat dari ayat-ayat itu dan tidak pula rpemerlukannya.

فَبَشِّرْهُ بِعَذَابٍ أَلِيمٍ

maka beri kabar gembiralah dia dengan azab yang pedih. (Luqman:7)

Yakni kelak di hari kiamat, azab itu akan menyakitkannya sebagaimana ia merasa sakit manakala mendengar Kitabullah dan ayat-ayatnya (ketika di dunia).


إِنَّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ لَهُمْ جَنَّٰتُ ٱلنَّعِيمِ 8

(8) Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh, bagi mereka surga-surga yang penuh kenikmatan,

(8) 

Ini menyebutkan tempat kembali orang-orang yang bertakwa, yaitu mereka yang hidup berbahagia di kampung akhirat. Mereka beriman kepada Allah, membenarkan rasul-rasul Allah, serta beramal saleh yang mengikuti syariat Allah.

لَهُمْ جَنَّاتُ النَّعِيمِ

bagi mereka surga-surga yang penuh kenikmatan. (Luqman:8)

Mereka hidup bersenang-senang di dalamnya, merasakan berbagai macam kenikmatan dan kegembiraan yang berupa makanan, minuman, pakaian, rumah, kendaraan, wanita, pemandangan yang indah-indah, serta mendengarkan nyanyian yang merdu-merdu. Semuanya itu merupakan kenikmatan yang belum pernah terdetik di dalam hati seorang manusia pun. Mereka hidup kekal di dalamnya, tidak akan berpindah darinya, dan sama sekali tidak mau pindah darinya.



خَٰلِدِينَ فِيهَا ۖ وَعْدَ ٱللَّهِ حَقًّۭا ۚ وَهُوَ ٱلْعَزِيزُ ٱلْحَكِيمُ 9

(9) Kekal mereka di dalamnya; sebagai janji Allah yang benar. Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

(9) 

Firman Allah Swt.:

وَعْدَ اللَّهِ حَقًّا

sebagai janji Allah yang benar. (Luqman:9)

Maksudnya, hal itu pasti terjadi karena merupakan janji Allah, dan Allah tidak akan mengingkari janji-Nya; Dia Maha Mulia, Maha Pemberi anugerah lagi Maha Berbuat terhadap apa yang dikehendaki-Nya lagi Mahakuasa atas segala sesuatu.

وَهُوَ الْعَزِيزُ

Dan Dialah Yang Mahaperkasa. (Luqman:9)

Yang Mengalahkan segala sesuatu dan tunduk patuh kepada-Nya segala sesuatu.

الْحَكِيمُ

lagi Mahabijaksana. (Luqman:9)

dalam semua ucapan dan perbuatan-Nya, Yang menjadikan Al-Qur'an sebagai petunjuk bagi orang-orang yang beriman.

قُلْ هُوَ لِلَّذِينَ آمَنُوا هُدًى وَشِفَاءٌ وَالَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ فِي آذَانِهِمْ وَقْرٌ وَهُوَ عَلَيْهِمْ عَمًى

Katakanlah, Al-Qur’an itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang yang beriman. Dan orang-orang yang tidak beriman pada telinga mereka ada sumbatan, sedangkan Al-Qur’an itu suatu kegelapan bagi mereka. (Fussilat:44), hingga akhir ayat.

Dan firman Allah Swt.:

وَنُنزلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ وَلا يَزِيدُ الظَّالِمِينَ إِلا خَسَارًا

Dan Kami turunkan dari Al-Qur’an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al-Qur’an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian. (Al-Isra:82)


خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ بِغَيْرِ عَمَدٍۢ تَرَوْنَهَا ۖ وَأَلْقَىٰ فِى ٱلْأَرْضِ رَوَٰسِىَ أَن تَمِيدَ بِكُمْ وَبَثَّ فِيهَا مِن كُلِّ دَآبَّةٍۢ ۚ وَأَنزَلْنَا مِنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءًۭ فَأَنۢبَتْنَا فِيهَا مِن كُلِّ زَوْجٍۢ كَرِيمٍ 10

(10) Dia menciptakan langit tanpa tiang yang kamu melihatnya dan Dia meletakkan gunung-gunung (di permukaan) bumi supaya bumi itu tidak menggoyangkan kamu; dan memperkembang biakkan padanya segala macam jenis binatang. Dan Kami turunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan padanya segala macam tumbuh-tumbuhan yang baik.

(10) 

Allah Swt. melalui ayat ini menjelaskan tentang kekuasaan-Nya melalui penciptaan langit dan bumi serta segala sesuatu yang ada pada keduanya. Untuk itu Allah Swt. berfirman:

خَلَقَ السَّمَوَاتِ بِغَيْرِ عَمَدٍ

Dia menciptakan langit tanpa tiang. (Luqman:10)

Al-Hasan dan Qatadah mengatakan bahwa langit tidak mempunyai tiang, baik yang tidak terlihat maupun yang terlihat. Ibnu Abbas, Ikrimah, dan Mujahid mengatakan bahwa langit memang mempunyai tiang, tetapi kalian tidak dapat melihatnya. Penjelasan mengenai hal ini telah disebutkan di dalam tafsir surat Ar-Ra'd dengan keterangan yang panjang sehingga tidak perlu lagi diulangi di sini.

وَأَلْقَى فِي الأرْضِ رَوَاسِيَ

dan Dia meletakkan gunung-gunung (di permukaan) bumi. (Luqman:10)

Yakni gunung-gunung yang terpancang di bumi untuk menyeimbangkannya agar tidak berguncang menggoyangkan para penduduknya. Karena itulah disebutkan oleh firman-Nya:

أَنْ تَمِيدَ بِكُمْ

supaya bumi itu tidak menggoyangkan kamu. (Luqman:10)

Artinya, agar bumi tidak berguncang menggoyangkan kamu sehingga bumi menjadi stabil.

Firman Allah Swt.:

وَبَثَّ فِيهَا مِنْ كُلِّ دَابَّةٍ

dan memperkembangbiakkan padanya segala macam jenis binatang. (Luqman:10)

Dia telah menyebarkan segala macam binatang di bumi dalam jumlah yang tidak diketahui bentuk dan warnanya kecuali hanya oleh Penciptanya.

Setelah menetapkan bahwa Dia adalah Yang Menciptakan, lalu Allah mengingatkan (manusia) bahwa Dialah yang memberi rezeki, yang hal ini diungkapkan melalui firman-Nya:

وَأَنزلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَنْبَتْنَا فِيهَا مِنْ كُلِّ زَوْجٍ كَرِيمٍ

Dan Kami turunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan padanya segala macam tumbuh-tumbuhan yang baik. (Luqman:10)

Yakni segala macam tetumbuhan yang baik dan indah pemandangannya. Asy-Sya'bi mengatakan bahwa manusia juga merupakan tumbuhan bumi, maka barang siapa yang dimasukkan ke dalam surga, berarti dia adalah tumbuhan yang baik; dan barang siapa yang dimasukkan ke dalam neraka, berarti dia adalah tumbuhan yang buruk.


هَٰذَا خَلْقُ ٱللَّهِ فَأَرُونِى مَاذَا خَلَقَ ٱلَّذِينَ مِن دُونِهِۦ ۚ بَلِ ٱلظَّٰلِمُونَ فِى ضَلَٰلٍۢ مُّبِينٍۢ 11

(11) Inilah ciptaan Allah, maka perlihatkanlah olehmu kepadaku apa yang telah diciptakan oleh sembahan-sembahan(mu) selain Allah. Sebenarnya orang-orang yang zalim itu berada di dalam kesesatan yang nyata.

(11) 

Firman Allah Swt.:

هَذَا خَلْقُ اللَّهِ

Inilah ciptaan Allah. (Luqman:11)

Artinya, apa yang telah disebutkan oleh Allah Swt. tadi —yaitu penciptaan langit dan bumi serta segala sesuatu yang ada di antara keduanya— berasal dari perbuatan Allah dan merupakan ciptaan-Nya, berdasarkan ketentuan dari-Nya semata, tiada sekutu bagi-Nya dalam penciptaan itu. Untuk itulah maka disebutkan dalam firman selanjutnya:

فَأَرُونِي مَاذَا خَلَقَ الَّذِينَ مِنْ دُونِهِ

maka perlihatkanlah olehmu kepadaku apa yang telah dicipta­kan oleh sembahan-sembahan(mu) selain Allah. (Luqman: 11)

Yakni sembahan-sembahan yang kalian seru berupa berhala-berhala dan sekutu-sekutu itu.

بَلِ الظَّالِمُونَ

Sebenarnya orang-orang yang zalim itu. (Luqman:11)

Yaitu orang-orang yang musyrik kepada Allah dan menyembah selain­Nya bersama Dia.

فِي ضَلالٍ

berada di dalam kesesatan. (Luqman:11)

Mereka berada dalam kebodohan dan kegelapan.

مُبِينٍ

yang nyata. (Luqman:11)

Maksudnya, jelas, nyata, dan tidak ada kesamaran padanya.