37 - الصافات - As-Saaffaat
Those drawn up in Ranks
Meccan
مَا لَكُمْ كَيْفَ تَحْكُمُونَ 154
(154) Apakah yang terjadi padamu? Bagaimana (caranya) kamu menetapkan?
(154)
Karena itulah disebutkan dalam surat ini oleh firman-Nya:
مَا لَكُمْ كَيْفَ تَحْكُمُونَ
Apakah yang terjadi padamu? Bagaimanakah (caranya) kamu menetapkan? (Ash-Shaffat: 154)
Maksudnya, kalian ini memang tidak mempunyai akal yang dapat dijadikan sebagai kontrol berfikir sebelum kalian berucap.
أَفَلَا تَذَكَّرُونَ 155
(155) Maka apakah kamu tidak memikirkan?
(155)
أَفَلا تَذَكَّرُونَ
Maka apakah kamu tidak memikirkan? (Ash-Shaffat: 155)
Yakni alasan yang menguatkan apa yang kamu katakan itu.
(Ash-Shaffat: 155-156)
Selanjutnya Allah berfirman:
أَمْ لَكُمْ سُلْطَٰنٌۭ مُّبِينٌۭ 156
(156) Atau apakah kamu mempunyai bukti yang nyata?
(156)
أَمْ لَكُمْ سُلْطَانٌ مُبِينٌ
Atau apakah kamu mempunyai bukti yang nyata? (Ash-Shaffat: 156)
Yakni alasan yang menguatkan apa yang kamu katakan itu.
(Ash-Shaffat: 155-156)
فَأْتُوا۟ بِكِتَٰبِكُمْ إِن كُنتُمْ صَٰدِقِينَ 157
(157) Maka bawalah kitabmu jika kamu memang orang-orang yang benar.
(157)
فَأْتُوا بِكِتَابِكُمْ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ
Maka bawalah kitabmu jika kamu memang orang-orang yang benar. (Ash-Shaffat: 157)
Yaitu kemukakanlah bukti yang menguatkan hal tersebut dengan bersandar pada suatu kitab yang diturunkan dari langit, dari Allah Swt. yang menyebutkan bahwa Dia mengambil seperti apa yang kamu katakan itu. Sesungguhnya apa yang kamu katakan itu tidak dapat diterima oleh akal yang sehat, bahkan secara mutlak rasio menolaknya sama sekali.
وَجَعَلُوا۟ بَيْنَهُۥ وَبَيْنَ ٱلْجِنَّةِ نَسَبًۭا ۚ وَلَقَدْ عَلِمَتِ ٱلْجِنَّةُ إِنَّهُمْ لَمُحْضَرُونَ 158
(158) Dan mereka adakan (hubungan) nasab antara Allah dan antara jin. Dan sesungguhnya jin mengetahui bahwa mereka benar-benar akan diseret (ke neraka),
(158)
Firman Allah Swt.:
وَجَعَلُوا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْجِنَّةِ نَسَبًا
Dan mereka adakan (hubungan) nasab antara Allah dan antara jin. (Ash-Shaffat: 158)
Mujahid mengatakan bahwa orang-orang musyrik menganggap malaikat-malaikat itu adalah anak-anak perempuan Allah Swt. Maka Abu Bakar r.a. bertanya kepada mereka, "Lalu siapakah ibunya?" Mereka (orang-orang musyrik) menjawab, "Anak-anak perempuan jin yang terkemuka." Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Qatadah dan Ibnu Zaid. Karena itulah disebutkan oleh firman-Nya:
وَلَقَدْ عَلِمَتِ الْجِنَّةُ إِنَّهُمْ لَمُحْضَرُونَ
Dan sesungguhnya jin mengetahui bahwa mereka benar-benar akan diseret (ke neraka). (Ash-Shaffat: 158)
Yakni orang-orang yang menisbatkan hal tersebut kepada jin, kelak mereka benar-benar akan diseret ke dalam azab di hari penghisaban karena kebohongan mereka dalam hal tersebut yang telah dibuat-buat oleh mereka sendiri dan ucapan mereka yang batil tanpa pengetahuan.
Al-Aufi telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a. sehubungan dengan makna firman-Nya: Dan mereka adakan (hubungan) nasab antara Allah dan antara jin. (Ash-Shaffat: 158) Musuh-musuh Allah menduga bahwa Dia dan iblis adalah dua bersaudara, Mahasuci lagi Mahatinggi Allah dari hal tersebut dengan ketinggian yang setinggi-tingginya. Demikianlah menurut apa yang diriwayatkan oleh Ibnu Jarir.
سُبْحَٰنَ ٱللَّهِ عَمَّا يَصِفُونَ 159
(159) Maha Suci Allah dari apa yang mereka sifatkan,
(159)
Firman Allah Swt.:
سُبْحَانَ اللَّهِ عَمَّا يَصِفُونَ
Mahasuci Allah dari apa yang mereka sifatkan. (Ash-Shaffat: 159)
Yaitu Mahasuci lagi Mahatinggi Allah dari mempunyai anak dan dari apa yang digambarkan oleh orang-orang zalim lagi pengingkar itu dengan ketinggian yang setinggi-tingginya.
إِلَّا عِبَادَ ٱللَّهِ ٱلْمُخْلَصِينَ 160
(160) Kecuali hamba-hamba Allah yang dibersihkan dari (dosa).
(160)
Firman Allah Swt.:
إِلا عِبَادَ اللَّهِ الْمُخْلَصِينَ
Kecuali hamba-hamba Allah yang dibersihkan (dari dosa). (Ash-Shaffat: 160)
Istisna atau pengecualian di sini bersifat munqati, dan ia berasal dari kalam yang musbat, terkecuali damir yang terdapat di dalam firman-Nya:
عَمَّا يَصِفُونَ
Dari apa yang mereka sifatkan (Ash-Shaffat: 159)
kembali kepada semua manusia. Kemudian Allah mengecualikan dari mereka hamba-hamba Allah yang dibersihkan dari dosa-dosanya; mereka adalah orang-orang yang mengikuti kebenaran yang diturunkan kepada semua nabi yang diangkat menjadi rasul.
Ibnu Jarir menganggap istis'na ini dari firman Allah Swt.: bahwa mereka benar-benar akan diseret (ke neraka). (Ash-Shaffat: 158) Selanjutnya dikecualikanlah dari mereka: Kecuali hamba-hamba Allah yang dibersihkan (dari dosa). (Ash-Shaffat: 160)
Akan tetapi, pendapat yang dikatakan oleh Ibnu Jarir ini masih diragukan kebenarannya; hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui.
فَإِنَّكُمْ وَمَا تَعْبُدُونَ 161
(161) Maka sesungguhnya kamu dan apa-apa yang kamu sembah itu,
(161)
Allah Swt. berfirman, ditujukan kepada orang-orang musyrik:
فَإِنَّكُمْ وَمَا تَعْبُدُونَ
Maka sesungguhnya kamu dan apa-apa yang kamu sembah itu. (Ash-Shaffat: 161)
Yakni sesungguhnya yang menuruti pendapat kalian dan kesesatan serta penyembahan batil yang dilakukan oleh kalian hanyalah orang yang lebih sesat daripada kalian, yaitu mereka yang diciptakan untuk menjadi penghuni neraka.
لَهُمْ قُلُوبٌ لَا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لَا يَسْمَعُونَ بِهَا أُولَئِكَ كَالأنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ أُولَئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ
mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakan untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai. (Al-A'raf: 179)
Inilah predikat manusia yang mengikuti agama kemusyrikan, kesesatan, dan kekufuran. Seperti yang disebutkan dalam firman-Nya:
إِنَّكُمْ لَفِي قَوْلٍ مُخْتَلِفٍ يُؤْفَكُ عَنْهُ مَنْ أُفِكَ
sesungguhnya kamu benar-benar dalam keadaan berbeda-beda pendapat, dipalingkan darinya (Rasul dan Al-Qur'an) orang yang dipalingkan. (Az-Zariyat: 8-9)
Yakni sesungguhnya orang yang sesat karenanya hanyalah orang yang ditakdirkan sesat dan batil.
(Ash-Shaffat: 161 -163)
مَآ أَنتُمْ عَلَيْهِ بِفَٰتِنِينَ 162
(162) Sekali-kali tidak dapat menyesatkan (seseorang) terhadap Allah,
(162)
مَا أَنْتُمْ عَلَيْهِ بِفَاتِنِينَ
Sekali-kali tidak dapat menyesatkan (seseorang) terhadap Allah. (Ash-Shaffat: 162)
Yakni sesungguhnya yang menuruti pendapat kalian dan kesesatan serta penyembahan batil yang dilakukan oleh kalian hanyalah orang yang lebih sesat daripada kalian, yaitu mereka yang diciptakan untuk menjadi penghuni neraka.
لَهُمْ قُلُوبٌ لَا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لَا يَسْمَعُونَ بِهَا أُولَئِكَ كَالأنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ أُولَئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ
mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakan untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai. (Al-A'raf: 179)
Inilah predikat manusia yang mengikuti agama kemusyrikan, kesesatan, dan kekufuran. Seperti yang disebutkan dalam firman-Nya:
إِنَّكُمْ لَفِي قَوْلٍ مُخْتَلِفٍ يُؤْفَكُ عَنْهُ مَنْ أُفِكَ
sesungguhnya kamu benar-benar dalam keadaan berbeda-beda pendapat, dipalingkan darinya (Rasul dan Al-Qur'an) orang yang dipalingkan. (Az-Zariyat: 8-9)
Yakni sesungguhnya orang yang sesat karenanya hanyalah orang yang ditakdirkan sesat dan batil.
(Ash-Shaffat: 161 -163)
إِلَّا مَنْ هُوَ صَالِ ٱلْجَحِيمِ 163
(163) kecuali orang-orang yang akan masuk neraka yang menyala.
(163)
إِلا مَنْ هُوَ صَالِ الْجَحِيمِ
Kecuali orang-orang yang akan masuk neraka yang menyala (Ash-Shaffat: 163)
Yakni sesungguhnya yang menuruti pendapat kalian dan kesesatan serta penyembahan batil yang dilakukan oleh kalian hanyalah orang yang lebih sesat daripada kalian, yaitu mereka yang diciptakan untuk menjadi penghuni neraka.
لَهُمْ قُلُوبٌ لَا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لَا يَسْمَعُونَ بِهَا أُولَئِكَ كَالأنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ أُولَئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ
mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakan untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai. (Al-A'raf: 179)
Inilah predikat manusia yang mengikuti agama kemusyrikan, kesesatan, dan kekufuran. Seperti yang disebutkan dalam firman-Nya:
إِنَّكُمْ لَفِي قَوْلٍ مُخْتَلِفٍ يُؤْفَكُ عَنْهُ مَنْ أُفِكَ
sesungguhnya kamu benar-benar dalam keadaan berbeda-beda pendapat, dipalingkan darinya (Rasul dan Al-Qur'an) orang yang dipalingkan. (Az-Zariyat: 8-9)
Yakni sesungguhnya orang yang sesat karenanya hanyalah orang yang ditakdirkan sesat dan batil.
(Ash-Shaffat: 161 -163)
وَمَا مِنَّآ إِلَّا لَهُۥ مَقَامٌۭ مَّعْلُومٌۭ 164
(164) Tiada seorangpun di antara kami (malaikat) melainkan mempunyai kedudukan yang tertentu,
(164)
وَمَا مِنَّا إِلا لَهُ مَقَامٌ مَعْلُومٌ
Tiada seorang pun di antara kami (malaikat) melainkan mempunyai kedudukan tertentu (Ash-Shaffat: 164)
Yaitu kedudukan yang khusus di langit dan tugas-tugas ibadah yang mereka tidak dapat keluar jalur darinya.
Ibnu Asakir di dalam biografi Muhammad ibnu Khalid berikut sanadnya sampai kepada Abdur Rahman ibnul Ala ibnu Sa'd, dari ayahnya, yang merupakan salah seorang yang berbaiat kepada Rasulullah Saw. pada hari jatuhnya kota Mekah, menyebutkan bahwa Rasulullah Saw. di suatu hari bersabda kepada orang-orang yang ada di dalam majelisnya:
"أطَّت السَّمَاءُ وحُقّ لَهَا أَنْ تَئِطّ، لَيْسَ فِيهَا مَوْضِعَ قَدَم إِلَّا عَلَيْهِ مَلَكٌ رَاكِعٌ أَوْ سَاجِدٌ". ثُمَّ قَرَأَ: وَإِنَّا لَنَحْنُ الصَّافُّونَ وَإِنَّا لَنَحْنُ الْمُسَبِّحُونَ
Langit berdetak, dan sudah sepantasnya baginya berdetak, karena tidak suatu tempat pun untuk meletakkan kaki darinya melainkan padanya ada malaikat yang sedang rukuk atau sedang sujud. Kemudian Nabi Saw. membaca firman-Nya: Tiada seorang pun di antara kami (para malaikat) melainkan mempunyai kedudukan yang tertentu, dan sesungguhnya kami benar-benar bersaf-saf (dalam menunaikan perintah Allah). Dan sesungguhnya kami benar-benar bertasbih (kepada Allah) (Ash-Shaffat: 164-166)
Ad-Dahhak telah mengatakan dalam tafsirnya sehubungan dengan makna ayat berikut, yaitu: Tiada seorang pun di antara kami (para malaikat) melainkan mempunyai kedudukan yang tertentu. (Ash-Shaffat: 164) Ia mengatakan bahwa Masruq meriwayatkan dari Aisyah r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:
"مَا مِنَ السَّمَاءِ الدُّنْيَا مَوْضِعٌ إِلَّا عَلَيْهِ مَلَكٌ سَاجِدٌ أَوْ قَائِمٌ". فَذَلِكَ قَوْلُهُ: وَمَا مِنَّا إِلا لَهُ مَقَامٌ مَعْلُومٌ
Tiada suatu tempat pun di langit terdekat ini melainkan terdapat padanya malaikat yang sedang sujud atau sedang berdiri. Yang demikian itu disebutkan oleh firman-Nya, "Tiada seorang pun di antara kami (para malaikat) melainkan mempunyai kedudukan yang tertentu.” (Ash-Shaffat: 164)
Al-A'masy telah meriwayatkan dari Abu Ishaq, dari Masruq, dari Ibnu Abbas r.a. yang mengatakan bahwa sesungguhnya di dalam langit itu benar-benar terdapat suatu langit yang di dalamnya tiada suatu jengkal tempat pun melainkan terdapat kening malaikat atau kedua telapak kakinya. Kemudian Abdullah ibnu Abbas r.a. Membaca firman-Nya: Tiada seorang pun di antara kami (para malaikat) melainkan mempunyai kedudukan yang tertentu. (Ash-Shaffat: 164)
Hal yang sama telah dikatakan oleh Sa’id ibnu Jubair.
Qatadah mengatakan, bahwa dahulu kaum pria dan kaum wanita salat bersama-sama, sebelum turun firman-Nya: Tiada seorang pun di antara kami melainkan mempunyai kedudukan yang tertentu. (Ash-Shaffat: 164) Setelah itu kaum pria maju (berada di depan) dan kaum wanita di belakang.
وَإِنَّا لَنَحْنُ ٱلصَّآفُّونَ 165
(165) dan sesungguhnya kami benar-benar bershaf-shaf (dalam menunaikan perintah Allah).
(165)
وَإِنَّا لَنَحْنُ الصَّافُّونَ
dan sesungguhnya kami benar-benar bersaf-saf. (Ash-Shaffat: 165)
Yakni berdiri bersaf-saf dalam menunaikan perintah Allah, seperti pengertian yang telah dijelaskan di dalam firman-Nya:
وَالصَّافَّاتِ صَفًّا
Demi (rombongan) yang bersaf-saf dengan sebenar-benarnya. (Ash-Shaffat: 1)
Ibnu Juraij telah meriwayatkan dari Al-Walid ibnu Abdullah ibnu Abu Mugis yang mengatakan bahwa pada mulanya mereka tidak bersaf dalam mengerjakan salat, hingga turunlah firman-Nya: dan sesungguhnya kami benar-benar bersaf-saf (dalam menunaikan perintah Allah). (Ash-Shaffat: 165) lalu mereka pun membentuk saf-saf.
Abu Nadrah mengatakan bahwa dahulu Khalifah Umar r.a. apabila iqamah telah dikumandangkan, maka ia terlebih dahulu menghadapkan wajahnya kepada para makmum. Kemudian mereka berkata." Luruskanlah saf-saf kalian dan sejajarkanlah berdiri kalian, Allah menghendaki untuk kalian sikap yang dilakukan oleh para malaikat." Kemudian Khalifah Umar membaca firman-Nya: dan sesungguhnya kami benar-benar bersaf-saf (dalam menunaikan perintah Allah). (Ash-Shaffat: 165) Mundurlah engkau, hai Fulan. Dan majulah kamu, hai Fulan!" Kemudian Umar maju ke muka, lalu bertakbir. Demikianlah menurut apa yang diriwayatkan oleh Ibnu Abu Hatim dan Ibnu Jarir.
Di dalam kitab Sahih Muslim disebutkan melalui Muzaifah r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:
"فُضِّلنا عَلَى النَّاسِ بِثَلَاثٍ: جُعلت صُفُوفُنَا كَصُفُوفِ الْمَلَائِكَةِ، وَجُعِلَتْ لَنَا الْأَرْضُ مَسْجِدًا، وَتُرْبَتُهَا طَهُورًا" الْحَدِيثَ
Kami diberi keutamaan di atas umat (lainnya) dengan tiga perkara; saf-saf kami dijadikan seperti saf-saf para malaikat; dan bumi ini dijadikan bagi kami masjid (tempat bersujud); dan tanahnya suci lagi menyucikan.
وَإِنَّا لَنَحْنُ ٱلْمُسَبِّحُونَ 166
(166) Dan sesungguhnya kami benar-benar bertasbih (kepada Allah).
(166)
Adapun firman Allah Swt.:
وَإِنَّا لَنَحْنُ الْمُسَبِّحُونَ
Dan sesungguhnya kami benar-benar bertasbih (kepada Allah). (Ash-Shaffat: 166)
Yakni kami membentuk saf dan bertasbih seraya memuji dan menyucikan-Nya dari semua kekurangan, kami semua adalah hamba-hamba-Nya. berhajat kepada-Nya dan merendahkan diri dihadapan-Nya.
Ibnu Abbas r.a. dan Mujahid mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Tiada seorang pun di antara kami melainkan kedudukan yang tertentu. (Ash-Shaffat: 164) Yaitu para malaikat. dan sesungguhnya kami benar-benar bersaf-saf (dalam menunaikan perintah Allah). (Ash-Shaffat: 165) Maksudnya, kami para malaikat. Dan sesungguhnya kami benar-benar bertasbih (kepada Allah) (Ash-Shaffat: 166) Yakni para malaikat bertasbih kepada Allah Swt.
Qatadah telah mengatakan sehubungan dengan firman-Nya: Dan sesungguhnya kami benar-benar bertasbih (kepada Allah) (Ash-Shaffat: 166) Yakni selalu tetap berada di tempat salatnya mengerjakan ibadah kepada Allah.
Makna ayat ini sama dengan apa yang disebutkan oleh Allah Swt dalam firman-Nya:
وَقَالُوا اتَّخَذَ الرَّحْمَنُ وَلَدًا سُبْحَانَهُ بَلْ عِبَادٌ مُكْرَمُونَ. لَا يَسْبِقُونَهُ بِالْقَوْلِ وَهُمْ بِأَمْرِهِ يَعْمَلُونَ. يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلا يَشْفَعُونَ إِلا لِمَنِ ارْتَضَى وَهُمْ مِنْ خَشْيَتِهِ مُشْفِقُونَ. وَمَنْ يَقُلْ مِنْهُمْ إِنِّي إِلَهٌ مِنْ دُونِهِ فَذَلِكَ نَجْزِيهِ جَهَنَّمَ كَذَلِكَ نَجْزِي الظَّالِمِينَ
Dan mereka berkata, "Tuhan Yang Maha Pemurah telah mengambil (mempunyai) anak, "Mahasuci Allah. Sebenarnya (malaikat-malaikat itu) adalah hamba-hamba yang dimuliakan, mereka itu tidak mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka mengerjakan perintah-perintah-Nya. Allah mengetahui segala sesuatu yang di hadapan mereka (malaikat) dan yang di belakang mereka, dan mereka tiada memberi syafaat melainkan kepada orang yang diridai Allah, dan mereka itu selalu berhati-hati karena takut kepada-Nya. Dan barang siapa di antara mereka mengatakan, "Sesungguhnya aku adalah tuhan selain dari Allah, " maka orang itu Kami beri balasan dengan Jahanam, demikian Kami memberikan pembalasan kepada orang-orang zalim. (Al-Anbiya: 26-29)
وَإِن كَانُوا۟ لَيَقُولُونَ 167
(167) Sesungguhnya mereka benar-benar akan berkata:
(167)
Adapun firman Allah Swt.:
وَإِنْ كَانُوا لَيَقُولُونَ
Sesungguhnya mereka benar-benar akan berkata : (Ash-Shaffat: 167)
Yakni dahulu mengharapkan sebelum kedatangan Nabi Muhammad, sekiranya di kalangan mereka ada orang yang mengingatkan mereka kepada perintah Allah, dan mendapatkan apa yang telah didapat oleh umat-umat terdahulu, yaitu diberi Kitab dari sisi Allah. Seperti pengertian yang disebutkan di dalam firman-Nya:
وَأَقْسَمُوا بِاللَّهِ جَهْدَ أَيْمَانِهِمْ لَئِنْ جَاءَهُمْ نَذِيرٌ لَيَكُونُنَّ أَهْدَى مِنْ إِحْدَى الأمَمِ فَلَمَّا جَاءَهُمْ نَذِيرٌ مَا زَادَهُمْ إِلا نُفُورًا
Dan mereka bersumpah dengan nama Allah dengan sekuat-kuat sumpah; sesungguhnya jika datang kepada mereka seorang pemberi peringatan, niscaya mereka akan lebih mendapat petunjuk dari salah satu umat-umat (yang lain). Tatkala datang kepada mereka pemberi peringatan, maka kedatangannya itu tidak menambah kepada mereka, kecuali jauhnya mereka dari (kebenaran). (Fatir: 42)
Dan firman Allah Swt.:
أَنْ تَقُولُوا إِنَّمَا أُنزلَ الْكِتَابُ عَلَى طَائِفَتَيْنِ مِنْ قَبْلِنَا وَإِنْ كُنَّا عَنْ دِرَاسَتِهِمْ لَغَافِلِينَ. أَوْ تَقُولُوا لَوْ أَنَّا أُنزلَ عَلَيْنَا الْكِتَابُ لَكُنَّا أَهْدَى مِنْهُمْ فَقَدْ جَاءَكُمْ بَيِّنَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ فَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنْ كَذَّبَ بِآيَاتِ اللَّهِ وَصَدَفَ عَنْهَا سَنَجْزِي الَّذِينَ يَصْدِفُونَ عَنْ آيَاتِنَا سُوءَ الْعَذَابِ بِمَا كَانُوا يَصْدِفُونَ
(Kami turunkan Al-Qur'an itu) agar kamu (tidak) mengatakan, "Bahwa kitab itu hanya diturunkan kepada dua golongan saja sebelum kami, dan sesungguhnya kami tidak memperhatikan apa yang mereka baca.” Atau agar kamu (tidak) mengatakan, "Sesungguhnya jikalau kitab itu diturunkan kepada kami, tentulah kami lebih mendapat petunjuk daripada mereka.” Sesungguhnya telah datang kepada kamu keterangan yang nyata dari Tuhanmu, petunjuk, dan rahmat. Maka siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mendustakan ayat-ayat Allah dan berpaling darinya? Kelak Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang berpaling dari ayat-ayat Kami. dengan siksaan yang buruk, disebabkan mereka selalu berpaling (Al-An'am: 156-157)
(Ash-Shaffat: 167-169)
لَوْ أَنَّ عِندَنَا ذِكْرًۭا مِّنَ ٱلْأَوَّلِينَ 168
(168) "Kalau sekiranya di sksi kami ada sebuah kitab dari (kitab-kitab yang diturunkan) kepada orang-orang dahulu,
(168)
لَوْ أَنَّ عِنْدَنَا ذِكْرًا مِنَ الأوَّلِينَ
Kalau sekiranya di sisi kami ada sebuah dari (kitab-kitab yang diturunkan) kepada orang-orang dahulu, (Ash-Shaffat: 168)
Yakni dahulu mengharapkan sebelum kedatangan Nabi Muhammad, sekiranya di kalangan mereka ada orang yang mengingatkan mereka kepada perintah Allah, dan mendapatkan apa yang telah didapat oleh umat-umat terdahulu, yaitu diberi Kitab dari sisi Allah. Seperti pengertian yang disebutkan di dalam firman-Nya:
وَأَقْسَمُوا بِاللَّهِ جَهْدَ أَيْمَانِهِمْ لَئِنْ جَاءَهُمْ نَذِيرٌ لَيَكُونُنَّ أَهْدَى مِنْ إِحْدَى الأمَمِ فَلَمَّا جَاءَهُمْ نَذِيرٌ مَا زَادَهُمْ إِلا نُفُورًا
Dan mereka bersumpah dengan nama Allah dengan sekuat-kuat sumpah; sesungguhnya jika datang kepada mereka seorang pemberi peringatan, niscaya mereka akan lebih mendapat petunjuk dari salah satu umat-umat (yang lain). Tatkala datang kepada mereka pemberi peringatan, maka kedatangannya itu tidak menambah kepada mereka, kecuali jauhnya mereka dari (kebenaran). (Fatir: 42)
Dan firman Allah Swt.:
أَنْ تَقُولُوا إِنَّمَا أُنزلَ الْكِتَابُ عَلَى طَائِفَتَيْنِ مِنْ قَبْلِنَا وَإِنْ كُنَّا عَنْ دِرَاسَتِهِمْ لَغَافِلِينَ. أَوْ تَقُولُوا لَوْ أَنَّا أُنزلَ عَلَيْنَا الْكِتَابُ لَكُنَّا أَهْدَى مِنْهُمْ فَقَدْ جَاءَكُمْ بَيِّنَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ فَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنْ كَذَّبَ بِآيَاتِ اللَّهِ وَصَدَفَ عَنْهَا سَنَجْزِي الَّذِينَ يَصْدِفُونَ عَنْ آيَاتِنَا سُوءَ الْعَذَابِ بِمَا كَانُوا يَصْدِفُونَ
(Kami turunkan Al-Qur'an itu) agar kamu (tidak) mengatakan, "Bahwa kitab itu hanya diturunkan kepada dua golongan saja sebelum kami, dan sesungguhnya kami tidak memperhatikan apa yang mereka baca.” Atau agar kamu (tidak) mengatakan, "Sesungguhnya jikalau kitab itu diturunkan kepada kami, tentulah kami lebih mendapat petunjuk daripada mereka.” Sesungguhnya telah datang kepada kamu keterangan yang nyata dari Tuhanmu, petunjuk, dan rahmat. Maka siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mendustakan ayat-ayat Allah dan berpaling darinya? Kelak Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang berpaling dari ayat-ayat Kami. dengan siksaan yang buruk, disebabkan mereka selalu berpaling (Al-An'am: 156-157)
(Ash-Shaffat: 167-169)
لَكُنَّا عِبَادَ ٱللَّهِ ٱلْمُخْلَصِينَ 169
(169) benar-benar kami akan jadi hamba Allah yang dibersihkan (dari dosa)".
