61 - الصف - As-Saff
The Ranks
Medinan
وَإِذْ قَالَ عِيسَى ٱبْنُ مَرْيَمَ يَٰبَنِىٓ إِسْرَٰٓءِيلَ إِنِّى رَسُولُ ٱللَّهِ إِلَيْكُم مُّصَدِّقًۭا لِّمَا بَيْنَ يَدَىَّ مِنَ ٱلتَّوْرَىٰةِ وَمُبَشِّرًۢا بِرَسُولٍۢ يَأْتِى مِنۢ بَعْدِى ٱسْمُهُۥٓ أَحْمَدُ ۖ فَلَمَّا جَآءَهُم بِٱلْبَيِّنَٰتِ قَالُوا۟ هَٰذَا سِحْرٌۭ مُّبِينٌۭ 6
(6) Dan (ingatlah) ketika Isa ibnu Maryam berkata: "Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)". Maka tatkala rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: "Ini adalah sihir yang nyata".
(6)
Adapun firman Allah Swt.:
وَإِذْ قَالَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيَّ مِنَ التَّوْرَاةِ وَمُبَشِّرًا بِرَسُولٍ يَأْتِي مِنْ بَعْدِي اسْمُهُ أَحْمَدُ
Dan (ingatlah) ketika Isa putra Maryam berkata, "Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab (yang turun) sebelumku, yaitu Taurat dan memberi kabar gembira dengan (datangnya) seorang rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad).” (Ash-Shaff: 6)
Yakni kitab Taurat telah menyampaikan berita gembira kedatanganku, dan akulah orangnya yang diberitakan oleh Taurat itu, dan aku menyampaikan berita gembira akan kedatangan rasul yang sesudahku, dia adalah Rasul yang Ummy Arabiy Makki bernama Ahmad alias Muhammad. Isa a.s. adalah penutup nabi-nabi Bani Israil, dia berada di tengah-tengah kaum Bani Israil menyampaikan berita gembira akan kedatangan Muhammad, yaitu Ahmad sebagai penutup para nabi dan para rasul. Tiada rasul dan nabi lagi sesudahnya. Alangkah baiknya apa yang diketengahkan oleh Imam Bukhari, yaitu bahwa:
حَدَّثَنَا أَبُو الْيَمَانِ، حَدَّثَنَا شُعَيْبٌ، عَنِ الزُّهْرِيِّ قَالَ: أَخْبَرَنِي مُحَمَّدِ بْنِ جُبَير بْنِ مُطعم، عَنْ أَبِيهِ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: "إِنَّ لِي أَسْمَاءٌ: أَنَا مُحَمَّدٌ، وَأَنَا أَحْمَدُ، وَأَنَا الْمَاحِي الَّذِي يَمحُو اللَّهُ بِهِ الْكُفْرَ، وَأَنَا الْحَاشِرُ الَّذِي يُحْشَرُ النَّاسُ عَلَى قَدَمِي، وَأَنَا الْعَاقِبُ".
telah menceritakan kepada kami Abul Yaman, telah menceritakan kepada kami Syu'aib, dari Az-Zuhri yang mengatakan bahwa telah menceritakan kepadaku Muhammad ibnu Jubair ibnu Mut'im, dari ayahnya yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar Rasulullah Saw. bersabda: Sesungguhnya aku mempunyai banyak nama, akulah Muhammad, akulah Ahmad, akulah Penghapus yang melaluiku A llah menghapus kekufuran, dan akulah Penggiring yang semua umat manusia digiring di atas kakiku, dan akulah Penggiring.
Imam Muslim meriwayatkannya melalui hadis Az-Zuhri dengan sanad dan lafaz yang semisal.
قَالَ أَبُو دَاوُدَ الطَّيَالِسِيُّ: حَدَّثَنَا الْمَسْعُودِيُّ، عَنْ عَمْرِو بْنِ مُرّة، عَنْ أَبِي عُبَيدة، عَنْ أَبِي مُوسَى قَالَ: سَمَّى لَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَفسه أسماءً، منها ما حفظنا فقال: "أَنَا مُحَمَّدٌ، وَأَنَا أَحْمَدُ، وَالْحَاشِرُ، وَالْمُقَفِّي، وَنَبِيُّ الرَّحْمَةِ، وَالتَّوْبَةِ، وَالْمَلْحَمَةِ".
Abu Daud At-Tayalisi mengatakan, telah menceritakan kepada kami Al-Mas'udi, dari Amr ibnu Murrah, dari Abu Ubaidah, dari Abu Musa yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. menyebutkan nama-nama lain bagi dirinya. Di antaranya ada yang kami hafal, yaitu: Akulah Muhammad, akulah Ahmad, akulah orang yang menggiring, akulah yang diikuti, nabi rahmat, nabi tobat, dan nabi Malhamah (peperangan).
Imam Muslim meriwayatkannya melalui hadis Al-A'masy;dari Amr ibnu Murrah dengan sanad yang sama.
Allah Swt. telah berfirman:
الَّذِينَ يَتَّبِعُونَ الرَّسُولَ النَّبِيَّ الأمِّيَّ الَّذِي يَجِدُونَهُ مَكْتُوبًا عِنْدَهُمْ فِي التَّوْرَاةِ وَالإنْجِيلِ
(Yaitu) orang-orang yang mengikuti Rasul, Nabi yang ummiyang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka. (Al-A'raf: 157), hingga akhir ayat.
Dan firman Allah Swt.:
وَإِذْ أَخَذَ اللَّهُ مِيثَاقَ النَّبِيِّينَ لَمَا آتَيْتُكُمْ مِنْ كِتَابٍ وَحِكْمَةٍ ثُمَّ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مُصَدِّقٌ لِمَا مَعَكُمْ لَتُؤْمِنُنَّ بِهِ وَلَتَنْصُرُنَّهُ قَالَ أَأَقْرَرْتُمْ وَأَخَذْتُمْ عَلَى ذَلِكُمْ إِصْرِي قَالُوا أَقْرَرْنَا قَالَ فَاشْهَدُوا وَأَنَا مَعَكُمْ مِنَ الشَّاهِدِينَ
Dan (ingatlah) ketika Allah mengambil perjanjian dari para nabi, "Sungguh, apa saja yang Aku berikan kepadamu berupa kitab dan hikmah, kemudian datang kepadamu seorang rasul yang membenarkan apa yang ada padamu, niscaya kamu akan sungguh-sungguh beriman kepadanya dan menolongnya.”Allah berfirman, "Apakah kamu mengakui dan menerima perjanjian-Ku terhadap yang demikian itu?” Mereka menjawab, "Kami mengakui.” Allah berfirman, "Kalau begitu, saksikanlah (hai para nabi) dan Aku menjadi saksi (pula) bersama kamu.” (Ali Imran: 81)
Ibnu Abbas mengatakan bahwa tidak sekali-kali Allah mengutus seorang nabi melainkan mengambil janji darinya, bahwa sesungguhnya jika Muhammad diutus sedang dia masih hidup, maka dia benar-benar akan mengikutinya. Dan mengambil janji pula bahwa hendaknya dia mengambil janji dari umatnya, bahwajika Muhammad diutus, sedangkan mereka masih hidup, benar-benar mereka akan mengikutinya dan menolongnya.
قَالَ مُحَمَّدُ بْنُ إِسْحَاقَ: حَدَّثَنِي ثَوْرُ بْنُ يَزيد، عَنْ خَالِدِ بْنِ مَعْدَانَ، عَنْ أَصْحَابِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُمْ قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَخْبِرْنَا عَنْ نَفْسِكَ. قَالَ: "دَعْوَةُ أَبِي إِبْرَاهِيمَ، وبُشْرَى عِيسَى، وَرَأَتْ أُمِّي حِينَ حَمَلَتْ بِي كَأَنَّهُ خَرَجَ مِنْهَا نُورٌ أَضَاءَتْ لَهُ قُصُورُ بُصْرَى مِنْ أَرْضِ الشَّامِ"
Muhammad ibnu Ishaq mengatakan, telah menceritakan kepadaku Saur ibnu Yazid, dari Khalid ibnu Ma'dan, dari sahabat-sahabat Rasulullah Saw., bahwa mereka pernah bertanya, "Wahai Rasulullah, ceritakanlah kepada kami tentang dirimu." Rasulullah Saw. menjawab: Aku adalah doa ayahku Ibrahim, dan berita gembira yang disampaikan Isa. Ibuku ketika mengandungku melihat seakan-akan dari tubuhnya keluar nur (cahaya) yang dapat menerangi semua gedung kota Basrah yang ada di negeri Syam.
Sanad hadis ini jayyid (baik), dan telah diriwayatkan pula hal yang sama melalui jalur-jalur lain yang menguatkannya.
قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ مَهْدِيٍّ، حَدَّثَنَا مُعَاوِيَةُ بْنُ صَالِحٍ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ سُوَيد الْكَلْبِيِّ، عَنْ عَبْدِ الْأَعْلَى بْنِ هِلَالٍ السُّلَمِيِّ، عَنِ العِرْباض بْنِ سَارِيَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "إِنِّي عِنْدَ اللَّهِ لَخَاتَمُ النَّبِيِّينَ، وَإِنَّ آدَمَ لمنجَدلٌ فِي طِينَتِهِ، وَسَأُنْبِئُكُمْ بِأَوَّلِ ذَلِكَ دَعْوة أَبِي إِبْرَاهِيمَ، وَبِشَارَةُ عِيسَى بِي، وَرُؤْيَا أُمِّي الَّتِي رَأَتْ، وَكَذَلِكَ أُمَّهَاتُ النَّبِيِّينَ يَرَين"
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdur Rahman ibnu Mahdi, telah menceritakan kepada kami Mu'awiyah ibnuSaleh, dari Sa'id ibnu Suwaid Al-Kalbi, dari Abdul A'la ibnu Hilal As-Sulami, dari Al-Irbad ibnu Sariyah yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Sesungguhnya aku di sisi Allah (telah tercatat) benar-benar sebagai penutup para nabi, dan sesungguhnya Adam masih benar-benar berupa tanah liatnya (saat itu). Dan aku akan menceritakan kepada kalian permulaan dari hal tersebut yaitu doa ayahku Ibrahim, berita gembira Isa mengenai kedatanganku, dan mimpi yang dilihat oleh ibuku, dan hal yang sama dialami pula oleh para ibu nabi-nabi lain.
Imam Ahmad mengatakan pula, telah menceritakan kepada kami Abun Nadr, telah menceritakan kepada kami Al-Farj ibnu Fudalah, telah menceritakan kepada kami Luqman ibnu Amir yang mengatakan bahwa aku mendengar Abu Umamah mengatakan bahwa ia pernah bertanya, "Wahai Rasulullah, bagaimanakah mula-mulanya perkaramu?"Nabi Saw. menjawab: Doa ayahku Ibrahim, berita gembira Isa, dan ibuku melihat dalam mimpinya bahwa keluar dari tubuhnya cahaya yang menerangi gedung-gedung negeri Syam.
Imam Ahmad mengatakan pula, telah menceritakan kepada kami Hasan ibnu Musa, ia pernah mendengar Khadij saudara lelaki Zuhair ibnu Mu'awiyah menceritakan hadis berikut dari Abu Ishaq, dari Abdullah ibnu Atabah, dari Abdullah ibnu Mas'ud yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. mengirimkan kami kepada Raja Najasyi (Negus). Jumlah kami waktu itu kurang lebih delapan puluh orang, di antaranya Abdullah ibnu Mas'ud, Ja'far, Abdullah ibnu Rawwahah, Usman ibnu Maz'un, dan Abu Musa. Maka kami datang menghadap kepada Raja Najasyi.
Kemudian orang-orang Quraisy mengirimkan Amr ibnul As dan Imarah ibnul Walid dengan membawa hadiah untuk Raja Najasyi. Ketika keduanya telah masuk ke istana Raja Najasyi, lalu keduanya bersujud kepadanya dan segera mengambil tempat di sebelah kanan dan sebelah kirinya. Kemudian keduanya mengatakan kepada Raja Najasyi, "Sesungguhnya ada serombongan orang dari kalangan anak-anak paman kami yang tinggal di negerimu, mereka membenci kami dan juga membenci agama kami." Raja Najasyi bertanya, "Di manakah mereka?" Keduanya menjawab, "Mereka telah berada di negerimu, maka undanglah mereka," lalu Raja Najasyi mengundang mereka. Ja'far berkata, "Akulah yang akan menjadi juru bicara kalian pada hari ini," mereka mengikutinya, dan Ja'far hanya mengucapkan salam kepada Raja Najasyi, ia tidak bersujud. Maka mereka bertanya kepadanya, "Mengapa kamu tidak bersujud kepada sang raja?" Ja'far menjawab, "Sesungguhnya kami tidak akan sujud selain kepada Allah Swt."
Raja Najasyi bertanya, "Bagaimanakah ajaran agamamu?" Ja'far menjawab, "Sesungguhnya Allah telah mengutus Rasul-Nya kepada kami, maka dia memerintahkan kepada kami untuk tidak bersujud kepada seorang pun kecuali kepada Allah Swt. Dan dia memerintahkan kepada kami untuk salat dan menunaikan zakat." Maka Amr ibnul As berkata, "Sesungguhnya mereka mempunyai pandangan yang berbeda dengan engkau tentang Isa putra Maryam." Raja Najasyi bertanya, "Bagaimanakah menurut kalian tentang Isa putra Maryam dan ibunya?" Ja'far menjawab, "Kami akan mengatakan seperti apa yang difirmankan oleh Allah Swt. bahwa dia adalah (yang diciptakan oleh) kalimah Allah (perintah-Nya) dan (dengan tiupan) roh dari-Nya yang disampaikan-Nya kepada seorang perawan yang suci yang belum pernah disentuh oleh seorang manusia pun dan belum pernah beranak."
Maka Raja Najasyi memungut sebuah kayu dari tanah, kemudian berkata, "Hai orang-orang Habsyah dan para pendeta serta para rahib, demi Allah, apa yang dikatakan oleh mereka tidaklah melampaui apa yang dikatakan oleh kita mengenainya. Selamat datang untukmu dan orang-orang yang datang bersamamu dari sisinya. Aku bersaksi bahwa dia (Nabi Saw.) adalah utusan Allah, dan bahwa dialah orang yang kami jumpai beritanya dalam kitab Injil, dan dialah orangnya yang diberitakan oleh Isa putra Maryam. Sekarang tinggallah kalian di mana pun kalian sukai di negeri ini. Demi Allah, seandainya aku bukan dalam keadaan seperti sekarang sebagai raja, niscaya aku akan datang kepadanya dan aku rela menjadi pelayannya yang membawa terompahnya dan mengambilkan air wudunya."
Kemudian Raja Najasyi memerintahkan agar hadiah yang dibawa oleh kedua utusan Quraisy itu dikembalikan, maka hadiah itu dikembalikan kepada keduanya. Selanjutnya Ibnu Mas'ud bersegera menyusul Rasulullah Saw. ke Madinah untuk ikut dalam Perang Badar. Dan Ibnu Mas'ud mengatakan bahwa Nabi Saw. memohonkan ampunan bagi Raja Najasyi ketika beliau mendengar berita kewafatannya.
Kisah ini telah diriwayatkan oleh Ja'far r.a. dan Ummu Salamah r.a., dan pembahasannya didapat di dalam kitab Sirah. Tujuan pengetengahan kisah ini ialah bahwa para nabi itu terus-menerus menyebutkan sifat Nabi Muhammad Saw. dan menceritakannya kepada umatnya masing-masing yang dituangkan dalam kitab-kitab mereka, lalu memerintahkan kepada umatnya masing-masing agar mengikutinya, menolongnya, dan mendukungnya jika Nabi Muhammad diutus. Dan permulaan dari tenarnya hal ini di kalangan penduduk bumi diutarakan oleh Nabi Ibrahim a.s. kekasih Allah dan bapak para nabi, ketika ia berdoa untuk penduduk Mekah, bahwasanya semoga Allah mengutus seorang rasul di kalangan mereka dari kalangan mereka sendiri.
Hal yang sama diberitakan pula melalui lisan Isa Putra Maryam. Untuk itulah ketika para sahabat bertanya, "Ceritakanlah kepada kami permulaan perkaramu, yakni di bumi ini." Maka Nabi Saw. menjawab:
"دَعْوَةُ أَبِي إِبْرَاهِيمَ، وَبِشَارَةُ عِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ، وَرُؤْيَا أُمِّي الَّتِي رَأَتْ"
Doa ayahku Nabi Ibrahim, dan berita gembira yang disampaikan oleh Isa Putra Maryam, serta mimpi yang pernah dilihat oleh ibuku (saat mengandungku).
Yakni seorang rasul yang akan muncul dari kalangan penduduk Mekah sesudah masa Ibrahim a.s. yang kemunculannya diawali dengan tanda-tanda kenabian. Oleh karena itulah maka Nabi Saw. menyebutkan Nabi Ibrahim a.s.
*******************
Firman Allah Swt.:
فَلَمَّا جَاءَهُمْ بِالْبَيِّنَاتِ قَالُوا هَذَا سِحْرٌ مُبِينٌ
Maka tatkala rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata, "Ini adalah sihir yang nyata." (Ash-Shaff: 6)
Ibnu Juraij dan Ibnu Jarir mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Maka tatkala datang kepada mereka rasul itu. (Ash-Shaff: 6) Yaitu Ahmad (Muhammad) yang telah diberitakan sejak masa-masa terdahulu dan telah dikenal sebutannya di kalangan umat-umat terdahulu. Maka ketika dia telah diangkat menjadi rasul dan datang dengan membawa bukti-bukti yang nyata, berkatalah orang-orang kafir dan orang-orang yang menentangnya: Ini adalah sihir yang nyata. (Ash-Shaff: 6)
وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ ٱفْتَرَىٰ عَلَى ٱللَّهِ ٱلْكَذِبَ وَهُوَ يُدْعَىٰٓ إِلَى ٱلْإِسْلَٰمِ ۚ وَٱللَّهُ لَا يَهْدِى ٱلْقَوْمَ ٱلظَّٰلِمِينَ 7
(7) Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mengada-adakan dusta terhadap Allah sedang dia diajak kepada Islam? Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.
(7)
Firman Allah Swt.:
وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَى عَلَى اللَّهِ الْكَذِبَ وَهُوَ يُدْعَى إِلَى الإسْلامِ
Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mengada-adakan dusta terhadap Allah, sedangkan dia diajak kepada agama Islam? (Ash-Shaff:7)
Yakni tiada seorang pun yang lebih zalim daripada orang yang mengada-adakan kedustaan terhadap Allah dan mengadakan bagi-Nya tandingan-tandingan dan sekutu-sekutu, padahal dia diajak kepada agama tauhid dan memurnikan ketaatan hanya kepada Allah Swt. Karena itulah maka disebutkan dalam firman berikutnya:
وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ
Dan Allah tiada memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim. (Ash-Shaff:7)
Kemudian disebutkan dalam firman berikutnya:
يُرِيدُونَ لِيُطْفِئُوا نُورَ اللَّهِ بِأَفْوَاهِهِمْ
Mereka ingin hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka. (Ash-Shaff:8)
Maksudnya, mereka berupaya menolak perkara yang hak dengan perkara yang batil. Perumpamaan mereka dalam hal ini sama dengan seseorang yang ingin memadamkan sinar mentari dengan mulutnya. Maka sebagaimana hal ini mustahil, begitu pula memadamkan cahaya (agama) Allah merupakan hal yang mustahil pula. Karena itulah dalam firman berikutnya disebutkan:
وَاللَّهُ مُتِمُّ نُورِهِ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ
dan Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya, meskipun orang-orang kafir benci. Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar Dia memenangkannya di atas segala agama, meskipun orang-orang musyrik benci. (Ash-Shaff:8-9)
Mengenai tafsir kedua ayat ini telah dikemukakan dalam tafsir surat At-Taubah dengan keterangan yang cukup.
يُرِيدُونَ لِيُطْفِـُٔوا۟ نُورَ ٱللَّهِ بِأَفْوَٰهِهِمْ وَٱللَّهُ مُتِمُّ نُورِهِۦ وَلَوْ كَرِهَ ٱلْكَٰفِرُونَ 8
(8) Mereka ingin memadamkan cahaya Allah dengan mulut (tipu daya) mereka, tetapi Allah (justru) menyempurnakan cahaya-Nya, walau orang-orang kafir membencinya".
(8)
Kemudian disebutkan dalam firman berikutnya:
يُرِيدُونَ لِيُطْفِئُوا نُورَ اللَّهِ بِأَفْوَاهِهِمْ
Mereka ingin hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka. (Ash-Shaff:8)
Maksudnya, mereka berupaya menolak perkara yang hak dengan perkara yang batil. Perumpamaan mereka dalam hal ini sama dengan seseorang yang ingin memadamkan sinar mentari dengan mulutnya. Maka sebagaimana hal ini mustahil, begitu pula memadamkan cahaya (agama) Allah merupakan hal yang mustahil pula. Karena itulah dalam firman berikutnya disebutkan:
وَاللَّهُ مُتِمُّ نُورِهِ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ
dan Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya, meskipun orang-orang kafir benci. Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar Dia memenangkannya di atas segala agama, meskipun orang-orang musyrik benci. (Ash-Shaff:8-9)
Mengenai tafsir kedua ayat ini telah dikemukakan dalam tafsir surat At-Taubah dengan keterangan yang cukup.
هُوَ ٱلَّذِىٓ أَرْسَلَ رَسُولَهُۥ بِٱلْهُدَىٰ وَدِينِ ٱلْحَقِّ لِيُظْهِرَهُۥ عَلَى ٱلدِّينِ كُلِّهِۦ وَلَوْ كَرِهَ ٱلْمُشْرِكُونَ 9
(9) Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar Dia memenangkannya di atas segala agama-agama meskipun orang musyrik membenci.
(9)
Karena itulah dalam firman berikutnya disebutkan:
وَاللَّهُ مُتِمُّ نُورِهِ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ
dan Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya, meskipun orang-orang kafir benci. Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar Dia memenangkannya di atas segala agama, meskipun orang-orang musyrik benci. (Ash-Shaff:8-9)
Mengenai tafsir kedua ayat ini telah dikemukakan dalam tafsir surat At-Taubah dengan keterangan yang cukup.
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ هَلْ أَدُلُّكُمْ عَلَىٰ تِجَٰرَةٍۢ تُنجِيكُم مِّنْ عَذَابٍ أَلِيمٍۢ 10
(10) Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih?
(10)
Dalam pembahasan yang lalu telah disebutkan hadis Abdullah ibnu Salam bahwa para sahabat berkeinginan untuk menanyakan kepada Rasulullah Saw. tentang amal perbuatan yang paling disukai oleh Allah Swt. untuk mereka kerjakan. Maka Allah menurunkan surat ini, yang antara lain ialah firman Allah Swt.:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا هَلْ أَدُلُّكُمْ عَلَى تِجَارَةٍ تُنْجِيكُمْ مِنْ عَذَابٍ أَلِيمٍ
Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu Aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih? (Ash-Shaff:10)
Kemudian perniagaan yang besar lagi tidak akan mengalami kerugian dan dapat menghantarkan untuk meraih tujuan dan melenyapkan semua halangan ditafsirkan oleh firman Allah Swt.
تُؤْمِنُونَ بِٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ وَتُجَٰهِدُونَ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ بِأَمْوَٰلِكُمْ وَأَنفُسِكُمْ ۚ ذَٰلِكُمْ خَيْرٌۭ لَّكُمْ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ 11
(11) (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.
(11)
Kemudian perniagaan yang besar lagi tidak akan mengalami kerugian dan dapat menghantarkan untuk meraih tujuan dan melenyapkan semua halangan ditafsirkan oleh firman Allah Swt. berikutnya:
تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَتُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ
(Yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu jika kamu mengetahuinya. (Ash-Shaff:11)
Yakni lebih baik bagimu daripada perniagaan dunia, bersusah payah untuknya dan menyibukkan diri hanya dengan perniagaan dunia semata.
يَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَيُدْخِلْكُمْ جَنَّٰتٍۢ تَجْرِى مِن تَحْتِهَا ٱلْأَنْهَٰرُ وَمَسَٰكِنَ طَيِّبَةًۭ فِى جَنَّٰتِ عَدْنٍۢ ۚ ذَٰلِكَ ٱلْفَوْزُ ٱلْعَظِيمُ 12
(12) Niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di dalam jannah 'Adn. Itulah keberuntungan yang besar.
(12)
Kemudian disebutkan dalam firman selanjutnya:
يَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ
niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu. (Ash-Shaff:12)
Jika kamu mengerjakan apa yang Kuperintahkan kepadamu dan apa yang telah Kutunjukkan kepadamu, niscaya Aku akan mengampuni semua kesalahan kamu dan memasukkan kamu ke dalam surga-surga yang penuh dengan tempat-tempat tinggal yang baik-baik serta derajat-derajat yang tinggi. Untuk itulah maka disebutkan oleh firman-Nya:
وَيُدْخِلْكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأنْهَارُ وَمَسَاكِنَ طَيِّبَةً فِي جَنَّاتِ عَدْنٍ ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di dalam surga 'Adn. Itulah keberuntungan yang besar. (Ash-Shaff:12)
وَأُخْرَىٰ تُحِبُّونَهَا ۖ نَصْرٌۭ مِّنَ ٱللَّهِ وَفَتْحٌۭ قَرِيبٌۭ ۗ وَبَشِّرِ ٱلْمُؤْمِنِينَ 13
(13) Dan (ada lagi) karunia yang lain yang kamu sukai (yaitu) pertolongan dari Allah dan kemenangan yang dekat (waktunya). Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang beriman.
(13)
Selanjutnya disebutkan oleh firman-Nya:
وَأُخْرَى تُحِبُّونَهَا
Dan (ada lagi) karunia yang lain yang kamu sukai. (Ash-Shaff:13)
Maksudnya, dan Aku tambahkan kepada kalian selain dari itu hal yang kamu sukai, yaitu:
نَصْرٌ مِنَ اللَّهِ وَفَتْحٌ قَرِيبٌ
pertolongan dari Allah dan kemenangan yang dekat (waktunya). (Ash-Shaff:13)
Yaitu apabila kamu berperang di jalan Allah dan menolong agama-Nya, maka Allah akan menjamin menolongmu dan menjadikanmu menang. Seperti yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تَنْصُرُوا اللَّهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ
Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu. (Muhammad:7)
وَلَيَنْصُرَنَّ اللَّهُ مَنْ يَنْصُرُهُ إِنَّ اللَّهَ لَقَوِيٌّ عَزِيزٌ
Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Mahakuat lagi Mahaperkasa. (Al-Hajj:4)
Adapun firman Allah Swt.:
وَفَتْحٌ قَرِيبٌ
dan kemenangan yang dekat. (Ash-Shaff:13)
Yakni dekat waktunya dan segera kejadiannya. Tambahan ini merupakan kebaikan dunia yang disambung dengan nikmat di hari akhirat bagi orang-orang yang taat kepada Allah, Rasul-Nya, serta menolong Allah dan agama-Nya. Karena itulah maka disebutkan dalam firman selanjutnya:
وَبَشِّرِ الْمُؤْمِنِينَ
Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang beriman. (Ash-Shaff:13)
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُونُوٓا۟ أَنصَارَ ٱللَّهِ كَمَا قَالَ عِيسَى ٱبْنُ مَرْيَمَ لِلْحَوَارِيِّۦنَ مَنْ أَنصَارِىٓ إِلَى ٱللَّهِ ۖ قَالَ ٱلْحَوَارِيُّونَ نَحْنُ أَنصَارُ ٱللَّهِ ۖ فَـَٔامَنَت طَّآئِفَةٌۭ مِّنۢ بَنِىٓ إِسْرَٰٓءِيلَ وَكَفَرَت طَّآئِفَةٌۭ ۖ فَأَيَّدْنَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ عَلَىٰ عَدُوِّهِمْ فَأَصْبَحُوا۟ ظَٰهِرِينَ 14
(14) Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penolong (agama) Allah sebagaimana Isa ibnu Maryam telah berkata kepada pengikut-pengikutnya yang setia: "Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku (untuk menegakkan agama) Allah?" Pengikut-pengikut yang setia itu berkata: "Kamilah penolong-penolong agama Allah", lalu segolongan dari Bani Israil beriman dan segolongan lain kafir; maka Kami berikan kekuatan kepada orang-orang yang beriman terhadap musuh-musuh mereka, lalu mereka menjadi orang-orang yang menang.
(14)
Allah Swt. berfirman, memerintahkan kepada hamba-hamba-Nya yang beriman, bahwa hendaklah mereka menjadi penolong-penolong agama Allah dalam semua keadaan mereka dengan lisan, perbuatan, serta dengan mengurbankan jiwa dan harta benda mereka. Dan hendaklah mereka memenuhi seruan Allah dan Rasul-Nya, sebagaimana kaum Hawariyyin memenuhi seruan Isa ketika ia berkata:
مَنْ أَنْصَارِي إِلَى اللَّهِ
Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku (untuk menegakkan agama) Allah? (Ash-Shaff:14)
Yakni siapakah yang akan menolongku dalam menyampaikan seruan untuk menyembah Allah Swt.?
قَالَ الْحَوَارِيُّونَ نَحْنُ أَنْصَارُ اللَّهِ
Pengikut-pengikut yang setia itu menjawab, Kamilah penolong penolong agama Allah, (Ash-Shaff:14)
Kaum Hawariyyin adalah pengikut setia Nabi Isa a.s. Yakni kamilah orang-orang yang akan menolongmu dalam menyampaikan apa yang engkau diutus untuknya, dan kami akan mendukungmu dalam hal tersebut. Karena itulah maka Nabi Isa mengutus mereka guna menyeru manusia di negeri Syam dan di kalangan orang-orang Bani Israil dan orang-orang Yunani.
Hal yang sama telah dikatakan oleh Rasulullah Saw. di musim-musim haji:
مَنْ رَجُلٌ يُؤويني حَتَّى أُبَلِّغَ رِسَالَةَ رَبِّي، فَإِنَّ قُرَيْشًا قَدْ مَنَعُونِي أَنْ أُبَلِّغَ رِسَالَةَ رَبِّي
Siapakah orangnya yang mau memberiku tempat hingga aku dapat menyampaikan risalah Tuhanku, karena sesungguhnya orang-orang Quraisy telah mencegahku untuk dapat menyampaikan risalah Tuhanku.
Hingga pada akhirnya Allah Swt. menetapkan baginya orang-orang Aus dan orang-orang Khazraj dari kalangan penduduk Madinah. Maka mereka membaiatnya, menolongnya, dan mengikat janji setia dengannya, bahwa mereka bersedia membelanya dari gangguan orang-orang berkulit hitam dan orang-orang berkulit merah jika dia berhijrah kepada mereka. Dan ketika beliau Saw. berhijrah kepada mereka dengan para sahabatnya, mereka memenuhi apa yang telah mereka janjikan kepada Allah Swt. melalui Rasul-Nya. Karena itulah maka Allah dan Rasul-Nya menamai mereka dengan sebutan kaum Ansar, dan akhirnya nama tersebut menjadi gelar bagi mereka, semoga Allah melimpahkan rida-Nya bagi mereka dan membuat mereka puas.
Firman Allah Swt.:
فَآمَنَتْ طَائِفَةٌ مِنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ وَكَفَرَتْ طَائِفَةٌ
lalu segolongan dari Bani Israil beriman dan segolongan (yang lain) kafir. (Ash-Shaff:14)
Yaitu setelah Isa putra Maryam a.s. menyampaikan risalah Tuhannya kepada kaumnya, dan ia mendapat dukungan dari orang-orang yang mendukungnya, yaitu dari kalangan kaum Hawariyyin; maka segolongan dari Bani Israil ada yang mendapat hidayah dari apa yang disampaikannya kepada mereka. Dan segolongan yang lainnya sesat, lalu menyimpang dari apa yang disampaikannya kepada mereka, bahkan mereka mengingkari kenabiannya dan menuduh dia dan ibunya dengan tuduhan-tuduhan yang tidak senonoh. Mereka adalah orang-orang Yahudi, semoga laknat Allah terus-menerus ditimpakan kepada mereka sampai hari kiamat. Ada pula segolongan dari para pengikutnya yang berpendapat ekstrem hingga mereka meninggikannya lebih dari apa yang diberikan oleh Allah kepadanya, yaitu kenabian; dan mereka menjadi berpecah belah terdiri dari berbagai macam aliran dan sekte. Di antara mereka ada yang mengatakan bahwa Isa adalah anak Allah, ada yang mengatakan bahwa dia adalah salah satu dari yang tiga, yaitu tuhan ayah, tuhan anak, dan Ruhul Qudus. Ada pula yang mengatakan bahwa Isa itu tuhan. Rincian mengenai hal ini telah diterangkan di dalam tafsir surat An-Nisa.
Firman Allah Swt.:
فَأَيَّدْنَا الَّذِينَ آمَنُوا عَلَى عَدُوِّهِمْ
maka Kami berikan kekuatan kepada orang-orang yang beriman terhadap musuh-musuh mereka. (Ash-Shaff:14)
Yakni Kami berikan pertolongan kepada mereka dalam menghadapi orang-orang yang memusuhi mereka dari kalangan sekte-sekte Nasrani.
فَأَصْبَحُوا ظَاهِرِينَ
lalu mereka menjadi orang-orang yang menang. (Ash-Shaff:14)
atas musuh-musuh mereka, yang demikian itu terealisasikan bagi mereka setelah diutusnya Nabi Muhammad Saw. Sebagaimana yang dikatakan oleh Imam Abu Ja'far ibnu Jarir rahimahullah.
Dia mengatakan, telah menceritakan kepadaku Abus Sa-ib, telah menceritakan kepada kami Abu Mu'awiyah, dari Al-A'masy, dari Al-Minhal ibnu Amr, dari Sa'id ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas r.a. yang mengatakan bahwa ketika Allah Swt. hendak mengangkat Isa ke langit, terlebih dahulu Isa menemui sahabat-sahabatnya yang semuanya berada di dalam rumah yang sama; jumlah mereka ada dua belas orang. Saat itu Nabi Isa baru keluar dari mata air yang ada di dalam rumah itu, sedangkan dari rambut kepalanya masih menetes air bekas mandinya. Maka Isa berkata, Sesungguhnya di antara kalian akan ada orang yang kafir kepadaku sebanyak dua belas kali sesudah ia beriman kepadaku. Selanjutnya Isa a.s. bertanya, Siapakah yang rela mau menjadi orang yang mirip denganku, lalu ia akan dibunuh sebagai penggantiku, maka kelak dia akan mendapatkan derajat pahala yang sama denganku? Lalu berdirilah seorang pemuda yang paling muda usianya di antara mereka, Aku bersedia. Tetapi Nabi Isa menjawab, Duduklah kamu! Kemudian Isa a.s. mengulangi perkataannya kepada mereka. Maka pemuda itu bangkit lagi dan berkata, Aku bersedia. Tetapi Isa a.s. berkata, Duduklah kamu! Kemudian Isa a.s. mengulangi perkataannya kepada mereka, dan ternyata pemuda itu berdiri kembali dan berkata, Aku bersedia. Akhirnya Isa a.s. berkata, Baiklah, engkaulah orangnya. Maka dijadikanlah dia mirip dengan Isa, sedangkan Isa a.s. sesudah itu diangkat ke langit dari atap rumah itu (sebuah lubang yang ada di atas rumah itu). Kemudian datanglah orang-orang Yahudi yang mengejarnya, lalu. mereka menangkap orang yang serupa Isa itu dan membunuhnya serta menyalibnya. Sebagian dari mereka kafir kepada Isa sebanyak dua belas kali sesudah mereka beriman kepadanya.
Pada akhirnya mereka berpecah belah menjadi tiga golongan; suatu golongan mengatakan, Tadi tuhan bersama kita selama masa yang dikehendaki-Nya, kemudian ia naik ke langit, mereka adalah golongan Ya'qubiyah. Golongan yang lain mengatakan, Tadi anak Allah ada bersama kita selama masa yang dikehendaki-Nya, kemudian Dia mengangkatnya ke sisi-Nya, mereka adalah golongan Nasturiyah. Dan golongan yang terakhir mengatakan, Tadi hamba Allah dan Rasul-Nya ada bersama kita selama masa yang dikehendaki Allah, kemudian Allah mengangkatnya ke sisi-Nya, mereka adalah orang-orang yang Islam. Maka kedua golongan yang kafir itu memerangi golongan yang muslim dan membunuhi mereka, dan Islam sejak saat itu tidak disebut-sebut lagi hingga Allah Swt. mengutus Nabi Muhammad Saw. lalu segolongan dari Bani Israil beriman dan segolongan (yang lain) kafir. (Ash-Shaff:14) Yakni segolongan dari kaum Bani Israil di masa Isa ada yang kafir, dan segolongan yang lainnya ada yang beriman. maka Kami berikan kekuatan kepada orang-orang yang beriman terhadap musuh-musuh mereka, lalu mereka menjadi orang-orang yang menang. (Ash-Shaff:14) Yaitu dengan kemenangan Nabi Muhammad Saw. dan agamanya atas agama orang-orang kafir.
Demikianlah bunyi teks riwayat ini di dalam kitab tafsirnya (Ibnu Jarir) dalam tafsir ayat yang mulia ini. Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Imam Nasai dalam tafsir ayat ini di dalam kitab sunannya, dari Abu Kuraib, dari Muhammad ibnul Ala, dari Abu Muawiyah dengan lafaz yang sama.
Maka umat Nabi Muhammad Saw. masih tetap membela perkara yang hak hingga datanglah perintah Allah, sedangkan mereka dalam keadaan demikian, dan hingga orang-orang yang terakhir dari mereka memerangi Dajjal bersama-sama dengan Al-Masih Isa putra Maryam a.s., sebagaimana yang telah disebutkan di dalam hadis-hadis sahih. Hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui. Demikianlah akhir dari tafsir surat Ash-Shaff, segala puji dan karunia adalah milik Allah.