3 - آل عمران - Aal-i-Imraan

Juz : 3

The Family of Imraan
Medinan

أَلَمْ تَرَ إِلَى ٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ نَصِيبًۭا مِّنَ ٱلْكِتَٰبِ يُدْعَوْنَ إِلَىٰ كِتَٰبِ ٱللَّهِ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ يَتَوَلَّىٰ فَرِيقٌۭ مِّنْهُمْ وَهُم مُّعْرِضُونَ 23

(23) Tidakkah kamu memperhatikan orang-orang yang telah diberi bahagian yaitu Al Kitab (Taurat), mereka diseru kepada kitab Allah supaya kitab itu menetapkan hukum diantara mereka; kemudian sebahagian dari mereka berpaling, dan mereka selalu membelakangi (kebenaran).

(23) 

Allah Swt. menyangkal sikap orang-orang Yahudi dan Nasrani yang berpegang kepada apa yang mereka dugakan di dalam kedua kitab mereka, yaitu Taurat dan Injil. Apabila mereka diseru untuk mengambil ketetapan dari apa yang terkandung di dalam kedua kitab mereka, yaitu taat kepada Allah dalam semua perintah-Nya yang ditujukan kepada mereka, yang intinya berisikan agar mereka mengikuti Nabi Muhammad Saw., maka mereka berpaling seraya membelakangi kebenaran yang terkandung di dalam kedua kitabnya. Hal ini merupakan celaan yang sangat pedas dan menjadikan mereka sebagai figur dari orang-orang yang menentang dan sangat ingkar.



ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمْ قَالُوا۟ لَن تَمَسَّنَا ٱلنَّارُ إِلَّآ أَيَّامًۭا مَّعْدُودَٰتٍۢ ۖ وَغَرَّهُمْ فِى دِينِهِم مَّا كَانُوا۟ يَفْتَرُونَ 24

(24) Hal itu adalah karena mereka mengaku: "Kami tidak akan disentuh oleh api neraka kecuali beberapa hari yang dapat dihitung". Mereka diperdayakan dalam agama mereka oleh apa yang selalu mereka ada-adakan.

(24) 

 Kemudian Allah Swt. berfirman:

ذلِكَ بِأَنَّهُمْ قالُوا لَنْ تَمَسَّنَا النَّارُ إِلَّا أَيَّاماً مَعْدُوداتٍ

Hal itu adalah karena mereka mengakui, "Kami tidak akan disentuh oleh api neraka selain beberapa hari yang dapat dihitung." (Ali Imran: 24)

Yakni sesungguhnya yang mendorong dan membuat mereka berani menentang perkara yang hak (kebenaran) ialah karena ulah buat-buatan mereka sendiri, yaitu kebohongan-kebohongan mereka terhadap Allah yang mereka dakwakan untuk diri mereka sendiri, yaitu bahwa mereka hanya disiksa di dalam neraka selama tujuh hari; setiap seribu tahun dunia hanya satu hari. Tafsir hal ini dikemukakan di dalam surat Al-Baqarah.

Kemudian Allah Swt. berfirman:

وَغَرَّهُمْ فِي دِينِهِمْ مَا كانُوا يَفْتَرُونَ

Mereka diperdayakan dalam agama mereka oleh apa yang selalu mereka ada-adakan. (Ali Imran: 24)

Yakni mengukuhkan mereka untuk berpegang kepada agama mereka yang batil, hal-hal yang memperdayakan diri mereka sendiri, yaitu dugaan mereka yang menyatakan bahwa api neraka tidak akan menyentuh mereka karena dosa-dosa mereka kecuali hanya beberapa hari yang dapat dihitung. Padahal mereka sendirilah yang membuat-buat kedustaan ini terhadap diri mereka, sedangkan Allah tidak pernah menurunkan suatu bukti pun yang mengukuhkan dugaan mereka itu.


فَكَيْفَ إِذَا جَمَعْنَٰهُمْ لِيَوْمٍۢ لَّا رَيْبَ فِيهِ وَوُفِّيَتْ كُلُّ نَفْسٍۢ مَّا كَسَبَتْ وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ 25

(25) Bagaimanakah nanti apabila mereka Kami kumpulkan di hari (kiamat) yang tidak ada keraguan tentang adanya. Dan disempurnakan kepada tiap-tiap diri balasan apa yang diusahakannya sedang mereka tidak dianiaya (dirugikan).

(25) 

Allah Swt. berfirman mengancam dan memperingatkan mereka:

فَكَيْفَ إِذا جَمَعْناهُمْ لِيَوْمٍ لَا رَيْبَ فِيهِ

Bagaimanakah nanti apabila mereka Kami kumpulkan di hari (kiamat) yang tidak ada keraguan tentang adanya. (Ali Imran: 25)

Yaitu bagaimanakah keadaan mereka nanti, sedangkan mereka telah berbuat kedustaan terhadap Allah, mendustakan rasul-rasul-Nya, dan membunuh nabi-nabi-Nya serta para ulama kaumnya yang ber-amar ma'ruf dan nahi munkar. Allah Swt. akan meminta pertanggungjawaban dari mereka atas semuanya itu, dan Dia pasti akan menghukum dan memberikan balasannya kepada mereka.

Karena itulah Allah Swt. dalam ayat ini berfirman:

فَكَيْفَ إِذَا جَمَعْنَاهُمْ لِيَوْمٍ لَا رَيْبَ فِيهِ

Bagaimanakah nanti apabila mereka Kami kumpulkan di hari (kiamat) yang tidak ada keraguan tentang adanya. (Ali Imran: 25)

Maksudnya, kejadian hari kiamat tidak diragukan lagi dan pasti akan terjadi.

وَوُفِّيَتْ كُلُّ نَفْسٍ مَا كَسَبَتْ وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ

Dan disempurnakan kepada tiap-tiap diri balasan apa yang diusahakannya, sedangkan mereka tidak dianiaya. (Ali Imran: 25)


قُلِ ٱللَّهُمَّ مَٰلِكَ ٱلْمُلْكِ تُؤْتِى ٱلْمُلْكَ مَن تَشَآءُ وَتَنزِعُ ٱلْمُلْكَ مِمَّن تَشَآءُ وَتُعِزُّ مَن تَشَآءُ وَتُذِلُّ مَن تَشَآءُ ۖ بِيَدِكَ ٱلْخَيْرُ ۖ إِنَّكَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍۢ قَدِيرٌۭ 26

(26) Katakanlah: "Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.

(26) 

Allah Swt. berfirman:

قُلِ

Katakanlah! (Ali Imran: 26)

hai Muhammad dengan mengagungkan Tuhanmu, bersyukur kepada-Nya, berserah diri kepada-Nya, dan bertawakal kepada-Nya.

اللَّهُمَّ مالِكَ الْمُلْكِ

Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan. (Ali Imran: 26)

Yakni semua kerajaan adalah milik-Mu.

تُؤْتِي الْمُلْكَ مَنْ تَشاءُ وَتَنْزِعُ الْمُلْكَ مِمَّنْ تَشاءُ وَتُعِزُّ مَنْ تَشاءُ وَتُذِلُّ مَنْ تَشاءُ

Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki, dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki, dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. (Ali Imran: 26)

Artinya, Engkaulah Yang memberi dan Engkaulah Yang mencegah. Semua apa yang Engkau kehendaki pasti terjadi, dan semua yang tidak Engkau kehendaki pasti tidak akan terjadi.

Di dalam ayat ini terkandung isyarat dan bimbingan yang menganjurkan untuk mensyukuri nikmat Allah Swt., ditujukan kepada Rasul-Nya dan umatnya. Karena Allah Swt. mengalihkan kenabian dari kaum Bani Israil kepada nabi dari kalangan bangsa Arab, yaitu dari keturunan kabilah Quraisy yang ummi dari Mekah sebagai penutup semua nabi, serta sebagai utusan Allah kepada segenap manusia dan jin. Allah Swt. telah menghimpun di dalam dirinya semua kebaikan yang ada pada sebelumnya, dan menganugerahkan kepadanya beberapa khususiyat yang belum pernah Allah berikan kepada seorang pun dari kalangan para nabi dan para rasul sebelumnya. Yang dimaksud ialah dalam hal pengetahuannya mengenai Allah dan syariat yang diturunkan kepadanya, pengetahuannya tentang hal-hal yang gaib di masa lampau dan masa mendatang. Allah telah memperlihatkan kepadanya banyak hakikat akhirat, umatnya menyebar ke segenap pelosok dunia dari timur sampai ke barat, dan agama serta syariatnya ditampakkan di atas semua agama dan syariat yang lain. Maka semoga Allah melimpahkan salawat dan salam kepadanya untuk selama-lamanya sampai hari pembalasan, selama malam dan siang hari masih silih berganti. Karena itulah Allah Swt. mengatakan dalam firman-Nya: Katakanlah, "Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan." (Ali Imran: 26), hingga akhir ayat.

Yakni Engkaulah Yang mengatur makhluk-Mu, Yang Maha Melakukan semua apa yang Engkau kehendaki. Sebagaimana Allah menyanggah orang-orang yang mengakui dirinya dapat mengatur urusan Allah, seperti yang disebutkan di dalam firman-Nya:

وَقالُوا لَوْلا نُزِّلَ هذَا الْقُرْآنُ عَلى رَجُلٍ مِنَ الْقَرْيَتَيْنِ عَظِيمٍ

Dan mereka berkata, "Mengapa Al-Qur'an ini tidak diturunkan kepada seorang besar dari salah satu dua negeri (Mekah dan Taif) ini? (Az-Zukhruf: 31)

Allah berfirman, menyanggah ucapan mereka itu, melalui ayat berikut:

أَهُمْ يَقْسِمُونَ رَحْمَتَ رَبِّكَ

Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? (Az-Zukhruf: 32), hingga akhir ayat.

Dengan kata lain, Kamilah yang ber-tasarruf dalam semua ciptaan Kami menurut apa yang Kami kehendaki, tanpa ada seorang pun yang mencegah atau menolak Kami, dan bagi Kamilah hikmah yang sempurna serta hujah yang benar dalam hal tersebut. Demikianlah Allah menganugerahkan kenabian kepada siapa yang dikehendaki-Nya, seperti yang disebutkan di dalam firman-Nya:

اللَّهُ أَعْلَمُ حَيْثُ يَجْعَلُ رِسالَتَهُ

Allah lebih mengetahui di mana Dia menempatkan tugas kerasulan. (Al-An'am: 124)

Allah Swt. telah berfirman:

انْظُرْ كَيْفَ فَضَّلْنا بَعْضَهُمْ عَلى بَعْضٍ

Perhatikanlah bagaimana Kami lebihkan sebagian dari mereka atas sebagian (yang lain). (Al-Isra: 21), hingga akhir ayat.

Al-Hafiz ibnu Asakir meriwayatkan di dalam riwayat hidup Ishaq ibnu Ahmad bagian dari kitab tarikh tentang Khalifah Al-Mamun, bahwa ia pernah melihat pada salah satu istana di negeri Rumawi suatu tulisan memakai bahasa Himyariyah. Ketika diterjemahkan ke dalam bahasa Arab, ternyata artinya seperti berikut: "Dengan nama Allah, tidak sekali-kali malam dan siang silih berganti, dan tidak pula bintang-bintang beredar pada garis edarnya, melainkan karena berpindahnya nikmat (karunia) dari suatu kerajaan yang telah sirna kekuasaannya ke kerajaan yang lain. Sedangkan kerajaan Tuhan yang memiliki Arasy tetap abadi, tidak akan hilang dan tidak ada yang menyekutuinya."

*******************



تُولِجُ ٱلَّيْلَ فِى ٱلنَّهَارِ وَتُولِجُ ٱلنَّهَارَ فِى ٱلَّيْلِ ۖ وَتُخْرِجُ ٱلْحَىَّ مِنَ ٱلْمَيِّتِ وَتُخْرِجُ ٱلْمَيِّتَ مِنَ ٱلْحَىِّ ۖ وَتَرْزُقُ مَن تَشَآءُ بِغَيْرِ حِسَابٍۢ 27

(27) Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau masukkan siang ke dalam malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup. Dan Engkau beri rezeki siapa yang Engkau kehendaki tanpa hisab (batas)".

(27) 

Firman Allah Swt.:

تُولِجُ اللَّيْلَ فِي النَّهارِ وَتُولِجُ النَّهارَ فِي اللَّيْلِ

Engkau memasukkan malam ke dalam siang, dan Engkau memasukkan siang ke dalam malam. (Ali Imran: 27)

Yakni salah satunya mengambil kelebihan waktu dari yang lainnya. Maka yang lainnya berkurang hingga keduanya sama panjangnya, lalu yang lain mengambil dari kelebihan yang ini, hingga keduanya berbeda panjang masanya, tetapi lama-kelamaan panjang masa keduanya menjadi sama kembali. Demikianlah terjadi dalam musim-musim sepanjang tahunnya, yaitu musim semi, musim panas, musim gugur,dan musim dingin.

*******************

Firman Allah Swt.:

وَتُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَتُخْرِجُ الْمَيِّتَ مِنَ الْحَيِّ

Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup. (Ali Imran: 27)

Maksudnya, Engkau mengeluarkan tumbuh-tumbuhan dari bebijian, dan mengeluarkan bebijian dari tumbuh-tumbuhan; buah kurma dari biji kurma, dan biji kurma dari buah kurma. Orang mukmin dari orang kafir, dan orang kafir dari orang mukmin. Ayam dari telur, dan telur dari ayam; dan segala sesuatu mengalami proses seperti ini.

وَتَرْزُقُ مَنْ تَشاءُ بِغَيْرِ حِسابٍ

Dan Engkau beri rezeki siapa yang Engkau kehendaki tanpa perhitungan. (Ali Imran: 27)

Yakni Engkau memberi orang yang Engkau kehendaki harta benda yang tidak terhitung banyaknya dan sulit untuk ditakar, sedangkan kepada orang lainnya tidak Engkau berikan hal itu. Hal ini Engkau lakukan berdasarkan kebijaksanaan, kehendak, dan kemauan-Mu semata.

قَالَ الطَّبَرَانِيُّ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ زَكَرِيَّا الْغَلَّابِيُّ، حَدَّثَنَا جَعْفَرُ بْنُ جسْر بْنِ فَرْقَد، حَدَّثَنَا أَبِي، عَنْ عَمْرو بْنِ مَالِكٍ، عَنْ أَبِي الْجَوْزَاءِ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "اسْم اللهِ الأعْظَمَ الَّذي إذَا دُعِيَ بِهِ أَجَابَ، فِي هَذِهِ الآيةِ مِنْ آلِ عِمْرانَ: قُلِ اللَّهُمَّ مَالِكَ الْمُلْكِ [تُؤْتِي الْمُلْكَ مَنْ تَشَاءُ وَتَنزعُ الْمُلْكَ مِمَّنْ تَشَاءُ وَتُعِزُّ مَنْ تَشَاءُ وَتُذِلُّ مَنْ تَشَاءُ بِيَدِكَ الْخَيْرُ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ]

Imam Tabrani mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Zakaria Al-'Ala-i, telah menceritakan kepada kami Ja'far ibnu Hasan ibnu Farqad, telah menceritakan kepada kami ayahku, dari Umar ibnu Malik, dari Abul Jauza, dari Ibnu Abbas r.a., dari Nabi Saw. yang telah bersabda: Asma Allah yang teragung (Ismul A'zam) bila diucapkan dalam doa, niscaya diperkenankan, berada dalam ayat ini bagian dari surat Ali Imran, yaitu firman-Nya: "Kalakanlah, 'Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki, dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki, dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya engkau Mahakuasa atas segala sesuatu' (Ali Imran: 26)."


لَّا يَتَّخِذِ ٱلْمُؤْمِنُونَ ٱلْكَٰفِرِينَ أَوْلِيَآءَ مِن دُونِ ٱلْمُؤْمِنِينَ ۖ وَمَن يَفْعَلْ ذَٰلِكَ فَلَيْسَ مِنَ ٱللَّهِ فِى شَىْءٍ إِلَّآ أَن تَتَّقُوا۟ مِنْهُمْ تُقَىٰةًۭ ۗ وَيُحَذِّرُكُمُ ٱللَّهُ نَفْسَهُۥ ۗ وَإِلَى ٱللَّهِ ٱلْمَصِيرُ 28

(28) Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Barang siapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah, kecuali karena (siasat) memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka. Dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa)-Nya. Dan hanya kepada Allah kembali(mu).

(28) 

Allah Swt. melarang hamba-hamba-Nya yang mukmin berpihak kepada orang-orang kafir dan menjadikan mereka teman yang setia dengan menyampaikan kepada mereka berita-berita rahasia karena kasih sayang kepada mereka dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Kemudian Allah Swt. mengancam perbuatan tersebut melalui firman-Nya:

وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ فَلَيْسَ مِنَ اللَّهِ فِي شَيْءٍ

Barang siapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah. (Ali Imran: 28).

Dengan kata lain, barang siapa yang melakukan hal tersebut yang dilarang oleh Allah, maka sesungguhnya ia telah melepaskan ikatan dirinya dengan Allah. Seperti yang disebutkan di dalam firman lainnya, yaitu:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا عَدُوِّي وَعَدُوَّكُمْ أَوْلِياءَ تُلْقُونَ إِلَيْهِمْ بِالْمَوَدَّةِ- إِلَى أَنْ قَالَ-: وَمَنْ يَفْعَلْهُ مِنْكُمْ فَقَدْ ضَلَّ سَواءَ السَّبِيلِ

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mengambil musuh-Ku dan musuh kalian menjadi teman-teman setia yang kalian sampaikan kepada mereka (berita-berita Muhammad) karena rasa kasih sayang. (Al-Mumtahanah: 1) sampai dengan firman-Nya: Dan barang siapa di antara kalian yang melakukannya, maka sesungguhnya dia telah tersesat dari jalan yang lurus. (Al-Mumtahanah: 1)

Demikian pula dalam firman Allah Swt. yang mengatakan:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِ الْمُؤْمِنِينَ أَتُرِيدُونَ أَنْ تَجْعَلُوا لِلَّهِ عَلَيْكُمْ سُلْطَانًا مُبِينًا

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Inginkah kalian mengadakan alasan yang nyata bagi Allah (untuk menyiksa kalian)? (An-Nisa: 144)

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى أَوْلِيَاءَ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ مِنْكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ [إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ]

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi wali (kalian), sebagian dari mereka adalah wali bagi sebagian yang lain. Barang siapa di antara kalian mengambil mereka menjadi wali, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. (Al-Maidah: 51), hingga akhir ayat.

Dan Allah Swt. berfirman sesudah menyebutkan masalah kasih sayang dan hubungan yang intim di antara orang-orang mukmin dari kalangan kaum Muhajirin, kaum Ansar, dan orang-orang Arab, yaitu:

وَالَّذِينَ كَفَرُوا بَعْضُهُمْ أَوْلِياءُ بَعْضٍ إِلَّا تَفْعَلُوهُ تَكُنْ فِتْنَةٌ فِي الْأَرْضِ وَفَسادٌ كَبِيرٌ

Adapun orang-orang kafir, sebagian dari mereka menjadi pelindung bagi sebagian yang lain. Jika kalian (hai kaum muslim) tidak melaksanakan apa yang telah diperintahkan Allah itu, niscaya akan terjadi kekacauan di muka bumi dan kerusakan yang besar. (Al-Anfal: 73)

*******************

Adapun firman Allah Swt.:

إِلَّا أَنْ تَتَّقُوا مِنْهُمْ تُقاةً

kecuali karena (siasat) memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka. (Ali Imran: 28)

Dengan kata lain, kecuali bagi orang mukmin penduduk salah satu negeri atau berada di dalam waktu tertentu yang merasa khawatir akan kejahatan mereka (orang-orang kafir). Maka diperbolehkan baginya bersiasat untuk melindungi dirinya hanya dengan lahiriahnya saja, tidak dengan batin dan niat. Seperti apa yang telah diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Abu Darda yang mengatakan:

"إنَّا لَنَكْشرُ فِي وُجُوهِ أقْوَامٍ وَقُلُوبُنَا تَلْعَنُهُمْ".

Sesungguhnya kami benar-benar tersenyum di hadapan banyak kaum (di masa lalu), sedangkan hati kami (para sahabat) melaknat mereka (orang-orang musyrik).

As-Sauri mengatakan bahwa sahabat Ibnu Abbas pernah mengatakan taqiyyah (sikap diplomasi) bukan dengan amal perbuatan, melainkan hanya dengan lisan saja. Hal yang sama diriwayatkan oleh Al-Aufi, dari Ibnu Abbas, yaitu bahwa sesungguhnya taqiyyah itu hanya dilakukan dengan lisan. Hal yang sama dikatakan oleh Abul Aliyah, Abusy Sya'sa, Ad-Dahhak, dan Ar-Rabi' ibnu Anas. Pendapat mereka dikuatkan oleh firman Allah Swt. yang mengatakan:

مَنْ كَفَرَ بِاللَّهِ مِنْ بَعْدِ إِيمانِهِ إِلَّا مَنْ أُكْرِهَ وَقَلْبُهُ مُطْمَئِنٌّ بِالْإِيمانِ

Barang siapa yang kafir kepada Allah sesudah dia beriman (dia mendapat kemurkaan Allah); kecuali orang yang dipaksa kafir, padahal hatinya tetap tenang dalam beriman (dia tidak berdosa). (An-Nahl: 16), hingga akhir ayat.

Imam Bukhari mengatakan, Al-Hasan pernah berkata bahwa taqiyyah (terus berlangsung) sampai hari kiamat.

*******************

Kemudian Allah Swt. berfirman:

وَيُحَذِّرُكُمُ اللَّهُ نَفْسَهُ

Dan Allah memperingatkan kalian terhadap diri (siksa)-Nya. (Ali Imran: 28)

Yakni Allah memperingatkan kalian terhadap pembalasan-Nya bila Dia ditentang dalam perintah-Nya, dan siksa serta azab Allah akan menimpa orang yang memihak kepada musuh-Nya dan memusuhi kekasih-kekasih-Nya.

*******************

Firman Allah Swt.:

وَإِلَى اللَّهِ الْمَصِيرُ

Dan hanya kepada Allah kembali (kalian). (Ali Imran: 28)

Maksudnya, hanya kepada-Nyalah kalian dikembalikan, karena Dia akan membalas tiap-tiap diri sesuai dengan amal perbuatan yang telah dilakukannya.

Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Suwaid ibnu Sa'id, telah menceritakan kepada kami Sa'id, telah menceritakan kepada kami Muslim ibnu Khalid, dari Ibnu Abu Husain, dari Abdur Rahman ibnu Sabit, dari Maimun ibnu Mihran yang menceritakan, "Sahabat Mu'az pernah berdiri di antara kami, lalu ia mengatakan, 'Hai Bani Aud, sesungguhnya aku adalah utusan Rasulullah kepada kalian. Kalian mengetahui bahwa tempat kembali hanyalah kepada Allah, yaitu ke surga atau ke neraka'."


قُلْ إِن تُخْفُوا۟ مَا فِى صُدُورِكُمْ أَوْ تُبْدُوهُ يَعْلَمْهُ ٱللَّهُ ۗ وَيَعْلَمُ مَا فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِى ٱلْأَرْضِ ۗ وَٱللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍۢ قَدِيرٌۭ 29

(29) Katakanlah: "Jika kamu menyembunyikan apa yang ada dalam hatimu atau kamu melahirkannya, pasti Allah mengetahui". Allah mengetahui apa-apa yang ada di langit dan apa-apa yang ada di bumi. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.

(29) 

Allah Swt. memberitahukan kepada hamba-hamba-Nya bahwa Dia mengetahui semua yang tersembunyi dan semua yang tampak, dan bahwa tiada yang samar bagi Allah suatu hal pun dari mereka, melainkan Dia mengetahuinya dan meliputi mereka dalam semua keadaan, zaman, hari-hari, jam dan detik-detik mereka, serta mengetahui semua yang ada di bumi dan di langit. Tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi bagi-Nya walau seberat zarrah, dan bahkan yang lebih kecil lagi dari itu di semua kawasan bumi, laut, dan bukit-bukit.

وَاللَّهُ عَلى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

Dan Allah Mahakuasa atas segala sesuatu. (Ali Imran: 29)

Yakni kekuasaan-Nya langsung dan benar-benar nyata atas semuanya. Di balik kalimat ini terkandung makna yang memperingatkan kepada hamba-hamba-Nya agar takut kepada-Nya dan selalu khawatir akan siksaan-Nya, supaya mereka tidak berani mengerjakan apa-apa yang dilarang dan tidak disukai oleh-Nya. Karena sesungguhnya Allah mengetahui semua perkara mereka, dan Dia Mahakuasa untuk menyegerakan siksaan-Nya terhadap mereka. Jika Dia memberikan masa tangguh kepada seseorang di antara mereka, maka sesungguhnya Dia sengaja menangguhkan siksaan-Nya, kemudian pada saatnya Dia akan menimpakan siksaan kepadanya dengan siksaan dari Tuhan Yang Mahaperkasa lagi Mahakuasa. Untuk itulah maka disebutkan dalam firman selanjutnya: