51 - الذاريات - Adh-Dhaariyat
The Winnowing Winds
Meccan
قَالَ فَمَا خَطْبُكُمْ أَيُّهَا ٱلْمُرْسَلُونَ 31
(31) Ibrahim bertanya: "Apakah urusanmu hai para utusan?"
(31)
Allah Swt. berfirman, menceritakan perihal Nabi Ibrahim a.s.:
فَلَمَّا ذَهَبَ عَنْ إِبْرَاهِيمَ الرَّوْعُ وَجَاءَتْهُ الْبُشْرَى يُجَادِلُنَا فِي قَوْمِ لُوطٍ إِنَّ إِبْرَاهِيمَ لَحَلِيمٌ أَوَّاهٌ مُنِيبٌ يَا إِبْرَاهِيمُ أَعْرِضْ عَنْ هَذَا إِنَّهُ قَدْ جَاءَ أَمْرُ رَبِّكَ وَإِنَّهُمْ آتِيهِمْ عَذَابٌ غَيْرُ مَرْدُودٍ
Maka tatkala rasa takut hilang dari Ibrahim dan berita gembira telah datang kepadanya, dia pun bersoal jawab dengan (malaikat-malaikat) Kami tentang kaum Lut. Sesungguhnya Ibrahim itu benar-benar seorang yang penyantun lagi pengiba dan suka kembali kepada Allah. Hai Ibrahim, tinggalkanlah soal jawab ini, sesungguhnya telah datang ketetapan Tuhanmu, dan sesungguhnya mereka itu akan didatangi azab yang tidak dapat ditolak. (Hud:74-76)
Dan dalam surat ini disebutkan oleh firman-Nya:
قَالَ فَمَا خَطْبُكُمْ أَيُّهَا الْمُرْسَلُونَ
Ibrahim bertanya, 'Apakah urusanmu, hai para utusan?” (Adz-Dzariyat:31)
Yakni apakah urusanmu dan tugas apakah yang menyebabkan kamu datang kemari?
قَالُوٓا۟ إِنَّآ أُرْسِلْنَآ إِلَىٰ قَوْمٍۢ مُّجْرِمِينَ 32
(32) Mereka menjawab: "Sesungguhnya kami diutus kepada kaum yang berdosa (kaum Luth),
(32)
قَالُوا إِنَّا أُرْسِلْنَا إِلَى قَوْمٍ مُجْرِمِينَ
Mereka menjawab, Sesungguhnya kami diutus kepada kaum yang berdosa. (Adz-Dzariyat:32)
Yakni Kaum Luth.
لِنُرْسِلَ عَلَيْهِمْ حِجَارَةًۭ مِّن طِينٍۢ 33
(33) agar kami timpakan kepada mereka batu-batu dari tanah,
(33)
لِنُرْسِلَ عَلَيْهِمْ حِجَارَةً مِنْ طِينٍ
agar kami timpakan kepada mereka batu-batu dari tanah (yang keras).” (Adz-Dzariyat:33)
Musawwamatan yang diberi tanda masing-masing orang yang dikenainya; pada setiap batu terdapat nama orang yang akan dikenainya. Di dalam surat Al-'Ankabut disebutkan melalui firman-Nya:
قَالَ إِنَّ فِيهَا لُوطًا قَالُوا نَحْنُ أَعْلَمُ بِمَنْ فِيهَا لَنُنَجِّيَنَّهُ وَأَهْلَهُ إِلا امْرَأَتَهُ كَانَتْ مِنَ الْغَابِرِينَ
Berkata Ibrahim, Sesungguhnya di kota itu ada Lut.” Para malaikat berkata, Kami lebih mengetahui siapa yang ada di kota itu. Kami sungguh-sungguh akan menyelamatkan dia dan pengikut-pengikutnya kecuali istrinya. Dia termasuk orang-orang yang tertinggal (dibinasakan). (Al-'Ankabut:32)
مُّسَوَّمَةً عِندَ رَبِّكَ لِلْمُسْرِفِينَ 34
(34) yang ditandai di sisi Tuhanmu untuk membinasakan orang-orang yang melampaui batas".
(34)
مُسَوَّمَةً عِنْدَ رَبِّكَ لِلْمُسْرِفِينَ
Yang ditandai di sisi Tuhanmu untuk (membinasakan) orang-orang yang melampaui batas.” (Adz-Dzariyat:34)
Musawwamatan yang diberi tanda masing-masing orang yang dikenainya; pada setiap batu terdapat nama orang yang akan dikenainya. Di dalam surat Al-'Ankabut disebutkan melalui firman-Nya:
قَالَ إِنَّ فِيهَا لُوطًا قَالُوا نَحْنُ أَعْلَمُ بِمَنْ فِيهَا لَنُنَجِّيَنَّهُ وَأَهْلَهُ إِلا امْرَأَتَهُ كَانَتْ مِنَ الْغَابِرِينَ
Berkata Ibrahim, Sesungguhnya di kota itu ada Lut.” Para malaikat berkata, Kami lebih mengetahui siapa yang ada di kota itu. Kami sungguh-sungguh akan menyelamatkan dia dan pengikut-pengikutnya kecuali istrinya. Dia termasuk orang-orang yang tertinggal (dibinasakan). (Al-'Ankabut:32)
فَأَخْرَجْنَا مَن كَانَ فِيهَا مِنَ ٱلْمُؤْمِنِينَ 35
(35) Lalu Kami keluarkan orang-orang yang beriman yang berada di negeri kaum Luth itu.
(35)
Dan dalam surat ini disebutkan oleh firman-Nya:
فَأَخْرَجْنَا مَنْ كَانَ فِيهَا مِنَ الْمُؤْمِنِينَ
Lalu Kami keluarkan orang-orang yang beriman yang berada di negeri kaum Lut itu. (Adz-Dzariyat:35)
Mereka adalah Lut dan ahli baitnya (keluarganya) terkecuali istrinya.
فَمَا وَجَدْنَا فِيهَا غَيْرَ بَيْتٍۢ مِّنَ ٱلْمُسْلِمِينَ 36
(36) Dan Kami tidak mendapati negeri itu, kecuali sebuah rumah dari orang yang berserah diri.
(36)
فَمَا وَجَدْنَا فِيهَا غَيْرَ بَيْتٍ مِنَ الْمُسْلِمِينَ
Dan Kami tidak mendapati di negeri itu, kecuali sebuah rumah dari orang-orang yang berserah diri. (Adz-Dzariyat:36)
Ayat ini dijadikan sebagai hujah oleh sebagian orang yang berpendapat senada dengan pendapat Mu'tazilah, yaitu mereka yang tidak membedakan antara orang yang menyandang iman dan orang yang menyandang Islam, dengan alasan bahwa Allah Swt. dalam ayat ini menyebut mereka orang-orang mukmin dan juga orang-orang muslim. Tetapi penyimpulan dalil seperti ini lemah, mengingat mereka (Lut dan keluarganya kecuali istrinya) adalah orang-orang mukmin. Dan menurut kita setiap orang mukmin itu pasti muslim, tetapi tidak sebaliknya. Adapun keterpaduan kedua nama (predikat) tersebut dalam ayat ini karena dalam kondisi yang tertentu, tetapi tidak dapat dijadikan sebagai kesimpulan bagi semua keadaan.
وَتَرَكْنَا فِيهَآ ءَايَةًۭ لِّلَّذِينَ يَخَافُونَ ٱلْعَذَابَ ٱلْأَلِيمَ 37
(37) Dan Kami tinggalkan pada negeri itu suatu tanda bagi orang-orang yang takut kepada siksa yang pedih.
(37)
Firman Allah Swt.:
وَتَرَكْنَا فِيهَا آيَةً لِلَّذِينَ يَخَافُونَ الْعَذَابَ الألِيمَ
Dan Kami tinggalkan pada negeri itu suatu tanda bagi orang-orang yang takut kepada siksa yang pedih. (Adz-Dzariyat:37)
Yakni Kami jadikan negeri itu sebagai pelajaran bagi yang lainnya tentang azab, pembalasan, dan batu dari tanah yang keras yang Kami timpakan kepada mereka; dan Kami jadikan bekas tempat mereka danau yang airnya berbau busuk lagi kotor. Hal ini akan menjadi pelajaran bagi orang-orang yang beriman.
لِلَّذِينَ يَخَافُونَ الْعَذَابَ الألِيمَ
bagi orang-orang yang takut kepada siksa yang pedih. (Adz-Dzariyat:37)
وَفِى مُوسَىٰٓ إِذْ أَرْسَلْنَٰهُ إِلَىٰ فِرْعَوْنَ بِسُلْطَٰنٍۢ مُّبِينٍۢ 38
(38) Dan juga pada Musa (terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah) ketika Kami mengutusnya kepada Fir'aun dengan membawa mukjizat yang nyata.
(38)
Firman Allah Swt.:
وَفِي مُوسَى إِذْ أَرْسَلْنَاهُ إِلَى فِرْعَوْنَ بِسُلْطَانٍ مُبِينٍ
Dan juga pada Musa (terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah) ketika Kami mengutusnya kepada Fir’aun dengan membawa mukjizat yang nyata. (Adz-Dzariyat:38)
Yakni dengan membawa bukti yang jelas dan alasan yang akurat.
فَتَوَلَّىٰ بِرُكْنِهِۦ وَقَالَ سَٰحِرٌ أَوْ مَجْنُونٌۭ 39
(39) Maka dia (Fir'aun) berpaling (dari iman) bersama tentaranya dan berkata: "Dia adalah seorang tukang sihir atau seorang gila".
(39)
فَتَوَلَّى بِرُكْنِهِ
Maka dia (Fir'aun) berpaling (dari iman) bersama tentaranya. (Adz-Dzariyat:39)
Fir'aun berpaling dari kebenaran yang disampaikan oleh Musa a.s., padahal kebenaran itu sudah jelas dan terang karena kesombongan dan keingkarannya. Mujahid mengatakan bahwa makna biruknihi artinya Fir'aun memperkuat dirinya dengan menggabungkan teman-temannya.
Qatadah mengatakan bahwa Fir'aun musuh Allah ini mengalahkan kaumnya.
Ibnu Zaid mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Maka dia (Fir'aun) berpaling (dari iman) bersama tentaranya. (Adz-Dzariyat:39) Yakni bersama golongan-golongannya. Kemudian Ibnu Zaid membacakan firman-Nya:
لَوْ أَنَّ لِي بِكُمْ قُوَّةً أَوْ آوِي إِلَى رُكْنٍ شَدِيدٍ
Seandainya aku ada mempunyai kekuatan (untuk menolakmu) atau kalau aku dapat berlindung kepada keluarga yang kuat (tentu aku lakukan). (Hud:8)
Akan tetapi, makna yang pertamalah yang kuat. Ayat ini semakna dengan yang terdapat di dalam firman-Nya:
ثَانِيَ عِطْفِهِ لِيُضِلَّ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ
dengan memalingkan lambungnya untuk menyesatkan manusia dari jalan Allah. (Al-Hajj:9)
Artinya, berpaling dari kebenaran karena kesombongannya.
فَأَخَذْنَٰهُ وَجُنُودَهُۥ فَنَبَذْنَٰهُمْ فِى ٱلْيَمِّ وَهُوَ مُلِيمٌۭ 40
(40) Maka Kami siksa dia dan tentaranya lalu Kami lemparkan mereka ke dalam laut, sedang dia melakukan pekerjaan yang tercela.
(40)
Maka Allah Swt. berfirman:
فَأَخَذْنَاهُ وَجُنُودَهُ فَنَبَذْنَاهُمْ
Maka Kami siksa dia dan tentaranya, lalu Kami lemparkan mereka ke dalam laut, sedangkan dia melakukan pekerjaan yang tercela. (Adz-Dzariyat:40)
Yaitu kafir, pengingkar kebenaran, pendurhaka, dan membangkang terhadap perkara yang hak.
وَفِى عَادٍ إِذْ أَرْسَلْنَا عَلَيْهِمُ ٱلرِّيحَ ٱلْعَقِيمَ 41
(41) Dan juga pada (kisah) Aad ketika Kami kirimkan kepada mereka angin yang membinasakan,
(41)
Kemudian Allah Swt. berfirman:
وَفِي عَادٍ إِذْ أَرْسَلْنَا عَلَيْهِمُ الرِّيحَ الْعَقِيمَ
Dan juga pada (kisah) 'Ad ketika Kami kirimkan kepada mereka angin yang membinasakan. (Adz-Dzariyat:41)
Yakni angin yang merusak dan tidak membawa manfaat apa pun, menurut Qatadah, Ad-Dahhak dan lain-lainnya. Karena itulah disebutkan dalam ayat berikutnya oleh firman-Nya:
مَا تَذَرُ مِن شَىْءٍ أَتَتْ عَلَيْهِ إِلَّا جَعَلَتْهُ كَٱلرَّمِيمِ 42
(42) angin itu tidak membiarkan satupun yang dilaluinya, melainkan dijadikannya seperti serbuk.
(42)
Karena itulah disebutkan dalam ayat berikutnya oleh firman-Nya:
مَا تَذَرُ مِنْ شَيْءٍ أَتَتْ عَلَيْهِ إِلا جَعَلَتْهُ كَالرَّمِيمِ
angin itu tidak membiarkan suatu pun yang dilandanya, melainkan dijadikannya seperti serbuk. (Adz-Dzariyat:42)
Yaitu segala sesuatu yang dapat dirusak oleh angin yang sangat keras, semua yang dilandanya seperti sesuatu yang binasa lagi hancur menjadi serbuk.
قَالَ ابْنُ أَبِي حَاتِمٍ: حَدَّثَنَا أَبُو عُبَيْدِ اللَّهِ بن أَخِي ابْنِ وَهْبٍ، حَدَّثَنَا عَمِّي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ وَهْبٍ، حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ -يَعْنِي: ابْنَ عَيَّاشٍ -الْقُتْبَانِيُّ، حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ سُلَيْمَانَ، عَنْ دَرَّاجٍ، عَنْ عِيسَى بْنِ هِلَالٍ الصَّدَفِي، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: الرِّيحُ مُسَخَّرَةٌ مِنَ الثَّانِيَةِ -يَعْنِي مِنَ الْأَرْضِ الثَّانِيَةِ-فَلَمَّا أَرَادَ اللَّهُ أَنْ يُهْلِكَ عَادًا أَمَرَ خَازِنَ الرِّيحِ أَنْ يُرْسِلَ عَلَيْهِمْ رِيحًا تُهْلِكُ عَادًا، قَالَ: أَيٍ رَبَ، أُرْسِلُ عَلَيْهِمْ [مِنَ] الريح قدر منخر الثور؟ قال له الجبار: لَا إِذًا تَكْفَأُ الْأَرْضَ وَمَنْ عَلَيْهَا، وَلَكِنْ أَرْسِلْ [عَلَيْهِمْ] بِقَدْرِ خَاتَمٍ. فَهِيَ الَّتِي يَقُولُ اللَّهُ فِي كِتَابِهِ: مَا تَذَرُ مِنْ شَيْءٍ أَتَتْ عَلَيْهِ إِلا جَعَلَتْهُ كَالرَّمِيمِ
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Ubaidillah keponakan Ibnu Wahb, telah menceritakan kepada kami pamanku (yaitu Abdullah ibnu Wahb), telah menceritakan kepadaku Abdullah (yakni Ibnu Iyasy Al-Gassani), telah menceritakan kepadaku Abdullah ibnu Sulaiman, dari Darij, dari Isa ibnu Hilal As-Sadfi, dari Abdullah ibnu Amr r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: bahwa angin yang dahsyat itu bersumber dari bumi lapis yang kedua. Ketika Allah Swt. hendak membinasakan kaum Ad, maka Dia memerintahkan kepada malaikat penjaga angin agar mengirimkan kepada mereka angin yang dahsyat yang dapat membinasakan mereka. Malaikat penjaga angin bertanya, Ya Tuhanku, aku akan mengirimkan kepada mereka angin yang dahsyat sebesar lubang hidung banteng (sapi jantan). Maka Allah Swt. berfirman kepadanya, Jangan, kalau begitu kamu akan membalikkan bumi beserta para penduduk yang ada di permukaannya. Tetapi kirimkanlah kepada mereka sebesar lubang cincin. Hal inilah yang dimaksudkan oleh Allah Swt. dalam firman-Nya; angin itu tidak membiarkan suatu pun yang dilandanya, melainkan dijadikannya seperti serbuk. (Adz-Dzariyat:42)
Hadis ini predikat marfu'-nya munkar, dan yang paling mendekati kebenaran ialah bila dikatakan mauquf hanya sampai pada sahabat Abdullah ibnu Umar r.a., dari kedua tawanan wanitanya yang diperoleh dari Perang Yarmuk; hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui.
Sa'id ibnul Musayyab dan lain-lainnya telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: ketika Kami kirimkan kepada mereka angin yang membinasakan. (Adz-Dzariyat:41) Mereka mengatakan bahwa angin tersebut dikenal dengan nama Janub (angin selatan).
Telah disebutkan di dalam hadis sahih melalui riwayat Syu'bah, dari Al-Hakam, dari Mujahid, dari Ibnu Abbas r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:
نُصِرْتُ بِالصَّبَا، وَأُهْلِكَتْ عَادٌ بِالدَّبُورِ
Aku diberi pertolongan dengan angin saba (angin kencang yang dingin) dan kaum 'Ad dibinasakan dengan angin dabur (angin yang membinasakan).
وَفِى ثَمُودَ إِذْ قِيلَ لَهُمْ تَمَتَّعُوا۟ حَتَّىٰ حِينٍۢ 43
(43) Dan pada (kisah) kaum Tsamud ketika dikatakan kepada mereka: "Bersenang-senanglah kalian sampai suatu waktu".
(43)
Firman Allah Swt.:
وَفِي ثَمُودَ إِذْ قِيلَ لَهُمْ تَمَتَّعُوا حَتَّى حِينٍ
Dan pada (kisah) kaum Samud ketika dikatakan kepada mereka, Bersenang-senanglah kamu sampai suatu waktu.” (Adz-Dzariyat:43)
Ibnu Jarir mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah sampai waktu habisnya ajal kalian. Makna lahiriah ayat ini semakna dengan apa yang disebutkan di dalam firman-Nya:
وَأَمَّا ثَمُودُ فَهَدَيْنَاهُمْ فَاسْتَحَبُّوا الْعَمَى عَلَى الْهُدَى فَأَخَذَتْهُمْ صَاعِقَةُ الْعَذَابِ الْهُونِ
Dan adapun kaum Samud, maka mereka telah Kami beri petunjuk, tetapi mereka lebih menyukai buta (kesesatan) dari petunjuk itu, maka mereka disambar petir azab yang menghinakan. (Fushshilat:17)
فَعَتَوْا۟ عَنْ أَمْرِ رَبِّهِمْ فَأَخَذَتْهُمُ ٱلصَّٰعِقَةُ وَهُمْ يَنظُرُونَ 44
(44) Maka mereka berlaku angkuh terhadap perintah Tuhannya, lalu mereka disambar petir dan mereka melihatnya.
(44)
Hal yang senada disebutkan dalam surat ini melalui firman-Nya:
فَعَتَوْا عَنْ أَمْرِ رَبِّهِمْ فَأَخَذَتْهُمُ الصَّاعِقَةُ وَهُمْ يَنْظُرُونَ
Maka mereka berlaku angkuh terhadap perintah Tuhannya, lalu mereka disambar petir, sedangkan mereka melihatnya. (Adz-Dzariyat:44)
Demikian itu karena mereka menunggu-nunggu azab tersebut selama tiga hari, tetapi ternyata azab tersebut datang kepada mereka pada pagi hari yang keempatnya.
فَمَا ٱسْتَطَٰعُوا۟ مِن قِيَامٍۢ وَمَا كَانُوا۟ مُنتَصِرِينَ 45
(45) Maka mereka sekali-kali tidak dapat bangun dan tidak pula mendapat pertolongan,
(45)
فَمَا اسْتَطَاعُوا مِنْ قِيَامٍ وَمَا كَانُوا مُنْتَصِرِينَ
Maka mereka sekali-kali tidak dapat bangun dan tidak pula mendapat pertolongan. (Adz-Dzariyat:45)
Yakni mereka tidak dapat melarikan diri dan tidak dapat pula bangun dari tempatnya, mereka pun tidak mampu menolong dirinya sendiri dari azab yang menimpa mereka.
وَقَوْمَ نُوحٍۢ مِّن قَبْلُ ۖ إِنَّهُمْ كَانُوا۟ قَوْمًۭا فَٰسِقِينَ 46
(46) dan (Kami membinasakan) kaum Nuh sebelum itu. Sesungguhnya mereka adalah kaum yang fasik.
(46)
Firman Allah Swt.:
وَقَوْمَ نُوحٍ مِنْ قَبْلُ
dan (Kami membinasakan) kaum Nuh sebelum itu. (Adz-Dzariyat:46)
Yaitu Kami binasakan kaum Nuh sebelum mereka.
إِنَّهُمْ كَانُوا قَوْمًا فَاسِقِينَ
Sesungguhnya mereka adalah kaum yang fasik. (Adz-Dzariyat:46)
Semua kisah ini telah disebutkan di berbagai tafsir surat-surat Al-Qur'an; hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui.
وَٱلسَّمَآءَ بَنَيْنَٰهَا بِأَيْي۟دٍۢ وَإِنَّا لَمُوسِعُونَ 47
(47) Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa
(47)
Allah Swt. berfirman seraya mengingatkan tentang penciptaan alam atas dan alam bawah.
وَالسَّمَاءَ بَنَيْنَاهَا
Dan langit itu Kami bangun. (Adz-Dzariyat:47)
Artinya, Kami menjadikannya sebagai atap yang terpelihara lagi tinggi.
بِأَيْدٍ
dengan kekuatan (Kami). (Adz-Dzariyat:47)
Yakni dengan kekuatan, menurut Ibnu Abbas, Mujahid, Qatadah, dan As-Sauri serta lain-lainnya yang bukan hanya seorang.
وَإِنَّا لَمُوسِعُونَ
dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya. (Adz-Dzariyat:47)
Maksudnya, Kami jadikan cakrawalanya luas dan Kami tinggikan tanpa tiang-tiang pemancang yang menopangnya.
وَٱلْأَرْضَ فَرَشْنَٰهَا فَنِعْمَ ٱلْمَٰهِدُونَ 48
(48) Dan bumi itu Kami hamparkan, maka sebaik-baik yang menghamparkan (adalah Kami).
(48)
وَالأرْضَ فَرَشْنَاهَا
Dan bumi itu Kami hamparkan. (Adz-Dzariyat:48)
Kami jadikan bumi sebagai hamparan untuk semua makhluk.
فَنِعْمَ الْمَاهِدُونَ
maka sebaik-baik yang menghamparkan (adalah Kami). (Adz-Dzariyat:48)
Yakni Kami jadikan layak untuk dihuni oleh para penghuninya dengan sebaik-baiknya.
وَمِن كُلِّ شَىْءٍ خَلَقْنَا زَوْجَيْنِ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ 49
(49) Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah.
(49)
وَمِنْ كُلِّ شَيْءٍ خَلَقْنَا زَوْجَيْنِ
Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan. (Adz-Dzariyat:49)
Semua makhluk itu berpasang-pasangan, bumi dan langit, malam dan siang hari, matahari dan rembulan, daratan dan lautan, terang dan gelap, iman dan kafir, mati dan hidup, celaka dan bahagia, serta surga dan neraka, hingga semua makhluk hidup dan tetumbuhan pun demikian pula. Disebutkan dalam firman berikutnya:
لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ
supaya kamu mengingat. (Adz-Dzariyat:49)
Yakni agar kamu mengetahui dengan yakin bahwa Tuhan Yang Menciptakan semuanya itu adalah Esa, tiada sekutu bagi-Nya.
فَفِرُّوٓا۟ إِلَى ٱللَّهِ ۖ إِنِّى لَكُم مِّنْهُ نَذِيرٌۭ مُّبِينٌۭ 50
(50) Maka segeralah kembali kepada (mentaati) Allah. Sesungguhnya aku seorang pemberi peringatan yang nyata dari Allah untukmu.
(50)
فَفِرُّوا إِلَى اللَّهِ
Maka segeralah kembali kepada (menaati Allah). (Adz-Dzariyat:50)
Maksudnya, berlindunglah kepada-Nya dan berpeganglah kepada (agama)-Nya dalam semua urusan kalian.
إِنِّي لَكُمْ مِنْهُ نَذِيرٌ مُبِينٌ
Sesungguhnya aku seorang pemberi peringatan yang nyata dari Allah untukmu. (Adz-Dzariyat:50)
وَلَا تَجْعَلُوا۟ مَعَ ٱللَّهِ إِلَٰهًا ءَاخَرَ ۖ إِنِّى لَكُم مِّنْهُ نَذِيرٌۭ مُّبِينٌۭ 51
(51) Dan janganlah kamu mengadakan tuhan yang lain disamping Allah. Sesungguhnya aku seorang pemberi peringatan yang nyata dari Allah untukmu.
(51)
Adapun firman Allah Swt.:
وَلا تَجْعَلُوا مَعَ اللَّهِ إِلَهًا آخَرَ
Dan janganlah kamu mengadakan tuhan yang lain di samping Allah. (Adz-Dzariyat:51)
Yakni janganlah kamu mempersekutukan Dia dengan sesuatu pun.
إِنِّي لَكُمْ مِنْهُ نَذِيرٌ مُبِينٌ
Sesungguhnya aku seorang pemberi peringatan yang nyata dari Allah untukmu. (Adz-Dzariyat:51)