37 - الصافات - As-Saaffaat

Juz : 23

Those drawn up in Ranks
Meccan

فَكَذَّبُوهُ فَإِنَّهُمْ لَمُحْضَرُونَ 127

(127) Maka mereka mendustakannya, karena itu mereka akan diseret (ke neraka),

(127) 

فَكَذَّبُوهُ فَإِنَّهُمْ لَمُحْضَرُونَ

Maka mereka mendustakannya, karena itu mereka akan diseret (ke neraka). (Ash-Shaffat: 127)

Yaitu untuk mendapat azab di hari perhitungan amal perbuatan nanti.



إِلَّا عِبَادَ ٱللَّهِ ٱلْمُخْلَصِينَ 128

(128) kecuali hamba-hamba Allah yang dibersihkan (dari dosa).

(128) 

إِلا عِبَادَ اللَّهِ الْمُخْلَصِينَ

Kecuali hamba-hamba Allah yang dibersihkan (dari dosa) (Ash-Shaffat: 128)

Yakni di antara mereka yang mengesakan Allah, istisna atau pengecualian di sini bersifat munqati' dari musbat.


وَتَرَكْنَا عَلَيْهِ فِى ٱلْءَاخِرِينَ 129

(129) Dan Kami abadikan untuk Ilyas (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian.

(129) 

Firman Allah Swt.:

وَتَرَكْنَا عَلَيْهِ فِي الآخِرِينَ

Dan Kami abadikan untuk Ilyas di kalangan orang-orang yang datang kemudian. (Ash-Shaffat: 129)

Maksudnya, pujian yang baik dan sebutan yang harum.


سَلَٰمٌ عَلَىٰٓ إِلْ يَاسِينَ 130

(130) (yaitu): "Kesejahteraan dilimpahkan atas Ilyas?"

(130) 

سَلامٌ عَلَى إِلْ يَاسِينَ

(yaitu),Kesejahteraan dilimpahkan atas Ilyas.” (Ash-Shaffat: 130)

Ungkapan ini menurut dialek Bani Asad, misalnya Ismail dikatakan Ismain; sebagian Bani Tamim mendendangkan suatu bait syair berkenaan dengan biawak yang berhasil mereka buru:

يَقُولُ رَبّ السُّوقِ لَمَّا جِينَا ... هَذَا وربِّ الْبَيْتِ إسْرَائينا

Mereka mengatakan ketika kami datang, "Ini, demi Tuhan Baitullah, adalah orang-orang Bani Israil"

Dikatakan Mikal, Mikail, dan Mikain, sebagaimana dikatakan Ibrahim dan Abraham, dan Israil dikatakan Israin, Tursaina dikatakan Tur Sinina. Semuanya itu diperbolehkan dan menunjukkan makna yang sama

Sebagian ulama membacanya Salamun -Ala Idrasin, yang artinya 'kesejahteraan dilimpahkan kepada Idris." Ini menurut qiraat sahabat Ibnu Masud r.a.

Yang lainnya ada yang membacanya Ali Yasin, dengan pengertian keluarga Muhammad Saw.


إِنَّا كَذَٰلِكَ نَجْزِى ٱلْمُحْسِنِينَ 131

(131) Sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.

(131) 

Firman Allah Swt.:

إِنَّا كَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ

Sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. (Ash-Shaffat: 131)

Tafsir mengenainya telah di sebutkan di atas; hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui. (Ash-Shaffat: 131-132)


إِنَّهُۥ مِنْ عِبَادِنَا ٱلْمُؤْمِنِينَ 132

(132) Sesungguhnya dia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman.

(132) 

Firman Allah Swt.:

 إِنَّهُ مِنْ عِبَادِنَا الْمُؤْمِنِينَ

Sesungguhnya dia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman. (Ash-Shaffat: 132)

Tafsir mengenainya telah di sebutkan di atas; hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui. (Ash-Shaffat: 131-132)


وَإِنَّ لُوطًۭا لَّمِنَ ٱلْمُرْسَلِينَ 133

(133) Sesungguhnya Luth benar-benar salah seorang rasul.

(133) 

وَإِنَّ لُوطًا لَمِنَ الْمُرْسَلِينَ

Sesungguhnya Luth benar-benar salah seorang rasul. (Ash-Shaffat: 133)

Allah Swt. Menceritakan tentang hamba dan Rasul-Nya, yaitu Lut a.s. Allah telah mengutusnya kepada kaumnya, tetapi kaumnya mendustakannya. Maka Allah menyelamatkan dia dan keluarganya dari kalangan mereka kecuali istrinya, karena sesungguhnya istrinya dibinasakan bersama dengan orang yang binasa dari kaumnya. Allah Swt. membinasakan mereka dengan berbagai macam siksaan, dan menjadikan tempat tinggal mereka sebagai laut yang airnya busuk lagi buruk pemandangannya, begitu pula airnya dan baunya. Dan menjadikan tempat tinggal mereka sebagai tempat yang biasa dilalui oleh para musafir siang dan malam hari. Karena itulah disebutkan oleh firman-Nya:



إِذْ نَجَّيْنَٰهُ وَأَهْلَهُۥٓ أَجْمَعِينَ 134

(134) (Ingatlah) ketika Kami selamatkan dia dan keluarganya (pengikut-pengikutnya) semua,

(134) 

إِذْ نَجَّيْنَاهُ وَأَهْلَهُ أَجْمَعِينَ

(Ingatlah) ketika Kami selamatkan dia dan keluarganya (pengikut-pengikutnya) semua. (Ash-Shaffat: 134)


إِلَّا عَجُوزًۭا فِى ٱلْغَٰبِرِينَ 135

(135) kecuali seorang perempuan tua (isterinya yang berada) bersama-sama orang yang tinggal.

(135) 

إِلَّا عَجُوزًا فِي الْغَابِرِينَ

Kecuali seorang perempuan tua (isterinya yang berada) bersama-sama orang yang tinggal. (Ash-Shaffat: 135)


ثُمَّ دَمَّرْنَا ٱلْءَاخَرِينَ 136

(136) Kemudian Kami binasakan orang-orang yang lain.

(136) 

ثُمَّ دَمَّرْنَا الْآخَرِينَ

Kemudian Kami binasakan orang-orang yang lain. (Ash-Shaffat: 136)


وَإِنَّكُمْ لَتَمُرُّونَ عَلَيْهِم مُّصْبِحِينَ 137

(137) Dan sesungguhnya kamu (hai penduduk Mekah) benar-benar akan melalui (bekas-bekas) mereka di waktu pagi,

(137) 

وَإِنَّكُمْ لَتَمُرُّونَ عَلَيْهِمْ مُصْبِحِينَ 

Dan sesungguhnya kamu (hai penduduk Mekah) benar-benar akan melalui (bekas-bekas) mereka di waktu pagi. (Ash-Shaffat: 137)

Yakni mengapa kamu tidak mengambil pelajaran dari mereka, bagaimanakah Allah membinasakan mereka, dan kamu telah mengetahui bahwa bagi orang-orang kafir akan mendapat siksaan yang semisal. (Ash-Shaffat:137 -­138)


وَبِٱلَّيْلِ ۗ أَفَلَا تَعْقِلُونَ 138

(138) dan di waktu malam. Maka apakah kamu tidak memikirkan?

(138) 

 وَبِاللَّيْلِ أَفَلا تَعْقِلُونَ

Dan di waktu malam. Maka apakah kamu tidak memikirkan? (Ash-Shaffat: 138)

Yakni mengapa kamu tidak mengambil pelajaran dari mereka, bagaimanakah Allah membinasakan mereka, dan kamu telah mengetahui bahwa bagi orang-orang kafir akan mendapat siksaan yang semisal. (Ash-Shaffat:137 -­138)


وَإِنَّ يُونُسَ لَمِنَ ٱلْمُرْسَلِينَ 139

(139) Sesungguhnya Yunus benar-benar salah seorang rasul,

(139) 

وَإِنَّ يُونُسَ لَمِنَ الْمُرْسَلِينَ

Sesungguhnya Yunus benar-benar salah seorang rasul. (Ash-Shaffat: 139)

Dalam surat Al-Anbiya telah disebutkan bahwa kisah Nabi Yunus a.s.

Dan di dalam Kitab Sahihan disebutkan, bahwa Rasulullah Saw. Telah bersabda:

"مَا يَنْبَغِي لِعَبْدٍ أَنْ يَقُولَ: أَنَا خَيْرٌ مِنْ يُونُسَ بْنِ متَّى ونَسَبَه إِلَى أُمِّهِ"

Tidaklah layak bagi seseorang bila mengatakan bahwa aku ini lebih baik daripada Yunus ibnu Mata. Nisbatnya itu kepada ibunya

dan menurut pendapat lain dinisbatkan kepada ayahnya.

*********



فَسَاهَمَ فَكَانَ مِنَ الْمُدْحَضِينَ

kemudian ia ikut berundi, lalu dia termasuk orang-orang yang kalah dalam undian. (Ash-Shaffat: 141)

Yakni terkalahkan dalam undian tersebut. Demikian itu karena perahu yang ditumpanginya keberatan muatan hingga hampir tenggelam dan ombak laut masuk ke dalam perahu itu dari semua sisinya. Kemudian mereka mengadakan undian, dengan ketentuan bahwa barang siapa yang namanya keluar dari undian tersebut, maka ia harus dilemparkan ke laut agar beban perahu tidak terlalu berat. Ternyata undian tersebut jatuh kepada Nabi Yunus a.s. sekalipun diulang tiga kali, karena mereka tidak suka bila beliau dilemparkan ke laut. Akhirnya Nabi Yunus terpaksa melepaskan bajunya untuk menceburkan dirinya ke laut. Sekalipun mereka mencegahnya.


إِذْ أَبَقَ إِلَى ٱلْفُلْكِ ٱلْمَشْحُونِ 140

(140) (ingatlah) ketika ia lari, ke kapal yang penuh muatan,

(140) 

Firman Allah Swt.:

إِذْ أَبَقَ إِلَى الْفُلْكِ الْمَشْحُونِ

(Ingatlah) ketika ia lari ke kapal yang penuh muatan. (Ash-Shaffat: 140)

Ibnu Abbas r.a. mengatakan bahwa al-masyhun artinya yang sarat dan penuh dengan muatan.


فَسَاهَمَ فَكَانَ مِنَ ٱلْمُدْحَضِينَ 141

(141) kemudian ia ikut berundi lalu dia termasuk orang-orang yang kalah dalam undian.

(141) 

فَسَاهَمَ فَكَانَ مِنَ الْمُدْحَضِينَ

kemudian ia ikut berundi, lalu dia termasuk orang-orang yang kalah dalam undian. (Ash-Shaffat: 141)

Yakni terkalahkan dalam undian tersebut. Demikian itu karena perahu yang ditumpanginya keberatan muatan hingga hampir tenggelam dan ombak laut masuk ke dalam perahu itu dari semua sisinya. Kemudian mereka mengadakan undian, dengan ketentuan bahwa barang siapa yang namanya keluar dari undian tersebut, maka ia harus dilemparkan ke laut agar beban perahu tidak terlalu berat. Ternyata undian tersebut jatuh kepada Nabi Yunus a.s. sekalipun diulang tiga kali, karena mereka tidak suka bila beliau dilemparkan ke laut. Akhirnya Nabi Yunus terpaksa melepaskan bajunya untuk menceburkan dirinya ke laut. Sekalipun mereka mencegahnya.


فَٱلْتَقَمَهُ ٱلْحُوتُ وَهُوَ مُلِيمٌۭ 142

(142) Maka ia ditelan oleh ikan besar dalam keadaan tercela.

(142) 

فَالْتَقَمَهُ الْحُوتُ وَهُوَ مُلِيمٌ

Maka ia ditelan oleh ikan besar dalam keadaan tercela. (Ash-Shaffat: 142)

Kemudian Allah Swt.memerintahkan kepada ikan besar (ikan paus) dari laut hijau untuk membelah laut dan pergi ke tempat Nabi Yunus berada, lalu menelannya, tetapi tidak boleh melukai dagingnya, dan tidak boleh pula mematahkan tulangnya.

Ikan besar itu telah berada di tempat saat Nabi Yunus menceburkan dirinya ke laut, lalu ia langsung menelannya dan membawanya pergi mengelilingi semua laut.

Ketika Nabi Yunus telah berada di dalam perut ikan, ia mengira bahwa dirinya telah mati. Lalu ia gerakkan kepala dan kedua kakinya serta semua anggota tubuhnya, ternyata dirinya masih hidup. Kemudian ia berdiri dan salat di dalam perut ikan; dan di antara doa yang diucapkan­nya ialah ''Ya Tuhanku, aku jadikan untuk menyembahmu sebuah masjid di suatu tempat yang tidak dapat dicapai oleh seorang manusia pun."

Para ulama berselisih pendapat tentang lamanya masa Nabi Yunus berada di dalam perut ikan besar itu. Suatu pendapat mengatakan tiga hari, ini menurut Qatadah. Ada yang menyebutkan tujuh hari, ini menurut Ja'far As-Sadiq r.a. Dan menurut pendapat lainnya empat puluh hari, ini menurut Abu Malik.

Mujahid telah meriwayatkan dari Asy-Sya'bi, bahwa Nabi Yunus ditelan oleh ikan besar di waktu pagi hari, dan dikeluarkan darinya pada petang hari. Hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui tentang lamanya dia berada di dalam perut ikan. Di dalam syair Umayyah ibnu Abus Silt disebutkan:

وَأنْتَ بفَضلٍ منْكَ نَجَّيتَ يُونُسًا ... وَقَدْ بَاتَ فِي أضْعَاف حُوتٍ ليَالِيا

Engkau telah menyelamatkan Yunus berkat karunia dari-Mu, padahal dia telah tinggal di dalam perut ikan itu setelah beberapa malam.



فَلَوْلَآ أَنَّهُۥ كَانَ مِنَ ٱلْمُسَبِّحِينَ 143

(143) Maka kalau sekiranya dia tidak termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah,

(143) 

Firman Allah Swt.:

فَلَوْلا أَنَّهُ كَانَ مِنَ الْمُسَبِّحِينَ 

Maka kalau sekiranya dia tidak termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah. (Ash-Shaffat: 143)

Menurut suatu pendapat sehubungan dengan makna ayat ini, bahwa sekiranya dia tidak pernah mengerjakan amal saleh di masa sukanya. Demikianlah menurut takwil yang dikemukakan oleh Ad-Dahhak ibnu Qais Abul Aliyah, Wahb ibhu Munabbih, Qatadah, dan lain-lainnya yang bukan hanya seorang dan dipilih oleh Ibnu Jarir. Dan memang ada hadis yang menerangkan hal tersebut yang akan kami kemukakan, insya Allah, dapat dijadikan sebagai dalil jika memang predikatnya sahih. Di dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas disebutkan:

" تَعَرف إِلَى اللَّهِ فِي الرَّخَاءِ يَعْرِفْكَ فِي الشِّدَّةِ"

Kenalilah Allah di masa suka. niscaya Dia mengenalmu di masa duka(mu)

Ibnu Abbas r.a., Said ibnu Jubair,Ad-Dahhak, Ata ibnus Sa'ib As-Saddi, Al-Hasan, dan Qatadah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Maka kalau sekiranya dia tidak termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah. (Ash-Shaffat: 143) Yakni orang-orang vang salat: sebagian dari mereka menyebutkan bahwa memang Yunus sebelum itu termasuk orang yang rajin mengerjakan salat. Dan sebagian lainnya mengatakan bahwa dia memang termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah sejak masih berada di dalam perut ibunya.

Pendapat yang lain mengatakan: Maka kalau sekiranya dia tidak termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah. (Ash-Shaffat: 143) Bahwa yang dimaksud adalah apa yang dijelaskan oleh firman-Nya dalam ayat lainnya, yaitu: maka ia menyeru dalam tempat yang sangat gelap, "Tidak ada Tuhan selain Engkau, Mahasuci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim.” Maka Kami telah memperkenankan doanya dan menyelamatkannya dari kedukaan. Dan demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman. (Al-Anbiya: 87-88)

Demikianlah menurut apa yang dikatakan oleh Sa'id ibnu Jubair dan lain-lainnya

قَالَ ابْنُ أَبِي حَاتِمٍ: حَدَّثَنَا أَبُو عُبَيْدِ اللَّهِ ابْنِ أَخِي ابْنِ وَهْبٍ، حَدَّثَنَا عَمِّي حَدَّثَنَا أَبُو صَخْرٍ: أَنَّ يَزِيدَ الرَّقَاشِيَّ حَدّثه: أَنَّهُ سَمِعَ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ -وَلَا أَعْلَمُ إِلَّا أَنَّ أَنْسًا يَرْفَعُ الْحَدِيثُ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وسلم-"أَنَّ يُونُسَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حِينَ بَدَا لَهُ أَنْ يَدْعُوَ بِهَذِهِ الْكَلَمَّاتِ، وَهُوَ فِي بَطْنِ الْحُوتِ، فَقَالَ: اللَّهُمَّ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ، إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ. فَأَقْبَلَتِ الدَّعْوَةُ تَحُفُّ بِالْعَرْشِ، قَالَتِ الْمَلَائِكَةُ: يَا رَبِّ، هَذَا صَوْتٌ ضَعِيفٌ مَعْرُوفٌ مِنْ بِلَادٍ بَعِيدَةٍ غَرِيبَةٍ؟ فَقَالَ: أَمَا تَعْرِفُونَ ذَلِكَ؟ قَالُوا: يَا رَبِّ، وَمَنْ هُوَ؟ قَالَ: عَبْدِي يُونُسُ. قَالُوا: عَبْدُكَ يُونُسُ الَّذِي لَمْ يَزَلْ يُرْفَعُ لَهُ عَمَلٌ مُتَقَبَّلٌ، وَدَعْوَةٌ مُسْتَجَابَةٌ؟ قَالُوا: يا رب، أو لا تَرْحَمُ مَا كَانَ يَصْنَعُ فِي الرَّخَاءِ فتنجِّيه فِي الْبَلَاءِ؟ قَالَ: بَلَى. فَأَمَرَ الْحُوتَ فَطَرَحَهُ بالعرَاء".

Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Ubaidillah (saudara lelaki Ibnu Wahb), telah menceritakan kepada kami pamanku, telah menceritakan kepada kami Abu Sakhr, bahwa Yazid Ar-Raqqasyi pernah menceritakan kepadanya bahwa ia pernah mendengar Anas ibnu Malik r.a. —yang menurutnya Anas pasti me-rafa '-kan hadis ini sampai kepada Rasulullah Saw.— menceritakan hadis berikut: Bahwa Nabi Yunus ketika merasa yakin bahwa dirinya harus mengucapkan doa-doa berikut saat berada di dalam perut ikan besar, yaitu: "Ya Allah, tidak ada Tuhan melainkan Engkau, Mahasuci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang aniaya.” Maka doanya itu menghadap dan merintih di bawah 'Arasy. Para malaikat berkata, "Ya Tuhan kami ini adalah suara yang lemah, tetapi dikenal datang dari tempat yang jauh lagi terasing.” Allah Swt. berfirman, "Tidakkah kalian mengenalnya?” Para malaikat berkata, "Ya Tuhan kami, suara siapakah ini?” Allah Swt. berfirman, "Ini suara hamba-Ku Yunus.” Mereka berkata, "Hamba-Mu Yunus, yang sampai sekarang masih terus-menerus diangkat baginya amal yang diterima dan doa yang diperkenankan.” Para malaikat berkata lagi, "Ya Tuhan kami, tidakkah Engkau mengasihaninya atas apa yang telah dikerjakannya di masa sukanya, maka Engkau selamatkan dia dari cobaan ini.” Allah berfirman, "Baiklah.” Lalu Allah memerintahkan kepada ikan besar itu (untuk mengeluarkannya), maka ikan besar itu mencampakkannya di padang sahara.

Ibnu Jarir meriwayatkan hadis ini dari Yunus, dari Ibnu Wahb dengan sanad yang sama.

Ibnu Abu Hatim menambahkan bahwa Abu Sakhr alias Humaid ibnu Ziad mengatakan, telah menceritakan kepadaku Ibnu Qasit, dan aku menceritakan hadis ini, bahwa ia mendengar Abu Hurairah r.a. mengatakan bahwa Yunus dimuntahkan oleh ikan besar itu ke padang sahara. Dan Allah menumbuhkan buah labu di padang itu. Ketika kami bertanya kepada Abu Hurairah tentang buah tersebut, maka Abu Hurairah menjawab bahwa yang dimaksud adalah buah pohon labu.

Abu Hurairah melanjutkan kisahnya, bahwa Allah menyediakan baginya kambing betina liar yang makan dari serangga tanah, lalu kambing liar itu memberinya air minum dari air susunya setiap pagi dan petang hingga Nabi Yunus dapat berdiri dan segar kembali.

Sehubungan dengan kisah ini Umayyah ibnu Abus Silt mengatakan dalam salah satu bait syairnya:

فَأَنْبَتَ يَقْطينًا عَلَيه برَحْمَةٍ ... مِن اللَّهِ لَولا اللهُ أُلْفِيَ ضَاحيا

Maka tumbuhlah buah labu berkat rahmat Allah untuknya. Kalau sekiranya tidak ada pertolongan Allah, tentulah Yunus mati.

Kisah lainnya telah disebutkan pula di dalam hadis Abu Hurairah r.a. yang disandarkan dan di-marfu'-kan (sampai kepada Nabi Saw.), yaitu dalam tafsir surah Al-Anbiya.

(Ash-Shaffat:. 143-144)


لَلَبِثَ فِى بَطْنِهِۦٓ إِلَىٰ يَوْمِ يُبْعَثُونَ 144

(144) niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari berbangkit.

(144) 

Firman Allah Swt.:

 لَلَبِثَ فِي بَطْنِهِ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ

Niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari berbangkit. (Ash-Shaffat: 144)

Menurut suatu pendapat sehubungan dengan makna ayat ini, bahwa sekiranya dia tidak pernah mengerjakan amal saleh di masa sukanya. Demikianlah menurut takwil yang dikemukakan oleh Ad-Dahhak ibnu Qais Abul Aliyah, Wahb ibhu Munabbih, Qatadah, dan lain-lainnya yang bukan hanya seorang dan dipilih oleh Ibnu Jarir. Dan memang ada hadis yang menerangkan hal tersebut yang akan kami kemukakan, insya Allah, dapat dijadikan sebagai dalil jika memang predikatnya sahih. Di dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas disebutkan:

" تَعَرف إِلَى اللَّهِ فِي الرَّخَاءِ يَعْرِفْكَ فِي الشِّدَّةِ"

Kenalilah Allah di masa suka. niscaya Dia mengenalmu di masa duka(mu)

Ibnu Abbas r.a., Said ibnu Jubair,Ad-Dahhak, Ata ibnus Sa'ib As-Saddi, Al-Hasan, dan Qatadah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Maka kalau sekiranya dia tidak termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah. (Ash-Shaffat: 143) Yakni orang-orang vang salat: sebagian dari mereka menyebutkan bahwa memang Yunus sebelum itu termasuk orang yang rajin mengerjakan salat. Dan sebagian lainnya mengatakan bahwa dia memang termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah sejak masih berada di dalam perut ibunya.

Pendapat yang lain mengatakan: Maka kalau sekiranya dia tidak termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah. (Ash-Shaffat: 143) Bahwa yang dimaksud adalah apa yang dijelaskan oleh firman-Nya dalam ayat lainnya, yaitu: maka ia menyeru dalam tempat yang sangat gelap, "Tidak ada Tuhan selain Engkau, Mahasuci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim.” Maka Kami telah memperkenankan doanya dan menyelamatkannya dari kedukaan. Dan demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman. (Al-Anbiya: 87-88)

Demikianlah menurut apa yang dikatakan oleh Sa'id ibnu Jubair dan lain-lainnya

قَالَ ابْنُ أَبِي حَاتِمٍ: حَدَّثَنَا أَبُو عُبَيْدِ اللَّهِ ابْنِ أَخِي ابْنِ وَهْبٍ، حَدَّثَنَا عَمِّي حَدَّثَنَا أَبُو صَخْرٍ: أَنَّ يَزِيدَ الرَّقَاشِيَّ حَدّثه: أَنَّهُ سَمِعَ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ -وَلَا أَعْلَمُ إِلَّا أَنَّ أَنْسًا يَرْفَعُ الْحَدِيثُ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وسلم-"أَنَّ يُونُسَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حِينَ بَدَا لَهُ أَنْ يَدْعُوَ بِهَذِهِ الْكَلَمَّاتِ، وَهُوَ فِي بَطْنِ الْحُوتِ، فَقَالَ: اللَّهُمَّ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ، إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ. فَأَقْبَلَتِ الدَّعْوَةُ تَحُفُّ بِالْعَرْشِ، قَالَتِ الْمَلَائِكَةُ: يَا رَبِّ، هَذَا صَوْتٌ ضَعِيفٌ مَعْرُوفٌ مِنْ بِلَادٍ بَعِيدَةٍ غَرِيبَةٍ؟ فَقَالَ: أَمَا تَعْرِفُونَ ذَلِكَ؟ قَالُوا: يَا رَبِّ، وَمَنْ هُوَ؟ قَالَ: عَبْدِي يُونُسُ. قَالُوا: عَبْدُكَ يُونُسُ الَّذِي لَمْ يَزَلْ يُرْفَعُ لَهُ عَمَلٌ مُتَقَبَّلٌ، وَدَعْوَةٌ مُسْتَجَابَةٌ؟ قَالُوا: يا رب، أو لا تَرْحَمُ مَا كَانَ يَصْنَعُ فِي الرَّخَاءِ فتنجِّيه فِي الْبَلَاءِ؟ قَالَ: بَلَى. فَأَمَرَ الْحُوتَ فَطَرَحَهُ بالعرَاء".

Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Ubaidillah (saudara lelaki Ibnu Wahb), telah menceritakan kepada kami pamanku, telah menceritakan kepada kami Abu Sakhr, bahwa Yazid Ar-Raqqasyi pernah menceritakan kepadanya bahwa ia pernah mendengar Anas ibnu Malik r.a. —yang menurutnya Anas pasti me-rafa '-kan hadis ini sampai kepada Rasulullah Saw.— menceritakan hadis berikut: Bahwa Nabi Yunus ketika merasa yakin bahwa dirinya harus mengucapkan doa-doa berikut saat berada di dalam perut ikan besar, yaitu: "Ya Allah, tidak ada Tuhan melainkan Engkau, Mahasuci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang aniaya.” Maka doanya itu menghadap dan merintih di bawah 'Arasy. Para malaikat berkata, "Ya Tuhan kami ini adalah suara yang lemah, tetapi dikenal datang dari tempat yang jauh lagi terasing.” Allah Swt. berfirman, "Tidakkah kalian mengenalnya?” Para malaikat berkata, "Ya Tuhan kami, suara siapakah ini?” Allah Swt. berfirman, "Ini suara hamba-Ku Yunus.” Mereka berkata, "Hamba-Mu Yunus, yang sampai sekarang masih terus-menerus diangkat baginya amal yang diterima dan doa yang diperkenankan.” Para malaikat berkata lagi, "Ya Tuhan kami, tidakkah Engkau mengasihaninya atas apa yang telah dikerjakannya di masa sukanya, maka Engkau selamatkan dia dari cobaan ini.” Allah berfirman, "Baiklah.” Lalu Allah memerintahkan kepada ikan besar itu (untuk mengeluarkannya), maka ikan besar itu mencampakkannya di padang sahara.

Ibnu Jarir meriwayatkan hadis ini dari Yunus, dari Ibnu Wahb dengan sanad yang sama.

Ibnu Abu Hatim menambahkan bahwa Abu Sakhr alias Humaid ibnu Ziad mengatakan, telah menceritakan kepadaku Ibnu Qasit, dan aku menceritakan hadis ini, bahwa ia mendengar Abu Hurairah r.a. mengatakan bahwa Yunus dimuntahkan oleh ikan besar itu ke padang sahara. Dan Allah menumbuhkan buah labu di padang itu. Ketika kami bertanya kepada Abu Hurairah tentang buah tersebut, maka Abu Hurairah menjawab bahwa yang dimaksud adalah buah pohon labu.

Abu Hurairah melanjutkan kisahnya, bahwa Allah menyediakan baginya kambing betina liar yang makan dari serangga tanah, lalu kambing liar itu memberinya air minum dari air susunya setiap pagi dan petang hingga Nabi Yunus dapat berdiri dan segar kembali.

Sehubungan dengan kisah ini Umayyah ibnu Abus Silt mengatakan dalam salah satu bait syairnya:

فَأَنْبَتَ يَقْطينًا عَلَيه برَحْمَةٍ ... مِن اللَّهِ لَولا اللهُ أُلْفِيَ ضَاحيا

Maka tumbuhlah buah labu berkat rahmat Allah untuknya. Kalau sekiranya tidak ada pertolongan Allah, tentulah Yunus mati.

Kisah lainnya telah disebutkan pula di dalam hadis Abu Hurairah r.a. yang disandarkan dan di-marfu'-kan (sampai kepada Nabi Saw.), yaitu dalam tafsir surah Al-Anbiya.

(Ash-Shaffat:. 143-144)


فَنَبَذْنَٰهُ بِٱلْعَرَآءِ وَهُوَ سَقِيمٌۭ 145

(145) Kemudian Kami lemparkan dia ke daerah yang tandus, sedang ia dalam keadaan sakit.

(145) 

Firman Allah Swt.:

فَنَبَذْنَاهُ بِالْعَرَاءِ

Kemudian Kami lemparkan dia ke daerah yang tandus. (Ash-Shaffat: 145)

Ibnu Abbas r.a. dan lain-lainnya menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan al'ara ialah tanah tandus yang tidak ada tetumbuhan dan tidak ada pula bangunannya. Menurut suatu pendapat, tanah tersebut terletak di pinggir Sungai Tigris. Dan menurut pendapat lain adalah suatu tanah yang terletak di negeri Yaman; hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui.

وَهُوَ سَقِيمٌ

sedangkan ia dalam keadaan sakit. (Ash-Shaffat: 145)

Yaitu lemah sekali tubuhnya. Ibnu Mas'ud r.a. mengatakan bahwa tubuh Nabi Yunus saat itu tak ubahnya seperti itik yang masih belum tumbuh bulunya (yaitu baru menetas). As-Saddi mengatakan bahwa keadaan Nabi Yunus saat itu mirip dengan bayi yang baru lahir. Hal yang sama telah dikatakan oleh Ibnu Abbas r.a. dan Ibnu Zaid.



وَأَنۢبَتْنَا عَلَيْهِ شَجَرَةًۭ مِّن يَقْطِينٍۢ 146

(146) Dan Kami tumbuhkan untuk dia sebatang pohon dari jenis labu.

(146) 

وَأَنْبَتْنَا عَلَيْهِ شَجَرَةً مِنْ يَقْطِينٍ

Dan Kami tumbuhkan untuk dia sebatang pohon dari jenis labu. (Ash-Shaffat: 146)

Ibnu Mas'ud, Ibnu Abbas, Mujahid, Ikrimah, Sa'id ibnu Jubair, Wahb ibnu Munabbih, Hilal ibnu Yusaf, Abdullah ibnu Tawus, As-Saddi, Qatadah, Ad-Dahhak, Ata Al-Khurrasani, dan lain-lainnya yang bukan hanya seorang mengatakan bahwa pohon tersebut adalah pohon labu.

Hasyim telah meriwayatkan dari Al-Qasim ibnu Abu Ayyub, dari Sa'id ibnu Jubair, bahwa setiap pohon yang tidak memiliki batang dinamakan yaqtin (labu).

Menurut riwayat lain yang bersumber darinya, setiap pohon yang dikonsumsi dalam sekali tanam dinamakan yaqtin.

Sebagian di antara mereka menyebutkan beberapa keistimewaan dari buah labu ini antara lain cepat pertumbuhannya, rindang pohonnya, besar, dan lembut buahnya. Buah labu tidak pernah dihinggapi oleh lalat, buahnya terasa enak dan dapat dimakan baik dalam keadaan mentah maupun dimasak, berikut kulitnya. Telah disebutkan pula dalam hadis bahwa Rasulullah Saw. Menyukai buah labu dan mencari-carinya di pinggir-pinggir piring (bila sedang makan).


وَأَرْسَلْنَٰهُ إِلَىٰ مِا۟ئَةِ أَلْفٍ أَوْ يَزِيدُونَ 147

(147) Dan Kami utus dia kepada seratus ribu orang atau lebih.

(147) 

Firman Allah Swt.:

وَأَرْسَلْنَاهُ إِلَى مِائَةِ أَلْفٍ أَوْ يَزِيدُونَ

Dan Kami utus dia kepada seratus ribu orang atau lebih. (Ash-Shaffat: 147)

Syahr ibnu Hausyab telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a. bahwa sesungguhnya diutusnya Nabi Yunus a.s. itu hanyalah sesudah ia dimuntah­kan oleh ikan besar yang menelannya.

Demikianlah menurut apa yang diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang mengatakan, telah menceritakan kepada kami Al-Haris, telah menceritakan kepada kami Abu Hilal, dari Syahr ibnu Hausyab.

Ibnu AbuNajih telah meriwayatkan dari Mujahid, bahwa Yunus diutus kepada mereka sebelum ditelan oleh ikan besar.

Menurut hemat kami, tidaklah mustahil bila orang-orang yang dahulu Yunus a.s. diutus kepada mereka pada mulanya, memerintahkan kepadanya untuk kembali kepada mereka setelah dikeluarkan oleh ikan besar, lalu mereka semua membenarkannya dan beriman kepada­nya.

Al-Bagawi mengatakan dalam riwayat yang diutarakannya, bahwa Yunus diutus kepada umat lainnya sesudah dikeluarkan dari perut ikan besar; jumlah mereka seratus ribu orang atau lebih.

Firman Allah Swt.:

أَوْ يَزِيدُونَ

atau lebih. (Ash-Shaffat: 147)

Ibnu Abbas dalam suatu riwayat yang bersumber darinya menyebutkan, bahkan lebih dari seratus ribu orang, jumlah mereka adalah seratus tiga puluh ribu orang. Riwayat lain yang bersumber darinya menyebutkan seratus tiga puluh ribu orang lebih beberapa ribu. Menurut riwayat lainnya lagi yang bersumberkan darinya adalah seratus empat puluh ribu lebih beberapa ribu orang; hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui. Sa'id ibnu Jubair menyebutkan lebih dari tujuh puluh ribu orang, yakni seratus tujuh puluh ribu orang.

