34 - سبإ - Saba
Sheba
Meccan
وَلَا تَنفَعُ ٱلشَّفَٰعَةُ عِندَهُۥٓ إِلَّا لِمَنْ أَذِنَ لَهُۥ ۚ حَتَّىٰٓ إِذَا فُزِّعَ عَن قُلُوبِهِمْ قَالُوا۟ مَاذَا قَالَ رَبُّكُمْ ۖ قَالُوا۟ ٱلْحَقَّ ۖ وَهُوَ ٱلْعَلِىُّ ٱلْكَبِيرُ 23
(23) Dan tiadalah berguna syafa'at di sisi Allah melainkan bagi orang yang telah diizinkan-Nya memperoleh syafa'at itu, sehingga apabila telah dihilangkan ketakutan dari hati mereka, mereka berkata "Apakah yang telah difirmankan oleh Tuhan-mu?" Mereka menjawab: (Perkataan) yang benar", dan Dialah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar.
(23)
وَلا تَنْفَعُ الشَّفَاعَةُ عِنْدَهُ إِلا لِمَنْ أَذِنَ لَهُ
Dan tiadalah berguna syafaat di sisi Allah melainkan bagi orang yang telah diizinkan-Nya memperoleh syafaat itu. (Saba: 23)
Yakni karena kebesaran, kemuliaan, dan keagungan-Nya, tiada seorang pun yang berani memberikan syafaat di sisi-Nya terhadap sesuatu kecuali dengan seizin-Nya, sebagaimana yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلا بِإِذْنِهِ
Tiada seorang pun yang dapat memberi syafaat di sisi Allah kecuali dengan seizin-Nya. (Al-Baqarah: 255)
وَكَمْ مِنْ مَلَكٍ فِي السَّمَوَاتِ لَا تُغْنِي شَفَاعَتُهُمْ شَيْئًا إِلا مِنْ بَعْدِ أَنْ يَأْذَنَ اللَّهُ لِمَنْ يَشَاءُ وَيَرْضَى
Dan berapa banyaknya malaikat di langit, syafaat mereka sedikit pun tidak berguna kecuali sesudah Allah mengizinkan bagi orang yang dikehendaki dan diridai-(Nya.). (An-Najm: 26)
Dan firman Allah Swt.:
وَلا يَشْفَعُونَ إِلا لِمَنِ ارْتَضَى وَهُمْ مِنْ خَشْيَتِهِ مُشْفِقُونَ
dan mereka tiada memberi syafaat melainkan kepada orang yang diridai Allah, dan mereka itu selalu berhati-hati karena takut kepada-Nya. (Al-Anbiya: 28)
Di dalam kitab Sahihain telah disebutkan sebuah hadis yang diriwayatkan melalui berbagai jalur dari Rasulullah Saw., penghulu anak Adam dan pemberi syafaat yang terbesar di sisi Allah, bahwa ketika beliau berdiri di kedudukan yang terpuji untuk memohon syafaat buat semua makhluk, hendaknyalah Tuhan segera tiba menemui mereka guna memutuskan peradilan di antara mereka, lalu beliau menceritakan melalui sabdanya:
"فَأَسْجُدُ لِلَّهِ فَيَدَعُنِي مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَدَعَنِي، وَيَفْتَحَ عَلَيَّ بِمَحَامِدَ لَا أُحْصِيهَا الْآنَ، ثُمَّ يُقَالُ: يَا مُحَمَّدُ، ارْفَعْ رَأْسَكَ، وَقُلْ يُسمع ، وَسَلْ تُعْطَه وَاشْفَعْ تُشَفَّعْ" الْحَدِيثَ بِتَمَامِهِ.
Maka aku bersujud kepada Allah Swt. dan Dia membiarkan diriku selama apa yang dikehendaki-Nya, sedangkan saya dalam keadaan bersujud. Lalu Dia memujiku dengan pujian-pujian yang sekarang aku tidak dapat mengungkapkannya. Kemudian Dia berfirman, "Hai Muhammad, angkatlah kepalamu, dan katakanlah engkau didengar, dan mintalah engkau akan diberi, dan mintalah syafaat, engkau diberi izin untuk memberi syafaat, " hingga akhir hadis.
Firman Allah Swt.:
حَتَّى إِذَا فُزِّعَ عَنْ قُلُوبِهِمْ قَالُوا مَاذَا قَالَ رَبُّكُمْ قَالُوا الْحَقَّ
sehingga apabila telah dihilangkan ketakutan dari hati mereka, mereka berkata, "Apakah yang telah difirmankan oleh Tuhanmu?" Mereka menjawab, "(Perkataan) yang benar," (Saba: 23)
Ayat ini menceritakan tentang kedudukan Yang Mahabesar lagi Maha tinggi bagi Allah Swt., yaitu apabila Dia berfirman, maka semua penduduk langit mendengar firman-Nya, lalu mereka bergetar karena ketakutan sehingga keadaan mereka sama dengan orang yang pingsan karena ketakutan yang sangat terhadap Kebesaran dan Keagungan Allah Swt.
Demikianlah menurut apa yang diutarakan oleh Ibnu Mas'ud r.a., Masruq r.a., dan lain-lainnya.
حَتَّى إِذَا فُزِّعَ عَنْ قُلُوبِهِم
sehingga apabila telah dihilangkan ketakutan dari hati mereka. (Saba: 23)
Yakni rasa takut yang mencekam mereka hilang.
Demikianlah menurut Ibnu Abbas, Ibnu Umar, Abu Abdur Rahman As-Sulami, Asy-Sya'bi, Ibrahim An-Nakha'i, Ad-Dahhak, Al-Hasan, dan Qatadah sehubungan dengan makna firman-Nya: sehingga apabila telah dihilangkan ketakutan dari hati mereka, mereka berkata, "Apakah yang telah difirmankan oleh Tuhanmu?" Mereka menjawab, "(Perkataan) yang benar.” (Saba: 23) Bahwa ketakutan dihilangkan dari hati mereka, karenanya mereka baru bisa angkat bicara.
