3 - آل عمران - Aal-i-Imraan
The Family of Imraan
Medinan
إِنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ لَن تُغْنِىَ عَنْهُمْ أَمْوَٰلُهُمْ وَلَآ أَوْلَٰدُهُم مِّنَ ٱللَّهِ شَيْـًۭٔا ۖ وَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمْ وَقُودُ ٱلنَّارِ 10
(10) Sesungguhnya orang-orang yang kafir, harta benda dan anak-anak mereka, sedikitpun tidak dapat menolak (siksa) Allah dari mereka. Dan mereka itu adalah bahan bakar api neraka,
(10)
Allah Swt. memberitakan perihal orang-orang kafir, bahwa kelak mereka akan menjadi bahan bakar api neraka. Hal ini disebutkan melalui firman-Nya dalam ayat yang lain:
فَلا تُعْجِبْكَ أَمْوالُهُمْ وَلا أَوْلادُهُمْ إِنَّما يُرِيدُ اللَّهُ لِيُعَذِّبَهُمْ بِها فِي الْحَياةِ الدُّنْيا وَتَزْهَقَ أَنْفُسُهُمْ وَهُمْ كافِرُونَ
(yaitu) hari yang tidak berguna bagi orang-orang zalim permintaan maafnya dan bagi merekalah laknat dan bagi merekalah tempat tinggal yang buruk. (Al-Mu’min: 52)
Semua yang diberikan kepada mereka ketika di dunia —yaitu berupa harta benda dan anak-anak— tidak ada manfaatnya bagi mereka di sisi Allah, juga tidak dapat menyelamatkan mereka dari siksa Allah yang amat pedih. Seperti yang diungkapkan oleh ayat lainnya, yaitu firman-Nya:
فَلا تُعْجِبْكَ أَمْوالُهُمْ وَلا أَوْلادُهُمْ إِنَّما يُرِيدُ اللَّهُ لِيُعَذِّبَهُمْ بِها فِي الْحَياةِ الدُّنْيا وَتَزْهَقَ أَنْفُسُهُمْ وَهُمْ كافِرُونَ
Maka janganlah harta benda dan anak-anak mereka menarik hatimu. Sesungguhnya Allah menghendaki dengan (memberi) harta benda dan anak-anak itu untuk menyiksa mereka dalam kehidupan dunia dan kelak akan melayang nyawa mereka, sedangkan mereka dalam keadaan kafir. (At-Taubah: 55)
Firman Allah Swt. yang mengatakan;
لَا يَغُرَّنَّكَ تَقَلُّبُ الَّذِينَ كَفَرُوا فِي الْبِلادِ، مَتاعٌ قَلِيلٌ ثُمَّ مَأْواهُمْ جَهَنَّمُ وَبِئْسَ الْمِهادُ
Jangan sekali-kali kamu teperdaya oleh kebebasan orang-orang kafir bergerak di dalam negeri. Itu hanyalah kesenangan sementara, kemudian tempat tinggal mereka ialah Jahannam; dan Jahannam itu adalah tempat yang seburuk-buruknya. (Ali Imran 196-197)
Sedangkan dalam ayat ini Allah Swt. berfirman:
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا
Sesungguhnya orang-orang yang kafir. (Ali Imran: 1)
Yakni orang-orang yang ingkar kepada ayat-ayat Allah, mendustakan rasul-rasul-Nya, menentang Kitab-Nya, dan tidak mengambil manfaat dari wahyu-Nya yang diturunkan kepada nabi-nabi-Nya.
لَنْ تُغْنِيَ عَنْهُمْ أَمْوالُهُمْ وَلا أَوْلادُهُمْ مِنَ اللَّهِ شَيْئاً وَأُولئِكَ هُمْ وَقُودُ النَّارِ
harta benda dan anak-anak mereka sedikit pun tidak dapat menolak (siksa) Allah dari mereka. Dan mereka itu adalah bahan bakar api neraka. (Ali Imran: 1)
Yaitu kayu bakarnya yang digunakan untuk memperbesar api nerak; Perihalnya sama dengan makna yang disebutkan dalam ayat yang lain, yaitu firman-Nya:
إِنَّكُمْ وَما تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ حَصَبُ جَهَنَّمَ
Sesungguhnya kalian dan apa yang kalian sembah selain Allah adalah kayu bakar Jahannam. (Al-Anbiya: 98), hingga akhir ayat.
قَالَ ابْنُ أَبِي حَاتِمٍ: حَدَّثَنَا أَبِي، حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي مَرْيَمَ، أَخْبَرَنَا ابْنُ لَهِيْعة، أَخْبَرَنِي ابْنُ الْهَادِ، عَنْ هِنْدَ بِنْتِ الْحَارِثِ، عَنْ أُمِّ الْفَضْلِ أَمِّ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبَّاسٍ قَالَتْ: بَيْنَمَا نَحْنُ بِمَكَّةَ قَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ من اللَّيْلِ، فَقَالَ هَلْ بَلَّغْتُ، اللَّهُمَّ هَلْ بَلَّغْتُ ... " ثَلَاثًا، فَقَامَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ فَقَالَ: نَعَمْ. ثُمَّ أَصْبَحَ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "لَيَظْهَرَنَّ الْإِسْلَامُ حَتَّى يَرُدَّ الْكُفْرَ إِلَى مَوَاطِنِهِ، وَلَتَخُوضُنَّ الْبِحَارَ بِالْإِسْلَامِ، وَلِيَأْتِيَنَّ عَلَى النَّاسِ زمان يتعلمون القرآن ويقرؤونه، ثُمَّ يَقُولُونَ: قَدْ قَرَأْنَا وَعَلِمْنَا، فَمَنْ هَذَا الَّذِي هُوَ خَيْرٌ مِنَّا، فَهَلْ فِي أُولَئِكَ مِنْ خَيْرٍ؟ " قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، فَمَنْ أولئك؟ قال: "أولئك منكم وأولئك هم وَقُودُ النَّارِ".