(169)
لَكُنَّا عِبَادَ اللَّهِ الْمُخْلَصِينَ
Benar-benar kami akan jadi hamba Allah yang dibersihkan (dari dosa)." (Ash-Shaffat: 169)
Yakni dahulu mengharapkan sebelum kedatangan Nabi Muhammad, sekiranya di kalangan mereka ada orang yang mengingatkan mereka kepada perintah Allah, dan mendapatkan apa yang telah didapat oleh umat-umat terdahulu, yaitu diberi Kitab dari sisi Allah. Seperti pengertian yang disebutkan di dalam firman-Nya:
وَأَقْسَمُوا بِاللَّهِ جَهْدَ أَيْمَانِهِمْ لَئِنْ جَاءَهُمْ نَذِيرٌ لَيَكُونُنَّ أَهْدَى مِنْ إِحْدَى الأمَمِ فَلَمَّا جَاءَهُمْ نَذِيرٌ مَا زَادَهُمْ إِلا نُفُورًا
Dan mereka bersumpah dengan nama Allah dengan sekuat-kuat sumpah; sesungguhnya jika datang kepada mereka seorang pemberi peringatan, niscaya mereka akan lebih mendapat petunjuk dari salah satu umat-umat (yang lain). Tatkala datang kepada mereka pemberi peringatan, maka kedatangannya itu tidak menambah kepada mereka, kecuali jauhnya mereka dari (kebenaran). (Fatir: 42)
Dan firman Allah Swt.:
أَنْ تَقُولُوا إِنَّمَا أُنزلَ الْكِتَابُ عَلَى طَائِفَتَيْنِ مِنْ قَبْلِنَا وَإِنْ كُنَّا عَنْ دِرَاسَتِهِمْ لَغَافِلِينَ. أَوْ تَقُولُوا لَوْ أَنَّا أُنزلَ عَلَيْنَا الْكِتَابُ لَكُنَّا أَهْدَى مِنْهُمْ فَقَدْ جَاءَكُمْ بَيِّنَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ فَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنْ كَذَّبَ بِآيَاتِ اللَّهِ وَصَدَفَ عَنْهَا سَنَجْزِي الَّذِينَ يَصْدِفُونَ عَنْ آيَاتِنَا سُوءَ الْعَذَابِ بِمَا كَانُوا يَصْدِفُونَ
(Kami turunkan Al-Qur'an itu) agar kamu (tidak) mengatakan, "Bahwa kitab itu hanya diturunkan kepada dua golongan saja sebelum kami, dan sesungguhnya kami tidak memperhatikan apa yang mereka baca.” Atau agar kamu (tidak) mengatakan, "Sesungguhnya jikalau kitab itu diturunkan kepada kami, tentulah kami lebih mendapat petunjuk daripada mereka.” Sesungguhnya telah datang kepada kamu keterangan yang nyata dari Tuhanmu, petunjuk, dan rahmat. Maka siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mendustakan ayat-ayat Allah dan berpaling darinya? Kelak Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang berpaling dari ayat-ayat Kami. dengan siksaan yang buruk, disebabkan mereka selalu berpaling (Al-An'am: 156-157)
(Ash-Shaffat: 167-169)
فَكَفَرُوا۟ بِهِۦ ۖ فَسَوْفَ يَعْلَمُونَ 170
(170) Tetapi mereka mengingkarinya (Al Quran); maka kelak mereka akan mengetahui (akibat keingkarannya itu).
(170)
Karena itulah disebutkan dalam surat ini oleh firman-Nya:
فَكَفَرُوا بِهِ فَسَوْفَ يَعْلَمُونَ
Tetapi mereka mengingkarinya (Al-Qur'an); maka kelak mereka akan mengetahui (akibat keingkarannya itu). (Ash-Shaffat: 170)
Ini merupakan ancaman yang serius dan peringatan yang keras terhadap kekafiran mereka kepada Tuhannya dan kedustaan mereka kepada rasulNya.
وَلَقَدْ سَبَقَتْ كَلِمَتُنَا لِعِبَادِنَا ٱلْمُرْسَلِينَ 171
(171) Dan sesungguhnya telah tetap janji Kami kepada hamba-hamba Kami yang menjadi rasul,
(171)
Firman Allah Swt.:
وَلَقَدْ سَبَقَتْ كَلِمَتُنَا لِعِبَادِنَا الْمُرْسَلِينَ
Dan sesungguhnya telah tetap janji Kami kepada hamba-hamba Kami yang menjadi rasul. (Ash-Shaffat: 171)
Yakni telah ditetapkan di dalam Kitab yang pertama (Lauh Mahfuz), bahwa kesudahan yang baik itu bagi para rasul dan orang-orang yang mengikutinya di dunia dan di akhirat. Seperti yang disebutkan oleh ayat lain melalui firman-Nya:
كَتَبَ اللَّهُ لأغْلِبَنَّ أَنَا وَرُسُلِي إِنَّ اللَّهَ قَوِيٌّ عَزِيزٌ
Allah telah menetapkan, "Aku dan rasul-rasul-Ku pasti menang.” Sesungguhnya Allah Mahakuat lagi Mahaperkasa. (Al-Mujadilah: 21)
Dan firman Allah Swt.:
إِنَّا لَنَنْصُرُ رُسُلَنَا وَالَّذِينَ آمَنُوا فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَيَوْمَ يَقُومُ الأشْهَادُ
Sesungguhnya Kami menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (hari kiamat) (Al-Mu-min: 51)
Karena itulah disebutkan dalam surat ini oleh firman-Nya:
وَلَقَدْ سَبَقَتْ كَلِمَتُنَا لِعِبَادِنَا الْمُرْسَلِينَ إِنَّهُمْ لَهُمُ الْمَنْصُورُونَ
Dan sesungguhnya telah tetap janji Kami kepada hamba-hamba Kami yang menjadi rasul, (yaitu) sesungguhnya mereka itulah yang pasti mendapat pertolongan. (Ash-Shaffat: 171-172)
Maksudnya, di dunia dan di akhirat. Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa mereka mendapat pertolongan dari Allah atas kaumnya yang mendustakan dan menentang mereka, dan bagaimana Allah membinasakan orang-orang kafir dan menyelamatkan hamba-hamba-Nya yang beriman.
إِنَّهُمْ لَهُمُ ٱلْمَنصُورُونَ 172
(172) (yaitu) sesungguhnya mereka itulah yang pasti mendapat pertolongan.
(172)
إِنَّهُمْ لَهُمُ الْمَنْصُورُونَ
(Yaitu) sesungguhnya mereka itulah yang pasti mendapat pertolongan. (Ash-Shaffat: 172)
Maksudnya, di dunia dan di akhirat. Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa mereka mendapat pertolongan dari Allah atas kaumnya yang mendustakan dan menentang mereka, dan bagaimana Allah membinasakan orang-orang kafir dan menyelamatkan hamba-hamba-Nya yang beriman.
وَإِنَّ جُندَنَا لَهُمُ ٱلْغَٰلِبُونَ 173
(173) Dan sesungguhnya tentara Kami itulah yang pasti menang,
(173)
وَإِنَّ جُنْدَنَا لَهُمُ الْغَالِبُونَ
Dan sesungguhnya tentara Kami itulah yang pasti menane (Ash-Shaffat: 173)
Yaitu kesudahan yang baik hanyalah bagi mereka.
فَتَوَلَّ عَنْهُمْ حَتَّىٰ حِينٍۢ 174
(174) Maka berpalinglah kamu (Muhammad) dari mereka sampai suatu ketika.
(174)
Firman Allah Swt.:
فَتَوَلَّ عَنْهُمْ حَتَّى حِينٍ
Maka berpalinglah kamu (Muhammad) dari mereka sampai suatu ketika. (Ash-Shaffat: 174)
Artinya, bersabarlah kamu dalam menghadapi gangguan mereka yang menyakitkan terhadap dirimu, tunggulah sampai batas waktu yang ditetapkan; karena sesungguhnya Kami akan menjadikan bagimu kesudahan yang baik, pertolongan dari Kami dan kemenangan. Karena itulah ada sebagian dari mereka yang mengatakan bahwa Allah menangguhkan janji-Nya itu sampai hari Perang Badar, sedangkan peperangan lain yang sesudahnya termasuk ke dalam pengertiannya.
وَأَبْصِرْهُمْ فَسَوْفَ يُبْصِرُونَ 175
(175) Dan lihatlah mereka, maka kelak mereka akan melihat (azab itu).
(175)
Firman Allah Swt.:
وَأَبْصِرْهُمْ فَسَوْفَ يُبْصِرُونَ
Dan terangkanlah kepada mereka (akibat kekafiran mereka), maka kelak mereka akan mengetahui (nya). (Ash-Shaffat: 175)
Yakni tunggulah dan perhatikanlah apa yang akan menimpa mereka dari siksaan dan pembalasan disebabkan menentang dan mendustakanmu. Karena itu, disebutkan dalam firman selanjutnya:
فَسَوْفَ يُبْصِرُونَ
maka kelak mereka akan mengetahui (nya). (Ash-Shaffat: 175)
Ungkapan ini mengandung ancaman dan peringatan terhadap mereka.
أَفَبِعَذَابِنَا يَسْتَعْجِلُونَ 176
(176) Maka apakah mereka meminta supaya siksa Kami disegerakan?
(176)
Firman Allah Swt.:
أَفَبِعَذَابِنَا يَسْتَعْجِلُونَ
Maka apakah mereka meminta supaya siksa Kami disegerakan? (Ash-Shaffat: 176)
Yakni sikap mereka yang mendustakan dan mengingkari itu seakan-akan mereka minta disegerakan agar siksaan segera diturunkan kepada mereka. Karena sesungguhnya Allah Swt. pasti murka terhadap perbuatan mereka itu dan akan menyegerakan siksaan atas mereka. Selain itu karena kekafiran dan keingkaran mereka yang sangat, mereka meminta agar azab dan siksaan segera diturunkan atas diri mereka.
فَإِذَا نَزَلَ بِسَاحَتِهِمْ فَسَآءَ صَبَاحُ ٱلْمُنذَرِينَ 177
(177) Maka apabila siksaan itu turun dihalaman mereka, maka amat buruklah pagi hari yang dialami oleh orang-orang yang diperingatkan itu.
(177)
Firman Allah Swt.:
فَإِذَا نزلَ بِسَاحَتِهِمْ فَسَاءَ صَبَاحُ الْمُنْذَرِينَ
Maka apabila siksaan itu turun di halaman mereka, maka amat buruklah pagi hari yang dialami oleh orang-orang yang diperingatkan itu. (Ash-Shaffat: 177)
Apabila azab diturunkan di tempat mereka, maka seburuk-buruk hari adalah hari turunnya kebinasaan dan kehancuran atas diri mereka.
As-Saddi mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Maka apabila siksaan itu turun di halaman mereka, maka amat buruklah pagi hari yang dialami oleh orang-orang yang diperingatkan itu. (Ash-Shaffat: 177) Yakni betapa buruklah pagi hari yang dialami oleh mereka.
Karena itulah disebutkan di dalam kitab Sahihain melalui hadis Ismail ibnu Aliyyah, dari Abdul Aziz ibnu Suhaib, dari Anas r.a. yang menceritakan bahwa pada pagi hari Rasulullah Saw. (bersama pasukannya) berada di tanah Khaibar, ketika orang-orang Khaibar keluar (dari benteng mereka) dengan membawa cangkul dan alat pertanian mereka (menuju kebun-kebun mereka) melihat pasukan (kaum muslim) itu, maka mereka kembali masuk ke dalam bentengnya seraya berseru (kepada teman-temannya), "Muhammad, demi Tuhan, datang dengan pasukannya!" Maka Nabi Saw! bersabda:
"اللَّهُ أَكْبَرُ، خَرِبَتْ خَيْبَرُ إِنَّا إِذَا نَزَلْنَا بِسَاحَةِ قَوْمٍ فَسَاءَ صَبَاحُ الْمُنْذَرِينَ"
Allah Mahabesar, hancurlah Khaibar. Sesungguhnya kami apabila menyerang halaman suatu kaum, maka amat buruklah pagi hari yang dialami oleh orang-orang yang diperingatkan itu.
Imam Bukhari meriwayatkan hadis ini melalui hadis Malik ibnu Humaid, dari Anas.
قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا رَوح، حَدَّثَنَا سَعِيدٌ بْنِ أَبِي عَرُوَبة، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ أَنَسٍ بن مَالِكٍ، عَنْ أَبِي طَلْحَةَ قَالَ: لَمَّا صَبَّحَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَيْبَرَ، وقد أخذوا مساحيهم وغَدَوا إلى حروثهم وَأَرْضِيهِمْ، فَلَمَّا رَأَوُا النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلَّوْا مُدْبِرِينَ، فَقَالَ نَبِيُّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، إِنَّا إِذَا نَزَلْنَا بِسَاحَةِ قَوْمٍ فَسَاءَ صَبَاحُ الْمُنْذَرِينَ"
Imam Ahmad berkata: Rauh menceritakan kepada kami, Sa’id bin Abu Arubah menceritakan kepada kami, dari Qatadah, dari Anas bin Malik, dari Abu Talhah r.a. Disebutkan bahwa pada pagi hari Rasulullah Saw. sampai di Khaibar, sedangkan penduduknya telah mengambil peralatan pertanian mereka dan berniat akan berangkat pagi itu menuju lahan dan kebun mereka. Tetapi manakala mereka melihat Nabi Saw. (bersama pasukannya), kembalilah mereka ke belakang (masuk ke dalam benteng mereka). Maka Rasulullah Saw. bersabda: Allahu Akbar, Allahu Akbar! Sesungguhnya kami apabila turun di halaman suatu kaum maka amat buruklah pagi hari yang dialami oleh orang-orang yang diperingatkan itu.
Mereka tidak mengetengahkannya melalui jalur ini, tetapi predikatnya sahih dengan syarat syaikhain.
وَتَوَلَّ عَنْهُمْ حَتَّىٰ حِينٍۢ 178
(178) Dan berpalinglah kamu dari mereka hingga suatu ketika.
(178)
Firman Allah Swt.:
فَتَوَلَّ عَنْهُمْ حَتَّى حِينٍ
Dan berpalinglah kamu dari mereka hingga suatu ketika. (Ash-Shaffat: 178)
Ayat ini berkedudukan mengukuhkan perintah yang telah disebutkan di atas; hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui.
(Ash-Shaffat: 178-179)
وَأَبْصِرْ فَسَوْفَ يُبْصِرُونَ 179
(179) Dan lihatlah, maka kelak mereka juga akan melihat.
(179)
وَأَبْصِرْهُمْ فَسَوْفَ يُبْصِرُونَ
Dan lihatlah, karena mereka juga akan melihat. (Ash-Shaffat: 179)
Ayat ini berkedudukan mengukuhkan perintah yang telah disebutkan di atas; hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui.
(Ash-Shaffat: 178-179)
سُبْحَٰنَ رَبِّكَ رَبِّ ٱلْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ 180
(180) Maha Suci Tuhanmu Yang mempunyai keperkasaan dari apa yang mereka katakan.
(180)
Allah Swt menyucikan Zat-Nya Yang Maha Mulia dan membersihkan diri-Nya dari apa yang dikatakan oleh orang-orang zalim itu yang mendustakan dan memusuhi-Nya; Mahasuci lagi Mahatinggi Allah dan ucapan mereka dengan ketinggian yang setinggi-tingginya. Disebutkan oleh firman-Nya:
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ
Mahasuci Tuhanmu Yang mempunyai keperkasaan (Ash-Shaffat 180)
Yakni yang mempunyai keperkasaan yang tidak terbatas.
عَمَّا يَصِفُونَ
dari apa yang mereka katakan. (Ash-Shaffat: 180)
Yaitu dari apa yang diucapkan oleh orang-orang yang melampaui batas lagi membuat-buat kebohongan itu
وَسَلَٰمٌ عَلَى ٱلْمُرْسَلِينَ 181
(181) Dan kesejahteraan dilimpahkan atas para rasul.
(181)
وَسَلامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ
Dan kesejahteraan dilimpahkan atas para rasul. (Ash-Shaffat: 181)
Artinya, semoga Allah melimpahkan kesejahteraan kepada mareka di dunia dan akhirat karena kebenaran dari apa yang dikatakan oleh mereka tentang Tuhannya.
وَٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ 182
(182) Dan segala puji bagi Allah Tuhan seru sekalian alam.
(182)
وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
Dan segala puji bagi Allah Tuhan seru sekalian alam. (Ash-Shaffat: 182)
Yakni milik-Nyalah segala puji di dunia dan di akhirat dalam semua keadaan. Mengingat makna tasbih itu mengandung membersihkan dan menyucikan Allah dari segala kekurangan melalui pengertian kebalikannya, sekaligus mengharuskan tetapnya kesempurnaan —sebagaimana pujian pun menunjukkan tetapnya sifat-sifat kesempurnaan melalui pengertian kebalikannya dan sekaligus mengharuskan adanya kesucian dari segala bentuk kekurangan— untuk itulah maka keduanya dibarengkan dalam ungkapan ayat di atas, sebagaimana diungkapkan secara berbarengan pula dalam ayat-ayat lainnya yang cukup banyak. Maka disebutkan oleh firman-Nya.
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ. وَسَلامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ. وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
Mahasuci Tuhanmu Yang mempunyai keperkasaan dari apa yang mereka katakan. Dan kesejahteraan dilimpahkan atas para rasul. Dan segala puji bagi Allah, Tuhan seru sekalian alam. (Ash-Shaffat 180-182)
Sa'id ibnu Abu Arubah telah meriwayatkan dari Qatabah, bahwa Rasulullah Saw. telah bersabda:
"إذا سلمتم عليَّ فسلموا عَلَى الْمُرْسَلِينَ، فَإِنَّمَا أَنَا رَسُولٌ مِنَ الْمُرْسَلِينَ".
Apabila kamu mengucapkan salam kepadaku, maka ucapkanlah pula salam kepada para rasul, karena sesungguhnya aku ini hanyalah salah seorang dari para rasul itu.
Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dan Ibnu Abu Hatim melalui hadis Sa'id, dari Qatadah juga.
Ibnu Abu Hatim telah menyandarkannya melalui hadis Sa’id yang juga bersumber dan Qatadah.
Ibnu Abu Hatim rahimahullah telah menyadarkannya, untuk itu ia mengatakan:
حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ الْحُسَيْنِ بْنِ الْجُنَيْدِ، حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرٍ الْأَعْيَنُ، وَمُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحِيمِ صَاعِقَةٌ قَالَا حَدَّثَنَا حُسَيْنُ بْنُ مُحَمَّدٍ، حَدَّثَنَا شَيْبَانُ، عَنْ قَتَادَةَ قَالَ: حَدَّثَنَا أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ، عَنْ أَبِي طَلْحَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "إِذَا سَلَّمْتُمْ عَلَيَّ فَسَلَّمُوا عَلَى الْمُرْسَلِينَ"
telah menceritakan kepada kami Ali ibnul Husain ibnul Junaid, telah menceritakan kepada kami Abu Bakar Al-A'yan dan Muhammad ibnu Abdur Rahim Sa'iqah; keduanya mengatakan telah menceritakan kepada kami Husain ibnu Muhammad, telah menceritakan kepada kami Syaiban, dari Qatadah yang mengatakan bahwa telah menceritakan kepada kami Anas ibnu Malik, dari Abu Talhah r.a., yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Apabila kamu mengucapkan salam kepadaku, maka bersalam pulalah kamu kepada para rasul.
قَالَ الْحَافِظُ أَبُو يَعْلَى: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ أَبِي بَكْرٍ، حَدَّثَنَا نُوحٌ، حَدَّثَنَا أَبُو هَارُونَ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ، عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى الله عليه وسلم أنه كَانَ إِذَا سَلَّمَ قَالَ:
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ. وَسَلامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ. وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
ثُمَّ يُسَلِّمُ.Al-Hafiz Abu Ya'la mengatakan telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Abu Bakar, telah menceritakan kepada kami Nuh, telah menceritakan kepada kami Abu Harun, dari Abu Sa'id r.a., dari Rasulullah Saw., bahwa apabila beliau Saw. hendak bersalam mengucapkan doa berikut: Mahasuci Tuhanmu Yang mempunyai keperkasaan dari apa yang mereka katakan. Dan kesejahteraan dilimpahkan atas para rasul. Dan segala puji bagi Allah Tuhan seru sekalian alam. Kemudian baru beliau bersalam.
Sanad hadis ini daif.
قَالَ ابْنُ أَبِي حَاتِمٍ: حَدَّثَنَا عَمَّارُ بْنُ خَالِدٍ الْوَاسِطِيُّ، حَدَّثَنَا شَبَابَةُ، عَنْ يُونُسَ بْنِ أَبِي إِسْحَاقَ ، عَنِ الشَّعْبِيِّ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "مِنْ سَرَّهُ أَنْ يَكْتَالَ بِالْمِكْيَالِ الْأَوْفَى مِنَ الْأَجْرِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، فَلْيَقُلْ آخِرَ مَجْلِسِهِ حِينَ يُرِيدُ أَنْ يَقُومَ: سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ. وَسَلامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ. وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ammar ibnu Khalid Al-Wasiti, telah menceritakan kepada kami Syababah, dari Yunus ibnu Abu Ishaq, dari Asy-Sya'bi yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: "Barang siapa yang ingin mendapat timbangan yang sempurna bagi pahalanya kelak di hari kiamat, hendaklah ia mengucapkan di akhir majelisnya saat hendak bangkit, "Mahasuci Tuhanmu Yang mempunyai keperkasaan dari apa yang mereka katakan. Dan kesejahteraan dilimpahkan atas para rasul. Dan segala puji bagi Allah, Tuhan seru semesta alam.”
Telah diriwayatkan pula melalui jalur lain secara muttasil hanya sampai pada Ali r.a. Abu Muhammad Al-Bagawi di dalam kitab tafsirnya mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Sa'id Ahmad ibnu Ibrahim Asy-Syuraihi, telah menceritakan kepada kami Abu Ishaq As-Sa'labi, telah menceritakan kepadaku Ibnu Fanjawaih, telah menceritakan kepada'kami Ahmad ibnu Ja'far ibnu Hamdan, telah menceritakan kepada kami Ibrahim ibnu Sahlawaih, telah menceritakan kepada kami Ali ibnu Muhammad At-Tanafisi, telah menceritakan kepada kami Waki', dari Sabit ibnu Abu Safiyyah, dari Al-Asbag ibnuNabatah, dari Ali r.a. yang mengatakan bahwa barang siapa yang ingin mendapat timbangan yang sempurna bagi pahalanya kelak di hari kiamat, hendaklah akhir ucapannya di majelisnya ialah: Mahasuci Tuhanmu Yang mempunyai keperkasaan dari apa yang mereka katakan. Dan kesejahteraan dilimpahkan atas para rasul. Dan segala puji bagi Allah, Tuhan seru sekalian alam.
وَرَوَى الطَّبَرَانِيُّ مِنْ طَرِيقِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ صَخْرِ بْنِ أَنَسٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ زَيْدِ بْنِ أَرْقَمَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ: "مَنْ قَالَ دُبُرَ كُلِّ صَلَاةٍ: سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ. وَسَلامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ. وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَثَلَاثَ مَرَّاتٍ، فَقَدِ اكْتَالَ بِالْجَرِيبِ الْأَوْفَى مِنَ الْأَجْرِ"
Imam Tabrani telah meriwayatkan melalui jalur Abdullah ibnu Sakhr ibnu Anas, dari Abdullah ibnu Zaid ibnu Arqam, dari ayahnya, dari Rasulullah Saw. yang telah bersabda: Barang siapa setiap usai salat (fardu) mengucapkan doa berikut, "Mahasuci Tuhanmu Yang mempunyai keperkasaan dari apa yang mereka katakan. Dan kesejahteraan dilimpahkan atas para rasul. Dan segala puji bagi Allah, Tuhan seru sekalian alam," sebanyak tiga kali, maka sesungguhnya ia akan mendapat timbangan pahala yang sempurna dengan timbangan yang besar.
Telah disebutkan pula oleh banyak hadis doa kifarat majelis yaitu:
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ.
Mahasuci Engkau, ya Allah, dengan memuji kepada-Mu, tidak ada Tuhan melainkan Engkau, aku memohon ampun dan bertobat kepada-Mu.
Kami telah membahasnya dalam bagian kitab yang tersendiri secara rinci, maka doa tersebut akan ditulis pula dalam kitab tafsir ini Insya Allah.