47 - محمد - Muhammad

Juz : 26

Muhammad
Medinan

إِنَّ ٱللَّهَ يُدْخِلُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ جَنَّٰتٍۢ تَجْرِى مِن تَحْتِهَا ٱلْأَنْهَٰرُ ۖ وَٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ يَتَمَتَّعُونَ وَيَأْكُلُونَ كَمَا تَأْكُلُ ٱلْأَنْعَٰمُ وَٱلنَّارُ مَثْوًۭى لَّهُمْ 12

(12) Sesungguhnya Allah memasukkan orang-orang mukmin dan beramal saleh ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Dan orang-orang kafir bersenang-senang (di dunia) dan mereka makan seperti makannya binatang. Dan jahannam adalah tempat tinggal mereka.

(12) 


Kemudian Allah Swt. berfirman:

إِنَّ اللَّهَ يُدْخِلُ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأنْهَارُ

Sesungguhnya Allah memasukkan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. (Muhammad: 12)

Yakni pada hari kiamat nanti.

وَالَّذِينَ كَفَرُوا يَتَمَتَّعُونَ وَيَأْكُلُونَ كَمَا تَأْكُلُ الأنْعَامُ

Dan orang-orang yang kafir itu bersenang-senang (di dunia) dan mereka makan seperti makannya binatang-binatang. (Muhammad: 12)

Yaitu dalam kehidupan dunia mereka senang, dan mereka hidup hanya untuk makan sebagaimana binatang makan, yakni tujuan mereka hanyalah makan dan bersenang-senang dalam dunia ini. Karena itulah disebutkan dalam hadis sahih melalui sabda Rasulullah Saw. yang mengatakan:

"الْمُؤْمِنُ يَأْكُلُ فِي مِعيّ وَاحِدٍ، وَالْكَافِرُ يَأْكُلُ فِي سَبْعَةِ أَمْعَاءٍ"

Orang yang mukmin makan dengan satu perut, sedangkan orang kafir makan dengan tujuh perut.

Kemudian disebutkan dalam firman berikutnya:

وَالنَّارُ مَثْوًى لَهُمْ

Dan neraka adalah tempat tinggal mereka. (Muhammad: 12)

Yakni di hari mereka mendapat pembalasan.


وَكَأَيِّن مِّن قَرْيَةٍ هِىَ أَشَدُّ قُوَّةًۭ مِّن قَرْيَتِكَ ٱلَّتِىٓ أَخْرَجَتْكَ أَهْلَكْنَٰهُمْ فَلَا نَاصِرَ لَهُمْ 13

(13) Dan betapa banyaknya negeri yang (penduduknya) lebih kuat dari pada (penduduk) negerimu (Muhammad) yang telah mengusirmu itu. Kami telah membinasakan mereka, maka tidak ada seorang penolongpun bagi mereka.

(13) 


Firman Allah Swt.:

وَكَأَيِّنْ مِنْ قَرْيَةٍ هِيَ أَشَدُّ قُوَّةً مِنْ قَرْيَتِكَ الَّتِي أَخْرَجَتْكَ

Dan betapa banyaknya negeri-negeri yang (penduduknya) lebih kuat daripada (penduduk) negerimu (Muhammad) yang telah mengusirmu itu. (Muhammad: 13)

Yakni penduduk Mekah.

أَهْلَكْنَاهُمْ فَلا نَاصِرَ لَهُمْ

Kami telah membinasakan mereka; maka tidak ada seorang penolongpun bagi mereka. (Muhammad: 13)

Ini merupakan peringatan yang keras dan ancaman yang kuat ditujukan kepada penduduk Mekah karena mereka telah mendustakan rasul-Nya, padahal dia adalah penghulu para rasul dan penutup para nabi. Apabila Allah telah membinasakan umat-umat yang dahulu telah mendustakan rasul-rasul yang sebelumnya, padahal mereka jauh lebih kuat daripada orang-orang musyrik Mekah. Maka apakah yang akan dilakukan oleh Allah Swt. terhadap mereka di dunia dan akhirat, yakni bagaimanakah prasangka mereka terhadap kenyataan ini? Dan jika Allah membebaskan sejumlah besar dari mereka dari hukuman di dunia berkat keberadaan Rasulullah Saw. Nabi pembawa rahmat, maka sesungguhnya azab akan dipenuhi terhadap orang-orang kafir itu di hari mereka dikembalikan kepada-Nya.

يُضَاعَفُ لَهُمُ الْعَذَابُ مَا كَانُوا يَسْتَطِيعُونَ السَّمْعَ وَمَا كَانُوا يُبْصِرُونَ

Siksaan itu dilipatgandakan kepada mereka. Mereka selalu tidak dapat mendengar (kebenaran) dan mereka selalu tidak dapat melihat (nya). (Hud: 2)

Adapun firman Allah Swt.:

مِنْ قَرْيَتِكَ الَّتِي أَخْرَجَتْكَ

dari (penduduk) negerimu (Muhammad) yang telah mengusirmu itu. (Muhammad: 13)

Yakni orang-orang yang telah mengusirmu dari kalangan mereka.

قَالَ ابْنُ أَبِي حَاتِمٍ: ذَكَرَ أَبِي، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ الْأَعْلَى، عَنِ الْمُعْتَمِرُ بْنُ سُلَيْمَانَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ حَنَش ، عَنْ عِكْرِمَةَ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ: أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمَّا خَرَجَ مِنْ مَكَّةَ إِلَى الْغَارِ أُرَاهُ قَالَ: الْتَفَتَ إِلَى مَكَّةَ -وَقَالَ: "أَنْتِ أَحَبُّ بِلَادِ اللَّهِ إِلَى اللَّهِ، وَأَنْتِ أَحَبُّ بِلَادِ اللَّهِ إِلَيَّ، وَلَوْ أَنَّ الْمُشْرِكِينَ لَمْ يُخْرِجُونِي لَمْ أَخْرُجْ مِنْكِ"

Ibnu Abu Hatim mengatakan bahwa ayahnya telah meriwayatkan dari Muhammad ibnu Abdul Ala, dari Al-Mu'tamir ibnu Sulaiman, dari ayahnya, dari Hanasy, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas r.a., bahwa Nabi Saw. ketika keluar dari Mekah menuju ke gua tempat persembunyiannya. Ketika sampai di gua itu beliau menoleh ke arah Mekah, lalu berkata: Sesungguhnya engkau adalah negeri Allah yang paling disukai oleh-Nya, dan engkau adalah negeri Allah yang paling aku sukai; seandainya orang-orang musyrik itu (penduduknya) tidak mengusirku, aku tidak akan keluar meninggalkanmu.

Musuh yang paling dimurkai ialah orang yang memusuhi Allah di tanah suci-Nya, atau memerangi orang yang tidak bersalah. Maka Allah menurunkan firman-Nya:

وَكَأَيِّنْ مِنْ قَرْيَةٍ هِيَ أَشَدُّ قُوَّةً مِنْ قَرْيَتِكَ الَّتِي أَخْرَجَتْكَ أَهْلَكْنَاهُمْ فَلا نَاصِرَ لَهُمْ

Dan betapa banyaknya negeri-negeri yang (penduduknya) lebih kuat daripada (penduduk) negerimu (Muhammad) yang telah mengusirmu itu. Kami telah membinasakan mereka; maka tidak ada seorang penolong pun bagi mereka. (Muhammad: 13)


أَفَمَن كَانَ عَلَىٰ بَيِّنَةٍۢ مِّن رَّبِّهِۦ كَمَن زُيِّنَ لَهُۥ سُوٓءُ عَمَلِهِۦ وَٱتَّبَعُوٓا۟ أَهْوَآءَهُم 14

(14) Maka apakah orang yang berpegang pada keterangan yang datang dari Rabbnya sama dengan orang yang (shaitan) menjadikan dia memandang baik perbuatannya yang buruk itu dan mengikuti hawa nafsunya?

(14) 

Firman Allah Swt.:

أَفَمَنْ كَانَ عَلَى بَيِّنَةٍ مِنْ رَبِّهِ

Maka apakah orang yang berpegang pada keterangan yang datang dari Tuhannya. (Muhammad: 14)

Yakni berada dalam keyakinan dan pengetahuan tentang perintah Allah dan agama-Nya melalui apa yang diturunkan oleh Allah Swt. di dalam Kitab-Nya, berupa hidayah dan ilmu serta fitrah yang lurus yang telah dijadikan oleh Allah Swt. di dalam dirinya.

كَمَنْ زُيِّنَ لَهُ سُوءُ عَمَلِهِ وَاتَّبَعُوا أَهْوَاءَهُمْ

sama dengan orang yang (setan) menjadikan dia memandang baik perbuatannya yang buruk itu dan mengikuti hawa nafsunya. (Muhammad: 14)

Sebagai jawabannya dapat dikatakan bahwa jelas tidak sama, semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya:

أَفَمَنْ يَعْلَمُ أَنَّمَا أُنزلَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ الْحَقُّ كَمَنْ هُوَ أَعْمَى

Adakah orang yang mengetahui bahwasanya apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu itu benar sama dengan orang yang buta? (Ar-Ra'd: 19)

Dan firman Allah Swt.:

لَا يَسْتَوِي أَصْحَابُ النَّارِ وَأَصْحَابُ الْجَنَّةِ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ هُمُ الْفَائِزُونَ

Tiada sama penghuni-penghuni neraka dengan penghuni-penghuni surga; penghuni-penghuni surga itulah orang-orang yang beruntung. (Al-Hasyr: 2)



مَّثَلُ ٱلْجَنَّةِ ٱلَّتِى وُعِدَ ٱلْمُتَّقُونَ ۖ فِيهَآ أَنْهَٰرٌۭ مِّن مَّآءٍ غَيْرِ ءَاسِنٍۢ وَأَنْهَٰرٌۭ مِّن لَّبَنٍۢ لَّمْ يَتَغَيَّرْ طَعْمُهُۥ وَأَنْهَٰرٌۭ مِّنْ خَمْرٍۢ لَّذَّةٍۢ لِّلشَّٰرِبِينَ وَأَنْهَٰرٌۭ مِّنْ عَسَلٍۢ مُّصَفًّۭى ۖ وَلَهُمْ فِيهَا مِن كُلِّ ٱلثَّمَرَٰتِ وَمَغْفِرَةٌۭ مِّن رَّبِّهِمْ ۖ كَمَنْ هُوَ خَٰلِدٌۭ فِى ٱلنَّارِ وَسُقُوا۟ مَآءً حَمِيمًۭا فَقَطَّعَ أَمْعَآءَهُمْ 15

(15) (Apakah) perumpamaan (penghuni) jannah yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa yang di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tiada berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang tidak berubah rasanya, sungai-sungai dari khamar yang lezat rasanya bagi peminumnya dan sungai-sungai dari madu yang disaring; dan mereka memperoleh di dalamnya segala macam buah-buahan dan ampunan dari Rabb mereka, sama dengan orang yang kekal dalam jahannam dan diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong ususnya?

(15) 

Kemudian Allah Swt. berfirman:

مَثَلُ الْجَنَّةِ الَّتِي وُعِدَ الْمُتَّقُونَ

(Apakah) perumpamaan surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa. (Muhammad: 15)

Menurut Ikrimah, makna yang dimaksud ialah sifat-sifat surga.

فِيهَا أَنْهَارٌ مِنْ مَاءٍ غَيْرِ آسِنٍ

yang di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tiada berubah rasa dan baunya. (Muhammad: 15)

Menurut Ibnu Abbas, Al-Hasan, dan Qatadah, makna yang dimaksud ialah airnya tidak berubah rasa dan baunya.

Qatadah, Ad-Dahhak, dan Ata Al-Khurrasani mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah tidak bau.

Orang-orang Arab mengatakan terhadap air yang berubah baunya dengan sebutan asin. Di dalam hadis yang marfu' yang diketengahkan oleh Ibnu Abu Hatim, gairu asin artinya yang jernih dan tidak keruh.

Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Sa'id Al-Asyaj, telah menceritakan kepada kami Waki', dari Al-A'masy, dari Abdullah ibnu Murrah, dari Masruq yang mengatakan bahwa Abdullah ibnu Mas'ud r.a. telah mengatakan bahwa sungai-sungai di surga itu berhulu dari gunung minyak kesturi.

وَأَنْهَارٌ مِنْ لَبَنٍ لَمْ يَتَغَيَّرْ طَعْمُهُ

dan sungai-sungai dari air susu yang tiada berubah rasanya. (Muhammad: 15)

Bahkan warnanya sangat keruh dan rasanya sangat manis lagi berlemak Di dalam sebuah hadis marfu' disebutkan:

"لَمْ يَخْرُجْ مِنْ ضُرُوع الْمَاشِيَةِ".

Tidak dikeluarkan dari tetek hewan ternak.

Firman Allah Swt.:

وَأَنْهَارٌ مِنْ خَمْرٍ لَذَّةٍ لِلشَّارِبِينَ

dan sungai-sungai dari khamr yang lezat rasanya bagi peminumnya. (Muhammad: 15)

Yakni bau dan rasanya tidak buruk seperti yang ada pada khamr di dunia melainkan warna, bau, rasa, dan pengaruhnya sangat baik. Seperti yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:

لَا فِيهَا غَوْلٌ وَلا هُمْ عَنْهَا يُنزفُونَ

Tidak ada dalam khamr itu alkohol dan mereka tiada mabuk karena (meminum)nya. (Ash-Shaffat: 47)

لَا يُصَدَّعُونَ عَنْهَا وَلا يُنزفُونَ

mereka tidak pening karenanya dan tidak pula mabuk (Al-Waqi'ah: 19)

Dan firman Allah Swt.:

بَيْضَاءَ لَذَّةٍ لِلشَّارِبِينَ

(Warnanya) putih bersih, sedap rasanya bagi orang-orang vanz minum. (Ash-Shaffat: 46)

Di dalam hadis Marfu’ disebutkan:

"لَمْ تَعْصُرْهَا الرِّجَالُ بِأَقْدَامِهَا".

Tidak diperas dengan kaki-kaki kaum lelaki.

وَأَنْهَارٌ مِنْ عَسَلٍ مُصَفًّى

dan sungai-sungai dari madu yang disaring. (Muhammad: 15)

Yaitu sangat jernih, indah warnanya, rasanya, dan baunya. Di dalam hadis yang marfu' disebutkan:

"لَمْ يَخْرُجْ مِنْ بُطُونِ النَّحْلِ"

yang bukan dikeluarkan dari perut lebah.

قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ، أَخْبَرَنَا الجُريري، عَنْ حَكِيمِ بْنِ مُعَاوِيَةَ، عَنْ أَبِيهِ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: "فِي الْجَنَّةِ بَحْرُ اللَّبَنِ، وَبَحْرُ الْمَاءِ، وَبَحْرُ الْعَسَلِ، وَبَحْرُ الْخَمْرِ، ثُمَّ تَشَقَّقُ الْأَنْهَارُ مِنْهَا بَعْدُ"

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yazid ibnu Harun, telah menceritakan kepada kami Al-Jariri, dari Hakim ibnu Mu'awiyah, dari ayahnya yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar Rasulullah Saw. bersabda: Di dalam surga terdapat sungai susu, sungai air, sungai madu, dan sungai khamr, kemudian semua sungai terbelah darinya sesudah itu.

Imam Turmuzi telah meriwayatkannya di dalam Sifatul Jannah, dari Muhammad ibnu Yasar, dari Yazid ibnu Harun, dari Sa'id ibnu Abu Iyas Al-Jariri, dan Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini hasan.

قَالَ أَبُو بَكْرِ بْنُ مَرْدَوَيْهِ حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ عَاصِمٍ، حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ النُّعْمَانِ، حَدَّثَنَا مُسْلِمُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، حَدَّثَنَا الْحَارِثُ بْنُ عُبَيْدٍ أَبُو قُدَامَةَ الْإِيَادِيُّ، حَدَّثَنَا أَبُو عِمْرَانَ الْجَوْنِيُّ، عَنْ أَبِي بَكْرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ قَيْسٍ، عَنْ أَبِيهِ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "هَذِهِ الْأَنْهَارُ تَشخُبُ مِنْ جَنَّةِ عَدْنٍ فِي جَوْبَة، ثُمَّ تَصَدَّعُ بَعْدُ أَنْهَارًا"

Abu Bakar ibnu Murdawaih mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Muhammad ibnu Asim, telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Muhammad ibnunNu'man, telah menceritakan kepada kami Muslim ibnu Ibrahim, telah menceritakan kepada kami Al-Haris ibnu Ubaid Abu Qudamah Al-Ayadi, telah menceritakan kepada kami Abu Imran Al-Juni, dari Abu Bakar ibnu Abdullah ibnu Qais, dari ayahnya yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Sungai-sungai ini mengalir dari surga 'Adn dari mata air yang ada di dalamnya, kemudian terbelah menjadi banyak sungai sesudahnya.

Di dalam hadis sahih disebutkan:

"إِذَا سَأَلْتُمُ اللَّهَ فَاسْأَلُوهُ الْفِرْدَوْسَ، فَإِنَّهُ أَوْسَطُ الْجَنَّةِ وَأَعْلَى الْجَنَّةِ، وَمِنْهُ تُفَجَّر أَنْهَارُ الْجَنَّةِ، وَفَوْقَهُ عَرْشُ الرَّحْمَنِ"

Apabila kalian meminta kepada Allah, mintalah surga Firdaus kepada-Nya, karena sesungguhnya Firdaus adalah surga yang paling tengah dan paling tinggi; darinya mengalir semua sungai di surga, dan di atasnya terdapat Arasy Tuhan Yang Maha Pemurah.

قَالَ الْحَافِظُ أَبُو الْقَاسِمِ الطَّبَرَانِيُّ: حَدَّثَنَا مُصْعَبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ بْنِ حَمْزَةَ الزُّبَيْرِيُّ، وَعَبْدُ اللَّهِ بْنُ الصفر السُّكَّرِيُّ قَالَا حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ الْمُنْذِرِ الْحِزَامِيُّ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ الْمُغِيرَةِ، حَدَّثَنِي عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ عَيَّاشٍ، عَنْ دَلْهَمِ بْنِ الْأَسْوَدِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ حَاجِبِ بْنِ عَامِرِ بْنِ الْمُنْتَفِقِ الْعُقَيْلِيِّ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَمِّهِ لَقِيطِ بْنِ عَامِرٍ، قَالَ دَلْهَمٌ: وَحَدَّثَنِيهِ أَيْضًا أَبُو الْأَسْوَدِ، عَنْ عَاصِمِ بْنِ لَقِيطٍ أَنَّ لقيط بْنَ عَامِرٍ خَرَجَ وَافِدًا إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قلت: يا رسول اللَّهِ، فَعَلَامَ نَطَّلِعُ مِنَ الْجَنَّةِ؟ قَالَ: "عَلَى أَنْهَارِ عَسَلٍ مُصَفًّى، وَأَنْهَارٍ مِنْ خَمْرٍ مَا بِهَا صُدَاعٌ وَلَا نَدَامَةٌ، وَأَنْهَارٍ مِنْ لَبَنٍ لَمْ يَتَغَيَّرْ طَعْمُهُ، وَمَاءٍ غَيْرِ آسِنٍ، وَفَاكِهَةٍ، لَعَمْرُ إِلَهِكَ مَا تَعْلَمُونَ وَخَيْرٍ مِنْ مِثْلِهِ، وأزواج مطهرة" قلت: يا رسول الله، أو لنا فِيهَا أَزْوَاجٌ مُصْلِحَاتٌ؟ قَالَ: "الصَّالِحَاتُ لِلصَّالِحِينَ تَلَذُّونَهُنَّ مِثْلَ لَذَّاتِكُمْ فِي الدُّنْيَا وَيَلَذُّونَكُمْ، غَيْرَ أَلَّا تَوَالُدَ"

Al-Hafiz Abul Qasim At-Tabrani mengatakan, telah menceritakan kepada kami Mus'ab ibnu Ibrahim ibnu Hamzah Az-Zubairi dan Abdullah ibnus Safar As-Sukari. Keduanya mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ibrahim ibnul Munzir Al-Hizami, telah menceritakan kepada kami Abdur Rahman ibnul Mugirah, telah menceritakan kepadaku Abdur Rahman ibnu Iyasy, dari Dalham ibnul Aswad; dan Dalham menerima hadis ini pula dari Abul Aswad, dari Asim ibnu Laqit yang mengatakan bahwa sesungguhnya Laqit ibnu Amir berangkat sebagai delegasi kaumnya kepada Rasulullah Saw. Aku (Laqit ibnu Amir) bertanya, "Wahai Rasulullah, pemandangan apakah yang akan kita lihat di dalam surga itu?" Rasulullah Saw. menjawab: Sungai-sungai dari madu yang disaring, sungai-sungai dari khamr yang tidak memabukkan dan tidak pula membuat kecanduan, dan sungai-sungai dari air susu yang tidak berubah rasanya, dan sungai-sungai dari air yang tiada berubah bau dan rasanya, dan berbagai macam buah-buahan, demi usia Tuhanmu, seperti yang pernah kalian ketahui, tetapi jauh lebih baik daripadanya, dan juga istri-istri yang disucikan. Aku bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah bagi kita ada istri-istri yang saleh di dalam surga?' Rasulullah Saw. menjawab: Istri-istri yang saleh untuk orang-orang yang saleh, kalian merasakan kenikmatan mereka sebagaimana kenikmatan kalian di dunia dan mereka pun merasakan kenikmatan dari kalian, hanya saja tiada beranak.

Abu Bakar ibnu Abdullah ibnu Muhammad ibnu Abud Dunia mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ya'qub ibnu Ubaid, dari Yazid ibnu Harun, telah menceritakan kepadaku Al-Jariri, dari Mu'awiyah ibnu Qurrah, dari ayahnya, dari Anas ibnu Malik r.a. yang mengatakan, "Barangkali kalian mengira bahwa sungai-sungai surga itu mengalir di parit-parit sebagaimana di bumi. Demi Allah, sesungguhnya sungai-sungai di surga itu benar-benar mengalir bebas di permukaan tanah; kedua sisinya adalah kubah-kubah dari mutiara dan tanahnya adalah minyak kesturi yang harum sekali."

Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Abu Bakar ibnu Murdawaih melalui hadis Mahdi ibnu Hakim, dari Yazid ibnu Harun dengan sanad yang sama secara marfu'.

Firman Allah Swt.:

وَلَهُمْ فِيهَا مِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ

dan mereka memperoleh di dalamnya segala macam buah-buahan. (Muhammad: 15)

Semakna dengan firman-Nya:

يَدْعُونَ فِيهَا بِكُلِّ فَاكِهَةٍ آمِنِينَ

Di dalamnya mereka meminta segala macam buah-buahan dengan aman (dari segala kekhawatiran). (Ad-Dukhan: 55)

فِيهِمَا مِنْ كُلِّ فَاكِهَةٍ زَوْجَانِ

Di dalam kedua surga itu terdapat segala macam buah-buahan yang berpasangan. (Ar-Rahman: 52)

Adapun firman Allah Swt.:

وَمَغْفِرَةٌ مِنْ رَبِّهِمْ

dan ampunan dari Tuhan mereka. (Muhammad: 15)

selain dari semua kenikmatan surgawi itu.

Firman Allah Swt.:

كَمَنْ هُوَ خَالِدٌ فِي النَّارِ

sama dengan orang yang kekal dalam neraka. (Muhammad: 15)

Apakah mereka yang telah disebutkan kedudukan mereka di dalam surga sama dengan orang-orang yang kekal di dalam neraka? Tentu saja tidak sama, orang yang berada di tingkat yang tinggi tidaklah sama dengan orang yang berada di dasar neraka.

وَسُقُوا مَاءً حَمِيمًا

dan diberi minum dengan air yang mendidih. (Muhammad: 15)

Yakni air yang sangat panas yang panasnya tak terperikan.

فَقَطَّعَ أَمْعَاءَهُمْ

sehingga memotong-motong ususnya? (Muhammad: 15)

Yaitu menghancurleburkan semua isi perut dan usus yang bersangkutan. Semoga Allah melindungi kita dari siksa neraka.


وَمِنْهُم مَّن يَسْتَمِعُ إِلَيْكَ حَتَّىٰٓ إِذَا خَرَجُوا۟ مِنْ عِندِكَ قَالُوا۟ لِلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْعِلْمَ مَاذَا قَالَ ءَانِفًا ۚ أُو۟لَٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ طَبَعَ ٱللَّهُ عَلَىٰ قُلُوبِهِمْ وَٱتَّبَعُوٓا۟ أَهْوَآءَهُمْ 16

(16) Dan di antara mereka ada orang yang mendengarkan perkataanmu sehingga apabila mereka keluar dari sisimu orang-orang berkata kepada orang yang telah diberi ilmu pengetahuan (sahabat-sahabat Nabi): "Apakah yang dikatakannya tadi?" Mereka itulah orang-orang yang dikunci mati hati mereka oleh Allah dan mengikuti hawa nafsu mereka.

(16) 

Allah Swt. berfirman, menceritakan perihal orang-orang munafik dalam kebodohan dan keminiman pemahaman mereka, mengingat mereka sering duduk bersama Rasulullah Saw. dan mendengarkan ucapannya, tetapi mereka tidak dapat menangkap sesuatu pun darinya. Dan apabila mereka keluar dari sisinya.

قَالُوا لِلَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ

mereka berkata kepada orang yang telah diberi ilmu pengetahuan (sahabat-sahabat nabi). (Muhammad: 16)

Makna yang dimaksud dengan orang-orang yang telah diberi ilmu pengetahuan ialah para sahabat.

مَاذَا قَالَ آنِفًا

Apakah yang dikatakannya tadi?" (Muhammad: 16)

Anifan artinya barusan. Mereka tidak dapat memahami apa yang dikatakan oleh Nabi Saw. karena mereka tidak memperhatikannya. Maka disebutkan dalam firman selanjutnya:

أُولَئِكَ الَّذِينَ طَبَعَ اللَّهُ عَلَى قُلُوبِهِمْ وَاتَّبَعُوا أَهْوَاءَهُمْ

Mereka itulah orang-orang yang dikunci mati hati mereka oleh Allah dan mengikuti hawa nafsu mereka. (Muhammad: 16)

Yakni mereka tidak mempunyai pemahaman yang benar dan tidak pula tujuan yang benar. Kemudian dalam firman selanjutnya disebutkan:




وَٱلَّذِينَ ٱهْتَدَوْا۟ زَادَهُمْ هُدًۭى وَءَاتَىٰهُمْ تَقْوَىٰهُمْ 17

(17) Dan orang-orang yang mau menerima petunjuk, Allah menambah petunjuk kepada mereka dan memberikan balasan ketakwaannya.

(17) 

وَالَّذِينَ اهْتَدَوْا زَادَهُمْ هُدًى

Dan orang-orang yang mendapat petunjuk Allah menambah petunjuk kepada mereka. (Muhammad: 17)

Yaitu orang-orang yang mencari hidayah. Allah memberi taufik kepada mereka dan memberinya petunjuk kepadanya, serta meneguhkan pendirian mereka pada jalan hidayah itu dan menambah kepada mereka hidayah.

وَآتَاهُمْ تَقْوَاهُمْ

dan memberikan kepada mereka (balasan) ketakwaannya. (Muhammad: 17)

Maksudnya, memberikan kepada mereka ilham yang membimbing mereka kepada ketakwaan.


فَهَلْ يَنظُرُونَ إِلَّا ٱلسَّاعَةَ أَن تَأْتِيَهُم بَغْتَةًۭ ۖ فَقَدْ جَآءَ أَشْرَاطُهَا ۚ فَأَنَّىٰ لَهُمْ إِذَا جَآءَتْهُمْ ذِكْرَىٰهُمْ 18

(18) Maka tidaklah yang mereka tunggu-tunggu melainkan hari kiamat (yaitu) kedatangannya kepada mereka dengan tiba-tiba, karena sesungguhnya telah datang tanda-tandanya. Maka apakah faedahnya bagi mereka kesadaran mereka itu apabila Kiamat sudah datang?

(18) 


Firman Allah Swt.:

فَهَلْ يَنْظُرُونَ إِلا السَّاعَةَ أَنْ تَأْتِيَهُمْ بَغْتَةً

Maka tidaklah yang mereka tunggu-tunggu melainkan hari kiamat (yaitu) kedatangannya kepada mereka dengan tiba-tiba. (Muhammad: 18)

Yakni sedangkan mereka dalam keadaan lalai darinya.

فَقَدْ جَاءَ أَشْرَاطُهَا

karena sesungguhnya telah datang tanda-tandanya. (Muhammad: 18)

Yaitu tanda-tanda yang menunjukkan dekatnya saat kiamat. Semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya dalam ayat yang lain:

هَذَا نَذِيرٌ مِنَ النُّذُرِ الأولَى أَزِفَتِ الآزِفَةُ

Ini (Muhammad) adalah seorang pemberi peringatan di antara pemberi-pemberi peringatan yang telah terdahulu. Telah dekat terjadinya hari kiamat. (An-Najm: 56-57)

اقْتَرَبَتِ السَّاعَةُ وَانْشَقَّ الْقَمَرُ

Telah dekat (datangnya) saat itu dan telah terbelah bulan. (Al-Qamar: 1)

أَتَى أَمْرُ اللَّهِ فَلا تَسْتَعْجِلُوهُ

Telah pasti datangnya ketetapan Allah, maka janganlah kamu meminta agar disegerakan (datang)nya (An-Nahl: 1)

Dan firman Allah Swt.:

اقْتَرَبَ لِلنَّاسِ حِسَابُهُمْ وَهُمْ فِي غَفْلَةٍ مُعْرِضُونَ

Telah dekat kepada manusia hari menghisab segala amalan mereka, sedangkan mereka berada dalam kelalaian lagi berpaling (darinya). (Al-Anbiya: 1)

Dengan diutusnya Rasulullah Saw. merupakan salah satu pertanda dekatnya hari kiamat, karena beliau adalah penutup para rasul yang melaluinya Allah Swt. menyempurnakan agama dan menegakkan hujah-Nya kepada semua umat manusia. Dan sesungguhnya Rasulullah Saw. sendiri telah memberitakan tentang tanda-tanda dan syarat-syarat dekatnya hari kiamat, bahkan beliau menjelaskannya dengan keterangan yang belum pernah disampaikan oleh seorang nabi pun sebelumnya, seperti yang telah diterangkan di dalam babnya.

Al-Hasan Al-Basri mengatakan bahwa diutusnya Nabi Muhammad merupakan salah satu pertanda dekatnya hari kiamat, dan kenyataannya memang seperti yang dikemukakannya. Karena itulah disebutkan bahwa di antara nama Nabi Muhammad Saw. (yakni julukannya) ialah bahwa beliau adalah nabi taubat, nabi malhamah(heroik) lagi penghimpun, yang semua umat manusia dihimpunkan di bawah kedua telapak kakinya; dan nabi yang terakhir, yakni tiada nabi lagi sesudahnya.

قَالَ الْبُخَارِيُّ: حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ الْمِقْدَامِ، حَدَّثَنَا فُضَيْلُ بْنُ سُلَيْمَانَ، حَدَّثَنَا أَبُو حَازِمٍ، حَدَّثَنَا سَهْلُ بْنُ سَعْدٍ قَالَ: رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ بِأُصْبُعَيْهِ هَكَذَا، بِالْوُسْطَى وَالَّتِي تَلِيهَا: "بُعِثْتُ أَنَا وَالسَّاعَةُ كَهَاتَيْنِ"

Imam Bukhari mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnul Miqdam, telah menceritakan kepada kami Fudail ibnu Sulaiman, telah menceritakan kepada kami Abu Raja, telah menceritakan kepada kami Sahl ibnu Sa'd r.a. yang mengatakan bahwa ia pernah menyaksikan Rasulullah Saw. berisyarat dengan kedua jarinya, yaitu jari tengah dan jari yang mengiringinya seraya bersabda: Aku diutus sedang (jarak antara) aku dan hari kiamat sama seperti kedua jari ini.

*******************

Kemudian disebutkan dalam firman berikutnya:

فَأَنَّى لَهُمْ إِذَا جَاءَتْهُمْ ذِكْرَاهُمْ

Maka apakah faedahnya bagi mereka kesadaran mereka itu apabila hari kiamat sudah datang? (Muhammad: 18)

Yakni bagaimanakah dengan kesadaran orang-orang kafir itu apabila hari kiamat telah terjadi, di saat tiada gunanya lagi bagi mereka hal tersebut. Semakna dengan firman-Nya:

يَوْمَئِذٍ يَتَذَكَّرُ الإنْسَانُ وَأَنَّى لَهُ الذِّكْرَى

dan pada hari itu ingatlah manusia, tetapi tidak berguna lagi mengingat itu baginya. (Al-Fajr: 23)

Dan firman Allah Swt.:

وَقَالُوا آمَنَّا بِهِ وَأَنَّى لَهُمُ التَّنَاوُشُ مِنْ مَكَانٍ بَعِيدٍ

dan (di waktu itu) mereka berkata, "Kami beriman kepada Allah, " bagaimanakah mereka dapat mencapai (keimanan) dari tempat yang jauh itu? (Saba: 52)


فَٱعْلَمْ أَنَّهُۥ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا ٱللَّهُ وَٱسْتَغْفِرْ لِذَنۢبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَٱلْمُؤْمِنَٰتِ ۗ وَٱللَّهُ يَعْلَمُ مُتَقَلَّبَكُمْ وَمَثْوَىٰكُمْ 19

(19) Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Ilah (sesembahan, tuhan) selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat kamu tinggal.

(19) 


Adapun firman Allah Swt.:

فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلا اللَّهُ

Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Allah. (Muhammad: 19)

Ini merupakan berita dari Allah Swt. bahwa Dia tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Dia, dan bukan sebagai pemberitaan mengenai hal tersebut agar diketahui. Karena itulah di-'ataf-kan kepadanya firman berikutnya:

وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ

dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. (Muhammad: 19)

Di dalam hadis sahih disebutkan bahwa Rasulullah Saw. mengucapkan dalam doanya:

"اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي خَطِيئَتِي وَجَهْلِي، وَإِسْرَافِي فِي أَمْرِي، وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّي. اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي هَزْلي وَجِدِّي، وخَطَئي وعَمْدي، وَكُلَّ ذَلِكَ عِنْدِي"

Ya Allah, ampunilah bagiku semua kesalahanku, ketidaktahuanku, dan sikap berlebihan dalam urusanku, serta semua yang Engkau lebih mengetahui dariku. Ya Allah, ampunilah bagiku selorohku dan kesungguhanku, dan (juga) kekeliruanku serta kesengajaanku, yang semuanya itu ada padaku.

Di dalam hadis sahih disebutkan pula bahwa Rasulullah Saw. acapkali sesudah salatnya mengucapkan doa berikut:

"اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ، وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ، وَمَا أَسْرَفْتُ، وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّي، أَنْتَ إِلَهِي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ"

Ya Allah, ampunilah bagiku semua dosa yang telah kulakukan dan semua dosa yang kusembunyikan, dan semua dosa yang aku lahirkan, dan semua keberlebih-lebihanku serta semua perbuatan yang Engkau lebih mengetahuinya daripadaku. Engkaulah Tuhanku, tiada Tuhan yang wajib disembah selain Engkau.

Di dalam hadis sahih disebutkan pula bahwa Nabi Saw. pernah bersabda:

"يَا أَيُّهَا النَّاسُ، تُوبُوا إِلَى رَبِّكُمْ، فَإِنِّي أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ فِي الْيَوْمِ أَكْثَرَ مِنْ سَبْعِينَ مَرَّةً"

Hai manusia, bertobatlah kamu kepada Tuhanmu, karena sesungguhnya aku pun memohon ampun kepada Allah dan bertobat kepada-Nya dalam satu hari lebih dari tujuh puluh kali.

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Ja'far, telah menceritakan kepada kami Syu'bah, dari Asim Al-Ahwal yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar Abdullah ibnu Sarkhis menceritakan hadis berikut, bahwa aku datang kepada Rasulullah Saw., lalu makan bersamanya dari makanannya, dan aku berkata, "Semoga Allah memberikan ampunan kepada Engkau, ya Rasulullah." Beliau Saw. menjawab, "Juga bagimu." Maka aku berkata, "Aku memohon ampun buat engkau." Beliau Saw. menjawab, "Ya, juga (aku pun memohon ampun) bagimu." Lalu Rasulullah Saw. membaca firman-Nya: dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. (Muhammad: 19) Kemudian aku memandang ke arah belikatnya yang sebelah kanan -atau belikatnya yang sebelah kiri, Syu'bah (perawi) ragu- tiba-tiba padanya terdapat sesuatu yang berupa seperti tahi lalat (cap kenabian).

Imam Muslim, Imam Turmuzi, Imam Nasai, Ibnu Jarir, dan Ibnu Abu Hatim telah meriwayatkan hadis ini melalui berbagai jalur dari Asim Al-Ahwal dengan sanad yang sama.

Di dalam hadis lain yang diriwayatkan oleh Abu Ya'la disebutkan:

حَدَّثَنَا مُحَرَّز بْنُ عَوْنٍ، حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ مَطَرَ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الْغَفُورِ، عَنْ أَبِي نَصِيرَة، عَنْ أَبِي رَجَاءٍ، عَنْ أَبِي بَكْرٍ الصِّدِّيقِ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أنه قَالَ: "عَلَيْكُمْ بِلَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَالِاسْتِغْفَارِ، فَأَكْثِرُوا مِنْهُمَا، فَإِنَّ إِبْلِيسَ قَالَ: أَهْلَكْتُ (11) النَّاسَ بِالذُّنُوبِ، وَأَهْلَكُونِي بِـ "لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ"، وَالِاسْتِغْفَارِ فَلَمَّا رَأَيْتُ ذَلِكَ أَهْلَكْتُهُمْ بِالْأَهْوَاءِ، فَهُمْ يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ مُهْتَدُونَ"

telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Aun, telah menceritakan kepada kami Usman ibnu Matar, telah menceritakan kepada kami Abdul Gafur, dari AbuNasr, dari Abu Raja, dari Abu Bakar As-Siddiq r.a., dari Rasulullah Saw. yang telah bersabda: bacalah oleh kalian kalimah 'la ilaha illallah' (tidak ada Tuhan yang wajib disembah) selain Allah, dan istigfar, perbanyaklah kalian membaca keduanya, karena sesungguhnya iblis telah mengatakan, "Sesungguhnya aku telah binasakan umat manusia dengan dosa-dosa, dan mereka membinasakanku dengan kalimah 'la ilaha illallah' dan istigfar. Setelah kulihat demikian, maka kubinasakan mereka dengan hawa nafsu, maka mereka mengira bahwa dirinya mendapat petunjuk.”

Di dalam atsar yang telah diriwayatkan disebutkan bahwa iblis berkata, "Demi keagungan dan kebesaran-Mu, Aku tetap akan menyesatkan mereka selama nyawa mereka masih ada di tubuh mereka." Maka Allah Swt. berfirman, "Demi keagungan dan kebesaran-Ku, Aku terus menerus memberikan ampunan bagi mereka selama mereka memohon ampunan kepada-Ku."

Hadis-hadis yang menceritakan keutamaan istigfar cukup banyak.

*******************

Firman Allah Swt.:

وَاللَّهُ يَعْلَمُ مُتَقَلَّبَكُمْ وَمَثْوَاكُمْ

Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat tinggalmu. (Muhammad: 19)

Yakni mengetahui semua tindak tanduk kalian di siang hari dan di saat kalian berada di dalam tempat tinggal kalian di malam hari. Semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya:

وَهُوَ الَّذِي يَتَوَفَّاكُمْ بِاللَّيْلِ وَيَعْلَمُ مَا جَرَحْتُمْ بِالنَّهَارِ

Dan Dialah yang menidurkan kamu di malam hari dan Dia mengetahui apa yang kamu kerjakan pada siang hari. (Al-An'am: 6)

Dan firman Allah Swt.:

وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الأرْضِ إِلا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا كُلٌّ فِي كِتَابٍ مُبِينٍ

Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuz). (Hud: 6)

Pendapat inilah yang dikatakan oleh Ibnu Juraij dan dipilih oleh Ibnu Jarir. Diriwayatkan pula dari Ibnu Abbas r.a. bahwa makna yang dimaksud ialah Allah mengetahui tempat kamu berusaha di dunia dan tempat tinggal kalian kelak di akhirat. As-Saddi mengatakan, bahwa Dia mengetahui tempat usaha kalian di dunia dan mengetahui tempat kalian di dalam kubur kalian. Akan tetapi, pendapat yang pertamalah yang lebih utama dan lebih kuat. Hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui.