36 - يس - Yaseen
Yaseen
Meccan
وَءَايَةٌۭ لَّهُمْ أَنَّا حَمَلْنَا ذُرِّيَّتَهُمْ فِى ٱلْفُلْكِ ٱلْمَشْحُونِ 41
(41) Dan suatu tanda (kebesaran Allah yang besar) bagi mereka adalah bahwa Kami angkut keturunan mereka dalam bahtera yang penuh muatan.
(41)
Allah Swt. berfirman, bahwa suatu tanda lagi bagi mereka yang menunjukkan kebesaran kekuasaan Allah Swt. ialah Dia telah menundukkan laut agar dapat membawa bahtera, yang antara lain bahkan yang pertama ialah bahteranya Nabi Nuh a.s. Yaitu bahtera yang diselamatkan oleh Allah Swt. dengan membawa Nuh a.s. dan orang-orang yang beriman kepadanya, yang pada masa itu tidak ada seorang pun dari keturunan Bani Adam yang ada di muka bumi ini selamat selain dari mereka sendiri. Karena itulah Allah Swt. berfirman:
وَآيَةٌ لَهُمْ أَنَّا حَمَلْنَا ذُرِّيَّتَهُمْ
Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah bahwa Kami angkut keturunan mereka (Yasin: 41)
Yaitu kakek moyang mereka.
فِي الْفُلْكِ الْمَشْحُونِ
dalam bahtera yang penuh muatan. (Yasin: 41)
Yakni dalam perahu yang penuh dengan muatan barang-barang dan hewan-hewan yang diperintahkan oleh Allah kepada Nuh untuk mengangkutnya ke dalam perahunya dari tiap-tiap jenis sepasang.
Ibnu Abbas r.a. mengatakan bahwa al-masyhun artinya penuh dengan muatan. Hal yang sama dikatakan oleh Sa'id ibnu Jubah, Asy-Sya’b, Qatadah, dan As-Saddi.
Ad-Dahhak, Qatadah, serta Ibnu Zaid mengatakan bahwa bahtera yang dimaksud adalah bahteranya Nabi Nuh a.s.
وَخَلَقْنَا لَهُم مِّن مِّثْلِهِۦ مَا يَرْكَبُونَ 42
(42) dan Kami ciptakan untuk mereka yang akan mereka kendarai seperti bahtera itu.
(42)
Firman Allah Swt.:
وَخَلَقْنَا لَهُمْ مِنْ مِثْلِهِ مَا يَرْكَبُونَ
dan Kami ciptakan untuk mereka yang akan mereka kendarai seperti bahtera itu. (Yasin: 42)
Al-Aufi telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a. bahwa yang dimaksud ialah unta, karena sesungguhnya unta itu adalah perahu daratan, mereka menjadikannya sebagai sarana angkutan dan kendaraan. Hal yang sama dikatakan oleh Ikrimah, Mujahid, Al-Hasan, dan Qatadah dalam suatu riwayat yang bersumber darinya, serta Ibnu Syaddad dan lain-lainnya lagi.
As-Saddi dalam riwayat yang lain mengatakan bahwa yang dimaksud adalah hewan ternak.
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Al-Fadl ibnus Sabbah telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Fuda’il, dan Ata, dari Sa'id ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas r.a. yang telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: dan Kami ciptakan untuk mereka yang akan mereka kendarai semisal dengan bahtera itu. (Yasin: 42) Ia mengatakan, 'Tahukah kalian, apakah yang dimaksud oleh firman tadi?" Kami (murid-muridnya) menjawab, "Tidak tahu." Ibnu Abbas berkata bahwa yang dimaksud adalah perahu-perahu yang dibuat sesudah perahu Nabi Nuh a.s.
Hal yang sama telah dikatakan oleh Abu Malik, Ad-Dahhak, Qatadah, Abu Saleh, dan As-Saddi, bahwa yang dimaksud dengan firman-Nya: dan Kami ciptakan untuk mereka yang akan mereka kendarai seperti bahtera itu. (Yasin: 42) yakni perahu-perahu.