Makhul mengatakan bahwa jumlah mereka seratus sepuluh ribu orang, menurut apa yang diriwayatkan oleh Ibnu Abu Hatim.

قَالَ ابْنُ جَرِيرٍ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحِيمِ البَرْقي، حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ أَبِي سَلَمَةَ قَالَ: سَمِعْتُ زُهَيرًا عَمَّنْ سَمِعَ أَبَا الْعَالِيَةِ قَالَ: حَدَّثَنِي أُبَيُّ بْنُ كَعْبٍ: أَنَّهُ سَأَلَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ قَوْلِهِ: وَأَرْسَلْنَاهُ إِلَى مِائَةِ أَلْفٍ أَوْ يَزِيدُونَ، قَالَ: "يَزِيدُونَ عِشْرِينَ أَلْفًا"

Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Abdur Rahim Al-Barqi, telah menceritakan kepada kami Amr ibnu Abu Salamah yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar Zuhair menceritakan dari seseorang yang mendengarnya dari Abul Aliyah; ia mengatakan bahwa telah menceritakan kepadanya Ubay ibnu Ka'b r.a. bahwa ia pernah bertanya kepada Rasulullah Saw. tentang makna firman-Nya: Dan Kami utus dia kepada seratus ribu orang atau lebih. (Ash-Shaffat: 147) Maka beliau Saw. bersabda, bahwa mereka lebih dari dua puluh ribu (dari seratus ribu itu).

Imam Turmuzi meriwayatkan hadis ini melalui Ali ibnu Hujr, dari Al-Walid ibnu Muslim, dari Zuhair, dari seorang lelaki, dari Abdul Aliyah, dari Ubay ibnu Ka'b dengan lafaz yang sama. Lalu Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini garib. Ibnu Abu Hatim meriwayat­kan hadis ini melalui hadis Zuhair dengan sanad yang sama.

Ibnu Jarir mengatakan bahwa sebagian ahli bahasa Arab dan kalangan penduduk Basrah mengatakan sehubungan dengan ungkapan ini bahwa yang dimaksud ialah sampai seratus ribu orang, atau jumlah me'reka lebih dari itu menurut kalian. Karena itu, Ibnu Jarir menempuh cara yang sama saat menafsirkan firman-Nya:

ثُمَّ قَسَتْ قُلُوبُكُمْ مِنْ بَعْدِ ذَلِكَ فَهِيَ كَالْحِجَارَةِ أَوْ أَشَدُّ قَسْوَةً

Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu. bahkan lebih keras lagi. (Al-Baqarah: 74)

إِذَا فَرِيقٌ مِنْهُمْ يَخْشَوْنَ النَّاسَ كَخَشْيَةِ اللَّهِ أَوْ أَشَدَّ خَشْيَةً

tiba-tiba sebagian dari mereka (golongan munafik) takut kepada manusia (musuh), seperti takutnya kepada Allah, bahkan rasa takutnya lebih dahsyat dari itu. (An-Nisa:77)

Dan firman Allah Swt.:

فَكَانَ قَابَ قَوْسَيْنِ أَوْ أَدْنَى

maka jadilah dia dekat (pada Muhammad sejarak) dua ujung busur panah atau lebih dekat (lagi). (An-Najm: 9)

Makna yang dimaksud ialah tidak kurang dari itu, bahkan lebih.


فَـَٔامَنُوا۟ فَمَتَّعْنَٰهُمْ إِلَىٰ حِينٍۢ 148

(148) Lalu mereka beriman, karena itu Kami anugerahkan kenikmatan hidup kepada mereka hingga waktu yang tertentu.

(148) 

Firman Allah Swt.:

فَآمَنُوا

Lalu mereka beriman. (Ash-Shaffat: 148)

Lalu berimanlah seluruh kaum Nabi Yunus a.s.

فَمَتَّعْنَاهُمْ إِلَى حِينٍ

karena itu, Kami anugerahkan kenikmatan hidup kepada mereka hingga waktu yang tertentu. (Ash-Shaffat: 148)

Yakni sampai dengan waktu ajal mereka, seperti pengertian yang terdapat pada ayat lain melalui firman-Nya:

فَلَوْلا كَانَتْ قَرْيَةٌ آمَنَتْ فَنَفَعَهَا إِيمَانُهَا إِلا قَوْمَ يُونُسَ لَمَّا آمَنُوا كَشَفْنَا عَنْهُمْ عَذَابَ الْخِزْيِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَمَتَّعْنَاهُمْ إِلَى حِينٍ

Dan mengapa tidak ada (penduduk) suatu kota yang beriman, lalu imannya bermanfaat kepadanya selain kaum Yunus? Tatkala mereka (kaum Yunus itu) beriman, Kami hilangkan dari mereka azab yang menghinakan dalam kehidupan dunia, dan Kami beri kesenangan kepada mereka sampai kepada waktu yang tertentu. (Yunus: 98)


فَٱسْتَفْتِهِمْ أَلِرَبِّكَ ٱلْبَنَاتُ وَلَهُمُ ٱلْبَنُونَ 149

(149) Tanyakanlah (ya Muhammad) kepada mereka (orang-orang kafir Mekah): "Apakah untuk Tuhanmu anak-anak perempuan dan untuk mereka anak laki-laki,

(149) 

Allah Swt. berfirman, mengingkari sikap orang-orang musyrik karena mereka telah menjadikan bagi Allah anak-anak perempuan; Mahasuci Allah dari apa yang mereka tuduhkan. Sedangkan bagi mereka apa yang disukai oleh mereka, yakni anak laki-laki. Dengan kata lain, menginginkan yang terbaik untuk diri mereka.

وَإِذَا بُشِّرَ أَحَدُهُمْ بِالأنْثَى ظَلَّ وَجْهُهُ مُسْوَدًّا وَهُوَ كَظِيمٌ

Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, hitamlah (merah padamlah) mukanya, dan dia sangat marah. (An-Nahl: 58)

Yakni dia tidak senang dengan kelahiran anak perempuan itu, dan yang dipilih buat dirinya hanyalah anak laki-laki. Allah Swt. berfirman, bahwa mengapa mereka menisbatkan kepada Allah Swt. bagian yang tidak mereka ingini buat diri mereka sendiri. Karena itulah disebutkan oleh firman Allah Swt.:

فَاسْتَفْتِهِمْ

Tanyakanlah kepada mereka. (Ash-Shaffat: 149)

Perintah ini mengandung nada ingkar terhadap perbuatan mereka.

أَلِرَبِّكَ الْبَنَاتُ وَلَهُمُ الْبَنُونَ

Apakah untuk Tuhanmu anak-anak perempuan dan untuk mereka anak laki-laki. (Ash-Shaffat: 149)

Semakna dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:

أَلَكُمُ الذَّكَرُ وَلَهُ الأنْثَى. تِلْكَ إِذًا قِسْمَةٌ ضِيزَى

Apakah patut untuk kamu (anak) laki-laki dan untuk Allah (anak) perempuan? Yang demikian itu tentulah suatu pembagian yang tidak adil. (An-Najm: 21-22)


أَمْ خَلَقْنَا ٱلْمَلَٰٓئِكَةَ إِنَٰثًۭا وَهُمْ شَٰهِدُونَ 150

(150) atau apakah Kami menciptakan malaikat-malaikat berupa perempuan dan mereka menyaksikan(nya)?

(150) 

Adapun firman Allah Swt.:

أَمْ خَلَقْنَا الْمَلائِكَةَ إِنَاثًا وَهُمْ شَاهِدُونَ

atau apakah Kami menciptakan malaikat-malaikat berupa perempuan dan mereka menyaksikan (nya)? (Ash-Shaffat: 150)

Yakni mengapa mereka memutuskan bahwa malaikat-malaikat itu perempuan, padahal mereka tidak menyaksikan penciptaannya. Ayat ini semakna dengan apa yang disebutkan oleh ayat lain melalui firman-Nya:

وَجَعَلُوا الْمَلائِكَةَ الَّذِينَ هُمْ عِبَادُ الرَّحْمَنِ إِنَاثًا أَشَهِدُوا خَلْقَهُمْ سَتُكْتَبُ شَهَادَتُهُمْ وَيُسْأَلُونَ

Dan mereka menganggap malaikat-malaikat yang mereka itu adalah hamba-hamba Allah Yang Maha Pemurah sebagai orang-orang perempuan. Apakah mereka menyaksikan penciptaan malaikat-malaikat itu? Kelak akan dituliskan persaksian mereka dan mereka akan dimintai pertanggungjawaban. (Az-Zukhruf 19)

Yaitu mereka akan ditanyai mengenai hal tersebut kelak di hari kiamat.


أَلَآ إِنَّهُم مِّنْ إِفْكِهِمْ لَيَقُولُونَ 151

(151) Ketahuilah bahwa sesungguhnya mereka dengan kebohongannya benar-benar mengatakan:

(151) 


Firman Allah Swt.:

أَلا إِنَّهُمْ مِنْ إِفْكِهِمْ لَيَقُولُونَ

Ketahuilah bahwa sesungguhnya mereka dengan kebohongannya benar-benar mengatakan. (Ash-Shaffat: 151)

Selanjutnya Allah berfirman, mengingkarinya perbuatan mereka:



وَلَدَ ٱللَّهُ وَإِنَّهُمْ لَكَٰذِبُونَ 152

(152) "Allah beranak". Dan sesungguhnya mereka benar-benar orang yang berdusta.

(152) 

 وَلَدَ اللَّهُ

"Allah beranak.” (Ash-Shaffat: 152)

Allah mempunyai anak, kata mereka.

وَإِنَّهُمْ لَكَاذِبُونَ

Dan sesungguhnya mereka benar-benar orang yang berdusta. (Ash-Shaffat: 152)

Allah Swt. menyebutkan tiga pendapat mereka terhadap para malaikat yang merupakan sikap mereka yang sangat kafir lagi bohong. Pertama, mereka menganggap para malaikat adalah anak-anak Allah, Mahasuci Allah dari apa yang dikatakan mereka. Kedua, mereka menganggap para malaikat adalah jenis perempuan: Ketiga, mereka menyembah para malaikat itu selain Allah Swt. Mahasuci Allah dari segala perbuatan mereka; masing- masing dari ketiga perlakuan tersebut cukup untuk menjerumuskan pelakunya ke dalam neraka menjadi penghuni abadinya. (Ash-Shaffat: 151-152)


أَصْطَفَى ٱلْبَنَاتِ عَلَى ٱلْبَنِينَ 153

(153) Apakah Tuhan memilih (mengutamakan) anak-anak perempuan daripada anak laki-laki?

(153) 

أَصْطَفَى الْبَنَاتِ عَلَى الْبَنِينَ

Apakah Tuhan memilih (mengutamakan) anak-anak perempuan daripada anak laki-laki (Ash-Shaffat: 153)

Yakni apakah yang mendorong Dia untuk memilih anak-anak perempuan, bukan anak laki-laki. Seperti pengertian yang terdapat di dalam firman-Nya:

أَفَأَصْفَاكُمْ رَبُّكُمْ بِالْبَنِينَ وَاتَّخَذَ مِنَ الْمَلائِكَةِ إِنَاثًا إِنَّكُمْ لَتَقُولُونَ قَوْلا عَظِيمًا

Maka apakah patut Tuhan memilihkan bagimu anak-anak laki-laki, sedangkan Dia sendiri mengambil anak-anak perempuan di antara para malaikat? Sesungguhnya kamu benar-benar mengucapkan kata-kata yang besar (dosanya). (Al-Isra: 4)