42 - الشورى - Ash-Shura
Consultation
Meccan
وَٱلَّذِينَ يُحَآجُّونَ فِى ٱللَّهِ مِنۢ بَعْدِ مَا ٱسْتُجِيبَ لَهُۥ حُجَّتُهُمْ دَاحِضَةٌ عِندَ رَبِّهِمْ وَعَلَيْهِمْ غَضَبٌۭ وَلَهُمْ عَذَابٌۭ شَدِيدٌ 16
(16) Dan orang-orang yang membantah (agama) Allah sesudah agama itu diterima maka bantahan mereka itu sia-sia saja, di sisi Tuhan mereka. Mereka mendapat kemurkaan (Allah) dan bagi mereka azab yang sangat keras.
(16)
Allah Swt. mengancam orang-orang yang menghalang-halangi orang yang beriman dari jalan Allah. Untuk itu Dia berfirman:
وَالَّذِينَ يُحَاجُّونَ فِي اللَّهِ مِنْ بَعْدِ مَا اسْتُجِيبَ لَهُ
Dan orang-orang yang membantah (agama) Allah sesudah agama itu diterima. (Asy-Syura:16)
Yakni mereka membantah orang-orang mukmin yang memenuhi seruan Allah dan rasul-Nya, dengan tujuan untuk menghalang-halangi mereka dari jalan hidayah yang ditempuhnya.
حُجَّتُهُمْ دَاحِضَةٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ
Maka bantahan mereka itu sia-sia saja di sisi Tuhan mereka. (Asy-Syura:16)
Yaitu batil di sisi Allah.
وَعَلَيْهِمْ غَضَبٌ
أَيْ: مِنْهُوَلَهُمْ عَذَابٌ شَدِيدٌ
mereka mendapat kemurkaan (Allah) dan bagi mereka azab yang keras. (Asy-Syura:16)
Yakni kelak di hari kiamat.
Ibnu Abbas r.a. dan Mujahid mengatakan bahwa mereka mendebat kaum mukmin sesudah kaum mukmin memenuhi seruan Allah dan rasul-Nya, untuk menghalang-halangi mereka dari jalan petunjuk dan menginginkan agar orang-orang mukmin itu kembali ke jalan Jahiliah sama dengan mereka.
Qatadah mengatakan, yang dimaksud dengan mereka adalah orang-orang Yahudi dan orang-orang Nasrani. Mereka mengatakan kepada orang-orang mukmin, Agama kami lebih baik daripada agamamu, dan nabi kami ada sebelum nabi kamu. Maka kami lebih baik daripada kamu dan lebih diutamakan oleh Allah daripada kamu. Padahal mereka dusta dalam pengakuannya itu.
ٱللَّهُ ٱلَّذِىٓ أَنزَلَ ٱلْكِتَٰبَ بِٱلْحَقِّ وَٱلْمِيزَانَ ۗ وَمَا يُدْرِيكَ لَعَلَّ ٱلسَّاعَةَ قَرِيبٌۭ 17
(17) Allah-lah yang menurunkan kitab dengan (membawa) kebenaran dan (menurunkan) neraca (keadilan). Dan tahukah kamu, boleh jadi hari kiamat itu (sudah) dekat?
(17)
Dalam firman berikutnya disebutkan:
اللَّهُ الَّذِي أَنزلَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ
Allah-lah yang menurunkan kitab dengan (membawa) kebenaran. (Asy-Syura:17)
Yaitu kitab-kitab yang diturunkan dari sisi-Nya kepada nabi-nabi-Nya
وَالْمِيزَانَ
dan (menurunkan) neraca (keadilan). (Asy-Syura:17)
Menurut Mujahid dan Qatadah, makna yang dimaksud ialah keadilan dan sikap pertengahan. Ayat ini semakna dengan firman-Nya:
لَقَدْ أَرْسَلْنَا رُسُلَنَا بِالْبَيِّنَاتِ وَأَنزلْنَا مَعَهُمُ الْكِتَابَ وَالْمِيزَانَ لِيَقُومَ النَّاسُ بِالْقِسْطِ
Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al-Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. (Al-Hadid:25)
Dan firman Allah Swt.:
وَالسَّمَاءَ رَفَعَهَا وَوَضَعَ الْمِيزَانَ. أَلا تَطْغَوْا فِي الْمِيزَانِ. وَأَقِيمُوا الْوَزْنَ بِالْقِسْطِ وَلا تُخْسِرُوا الْمِيزَانَ
Dan Allah telah meninggikan langit dan Dia meletakkan neraca (keadilan). Supaya kamu jangan melampaui batas tentang neraca itu. Dan tegakkanlah timbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi neraca itu. (Ar-Rahman:7-9)
Adapun firman Allah Swt.:
وَمَا يُدْرِيكَ لَعَلَّ السَّاعَةَ قَرِيبٌ
Dan tahukah kamu, boleh jadi hari kiamat itu (sudah) dekat? (Asy-Syura:17)
Di dalam ayat ini terkandung anjuran yang memacu untuk beramal guna menyambut kedatangannya, sekaligus mengandung peringatan yang mendorong agar takut terhadapnya dan berzuhud terhadap duniawi.
يَسْتَعْجِلُ بِهَا ٱلَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِهَا ۖ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مُشْفِقُونَ مِنْهَا وَيَعْلَمُونَ أَنَّهَا ٱلْحَقُّ ۗ أَلَآ إِنَّ ٱلَّذِينَ يُمَارُونَ فِى ٱلسَّاعَةِ لَفِى ضَلَٰلٍۭ بَعِيدٍ 18
(18) Orang-orang yang tidak beriman kepada hari kiamat meminta supaya hari itu segera didatangkan dan orang-orang yang beriman merasa takut kepadanya dan mereka yakin bahwa kiamat itu adalah benar (akan terjadi). Ketahuilah bahwa sesungguhnya orang-orang yang membantah tentang terjadinya kiamat itu benar-benar dalam kesesatan yang jauh.
(18)
Firman Allah Swt.:
يَسْتَعْجِلُ بِهَا الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِهَا
Orang-orang yang tidak beriman kepada hari kiamat meminta supaya hari itu segera didatangkan. (Asy-Syura:18)
Mereka mengatakan,
مَتَى هَذَا الْوَعْدُ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ
Bilakah janji hari kiamat itu? Jika kamu memang orang-orang yang benar. (Saba:29)
Dan sesungguhnya mereka mengatakan seperti ini hanyalah semata-mata karena mendustakannya, menganggap mustahil kejadiannya, kafir, dan ingkar terhadapnya.
وَالَّذِينَ آمَنُوا مُشْفِقُونَ مِنْهَا
Dan orang-orang yang beriman merasa takut kepadanya. (Asy-Syura:18)
Yakni khawatir dan takut terhadap kejadiannya.
وَيَعْلَمُونَ أَنَّهَا الْحَقُّ
dan mereka yakin bahwa kiamat itu adalah benar. (Asy-Syura:18)
akan terjadi dan pasti, karenanya mereka bersiap-siap untuk menyambut nya dengan melakukan amal saleh sebagai bekalnya.
Telah diriwayatkan pula melalui berbagai jalur yang cukup banyak hingga mencapai derajat mutawatir di dalam hadis-hadis sahih, hasan, sunan, dan musnad, yang menurut salah satu teksnya menyebutkan:
أَنَّ رَجُلًا سَأَلَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِصَوْتٍ جَهْوَرِيّ، وَهُوَ فِي بَعْضِ أَسْفَارِهِ فَنَادَاهُ فَقَالَ: يَا مُحَمَّدُ. فَقَالَ لَهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَحْوًا مِنْ صَوْتِهِ هَاؤُمُ. فَقَالَ: مَتَى السَّاعَةُ؟ فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: وَيْحَكَ، إِنَّهَا كَائِنَةٌ، فَمَا أَعْدَدْتَ لَهَا؟ فَقَالَ: حُب اللَّهِ وَرَسُولِهِ. فَقَالَ: أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ
bahwa pernah ada seorang lelaki bertanya kepada Rasulullah Saw. dengan suara yang keras di saat beliau berada di dalam suatu perjalanannya. Lelaki itu menyeru Nabi Saw. seraya berkata, Hai Muhammad. Maka Rasulullah Saw. menjawab dengan suara yang sama, Ya! Lelaki itu bertanya, Bilakah hari kiamat itu? Rasulullah Saw. balik bertanya, Celakalah kamu, sesungguhnya hari kiamat itu pasti terjadi, lalu apakah yang telah engkau persiapkan untuk menyambutnya? Maka lelaki itu menjawab, Kecintaan kepada Allah dan rasul-Nya. Maka Rasulullah Saw. bersabda: Engkau (akan dihimpunkan bersama dengan) orang yang engkau cintai.
Dan sabda Rasulullah Saw. dalam sebuah hadis:
الْمَرْءُ مَعَ مَنْ أَحَبَّ
Seseorang itu (akan dihimpunkan bersama dengan) orang yang disukainya.
Hadis ini mutawatir tanpa diragukan lagi. Dalam hadis ini Rasulullah Saw. tidak menjawabnya dengan jawaban tentang waktunya, melainkan memerintahkan kepada lelaki itu agar membuat persiapan untuk menyambut kedatangan hari kiamat itu.
ٱللَّهُ لَطِيفٌۢ بِعِبَادِهِۦ يَرْزُقُ مَن يَشَآءُ ۖ وَهُوَ ٱلْقَوِىُّ ٱلْعَزِيزُ 19
(19) Allah Maha lembut terhadap hamba-hamba-Nya; Dia memberi rezeki kepada yang di kehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha Kuat lagi Maha Perkasa.
(19)
Allah Swt. berfirman, menceritakan tentang kelembutan-Nya terhadap makhluk-Nya; Dia memberi rezeki mereka semuanya tanpa ada seorang pun yang terlupakan, dan sama saja diberi rezeki-Nya apakah dia orang yang bertakwa ataukah dia orang yang durhaka. Seperti yang disebutkan di dalam firman-Nya:
وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الأرْضِ إِلا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا كُلٌّ فِي كِتَابٍ مُبِينٍ
Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuz). (Hud:6)
dan ayat-ayat yang semisal masih banyak.
Firman Allah Swt.:
يَرْزُقُ مَنْ يَشَاءُ
Dia memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya. (Asy-Syura:19)
Yakni Dia meluaskan rezeki siapa yang dikehendaki-Nya.
وَهُوَ الْقَوِيُّ الْعَزِيزُ
dan Dialah yang Mahakuat lagi Mahaperkasa. (Asy-Syura:19)
Tiada sesuatu pun yang dapat mengalahkan-Nya.
مَن كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ ٱلْءَاخِرَةِ نَزِدْ لَهُۥ فِى حَرْثِهِۦ ۖ وَمَن كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ ٱلدُّنْيَا نُؤْتِهِۦ مِنْهَا وَمَا لَهُۥ فِى ٱلْءَاخِرَةِ مِن نَّصِيبٍ 20
(20) Barang siapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambah keuntungan itu baginya dan barang siapa yang menghendaki keuntungan di dunia Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bahagianpun di akhirat.
(20)
Kemudian dalam firman berikutnya disebutkan:
مَنْ كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ الآخِرَةِ
Barang siapa yang menghendaki keuntungan di akhirat, akan Kami tambah keuntungan itu baginya. (Asy-Syura:20)
Yakni barang siapa yang beramal untuk akhirat, Kami akan menguatkannya dan menolongnya untuk melakukan apa yang menjadi tujuan niatnya, maka Kami akan mengembangkan keuntungannya dan membalasnya dengan pahala satu kebaikan dengan sepuluh kebaikan sampai tujuh ratus kali lipat, hingga kelipatan yang dikehendaki oleh Allah.
وَمَنْ كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ الدُّنْيَا نُؤْتِهِ مِنْهَا وَمَا لَهُ فِي الآخِرَةِ مِنْ نَصِيبٍ
dan barang siapa yang menghendaki keuntungan di dunia, Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tak ada baginya suatu bagian pun di akhirat. (Asy-Syura:2)
Artinya, barang siapa yang tujuan usahanya hanya semata-mata mencari sesuatu keuntungan duniawi, sedangkan untuk kepentingan akhiratnya tidak terlintas sedikit pun dalam hatinya, maka Allah mengharamkan baginya keuntungan di negeri akhirat. Sedangkan keuntungan dunia, jika Allah menghendakinya, maka Dia memberinya; dan jika tidak menghendakinya, maka Dia tidak memberikan kepadanya, baik keuntungan di dunia maupun keuntungan di akhirat. Dan orang yang berusaha dengan niat ini memperoleh kerugian di dunia dan di akhirat. Dalil yang menunjukkan bahwa ayat ini terikat dengan ayat yang ada di dalam surat Al-Isra ialah firman Allah Swt.:
مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْعَاجِلَةَ عَجَّلْنَا لَهُ فِيهَا مَا نَشَاءُ لِمَنْ نُرِيدُ ثُمَّ جَعَلْنَا لَهُ جَهَنَّمَ يَصْلاهَا مَذْمُومًا مَدْحُورًا وَمَنْ أَرَادَ الآخِرَةَ وَسَعَى لَهَا سَعْيَهَا وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَأُولَئِكَ كَانَ سَعْيُهُمْ مَشْكُورًا كُلا نُمِدُّ هَؤُلاءِ وَهَؤُلاءِ مِنْ عَطَاءِ رَبِّكَ وَمَا كَانَ عَطَاءُ رَبِّكَ مَحْظُورًا انْظُرْ كَيْفَ فَضَّلْنَا بَعْضَهُمْ عَلَى بَعْضٍ وَلَلآخِرَةُ أَكْبَرُ دَرَجَاتٍ وَأَكْبَرُ تَفْضِيلا
Barang siapa menghendaki kehidupan sekarang (duniawi), maka Kami segerakan baginya di dunia itu apa yang Kami kehendaki bagi orang yang Kami kehendaki dan Kami tentukan baginya neraka Jahanam; ia akan memasukinya dalam keadaan tercela dan terusir. Dan barang siapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh, sedangkan ia adalah mukmin, maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya dibatasi dengan baik. Kepada masing masing golongan, baik golongan ini maupun golongan itu, Kami berikan bantuan dari kemurahan Tuhanmu. Dan kemurahan Tuhanmu tidak dapat dihalangi. Perhatikanlah bagaimana Kami lebihkan sebagian dari mereka atas sebagian (yang lain). Dan pasti kehidupan akhirat lebih tinggi tingkatnya dan lebih besar keutamaannya. (Al-Isra: 18-21)
As-Sauri telah meriwayatkan dari Ma'mar, dari Abul Aliyah, dari Ubay ibnu Ka'b r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:
بَشِّرْ هَذِهِ الْأُمَّةَ بالسَّنَاء وَالرِّفْعَةِ، وَالنَّصْرِ وَالتَّمْكِينِ فِي الْأَرْضِ، فَمِنْ عَمِلَ مِنْهُمْ عَمَلَ الْآخِرَةِ لِلدُّنْيَا، لَمْ يَكُنْ لَهُ فِي الْآخِرَةِ مِنْ نَصِيبٍ
Umat ini mendapat berita gembira dengan beroleh keluhuran, ketinggian, pertolongan, dan kedudukan yang teguh di muka bumi. Maka barang siapa di antara mereka yang mengerjakan amal akhirat untuk kepentingan dunianya, maka tidak ada bagian baginya kelak di negeri akhirat.
أَمْ لَهُمْ شُرَكَٰٓؤُا۟ شَرَعُوا۟ لَهُم مِّنَ ٱلدِّينِ مَا لَمْ يَأْذَنۢ بِهِ ٱللَّهُ ۚ وَلَوْلَا كَلِمَةُ ٱلْفَصْلِ لَقُضِىَ بَيْنَهُمْ ۗ وَإِنَّ ٱلظَّٰلِمِينَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌۭ 21
(21) Apakah mereka mempunyai sembahan-sembahan selain Allah yang mensyariatkan untuk mereka agama yang tidak diizinkan Allah? Sekiranya tak ada ketetapan yang menentukan (dari Allah) tentulah mereka telah dibinasakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang zalim itu akan memperoleh azab yang amat pedih.
(21)
Firman Allah Swt.:
أَمْ لَهُمْ شُرَكَاءُ شَرَعُوا لَهُمْ مِنَ الدِّينِ مَا لَمْ يَأْذَنْ بِهِ اللَّهُ
Apakah mereka mempunyai sembahan-sembahan selain Allah yang mensyariatkan untuk mereka agama yang tidak diizinkan Allah? (Asy-Syura:21)
Yakni mereka tidak mau mengikuti apa yang telah disyariatkan oleh Allah kepadamu berupa agama yang lurus, bahkan mereka mengikuti apa yang telah diperintahkan oleh setan-setan mereka dari kalangan jin dan manusia, seperti mengharamkan apa yang dihalalkan bagi mereka, misalnya hewan bahirah, saibah, wasilah, dan ham. Dan mereka menghalalkan memakan bangkai, darah, berjudi, dan kesesatan-kesesatan lainnya. Itulah kejahilan yang batil yang telah mereka ada-adakan di masa Jahiliahnya, seperti menghalalkan yang haram dan mengharamkan yang halal, dan melakukan penyembahan-penyembahan yang batil yang mengusahakan harta yang haram.
Di dalam kitab sahih disebutkan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:
رَأَيْتُ عَمْرَو بْنَ لُحَيّ بْنِ قَمَعَة يَجُر قُصْبَه فِي النَّارِ
Aku melihat Amr ibnu Luhay ibnu Qam'ah menyeret ususnya di dalam neraka.
Dikatakan demikian karena dia adalah orang yang pertama mengadakan peraturan hewan saibah. Dia adalah salah seorang raja di kalangan Bani Khuza'ah, dialah orang yang mula-mula menetapkan hal-hal tersebut. Dia pulalah yang mendorong orang-orang Quraisy menyembah berhala. Karena itulah disebutkan dalam firman berikutnya:
وَلَوْلا كَلِمَةُ الْفَصْلِ لَقُضِيَ بَيْنَهُمْ
Sekiranya tak ada ketetapan yang menentukan (dari Allah), tentulah mereka telah dibinasakan. (Asy-Syura:21)
Yaitu niscaya hukuman di segerakan kepada mereka sekiranya tidak ada ketetapan yang terdahulu yang memberikan masa tangguh bagi mereka sampai hari kiamat.
وَإِنَّ الظَّالِمِينَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
Dan sesungguhnya orang-orang yang zalim itu akan memperoleh azab yang amat pedih. (Asy-Syura:21)
Yakni siksaan yang sangat menyakitkan di dalam neraka Jahanam, dan seburuk-buruk tempat kembali adalah neraka Jahanam.
تَرَى ٱلظَّٰلِمِينَ مُشْفِقِينَ مِمَّا كَسَبُوا۟ وَهُوَ وَاقِعٌۢ بِهِمْ ۗ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ فِى رَوْضَاتِ ٱلْجَنَّاتِ ۖ لَهُم مَّا يَشَآءُونَ عِندَ رَبِّهِمْ ۚ ذَٰلِكَ هُوَ ٱلْفَضْلُ ٱلْكَبِيرُ 22
(22) Kamu lihat orang-orang yang zalim sangat ketakutan karena kejahatan-kejahatan yang telah mereka kerjakan, sedang siksaan menimpa mereka. Dan orang-orang yang beriman serta mengerjakan amal saleh (berada) di dalam taman-taman surga, mereka memperoleh apa yang mereka kehendaki di sisi Tuhan mereka. Yang demikian itu adalah karunia yang besar.
(22)
Dalam firman berikutnya disebutkan:
تَرَى الظَّالِمِينَ مُشْفِقِينَ مِمَّا كَسَبُوا
Kamu lihat orang-orang yang zalim sangat ketakutan karena kejahatan-kejahatan yang telah mereka kerjakan. (Asy-Syura:22)
Yakni saat mereka berada di Padang Mahsyar hari kiamat.
وَهُوَ وَاقِعٌ بِهِمْ
sedangkan siksaan menimpa mereka. (Asy-Syura:22)
Yaitu yang mereka takutkan terjadi pada diri mereka sebagai suatu kepastian. Demikianlah keadaan mereka kelak di hari kiamat; mereka dicekam oleh rasa takut dan malu yang teramat sangat.
وَالَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فِي رَوْضَاتِ الْجَنَّاتِ لَهُمْ مَا يَشَاءُونَ عِنْدَ رَبِّهِمْ
Dan orang-orang yang beriman serta mengerjakan amal yang saleh (berada) di dalam taman-taman surga, mereka memperoleh apa yang mereka kehendaki di sisi Tuhan mereka. (Asy-Syura:22)
Maka alangkah jauh bedanya antara golongan ini dan golongan yang sebelumnya. Yakni betapa jauhnya perbedaan antara orang-orang yang berada di Padang Mahsyar dengan diliputi oleh kehinaan, kerendahan, dan dicekam oleh ketakutan yang pasti karena perbuatan aniayanya; dan keadaan orang-orang yang berada di taman-taman surga yang mendapatkan segala sesuatu yang dikehendakinya berupa makanan, minuman, pakaian, tempat tinggal, pemandangan, istri-istri, dan kenikmatan lainnya yang belum pernah dilihat oleh mata, belum pernah terdengar oleh telinga, dan belum pernah terdetik di hati seorang manusia pun.
Al-Hasan ibnu Arafah mengatakan, telah menceritakan kepada kami Amr ibnu Abdur Rahman Al-Abar, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Sa'd Al-Ansari, dari Abu Taibah yang mengatakan bahwa sesungguhnya serombongan ahli surga benar-benar dinaungi oleh awan, lalu awan itu berkata, Apakah yang harus kuturunkan kepadamu? Maka tidak sekali-kali seseorang dari mereka meminta sesuatu kecuali awan itu menurunkannya kepada mereka. Sehingga ada seseorang dari mereka yang benar-benar mengatakan, Hujanilah kami dengan perawan-perawan yang montok-montok lagi berusia sebaya.
Hal yang serupa telah pula diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dari Al-Hasan ibnu Arafah. Karena itu, disebutkan oleh firman-Nya:
ذَلِكَ هُوَ الْفَضْلُ الْكَبِيرُ
Yang demikian itu adalah karunia yang besar (Asy-Syura:22)
Yakni keberuntungan yang besar dan nikmat yang lengkap, sempurna, lagi menyeluruh.