Dan pengertian yang dikemukakan oleh pendapat ini bertambah kuat bila ditinjau dari segi makna firman-Nya:
إِنَّا لَمَّا طَغَى الْمَاءُ حَمَلْنَاكُمْ فِي الْجَارِيَةِ * لِنَجْعَلَهَا لَكُمْ تَذْكِرَةً وَتَعِيَهَا أُذُنٌ وَاعِيَةٌ
Sesungguhnya Kami tatkala air telah naik (sampai ke gunung) Kami bawa (nenek moyang kamu) ke dalam bahtera, agar Kami jadikan peristiwa itu peringatan bagi kamu dan agar diperhatikan oleh telinga yang mau mendengar. (Al-Haqqah: 11-12)
وَإِن نَّشَأْ نُغْرِقْهُمْ فَلَا صَرِيخَ لَهُمْ وَلَا هُمْ يُنقَذُونَ 43
(43) Dan jika Kami menghendaki niscaya Kami tenggelamkan mereka, maka tiadalah bagi mereka penolong dan tidak pula mereka diselamatkan.
(43)
Adapun firman Allah Swt.:
وَإِنْ نَشَأْ نُغْرِقْهُمْ
Dan jika Kami menghendaki, niscaya Kami tenggelamkan mereka. (Yasin: 43)
Maksudnya, orang-orang yang ada di dalam bahtera itu.
فَلا صَرِيخَ لَهُمْ
maka tiadalah bagi mereka penolong. (Yasin: 43)
Yakni tiada seorang pun yang dapat menolong dan menyelamatkan mereka musibah tenggelam.
وَلا هُمْ يُنْقَذُونَ
dan tidak pula mereka diselamatkan. (Yasin: 43)
dari musibah tenggelam yang menimpa mereka.
إِلَّا رَحْمَةًۭ مِّنَّا وَمَتَٰعًا إِلَىٰ حِينٍۢ 44
(44) Tetapi (Kami selamatkan mereka) karena rahmat yang besar dari Kami dan untuk memberikan kesenangan hidup sampai kepada suatu ketika.
(44)
إِلا رَحْمَةً مِنَّا
Tetapi (Kami selamatkan mereka) karena rahmat yang besar dari Kami. (Yasin: 44)
Istisna dalam ayat ini bersifat munqati', yakni tetapi berkat rahmat Kami, kalian dapat berjalan di daratan, juga dapat mengadakan perjalanan di laut kemudian Kami selamatkan kalian sampai masa yang telah ditentukan. Karena itulah disebutkan dalam firman selanjutnya:
وَمَتَاعًا إِلَى حِينٍ
dan untuk memberikan kesenangan hidup sampai kepada suatu ketika (Yasin: 44)
Yaitu sampai waktu yang telah ditentukan di sisi Allah Swt.
وَإِذَا قِيلَ لَهُمُ ٱتَّقُوا۟ مَا بَيْنَ أَيْدِيكُمْ وَمَا خَلْفَكُمْ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ 45
(45) Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Takutlah kamu akan siksa yang dihadapanmu dan siksa yang akan datang supaya kamu mendapat rahmat", (niscaya mereka berpaling).
(45)
Allah Swt. menceritakan perihal keterlanjuran orang-orang musyrik dalam kesesatan mereka dan tiada kepedulian mereka terhadap dosa-dosa yang telah mereka kerjakan dan terhadap masa depan yang ada di hadapan mereka, yaitu hari kiamat.
وَإِذَا قِيلَ لَهُمُ اتَّقُوا مَا بَيْنَ أَيْدِيكُمْ وَمَا خَلْفَكُمْ
Dan apabila dikatakan kepada mereka, "Takutlah kamu akan siksa yang di hadapanmu dan siksa yang akan datang.” (Yasin: 45)
Mujahid mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah dosa-dosa, sedangkan menurut yang lain adalah kebalikannya.
لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
supaya kamu mendapat rahmat. (Yasin: 45)
Yakni mudah-mudahan Allah mengasihani kalian dan menyelamatkan kalian dari azab-Nya bila kalian takut akan hal tersebut. Sebagai kelanjutannya ialah mereka menolak hal tersebut, bahkan berpaling darinya melalui firman berikutnya, yaitu:
وَمَا تَأْتِيهِم مِّنْ ءَايَةٍۢ مِّنْ ءَايَٰتِ رَبِّهِمْ إِلَّا كَانُوا۟ عَنْهَا مُعْرِضِينَ 46
(46) Dan sekali-kali tiada datang kepada mereka suatu tanda dari tanda tanda kekuasaan Tuhan mereka, melainkan mereka selalu berpaling daripadanya.
(46)
وَمَا تَأْتِيهِمْ مِنْ آيَةٍ مِنْ آيَاتِ رَبِّهِمْ
Dan sekali-kali tiada datang kepada mereka suatu tanda dari tanda-tanda kekuasaan Tuhan mereka. (Yasin: 46)
Yang menunjukkan keesaan-Nya dan kebenaran rasul-rasul-Nya.
إِلا كَانُوا عَنْهَا مُعْرِضِينَ
melainkan mereka selalu berpaling darinya. (Yasin: 46)
Maksudnya, mereka tidak mau merenungkannya, tidak mau menerimanya, dan tidak mau mengambil manfaat darinya.
وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ أَنفِقُوا۟ مِمَّا رَزَقَكُمُ ٱللَّهُ قَالَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ لِلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ أَنُطْعِمُ مَن لَّوْ يَشَآءُ ٱللَّهُ أَطْعَمَهُۥٓ إِنْ أَنتُمْ إِلَّا فِى ضَلَٰلٍۢ مُّبِينٍۢ 47
(47) Dan apabila dikatakakan kepada mereka: "Nafkahkanlah sebahagian dari reski yang diberikan Allah kepadamu", maka orang-orang yang kafir itu berkata kepada orang-orang yang beriman: "Apakah kami akan memberi makan kepada orang-orang yang jika Allah menghendaki tentulah Dia akan memberinya makan, tiadalah kamu melainkan dalam kesesatan yang nyata".
(47)
Firman Allah Swt.:
وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ أَنْفِقُوا مِمَّا رَزَقَكُمُ اللَّهُ
Dan apabila dikatakan kepada mereka, "Nafkahkanlah sebagian dari rezeki yang diberikan Allah kepadamu” (Yasin: 47)
Yakni apabila mereka diperintahkan untuk membelanjakan sebagian dari rezeki yang diberikan oleh Allah kepada mereka untuk kaum fakir miskin
قَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لِلَّذِينَ آمَنُوا
maka orang-orang yang kafir itu berkata kepada orang-orang yang beriman. (Yasin: 47)
Yaitu memperbincangkan perihal orang-orang beriman yang fakir, Dengan kata lain mereka berkata kepada orang mukmin yang menganjurkan mereka untuk berinfak dengan nada sinis dan tanggapan yang menentang.
أَنُطْعِمُ مَنْ لَوْ يَشَاءُ اللَّهُ أَطْعَمَهُ
Apakah kami akan memberi makan kepada orang-orang yang jika Allah menghendaki tentulah Dia akan memberinya makan (Yasin: 47)
Mereka yang kalian anjurkan agar kami berinfak kepada mereka sekiranya Allah menghendaki, tentulah Dia memberikan kecukupan kepada mereka dan memberi mereka makan dari rezeki yang diberikanNya kepada mereka, dan kami sependapat dengan kehendak Allah Swt. terhadap mereka.
إِنْ أَنْتُمْ إِلا فِي ضَلالٍ مُبِينٍ
tiadalah kamu melainkan dalam kesesatan yang nyata. (Yasin: 47)
dalam anjuran kalian kepada kami untuk melakukan hal tersebut.
Ibnu Jarir mengatakan, dapat pula ditakwilkan bahwa kalimat ini merupakan firman Allah Swt. terhadap orang-orang kafir yang menentang itu. saat mereka mendebat orang-orang mukmin yang menganjurkan kepada mereka untuk berinfak. Allah berfirman kepada mereka: tiadalah kamu melainkan dalam kesesatan yang nyata. (Yasin: 47).
Akan tetapi, pendapat ini masih perlu diteliti lagi. Hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui.
وَيَقُولُونَ مَتَىٰ هَٰذَا ٱلْوَعْدُ إِن كُنتُمْ صَٰدِقِينَ 48
(48) Dan mereka berkata: "Bilakah (terjadinya) janji ini (hari berbangkit) jika kamu adalah orang-orang yang benar?".
(48)
Allah Swt. menceritakan tentang keyakinan orang-orang kafir yang menganggap mustahil terjadinya hari kiamat. Hal ini diungkapkan melalui firman-Nya:
مَتَى هَذَا الْوَعْدُ
Bilakah (terjadinya) janji ini? (Yasin: 48)
Dalam ayat lain disebutkan melalui firman-Nya:
يَسْتَعْجِلُ بِهَا الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِهَا
Orang-orang yang tidak beriman kepada hari kiamat meminta supaya hari itu segera didatangkan. (Asy-Syura: 18)
مَا يَنظُرُونَ إِلَّا صَيْحَةًۭ وَٰحِدَةًۭ تَأْخُذُهُمْ وَهُمْ يَخِصِّمُونَ 49
(49) Mereka tidak menunggu melainkan satu teriakan saja yang akan membinasakan mereka ketika mereka sedang bertengkar.
(49)
Adapun firman Allah Swt.:
مَا يَنْظُرُونَ إِلا صَيْحَةً وَاحِدَةً تَأْخُذُهُمْ وَهُمْ يَخِصِّمُونَ
Mereka tidak menunggu melainkan satu teriakan saja yang akan membinasakan mereka ketika mereka sedang bertengkar. (Yasin: 49)
Artinya, tiada yang mereka tunggu melainkan hanya satu teriakan saja, dan teriakan ini —hanya Allah Yang Maha Mengetahui— adalah tiupan sangkakala yang pertama. Dilakukan tiupan pada sangkakala yaitu tiupan yang mengejutkan, saat itu manusia sedang berada di dalam pasar-pasar mereka dan sedang dalam aktivitas kehidupan mereka yang saling bersaing dan bertengkar di antara sesamanya sebagaimana biasanya. Ketika mereka sedang dalam keadaan seperti itu, tiba-tiba Allah memerintahkan kepada Malaikat Israfil untuk meniup sangkakala. Maka Malaikat Israfil melakukan tiupan yang cukup panjang; tiada seorang pun di permukaan bumi ini melainkan mendengar suara itu yang terdengar dari arah langit. Kemudian manusia yang ada digiring menuju ke Padang Mahsyar dengan api yang mengepung mereka dari segala penjuru. Karena itulah disebutkan oleh firman-Nya:
فَلَا يَسْتَطِيعُونَ تَوْصِيَةًۭ وَلَآ إِلَىٰٓ أَهْلِهِمْ يَرْجِعُونَ 50
(50) lalu mereka tidak kuasa membuat suatu wasiatpun dan tidak (pula) dapat kembali kepada keluarganya.
(50)
فَلا يَسْتَطِيعُونَ تَوْصِيَةً
Lalu mereka tidak kuasa membuat suatu wasiat pun. (Yasin: 50)
terhadap apa yang dimiliki oleh mereka, karena urusan yang sedang dialami oleh mereka lebih penting dari itu,
وَلا إِلَى أَهْلِهِمْ يَرْجِعُونَ
dan tidak (pula) dapat kembali kepada keluarganya. (Yasin: 50)
Sehubungan dengan bab ini banyak asar dan hadis yang telah kami kemukakan di tempat lain. Setelah itu barulah terjadi tiupan kematian yang karenanya semua makhluk hidup mati semuanya selain Tuhan Yang Mahahidup lagi terus-menerus mengatur makhluk-Nya. Selanjutnya terjadi tiupan kebangkitan.
وَنُفِخَ فِى ٱلصُّورِ فَإِذَا هُم مِّنَ ٱلْأَجْدَاثِ إِلَىٰ رَبِّهِمْ يَنسِلُونَ 51
(51) Dan ditiuplah sangkalala, maka tiba-tiba mereka keluar dengan segera dari kuburnya (menuju) kepada Tuhan mereka.
