10 - يونس - Yunus

Juz : 11

Jonas
Meccan

بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

الٓر ۚ تِلْكَ ءَايَٰتُ ٱلْكِتَٰبِ ٱلْحَكِيمِ 1

(1) Alif laam raa. Inilah ayat-ayat Al Quran yang mengandung hikmah.

(1) 

Mengenai huruf-huruf yang mengawali surat-surat Al-Qur'an, telah disebutkan keterangannya pada permulaan tafsir surat Al-Baqarah.

Abud Duha telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan firman Allah Swt.: Alif Lam Ra. (Yunus: l) Yakni Aku, Allah, melihat. Hal yang sama telah dikatakan oleh Qatadah dan lain-lainnya.

تِلْكَ آيَاتُ الْكِتَابِ الْحَكِيمِ

Inilah ayat-ayat Al-Qur'an yang mengandung hikmah. (Yunus: 1)

Artinya, inilah ayat-ayat Al-Qur'an yang mengandung hukum yang jelas.

Mujahid mengatakan sehubungan dengan firman-Nya: Alif Lam Ra. Inilah ayat-ayat Kitab yang mengandung hikmah. (Yunus: l) Menurut Al-Hasan, yang dimaksud dengan 'Kitab' adalah kitab Taurat dan Zabur.

Qatadah mengatakan bahwa makna tilka ayatul kitab ialah 'inilah ayat-ayat kitab', yakni kitab-kitab terdahulu sebelum Al-Qur'an. Pendapat ini menurut penulis (Ibnu Kasir) tidak dikenal jalurnya, demikian juga maknanya.

*******************

Firman Allah Swt.:

أَكَانَ لِلنَّاسِ عَجَبًا

Patutkah menjadi keheranan bagi manusia. (Yunus: 2), hingga akhir ayat.

Allah Swt. mengingkari sikap orang-orang kafir yang merasa heran terhadap para rasul karena para rasul itu dari kalangan manusia, seperti yang disebutkan oleh Allah Swt. dalam kisah-Nya mengenai umat-umat terdahulu melalui firman-Nya:

أَبَشَرٌ يَهْدُونَنَا

Apakah manusia yang akan memberi petunjuk kepada kami? (At-Taghabun: 6)

Nabi Hud dan Nabi Saleh berkata kepada kaumnya masing-masing, seperti yang disebutkan oleh firman-Nya:

أَوَعَجِبْتُمْ أَنْ جَاءَكُمْ ذِكْرٌ مِنْ رَبِّكُمْ عَلَى رَجُلٍ مِنْكُمْ

Dan apakah kalian (tidak percaya) dan heran bahwa datang kepada kalian peringatan dari Tuhan kalian dengan perantaraan seorang laki-laki dari golongan kalian. (Al-A'raf: 63)

Allah Swt. pun berfirman menceritakan perihal orang-orang kafir Quraisy, bahwa mereka telah mengatakan:

أَجَعَلَ الآلِهَةَ إِلَهًا وَاحِدًا إِنَّ هَذَا لَشَيْءٌ عُجَابٌ

Mengapa ia menjadikan tuhan-tuhan itu Tuhan Yang Maha Esa? Sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang sangat meng­herankan. (Shad: 5)

Ad-Dahhak telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa setelah Allah mengutus Nabi Muhammad Saw. menjadi rasul, maka orang-orang Arab mengingkari hal tersebut, atau ada sebagian dari mereka yang mengingkarinya. Lalu mereka berkata, "Mahabesar Allah, bila Dia mengutus Rasul-Nya seorang manusia seperti Muhammad ini." Ibnu Abbas melanjutkan kisahnya, bahwa lalu Allah Swt. menurunkan firman-Nya: Patutkah menjadi keheranan bagi manusia. (Yunus: 2), hingga akhir ayat.

*******************

Mengenai firman Allah Swt.:

أَنَّ لَهُمْ قَدَمَ صِدْقٍ عِنْدَ رَبِّهِمْ

bahwa mereka mempunyai kedudukan yang tinggi di sisi Tuhan mereka. (Yunus: 2)

Para ulama berselisih pendapat tentang takwil ayat ini.

Ali ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan firman-Nya: gembirakanlah orang-orang beriman, bahwa mereka mempunyai kedudukan yang tinggi di sisi Tuhan mereka. (Yunus: 2) Bahwa dalam kitab terdahulu (Lauh Mahfuz) telah dituliskan bahwa mereka memperoleh kebahagiaan.

Al-Aufi telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan firman-Nya: bahwa mereka mempunyai kedudukan yang tinggi di sisi Tuhan mereka. (Yunus: 2) Yakni pahala yang baik karena amal perbuatan yang telah mereka kerjakan.

Hal yang sama telah dikatakan oleh Ad-Dahhak, Ar-Rabi' ibnu Anas, dan Abdur Rahman ibnu Zaid ibnu Aslam.

Makna ayat ini sama dengan firman-Nya:

لِيُنْذِرَ بَأْسًا شَدِيدًا

untuk memberi peringatan akan siksaan yang sangat pedih. (Al-Kahfi: 2), hingga akhir ayat.

Mujahid telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: bahwa mereka mempunyai kedudukan yang tinggi di sisi Tuhan mereka. Yunus: 2) Yakni amal-amal saleh, yaitu salat, puasa, sedekah, dan tasbih mereka. Mujahid mengatakan bahwa Nabi Muhammad Saw. memberikan syafaat kepada mereka.

Hal yang sama telah dikatakan oleh Zaid ibnu Aslam dan Muqatil ibnu Hayyan. Qatadah mengatakan, makna ayat ialah kedudukan yang tinggi di sisi Tuhan mereka.

Ibnu Jarir memilih pendapat yang dikatakan oleh Mujahid, bahwa makna yang dimaksud ialah amal-amal saleh yang telah mereka kerjakan dan menjadi tabungan bagi mereka di sisi Tuhannya. Perihalnya sama dengan kalimat yang mengatakan, "Qadamun fil Islam, " yakni mempunyai jasa dalam Islam.

Hissan ibnu Sabit telah mengatakan:

لَنَا القَدَمُ العُليا إِلَيْكَ وخَلْفُنا لأوَّلِنا فِي طاعَة اللهِ تَابعُ ...

Kami mempunyai jasa yang besar kepadamu dan kami berbeda dengan para pendahulu kami berkat ketaatan (kami) kepada Allah, sebagai jasa berikutnya.

Zur Rummah dalam salah satu bait syairnya mengatakan:

لكُم قَدَمٌ لَا يُنْكرُ الناسُ أَنَّهَا ... مَعَ الحسَبِ العَادِيّ طَمَّت عَلَى البَحْرِ

Kalian mempunyai jasa yang besar yang tidak dilupakan oleh semua orang, bahwa jasa itu sekalipun dari yang berkedudukan biasa, keharumannya dapat menutupi laut.

*******************

Firman Allah Swt.:

قَالَ الْكَافِرُونَ إِنَّ هَذَا لَسَاحِرٌ مُبِينٌ

Orang-orang kafir berkata, "Sesungguhnya orang ini (Muhammad) benar-benar adalah tukang sihir yang nyata.” (Yunus: 2)

Dengan kata lain, sekalipun Kami telah mengutus kepada mereka seorang rasul dari kalangan mereka sendiri —yakni dari kaum mereka sendiri— untuk menyampaikan berita gembira dan memberi peringatan kepada mereka: orang-orang kafir berkata, "Sesungguhnya orang ini (Muhammad) benar-benar adalah tukang sihir yang nyata.” (Yunus: 2) Mubin artinya jelas dan nyata, padahal mereka adalah orang-orang yang dusta dalam hal tersebut.


أَكَانَ لِلنَّاسِ عَجَبًا أَنْ أَوْحَيْنَآ إِلَىٰ رَجُلٍۢ مِّنْهُمْ أَنْ أَنذِرِ ٱلنَّاسَ وَبَشِّرِ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ أَنَّ لَهُمْ قَدَمَ صِدْقٍ عِندَ رَبِّهِمْ ۗ قَالَ ٱلْكَٰفِرُونَ إِنَّ هَٰذَا لَسَٰحِرٌۭ مُّبِينٌ 2

(2) Patutkah menjadi keheranan bagi manusia bahwa Kami mewahyukan kepada seorang laki-laki di antara mereka: "Berilah peringatan kepada manusia dan gembirakanlah orang-orang beriman bahwa mereka mempunyai kedudukan yang tinggi di sisi Tuhan mereka". Orang-orang kafir berkata: "Sesungguhnya orang ini (Muhammad) benar-benar adalah tukang sihir yang nyata".

(2) 

Firman Allah Swt.:

أَكَانَ لِلنَّاسِ عَجَبًا

Patutkah menjadi keheranan bagi manusia. (Yunus: 2), hingga akhir ayat.

Allah Swt. mengingkari sikap orang-orang kafir yang merasa heran terhadap para rasul karena para rasul itu dari kalangan manusia, seperti yang disebutkan oleh Allah Swt. dalam kisah-Nya mengenai umat-umat terdahulu melalui firman-Nya:

أَبَشَرٌ يَهْدُونَنَا

Apakah manusia yang akan memberi petunjuk kepada kami? (At-Taghabun: 6)

Nabi Hud dan Nabi Saleh berkata kepada kaumnya masing-masing, seperti yang disebutkan oleh firman-Nya:

أَوَعَجِبْتُمْ أَنْ جَاءَكُمْ ذِكْرٌ مِنْ رَبِّكُمْ عَلَى رَجُلٍ مِنْكُمْ

Dan apakah kalian (tidak percaya) dan heran bahwa datang kepada kalian peringatan dari Tuhan kalian dengan perantaraan seorang laki-laki dari golongan kalian. (Al-A'raf: 63)

Allah Swt. pun berfirman menceritakan perihal orang-orang kafir Quraisy, bahwa mereka telah mengatakan:

أَجَعَلَ الآلِهَةَ إِلَهًا وَاحِدًا إِنَّ هَذَا لَشَيْءٌ عُجَابٌ

Mengapa ia menjadikan tuhan-tuhan itu Tuhan Yang Maha Esa? Sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang sangat meng­herankan. (Shad: 5)

Ad-Dahhak telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa setelah Allah mengutus Nabi Muhammad Saw. menjadi rasul, maka orang-orang Arab mengingkari hal tersebut, atau ada sebagian dari mereka yang mengingkarinya. Lalu mereka berkata, "Mahabesar Allah, bila Dia mengutus Rasul-Nya seorang manusia seperti Muhammad ini." Ibnu Abbas melanjutkan kisahnya, bahwa lalu Allah Swt. menurunkan firman-Nya: Patutkah menjadi keheranan bagi manusia. (Yunus: 2), hingga akhir ayat.

*******************

Mengenai firman Allah Swt.:

أَنَّ لَهُمْ قَدَمَ صِدْقٍ عِنْدَ رَبِّهِمْ

bahwa mereka mempunyai kedudukan yang tinggi di sisi Tuhan mereka. (Yunus: 2)

Para ulama berselisih pendapat tentang takwil ayat ini.

Ali ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan firman-Nya: gembirakanlah orang-orang beriman, bahwa mereka mempunyai kedudukan yang tinggi di sisi Tuhan mereka. (Yunus: 2) Bahwa dalam kitab terdahulu (Lauh Mahfuz) telah dituliskan bahwa mereka memperoleh kebahagiaan.

Al-Aufi telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan firman-Nya: bahwa mereka mempunyai kedudukan yang tinggi di sisi Tuhan mereka. (Yunus: 2) Yakni pahala yang baik karena amal perbuatan yang telah mereka kerjakan.

Hal yang sama telah dikatakan oleh Ad-Dahhak, Ar-Rabi' ibnu Anas, dan Abdur Rahman ibnu Zaid ibnu Aslam.

Makna ayat ini sama dengan firman-Nya:

لِيُنْذِرَ بَأْسًا شَدِيدًا

untuk memberi peringatan akan siksaan yang sangat pedih. (Al-Kahfi: 2), hingga akhir ayat.

Mujahid telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: bahwa mereka mempunyai kedudukan yang tinggi di sisi Tuhan mereka. Yunus: 2) Yakni amal-amal saleh, yaitu salat, puasa, sedekah, dan tasbih mereka. Mujahid mengatakan bahwa Nabi Muhammad Saw. memberikan syafaat kepada mereka.

Hal yang sama telah dikatakan oleh Zaid ibnu Aslam dan Muqatil ibnu Hayyan. Qatadah mengatakan, makna ayat ialah kedudukan yang tinggi di sisi Tuhan mereka.

Ibnu Jarir memilih pendapat yang dikatakan oleh Mujahid, bahwa makna yang dimaksud ialah amal-amal saleh yang telah mereka kerjakan dan menjadi tabungan bagi mereka di sisi Tuhannya. Perihalnya sama dengan kalimat yang mengatakan, "Qadamun fil Islam, " yakni mempunyai jasa dalam Islam.

Hissan ibnu Sabit telah mengatakan:

لَنَا القَدَمُ العُليا إِلَيْكَ وخَلْفُنا لأوَّلِنا فِي طاعَة اللهِ تَابعُ ...

Kami mempunyai jasa yang besar kepadamu dan kami berbeda dengan para pendahulu kami berkat ketaatan (kami) kepada Allah, sebagai jasa berikutnya.

Zur Rummah dalam salah satu bait syairnya mengatakan:

لكُم قَدَمٌ لَا يُنْكرُ الناسُ أَنَّهَا ... مَعَ الحسَبِ العَادِيّ طَمَّت عَلَى البَحْرِ

Kalian mempunyai jasa yang besar yang tidak dilupakan oleh semua orang, bahwa jasa itu sekalipun dari yang berkedudukan biasa, keharumannya dapat menutupi laut.

*******************

Firman Allah Swt.:

قَالَ الْكَافِرُونَ إِنَّ هَذَا لَسَاحِرٌ مُبِينٌ

Orang-orang kafir berkata, "Sesungguhnya orang ini (Muhammad) benar-benar adalah tukang sihir yang nyata.” (Yunus: 2)

Dengan kata lain, sekalipun Kami telah mengutus kepada mereka seorang rasul dari kalangan mereka sendiri —yakni dari kaum mereka sendiri— untuk menyampaikan berita gembira dan memberi peringatan kepada mereka: orang-orang kafir berkata, "Sesungguhnya orang ini (Muhammad) benar-benar adalah tukang sihir yang nyata.” (Yunus: 2) Mubin artinya jelas dan nyata, padahal mereka adalah orang-orang yang dusta dalam hal tersebut.


إِنَّ رَبَّكُمُ ٱللَّهُ ٱلَّذِى خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ فِى سِتَّةِ أَيَّامٍۢ ثُمَّ ٱسْتَوَىٰ عَلَى ٱلْعَرْشِ ۖ يُدَبِّرُ ٱلْأَمْرَ ۖ مَا مِن شَفِيعٍ إِلَّا مِنۢ بَعْدِ إِذْنِهِۦ ۚ ذَٰلِكُمُ ٱللَّهُ رَبُّكُمْ فَٱعْبُدُوهُ ۚ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ 3

(3) Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah Yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy untuk mengatur segala urusan. Tiada seorangpun yang akan memberi syafa'at kecuali sesudah ada izin-Nya. (Dzat) yang demikian itulah Allah, Tuhan kamu, maka sembahlah Dia. Maka apakah kamu tidak mengambil pelajaran?

(3) 

Allah Swt. menyebutkan bahwa Dia adalah Tuhan semesta alam seluruhnya, Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa. Menurut suatu pendapat, yang dimaksud dengan ayyam dalam ayat ini sama dengan hari-hari kita sekarang. Sedangkan menurut pendapat lainnya, setiap hari sama dengan seribu tahun menurut perhitungan kalian, seperti yang akan diterangkan kemudian.

ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ

kemudian Dia bersemayam di atas 'Arasy. (Yunus: 3)

Arasy ialah makhluk yang paling besar dan merupakan atap dari semua Makhluk.

Ibnu Abi Hatim mengatakan telah menceritakan kepada kami. Hajjaj ibnu Hamzah, telah menceritakan kepada kami Abu Usamah, telah menceritakan kepada kami Ismail ibnu Abu Khalid yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar Sa’d At-Ta-i berkata, '"Arasy adalah yaqut berwarna merah." Wahb ibnu Munabbih mengatakan bahwa Allah menciptakan 'Arasy dari nur-Nya. tetapi pendapat ini garib.

*******************

Firman Allah Swt.:

يُدَبِّرُ الأمْرَ

untuk mengatur segala urusan. (Yunus: 3)

Artinya, mengatur semua makhluk. Allah Swt. telah berfirman:

لَا يَعْزُبُ عَنْهُ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ فِي السَّمَاوَاتِ وَلا فِي الأرْضِ

Tidak ada tersembunyi dari-Nya seberat zarrah pun yang ada di langit dan yang ada di bumi. (Saba: 3)

Dan tiada sesuatu pun yang menyibukkan-Nya. Segala macam masalah tidak akan membuat-Nya keliru. Dia tidak pernah bosan dengan banyaknya orang yang meminta dengan mendesak, serta perhatian-Nya kepada yang besar tidak melupakan-Nya untuk memperhatikan yang kecil yang terdapat di gunung-gunung, lautan-lautan, dan kota-kota serta padang-padang sahara, seperti yang disebutkan oleh firman-Nya:

وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الأرْضِ إِلا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا كُلٌّ فِي كِتَابٍ مُبِينٍ

Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah­lah yang memberi rezekinya. (Hud: 6), hingga akhir ayat.

وَمَا تَسْقُطُ مِنْ وَرَقَةٍ إِلا يَعْلَمُهَا وَلا حَبَّةٍ فِي ظُلُمَاتِ الأرْضِ وَلا رَطْبٍ وَلا يَابِسٍ إِلا فِي كِتَابٍ مُبِينٍ

dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuz). (Al-An'am: 59)

Ad-Darawardi telah meriwayatkan dari Sa'd ibnu Ishaq ibnu Ka’b ibnu Ujrah yang mengatakan bahwa ketika ayat ini diturunkan, yaitu firman Allah Swt.: Sesungguhnya Tuhan kalian ialah Allah yang menciptakan langit dan bumi. (Yunus: 3), hingga akhir ayat. Maka mereka bersua dengan iringan yang besar, yang mereka lihat tiada lain kecuali dari kalangan orang-orang Arab Badui. Lalu mereka berkata kepada iringan tersebut, "Siapakah kalian ini?" Iringan itu menjawab, "Kami dari bangsa jin, kami diusir dari Madinah oleh ayat ini." Demikianlah menurut riwayat Ibnu Abu Hatim.

*******************

Firman Allah Swt.:

مَا مِنْ شَفِيعٍ إِلا مِنْ بَعْدِ إِذْنِهِ

Tiada seorangpun yang akan memberi syafaat kecuali sesudah ada keizinan-Nya. (Yunus: 3)

Ayat ini semakna dengan firman-Nya yang disebutkan oleh Allah Swt. dalam ayat-ayat lain, yaitu:

مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلا بِإِذْنِهِ

Tiada seorang pun yang dapat memberi syafaat di sisi Allah melainkan dengan seizin dari-Nya. (Al-Baqarah: 255)

وَكَمْ مِنْ مَلَكٍ فِي السَّمَاوَاتِ لَا تُغْنِي شَفَاعَتُهُمْ شَيْئًا إِلا مِنْ بَعْدِ أَنْ يَأْذَنَ اللَّهُ لِمَنْ يَشَاءُ وَيَرْضَى

Dan berapa banyaknya malaikat di langit, syafaat mereka sedikit pun tidak berguna kecuali sesudah Allah mengizinkan bagi orang yang dikehendaki dan diridai-(Nya). (An-Najm: 26)

وَلا تَنْفَعُ الشَّفَاعَةُ عِنْدَهُ إِلا لِمَنْ أَذِنَ لَهُ

Dan tiadalah berguna syafaat di sisi Allah melainkan bagi orang yang telah diizinkan-Nya memperoleh syafaat. (Saba: 23)

*******************

Adapun firman Allah Swt.:

ذَلِكُمُ اللَّهُ رَبُّكُمْ فَاعْبُدُوهُ أَفَلا تَذَكَّرُونَ

(Dzat) yang demikian itulah Allah. Tuhan kalian, maka sembahlah Dia. Maka apakah kalian tidak mengambil pelajaran? (Yunus: 3)

Maksudnya, esakanlah Dia dengan hanya menyembah-Nya semata, tiada sekutu bagi-Nya.

أَفَلا تَذَكَّرُونَ

Maka apakah kalian tidak mengambil pelajaran? (Yunus: 3)

hai orang-orang musyrik, dalam urusan kalian; karena kalian telah menyembah tuhan yang lain beserta Allah, padahal kalian mengetahui bahwa Dialah Yang Maha Esa Yang menciptakan makhluk. Seperti yang disebutkan oleh Allah Swt. dalam ayat lainnya melalui firman-Nya:

وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ مَنْ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ لَيَقُولُنَّ اللَّهُ

Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka.”Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?” Tentu mereka akan menjawab, "Allah." (Luqman: 25)

قُلْ مَنْ رَبُّ السَّمَاوَاتِ السَّبْعِ وَرَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ سَيَقُولُونَ لِلَّهِ قُلْ أَفَلا تَتَّقُونَ

Katakanlah, "Siapakah Yang Empunya langit yang tujuh dan Yang Empunya 'Arasy yang besar?” Mereka akan menjawab, "Kepunyaan Allah.” Katakanlah, "Maka apakah kalian tidak bertakwa?" (Al-Mu’minun: 86-87)

Demikian pula ayat yang sebelum dan yang sesudahnya, semuanya bermakna senada.


إِلَيْهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيعًۭا ۖ وَعْدَ ٱللَّهِ حَقًّا ۚ إِنَّهُۥ يَبْدَؤُا۟ ٱلْخَلْقَ ثُمَّ يُعِيدُهُۥ لِيَجْزِىَ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ بِٱلْقِسْطِ ۚ وَٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ لَهُمْ شَرَابٌۭ مِّنْ حَمِيمٍۢ وَعَذَابٌ أَلِيمٌۢ بِمَا كَانُوا۟ يَكْفُرُونَ 4

(4) Hanya kepada-Nya-lah kamu semuanya akan kembali; sebagai janji yang benar daripada Allah, sesungguhnya Allah menciptakan makhluk pada permulaannya kemudian mengulanginya (menghidupkannya) kembali (sesudah berbangkit), agar Dia memberi pembalasan kepada orang-orang yang beriman dan yang mengerjakan amal saleh dengan adil. Dan untuk orang-orang kafir disediakan minuman air yang panas dan azab yang pedih disebabkan kekafiran mereka.

(4) 

Allah Swt. menceritakan bahwa hanya kepada-Nyalah semua makhluk dikembalikan kelak di hari kiamat, tiada seorang pun dari mereka yang tertinggal, lalu Dia menghidupkan mereka kembali seperti pada permulaannya ketika Dia menciptakan mereka. Kemudian Allah menyebutkan bahwa sebagaimana Dia memulai penciptaan makhluk, demikian pula mengulanginya (menghidupkannya) kembali, seperti yang disebutkan oleh ayat lainnya:

وَهُوَ الَّذِي يَبْدَأُ الْخَلْقَ ثُمَّ يُعِيدُهُ وَهُوَ أَهْوَنُ عَلَيْهِ

Dan Dialah yang menciptakan (manusia) dari permulaan, kemudian mengembalikan (menghidupkan)nya kembali, dan menghidupkan kembali itu adalah lebih mudah bagi-Nya. (Ar-Rum: 27)

لِيَجْزِيَ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ بِالْقِسْطِ

agar Dia memberi pembalasan kepada orang-orang yang beriman dan yang mengerjakan amal saleh dengan adil. (Yunus: 4)

Yakni dengan pembalasan yang adil dan pahala yang sepenuhnya.

وَالَّذِينَ كَفَرُوا لَهُمْ شَرَابٌ مِنْ حَمِيمٍ وَعَذَابٌ أَلِيمٌ بِمَا كَانُوا يَكْفُرُونَ

Dan untuk orang-orang yang kafir disediakan minuman air yang panas dan azab yang pedih disebabkan kekafiran mereda (Yunus: 4)

Hal itu disebabkan kekafiran mereka. Pada hari kiamat nanti mereka akan disiksa dengan berbagai macam azab, seperti angin yang amat panas dan air yang panas yang mendidih dalam naungan asap yang hitam, sebagaimana yang disebutkan dalam ayat lain, yaitu:

هَذَا فَلْيَذُوقُوهُ حَمِيمٌ وَغَسَّاقٌ وَآخَرُ مِنْ شَكْلِهِ أَزْوَاجٌ

Inilah (azab neraka), biarlah mereka merasakannya, (minuman mereka) air yang sangat panas dan air yang sangat dingin. Dan azab yang lain yang serupa itu berbagai macam. (Shad: 57-58)

هَذِهِ جَهَنَّمُ الَّتِي يُكَذِّبُ بِهَا الْمُجْرِمُونَ يَطُوفُونَ بَيْنَهَا وَبَيْنَ حَمِيمٍ آنٍ

Inilah neraka Jahanam yang didustakan oleh orang-orang berdosa. Mereka berkeliling di antaranya dan di antara air yang mendidih yang memuncak panasnya. (Ar-Rahman: 43-44)


هُوَ ٱلَّذِى جَعَلَ ٱلشَّمْسَ ضِيَآءًۭ وَٱلْقَمَرَ نُورًۭا وَقَدَّرَهُۥ مَنَازِلَ لِتَعْلَمُوا۟ عَدَدَ ٱلسِّنِينَ وَٱلْحِسَابَ ۚ مَا خَلَقَ ٱللَّهُ ذَٰلِكَ إِلَّا بِٱلْحَقِّ ۚ يُفَصِّلُ ٱلْءَايَٰتِ لِقَوْمٍۢ يَعْلَمُونَ 5

(5) Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui.

(5) 

Allah Swt. menerangkan tentang apa yang telah diciptakan-Nya, hal itu merupakan tanda-tanda yang menunjukkan kesempurnaan kekuasaan-Nya dan kebesaran kemampuan-Nya. Dia telah menjadikan sinar yang timbul dari matahari sebagai penerangan dan menjadikan bulan bercahaya. Yang ini berbeda dengan yang itu, agar di antara keduanya tidak ada keserupaan. Dia menjadikan peran matahari di siang hari dan peran bulan di malam hari. Dia pun telah menetapkan manzilah-manzilah untuk bulan bagi peredarannya. Pada mulanya ia kelihatan kecil, lalu bertambah besar cahaya dan bentuknya hingga menjadi bulan penuh pada malam purnama. Setelah itu mulai berkurang sedikit demi sedikit hingga kembali kepada keadaannya semula pada akhir bulan. Hal ini diungkapkan pula oleh ayat lain melalui firman-Nya:

وَالْقَمَرَ قَدَّرْنَاهُ مَنَازِلَ حَتَّى عَادَ كَالْعُرْجُونِ الْقَدِيمِ لَا الشَّمْسُ يَنْبَغِي لَهَا أَنْ تُدْرِكَ الْقَمَرَ وَلا اللَّيْلُ سَابِقُ النَّهَارِ وَكُلٌّ فِي فَلَكٍ يَسْبَحُونَ

Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua. Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan, dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya. (Yasin: 39-4)

وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ حُسْبَانًا ذَلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ

dan (menjadikan) matahari dan bulan untuk perhitungan. (Al-An'am: 96), hingga akhir ayat.

Adapun firman Allah Swt. dalam ayat ini yang mengatakan:

وَقَدَّرَهُ

dan Dia telah menetapkan baginya. (Yunus: 5)

Yakni bagi bulan.

وَقَدَّرَهُ مَنَازِلَ لِتَعْلَمُوا عَدَدَ السِّنِينَ وَالْحِسَابَ

manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kalian mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). (Yunus: 5)

Dengan matahari dapat diketahui hari-hari, sedangkan dengan perjalanan bulan dapat diketahui bilangan bulan dan tahun.

مَا خَلَقَ اللَّهُ ذَلِكَ إِلا بِالْحَقِّ

Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. (Yunus: 5)

Artinya, Allah tidak menciptakan hal itu dengan sia-sia melainkan Dia mempunyai kebijaksanaan yang besar dalam penciptaan-Nya itu, juga mengandung hujah yang jelas, seperti yang disebutkan oleh Allah Swt. dalam ayat lain, yaitu firman-Nya:

وَمَا خَلَقْنَا السَّمَاءَ وَالأرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا بَاطِلا ذَلِكَ ظَنُّ الَّذِينَ كَفَرُوا فَوَيْلٌ لِلَّذِينَ كَفَرُوا مِنَ النَّارِ

Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya tanpa hikmah. Yang demikian itu adalah anggapan orang-orang kafir, maka celakalah orang-orang kafir itu karena mereka akan masuk neraka. (Shad: 27)

أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثًا وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لَا تُرْجَعُونَ فَتَعَالَى اللَّهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ لَا إِلَهَ إِلا هُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْكَرِيمِ

Maka apakah kalian mengira bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kalian secara main-main (saja), dan bahwa kalian tidak akan dikembalikan kepada Kami? Maka Mahatinggi Allah, Raja yang sebenarnya tidak ada Tuhan selain Dia, Tuhan (yang mempunyai) 'Arasy yang mulia. (Al-Mu’minun: 115-116)

*******************

Firman Allah Swt.:

نُفَصِّلُ الآيَاتِ

Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya). (Yunus: 5)

Yakni Allah menjelaskan hujah-hujah dan dalil-dalil itu:

لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ

kepada orang-orang yang mengetahui. (Yunus: 5)

Adapun firman Allah Swt.:

إِنَّ فِي اخْتِلافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ

Sesungguhnya pada pertukaran malam dan siang itu. (Yunus: 6)

Yaitu pada silih bergantinya siang dan malam hari. Apabila yang satu datang, maka yang lainnya pergi; begitu pula sebaliknya, tanpa ada ketelatan darinya barang sedikit waktu pun. Ayat ini semakna dengan apa yang disebutkan di dalam ayat lainnya, yaitu:

يُغْشِي اللَّيْلَ النَّهَارَ يَطْلُبُهُ حَثِيثًا

Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat. (Al-A'raf: 54)

لَا الشَّمْسُ يَنْبَغِي لَهَا أَنْ تُدْرِكَ الْقَمَرَ وَلا اللَّيْلُ سَابِقُ النَّهَارِ

Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan. (Yasin: 4), hingga akhir ayat.

فَالِقُ الإصْبَاحِ وَجَعَلَ اللَّيْلَ سَكَنًا وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ حُسْبَانًا ذَلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ

Dia menyingsingkan pagi dan menjadikan malam untuk beristirahat. (Al-An'am: 96), hingga akhir ayat.

*******************

Mengenai firman Allah Swt.:

وَمَا خَلَقَ اللَّهُ فِي السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ

dan pada yang diciptakan Allah di langit dan di bumi. (Yunus: 6)

Yakni termasuk di antara tanda-tanda yang menunjukkan kebesaran Allah. Ayat ini pengertiannya semisal dengan yang terdapat di dalam ayat-ayat lainnya, yaitu:

وَكَأَيِّنْ مِنْ آيَةٍ فِي السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ

Dan banyak sekali tanda-tanda (kekuasaan Allah) di langit dan di bumi. (Yusuf: 15), hingga akhir ayat.

قُلِ انْظُرُوا مَاذَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَمَا تُغْنِي الآيَاتُ وَالنُّذُرُ عَنْ قَوْمٍ لَا يُؤْمِنُونَ

Katakanlah, "Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi. Tidaklah bermanfaat tanda kekuasaan Allah dan Rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman.” (Yunus : 11)

أَفَلَمْ يَرَوْا إِلَى مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ مِنَ السَّمَاءِ وَالأرْضِ

Maka apakah mereka tidak melihat langit dan bumi yang ada di hadapan dan di belakang mereka? (Saba: 9)

إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَاخْتِلافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لآيَاتٍ لأولِي الألْبَابِ

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. (Ali Imran: 19)

Dan dalam ayat surat ini disebutkan oleh firman-Nya:

لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَّقُونَ

benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan-Nya) bagi orang-orang yang bertakwa. (Yunus: 6)

Yakni bagi orang-orang yang takut kepada siksaan Allah, murka, dan azab-Nya.


إِنَّ فِى ٱخْتِلَٰفِ ٱلَّيْلِ وَٱلنَّهَارِ وَمَا خَلَقَ ٱللَّهُ فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ لَءَايَٰتٍۢ لِّقَوْمٍۢ يَتَّقُونَ 6

(6) Sesungguhnya pada pertukaran malam dan siang itu dan pada apa yang diciptakan Allah di langit dan di bumi, benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan-Nya) bagi orang-orang yang bertakwa.

(6) 

Mengenai firman Allah Swt.:

إِنَّ فِي اخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَمَا خَلَقَ اللَّهُ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ 

Sesungguhnya pada pertukaran malam dan siang itu dan pada apa yang diciptakan Allah di langit dan di bumi. (Yunus: 6)

Yakni termasuk di antara tanda-tanda yang menunjukkan kebesaran Allah. Ayat ini pengertiannya semisal dengan yang terdapat di dalam ayat-ayat lainnya, yaitu:

وَكَأَيِّنْ مِنْ آيَةٍ فِي السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ

Dan banyak sekali tanda-tanda (kekuasaan Allah) di langit dan di bumi. (Yusuf: 15), hingga akhir ayat.

قُلِ انْظُرُوا مَاذَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَمَا تُغْنِي الآيَاتُ وَالنُّذُرُ عَنْ قَوْمٍ لَا يُؤْمِنُونَ

Katakanlah, "Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi. Tidaklah bermanfaat tanda kekuasaan Allah dan Rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman.” (Yunus : 11)

أَفَلَمْ يَرَوْا إِلَى مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ مِنَ السَّمَاءِ وَالأرْضِ

Maka apakah mereka tidak melihat langit dan bumi yang ada di hadapan dan di belakang mereka? (Saba: 9)

إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَاخْتِلافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لآيَاتٍ لأولِي الألْبَابِ

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. (Ali Imran: 19)

Dan dalam ayat surat ini disebutkan oleh firman-Nya:

لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَّقُونَ

benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan-Nya) bagi orang-orang yang bertakwa. (Yunus: 6)

Yakni bagi orang-orang yang takut kepada siksaan Allah, murka, dan azab-Nya.