44 - الدخان - Ad-Dukhaan

Juz : 25

The Smoke
Meccan

إِنَّ يَوْمَ ٱلْفَصْلِ مِيقَٰتُهُمْ أَجْمَعِينَ 40

(40) Sesungguhnya hari keputusan (hari kiamat) itu adalah waktu yang dijanjikan bagi mereka semuanya,

(40) 

Kemudian Allah Swt. berfirman:

إِنَّ يَوْمَ الْفَصْلِ

Sesungguhnya hari keputusan (hari kiamat) itu adalah waktu yang dijanjikan bagi mereka semuanya. (Ad-Dukhan: 40)

Yaitu hari kiamat. Di hari itu Allah memutuskan perkara di antara semua makhluk, maka Dia mengazab orang-orang kafir dan memberi pahala orang-orang mukmin.

Firman Allah Swt.:

مِيقَاتُهُمْ أَجْمَعِينَ

adalah waktu yang dijanjikan bagi mereka semuanya. (Ad-Dukhan: 40)

Yakni di hari itu Allah Swt. menghimpunkan mereka semua dari yang pertama hingga yang terakhir.


يَوْمَ لَا يُغْنِى مَوْلًى عَن مَّوْلًۭى شَيْـًۭٔا وَلَا هُمْ يُنصَرُونَ 41

(41) yaitu hari yang seorang karib tidak dapat memberi manfaat kepada karibnya sedikitpun, dan mereka tidak akan mendapat pertolongan,

(41) 

يَوْمَ لَا يُغْنِي مَوْلًى عَنْ مَوْلًى شَيْئًا

Yaitu hari yang seorang karib tidak dapat memberi manfaat kepada karibnya sedikit pun. (Ad-Dukhan: 41)

Maksudnya, seorang teman dekat tidak dapat menolong temannya. Semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya dalam ayat yang lain, yaitu:

فَإِذَا نُفِخَ فِي الصُّورِ فَلا أَنْسَابَ بَيْنَهُمْ يَوْمَئِذٍ وَلا يَتَسَاءَلُونَ

Apabila sangkakala ditiup, maka tidaklah ada lagi pertalian nasab di antara mereka pada hari itu, dan tidak ada pula mereka saling bertanya. (Al-Mu’miniin: 11)

Semakna pula dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya:

وَلا يَسْأَلُ حَمِيمٌ حَمِيمًا. يُبَصَّرُونَهُمْ

Dan tidak ada seorang teman akrab pun menanyakan temannya, sedangkan mereka saling melihat. (Al-Ma'arij: 1-11)

Tiada seorang saudara pun yang menanyakan tentang keadaannya, padahal ia melihatnya dengan mata kepalanya sendiri.

Firman Allah Swt.:

وَلا هُمْ يُنْصَرُونَ

dan mereka tidak akan mendapat pertolongan. (Ad-Dukhan: 41)

Yakni seorang kerabat tidak dapat menolong kerabatnya, tiada seorang pun dari luar yang dapat menolongnya. Kemudian disebutkan dalam firman berikutnya:


إِلَّا مَن رَّحِمَ ٱللَّهُ ۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلْعَزِيزُ ٱلرَّحِيمُ 42

(42) kecuali orang yang diberi rahmat oleh Allah. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang.

(42) 

إِلا مَنْ رَحِمَ اللَّهُ

kecuali orang yang diberi rahmat oleh Allah. (Ad-Dukhan: 42)

Artinya, di hari itu tidaklah bermanfaat kecuali hanya rahmat Allah kepada makhluk-Nya.

إِنَّهُ هُوَ الْعَزِيزُ الرَّحِيمُ

Sesungguhnya Dialah Yang Mahaperkasa lagi Maha Penyayang. (Ad-Dukhan: 42)

Yakni Dia Mahaperkasa lagi Yang mempunyai rahmat yang luas.


إِنَّ شَجَرَتَ ٱلزَّقُّومِ 43

(43) Sesungguhnya pohon zaqqum itu,

(43) 

Allah Swt. berfirman, menceritakan azab-Nya yang Dia timpakan kepada orang-orang kafir yang mendustakan hari perjumpaan dengan-Nya:

إِنَّ شَجَرَةَ الزَّقُّومِ مِ

Sesungguhnya pohon zaqqum itu. (Ad-Dukhan: 43)

Yakni banyak dosa dalam ucapan dan perbuatannya, sedangkan dia adalah orang yang kafir. Menurut apa yang diterangkan bukan hanya oleh seorang ulama, orang yang dimaksud adalah Abu Jahal. Tetapi memang tidak diragukan lagi bahwa dia termasuk orang yang diterangkan dalam ayat ini, hanya bukan khusus bagi dia saja.

Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Basysyar, telah menceritakan kepada kami Abdur Rahman, telah menceritakan kepada kami Sufyan, dari Al-A'masy, dari Ibrahim, dari Hammam ibnul Haris, bahwa Abu Darda mengajarkan kepada seseorang firman Allah Swt.: Sesungguhnya pohon zaqqum itu makanan orang yang banyak dosa. (Ad-Dukhan: 43) Lalu lelaki itu mengatakan bahwa zaqqum itu adalah makanan lain daripada yang lain. Maka Abu Darda r.a, mengatakan, "Katakanlah, bahwa sesungguhnya pohon zaqqum itu adalah makanan orang yang durhaka." yakni tiada makanan lain baginya selain dari buah pohon zaqqum.

Mujahid mengatakan, "Seandainya dijatuhkan satu tetes dari zaqqum itu ke bumi ini, niscaya semua penghidupan penduduk bumi menjadi rusak (tercemar) karenanya." Hal yang semisal telah disebutkan secara marfu'.

(Ad-Dukhan: 43-44)




طَعَامُ ٱلْأَثِيمِ 44

(44) makanan orang yang banyak berdosa.

(44) 

 طَعَامُ الأثِيمِ

Makanan orang yang banyak dosa. (Ad-Dukhan: 44)

Yakni banyak dosa dalam ucapan dan perbuatannya, sedangkan dia adalah orang yang kafir. Menurut apa yang diterangkan bukan hanya oleh seorang ulama, orang yang dimaksud adalah Abu Jahal. Tetapi memang tidak diragukan lagi bahwa dia termasuk orang yang diterangkan dalam ayat ini, hanya bukan khusus bagi dia saja.

Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Basysyar, telah menceritakan kepada kami Abdur Rahman, telah menceritakan kepada kami Sufyan, dari Al-A'masy, dari Ibrahim, dari Hammam ibnul Haris, bahwa Abu Darda mengajarkan kepada seseorang firman Allah Swt.: Sesungguhnya pohon zaqqum itu makanan orang yang banyak dosa. (Ad-Dukhan: 43) Lalu lelaki itu mengatakan bahwa zaqqum itu adalah makanan lain daripada yang lain. Maka Abu Darda r.a, mengatakan, "Katakanlah, bahwa sesungguhnya pohon zaqqum itu adalah makanan orang yang durhaka." yakni tiada makanan lain baginya selain dari buah pohon zaqqum.

Mujahid mengatakan, "Seandainya dijatuhkan satu tetes dari zaqqum itu ke bumi ini, niscaya semua penghidupan penduduk bumi menjadi rusak (tercemar) karenanya." Hal yang semisal telah disebutkan secara marfu'.

(Ad-Dukhan: 43-44)


كَٱلْمُهْلِ يَغْلِى فِى ٱلْبُطُونِ 45

(45) (Ia) sebagai kotoran minyak yang mendidih di dalam perut,

(45) 


Firman Allah Swt.:

كَالْمُهْلِ

(la) seperti kotoran minyak. (Ad-Dukhan: 45)

Seperti minyak yang keruh, yakni yang kotor.

يَغْلِي فِي الْبُطُونِ

Yang mendidih di dalam perut. (Ad-Dukhan: 45)

karena panasnya yang sangat dan karena sangat kotornya.

(Ad-Dukhan: 45-46)


كَغَلْىِ ٱلْحَمِيمِ 46

(46) seperti mendidihnya air yang amat panas.

(46) 

.

 كَغَلْيِ الْحَمِيمِ

Seperti mendidihnya air yang sangat panas. (Ad-Dukhan: 46)

karena panasnya yang sangat dan karena sangat kotornya.

(Ad-Dukhan: 45-46)


خُذُوهُ فَٱعْتِلُوهُ إِلَىٰ سَوَآءِ ٱلْجَحِيمِ 47

(47) Peganglah dia kemudian seretlah dia ke tengah-tengah neraka.

(47) 

Firman Allah Swt.:

خُذُوهُ

Peganglah dia. (Ad-Dukhan: 47)

Yakni orang kafir itu. Disebutkan dalam suatu riwayat bahwa apabila Allah berfirman kepada Malaikat Zabaniyah (juru siksa), "Peganglah dia!" Maka berebutan melaksanakannya sebanyak tujuh puluh ribu malaikat.

Firman Allah Swt.:

فَاعْتِلُوهُ

Kemudian seretlah dia. (Ad-Dukhan: 47)

Yaitu giringlah dia, seretlah dia, dan doronglah dia. Mujahid mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Peganglah dia, kemudian seretlah dia. (Ad-Dukhan: 47) Artinya, tangkaplah dia dan doronglah dia.

إِلَى سَوَاءِ الْجَحِيمِ

ke tengah-tengah neraka. (Ad-Dukhan: 47)

Yakni ke bagian tengah neraka.


ثُمَّ صُبُّوا۟ فَوْقَ رَأْسِهِۦ مِنْ عَذَابِ ٱلْحَمِيمِ 48

(48) Kemudian tuangkanlah di atas kepalanya siksaan (dari) air yang amat panas.

(48) 

ثُمَّ صُبُّوا فَوْقَ رَأْسِهِ مِنْ عَذَابِ الْحَمِيمِ

Kemudian tuangkanlah di atas kepalanya siksaan (dari) air yang amat panas. (Ad-Dukhan: 48)

Semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya:

يُصَبُّ مِنْ فَوْقِ رُءُوسِهِمُ الْحَمِيمُ. يُصْهَرُ بِهِ مَا فِي بُطُونِهِمْ وَالْجُلُودُ

Disiramkan air yang sedang mendidih ke atas kepala mereka, dengan air itu dihancur luluhkan segala apa yang ada dalam perut mereka dan juga kulit mereka. (Al-Hajj: 19-2)

Dalam pembahasan terdahulu telah disebutkan bahwa malaikat memukulinya dengan gada besi, hingga pecahlah kepalanya dan otaknya berhamburan, lalu dituangkan di atas kepalanya air yang mendidih. Kemudian air panas itu turun ke tubuhnya memasuki perutnya dan menghancurkan semua isi perutnya hingga menjulur sampai ke mata kakinya terkelupas. Semoga Allah melindungi kita dari azab neraka ini.


ذُقْ إِنَّكَ أَنتَ ٱلْعَزِيزُ ٱلْكَرِيمُ 49

(49) Rasakanlah, sesungguhnya kamu orang yang perkasa lagi mulia.

(49) 

Firman Allah Swt.:

ذُقْ إِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْكَرِيمُ

Rasakanlah, sesungguhnya kamu orang yang perkasa lagi mulia. (Ad-Dukhan: 49)

Yakni katakanlah kepadanya kalimat ini dengan nada mengecam dan mencemoohkan.

Ad-Dahhak telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a, bahwa makna yang dimaksud ialah 'engkau bukanlah orang yang perkasa, bukan pula orang yang mulia'.

Al-Umawi telah mengatakan di dalam kitab Magazi-nya, telah menceritakan kepada kami Asbat ibnu Muhammad, telah menceitakan kepada kami Abu Bakar Al-Huzali, dari Ikrimah yang menceritakan bahwa Rasulullah Saw. bersua dengan Abu Jahal la natullah. Maka Rasulullah Saw. bersabda kepadanya, "Sesungguhnya Allah Swt. telah memerintah­kan kepadaku untuk mengatakan kepadamu, 'Maka peringatilah orang yang dekat denganmu, dan peringatilah orang yang lebih dekat kepadamu, dan peringatilah orang yang terdekat denganmu." Maka Abu Jahal menarik bajunya dari tangan Nabi Saw, lalu berkata, "Engkau tidak akan mampu berbuat sesuatu terhadap diriku dan tidak pula temanmu itu. Sesungguhnya kamu telah mengetahui bahwa aku adalah orang yang terkuat di Bat-ha (Lembah Mekah) ini, akulah orang yang perkasa lagi mulia." Ikrimah melanjutkan kisahnya, bahwa lalu Abu jahal dibunuh oleh Allah Swt. dalam Perang Badar, dihinakan, dan dicela-Nya melalui kalimah-Nya. Dan Allah menurunkan firman-Nya: rasakanlah, sesungguhnya kamu orang yang perkasa lagi mulia. (Ad-Dukhan: 49)


إِنَّ هَٰذَا مَا كُنتُم بِهِۦ تَمْتَرُونَ 50

(50) Sesungguhnya ini adalah azab yang dahulu selalu kamu meragu-ragukannya.

(50) 

Adapun firman Allah Swt.:

إِنَّ هَذَا مَا كُنْتُمْ بِهِ تَمْتَرُونَ

Sesungguhnya ini adalah azab yang dahulu kamu meragu-ragukannya. (Ad-Dukhan: 50)

Semakna dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:

يَوْمَ يُدَعُّونَ إِلَى نَارِ جَهَنَّمَ دَعًّا. هَذِهِ النَّارُ الَّتِي كُنْتُمْ بِهَا تُكَذِّبُونَ أَفَسِحْرٌ هَذَا أَمْ أَنْتُمْ لا تُبْصِرُونَ

Pada hari mereka didorong ke neraka Jahanam dengan sekuat-kuatnya. (Dikatakan kepada mereka), "Inilah neraka yang dahulu kamu selalu mendustakannya." Maka apakah ini sihir? Ataukah kamu tidak melihat? (Ath-Thur: 13-15)

Karena itulah maka disebutkan dalam surat ini:

إِنَّ هَذَا مَا كُنْتُمْ بِهِ تَمْتَرُونَ

Sesungguhnya ini adalah azab yang dahulu kamu selalu meragu-ragukannya. (Ad-Dukhan: 50)


إِنَّ ٱلْمُتَّقِينَ فِى مَقَامٍ أَمِينٍۢ 51

(51) Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam tempat yang aman,

(51) 

Setelah menyebutkan keadaan yang dialami oleh orang-orang yang celaka, lalu Allah Swt. meyebutkan keadaan yang di alami oleh orang-orang yang berbahagia. Karena itulah maka Al-Qur'an dijuluki dengan gelar Ma'sani. Untuk itu Allah Swt. berfirman:

إِنَّ الْمُتَّقِينَ

Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa. (Ad-Dukhan: 51)

Yakni ketika di dunianya.

فِي مَقَامٍ أَمِينٍ

berada dalam tempat yang aman. (Ad-Dukhan: 51)

Yaitu, di akhirat.

Tempat yang dimaksud adalah di dalam surga, mereka aman di dalamya dari kematian dan terusir, juga dari sedih, kaget, lelah, dan cape, aman dari setan dan tipuannya,serta aman dari segala musibah dan malapetaka.


فِى جَنَّٰتٍۢ وَعُيُونٍۢ 52

(52) (yaitu) di dalam taman-taman dan mata-air-mata-air;

(52) 

فِي جَنَّاتٍ وَعُيُونٍ

(yaitu) di dalam taman-taman dan mata air-mata air. (Ad-Dukhan:52)

Ini merupakan kebalikan dari apa yang dialami oleh orang-orang musyrik di dalam neraka yang mendapatkan zaqqum dan minuman air yang panas mendidih.


يَلْبَسُونَ مِن سُندُسٍۢ وَإِسْتَبْرَقٍۢ مُّتَقَٰبِلِينَ 53

(53) mereka memakai sutera yang halus dan sutera yang tebal, (duduk) berhadap-hadapan,

(53) 

Firman Allah Swt:

يَلْبَسُونَ مِنْ سُنْدُسٍ وَإِسْتَبْرَقٍ

mereka memakai sutra yang halus dan sutra yang tebal, (duduk) berhadap-hadapan. (Ad-Dukhan: 53)

Sundus artinya kain sutra yang tipis untuk dipakai sebagai baju gamis dan baju luar lainnya. Istibraq artinya kain sutra tebal lagi mengkilap yang dipakai sebagai hiasan dan aksesoris. mereka mengenakan kain sutra dan duduk di atas dipan-dipan dengan berhadap-hadapan.


كَذَٰلِكَ وَزَوَّجْنَٰهُم بِحُورٍ عِينٍۢ 54

(54) demikianlah. Dan Kami berikan kepada mereka bidadari.

(54) 

Firman Allah Swt.:

كَذَلِكَ وَزَوَّجْنَاهُمْ بِحُورٍ عِينٍ

demikianlah. Dan Kami berikan kepada mereka bidadari. (Ad-Dukhan: 54)

Yakni di samping pemberian tersebut, juga Kami berikan kepada mereka istri-istri yang cantik-cantik dari bidadari-bidadari yang bermata jeli, yang

لَمْ يَطْمِثْهُنَّ إِنْسٌ قَبْلَهُمْ وَلا جَانٌّ

tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni surga yang menjadi suami mereka) dan tidak pula oleh jin. (Ar-Rahman: 56)

كَأَنَّهُنَّ الْيَاقُوتُ وَالْمَرْجَانُ

Seakan-akan bidadari itu permata yaqut dan marjan. (Ar-Rahman: 58)

هَلْ جَزَاءُ الإحْسَانِ إِلا الإحْسَانُ

Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula). (Ar-Rahman: 6)

قَالَ ابْنُ أَبِي حَاتِمٍ: حَدَّثَنَا أَبِي، حَدَّثَنَا نُوحُ بْنُ حَبِيبٍ، حَدَّثَنَا نَصْرُ بْنُ مُزَاحِمٍ الْعَطَّارُ، حَدَّثَنَا عُمَرُ بْنُ سَعْدٍ، عَنْ رَجُلٍ عَنْ أَنَسٍ -رَفَعَهُ نُوحٌ-قَالَ: لَوْ أَنَّ حَوْرَاءَ بَزَقَت فِي بَحْرٍ لُجِّي، لعَذُبَ ذَلِكَ الْمَاءُ لِعُذُوبَةِ رِيقِهَا

Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Nuh ibnu Habib, telah menceritakan kepada kami Nasr ibnu muzahim Al-Attar, telah menceritakan kepada kami Umar ibnu Sa'd, dari seorang lelaki, dari Anas r.a. yang me-rafa'-kannya, "Seandainya seorang bidadari meludah di lautan yang luas, niscaya air laut itu menjadi tawar karena keharuman air ludahnya."


يَدْعُونَ فِيهَا بِكُلِّ فَٰكِهَةٍ ءَامِنِينَ 55

(55) Di dalamnya mereka meminta segala macam buah-buahan dengan aman (dari segala kekhawatiran),

(55) 

Firman Allah Swt.:

يَدْعُونَ فِيهَا بِكُلِّ فَاكِهَةٍ آمِنِينَ

Di dalamnya mereka meminta segala macam buah-buahan dengan aman (dari segala kekhawatiran). (Ad-Dukhan: 55)

yakni apa pun yang mereka minta dari berbagai macam buah-buahan, pasti didatangkan bagi mereka, sedangkan mereka merasa aman, tidak khawatir kehabisan ataupun dilarang. Bahkan manakala mereka meminta, pasti didatangkan kepada mereka.


لَا يَذُوقُونَ فِيهَا ٱلْمَوْتَ إِلَّا ٱلْمَوْتَةَ ٱلْأُولَىٰ ۖ وَوَقَىٰهُمْ عَذَابَ ٱلْجَحِيمِ 56

(56) mereka tidak akan merasakan mati di dalamnya kecuali mati di dunia. Dan Allah memelihara mereka dari azab neraka,

(56) 

Firman Allah Swt.:

لَا يَذُوقُونَ فِيهَا الْمَوْتَ إِلا الْمَوْتَةَ الأولَى

mereka tidak akan merasakan mati di dalamnya kecuali mati di dunia. (Ad-Dukhan: 56)

Ini merupakan istisna yang menguatkan nafi, karena sesungguhnya ungkapan ini adalah istisna munqati', yang artinya ialah mereka tidak akan merasakan mati lagi di dalam surga untuk selama-lamanya. Seperti yang disebutkan di dalam kitab Sahihain, bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:

"يُؤْتَى بِالْمَوْتِ فِي صُورَةِ كَبْشٌ أَمْلَحُ، فَيُوقَفُ بَيْنَ الْجَنَّةِ وَالنَّارِ ثُمَّ يُذْبَحُ، ثُمَّ يُقَالُ: يَا أَهْلَ الْجَنَّةِ خُلُودٌ فَلَا مَوْتَ، وَيَا أَهْلَ النَّارِ خُلُودٌ فَلَا مَوْتَ"

maut didatangkan dalam rupa kambing gibasy yang bertanduk, lalu dihentikan di antara surga dan neraka, kemudian disembelih, dan dikatakan, "Hai ahli surga, kekallah, tiada kematian lagi. Hai ahli neraka, kekallah tiada kematian lagi.”

Dalam tafsir surat Maryam a.s, hadis ini telah dikemukakan.

قَالَ عَبْدُ الرَّزَّاقِ: حَدَّثَنَا سُفْيَانُ الثَّوْرِيُّ، عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ، عَنْ أَبِي مُسْلِمٍ الْأَغَرِّ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ وَأَبِي هُرَيْرَةَ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، قَالَا قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "يُقَالُ لِأَهْلِ الْجَنَّةِ: إِنْ لَكُمْ أَنْ تَصِحُّوا فَلَا تَسْقَمُوا أَبَدًا، وَإِنَّ لَكُمْ أَنْ تَعِيشُوا فَلَا تَمُوتُوا أَبَدًا، وَإِنَّ لَكُمْ أَنْ تَنْعَمُوا فَلَا تَبْأسوا أَبَدًا، وَإِنَّ لَكُمْ أَنْ تَشِبُّوا فَلَا تَهْرَمُوا أَبَدًا".

Abdur Razzaq mengatakan, telah menceritakan kepada kami Sufyan As-Sauri, dari Abu Ishaq, dari Abu Muslim Al-Agar, dari Abu Sa'id dan Abu Hurairah r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Dikatakan kepada ahli surga, "Sesungguhnya kalian akan tetap sehat dan tidak akan sakit selama-lamanya, dan sesungguhnya kalian akan tetap hidup dan tidak akan mati selama-lamanya. Dan kalian akan hidup dengan nikmat, dan tidak akan sengsara selama-lamanya. Dan kalian akan tetap muda dan tidak akan tua lagi selama-lamanya.”

Imam Muslim meriwayatkan hadis ini dari Ishaq ibnu Rahawaih dan Abd ibnu Humaid, keduanya dari Abdur Razzaq dengan sanad yang sama. Abu Ishaq dan ulama Iraq menyebut Abu Muslim Al-Agar, sedangkan ulama Madinah menyebutnya Abu Abdullah Al-Agar.

قَالَ أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي دَاوُدَ السِّجِسْتَانِيُّ: حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ حَفْصٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ إِبْرَاهِيمَ بْنِ طَهْمَان، عَنِ الْحَجَّاجِ -هُوَ ابْنُ حَجَّاجٍ -عَنْ عُبَادَةَ ، عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "مَنِ اتَّقَى اللَّهَ دَخَلَ الْجَنَّةَ، يَنْعَمُ فِيهَا وَلَا يَبْأَسُ، وَيَحْيَا فِيهَا فَلَا يَمُوتُ، لَا تَبْلَى ثِيَابُهُ، وَلَا يَفْنَى شَبَابُهُ"

Abu Bakar ibnu Abu Daud As-Sijistani mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Hafs, dari ayahnya, dari Ibrahim ibnu Tuhman, dari Al-Hajjaj (yakni Ibnu Hajjaj), dari Ubadah, dari Ubaidillah ibnu Amr, dari Abu Hurairah r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Barang siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya masuk surga. Dia hidup nikmat di dalamnya dan tidak akan sengsara, dan ia hidup kekal di dalamnya tidak akan mati, dan pakaiannya tidak akan rusak serta kemudaannya tidakakan luntur (hilang).

قَالَ أَبُو الْقَاسِمِ الطَّبَرَانِيُّ: حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ يَحْيَى، حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ مُحَمَّدٍ النَّاقِدُ، حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ عُبَيْدِ اللَّهِ الرَّقِّيُّ، حَدَّثَنَا مُصْعَبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، حَدَّثَنَا عِمْرَانُ بْنُ الرَّبِيعِ الْكُوفِيُّ، عَنْ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ الْأَنْصَارِيِّ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ المُنْكَدِر، عَنْ جَابِرٍ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: سُئل نَبِيُّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَيَنَامُ أَهْلُ الْجَنَّةِ؟ فَقَالَ: "النَّوْمُ أَخُو الْمَوْتِ، وَأَهْلُ الْجَنَّةِ لَا يَنَامُونَ"

Abul Qasim At-Tabrani mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Yahya, telah menceritakan kepada kami Amr ibnu Muhammad An-Naqid, telah menceritakan kepada kami salim ibnu Abdullah Ar-Ruqqi, telah menceritakan kepada kami Mus'ab ibnu Ibrahim, telah menceritakan kepada kami Imran ibnur Rabi' Al-Kufi, dari Yahya ibnu Sa'id Al-Ansari, dari Muhammad ibnul Munkadir, dari Jabir r.a. yang mengatakan bahwa Nabi Saw. pernah ditanya, "Apakah ahli surga tidur?" Nabi Saw. menjawab: Tidur itu adalah saudaranya mati, maka ahli surga itu tidak tidur.

Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Abu Bakar ibnu Murdawaih di dalam kitab tafsirnya:

حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ الْقَاسِمِ بْنِ صَدَقَةَ الْمِصْرِيُّ، حَدَّثَنَا الْمِقْدَامُ بْنُ دَاوُدَ، حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الْمُغِيرَةِ، حَدَّثَنَا سُفْيَانُ الثَّوْرِيُّ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ الْمنكَدِر، عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "النَّوْمُ أَخُو الْمَوْتِ، وَأَهْلُ الْجَنَّةِ لَا يَنَامُونَ"

bahwa telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnul Qasim ibnu Sadaqah Al-Masri, telah menceritakan kepada kami Al-Miqdam ibnu Daud, telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnul Mugirah, telah menceritakan kepada kami Sufyan As-Sauri, dari Muhammad ibnul Munkadir, dari Jabir ibnu Abdullah r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Tidur itu saudaranya mati, maka ahli surga tidak tidur.

Abu Bakar Al-Bazzar mengatakan di dalam kitab musnadnya:

حَدَّثَنَا الْفَضْلُ بْنُ يَعْقُوبَ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يُوسُفَ الفِريابي، عَنْ سُفْيَانَ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ الْمُنْكَدِرِ، عَنْ جَابِرٍ قَالَ: قِيلَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، هَلْ يَنَامُ أَهْلُ الْجَنَّةِ؟ قَالَ: "لَا النَّوْمُ أَخُو الْمَوْتِ"

telah menceritakan kepada kami Al-Fadl ibnu Ya'qub, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Yusuf Al-Faryabi, dari Sufyan, dari Muhammad ibnul Munkadir, dari Jabir r.a. yang mengatakan bahwa pernah ditanyakan, "Wahai Rasulullah, apakah ahli surga itu tidur?" Rasulullah Saw. menjawab: Tidak, tidur itu adalah saudaranya mati.

Kemudian Al-Bazzar mengatakan bahwa kami tidak mengetahui ada seseorang yang meng-isnad-kan hadis ini dari Ibnul Munkadir, dari Jabir r.a. selain As-Sauri, dan tiada pula yang dari As-Sauri selain Al-Faryabi. Demikianlah menurutnya, dan mengenai perselisihan dalam hal ini telah disebutkan sebelumnya; hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui.

Firman Allah Swt.:

وَوَقَاهُمْ عَذَابَ الْجَحِيمِ

Dan Allah memelihara mereka dari azab neraka. (Ad-Dukhan: 56)

Yakni selain mendapatkan nikmat yang besar lagi kekal ini, mereka dipelihara dari azab yang pedih, yaitu azab neraka Jahim dan Allah menyelamatkan mereka serta menjauhkan mereka dari azab itu. Dengan demikian, berarti mereka memperoleh yang diinginkan dan diselamatkan dari yang ditakutkan. Karena itulah disebutkan dalam firman berikutnya:


فَضْلًۭا مِّن رَّبِّكَ ۚ ذَٰلِكَ هُوَ ٱلْفَوْزُ ٱلْعَظِيمُ 57

(57) sebagai karunia dari Tuhanmu. Yang demikian itu adalah keberuntungan yang besar.

(57) 

فَضْلا مِنْ رَبِّكَ ذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ

sebagai karunia dari Tuhanmu. Yang demikian itu adalah keberuntungan yang besar. (Ad-Dukhan: 57)

Yakni sesungguhnya hal itu mereka peroleh hanyalah berkat karunia dan kebaikan Allah kepada mereka, seperti yang disebutkan di dalam hadis sahih dari Rasulullah Saw. yang telah bersabda:

"اعْمَلُوا وَسَدِّدُوا وَقَارِبُوا، وَاعْلَمُوا أَنَّ أَحَدًا لَنْ يُدخله عَمَلُهُ الْجَنَّةَ" قَالُوا: وَلَا أَنْتَ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: "وَلَا أَنَا إِلَّا أَنْ يتغمَّدني اللَّهُ بِرَحْمَةٍ مِنْهُ وَفَضْلٍ"

Beramallah, luruskanlah dan dekatkanlah kalian, dan ketahuilah bahwa seseorang tidak akan dapat dimasukkan ke dalam surga oleh amalnya! Para sahabat bertanya, "Dan tidak pula engkau, wahai Rasulullah?" Rasulullah Saw. menjawab: Dan tidak pula aku, terkecuali jika Allah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepadaku.


فَإِنَّمَا يَسَّرْنَٰهُ بِلِسَانِكَ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ 58

(58) Sesungguhnya Kami mudahkan Al Quran itu dengan bahasamu supaya mereka mendapat pelajaran.

(58) 


Firman Allah Swt.:

فَإِنَّمَا يَسَّرْنَاهُ بِلِسَانِكَ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ

Sesungguhnya Kami mudahkan Al-Qur’an itu dengan bahasamu supaya mereka mendapat pelajaran. (Ad-Dukhan: 58)

Yakni sesungguhnya Kami menjadikan Al-Qur'an yang Kami turunkan ini mudah, jelas, terang, dan gamblang dengan memakai bahasamu yang merupakan bahasa yang paling fasih, paling jelas, paling indah, dan paling tinggi.

لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ

supaya mereka mendapat pelajaran. (Ad-Dukhan: 58)

Yaitu agar mereka memahaminya dan mengamalkannya.

Kemudian setelah Al-Qur'an demikian jelas dan terangnya, ternyata masih ada sebagian manusia yang kafir dan menentang serta ingkar. Maka Allah Swt. menghibur hati Rasul-Nya seraya menjanjikan kepadanya akan diberi pertolongan oleh-Nya, dan mengancam orang-orang yang mendustakannya bahwa mereka akan kalah dan binasa. Untuk itu Allah Swt. berfirman dalam ayat berikutnya:


فَٱرْتَقِبْ إِنَّهُم مُّرْتَقِبُونَ 59

(59) Maka tunggulah; sesungguhnya mereka itu menunggu (pula).

(59) 


فَارْتَقِبْ

Maka tunggulah. (Ad-Dukhan: 59)

Maksudnya, nantikanlah.

إِنَّهُمْ مُرْتَقِبُونَ

sesungguhnya mereka itu menunggu (pula). (Ad-Dukhan: 59)

Yakni kelak mereka akan mengetahui siapakah yang akan mendapat pertolongan, kemenangan, dan kalimah yang tinggi di dunia dan akhirat. Sesungguhnya semuanya itu hanyalah bagimu, hai Muhammad, dan bagi saudara-saudaramu dari kalangan para nabi dan para rasul serta orang-orang yang mengikutimu dari kalangan kaum mukmin. Seperti yang disebutkan oleh Allah Swt. dalam ayat lain melalui firman-Nya:

كَتَبَ اللَّهُ لأغْلِبَنَّ أَنَا وَرُسُلِي إِنَّ اللَّهَ قَوِيٌّ عَزِيزٌ

Allah telah menetapkan, "Aku dan rasul-rasul-Kupasti menang.” (Al-Mujadilah: 21). hingga akhir ayat.

Dan firman Allah Swt.:

إِنَّا لَنَنْصُرُ رُسُلَنَا وَالَّذِينَ آمَنُوا فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَيَوْمَ يَقُومُ الأشْهَادُ يَوْمَ لَا يَنْفَعُ الظَّالِمِينَ مَعْذِرَتُهُمْ وَلَهُمُ اللَّعْنَةُ وَلَهُمْ سُوءُ الدَّارِ

Sesungguhnya Kami menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (hari kiamat), (yaitu) hari yang tidak berguna bagi orang-orang zalim permintaan maafnya dan bagi merekalah laknat dan bagi merekalah tempat tinggal yang buruk. (Al-Mu’min: 51-52)