(51)
Inilah yang disebut tiupan yang ketiga, yaitu tiupan kebangkitan di mana semua makhluk dihidupkan lagi dari kuburnya. Karena itulah disebutkan oleh firman-Nya:
فَإِذَا هُمْ مِنَ الأجْدَاثِ إِلَى رَبِّهِمْ يَنْسِلُونَ
maka tiba-tiba mereka keluar dengan segera dari kuburnya (menuju) kepada Tuhan mereka. (Yasin:51)
An-naslan artinya berjalan dengan cepat, sebagaimana yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
يَوْمَ يَخْرُجُونَ مِنَ الأجْدَاثِ سِرَاعًا كَأَنَّهُمْ إِلَى نُصُبٍ يُوفِضُونَ
(yaitu) pada hari mereka keluar dari kubur dengan cepat seakan-akan mereka pergi dengan segera kepada berhala-berhala (sewaktu di dunia). (Al-Ma'arij:43)
قَالُوا۟ يَٰوَيْلَنَا مَنۢ بَعَثَنَا مِن مَّرْقَدِنَا ۜ ۗ هَٰذَا مَا وَعَدَ ٱلرَّحْمَٰنُ وَصَدَقَ ٱلْمُرْسَلُونَ 52
(52) Mereka berkata: "Aduhai celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat-tidur kami (kubur)?". Inilah yang dijanjikan (Tuhan) Yang Maha Pemurah dan benarlah Rasul-rasul(Nya).
(52)
Firman Allah Swt.:
قَالُوا يَا وَيْلَنَا مَنْ بَعَثَنَا مِنْ مَرْقَدِنَا
Mereka berkata, Aduhai, celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat tidur kami (kubur)? (Yasin:52)
Yakni dari kubur mereka yang dahulu semasa mereka masih hidup di dunia tidak percaya bahwa mereka akan dibangkitkan hidup kembali dari kubur mereka. Setelah mereka menyaksikan di tempat mereka dikumpulkan itu apa yang dahulunya mereka dustakan, Mereka berkata, Aduhai, celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat tidur kami (kubur)? (Yasin:52)
Hal ini bukan berarti menafikan siksa kubur bagi mereka yang selama mereka berada di dalam kuburnya, karena siksa kubur itu bila dibandingkan dengan kerasnya azab di alam akhirat sama halnya dengan tidur.
Ubay ibnu Ka'b r.a., Mujahid, Al-Hasan, dan Qatadah mengatakan, mereka tidur sejenak sebelum dibangkitkan hidup.
Qatadah mengatakan bahwa hal tersebut terjadi di antara dua tiupan sangkakala, karena itulah mereka mengatakan, Siapakah yang membangunkan kami dari tempat tidur kami (kubur)?
Menurut bukan hanya seorang dari kalangan ulama Salaf, manakala mereka telah mengatakan hal tersebut, maka orang-orang mukmin menjawab:
هَذَا مَا وَعَدَ الرَّحْمَنُ وَصَدَقَ الْمُرْسَلُونَ
Inilah yang dijanjikan (Tuhan) Yang Maha Pemurah dan benarlah rasul-rasul-(Nya). (Yasin:52)
Al-Hasan mengatakan bahwa yang menjawab mereka dengan ucapan itu adalah para malaikat.
Tidak ada pertentangan jika kedua pendapat bisa digabungkan. Hanya Allah yang lebih mengetahui.
Abdur Rahman ibnu Zaid mengatakan bahwa semuanya adalah ucapan orang-orang kafir: Aduhai, celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat tidur kami (kubur)? Inilah yang dijanjikan (Tuhan) Yang Maha Pemurah dan benarlah rasul-rasul-(Nya) (Yasin52)
Demikianlah menurut apa yang telah dinukil oleh Ibnu Jarir, tetapi dia sendiri memilih pendapat yang pertama karena pendapat itulah yang paling sahih.
Makna ayat ini sama dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
وَقَالُوا يَا وَيْلَنَا هَذَا يَوْمُ الدِّينِ هَذَا يَوْمُ الْفَصْلِ الَّذِي كُنْتُمْ بِهِ تُكَذِّبُونَ
Dan mereka berkata, Aduhai, celakalah kita! Inilah hari pembalasan. Inilah hari keputusan yang kamu selalu mendustakannya. (Ash-Shaffat:2-21)
وَيَوْمَ تَقُومُ السَّاعَةُ يُقْسِمُ الْمُجْرِمُونَ مَا لَبِثُوا غَيْرَ سَاعَةٍ كَذَلِكَ كَانُوا يُؤْفَكُونَ وَقَالَ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ وَالإيمَانَ لَقَدْ لَبِثْتُمْ فِي كِتَابِ اللَّهِ إِلَى يَوْمِ الْبَعْثِ فَهَذَا يَوْمُ الْبَعْثِ وَلَكِنَّكُمْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
Dan pada hari terjadinya kiamat, bersuimpahlah orang-orang yang berdosa, bahwa mereka tidak berdiam (dalam kubur) melainkan sesaat saja. Seperti demikianlah mereka selalu dipalingkan (dari kebenaran). Dan berkata orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan dan keimanan (kepada orang-orang yang kafir).”Sesungguhnya kamu telah berdiam (dalam kubur) menurut ketetapan Allah, sampai hari berbangkit; maka inilah hari berbangkit itu, tetapi kamu selalu tidak meyakininya).” (Ar-Rum:55-56)
إِن كَانَتْ إِلَّا صَيْحَةًۭ وَٰحِدَةًۭ فَإِذَا هُمْ جَمِيعٌۭ لَّدَيْنَا مُحْضَرُونَ 53
(53) Tidak adalah teriakan itu selain sekali teriakan saja, maka tiba-tiba mereka semua dikumpulkan kepada Kami.
(53)
Adapun firman Allah Swt.:
إِنْ كَانَتْ إِلا صَيْحَةً وَاحِدَةً فَإِذَا هُمْ جَمِيعٌ لَدَيْنَا مُحْضَرُونَ
Tidak adalah teriakan itu selain sekali teriakan saja, maka tiba-tiba mereka semua dikumpulkan kepada Kami. (Yasin:53)
Semakna dengan firman Allah Swt. dalam ayat lain:
فَإِنَّمَا هِيَ زَجْرَةٌ وَاحِدَةٌ * فَإِذَا هُمْ بِالسَّاهِرَةِ
Sesungguhnya pengembalian itu hanya dengan satu kali tiupan saja, maka dengan serta merta mereka hidup kembali di permukaan bumi. (An-Nazi'at:13-14)
وَمَا أَمْرُ السَّاعَةِ إِلا كَلَمْحِ الْبَصَرِ أَوْ هُوَ أَقْرَبُ
Tidak ada kejadian kiamat itu, melainkan seperti sekejap mata atau lebih cepat (lagi). (An-Nahl:77)
Dan firman Allah Swt.:
يَوْمَ يَدْعُوكُمْ فَتَسْتَجِيبُونَ بِحَمْدِهِ وَتَظُنُّونَ إِنْ لَبِثْتُمْ إِلا قَلِيلا
yaitu pada hari Dia memanggil kamu, lalu kamu mematuhi-Nya sambil memuji-Nya dan kamu mengira bahwa kamu tidak berdiam (di dalam kubur) kecuali sebentar saja. (Al-Isra:52)
Yaitu sesungguhnya Kami hanya memerlukan sekali perintah saja, maka dengan serta merta mereka semuanya dihadapkan kepada Kami.'
فَٱلْيَوْمَ لَا تُظْلَمُ نَفْسٌۭ شَيْـًۭٔا وَلَا تُجْزَوْنَ إِلَّا مَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ 54
(54) Maka pada hari itu seseorang tidak akan dirugikan sedikitpun dan kamu tidak dibalasi, kecuali dengan apa yang telah kamu kerjakan.
(54)
فَالْيَوْمَ لَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْئًا
Maka pada hari itu seseorang tidak akan dirugikan sedikit pun. (Yasin:54)
Yakni dari amal perbuatannya.
وَلا تُجْزَوْنَ إِلا مَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
dan kamu tidak dibatasi, kecuali dengan apa yang telah kamu kerjakan. (Yasin:54)