Qiraat yang lain ada yang membacanya furiga memakai gin yang diriwayatkan melalui hadis yang marfu', tetapi maknanya sama dengan qiraat pertama. Dengan kata lain, apabila ketakutan telah dihilangkan dari hati mereka, maka sebagian dari mereka bertanya kepada sebagian yang lain, bahwa apakah yang telah difirmankan oleh Tuhan kalian? Maka para malaikat penyangga Arasy yang ada di sisi Tuhan menyampaikan berita itu kepada para malaikat yang ada di bawah mereka, lalu disampaikan lagi kepada para malaikat yang ada di bawahnya, demikianlah seterusnya hingga sampailah berita itu kepada para malaikat yang ada di langit yang terdekat dengan dunia. Karena itulah disebutkan: Mereka menjawab, "(Perkataan) yang benar.” (Saba: 23)
Dengan kata lain, dapat disebutkan bahwa sampaikanlah apa yang telah difirmankan-Nya tanpa ditambah-tambahi dan tanpa dikurang-kurangi, yakni secara apa adanya.
وَهُوَ الْعَلِيُّ الْكَبِيرُ
dan Dialah Yang Mahatinggi lagi Mahabesar. (Saba: 23)
Menurut ulama lain, sebenarnya makna yang dimaksud oleh firman-Nya: sehingga apabila telah dihilangkan ketakutan dari hati mereka. (Saba: 23) Yaitu menceritakan keadaan orang-orang musyrik saat meregang nyawa dan pada hari kiamat nanti di saat mereka dibangkitkan dalam keadaan menyadari semua kelalaian mereka sewaktu di dunia dan akal sehat mereka kembali, lalu mereka bertanya, "Apakah yang telah difirmankan oleh Tuhanmu?" Maka dikatakan kepada mereka, "Perkataan yang benar," lalu diceritakan kepada mereka semua hal yang telah dilalaikan oleh mereka ketika di dunia.
Ibnu Abu Najih telah meriwayatkan dari Mujahid sehubungan dengan makna firman-Nya: sehingga apabila telah dihilangkan ketakutan dari hati mereka. (Saba: 23) Yakni penutup telah dibukakan bagi mereka di hari kiamat.
Al-Hasan mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: sehingga apabila telah dihilangkan ketakutan dari hati mereka. (Saba: 23) Maksudnya, semua keraguan dan kedustaan.
Abdur Rahman ibnu Zaid ibnu Aslam mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: sehingga apabila telah dihilangkan ketakutan dari hati mereka. (Saba: 23) Yaitu semua keraguan yang ada dalam hati mereka. Bahwa setan keluar dari hati mereka dan meninggalkan mereka, tidak lagi memberikan angan-angan kepada mereka dan tidak lagi menyesatkan mereka, hingga mereka sadar.
قَالُوا مَاذَا قَالَ رَبُّكُمْ قَالُوا الْحَقَّ وَهُوَ الْعَلِيُّ الْكَبِيرُ
Mereka berkata, "Apakah yang telah difirmankan oleh Tuhanmu?” Mereka menjawab, "(Perkataan) yang benar, " dan Dialah Yang Mahatinggi lagi Mahabesar. (Saba: 23)
Hal ini menceritakan keadaan anak Adam di saat meregang nyawa. Saat itu mereka mulai mengakui kebenaran, akan tetapi sayang pintu tobat telah tertutup dan nasi sudah menjadi bubur.
Ibnu Jarir memilih pendapat pertama yang mengatakan bahwa damir yang ada dalam ayat ini kembali kepada para malaikat. Dan memang pendapat inilah yang benar dan tidak mengandung keraguan karena didukung oleh sejumlah hadis dan asar yang sahih yang menjelaskannya. Untuk itu berikut ini kami kemukakan sebagian darinya yang di dalamnya terkandung isyarat yang menunjukkan pengertian yang berbeda dengan pendapat yang pertama.
قَالَ الْبُخَارِيُّ عِنْدَ تَفْسِيرِ هَذِهِ الْآيَةِ الْكَرِيمَةِ فِي صَحِيحِهِ: حَدَّثَنَا الْحُمَيْدِيُّ، حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، حَدَّثَنَا عَمْرٌو، سَمِعْتُ عِكْرِمة، سَمِعْتُ أَبَا هُرَيرة يَقُولُ: أَنَّ نَبِيَّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "إِذَا قَضَى اللَّهُ الأمرَ فِي السَّمَاءِ، ضَرَبَتِ الْمَلَائِكَةُ بِأَجْنِحَتِهَا خُضعانًا لِقَوْلِهِ، كَأَنَّهُ سِلْسِلَةٌ عَلَى صفوانَ، فَإِذَا فُزِّع عَنْ قُلُوبِهِمْ قَالُوا: مَاذَا قَالَ رَبُّكُمْ؟ قالوا للذي قال: الحق، وهو العلي الكبير فَيَسْمَعُهَا مُسْتَرق السَّمْعِ، وَمُسْتَرِقُ السَّمْعِ -هَكَذَا بَعْضُهُ فَوْقَ بَعْضٍ-وَوَصَفَ سُفْيَانُ بِيَدِهِ-فَحَرّفها وبَدّد بَيْنَ أَصَابِعِهِ-فَيسمع الْكَلِمَةَ، فَيُلْقِيهَا إِلَى مَنْ تَحْتَهُ، ثُمَّ يُلْقِيهَا الْآخَرُ إِلَى مَنْ تَحْتَهُ، حَتَّى يلقيَها عَلَى لِسَانِ السَّاحِرِ أَوِ الْكَاهِنِ، فَربما أَدْرَكَهُ الشِّهَابُ قَبْلَ أَنْ يُلْقِيَهَا، وَرُبَّمَا أَلْقَاهَا قَبْلَ أَنْ يُدْرِكَهُ، فَيَكْذِبُ مَعَهَا مِائَةَ كَذْبَة، فيقال: أليس قد قال لنا يومَ كذا وكذا: كذا وكذا؟ فيصدق بتلك الكلمة الَّتِي سُمعت مِنَ السَّمَاءِ.
Imam Bukhari dalam kitab sahihnya sehubungan dengan tafsir ayat ini menyebutkan, telah menceritakan kepada kami Al-Humaidi, telah menceritakan kepada kami Sufyan, telah menceritakan kepada kami Amr, ia pernah mendengar Ikrimah mengatakan bahwa Ikrimah pernah mendengar Abu Hurairah r.a. mengatakan bahwa sesungguhnya Rasulullah Saw. pernah bersabda: Apabila Allah memutuskan suatu urusan di langit, maka para malaikat bergetar mengepak-ngepakkan sayapnya karena ketakutan terhadap firman-Nya, (dari sayap mereka keluar bunyi) seperti rantai (yang dijatuhkan) di atas batu licin. Dan apabila ketakutan telah dihilangkan dari hati mereka, maka (sebagian dari) mereka bertanya (kepada sebagian yang lain), "Apakah yang difirmankan oleh Tuhan kalian?” Maka mereka (yang ditanya) menjawab kepada yang bertanya, "(Perkataan) yang benar, dan Dialah Yang Mahatinggi lagi Mahabesar.” Lalu pembicaraan itu dicuri dengar oleh setan-setan yang mencuri-curi dengar berita dari langit. Setan-setan itu sebagian berada di atas sebagian yang lainnya. Sufyan (perawi) memperagakan hal itu dengan membuka semua jari tangannya dan menyusunnya. Lalu setan itu mendengarkan pembicaraan tersebut, maka ia menyampaikannya kepada temannya yang ada di bawahnya, lalu si penerima berita menyampaikannya lagi kepada temannya yang ada di bawahnya. Demikianlah seterusnya hingga sampai pada setan yang paling bawah, lalu berita tersebut disampaikannya kepada penyihir dan tukang tenung. Dan barangkali setan yang ada di paling atas keburu tertembak oleh bintang yang menyala-nyala sebelum ia sempat menyampaikannya kepada setan yang ada di bawahnya. Barangkali pula setan itu sempat menyampaikannya sebelum terkena lemparan bintang menyala, maka ia mencampuri berita itu dengan seratus kedustaan darinya. Dan setan itu berkata, "Bukankah telah disampaikan kepada kita bahwa hari anu akan terjadi anu dan anu," dan secara kebetulan bersesuaian dengan kalimat yang didengar dari langit."
Hadis ini diriwayatkan secara tunggal oleh Imam Bukhari tanpa Imam Muslim melalui jalur ini. Imam Abu Daud, Imam Turmuzi, dan Imam Ibnu Majah telah meriwayatkannya melalui hadis Sufyan ibnu Uyaynah dengan sanad yang sama. Hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui.
Hadis lain,
قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ وَعَبْدُ الرَّزَّاقِ: أَخْبَرَنَا مَعْمَر، أَخْبَرَنَا الزُّهْرِيُّ، عَنْ عَلِيِّ بْنِ الْحُسَيْنِ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ [جَالِسًا] فِي نَفَرٍ مِنْ أَصْحَابِهِ -قَالَ عَبْدُ الرَّزَّاقِ: "مِنَ الْأَنْصَارِ"-فَرُميَ بِنَجْمٍ فَاسْتَنَارَ، [قَالَ]: " مَا كُنْتُمْ تَقُولُونَ إِذَا كَانَ مثلُ هَذَا فِي الْجَاهِلِيَّةِ؟ " قَالُوا: كُنَّا نَقُولُ يُولَد عَظِيمٌ، أَوْ يَمُوتُ عَظِيمٌ -قُلْتُ لِلزُّهْرِيِّ: أَكَانَ يُرْمَى بِهَا فِي الْجَاهِلِيَّةِ؟ قَالَ: نَعَمْ، وَلَكِنْ غُلّظت حِينَ بُعِثَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ -قَالَ: فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "فَإِنَّهَا لَا يُرْمَى بِهَا لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلَا لِحَيَاتِهِ، وَلَكِنَّ رَبَّنَا، تَبَارَكَ وَتَعَالَى، إِذَا قَضَى أَمْرًا سَبَّحَ حَمَلةُ الْعَرْشِ [ثُمَّ سَبَّحَ أَهْلُ السَّمَاءِ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ، حَتَّى يَبْلُغَ التَّسْبِيحَ هَذِهِ الدُّنْيَا، ثُمَّ يَسْتَخْبِرُ أَهْلُ السَّمَاءِ الَّذِينَ يَلُونَ حَمَلَةَ الْعَرْشِ، فَيَقُولُ الَّذِينَ يَلُونُ حَمَلَةَ الْعَرْشِ لِحَمَلَةِ الْعَرْشِ]: مَاذَا قَالَ رَبُّكُمْ؟ فَيُخْبِرُونَهُمْ، وَيُخْبِرُ أَهْلُ كُلِّ سَمَاءٍ سَمَاءً؛ حَتَّى يَنْتَهِيَ الْخَبَرُ إِلَى هَذِهِ السَّمَاءِ، وَتَخْطَفُ الْجِنُّ السَّمْعَ فَيُرْمَوْنَ، فما جاؤوا بِهِ عَلَى وَجْهِهِ فَهُوَ حَقٌّ، وَلَكِنَّهُمْ يَفْرِقُونَ فِيهِ وَيَزِيدُونَ.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Ja'far dan Abdur Razzaq. Keduanya mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ma'mar, telah menceritakan kepada kami Az-Zuhri, dari Ali ibnul Husain, dari Ibnu Abbas r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. duduk bersama sejumlah orang sahabatnya, yang menurut Abdur Razzaq dari kalangan Ansar. Lalu ada bintang meteor yang terlempar mengeluarkan sinar yang terang. Maka Nabi Saw. bertanya, "Apakah yang akan kalian katakan bila melihat bintang seperti itu di masa Jahiliah?" Kami menjawab, "Kami katakan bahwa akan dilahirkan seorang yang besar atau akan mati seorang yang besar." Saya bertanya kepada Az-Zuhri, "Apakah di masa Jahiliah pun langit itu sudah dijaga dengan bintang-bintang tersebut?" Az-Zuhri menjawab, "Ya, tetapi di masa Nabi Saw. lebih diperketat." Rasulullah Saw. bersabda: Sesungguhnya bintang-bintang itu dilemparkan bukan karena matinya seseorang atau lahirnya seseorang, tetapi manakala Tuhan kita menetapkan suatu urusan (perintah), maka bertasbihlah para malaikat pemikul 'Arasy kemudian bertasbih pula penduduk langit (para malaikat) yang ada di bawah mereka, sehingga tasbih sampai kepada penduduk langit yang terdekat. Kemudian penduduk langit yang ada di bawah para malaikat pemikul 'Arasy bertanya, dan mereka mengatakan kepada para malaikat pemikul Arasy, "Apakah yang telah difirmankan oleh Tuhan kalian?” Lalu malaikat pemikul Arasy menceritakannya kepada mereka, selanjutnya para malaikat penerima berita itu menyampaikannya kepada penduduk langit yang ada di bawah mereka, sehingga berita itu sampai kepada para malaikat yang ada di langit yang terdekat ini. Dan jin mencuri dengar berita itu, lalu mereka dilempari (dengan bintang tersebut). Maka apa yang disampaikan oleh para jin itu dengan apa adanya adalah benar, tetapi para jin itu selalu mencampuradukkannya dengan tambahan-tambahan dari mereka sendiri.
Demikianlah menurut apa yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad. Imam Muslim telah mengetengahkannya di dalam kitab sahihnya melalui hadis Saleh ibnu Kaisan, Auza'i, Yunus, dan Ma'qal ibnu Ubaidillah; mereka menerimanya dari Az-Zuhri, dari Ali ibnul Husain, dari Ibnu Abbas r.a., dari seorang lelaki Ansar dengan sanad yang sama. Imam Muslim mengatakan pula bahwa Yunus menerimanya dari beberapa orang lelaki Ansar. Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Imam Nasai di dalam kitab tafsir melalui hadis Az-Zubaidi, dari Az-Zuhri dengan sanad yang sama. Imam Turmuzi telah meriwayatkannya pula, yang di dalamnya disebutkan dari Al-Husain ibnu Hurayyis, dari Al-Walid ibnu Muslim, dari Al-Auza'i, dari Az-Zuhri, dari Ubaidillah ibnu Abdullah, dari Ibnu Abbas r.a. dari seorang lelaki Ansar. Hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui.
Hadis lain,
قَالَ ابْنُ أَبِي حَاتِمٍ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَوْفٍ وَأَحْمَدُ بْنُ مَنْصُورِ بْنِ سَيَّارٍ الرَّمَادِيُّ -وَالسِّيَاقُ لِمُحَمَّدِ بْنِ عَوْفٍ-قَالَا حَدَّثَنَا نُعَيْمُ بْنُ حَمَّادٍ، حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ -هُوَ ابْنُ مُسْلِمٍ-عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ يَزِيدَ بْنِ جَابِرٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي زَكَرِيَّاءَ، عَنْ رَجَاءِ بْنِ حَيْوَةَ، عَنِ النَّوَّاسِ بْنِ سَمْعان قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "إِذَا أَرَادَ اللَّهُ أَنْ يُوحِيَ بِأَمْرِهِ تَكَلَّمَ بِالْوَحْيِ، فَإِذَا تكلم أخذت السموات مِنْهُ رَجْفَةٌ -أَوْ قَالَ: رِعْدَةٌ-شَدِيدَةٌ؛ مِنْ خوف الله، فإذا سمع بذلك أهل السموات صَعِقُوا وَخَرُّوا لِلَّهِ سُجَّدًا، فَيَكُونُ أَوَّلُ مَنْ يَرْفَعُ رَأْسَهُ جِبْرِيلُ فَيُكَلِّمُهُ اللَّهُ مِنْ وَحْيِهِ بِمَا أَرَادَ، فَيَمْضِي بِهِ جِبْرِيلُ عَلَى الْمَلَائِكَةِ، كُلَّمَا مَرّ بِسَمَاءٍ سَمَاءٍ سَأَلَهُ مَلَائِكَتُهَا: مَاذَا قَالَ رَبُّنَا يَا جِبْرِيلُ؟ فَيَقُولُ: قَالَ: الْحَقُّ، وَهُوَ الْعَلِيُّ الْكَبِيرُ. فَيَقُولُونَ كُلُّهُمْ مِثْلَ مَا قَالَ جِبْرِيلُ، فَيَنْتَهِي جِبْرِيلُ بِالْوَحْيِ حَيْثُ أَمَرَهُ اللَّهُ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ".
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Auf dan Ahmad ibnu Mansur ibnu Sayyar Ar-Ramadi, sedangkan teks hadis dari Muhammad ibnu Auf. Keduanya mengatakan, telah menceritakan kepada kami Na'im ibnu Hammad, telah menceritakan kepada kami Al-Walid ibnu Muslim, dari Abdur Rahman ibnu Yazid ibnu Jabir, dari Abdullah ibnu Abu Zakaria, dari Raja Ibnu Haiwah, dari An-Nawwas ibnu Sam'an r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Apabila Allah Swt. hendak memutuskan suatu perintah, maka Allah berfirman mengutarakannya; dan apabila Allah berfirman, maka semua langit bergetar atau berguncang keras karena takut kepada Allah Swt. Dan apabila penduduk langit mendengar firman itu, maka mereka pingsan dan bersujud kepada Allah. Dan mula-mula malaikat yang mengangkat kepalanya adalah Jibril a.s. Lalu Allah berfirman kepada Jibril mengutarakan perintah yang dikehendaki-Nya. Lalu Jibril a.s. turun menjumpai para malaikat; setiap kali ia melewati suatu langit, maka para penduduknya menanyainya, "Hai Jibril, apakah yang telah difirmankan oleh Tuhan kita?” Maka Jibril a.s. menjawab, "Kebenaran belaka, dan Dialah Yang Mahatinggi lagi Mahabesar.” Dan mereka mengucapkan hal yang sama seperti apa yang disampaikan oleh Jibril. Lalu Jibril dalam membawa wahyu itu sampai ke tempat yang diperintahkan oleh Allah, baik di langit atau di bumi.
Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dan Ibnu Khuzaimah, dari Zakaria ibnu Aban Al-Masri, dari Na'im ibnu Hammad dengan sanad yang sama.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, "Ayahku pernah mengatakan bahwa hadis ini diriwayatkan melalui jalur Al-Walid ibnu Muslim rahimahullah tidak lengkap."
Ibnu Abu Hatim telah meriwayatkan melalui hadis Al-Aufi, dari Ibnu Abbas r.a. dan dari Qatadah, bahwa keduanya menafsirkan makna ayat ini sebagai permulaan wahyu Allah Swt. yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. sesudah terputus dalam jarak masa antara beliau Saw. dengan Nabi Isa a.s. Tidak diragukan lagi bahwa pengertian inilah yang paling utama sebagai takwil dari makna ayat di atas.
قُلْ مَن يَرْزُقُكُم مِّنَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ ۖ قُلِ ٱللَّهُ ۖ وَإِنَّآ أَوْ إِيَّاكُمْ لَعَلَىٰ هُدًى أَوْ فِى ضَلَٰلٍۢ مُّبِينٍۢ 24
(24) Katakanlah: "Siapakan yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan dari bumi?" Katakanlah: "Allah", dan sesungguhnya kami atau kamu (orang-orang musyrik), pasti berada dalam kebenaran atau dalam kesesatan yang nyata.
(24)
Allah Swt. menetapkan keesaan-Nya dalam hal penciptaan dan memberi rezeki, juga keesaan-Nya sebagai Tuhan yang wajib disembah. Sebagaimana mereka mengakui bahwa tidak ada yang memberi mereka rezeki dari langit dan dari bumi melalui hujan yang diturunkan dan tanam-tanaman yang ditumbuhkan, selain dari Allah Swt., maka hendaklah mereka mengetahui pula bahwa tidak ada Tuhan selain Dia.
Firman Allah Swt.:
وَإِنَّا أَوْ إِيَّاكُمْ لَعَلَى هُدًى أَوْ فِي ضَلالٍ مُبِينٍ
dan sesungguhnya kami atau kamu (orang-orang musyrik) pasti berada dalam kebenaran atau dalam kesesatan yang nyata. (Saba:24)
Ungkapan ini termasuk ke dalam Bab Sindiran. Dengan kata lain, dapat disebutkan bahwa salah satu pihak pasti ada yang batil, dan pihak yang lain benar. Tidak mungkin dikatakan bahwa antara kalian dan kami berada dalam jalan petunjuk atau berada dalam kesesatan, tetapi salah satu dari kita sajalah yang benar. Dan sebagaimana yang telah kalian ketahui (hai orang-orang musyrik), kami telah mengemukakan bukti yang membenarkan keesaan Tuhan. Hal ini merupakan bukti yang jelas yang membuktikan kebatilan akidah kalian yang mempersekutukan Allah Swt. dengan sesuatu. Karena itulah disebutkan oleh firman-Nya: dan sesungguhnya kami atau kamu (orang-orang musyrik) pasti berada dalam kebenaran atau dalam kesesatan yang nyata. (Saba:24)
Qatadah mengatakan bahwa sesungguhnya yang mengatakan demikian adalah sahabat Nabi Muhammad Saw. kepada orang-orang musyrik, yaitu: Demi Allah, tiadalah kami dan kalian berada dalam satu jalan, dan sesungguhnya salah satu dari kita benar-benar berada dalam jalan petunjuk.
Ikrimah dan Ziad ibnu Abu Maryam mengatakan, makna yang dimaksud ialah, Sesungguhnya kami benar-benar berada pada jalan petunjuk, dan sesungguhnya kalian benar-benar berada dalam kesesatan yang jelas.
قُل لَّا تُسْـَٔلُونَ عَمَّآ أَجْرَمْنَا وَلَا نُسْـَٔلُ عَمَّا تَعْمَلُونَ 25
(25) Katakanlah: "Kamu tidak akan ditanya (bertanggung jawab) tentang dosa yang kami perbuat dan kami tidak akan ditanya (pula) tentang apa yang kamu perbuat".
(25)
Firman Allah Swt.:
قُلْ لَا تُسْأَلُونَ عَمَّا أَجْرَمْنَا وَلا نُسْأَلُ عَمَّا تَعْمَلُونَ
Katakanlah, Kamu tidak akan ditanya (bertanggung jawab) tentang dosa yang kami perbuat dan kami tidak akan ditanya (pula) tentang apa yang kamu perbuat.” (Saba:25)
Makna yang dimaksud ayat ini ialah pernyataan berlepas diri dari apa yang dilakukan oleh mereka (orang-orang musyrik). Dengan kata lain, dapat disebutkan bahwa kalian bukanlah termasuk golongan kami, sebagaimana kami pun bukan termasuk golongan kalian, bahkan kami menyeru kalian untuk menyembah Allah semata dan mengesakan-Nya. Maka jika kalian memenuhi seruan kami, berarti kalian termasuk golongan kami dan kami termasuk golongan kalian. Tetapi jika kalian mendustakan seruan kami, maka kami berlepas diri dari kalian sebagaimana kalian pun berlepas diri dari kami. Makna ayat ini semakna dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
وَإِنْ كَذَّبُوكَ فَقُلْ لِي عَمَلِي وَلَكُمْ عَمَلُكُمْ أَنْتُمْ بَرِيئُونَ مِمَّا أَعْمَلُ وَأَنَا بَرِيءٌ مِمَّا تَعْمَلُونَ
Jika mereka mendustakan kamu, maka katakanlah, Bagiku pekerjaanku dan bagimu pekerjaanmu. Kamu berlepas diri terhadap apa yang aku kerjakan dan aku berlepas diri terhadap apa yang kamu kerjakan.” (Yunus:41)
Dan firman Allah Swt.:
قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ. لَا أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ. وَلا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ. وَلا أَنَا عَابِدٌ مَا عَبَدْتُمْ. وَلا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ. لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ
Katakanlah, Hai orang-orang yang kafir, aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmulah agamamu, dan untukkulah agamaku.” (Al-Kafirun:1-6)
قُلْ يَجْمَعُ بَيْنَنَا رَبُّنَا ثُمَّ يَفْتَحُ بَيْنَنَا بِٱلْحَقِّ وَهُوَ ٱلْفَتَّاحُ ٱلْعَلِيمُ 26
(26) Katakanlah: "Tuhan kita akan mengumpulkan kita semua, kemudian Dia memberi keputusan antara kita dengan benar. Dan Dialah Maha Pemberi keputusan lagi Maha Mengetahui".
(26)
Adapun firman Allah Swt.:
قُلْ يَجْمَعُ بَيْنَنَا رَبُّنَا
Katakanlah, Tuhan kita akan mengumpulkan kita semua.” (Saba:26)
Yakni pada hari kiamat Dia akan mengumpulkan semua makhluk di suatu tempat yang lapang.
ثُمَّ يَفْتَحُ بَيْنَنَا بِالْحَقِّ
kemudian Dia memberi keputusan antara kita dengan benar. (Saba: 26)
Dia akan memutuskan perkara di antara kita secara adil, maka Dia membalas setiap orang sesuai dengan amal perbuatannya. Jika amalnya baik, maka balasannya baik; dan jika amalnya jahat, maka balasannya jahat pula. Pada hari itu kelak pasti kalian akan mengetahui bagi siapakah kemuliaan, pertolongan, dan kebahagiaan yang abadi? Semakna dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
وَيَوْمَ تَقُومُ السَّاعَةُ يَوْمَئِذٍ يَتَفَرَّقُونَ. فَأَمَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فَهُمْ فِي رَوْضَةٍ يُحْبَرُونَ. وَأَمَّا الَّذِينَ كَفَرُوا وَكَذَّبُوا بِآيَاتِنَا وَلِقَاءِ الآخِرَةِ فَأُولَئِكَ فِي الْعَذَابِ مُحْضَرُونَ
Dan pada hari terjadinya kiamat, di hari itu mereka (manusia) bergolong-golongan. Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, maka mereka di dalam taman (surga) bergembira. Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami (Al-Qur'an) serta (mendustakan) menemui hari akhirat, maka mereka tetap berada di dalam siksaan (neraka). (Ar-Rum:14-16)
Karena itulah dalam surat ini disebutkan oleh firman-Nya:
وَهُوَ الْفَتَّاحُ الْعَلِيمُ
Dan Dialah Maha Pemberi keputusan lagi Maha Mengetahui. (Saba:26)
Yaitu Hakim Yang Maha Mengetahui hakikat semua perkara.
قُلْ أَرُونِىَ ٱلَّذِينَ أَلْحَقْتُم بِهِۦ شُرَكَآءَ ۖ كَلَّا ۚ بَلْ هُوَ ٱللَّهُ ٱلْعَزِيزُ ٱلْحَكِيمُ 27
(27) Katakanlah: "Perlihatkanlah kepadaku sembah-sembahan yang kamu hubungkan dengan Dia sebagai sekutu-sekutu-Nya, sekali-kali tidak mungkin! Sebenarnya Dialah Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
(27)
Firman Allah Swt.:
قُلْ أَرُونِيَ الَّذِينَ أَلْحَقْتُمْ بِهِ شُرَكَاءَ
Katakanlah, Perlihatkanlah kepadaku sembahan-sembahan yang kamu hubungkan dengan Dia sebagai sekutu-sekutu (Nya). (Saba:27)
Maksudnya, perlihatkanlah kepadaku sembahan-sembahan yang kalian jadikan sebagai tandingan-tandingan Allah dan kalian mengangkatnya sebagai saingan-Nya.
كَلا
sekali-kali tidak mungkin. (Saba:27)
Yakni tiada tandingan bagi-Nya, tiada saingan, tiada sekutu, dan tiada padanan bagi-Nya. Karena itulah dalam firman selanjutnya disebutkan:
بَلْ هُوَ اللَّهُ
Sebenarnya Dialah Allah. (Saba:27)
Yang Maha Esa tiada sekutu bagi-Nya.
الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana. (Saba:27)
Yakni Tuhan Yang Mahaperkasa, yang dengan Keperkasaan-Nya Dia menaklukkan segala sesuatu dan mengalahkan segala sesuatu. Dia Mahabijaksana dalam semua ucapan, perbuatan, syariat, dan takdir-Nya. Mahasuci Allah lagi Mahatinggi dari apa yang dikatakan oleh orang-orang musyrik dengan ketinggian yang setinggi-tingginya.
وَمَآ أَرْسَلْنَٰكَ إِلَّا كَآفَّةًۭ لِّلنَّاسِ بَشِيرًۭا وَنَذِيرًۭا وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ ٱلنَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ 28
(28) Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui.
(28)
Allah Swt. berfirman kepada hamba dan Rasul-Nya, Muhammad Saw.:
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلا كَافَّةً لِلنَّاسِ
Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan. (Saba:28)
Yakni kepada semua makhluk yang dikenai taklif, sebagaimana pengertian yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
قُلْ يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ جَمِيعًا
Katakanlah, Hai manusia, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepada kamu sekalian. (Al-Araf:158)
Dan firman Allah Swt.:
تَبَارَكَ الَّذِي نزلَ الْفُرْقَانَ عَلَى عَبْدِهِ لِيَكُونَ لِلْعَالَمِينَ نَذِيرًا
Mahasuci Allah yang telah menurunkan Al-Furqan (Al-Qur'an) kepada hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam. (Al-Furqan:1)
Adapun firman Allah Swt.:
بَشِيرًا وَنَذِيرًا
sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan. (Saba:28)
Artinya, kamu menyampaikan berita gembira masuk surga bagi orang-orang yang taat kepadamu, dan kamu memberikan peringatan masuk neraka bagi orang-orang yang durhaka kepadamu.
وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ
tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (Saba:28)
Semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya:
وَمَا أَكْثَرُ النَّاسِ وَلَوْ حَرَصْتَ بِمُؤْمِنِينَ
Dan sebagian besar manusia tidak akan beriman, walaupun kamu sangat menginginkannya. (Yusuf:13)
Dan firman Allah Swt.:
وَإِنْ تُطِعْ أَكْثَرَ مَنْ فِي الأرْضِ يُضِلُّوكَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ
Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. (Al-An'am:116)
Muhammad ibnu Ka'b telah mengatakan sehubungan dengan makna firman Allah Swt.: Dan Kami tidak mengutusmu melainkan kepada umat manusia seluruhnya. (Saba:28) Yakni kepada segenap umat manusia.
Qatadah mengatakan sehubungan dengan makna ayat ini, bahwa Allah Swt. mengutus Muhammad Saw. kepada bangsa Arab dan non-Arab, maka orang yang paling mulia di antara mereka adalah yang paling bertakwa kepada Allah Swt. dan taat kepada-Nya.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Abdullah Az-Zarani, telah menceritakan kepada kami Hafs ibnu Umar Al-Adni, telah menceritakan kepada kami Al-Hakam ibnu Aban, dari Ikrimah yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar sahabat Ibnu Abbas r.a. mengatakan bahwa sesungguhnya Allah Swt. telah mengutamakan Muhammad Saw. di atas semua penduduk langit dan semua para nabi. Murid-murid Ibnu Abbas bertanya, Wahai Ibnu Abbas, apakah keutamaan Nabi Muhammad Saw. atas semua para nabi? Ibnu Abbas menjawab bahwa sesungguhnya Allah Swt. telah berfirman: Kami tidak mengutus seorang rasul pun, melainkan dengan bahasa kaumnya, supaya ia dapat memberi penjelasan dengan terang kepada mereka. (Ibrahim:4) Sedangkan sehubungan dengan Nabi Muhammad Saw. Allah Swt. berfirman: Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya. (Saba:28) Maka Allah mengutusnya kepada umat manusia dan umat jin.
Apa yang dikatakan oleh Ibnu Abbas ini mempunyai bukti yang menguatkannya disebutkan di dalam kitab Sahihain yang di-marfu '-kan oleh sahabat Jabir r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:
أُعْطِيتُ خَمْسًا لَمْ يُعْطَهُنَّ أَحَدٌ مِنَ الْأَنْبِيَاءِ قَبْلِي: نُصِرْتُ بِالرُّعْبِ مَسِيرَةَ شَهْرٍ. وَجُعِلَتْ لِيَ الْأَرْضُ مَسْجِدًا وَطَهُورًا، فَأَيُّمَا رَجُلٌ مِنْ أُمَّتِي أَدْرَكَتْهُ الصَّلَاةُ فَلْيُصَلِّ. وَأُحِلَّتْ لِيَ الْغَنَائِمُ، وَلَمْ تَحِلَّ لِأَحَدٍ قَبْلِي. وَأُعْطِيتُ الشَّفَاعَةَ. وَكَانَ النَّبِيُّ يُبْعَثُ إِلَى قَوْمِهِ، وَبُعِثْتُ إِلَى النَّاسِ عَامَّةً
Aku dianugerahi lima perkara yang belum pernah dianugerahkan kepada seorang nabi pun sebelumku: Aku diberi pertolongan dengan rasa gentar yang mencekam hati musuh sejauh perjalanan satu bulan; bumi ini dijadikan bagiku sebagai masjid dan suci lagi menyucikan, maka barang siapa dari kalangan umatku yang memasuki waktu salat hendaklah ia salat (di mana pun berada); dan dihalalkan bagiku ganimah, padahal ganimah belum pernah dihalalkan kepada seorang pun sebelumku; aku diberi izin untuk memberikan syafaat; dan dahulu seorang nabi diutus khusus hanya kepada kaumnya, sedangkan aku diutus untuk seluruh umat manusia.
Di dalam kitab sahih disebutkan pula bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:
بُعِثْتُ إِلَى الْأَسْوَدِ وَالْأَحْمَرِ
Aku diutus untuk kulit hitam dan kulit merah.
Menurut Mujahid, makna yang dimaksud ialah jin dan manusia seluruhnya. Selain Mujahid mengatakan bahwa yang dimaksud ialah orang Arab dan orang non-Arab. Semua pendapat tersebut benar.
وَيَقُولُونَ مَتَىٰ هَٰذَا ٱلْوَعْدُ إِن كُنتُمْ صَٰدِقِينَ 29
(29) Dan mereka berkata: "Kapankah (datangnya) janji ini, jika kamu adalah orang-orang yang benar?".
(29)
Kemudian Allah Swt. menceritakan perihal orang-orang kafir yang menganggap mustahil hari kiamat terjadi, melalui firman-Nya:
وَيَقُولُونَ مَتَى هَذَا الْوَعْدُ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ
Dan mereka berkata, Kapankah (datangnya) janji ini, jika kamu adalah orang-orang yang benar?” (Saba:29)
Ayat ini semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya dalam ayat lain:
قُل لَّكُم مِّيعَادُ يَوْمٍۢ لَّا تَسْتَـْٔخِرُونَ عَنْهُ سَاعَةًۭ وَلَا تَسْتَقْدِمُونَ 30
(30) Katakanlah: "Bagimu ada hari yang telah dijanjikan (hari kiamat) yang tiada dapat kamu minta mundur daripadanya barang sesaatpun dan tidak (pula) kamu dapat meminta supaya diajukan".
(30)
يَسْتَعْجِلُ بِهَا الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِهَا وَالَّذِينَ آمَنُوا مُشْفِقُونَ مِنْهَا وَيَعْلَمُونَ أَنَّهَا الْحَقُّ
الْآيَةَOrang-orang yang tidak beriman kepada hari kiamat meminta supaya hari itu segera didatangkan dan orang-orang yang beriman merasa takut kepadanya dan mereka yakin bahwa kiamat itu adalah benar (akan terjadi). (Asy-Syura:18), hingga akhir ayat.
Selanjutnya disebutkan oleh firman-Nya:
قُلْ لَكُمْ مِيعَادُ يَوْمٍ لَا تَسْتَأْخِرُونَ عَنْهُ سَاعَةً وَلا تَسْتَقْدِمُونَ
Katakanlah, Bagimu ada hari yang telah dijanjikan (hari kiamat) yang tiada dapat kamu minta mundur darinya barang sesaat pun dan tidak (pula) kamu dapat meminta supaya diajukan. (Saba:30)
Artinya, bagi kalian telah ada hari yang ditentukan, yang bilangannya telah dicatat, tidak dapat ditambah-tambahi dan tidak dapat pula dikurangi. Apabila hari itu telah tiba, maka tidak dapat ditanggguhkan barang sesaat pun dan tidak dapat pula diajukan. Semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya:
إِنَّ أَجَلَ اللَّهِ إِذَا جَاءَ لَا يُؤَخَّرُ
Sesungguhnya ketetapan Allah apabila telah datang tidak dapat ditangguhkan. (Nuh:4)
Dan firman Allah Swt.:
وَمَا نُؤَخِّرُهُ إِلا لأجَلٍ مَعْدُودٍ. يَوْمَ يَأْتِ لَا تَكَلَّمُ نَفْسٌ إِلا بِإِذْنِهِ فَمِنْهُمْ شَقِيٌّ وَسَعِيدٌ
Dan kami tiadalah mengundurkannya, melainkan sampai waktu yang tertentu. Di kala datang hari itu, tidak ada seorang pun yang berbicara, melainkan dengan izin-Nya; maka di antara mereka ada yang celaka dan ada yang berbahagia. (Hud:14 -15)
وَقَالَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ لَن نُّؤْمِنَ بِهَٰذَا ٱلْقُرْءَانِ وَلَا بِٱلَّذِى بَيْنَ يَدَيْهِ ۗ وَلَوْ تَرَىٰٓ إِذِ ٱلظَّٰلِمُونَ مَوْقُوفُونَ عِندَ رَبِّهِمْ يَرْجِعُ بَعْضُهُمْ إِلَىٰ بَعْضٍ ٱلْقَوْلَ يَقُولُ ٱلَّذِينَ ٱسْتُضْعِفُوا۟ لِلَّذِينَ ٱسْتَكْبَرُوا۟ لَوْلَآ أَنتُمْ لَكُنَّا مُؤْمِنِينَ 31
(31) Dan orang-orang kafir berkata: "Kami sekali-kali tidak akan beriman kepada Al Quran ini dan tidak (pula) kepada kitab yang sebelumnya". Dan (alangkah hebatnya) kalau kamu lihat ketika orang-orang yang zalim itu dihadapkan kepada Tuhannya, sebahagian dari mereka menghadap kan perkataan kepada sebagian yang lain; orang-orang yang dianggap lemah berkata kepada orang-orang yang menyombongkan diri: "Kalau tidaklah karena kamu tentulah kami menjadi orang-orang yang beriman".
(31)
Allah Swt. menceritakan perihal keterlaluan orang-orang kafir dalam sikap mereka yang kelewat batas dan keingkaran mereka serta ketidakpercayaan mereka kepada Al-Qur'an dan apa yang diberitakan oleh Al-Qur'an menyangkut hari kiamat. Karena itulah disebutkan oleh firman-Nya:
وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لَنْ نُؤْمِنَ بِهَذَا الْقُرْآنِ وَلا بِالَّذِي بَيْنَ يَدَيْهِ
Dan orang-orang kafir berkata, "Kami sekali-kali tidak akan beriman kepada Al-Qur'an dan tidak (pula) kepada kitab yang sebelumnya." (Saba: 31)
Kemudian Allah Swt. berfirman, memperingatkan dan mengancam mereka serta memberitakan tentang kedudukan mereka yang hina di hadapan-Nya kelak di hari kiamat, saat mereka saling berdebat dan adu argumentasi dengan sesamanya. Sebagaimana yang disebutkan oleh firman-Nya:
يَرْجِعُ بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ الْقَوْلَ يَقُولُ الَّذِينَ اسْتُضْعِفُوا
sebagian dari mereka menghadapkan perkataan kepada sebagian yang lain; orang-orang yang dianggap lemah (para pengikut) berkata kepada orang-orang yang menyombongkan diri. (Saba: 31)
Pada hari itu orang-orang yang lemah berkata kepada pemimpin dan tetua mereka.
لَوْلا أَنْتُمْ لَكُنَّا مُؤْمِنِينَ
Kalau tidaklah karena kamu, tentulah kami menjadi orang-orang yang beriman. (Saba: 31)
Seandainya kalian tidak menghalang-halangi kami, tentulah kami mengikuti para rasul dan beriman kepada apa yang disampaikan oleh mereka kepada kami. Lalu para pemimpin dan tetua mereka —yaitu orang-orang yang menyombongkan dirinya— berkata seperti yang disitir oleh firman-Nya: