6 - الأنعام - Al-An'aam
The Cattle
Meccan
وَلِكُلٍّۢ دَرَجَٰتٌۭ مِّمَّا عَمِلُوا۟ ۚ وَمَا رَبُّكَ بِغَٰفِلٍ عَمَّا يَعْمَلُونَ 132
(132) Dan masing-masing orang memperoleh derajat-derajat (seimbang) dengan apa yang dikerjakannya. Dan Tuhanmu tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.
(132)
Firman Allah Swt.:
وَلِكُلٍّ دَرَجَاتٌ مِمَّا عَمِلُوا
Dan masing-masing orang memperoleh derajat-derajat (seimbang) dengan apa yang dikerjakannya. (Al-An'am: 132)
Maksudnya, setiap orang yang beramal —baik amal taat kepada Allah ataupun durhaka terhadap-Nya— mempunyai tingkatan dan kedudukannya sendiri. Barang siapa yang mengerjakannya, maka Allah akan menyampaikan hal itu kepadanya dan membalaskannya. Jika amal perbuatannya baik, maka balasannya baik; dan jika amal perbuatannya buruk, balasannya buruk pula.
Menurut kami, firman Allah Swt.; Dan masing-masing orang memperoleh derajat-derajat (seimbang) dengan apa yang dikerjakannya. (Al-An'am: 132) dapat diinterpretasikan bahwa yang dimaksud dengan lafaz kullin di sini kembali kepada orang-orang yang kafir dari kalangan jin dan manusia. Yakni masing-masing akan memperoleh kedudukan dan tingkatannya di dalam neraka sesuai dengan amal perbuatannya. Perihalnya sama dengan yang disebutkan di dalam firman-Nya:
قَالَ لِكُلٍّ ضِعْفٌ
Allah berfirman, "Masing-masing mendapat (siksaan) yang berlipat ganda."(Al-‘Araf: 38)
الَّذِينَ كَفَرُوا وَصَدُّوا عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ زِدْنَاهُمْ عَذَابًا فَوْقَ الْعَذَابِ بِمَا كَانُوا يُفْسِدُونَ
Orang-orang yang kafir dan menghalangi (manusia) dari jalan Allah, Kami tambahkan kepada mereka siksaan di atas siksaan disebabkan mereka selalu berbuat kerusakan. (An-Nahl: 88)
****
Adapun firman Allah Swt.:
وَمَا رَبُّكَ بِغَافِلٍ عَمَّا يَعْمَلُونَ
Dan Tuhanmu tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan. (Al-An'am: 132)
Menurut Ibnu Jarir, makna yang dimaksud ialah bahwa semua amal perbuatan mereka itu, hai Muhammad, diketahui oleh Tuhanmu; Dia menghitung-hitungnya dan membalaskannya kepada mereka di sisi-Nya. Allah akan membalas amal perbuatan mereka pada hari mereka bersua dengan-Nya, yaitu di hari mereka dikembalikan kepada-Nya.
وَرَبُّكَ ٱلْغَنِىُّ ذُو ٱلرَّحْمَةِ ۚ إِن يَشَأْ يُذْهِبْكُمْ وَيَسْتَخْلِفْ مِنۢ بَعْدِكُم مَّا يَشَآءُ كَمَآ أَنشَأَكُم مِّن ذُرِّيَّةِ قَوْمٍ ءَاخَرِينَ 133
(133) Dan Tuhanmu Maha Kaya lagi mempunyai rahmat. Jika Dia menghendaki niscaya Dia memusnahkan kamu dan menggantimu dengan siapa yang dikehendaki-Nya setelah kamu (musnah), sebagaimana Dia telah menjadikan kamu dari keturunan orang-orang lain.
(133)
Firman Allah Swt.:
وَرَبُّكَ
Dan Tuhanmu. (Al-An'am: 133)
hai Muhammad.
الْغَنِيُّ
Mahakaya. (Al-An'am: 133)
Yakni Mahakaya dari semua makhluk-Nya dari segala segi, sedangkan mereka (makhluk-Nya) membutuhkan Allah dalam semua keadaan.
ذُو الرَّحْمَةِ
lagi mempunyai rahmat. (Al-An'am: 133)
Artinya, selain itu Allah Maha Penyayang kepada mereka. Seperti yang disebutkan di dalam firman-Nya:
إِنَّ اللَّهَ بِالنَّاسِ لَرَءُوفٌ رَحِيمٌ
Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia. (Al-Hajj: 65 dan Al Baqarah 143)
إِنْ يَشَأْ يُذْهِبْكُمْ
Jika Dia menghendaki, niscaya Dia memusnahkan kalian. (Al-An'am: 133)
Yaitu apabila kalian menentang perintah-Nya.
وَيَسْتَخْلِفْ مِنْ بَعْدِكُمْ مَا يَشَاءُ
dan mengganti kalian dengan siapa yang dikehendaki-Nya setelah kalian (musnah). (Al-An’am: 133)
Allah akan mengganti kalian dengan kaum yang lain yang akan mengamalkan ketaatan kepada-Nya.
كَمَا أَنْشَأَكُمْ مِنْ ذُرِّيَّةِ قَوْمٍ آخَرِينَ
sebagaimana Dia telah menjadikan kalian dari keturunan orang-orang lain. (Al-An'am: 133)
Artinya, Dia berkuasa untuk melakukan hal itu dan mudah serta gampang bagi-Nya; sebagaimana Dia telah memusnahkan generasi-generasi terdahulu, lalu menggantinya dengan generasi berikutnya. Maka Dia berkuasa pula untuk memusnahkan mereka, kemudian mendatangkan kaum yang lain sebagai pengganti mereka. Seperti yang disebutkan di dalam ayat lain melalui firman-Nya:
إِنْ يَشَأْ يُذْهِبْكُمْ أَيُّهَا النَّاسُ وَيَأْتِ بِآخَرِينَ وَكَانَ اللَّهُ عَلَى ذَلِكَ قَدِيرًا
Jika Allah menghendaki, niscaya Dia musnahkan kalian, wahai manusia, dan Dia datangkan umat yang lain (sebagai pengganti kalian). Dan adalah Allah Mahakuasa berbuat demikian. (An-Nisa: 133)
يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَنْتُمُ الْفُقَرَاءُ إِلَى اللَّهِ وَاللَّهُ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيدُ * إِنْ يَشَأْ يُذْهِبْكُمْ وَيَأْتِ بِخَلْقٍ جَدِيدٍ وَمَا ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ بِعَزِيزٍ
Hai manusia, kamulah yang berhajat kepada Allah; dan Allah Dialah Yang Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji. Jika dia menghendaki, niscaya Dia memusnahkan kalian dan mendatangkan makhluk yang baru (untuk menggantikan kalian). Dan sekali-kali yang demikian itu bagi Allah tidak sulit. (Fathir: 15-17)
وَاللَّهُ الْغَنِيُّ وَأَنْتُمُ الْفُقَرَاءُ وَإِنْ تَتَوَلَّوْا يَسْتَبْدِلْ قَوْمًا غَيْرَكُمْ ثُمَّ لَا يَكُونُوا أَمْثَالَكُمْ
Dan Allah-lah Yang Mahakaya, sedangkan kalianlah orang-orang yang berkehendak (kepada-Nya). Dan jika kalian berpaling, niscaya Dia akan mengganti (kalian) dengan kaum yang lain, dan mereka tidak akan seperti kalian (ini). (Muhammad: 38)
Muhammad ibnu Ishaq meriwayatkan dari Ya'qub ibnu Atabah yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar Aban ibnu Usman mengatakan sehubungan dengan makna ayat berikut, yaitu firman-Nya: sebagaimana Dia menjadikan kalian dari keturunan orang-orang lain. (Al-An'am: 133) Maksudnya, keturunan orang-orang tua dan keturunan anak cucu.
*****
Firman Allah Swt.:
إِنَّ مَا تُوعَدُونَ لآتٍ وَمَا أَنْتُمْ بِمُعْجِزِينَ
Sesungguhnya apa yang dijanjikan kepada kalian pasti datang, dan kalian sekali-kali tidak sanggup menolaknya. (Al-An'am: 134)
Yakni ceritakanlah kepada mereka, hai Muhammad, bahwa apa yang dijanjikan kepada mereka mengenai urusan hari akhirat pasti akan terjadi.
وَمَا أَنْتُمْ بِمُعْجِزِينَ
dan kalian sekali-kali tidak sanggup menolaknya. (Al-An'am: 134)
Artinya, kalian tidak dapat membuat Allah tidak mampu. Bahkan Dia mampu untuk mengembalikan kalian menjadi hidup kembali, sekalipun kalian telah menjadi tanah dan tulang-belulang kalian telah hancur. Dia Mahakuasa, tiada sesuatu pun yang tidak dapat dilakukan-Nya.
قَالَ ابْنُ أَبِي حَاتِمٍ فِي تَفْسِيرِهَا: حَدَّثَنَا أَبِي، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُصَفَّى، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ حِمْيَرٍ، عَنْ أَبِي بَكْرِ بْنِ أَبِي مَرْيَمَ، عَنِ عَطَاءِ بْنِ أَبِي رَبَاحٍ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الخدُرْي، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ: "يَا بَنِي آدَمَ، إِنْ كُنْتُمْ تَعْقِلُونَ فَعُدُّوا أَنْفُسَكُمْ مِنَ الْمَوْتَى. وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ إِنَّمَا تُوعَدُونَ لِآتٍ وَمَا أَنْتُمْ بِمُعْجِزِينَ"
Ibnu Abu Hatim di dalam kitab tafsirnya mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnul Musaffa, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Humair, dari Abu Bakar ibnu Abu Maryam, dari Ata ibnu Abu Rabah, dari Abu Sa'id Al-Khudri r.a., dari Nabi Saw. yang telah bersabda: Hai Bani Adam, jika kalian adalah orang-orang yang berakal, maka anggaplah diri kalian termasuk orang-orang mati. Demi Tuhan yang jiwaku berada di dalam genggaman kekuasaan-Nya, sesungguhnya apa yang dijanjikan kepada kalian benar-benar akan terjadi, dan kalian sekali-kali tidak dapat mengelakkannya.
****
Firman Allah Swt.:
قُلْ يَا قَوْمِ اعْمَلُوا عَلَى مَكَانَتِكُمْ إِنِّي عَامِلٌ فَسَوْفَ تَعْلَمُونَ
Katakanlah, "Hai kaumku, berbuatlah sepenuh kemampuan kalian, sesungguhnya aku pun berbuat (pula). Kelak kalian akan mengetahui." (Al-An’am: 135)
Di dalam ayat ini terkandung makna ancaman yang keras dan peringatan yang tajam. Dengan kata lain, teruskanlah jalan kalian dan arah yang sedang kalian tuju, jika kalian menduga bahwa kalian berada dalam jalan petunjuk. Aku pun akan terus berjalan pada jalan dan metodeku sendiri. Makna ayat ini sama dengan firman-Nya:
وَقُلْ لِلَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ اعْمَلُوا عَلَى مَكَانَتِكُمْ إِنَّا عَامِلُونَ * وَانْتَظِرُوا إِنَّا مُنْتَظِرُونَ
Dan katakanlah kepada orang-orang yang tidak beriman.”Berbuatlah menurut kemampuan kalian; sesungguhnya kamiptm berbuat pula. Dan tunggulah (akibat perbuatan kalian), sesungguhnya kami pun menunggu (pula)-" (Hud: 121-122)
Ali ibnu Abu Talhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: sepenuh kemampuan kalian. (Al-An'am: 135) Yaitu menurut lingkungan kalian.
فَسَوْفَ تَعْلَمُونَ مَنْ تَكُونُ لَهُ عَاقِبَةُ الدَّارِ إِنَّهُ لَا يُفْلِحُ الظَّالِمُونَ
Kelak kalian akan mengetahui siapakah (di antara kita) yang akan memperoleh hasil yang baik dari dunia ini. Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu tidak akan mendapat keberuntungan. (Al-An'am: 135)
Artinya, apakah bagiku atau bagi kalian? Sesungguhnya Allah telah menunaikan janji-Nya kepada Rasul-Nya. Yakni Allah telah memapankan kedudukannya di seluruh negeri dan menjadikan kekuasaannya berpengaruh atas diri orang-orang yang menentangnya dari kalangan hamba-hamba Allah; Allah membukakan kota Mekah baginya, menampakkan (memenangkan) agamanya di atas semua orang dari kalangan kaumnya yang mendustakannya, juga di atas semua orang yang memusuhi dan bersikap oposisi terhadapnya. Akhirnya Allah memantapkan urusannya di seluruh wilayah Jazirah Arabia. Demikian pula halnya negeri Yaman dan Bahrain, yang semuanya itu terjadi di masa beliau Saw. masih hidup. Kemudian Allah membukakan kota-kota besar, semua negeri, dan kawasan lainnya sesudah beliau wafat, yaitu di masa-masa pemerintahan para khalifahnya. Semoga Allah melimpahkan keridaan-Nya kepada mereka semua. Seperti yang ditegaskan oleh firman-Nya:
كَتَبَ اللَّهُ لأغْلِبَنَّ أَنَا وَرُسُلِي
Allah telah menetapkan, "Aku dan rasul-rasul-Ku pasti menang.” (Al-Mujadilah; 21)
إِنَّا لَنَنْصُرُ رُسُلَنَا وَالَّذِينَ آمَنُوا فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَيَوْمَ يَقُومُ الأشْهَادُ. يَوْمَ لَا يَنْفَعُ الظَّالِمِينَ مَعْذِرَتُهُمْ وَلَهُمُ اللَّعْنَةُ وَلَهُمْ سُوءُ الدَّارِ
Sesunggguhnya Kami menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (hari kiamat), (yaitu) hari yang tidak berguna bagi orang-orang zalim permintaan maafnya dan bagi merekalah laknat dan bagi merekalah tempat tinggal yang buruk. (Al-Mu’min: 51-52)
وَلَقَدْ كَتَبْنَا فِي الزَّبُورِ مِنْ بَعْدِ الذِّكْرِ أَنَّ الأرْضَ يَرِثُهَا عِبَادِيَ الصَّالِحُونَ
Dan sungguh telah Kami tulis di dalam Zabur sesudah (Kami tulis dalam) Lauhul Mahfuz, bahwasanya bumi ini dipusakai hamba-hamba-Ku yang saleh. (Al-Anbiya: 15)
Juga dalam firman Allah Swt. yang menceritakan perihal rasul-rasul-Nya:
فَأَوْحَى إِلَيْهِمْ رَبُّهُمْ لَنُهْلِكَنَّ الظَّالِمِينَ. وَلَنُسْكِنَنَّكُمُ الأرْضَ مِنْ بَعْدِهِمْ ذَلِكَ لِمَنْ خَافَ مَقَامِي وَخَافَ وَعِيدِ
Maka Tuhan mewahyukan kepada mereka, "Kami pasti akan membinasakan orang-orang yang zalim itu, dan Kami pasti akan menempatkan kalian di negeri-negeri itu sesudah mereka. Yang demikian itu (adalah untuk) orang-orang yang takut (akan menghadapi) ke hadirat-Ku dan yang takut kepada ancaman-Ku.” (Ibrahim: 13-14)
Dan firman Allah Swt. lainnya yang mengatakan:
وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الأرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا
Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kalian dan mengerjakan amal-amal yang saleh, bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apa pun dengan Aku. (An-Nur: 55), hingga akhir ayat.
Memang Allah telah melakukan hal tersebut dan memenuhinya buat umat Nabi Muhammad Saw.
إِنَّ مَا تُوعَدُونَ لَءَاتٍۢ ۖ وَمَآ أَنتُم بِمُعْجِزِينَ 134
(134) Sesungguhnya apa yang dijanjikan kepadamu pasti datang, dan kamu sekali-kali tidak sanggup menolaknya.
(134)
Firman Allah Swt.:
إِنَّ مَا تُوعَدُونَ لآتٍ وَمَا أَنْتُمْ بِمُعْجِزِينَ
Sesungguhnya apa yang dijanjikan kepada kalian pasti datang, dan kalian sekali-kali tidak sanggup menolaknya. (Al-An'am: 134)
Yakni ceritakanlah kepada mereka, hai Muhammad, bahwa apa yang dijanjikan kepada mereka mengenai urusan hari akhirat pasti akan terjadi.
وَمَا أَنْتُمْ بِمُعْجِزِينَ
dan kalian sekali-kali tidak sanggup menolaknya. (Al-An'am: 134)
Artinya, kalian tidak dapat membuat Allah tidak mampu. Bahkan Dia mampu untuk mengembalikan kalian menjadi hidup kembali, sekalipun kalian telah menjadi tanah dan tulang-belulang kalian telah hancur. Dia Mahakuasa, tiada sesuatu pun yang tidak dapat dilakukan-Nya.
قَالَ ابْنُ أَبِي حَاتِمٍ فِي تَفْسِيرِهَا: حَدَّثَنَا أَبِي، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُصَفَّى، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ حِمْيَرٍ، عَنْ أَبِي بَكْرِ بْنِ أَبِي مَرْيَمَ، عَنِ عَطَاءِ بْنِ أَبِي رَبَاحٍ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الخدُرْي، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ: "يَا بَنِي آدَمَ، إِنْ كُنْتُمْ تَعْقِلُونَ فَعُدُّوا أَنْفُسَكُمْ مِنَ الْمَوْتَى. وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ إِنَّمَا تُوعَدُونَ لِآتٍ وَمَا أَنْتُمْ بِمُعْجِزِينَ"
Ibnu Abu Hatim di dalam kitab tafsirnya mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnul Musaffa, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Humair, dari Abu Bakar ibnu Abu Maryam, dari Ata ibnu Abu Rabah, dari Abu Sa'id Al-Khudri r.a., dari Nabi Saw. yang telah bersabda: Hai Bani Adam, jika kalian adalah orang-orang yang berakal, maka anggaplah diri kalian termasuk orang-orang mati. Demi Tuhan yang jiwaku berada di dalam genggaman kekuasaan-Nya, sesungguhnya apa yang dijanjikan kepada kalian benar-benar akan terjadi, dan kalian sekali-kali tidak dapat mengelakkannya.
قُلْ يَٰقَوْمِ ٱعْمَلُوا۟ عَلَىٰ مَكَانَتِكُمْ إِنِّى عَامِلٌۭ ۖ فَسَوْفَ تَعْلَمُونَ مَن تَكُونُ لَهُۥ عَٰقِبَةُ ٱلدَّارِ ۗ إِنَّهُۥ لَا يُفْلِحُ ٱلظَّٰلِمُونَ 135
(135) Katakanlah: "Hai kaumku, berbuatlah sepenuh kemampuanmu, sesungguhnya akupun berbuat (pula). Kelak kamu akan mengetahui, siapakah (di antara kita) yang akan memperoleh hasil yang baik di dunia ini. Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu tidak akan mendapatkan keberuntungan.
(135)
Firman Allah Swt.:
قُلْ يَا قَوْمِ اعْمَلُوا عَلَى مَكَانَتِكُمْ إِنِّي عَامِلٌ فَسَوْفَ تَعْلَمُونَ
Katakanlah, "Hai kaumku, berbuatlah sepenuh kemampuan kalian, sesungguhnya aku pun berbuat (pula). Kelak kalian akan mengetahui." (Al-An’am: 135)
Di dalam ayat ini terkandung makna ancaman yang keras dan peringatan yang tajam. Dengan kata lain, teruskanlah jalan kalian dan arah yang sedang kalian tuju, jika kalian menduga bahwa kalian berada dalam jalan petunjuk. Aku pun akan terus berjalan pada jalan dan metodeku sendiri. Makna ayat ini sama dengan firman-Nya:
وَقُلْ لِلَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ اعْمَلُوا عَلَى مَكَانَتِكُمْ إِنَّا عَامِلُونَ * وَانْتَظِرُوا إِنَّا مُنْتَظِرُونَ
Dan katakanlah kepada orang-orang yang tidak beriman.”Berbuatlah menurut kemampuan kalian; sesungguhnya kamiptm berbuat pula. Dan tunggulah (akibat perbuatan kalian), sesungguhnya kami pun menunggu (pula)-" (Hud: 121-122)
Ali ibnu Abu Talhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: sepenuh kemampuan kalian. (Al-An'am: 135) Yaitu menurut lingkungan kalian.
فَسَوْفَ تَعْلَمُونَ مَنْ تَكُونُ لَهُ عَاقِبَةُ الدَّارِ إِنَّهُ لَا يُفْلِحُ الظَّالِمُونَ
Kelak kalian akan mengetahui siapakah (di antara kita) yang akan memperoleh hasil yang baik dari dunia ini. Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu tidak akan mendapat keberuntungan. (Al-An'am: 135)
Artinya, apakah bagiku atau bagi kalian? Sesungguhnya Allah telah menunaikan janji-Nya kepada Rasul-Nya. Yakni Allah telah memapankan kedudukannya di seluruh negeri dan menjadikan kekuasaannya berpengaruh atas diri orang-orang yang menentangnya dari kalangan hamba-hamba Allah; Allah membukakan kota Mekah baginya, menampakkan (memenangkan) agamanya di atas semua orang dari kalangan kaumnya yang mendustakannya, juga di atas semua orang yang memusuhi dan bersikap oposisi terhadapnya. Akhirnya Allah memantapkan urusannya di seluruh wilayah Jazirah Arabia. Demikian pula halnya negeri Yaman dan Bahrain, yang semuanya itu terjadi di masa beliau Saw. masih hidup. Kemudian Allah membukakan kota-kota besar, semua negeri, dan kawasan lainnya sesudah beliau wafat, yaitu di masa-masa pemerintahan para khalifahnya. Semoga Allah melimpahkan keridaan-Nya kepada mereka semua. Seperti yang ditegaskan oleh firman-Nya:
كَتَبَ اللَّهُ لأغْلِبَنَّ أَنَا وَرُسُلِي
Allah telah menetapkan, "Aku dan rasul-rasul-Ku pasti menang.” (Al-Mujadilah; 21)
إِنَّا لَنَنْصُرُ رُسُلَنَا وَالَّذِينَ آمَنُوا فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَيَوْمَ يَقُومُ الأشْهَادُ. يَوْمَ لَا يَنْفَعُ الظَّالِمِينَ مَعْذِرَتُهُمْ وَلَهُمُ اللَّعْنَةُ وَلَهُمْ سُوءُ الدَّارِ
Sesunggguhnya Kami menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (hari kiamat), (yaitu) hari yang tidak berguna bagi orang-orang zalim permintaan maafnya dan bagi merekalah laknat dan bagi merekalah tempat tinggal yang buruk. (Al-Mu’min: 51-52)
وَلَقَدْ كَتَبْنَا فِي الزَّبُورِ مِنْ بَعْدِ الذِّكْرِ أَنَّ الأرْضَ يَرِثُهَا عِبَادِيَ الصَّالِحُونَ
Dan sungguh telah Kami tulis di dalam Zabur sesudah (Kami tulis dalam) Lauhul Mahfuz, bahwasanya bumi ini dipusakai hamba-hamba-Ku yang saleh. (Al-Anbiya: 15)
Juga dalam firman Allah Swt. yang menceritakan perihal rasul-rasul-Nya:
فَأَوْحَى إِلَيْهِمْ رَبُّهُمْ لَنُهْلِكَنَّ الظَّالِمِينَ. وَلَنُسْكِنَنَّكُمُ الأرْضَ مِنْ بَعْدِهِمْ ذَلِكَ لِمَنْ خَافَ مَقَامِي وَخَافَ وَعِيدِ
Maka Tuhan mewahyukan kepada mereka, "Kami pasti akan membinasakan orang-orang yang zalim itu, dan Kami pasti akan menempatkan kalian di negeri-negeri itu sesudah mereka. Yang demikian itu (adalah untuk) orang-orang yang takut (akan menghadapi) ke hadirat-Ku dan yang takut kepada ancaman-Ku.” (Ibrahim: 13-14)
Dan firman Allah Swt. lainnya yang mengatakan:
وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الأرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا
Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kalian dan mengerjakan amal-amal yang saleh, bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apa pun dengan Aku. (An-Nur: 55), hingga akhir ayat.
Memang Allah telah melakukan hal tersebut dan memenuhinya buat umat Nabi Muhammad Saw.
وَجَعَلُوا۟ لِلَّهِ مِمَّا ذَرَأَ مِنَ ٱلْحَرْثِ وَٱلْأَنْعَٰمِ نَصِيبًۭا فَقَالُوا۟ هَٰذَا لِلَّهِ بِزَعْمِهِمْ وَهَٰذَا لِشُرَكَآئِنَا ۖ فَمَا كَانَ لِشُرَكَآئِهِمْ فَلَا يَصِلُ إِلَى ٱللَّهِ ۖ وَمَا كَانَ لِلَّهِ فَهُوَ يَصِلُ إِلَىٰ شُرَكَآئِهِمْ ۗ سَآءَ مَا يَحْكُمُونَ 136
(136) Dan mereka memperuntukkan bagi Allah satu bagian dari tanaman dan ternak yang telah diciptakan Allah, lalu mereka berkata sesuai dengan persangkaan mereka: "Ini untuk Allah dan ini untuk berhala-berhala kami". Maka saji-sajian yang diperuntukkan bagi berhala-berhala mereka tidak sampai kepada Allah; dan saji-sajian yang diperuntukkan bagi Allah, maka sajian itu sampai kepada berhala-berhala mereka. Amat buruklah ketetapan mereka itu.
(136)
Makna ayat ini mengandung celaan dan cemoohan Allah terhadap orang-orang musyrik yang telah banyak membuat-buat bid'ah, kekufuran, dan kemusyrikan. Yaitu mereka menjadikan bagi Allah sekutu dan bagian dari makhluk-Nya, padahal Dia adalah Pencipta segala sesuatu; Mahasuci Allah lagi Mahatinggi. Disebutkan melalui firman-Nya:
وَجَعَلُوا لِلَّهِ مِمَّا ذَرَأَ
Dan mereka memperuntukkan bagi Allah dari apa yang telah diciptakannya. (Al-An'am: 136)
Yakni dari apa yang telah dijadikan dan diadakan oleh-Nya.
مِنَ الْحَرْثِ
berupa tanaman. (Al-An'am: 136)
Maksudnya, dari hasil tanaman dan buah-buahan.
وَالأنْعَامِ نَصِيبًا
dan ternak suatu bagian. (Al-An'am: 136)
Yaitu suatu bagian tertentu.
فَقَالُوا هَذَا لِلَّهِ بِزَعْمِهِمْ وَهَذَا لِشُرَكَائِنَا
lalu mereka berkata sesuai dengan persangkaan mereka, "Ini untuk Allah dan ini untuk berhala-berhala kami.” (Al-An'am: 136)
Adapun firman Allah Swt.:
فَمَا كَانَ لِشُرَكَائِهِمْ فَلا يَصِلُ إِلَى اللَّهِ وَمَا كَانَ لِلَّهِ فَهُوَ يَصِلُ إِلَى شُرَكَائِهِمْ
Maka saji-sajian yang diperuntukkan bagi berhala-berhala mereka tidak sampai kepada Allah; dan saji-sajian yang diperuntukkan bagi Allah, maka sajian itu sampai kepada berhala-berhala mereka (Al-An'am: 136)
Ali ibnu Abu Talhah dan Al-Aufi telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa Ibnu Abbas mengatakan sehubungan dengan tafsir ayat ini sebagai berikut: Sesungguhnya musuh-musuh Allah apabila menanam tanaman, lalu mereka menghasilkan buahnya dari tanaman mereka itu, maka mereka menjadikan bagi Allah dari hasil itu suatu bagian tertentu dan bagi berhala sembahan mereka satu bagian lainnya. Kemudian hasil tanaman atau buah-buahan atau sesuatu lainnya yang menjadi bagian berhala-berhala mereka itu mereka simpan dan mereka hitung-hitung. Jika ada sesuatu darinya yang terjatuh, yang menurut peristilahan mereka disebut untuk samad, maka mereka mengembalikannya kepada bagian yang diperuntukkan bagi berhala. Apabila mereka kedahuluan oleh air yang sedianya mereka akan gunakan untuk mengairi bagian untuk berhala, lalu air itu mengairi sesuatu dari bagian yang diperuntukkan buat Allah, maka mereka menjadikannya untuk berhala. Jika ada sesuatu yang gugur dari hasil tanaman dan buah-buahan yang mereka jadikan untuk Allah, hingga bercampur baur dengan bagian yang diperuntukkan buat berhala, maka mereka mengatakan, "Ini miskin," lalu mereka tidak mengembalikannya kepada bagian yang diperuntukkan buat Allah. Apabila mereka kedahuluan oleh air yang sedianya mereka akan menggunakannya buat mengairi bagian Allah, lalu air itu mengairi bagian yang diperuntukkan buat berhala, maka mereka membiarkannya untuk berhala mereka. Mereka mengharamkan sebagian dari harta (ternak) mereka yang disebutkan oleh peristilahan mereka dengan nama bahirah, saibah, wasilah, dan ham. Mereka memperuntukkan hal tersebut bagi berhala-berhala mereka, dengan dugaan bahwa mereka mengharamkannya sebagai amal pendekatan diri kepada Allah. Maka Allah Swt. berfirman: Dan mereka memperuntukkan bagi Allah satu bagian dari tanaman dan ternak yang telah diciptakan Allah. (Al-An'am: 136), hingga akhir ayat.
Hal yang sama dikatakan oleh Mujahid, Qatadah, As-Saddi, dan lain-lainnya yang bukan hanya seorang.
Abdur Rahman ibnu Zaid ibnu Aslam mengatakan sehubungan dengan tafsir ayat ini, bahwa segala sesuatu yang mereka peruntukkan bagi Allah berupa sembelihan yang mereka sembelih, mereka tidak memakannya selama-lamanya kecuali jika mereka menyebutkan beserta sebutan-Nya nama berhala-berhala mereka (saat menyembelihnya). Sedangkan hewan yang mereka sembelih untuk berhala-berhala mereka, mereka sama sekali tidak mau menyebut nama Allah bersama nama berhala mereka. Lalu Abdur Rahman ibnu Zaid ibnu Aslam membacakan ayat ini sampai dengan firman-Nya: Amatlah buruk ketetapan mereka. (Al-An'am: 136)
Maksudnya, amat buruklah apa yang mereka bagikan itu, karena sesungguhnya mereka pada dasarnya telah membuat kekeliruan dalam pembagian. Karena Allah Swt. adalah Tuhan segala sesuatu dan Yang memilikinya serta Yang menciptakannya; hanya milik-Nyalah semuanya itu, Dialah Raja. Segala sesuatu berada dalam pengaturan-Nya dan tunduk pada kekuasaan serta kehendak-Nya, tidak ada Tuhan selain Dia, dan tidak ada Rabb (Pemilik) selain Dia. Dan manakala mereka melakukan pembagian, kerusakanlah yang dilakukannya, karena menurut hawa nafsu mereka sendiri mereka tidak adil, bahkan berbuat aniaya dan melampaui batas dalam pembagian tersebut. Perihalnya sama dengan apa yang disebutkan oleh Allah Swt. dalam ayat lain, yaitu firman-Nya:
وَيَجْعَلُونَ لِلَّهِ الْبَنَاتِ سُبْحَانَهُ وَلَهُمْ مَا يَشْتَهُونَ
Dan mereka memperuntukkan bagi Allah anak-anak perempuan. Mahasuci Allah, sedangkan untuk mereka sendiri apa yang mereka sukai (yaitu anak laki-laki). (An-Nahl: 57)
وَجَعَلُوا لَهُ مِنْ عِبَادِهِ جُزْءًا إِنَّ الإنْسَانَ لَكَفُورٌ مُبِينٌ
Dan mereka menjadikan sebagian dari hamba-hamba-Nya sebagai bagian dari-Nya. Sesungguhnya manusia itu benar-benar pengingkar yang nyata (terhadap rahmat Allah). (Az-Zukhruf: 15)
أَلَكُمُ الذَّكَرُ وَلَهُ الأنْثَى * تِلْكَ إِذًا قِسْمَةٌ ضِيزَى
Apakah (patut) untuk kalian (anak) laki-laki dan untuk Allah (anak) perempuan? (An-Najm: 21) Yang demikian itu tentulah suatu pembagian yang tidak adil. (An-Najm: 22)
وَكَذَٰلِكَ زَيَّنَ لِكَثِيرٍۢ مِّنَ ٱلْمُشْرِكِينَ قَتْلَ أَوْلَٰدِهِمْ شُرَكَآؤُهُمْ لِيُرْدُوهُمْ وَلِيَلْبِسُوا۟ عَلَيْهِمْ دِينَهُمْ ۖ وَلَوْ شَآءَ ٱللَّهُ مَا فَعَلُوهُ ۖ فَذَرْهُمْ وَمَا يَفْتَرُونَ 137
(137) Dan demikianlah pemimpin-pemimpin mereka telah menjadikan kebanyakan dari orang-orang musyrik itu memandang baik membunuh anak-anak mereka untuk membinasakan mereka dan untuk mengaburkan bagi mereka agama-Nya. Dan kalau Allah menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggallah mereka dan apa yang mereka ada-adakan.
(137)
Allah Swt. berfirman bahwa sebagaimana setan-setan telah menghiaskan kepada mereka memandang baik perbuatan memperuntukkan bagi Allah suatu bagian dari tanaman dan ternak yang telah diciptakan Allah, maka setan-setan itu pun menghiaskan kepada mereka memandang baik membunuh anak-anak mereka sendiri karena takut kelaparan, dan membunuh anak-anak perempuan mereka karena takut aib.
Ali ibnu Abu Talhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: Dan demikianlah pemimpin-pemimpin mereka telah menjadikan kebanyakan dari orang-orang yang musyrik itu memandang baik membunuh anak-anak mereka. (Al-An'am: 137) Yakni para pemimpin mereka telah menghiaskan kepada mereka memandang baik membunuh anak-anak mereka sendiri.
Mujahid mengatakan, yang dimaksud dengan
شُرَكَاؤُهُمْ
ialah setan-setan mereka, yang memerintahkan kepada mereka agar mengubur hidup-hidup anak-anak mereka karena takut kelaparan.As-Saddi mengatakan bahwa setan memerintahkan kepada mereka supaya membunuh anak-anak perempuan mereka, adakalanya untuk menjerumuskan mereka ke dalam kebinasaan, adakalanya pula untuk mengaburkan pandangan mereka terhadap agama mereka, sehingga pikiran mereka terhadap agama menjadi kacau; atau karena faktor lainnya yang semisal.
Abdur Rahman ibnu Zaid ibnu Aslam dan Qatadah mengatakan sehubungan dengan makna ayat ini, bahwa maknanya semisal dengan firman Allah Swt.:
وَإِذَا بُشِّرَ أَحَدُهُمْ بِالأنْثَى ظَلَّ وَجْهُهُ مُسْوَدًّا وَهُوَ كَظِيمٌ * يَتَوَارَى مِنَ الْقَوْمِ مِنْ سُوءِ مَا بُشِّرَ بِه
Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, hitamlah (merah padamlah) mukanya, dan dia sangat marah, Ia menyembunyikan dirinya dari orang banyak, disebabkan buruknya berita yang disampaikan kepadanya. (An-Nahl: 58-59)
Sama dengan firman-Nya:
وَإِذَا الْمَوْءُودَةُ سُئِلَتْ * بِأَيِّ ذَنْبٍ قُتِلَتْ
apabila bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup ditanya, karena dosa apakah dia dibunuh? (At-Takwir: 8-9)
Dahulu mereka sering membunuh anak-anak mereka karena takut kelaparan, yakni takut jatuh miskin atau takut harta mereka menjadi hancur. Maka Allah melarang mereka melakukan perbuatan tersebut, karena sesungguhnya perbuatan itu merupakan hiasan dari setan dan peraturan mereka di masa Jahiliah.
*****
Firman Allah Swt.:
وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ مَا فَعَلُوهُ
Dan kalau Allah menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya. (Al-An'am: 137)
Semuanya itu terjadi karena kehendak Allah Swt. dan pilihan-Nya karena terkandung di dalamnya hikmah yang sempurna yang hanya Dia saja yang mengetahui-Nya. Dia tidak ditanya mengenai apa yang telah diperbuat-Nya, sedangkan mereka pasti akan dimintai pertanggungjawabannya.
فَذَرْهُمْ وَمَا يَفْتَرُونَ
maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan. (Al-An'am: 157)
Maksudnya, biarkanlah mereka, jauhilah mereka dan apa yang mereka perbuat, kelak Allah akan memutuskan perkaranya antara kamu dan mereka.