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Maryam, telah menceritakan kepada kami ibnu Luhai'ah, telah menceritakan kepadaku Ibnul Had, dari Hindun bintil Haris, dari Ummul Fadl (yaitu Ummu Abdullah ibnu Abbas) yang menceritakan: Ketika kami berada di Mekah, maka di suatu malam Rasulullah Saw. bangkit, lalu berseru, "Apakah aku telah menyampaikan, ya Allah, apakah aku telah menyampaikan," sebanyak tiga kali. Maka Umar ibnul Khatlab r.a. bangkit, lalu menjawab, "Ya." Kemudian pada pagi harinya Rasulullah Saw. bersabda, "Islam benar-benar akan menang hingga kekufuran dikembalikan ke tempat asalnya, dan sesungguhnya banyak lelaki yang menempuh laut berkat Islam. Dan benar-benar akan datang suatu masa atas manusia, mereka mempelajari Al-Qur'an dan membacanya, kemudian mereka mengatakan, 'Kami telah membaca dan mengetahui(nya). Maka siapakah orang-orang yang lebih baik daripada kami ini, apakah di antara mereka terdapat kebaikan'?" Mereka bertanya, "Wahai Rasulullah, siapakah mereka itu?" Rasulullah Saw. menjawab," Mereka dari kalangan kalian, tetapi mereka adalah bahan bakar neraka."
قَدْ رَوَاهُ ابْنُ مَرْدَوَيْهِ مِنْ حَدِيثِ يَزِيدَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الْهَادِ، عَنْ هِنْدَ بِنْتِ الْحَارِثِ، امْرَأَةِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ شَدَّادٍ، عَنْ أُمِّ الْفَضْلِ؛ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَامَ لَيْلَةً بِمَكَّةَ فَقَالَ: "هَلْ بَلَّغْتَ" يَقُولُهَا ثَلَاثًا، فَقَامَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ -وَكَانَ أوَّاها-فَقَالَ: اللَّهُمَّ نَعَمْ، وحرصتَ وجهدتَ ونصحتَ فَاصْبِرْ. فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "لَيَظْهَرَنَّ الْإِيمَانُ حَتَّى يَرُدَّ الْكُفْرَ إِلَى مَوَاطِنِهِ، وَلِيَخُوضُنَّ رِجَالٌ الْبِحَارَ بِالْإِسْلَامِ وَلِيَأْتِيَنَّ عَلَى الناس زمان يقرؤون القرآن، فيقرؤونه وَيَعْلَمُونَهُ، فَيَقُولُونَ: قَدْ قَرَأْنَا، وَقَدْ عَلِمْنَا، فَمَنْ هَذَا الَّذِي هُوَ خَيْرٌ مِنَّا؟ فَمَا فِي أُولَئِكَ مِنْ خَيْرٍ" قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، فَمَنْ أُولَئِكَ؟ قَالَ: "أُولَئِكَ مِنْكُمْ، وَأُولَئِكَ هُمْ وَقُودُ النَّارِ"
Ibnu Murdawaih meriwayatkan hadis ini melalui Yazid ibnu Abdullah ibnul Had, dari Hindun bintil Haris (istri Abdullah ibnu Syaddad), dari Ummul Fadl yang telah menceritakan: Bahwa Rasulullah Saw. bangkit di suatu malam di Mekah, lalu bersabda, "Apakah aku telah menyampaikan," beliau mengucapkannya sebanyak tiga kali. Maka bangkitlah Umar ibnul Khattab, dia orangnya sangat perasa, lalu ia menjawab, "Ya Allah, benar, engkau telah berusaha dan telah berupaya dengan sekuat tenaga serta telah memberi nasihat, maka bersabarlah." Maka Nabi Saw. bersabda, "Iman benar-benar akan menang hingga kekufuran dikembalikan ke tempat asalnya, dan banyak kaum lelaki yang menempuh laut berkat Islam. Dan sungguh akan datang atas manusia suatu zaman, yang di zaman itu mereka mempelajari Al-Qur'an, maka mereka membacanya dan mengajarkannya. Mereka mengatakan, 'Kami telah pandai membaca Al-Qur'an dan kami telah berpengetahuan. Siapakah orang yang lebih baik dari kita ini?' Tetapi di kalangan mereka tidak ada suatu kebaikan pun." Mereka bertanya, "Wahai Rasulullah, siapakah mereka itu?" Nabi Saw. menjawab, "Mereka dari kalangan kalian, mereka adalah bahan bakar neraka."
Ibnu Murdawaih meriwayatkannya pula melalui jalur Musa ibnu Ubaidah, dari Muhammad ibnu Ibrahim, dari Bintil Had, dari Al-Abbas ibnu Abdul Muttalib dengan lafaz yang semisal.
*******************
كَدَأْبِ ءَالِ فِرْعَوْنَ وَٱلَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ ۚ كَذَّبُوا۟ بِـَٔايَٰتِنَا فَأَخَذَهُمُ ٱللَّهُ بِذُنُوبِهِمْ ۗ وَٱللَّهُ شَدِيدُ ٱلْعِقَابِ 11
(11) (keadaan mereka) adalah sebagai keadaan kaum Fir'aun dan orang-orang yang sebelumnya; mereka mendustakan ayat-ayat Kami; karena itu Allah menyiksa mereka disebabkan dosa-dosa mereka. Dan Allah sangat keras siksa-Nya.
(11)
Firman Allah Swt.:
كَدَأْبِ آلِ فِرْعَوْنَ
sebagai keadaan kaum Fir'aun. (Ali Imran: 11)
Ad-Dahhak meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa makna yang dimaksud ialah seperti perbuatan kaum Fir'aun. Hal yang sama telah diriwayatkan pula dari Ikrimah, Mujahid, Abu Malik, dan Ad-Dahhak serta lain-lainnya yang bukan hanya seorang. Di antara mereka ada yang mengatakan seperti sepak terjang kaum Fir'aun, seperti perbuatan kaum Fir'aun, serupa dengan kaum Fir'aun, tetapi pada garis besarnya ungkapan mereka berdekatan.
Ad-da-bu atau ad-da-abu sama wazan-nya dengan lafaz nahrun dan naharun, artinya perbuatan, keadaan, perkara, dan kebiasaan. Seperti dikatakan dalam bahasa Arab: Hal ini masih tetap menjadi kebiasaanku dan kebiasaanmu.
Umru-ul Qais, salah seorang penyair mereka, mengatakan:
وُقُوفًا بِهَا صَحْبِي عَلَيَّ مَطِيَّهُمْ ... يَقُولُونَ لَا تأسف أَسًى وَتَجَمَّلِ
كَدَأْبِكَ مِنْ أُمِّ الْحُوَيْرِثِ قَبْلَهَا ... وَجَارَتِهَا أَمِّ الرَّبَابِ بِمَأْسَلِ
Yang mengajak teman-temanku berhenti di atas kendaraan mereka masing-masing karena dia. Mereka mengatakan, "Janganlah engkau merusak dirimu dengan rasa putus asa, tetapi kuatkanlah hatimu. Seperti kebiasaanmu dengan Ummul Huwairis sebelum dia dan tetangga wanitanya, yaitu Ummur Rabbab di Ma-sal.
Makna da-bika dalam syair di atas ialah seperti kebiasaanmu dengan Ummul Huwairis, ketika engkau merusak dirimu sendiri karena mencintainya, lalu kamu menangisi rumah dan bekas-bekas yang ditinggalkannya.
Makna ayat, orang-orang kafir itu tidak bermanfaat buat diri mereka harta benda dan anak-anak mereka, bahkan mereka binasa dan disiksa seperti yang pernah terjadi pada kaum Fir'aun dan orang-orang sebelumnya dari kalangan orang-orang yang mendustakan ayat: ayat Allah dan hujah-hujah-Nya yang dibawa oleh para rasul.
*******************
وَاللَّهُ شَدِيدُ الْعِقابِ
Dan Allah sangat keras siksa-Nya. (Ali Imran: 11)
Yakni pembalasan Allah sangat keras lagi siksa-Nya sangat pedih, tidak ada seorang pun yang dapat menolaknya dan tiada sesuatu pun yang luput dari-Nya. Bahkan Dia Maha Melakukan apa yang Dia kehendaki, Dia Mahamenang atas segala sesuatu. Tidak ada Tuhan yang wajib disembah selain Dia, dan tidak ada Tuhan yang berkuasa selain Dia.
قُل لِّلَّذِينَ كَفَرُوا۟ سَتُغْلَبُونَ وَتُحْشَرُونَ إِلَىٰ جَهَنَّمَ ۚ وَبِئْسَ ٱلْمِهَادُ 12
(12) Katakanlah kepada orang-orang yang kafir: "Kamu pasti akan dikalahkan (di dunia ini) dan akan digiring ke dalam neraka Jahannam. Dan itulah tempat yang seburuk-buruknya".
(12)
Allah berfirman:
قُلْ
Katakanlah. (Ali Imran: 12)
Yakni kepada orang-orang kafir itu, hai Muhammad.
سَتُغْلَبُونَ
kalian pasti akan dikalahkan. (Ali Imran: 12)
Yaitu di dunia ini.
وَتُحْشَرُونَ
dan akan digiring. (Ali Imran: 12)
Maksudnya, kalian kelak akan digiring pada hari kiamat.
إِلى جَهَنَّمَ وَبِئْسَ الْمِهادُ
ke dalam neraka Jahannam. Dan itulah tempat yang seburuk-buruknya. (Ali Imran: 12)
Muhammad ibnu Ishaq ibnu Yasar meriwayatkan dari Asim ibnu Amr ibnu Qatadah, bahwa Rasulullah Saw. setelah memperoleh kemenangan dalam Perang Badar dengan kemenangan yang gemilang, lalu beliau kembali ke Madinah. Maka orang-orang Yahudi melakukan perkumpulan di pasar Bani Qainuqa', lalu Rasulullah Saw. bersabda:
" يَا مَعْشَرَ يَهُودَ، أَسْلِمُوا قَبْلَ أَنْ يُصِيبَكُمُ اللَّهُ مَا أَصَابَ قُرَيْشًا"
Hai orang-orang Yahudi, masuk islamlah sebelum Allah menimpakan atas kalian apa yang telah menimpa orang-orang Quraisy.
Mereka menjawab, "Hai Muhammad, janganlah engkau berbangga diri karena engkau telah mengalahkan segolongan kaum Quraisy; mereka adalah orang-orang yang tolol, tidak mengerti berperang. Sesungguhnya kamu, demi Allah, sekiranya kamu memerangi kami, niscaya kamu akan mengetahui bahwa kami adalah orang-orang yang ahli dalam berperang, dan kamu pasti belum pernah menjumpai lawan seperti kami."
Maka sehubungan dengan ucapan mereka itu Allah Swt. menurunkan firman-Nya: Katakanlah kepada orang-orang kafir, "Kalian pasti akan dikalahkan dan akan digiring ke dalam neraka Jahannam. Dan itulah tempat yang seburuk-buruknya.” (Ali Imran: 12)
قَدْ كَانَ لَكُمْ ءَايَةٌۭ فِى فِئَتَيْنِ ٱلْتَقَتَا ۖ فِئَةٌۭ تُقَٰتِلُ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ وَأُخْرَىٰ كَافِرَةٌۭ يَرَوْنَهُم مِّثْلَيْهِمْ رَأْىَ ٱلْعَيْنِ ۚ وَٱللَّهُ يُؤَيِّدُ بِنَصْرِهِۦ مَن يَشَآءُ ۗ إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَعِبْرَةًۭ لِّأُو۟لِى ٱلْأَبْصَٰرِ 13
(13) Sesungguhnya telah ada tanda bagi kamu pada dua golongan yang telah bertemu (bertempur). Segolongan berperang di jalan Allah dan (segolongan) yang lain kafir yang dengan mata kepala melihat (seakan-akan) orang-orang muslimin dua kali jumlah mereka. Allah menguatkan dengan bantuan-Nya siapa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai mata hati.
(13)
sampai dengan firman-Nya: terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai mata hati. (Ali Imran: 13)
Muhammad ibnu Ishaq meriwayatkannya pula melalui Muhammad ibnu Abu Muhammad, dari Sa'id dan Ikrimah, dari Ibnu Abbas dengan lafaz yang semisal. Karena itulah disebutkan di dalam firman-Nya:
قَدْ كانَ لَكُمْ آيَةٌ
Sesungguhnya telah ada tanda bagi kalian. (Ali Imran: 13)
Yakni telah ada bagi kalian, hai orang-orang Yahudi yang berkata demikian, suatu tanda yang menunjukkan bahwa Allah pasti akan memenangkan agama-Nya, menolong Rasul-Nya, dan menonjolkan kalimat-Nya serta meninggikan perintah-Nya.
فِي فِئَتَيْنِ الْتَقَتا فِئَةٌ تُقاتِلُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَأُخْرى كافِرَةٌ
pada dua golongan yang telah bertemu (berperang). Segolongan berperang di jalan Allah dan (segolongan) yang lain kafir. (Ali Imran: 13)
Mereka adalah kaum musyrik Quraisy dalam Perang Badar.
*******************
Firman Allah Swt.:
يَرَوْنَهُمْ مِثْلَيْهِمْ رَأْيَ الْعَيْنِ
dengan mata kepala melihat (seakan-akan) orang-orang muslim dua kali jumlah mereka. (Ali Imran: 13)
Salah seorang ulama mengatakan berdasarkan kepada apa yang diriwayatkan oleh Ibnu Jarir, bahwa orang-orang musyrik dalam Perang Badar melihat pasukan kaum muslim berjumlah dua kali lipat pasukan mereka menurut pandangan mata mereka. Dengan kata lain, Allah-lah yang menjadikan demikian, sehingga tampak di mata mereka jumlah pasukan kaum muslim dua kali lipat jumlah pasukan kaum musyrik. Hal inilah yang menjadi penyebab bagi kemenangan pasukan kaum muslim atas mereka.
Hal ini tidaklah aneh bila dipandang dari segi kenyataan. Kaum musyrik sebelum terjadi perang mengirimkan Umar ibnu Sa'id untuk memata-matai pasukan kaum muslim. Lalu Umar ibnu Sa'id kembali kepada mereka membawa berita bahwa jumlah pasukan kaum muslim terdiri atas kurang lebih tiga ratus orang; dan memang demikianlah kenyataannya, mereka berjumlah tiga ratus lebih belasan orang. Kemudian ketika perang terjadi, Allah membantu kaum muslim dengan seribu malaikat yang terdiri atas para penghulu dan pemimpin malaikat.
Pendapat yang kedua mengatakan bahwa makna yang terkandung di dalam firman-Nya: yang dengan mata kepala melihat (seakan-akan) pasukan kaum musyrik dua kali jumlah mereka. (Ali Imran: 13) Yakni pasukan kaum muslim melihat jumlah pasukan kaum musyrik dua kali lipat jumlah mereka. Tetapi sekalipun demikian, Allah memenangkan pasukan kaum muslim atas pasukan kaum musyrik yang jumlahnya dua kali lipat itu.
Pengertian ini pun tidak aneh bila dipandang dari apa yang telah diriwayatkan oleh Al-Aufi, dari Ibnu Abbas, bahwa kaum mukmin dalam Perang Badar berjumlah tiga ratus tiga belas orang, sedangkan pasukan kaum musyrik terdiri atas enam ratus dua puluh enam orang. Seakan-akan pendapat ini disimpulkan dari makna lahiriah ayat. Tetapi pendapat ini bertentangan dengan pendapat yang terkenal di kalangan ahli tarikh dan ahli sejarah, serta bertentangan dengan pendapat yang dikenal di kalangan jumhur ulama yang mengatakan bahwa kaum musyrik terdiri atas antara sembilan ratus sampai seribu orang, seperti yang diriwayatkan oleh Muhammad ibnu Ishaq dari Yazid ibnu Rauman, dari Urwah ibnuz Zubair:
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وسلم، لما سَأَلَ ذَلِكَ الْعَبْدَ الْأَسْوَدَ لِبَنِي الْحَجَّاجِ عَنْ عدة قريش قال: كَثِيرٌ، قَالَ «كَمْ يَنْحَرُونَ كُلَّ يَوْمٍ» ؟ قَالَ: يَوْمًا تِسْعًا وَيَوْمًا عَشْرًا، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ «الْقَوْمُ مَا بَيْنَ التِّسْعِمِائَةِ إِلَى الْأَلْفِ»
Bahwa Rasulullah Saw. ketika menanyakan kepada seorang budak hitam milik Banil Hajaj tentang bilangan pasukan Quraisy, maka budak itu menjawab bahwa jumlah mereka banyak. Nabi Saw. bertanya, "Berapa ekor untakah yang mereka sembelih setiap harinya?" Budak itu menjawab, "Terkadang sembilan dan terkadang sepuluh ekor tiap harinya." Nabi Saw. bersabda, "(Kalau demikian jumlah) kaum antara sembilan ratus sampai seribu orang personel."
Abu Ishaq As-Subai'i meriwayatkan dari seorang budak wanita, dari Ali r.a. yang mengatakan bahwa jumlah mereka seribu orang. Hal yang sama dikatakan oleh Ibnu Mas'ud.
Menurut pendapat yang terkenal, jumlah pasukan kaum Quraisy adalah antara sembilan ratus sampai seribu orang. Pada garis besarnya jumlah pasukan kaum Quraisy tiga kali lipat jumlah pasukan kaum muslim. Atas dasar ini, maka pendapat mengenai masalah ini cukup sulit untuk dicerna. Akan tetapi, Ibnu Jarir menguatkan pendapat ini (yang mengatakan seribu orang) dan menganggapnya sebagai pendapat yang sahih. Alasannya ialah seperti dikatakan, "Aku mempunyai seribu dinar dan aku memerlukan dua kali lipat." Dengan demikian, berarti ia memerlukan tiga ribu dinar. Demikianlah menurut alasan yang dikemukakan oleh Ibnu Jarir; dan berdasarkan pengertian ini, maka mengenai masalah ini tidak ada kesulitan lagi.
Akan tetapi, masih ada satu pertanyaan lagi yang jawabannya ada dua pendapat. Yaitu bagaimanakah cara menggabungkan pengertian yang terkandung di dalam ayat ini dengan firman Allah Swt. sehubungan dengan Perang Badar, yaitu:
وَإِذْ يُرِيكُمُوهُمْ إِذِ الْتَقَيْتُمْ فِي أَعْيُنِكُمْ قَلِيلًا وَيُقَلِّلُكُمْ فِي أَعْيُنِهِمْ لِيَقْضِيَ اللَّهُ أَمْراً كانَ مَفْعُولًا
Dan ketika Allah menampakkan mereka kepada kalian, ketika kalian berjumpa dengan mereka berjumlah sedikit pada penglihatan mata kalian dan kalian ditampakkan-Nya berjumlah sedikit pada penglihatan mata mereka, karena Allah hendak melakukan suatu urusan yang mesti dilaksanakan. (Al-Anfal: 44), hingga akhir ayat.
Sebagai jawabannya dapat dikatakan bahwa hal yang disebutkan dalam ayat ini mengisahkan suatu keadaan, sedangkan yang ada di dalam ayat di atas menceritakan keadaan yang lain. Seperti apa yang dikatakan oleh As-Saddi, dari At-Tayyib, dari Ibnu Mas'ud sehubungan dengan firman-Nya: Sesungguhnya telah ada tanda bagi kalian pada dua golongan yang telah bertemu (bertempur). (Ali Imran: 13), hingga akhir ayat. Ini adalah dalam Perang Badar.
Abdullah ibnu Mas'ud mengatakan, "Kami pandang pasukan kaum musyrik dan ternyata kami lihat jumlah mereka berkali-kali lipat jumlah pasukan kami. Kemudian dalam kesempatan yang lain kami pandang mereka, maka ternyata kami melihat mereka tidak lebih banyak dari pasukan kami, sekalipun hanya seorang." Yang demikian itulah yang disebutkan di dalam firman-Nya:
وَإِذْ يُرِيكُمُوهُمْ إِذِ الْتَقَيْتُمْ فِي أَعْيُنِكُمْ قَلِيلا وَيُقَلِّلُكُمْ فِي أَعْيُنِهِمْ لِيَقْضِيَ اللَّهُ أَمْرًا كَانَ مَفْعُولا
Dan ketika Allah menampakkan mereka kepada kalian, ketika kalian berjumpa dengan mereka berjumlah sedikit pada penglihatan mata kalian dan kalian ditampakkan-Nya berjumlah sedikit pada penglihatan mereka. (Al-Anfal: 44), hingga akhir ayat.
Abu Ishaq meriwayatkan dari Abu Abdah, dari Abdullah ibnu Mas'ud yang mengatakan, "Sesungguhnya mereka ditampakkan di mata kami berjumlah sedikit, sehingga aku berkata kepada seorang lelaki yang ada di sebelahku, 'Kamu lihat jumlah mereka ada tujuh puluh orang bukan?' Ia menjawab, 'Menurutku jumlah mereka ada seratus orang'."
Ibnu Mas'ud melanjutkan kisahnya, bahwa lalu ia menawan seseorang dari mereka, ketika ia menanyakan kepadanya, "Berapakah jumlah kalian?" Orang yang ditawan itu menjawabnya, "Seribu orang."
Ketika masing-masing pihak berhadap-hadapan, maka pasukan kaum muslim melihat jumlah pasukan kaum musyrik dua kali lipat jumlah mereka. Dijadikan demikian oleh Allah agar kaum muslim bertawakal, berserah diri, dan meminta pertolongan kepada Tuhan-nya. Sedangkan pasukan kaum musyrik melihat pasukan kaum muslim demikian pula, agar timbul rasa takut dan hati yang kecut di kalangan mereka, dan mental mereka beserta semangat tempurnya jatuh.
Setelah kedua pasukan terlibat di dalam pertempuran, maka Allah membuat pasukan kaum muslim memandang sedikit jumlah pasukan kaum musyrik. Begitu pula sebaliknya, pasukan kaum musyrik memandang sedikit jumlah pasukan kaum muslim, agar masing-masing pihak maju dengan penuh semangat untuk menghancurkan pihak lainnya. Seperti yang disebutkan di dalam firman-Nya: karena Allah hendak melakukan suatu urusan yang mesti dilaksanakan. (Al-Anfal: 44)
Yakni untuk membedakan antara yang hak dan yang batil, lalu menanglah kalimat iman atas kalimat kekufuran dan kezaliman. Allah memenangkan pasukan kaum muslim dan mengalahkan pasukan kaum kafir, seperti yang disebutkan oleh Allah Swt. di dalam firman-Nya:
وَلَقَدْ نَصَرَكُمُ اللَّهُ بِبَدْرٍ وَأَنْتُمْ أَذِلَّةٌ
Sungguh Allah telah menolong kalian dalam peperangan Badar, padahal kalian adalah (ketika itu) orang-orang yang lemah. (Ali Imran: 123)
Sedangkan dalam ayat ini Allah Swt. menyebutkan melalui firman-Nya:
وَاللَّهُ يُؤَيِّدُ بِنَصْرِهِ مَنْ يَشاءُ إِنَّ فِي ذلِكَ لَعِبْرَةً لِأُولِي الْأَبْصارِ
Allah menguatkan dengan bantuan-Nya siapa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai mata hati. (Ali Imran: 13)
Yakni sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terkandung pelajaran bagi orang yang mempunyai mata hati dan pemahaman, lalu hal ini ia jadikan sebagai petunjuk yang memperlihatkan kepadanya akan ketetapan Allah dan perbuatan-perbuatan-Nya serta takdir-Nya yang berlangsung ketika Dia menolong hamba-hamba-Nya yang beriman dalam kehidupan di dunia ini, juga pada hari di saat itu semua saksi bangkit mempersaksikan.
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ ٱلشَّهَوَٰتِ مِنَ ٱلنِّسَآءِ وَٱلْبَنِينَ وَٱلْقَنَٰطِيرِ ٱلْمُقَنطَرَةِ مِنَ ٱلذَّهَبِ وَٱلْفِضَّةِ وَٱلْخَيْلِ ٱلْمُسَوَّمَةِ وَٱلْأَنْعَٰمِ وَٱلْحَرْثِ ۗ ذَٰلِكَ مَتَٰعُ ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا ۖ وَٱللَّهُ عِندَهُۥ حُسْنُ ٱلْمَـَٔابِ 14
(14) Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).
(14)
Allah Swt. memberitakan tentang semua yang dijadikan perhiasan bagi manusia dalam kehidupan di dunia ini, berupa berbagai kesenangan yang antara lain ialah wanita dan anak-anak. Dalam ayat ini dimulai dengan sebutan wanita, karena fitnah yang ditimbulkan oleh mereka sangat kuat. Seperti apa yang disebutkan di dalam sebuah hadis sahih, bahwa Nabi Saw. pernah bersabda:
«مَا تَرَكْتُ بَعْدِي فِتْنَةً أَضَرَّ عَلَى الرِّجَالِ مِنَ النِّسَاءِ»
Tiada suatu fitnah pun sesudahku yang lebih berbahaya bagi kaum laki-laki selain dari wanita.
Lain halnya jika orang yang bersangkutan bertujuan dengan wanita untuk memelihara kehormatannya dan memperbanyak keturunan, maka hal ini merupakan suatu hal yang dianjurkan dan disunatkan, seperti yang disebutkan oleh banyak hadis yang menganjurkan untuk nikah dan memperbanyak nikah. Sebaik-baik orang dari kalangan umat ini ialah yang paling banyak mempunyai istri (dalam batas yang diperbolehkan). Sabda Nabi Saw. yang mengatakan:
«الدُّنْيَا مَتَاعٌ، وَخَيْرُ مَتَاعِهَا الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ، إِنْ نَظَرَ إِلَيْهَا سَرَّتْهُ، وَإِنْ أَمَرَهَا أَطَاعَتْهُ وَإِنْ غَابَ عَنْهَا حَفِظَتْهُ فِي نَفْسِهَا وَمَالِهِ»
Dunia adalah kesenangan, dan sebaik-baik kesenangannya ialah istri yang saleh; jika suami memandangnya, maka ia membuat gembira suaminya; jika suami menyuruhnya, maka ia menaati suaminya; dan jika suami pergi, tidak ada di tempat, maka ia memelihara kehormatan dirinya dan harta benda suaminya.
Sabda Nabi Saw. dalam hadis yang lain, yaitu:
«حُبِّبَ إِلَيَّ النِّسَاءُ وَالطِّيبُ، وَجُعِلَتْ قُرَّةُ عَيْنِي فِي الصَّلَاةِ»
Aku dibuat senang kepada wanita dan wewangian, dan kesejukan hatiku dijadikan di dalam salatku.
Siti Aisyah menceritakan bahwa tiada sesuatu pun yang lebih disukai oleh Rasulullah Saw. selain wanita kecuali kuda. Menurut riwayat yang lain disebutkan 'selain kuda kecuali wanita'.
Senang kepada anak adakalanya karena dorongan membanggakan diri dan sebagai perhiasan yang juga termasuk ke dalam pengertian membanggakan diri. Adakalanya karena dorongan ingin memperbanyak keturunan dan memperbanyak umat Muhammad Saw. yang menyembah hanya kepada Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Maka hal ini baik lagi terpuji, seperti yang disebutkan di dalam sebuah hadis, yaitu:
«تَزَوَّجُوا الْوَدُودَ الْوَلُودَ، فَإِنِّي مُكَاثِرٌ بِكُمُ الْأُمَمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ»
Nikahilah oleh kalian wanita-wanita yang keibuan lagi subur peranakannya, karena sesungguhnya aku memperbanyak umatku karena kalian kelak di hari kiamat.
Cinta kepada harta adakalanya karena terdorong oleh faktor menyombongkan diri dan berbangga-banggaan, takabur terhadap orang-orang lemah, dan sombong terhadap orang-orang miskin. Hal ini sangat dicela. Tetapi adakalanya karena terdorong oleh faktor membelanjakannya di jalan-jalan yang mendekatkan diri kepada Allah Swt. dan silaturahmi, serta amal-amal kebajikan dan ketaatan, hal ini sangat terpuji menurut syariat.
Para ahli tafsir berbeda pendapat tentang kadar qintar yang disebut oleh ayat ini, yang kesimpulannya menyatakan bahwa yang dimaksud dengan qintar adalah harta yang banyak dan berlimpah, seperti yang dikatakan oleh Ad-Dahhak dan lain-lainnya.
Menurut pendapat yang lain sejumlah seribu dinar, pendapat lainnya mengatakan seribu dua ratus dinar, pendapat yang lainnya mengatakan sejumlah dua belas ribu dinar, pendapat lain mengatakan empat puluh ribu dinar, pendapat yang lainnya lagi mengatakan enam puluh ribu dinar, dan ada yang mengatakan tujuh puluh ribu dinar, ada pula yang mengatakan delapan puluh ribu dinar, dan lain sebagainya.
قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا عَبْدُ الصَّمَدِ، حَدَّثَنَا حَمَّادٌ، عَنْ عَاصِمٍ، عَنْ أَبِي صَالِحٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "القِنْطَارُ اثْنَا عَشَرَ ألْف أوقيَّةٍ، كُلُّ أوقِيَّةٍ خَيْر مِمَّا بَيْنَ السَّمَاءِ والأرْضِ".
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdus Samad, telah menceritakan kepada kami Hammad ibnu Asim, dari Abu Saleh, dari Abu Hurairah yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Satu qintar adalah dua belas ribu auqiyah, tiap-tiap auqiyah lebih baik daripada apa yang ada di antara langit dan bumi.
Ibnu Majah meriwayatkan pula hadis ini dari Abu Bakar ibnu Abu Syaibah, dari Abdus Samad ibnu Abdul Waris, dari Hammad ibnu Salamah dengan lafaz yang sama. Ibnu Jarir meriwayatkannya dari Bandar, dari Ibnu Mahdi, dari Hammad ibnu Salamah, dari Asim ibnu Bahdalah, dari Zakwan Abu Saleh, dari Abu Hurairah secara mauquf (hanya sampai pada Abu Hurairah).
Seperti yang terdapat pada riwayat Waki' di dalam kitab tafsirnya, disebutkan bahwa telah menceritakan kepada kami Hammad ibnu Salamah, dari Asim ibnu Bahdalah, dari Zakwan Abu Saleh, dari Abu Hurairah yang mengatakan: Satu qintar adalah dua belas ribu auqiyah, satu auqiyah lebih baik daripada semua yang ada di antara langit dan bumi.
Sanad riwayat ini lebih sahih.
Hal yang sama diriwayatkan oleh Ibnu Jarir, dari Mu'az ibnu Jabal dan Ibnu Umar. Ibnu Abu Hatim meriwayatkannya melalui Abu Hurairah dan Abu Darda, bahwa mereka (para sahabat) mengatakan, "Satu qintar adalah seribu dua ratus auqiyah."
ثُمَّ قَالَ ابْنُ جَرِيرٍ: حَدَّثَنِي زَكَرِيَّا بْنُ يَحْيَى الضَّرِيرُ، حَدَّثَنَا شَبَابَةُ، حَدَّثَنَا مَخْلَد بْنُ عَبْدِ الْوَاحِدِ، عَنْ عَلِيِّ بْنِ زَيْدٍ، عَنْ عَطَاءِ بْنِ أَبِي مَيْمُونَةَ، عَنْ زِرّ بْنِ حُبَيْش عَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "القِنْطَارُ ألْفُ أوقِيَّةٍ ومائَتَا أوقِيَّةٍ"
Kemudian Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Zakaria ibnu Yahya Ad-Darir (tuna netra), telah menceritakan kepada kami Syababah, telah menceritakan kepada kami Mukhallad ibnu Abdul Wahid, dari Ali ibnu Zaid, dari Ata dari Ibnu Abu Maimunah, dari Zurr ibnu Hubaisy, dari Ubay ibnu Ka'b yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Satu qintar adalah seribu dua ratus auqiyah.
Hadis ini berpredikat munkar, lebih dekat kepada kebenaran ialah yang mengatakan bahwa hadis ini berpredikat mauquf hanya sampai pada Ubay ibnu Ka'b (tidak sampai kepada Nabi Saw.), sama halnya dengan yang lainnya dari kalangan sahabat.
وَقَدْ رَوَى ابْنُ مَرْدُويَه، مِنْ طَرِيقِ مُوسَى بْنِ عُبَيْدة الرَبَذِي عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إِبْرَاهِيمَ عَنْ يحنَّش أَبِي مُوسَى، عَنْ أُمِّ الدَّرْدَاءِ، عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "مَنْ قَرَأ مِائَةَ آيةٍ لَمْ يُكْتَبْ مِنَ الْغَافِلِينَ، ومَنْ قَرَأ مِائَةَ آيةٍ إِلَى ألْف أصْبَح لَهُ قِنْطار مِنْ أجْرٍ عندَ اللَّهِ، القِنْطارُ مِنْهُ مِثلُ الجبَلِ العَظِيمِ".
Ibnu Murdawaih meriwayatkan melalui jalur Musa ibnu Ubaidah Ar-Rabzi, dari Muhammad ibnu Ibrahim, dari Musa, dari Ummu Darda, dari Abu Darda yang menceritakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Barang siapa yang membaca seratus ayat, maka ia tidak dicatat sebagai orang-orang yang lalai; dan barang siapa yang membaca seratus ayat hingga seribu ayat, maka ia akan memiliki satu qintar pahala di sisi Allah. Satu qintar pahala sama banyaknya dengan sebuah bukit yang besar.
Waki' meriwayatkan hal yang semakna dari Musa ibnu Ubaidah.
Imam Hakim di dalam kitab Mustadrak-nya mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abul Abbas Muhammad ibnu Ya'qub, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Isa ibnu Zaid Al-Lakhami, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Amr ibnu Abu Salamah, telah menceritakan kepada kami Zuhair ibnu Muhammad, telah menceritakan kepada kami Humaid At-Tawil dan seorang lelaki lainnya, dari Anas ibnu Malik yang menceritakan bahwa Rasulullah Saw. pernah ditanya mengenai makna firman-Nya: harta yang berlimpah. (Ali Imran: 14) Maka Nabi Saw. bersabda:
«الْقِنْطَارُ أَلْفَا أُوقِيَّةٍ»
satu qintar adalah dua ribu auqiyah.
Hadis ini sahih dengan syarat Syaikhain, tetapi keduanya tidak mengetengahkannya. Demikianlah menurut apa yang telah diriwayatkan oleh Imam Hakim.
Ibnu Abu Hatim meriwayatkannya dengan lafaz yang lain. Untuk itu ia mengatakan:
حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الرَّقِّي، حدثنا عمرو ابن أَبِي سَلَمَةَ، حَدَّثَنَا زُهَيْرٌ -يَعْنِي ابْنَ مُحَمَّدٍ-حَدَّثَنَا حُمَيْدٌ الطَّوِيلُ وَرَجُلٌ آخَرُ قَدْ سَمَّاهُ-يَعْنِي يَزِيدَ الرَّقَاشي-عَنْ أَنَسٍ، عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي قَوْلِهِ: قِنْطَارٌ، يَعْنِي: "أَلْفَ دِينَارٍ"
telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Abdur Rahman Ar-Riqqi, telah menceritakan kepada kami Amr ibnu Abu Salamah, telah menceritakan kepada kami Zuhair (yakni Ibnu Muhammad), telah menceritakan kepada kami Humaid At-Tawil dan seorang lelaki yang disebutnya bernama Yazid Ar-Raqqasyi, dari Anas, dari Rasulullah Saw. dalam sabdanya yang mengatakan: bahwa satu qintar adalah seribu dinar.
Hal yang sama diriwayatkan oleh Imam Tabrani, dari Abdullah ibnu Muhammad ibnu Abu Maryam, dari Amr ibnu Abu Salamah, lalu ia menceritakan riwayat ini dengan sanad yang semisal.
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Al-Hasan Al-Basri, dari Anas ibnu Malik secara mursal atau mauquf hanya sampai kepadanya yang isinya menyatakan bahwa satu qintar adalah seribu dua ratus dinar. Hal ini merupakan suatu riwayat yang dikemukakan oleh Al-Aufi dari Ibnu Abbas.
Ad-Dahhak mengatakan bahwa sebagian orang Arab ada yang mengatakan satu qintar adalah seribu dua ratus dinar. Ada pula yang mengatakan dua belas ribu (dinar).
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Arim, dari Hammad, dari Sa'id Al-Harasi, dari Abu Nadrah, dari Abu Sa'id Al-Khudri yang mengatakan bahwa satu qintar adalah sepenuh kulit banteng berisikan emas.
Abu Muhammad mengatakan bahwa hal ini diriwayatkan oleh Muhammad ibnu Musa Al-Harasi, dari Hammad ibnu Zaid secara marfu', tetapi yang mauquf lebih sahih.
Senang kuda ada tiga macam, adakalanya para pemiliknya memeliharanya untuk persiapan berjihad di jalan Allah; di saat mereka perlukan, maka mereka tinggal memakainya; mereka mendapat pahala dari usahanya itu. Adakalanya orang yang bersangkutan memelihara kuda untuk membanggakan diri dan melawan kaum muslim, maka pelakunya mendapat dosa dari perbuatannya. Adakalanya pula kuda dipelihara untuk diternakkan tanpa melupakan hak Allah yang ada padanya, maka bagi pemiliknya beroleh ampunan dari Allah Swt. Seperti yang akan dijelaskan nanti dalam tafsir firman-Nya:
وَأَعِدُّوا لَهُمْ مَا اسْتَطَعْتُمْ مِنْ قُوَّةٍ وَمِنْ رِباطِ الْخَيْلِ
Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kalian sanggupi dari kuda-kuda yang ditambatkan untuk berperang. (Al-Anfal: 6), hingga akhir ayat.
Yang dimaksud dengan al-musawwamah menurut Ibnu Abbas r.a. ialah kuda-kuda pilihan yang dipelihara dengan baik. Hal yang sama dikatakan pula menurut riwayat yang bersumber dari Mujahid, Ikrimah, Sa'id ibnu Jubair, Abdur Rahman ibnu Abdullah ibnu Abza, As-Saddi, Ar-Rabi' ibnu Anas, Abu Sinan, dan lain-lainnya.
Menurut Makhul, al-musawwamah ialah kuda yang memiliki belang putih. Menurut pendapat yang lainnya lagi dikatakan selain itu.
قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ، عَنْ عَبْدِ الْحَمِيدِ بْنِ جَعْفَرٍ، عَنْ يَزِيدَ بْنِ أَبِي حَبِيبٍ، عَنْ سُوَيْد بْنِ قَيْسٍ، عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ حُدَيج، عَنْ أَبِي ذَرٍّ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "ليسَ مِنْ فَرَسٍ عَرَبِي إِلَّا يُؤذَنُ لَهُ مَعَ كُلِّ فَجْر يَدْعُو بِدَعْوَتَيْنِ، يَقُولُ: اللَّهُمَّ إنَّكَ خَوَّلْتَنِي مِنْ خَوَّلْتَني من بَنِي آدَم، فاجْعَلنِي مِنْ أحَبِّ مَالِهِ وأهْلِهِ إِلَيْهِ، أوْ أحَب أهْلِه ومالِهِ إليهِ"
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yahya ibnu Sa'id, dari Abdul Hamid ibnu Ja'far, dari Yazid ibnu Abu Habib, dari Suwaid ibnu Qais, dari Mu'awiyah ibnu Khadij, dari Abu Zar r.a. yang menceritakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Tiada seekor kuda Arab pun melainkan diperintahkan kepadanya melakukan dua buah doa pada tiap fajar, yaitu: "Ya Allah, sesungguhnya Engkau telah menundukkan aku kepada seseorang dari Bani Adam hingga aku tunduk kepadanya, maka jadikanlah aku termasuk harta dan keluarga yang paling dicintainya, atau keluarga dan harta benda yang paling dicintainya.
*******************
Firman Allah Swt.:
وَالْأَنْعامِ
dan binatang ternak. (Ali Imran: 14)
Yang dimaksud ialah unta, sapi, dan kambing.
وَالْحَرْثِ
dan sawah ladang. (Ali Imran: 14)
Yakni lahan yang dijadikan untuk ditanami (seperti ladang, sawah, serta perkebunan).
قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا رَوْح بْنُ عُبَادَةَ، حَدَّثَنَا أَبُو نَعَامَةَ الْعَدَوِيُّ، عَنْ مُسْلِمِ بْنِ بُدَيل عَنْ إياسِ بْنِ زُهَيْرٍ، عَنْ سُويد بْنِ هُبَيرة، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "خَيْرُ مَالِ امْرِئٍ لَهُ مُهْرة مَأمُورة، أَوْ سِكَّة مَأبُورة"
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Rauh ibnu Ubadah, telah menceritakan kepada kami Abu Na'amah Al-Adawi, dari Muslim ibnu Badil, dari Iyas ibnu Zuhair, dari Suwaid ibnu Hubairah, dari Nabi Saw. yang bersabda: Sebaik-baik harta seseorang ialah ternak kuda yang berkembang biak dengan pesat, atau kebun kurma yang subur.
Al-ma-burah, yang banyak keturunannya. As-sikkah, pohon kurma yang berbaris (banyak). Ma-buran artinya yang dicangkok (yakni subur).
*******************
Firman Allah Swt:
ذلِكَ مَتاعُ الْحَياةِ الدُّنْيا
Itulah kesenangan hidup di dunia. (Ali Imran: 14)
Artinya, itulah yang meramaikan kehidupan di dunia dan sebagai perhiasannya yang kelak akan fana.
وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآبِ
dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik. (Ali Imran: 14)
Yakni tempat kembali yang baik dan berpahala, yaitu surga.
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ibnu Humaid, telah menceritakan kepada kami Jarir, dari Ata, dari Abu Bakar ibnu Hafs ibnu Umar ibnu Sa'd yang menceritakan bahwa ketika diturunkan ayat berikut, yaitu firman-Nya: Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini. (Ali Imran: 14) Maka Umar ibnul Khattab berkata, "Sekaranglah, ya Tuhanku, karena Engkau telah menjadikannya sebagai perhiasan bagi kami."
قُلْ أَؤُنَبِّئُكُم بِخَيْرٍۢ مِّن ذَٰلِكُمْ ۚ لِلَّذِينَ ٱتَّقَوْا۟ عِندَ رَبِّهِمْ جَنَّٰتٌۭ تَجْرِى مِن تَحْتِهَا ٱلْأَنْهَٰرُ خَٰلِدِينَ فِيهَا وَأَزْوَٰجٌۭ مُّطَهَّرَةٌۭ وَرِضْوَٰنٌۭ مِّنَ ٱللَّهِ ۗ وَٱللَّهُ بَصِيرٌۢ بِٱلْعِبَادِ 15
(15) Katakanlah: "Inginkah aku kabarkan kepadamu apa yang lebih baik dari yang demikian itu?". Untuk orang-orang yang bertakwa (kepada Allah), pada sisi Tuhan mereka ada surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai; mereka kekal didalamnya. Dan (mereka dikaruniai) isteri-isteri yang disucikan serta keridhaan Allah. Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya.
(15)
Karena itulah Allah Swt. berfirman:
قُلْ أَأُنَبِّئُكُمْ بِخَيْرٍ مِنْ ذلِكُمْ
Katakanlah, "Inginkah aku kabarkan kepada kalian apa yang lebih baik daripada yang demikian itu?" (Ali Imran: 15)
Yakni katakanlah, hai Muhammad, kepada orang-orang, "Aku akan memberitahukan kepada kalian hal yang lebih baik daripada apa yang dihiaskan kepada manusia dalam kehidupan di dunia ini berupa kesenangan dan kegemerlapannya yang semuanya itu pasti akan lenyap." Sesudah itu Allah Swt. mengabarkan melalui firman-Nya:
لِلَّذِينَ اتَّقَوْا عِنْدَ رَبِّهِمْ جَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهارُ
Untuk orang-orang yang bertakwa (kepada Allah), pada sisi Tuhan mereka ada surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. (Ali Imran: 15)
Yaitu yang menembus di antara sisi-sisinya dan bagian-bagiannya sungai-sungai dari berbagai macam rasa, ada sungai madu, sungai khamr, sungai susu, dan lain sebagainya yang belum pernah dilihat oleh mata manusia, belum pernah didengar oleh telinganya, dan belum pernah terdetik di dalam hatinya.
خالِدِينَ فِيها
mereka kekal di dalamnya. (Ali Imran: 15)
Yakni tinggal di dalamnya untuk selama-lamanya, dan mereka tidak mau pindah darinya.
وَأَزْواجٌ مُطَهَّرَةٌ
dan istri-istri yang disucikan. (Ali Imran: 15)
Maksudnya, disucikan dari kotoran, najis, penyakit, haid, nifas, dan lain sebagainya yang biasa dialami oleh kaum wanita di dunia.
وَرِضْوانٌ مِنَ اللَّهِ
serta keridaan Allah. (Ali Imran: 15)
Yakni mereka dinaungi oleh rida Allah, maka Allah tidak akan murka lagi terhadap mereka sesudahnya untuk selama-lamanya. Karena itulah Allah Swt. berfirman di dalam surat At-Taubah:
وَرِضْوانٌ مِنَ اللَّهِ أَكْبَرُ
Dan keridaan Allah adalah lebih besar. (At-Taubah: 72)
Artinya, lebih besar daripada semua nikmat kekal yang diberikan kepada mereka di dalam surga.
*******************
Kemudian Allah Swt. berfirman:
وَاللَّهُ بَصِيرٌ بِالْعِبادِ
Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya. (Ali Imran: 15)
Yakni Dia pasti memberikan anugerah sesuai dengan apa yang berhak diterima oleh masing-masing hamba.