26 - الشعراء - Ash-Shu'araa
The Poets
Meccan
لَعَلَّنَا نَتَّبِعُ ٱلسَّحَرَةَ إِن كَانُوا۟ هُمُ ٱلْغَٰلِبِينَ 40
(40) semoga kita mengikuti ahli-ahli sihir jika mereka adalah orang-orang yang menang"
(40)
لَعَلَّنَا نَتَّبِعُ السَّحَرَةَ إِنْ كَانُوا هُمُ الْغَالِبِينَ
Semoga kita mengikuti ahli-ahli sihir jika mereka adalah orang-orang yang menang. (Asy-Syu'ara': 40)
Mereka tidak mengatakan, "Semoga kita mengikuti yang hak, baik itu berasal dari para ahli sihir ataupun dari Musa." Hal ini tiada lain menunjukkan bahwa rakyat itu mengikuti agama raja (pemimpin) mereka.
فَلَمَّا جَآءَ ٱلسَّحَرَةُ قَالُوا۟ لِفِرْعَوْنَ أَئِنَّ لَنَا لَأَجْرًا إِن كُنَّا نَحْنُ ٱلْغَٰلِبِينَ 41
(41) Maka tatkala ahli-ahli sihir datang, merekapun bertanya kepada Fir'aun: "Apakah kami sungguh-sungguh mendapat upah yang besar jika kami adalah orang-orang yang menang?"
(41)
فَلَمَّا جَاءَ السَّحَرَةُ
Maka tatkala ahli-ahli sihir datang. (Asy-Syu'ara': 41)
Yakni tiba di majelis Fir'aun yang saat itu mereka telah menyediakan bagi Fir'aun panggung khusus. Fir'aun menghimpunkan para pelayannya, para hulubalangnya, para pembantu, dan para pemimpin negeri serta semua bala tentara negerinya. Lalu para ahli sihir berdiri di hadapan Fir'aun seraya meminta kebaikan darinya dan berada dekat dengannya jika mereka beroleh kemenangan. Yakni inikah tujuan yang karenanya engkau menghimpunkan kami? Mereka berkata, seperti yang disebutkan oleh firman-Nya:
أَئِنَّ لَنَا لأجْرًا إِنْ كُنَّا نَحْنُ الْغَالِبِينَ
"Apakah kami sungguh-sungguh mendapat upah yang besar jika kami adalah orang-orang yang menang?” (Asy-Syu'ara': 41)
قَالَ نَعَمْ وَإِنَّكُمْ إِذًۭا لَّمِنَ ٱلْمُقَرَّبِينَ 42
(42) Fir'aun menjawab: "Ya, kalau demikian, sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan menjadi orang yang didekatkan (kepadaku)".
(42)
قَالَ نَعَمْ وَإِنَّكُمْ إِذًا لَمِنَ الْمُقَرَّبِينَ
Fir’aun menjawab, "Ya. Kalau demikian, sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan menjadi orang yang didekatkan (kepadaku)." (Asy-Syu'ara': 42)
Maksudnya, selain memenuhi apa yang kalian minta, aku akan menjadikan kalian sebagai orang-orang terdekatku dan teman semajelisku, lalu mereka kembali ke tempat pertandingan.
قَالُوا يَا مُوسَى إِمَّا أَنْ تُلْقِيَ وَإِمَّا أَنْ نَكُونَ أَوَّلَ مَنْ أَلْقَى * قَالَ بَلْ أَلْقُوا
(Setelah mereka berkumpul) mereka berkata, "Hai Musa (pilihlah), apakah kamu yang melemparkan (dahulu) atau kamikah orang yang mula-mula melemparkan?” Berkata Musa, "Silakan kamu sekalian melemparkan.” (Taha: 65-66)
قَالَ لَهُم مُّوسَىٰٓ أَلْقُوا۟ مَآ أَنتُم مُّلْقُونَ 43
(43) Berkatalah Musa kepada mereka: "Lemparkanlah apa yang hendak kamu lemparkan".
(43)
قَالَ لَهُمْ مُوسَىٰ أَلْقُوا مَا أَنْتُمْ مُلْقُونَ
Berkatalah Musa kepada mereka: "Lemparkanlah apa yang hendak kamu lemparkan". (Asy-Syu'ara': 43)
Dan dalam surat Asy-Syu'ara' ini disebutkan oleh firman-Nya:
فَأَلْقَوْا۟ حِبَالَهُمْ وَعِصِيَّهُمْ وَقَالُوا۟ بِعِزَّةِ فِرْعَوْنَ إِنَّا لَنَحْنُ ٱلْغَٰلِبُونَ 44
(44) Lalu mereka melemparkan tali temali dan tongkat-tongkat mereka dan berkata: "Demi kekuasaan Fir'aun, sesungguhnya kami benar-benar akan menang".
(44)
فَأَلْقَوْا حِبَالَهُمْ وَعِصِيَّهُمْ وَقَالُوا بِعِزَّةِ فِرْعَوْنَ إِنَّا لَنَحْنُ الْغَالِبُونَ
Lalu mereka melemparkan tali temali dan tongkat-tongkat mereka dan berkata, "Demi kekuasaan Fir’aun, sesungguhnya kami benar-benar akan menang.”(Asy-Syu'ara': 44)
Ucapan seperti ini sama dengan yang biasa dikatakan oleh orang awam yang jahil bila hendak melakukan sesuatu yang penting, "Demi pahala si Fulan." Dalam surat Al-A'raf disebutkan oleh Allah Swt. melalui firman-Nya:
سَحَرُوا أَعْيُنَ النَّاسِ وَاسْتَرْهَبُوهُمْ وَجَاءُوا بِسِحْرٍ عَظِيمٍ
mereka menyulap mata orang dan menjadikan orang banyak itu takut serta mereka mendatangkan sihir yang besar (menakjubkan). (Al-A'raf: 116)
Dan di dalam surat Taha disebutkan melalui firman-Nya:
فَإِذَا حِبَالُهُمْ وَعِصِيُّهُمْ يُخَيَّلُ إِلَيْهِ مِنْ سِحْرِهِمْ أَنَّهَا تَسْعَى * فَأَوْجَسَ فِي نَفْسِهِ خِيفَةً مُوسَى * قُلْنَا لَا تَخَفْ إِنَّكَ أَنْتَ الأعْلَى * وَأَلْقِ مَا فِي يَمِينِكَ تَلْقَفْ مَا صَنَعُوا إِنَّمَا صَنَعُوا كَيْدُ سَاحِرٍ وَلا يُفْلِحُ السَّاحِرُ حَيْثُ أَتَى
Maka tiba-tiba tali-tali dan tongkat-tongkat mereka, terbayang kepada Musa seakan-akan ia merayap cepat, lantaran sihir mereka. Maka Musa merasa takut dalam hatinya. Kami berkata: "Janganlah kamu takut, Sesungguhnya kamulah yang paling unggul (menang). dan lemparkanlah apa yang ada ditangan kananmu, niscaya ia akan menelan apa yang mereka perbuat. "Sesungguhnya apa yang mereka perbuat itu adalah tipu daya tukang sihir (belaka). dan tidak akan menang tukang sihir itu, dari mana saja ia datang". (Taha: 66 - 69)
فَأَلْقَىٰ مُوسَىٰ عَصَاهُ فَإِذَا هِىَ تَلْقَفُ مَا يَأْفِكُونَ 45
(45) Kemudian Musa menjatuhkan tongkatnya maka tiba-tiba ia menelan benda-benda palsu yang mereka ada-adakan itu.
(45)
فَأَلْقَى مُوسَى عَصَاهُ فَإِذَا هِيَ تَلْقَفُ مَا يَأْفِكُونَ
Kemudian Musa melemparkan tongkatnya, maka tiba-tiba ia menelan benda-benda palsu yang mereka ada-adakan itu. (Asy-Syu'ara': 45)
Yakni menyambar dan mengumpulkan semuanya dari setiap penjuru, lalu menelannya dan tidak meninggalkan sesuatu pun darinya. Allah Swt. telah berfirman:
فَوَقَعَ الْحَقُّ وَبَطَلَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
Karena itu, nyatalah yang benar dan batallah yang selalu mereka kerjakan. (Al-A'raf: 118)
sampai dengan firman-Nya:
رَبِّ مُوسَى وَهَارُونَ
(yaitu) Tuhan Musa dan Harun. (Al-A'raf: 122)
Hal ini merupakan suatu peristiwa yang sangat besar yang membuktikan kemenangan mukjizat yang nyata, sekaligus sebagai hujah yang mematikan. Demikian itu karena orang-orang yang diandalkan oleh Fir'aun untuk dapat menang menjadi kalah dan tunduk serta beriman kepada Musa pada saat itu juga, dan mereka bersujud kepada Allah Tuhan semesta alam yang telah mengutus Musa dan Harun dengan hak dan mukjizat yang cemerlang. Fir'aun mengalami kekalahan yang fatal yang belum pernah ada kekalahan semisal dengan apa yang dialaminya. Akan tetapi, Fir'aun adalah orang yang sangat kurang ajar terhadap Allah; semoga laknat Allah, para malaikat, dan semua manusia menimpanya. Maka ia dengan rasa angkuh, ingkar, dan sombongnya mulai memutarbalikkan kenyataan, lalu ia mengancam para ahli sihir itu melalui ucapannya yang disitir oleh firman-Nya:
فَأُلْقِىَ ٱلسَّحَرَةُ سَٰجِدِينَ 46
(46) Maka tersungkurlah ahli-ahli sihir sambil bersujud (kepada Allah),
(46)
فَأُلْقِيَ السَّحَرَةُ سَاجِدِينَ
Maka tersungkurlah ahli-ahli sihir sambil bersujud (kepada Allah). (Asy-Syu'ara': 46)
قَالُوٓا۟ ءَامَنَّا بِرَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ 47
(47) mereka berkata: "Kami beriman kepada Tuhan semesta alam,
(47)
قَالُوا آمَنَّا بِرَبِّ الْعَالَمِينَ
Mereka berkata: "Kami beriman kepada Tuhan semesta alam. (Asy-Syu'ara': 47)
رَبِّ مُوسَىٰ وَهَٰرُونَ 48
(48) (yaitu) Tuhan Musa dan Harun".
(48)
رَبِّ مُوسَىٰ وَهَارُونَ
(Yaitu) Tuhan Musa dan Harun". (Asy-Syu'ara': 48)
Fir'aun mengancam para ahli sihir, tetapi ancamannya tidak berpengaruh sedikit pun pada mereka, bahkan tiada menambahkan pada diri mereka ancaman itu selain iman dan berserah diri kepada Allah, Tuhan semesta alam. Demikian itu karena Allah telah menyingkapkan dari kalbu para ahli sihir itu hijab kekafiran dan menampakkan kepada mereka perkara yang hak melalui pengetahuan mereka yang tidak diketahui oleh kaumnya, bahwa apa yang didatangkan oleh Musa itu bukanlah bersumber dari manusia, melainkan dari Allah yang telah mendukungnya dan menjadikannya sebagai hujah dan dalil yang menunjukkan kebenaran dari apa yang disampaikan oleh Musa. Karena itulah maka Fir'aun berkata kepada para ahli sihirnya, seperti yang disebutkan oleh firman-Nya:
قَالَ ءَامَنتُمْ لَهُۥ قَبْلَ أَنْ ءَاذَنَ لَكُمْ ۖ إِنَّهُۥ لَكَبِيرُكُمُ ٱلَّذِى عَلَّمَكُمُ ٱلسِّحْرَ فَلَسَوْفَ تَعْلَمُونَ ۚ لَأُقَطِّعَنَّ أَيْدِيَكُمْ وَأَرْجُلَكُم مِّنْ خِلَٰفٍۢ وَلَأُصَلِّبَنَّكُمْ أَجْمَعِينَ 49
(49) Fir'aun berkata: "Apakah kamu sekalian beriman kepada Musa sebelum aku memberi izin kepadamu? Sesungguhnya dia benar-benar pemimpinmu yang mengajarkan sihir kepadamu maka kamu nanti pasti benar-benar akan mengetahui (akibat perbuatanmu); sesungguhnya aku akan memotong tanganmu dan kakimu dengan bersilangan dan aku akan menyalibmu semuanya".
(49)
آمَنْتُمْ لَهُ قَبْلَ أَنْ آذَنَ لَكُمْ
Apakah kamu sekalian beriman kepada Musa sebelum aku memberi izin kepada kalian? (Asy-Syu'ara': 49)
Maksudnya, sudah seharusnya bagi kalian meminta izin terlebih dahulu kepadaku sebelum memutuskan, dan janganlah kalian melalaikan aku dalam hal tersebut. Jika aku mengizinkan kalian, maka kalian boleh melakukannya; dan jika aku cegah kalian, maka kalian harus mencegah pula, karena sesungguhnya akulah penguasa yang ditaati.
إِنَّهُ لَكَبِيرُكُمُ الَّذِي عَلَّمَكُمُ السِّحْرَ
Sesungguhnya dia benar-benar pemimpin kalian yang mengajarkan sihir kepada kalian. (Asy-Syu'ara': 49)
Ini merupakan kilah Fir'aun yang semua orang mengetahui kebatilannya, karena sesungguhnya para ahli sihir itu belum pernah bertemu dengan Musa sebelum hari pertandingan itu. Maka mana mungkin Musa dikatakan sebagai pemimpin mereka yang mengajarkan kepada mereka ilmu sihir? Hal seperti ini jelas tidak akan dikatakan oleh seorang pun yang berakal sehat.
Kemudian Fir'aun mengancam akan memotong tangan dan kaki mereka, lalu menyalib mereka. Maka mereka menjawab, seperti yang disebutkan oleh firman-Nya:
قَالُوا۟ لَا ضَيْرَ ۖ إِنَّآ إِلَىٰ رَبِّنَا مُنقَلِبُونَ 50
(50) Mereka berkata: "Tidak ada kemudharatan (bagi kami); sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami,
(50)
لَا ضَيْرَ
Tidak ada kemudaratan (bagi kami). (Asy-Syu'ara': 50)
Yakni tiada halangan dan tiada mudarat bagi kami, serta kami tidak peduli dengan ancaman itu.
إِنَّا إِلَى رَبِّنَا مُنْقَلِبُونَ
sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami. (Asy-Syu'ara': 50)
Yaitu kembali kami hanya kepada Allah Swt., dan Dia tidak akan menyia-nyiakan pahala orang yang berbuat baik dalam amalnya. Tiada sesuatu pun dari apa yang engkau lakukan terhadap kami samar bagi-Nya, dan Dia kelak akan membalas kami dengan pembalasan yang sempurna atas hal tersebut. Karena itulah disebutkan oleh firman selanjutnya:
إِنَّا نَطْمَعُ أَن يَغْفِرَ لَنَا رَبُّنَا خَطَٰيَٰنَآ أَن كُنَّآ أَوَّلَ ٱلْمُؤْمِنِينَ 51
(51) sesungguhnya kami amat menginginkan bahwa Tuhan kami akan mengampuni kesalahan kami, karena kami adalah orang-orang yang pertama-tama beriman".
(51)
إِنَّا نَطْمَعُ أَنْ يَغْفِرَ لَنَا رَبُّنَا خَطَايَانَا
sesungguhnya kami amat menginginkan bahwa Tuhan kami akan mengampuni kami. (Asy-Syu'ara': 51)
Yakni atas dosa-dosa yang telah kami lakukan, dan perbuatan sihir yang engkau paksakan kepada kami untuk melakukannya.
أَنْ كُنَّا أَوَّلَ الْمُؤْمِنِينَ
karena kami adalah orang-orang yang pertama-tama beriman. (Asy-Syu'ara':51)
disebabkan kami adalah orang Qibti pertama yang mula-mula beriman. Maka Fir'aun membunuh mereka semuanya.
وَأَوْحَيْنَآ إِلَىٰ مُوسَىٰٓ أَنْ أَسْرِ بِعِبَادِىٓ إِنَّكُم مُّتَّبَعُونَ 52
(52) Dan Kami wahyukan (perintahkan) kepada Musa: "Pergilah di malam hari dengan membawa hamba-hamba-Ku (Bani Israil), karena sesungguhnya kamu sekalian akan disusuli".
(52)
Setelah Musa tinggal cukup lama di negeri Mesir dan telah menegakkan hujah-hujah Allah dan bukti-bukti dari-Nya terhadap Fir'aun dan bala tentaranya, sekalipun mereka tetap bersikap angkuh dan ingkar,' sehingga tiada yang tersisa bagi mereka selain azab dan pembalasan Allah. Maka Allah memerintahkan kepada Musa a.s. agar keluar di malam hari membawa Bani Israil keluar dari negeri Mesir, lalu membawa mereka menuju ke tempat yang telah diperintahkan agar Musa membawa mereka ke tempat itu.
وَأَوْحَيْنَا إِلَىٰ مُوسَىٰ أَنْ أَسْرِ بِعِبَادِي إِنَّكُمْ مُتَّبَعُونَ
Dan Kami wahyukan (perintahkan) kepada Musa: "Pergilah di malam hari dengan membawa hamba-hamba-Ku (Bani Israil), karena sesungguhnya kamu sekalian akan disusuli. (Asy-Syu'ara': 52)
Musa a.s. melakukan apa yang diperintahkan oleh Tuhannya. Musa keluar membawa mereka setelah meminjam banyak perhiasan dari kaum Fir'aun. Menurut keterangan yang diperoleh dari sejumlah ahli tafsir, Musa membawa mereka keluar dari negeri Mesir di malam purnama saat rembulan terbit. Mujahid rahimahullah mengatakan bahwa pada malam itu terjadi gerhana bulan, hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui kebenarannya. Disebutkan pula bahwa Musa a.s. menanyakan tentang kuburan Yusuf a.s., lalu ia ditunjukkan oleh seorang nenek-nenek dari kalangan Bani Israil. Maka Musa membawa peti jenazah Nabi Yusuf pergi bersama mereka. Menurut suatu pendapat, Musa sendirilah yang memanggul peti itu. Disebutkan pula Nabi Yusuf a.s. pernah berwasiat bahwa apabila Bani Israil keluar (dari Mesir), hendaknya mereka membawanya pergi bersama mereka.
Kisah mengenai hal ini disebutkan di dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Abu Hatim rahimahullah.
حدَّثنا عَلِيُّ بْنُ الْحُسَيْنِ، حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عُمَرَ بْنِ أَبَانِ بْنِ صَالِحٍ، حَدَّثَنَا ابْنُ فُضَيْلٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي إِسْحَاقَ، عَنِ ابْنِ أَبِي بُرْدَةَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي مُوسَى قَالَ: نَزَلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِأَعْرَابِيٍّ فَأَكْرَمَهُ، فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: تَعَاهَدْنَا. فَأَتَاهُ الْأَعْرَابِيُّ فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "مَا حَاجَتُكَ؟ " قَالَ نَاقَةٌ بِرَحْلِهَا وَأَعْنُزٌ يَحْتَلِبُهَا أَهْلِي، فَقَالَ: "أَعْجَزْتَ أَنْ تَكُونَ مِثْلَ عَجُوزِ بَنِي إِسْرَائِيلَ؟ " فَقَالَ لَهُ أَصْحَابُهُ: وَمَا عَجُوزُ بَنِي إِسْرَائِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: "إِنَّ مُوسَى لَمَّا أَرَادَ أَنْ يَسِيرَ بِبَنِي إِسْرَائِيلَ أَضَلَّ الطَّرِيقَ، فَقَالَ لِبَنِي إِسْرَائِيلَ: مَا هَذَا؟ فَقَالَ لَهُ عُلَمَاءُ بَنِي إِسْرَائِيلَ: نَحْنُ نحِّدثك أَنَّ يُوسُفَ عَلَيْهِ السَّلَامُ لَمَّا حَضَرَهُ الْمَوْتُ أَخَذَ عَلَيْنَا مَوْثِقًا مِنَ اللَّهِ أَلَّا نَخْرُجَ مِنْ مِصْرَ حَتَّى نَنْقُلَ تَابُوتَهُ مَعَنَا، فَقَالَ لَهُمْ مُوسَى: فَأَيُّكُمْ يَدْرِي أَيْنَ قَبْرُ يُوسُفَ؟ قَالُوا: مَا يَعْلَمُهُ إِلَّا عَجُوزٌ لِبَنِي إِسْرَائِيلَ. فَأَرْسَلَ إِلَيْهَا فَقَالَ لَهَا: دُلِّينِي عَلَى قَبْرِ يُوسُفَ. فَقَالَتْ: وَاللَّهِ لَا أَفْعَلُ حَتَّى تُعْطِيَنِي حُكْمِي. قَالَ لَهَا: وَمَا حُكْمُكِ؟ قَالَتْ: حُكْمِي أَنْ أَكُونَ مَعَكَ فِي الْجَنَّةِ. فَكَأَنَّهُ ثَقُلَ عَلَيْهِ ذَلِكَ، فَقِيلَ لَهُ: أَعْطِهَا حُكْمَهَا. قَالَ: فَانْطَلَقَتْ مَعَهُمْ إِلَى بُحَيْرَةٍ -مُسْتَنْقَعِ مَاءٍ -فَقَالَتْ لَهُمْ: أَنْضِبُوا هَذَا الْمَاءَ. فَلَمَّا أَنْضَبُوهُ قَالَتِ: احْتَفِرُوا، فَلَمَّا احْتَفَرُوا اسْتَخْرَجُوا قَبْرَ يُوسُفَ، فَلَمَّا احْتَمَلُوهُ إِذَا الطَّرِيقُ مِثْلَ ضَوْءِ النهار
Disebutkan bahwa telah menceritakan kepada kami Ali ibnul Husain, telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Umar ibnu Aban ibnu Saleh, telah menceritakan kepada kami Ibnu Fudail, dari Yunus ibnu Abu Ishaq, dari Ibnu Abu Burdah, dari ayahnya, dari Abu Musa yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah singgah di rumah seorang Badui, lalu orang Badui itu menghormatinya. Maka Rasulullah Saw. bersabda, "Engkau telah menghormati kami." Kemudian orang Badui itu datang kepada Rasulullah Saw. Lalu Rasul Saw. bertanya, "Apa keperluanmu ?" Orang Badui itu menjawab, "Unta lengkap dengan pelananya dan kambing betina yang akan menjadi kambing perahan keluargaku." Maka Rasulullah Saw. bersabda, "Apakah kamu tidak mampu berbuat seperti apa yang dilakukan oleh seorang wanita tua Bani Israil?" Para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah yang dimaksud dengan wanita tua Bani Israil?" Rasulullah Saw. menjawab, bahwa sesungguhnya Musa a.s. ketika hendak membawa pergi Bani Israil di malam hari sesat jalan. Maka ia bertanya kepada kaum Bani Israil, "Mengapa demikian?" Salah seorang ulama Bani Israil menjawab, "Kami akan bercerita kepadamu bahwa sesungguhnya Yusuf a.s. ketika menjelang kewafatannya telah mengambil suatu janji atas diri kami dengan nama Allah, bahwa kami tidak boleh keluar meninggalkan negeri Mesir sebelum membawa peti jenazahnya bersama-sama kami." Maka Musa berkata kepada mereka, "Siapakah di antara kalian yang mengetahui kuburan Yusuf?" Mereka menjawab, "Tiada seorang pun yang mengetahuinya kecuali seorang nenek Bani Israil." Kemudian Musa memanggil nenek itu dan berkata kepadanya, "Tunjukkanlah kepadaku tempat kuburan Yusuf." Si nenek menjawab, "Demi Allah, aku tidak akan menunjukkannya sebelum kamu memberikan upahnya kepadaku." Musa bertanya, "Lalu apakah upah yang kau minta?" Si nenek berkata, "Upahku ialah hendaknya aku dapat bersamamu di dalam surga." Musa merasa keberatan dengan permintaannya itu, lalu dikatakan kepada Musa, "Berilah saja upahnya itu." Kemudian si nenek pergi bersama mereka ke sebuah danau (rawa), lalu ia berkata kepada mereka, "Keringkanlah air rawa ini." Setelah mereka mengeringkannya, si nenek berkata, "Galilah tempat ini." Maka mereka menggalinya dan mengeluarkan peti jenazah Yusuf. Setelah mereka membawanya, tiba-tiba jalan menjadi terang seperti cahaya siang hari bagi mereka.
Hadis ini garib sekali, yang lebih mendekati kebenaran predikat hadis ini mauquf, hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui.
Pada pagi harinya ternyata di tempat perkumpulan orang-orang Bani Israil tidak terdapat seorang manusia pun. Keadaan ini membuat Fir'aun murka dan bertambah kebenciannya terhadap Bani Israil. Hal tersebut merupakan takdir Allah yang menghendaki kebinasaannya. Maka Fir'aun memerintahkan kepada utusan kilatnya untuk pergi ke berbagai kota guna memanggil semua bala tentara seraya menyerukan:
فَأَرْسَلَ فِرْعَوْنُ فِى ٱلْمَدَآئِنِ حَٰشِرِينَ 53
(53) Kemudian Fir'aun mengirimkan orang yang mengumpulkan (tentaranya) ke kota-kota.
(53)
فَأَرْسَلَ فِرْعَوْنُ فِي الْمَدَائِنِ حَاشِرِينَ
Kemudian Fir'aun mengirimkan orang yang mengumpulkan (tentaranya) ke kota-kota. (Asy-Syu'ara': 53)
إِنَّ هَٰٓؤُلَآءِ لَشِرْذِمَةٌۭ قَلِيلُونَ 54
(54) (Fir'aun berkata): "Sesungguhnya mereka (Bani Israil) benar-benar golongan kecil,
(54)
إِنَّ هَؤُلاءِ
-يَعْنِي: بَنِي إِسْرَائِيلَ -لَشِرْذِمَةٌ قَلِيلُونَ
Sesungguhnya mereka (Bani Israil) benar-benar golongan kecil. (Asy-Syu'ara': 54)
Maksudnya, kaum Bani Israil itu kecil jumlahnya bila dibandingkan dengan kekuatan kita.
وَإِنَّهُمْ لَنَا لَغَآئِظُونَ 55
(55) dan sesungguhnya mereka membuat hal-hal yang menimbulkan amarah kita,
(55)
وَإِنَّهُمْ لَنَا لَغَائِظُونَ
dan sesungguhnya mereka membuat hal-hal yang menimbulkan amarah kita. (Asy-Syu'ara': 55)
Yaitu setiap waktu sampai kepada kita dari mereka hal-hal yang membuat kita marah.
وَإِنَّا لَجَمِيعٌ حَٰذِرُونَ 56
(56) dan sesungguhnya kita benar-benar golongan yang selalu berjaga-jaga".
(56)
وَإِنَّا لَجَمِيعٌ حَاذِرُونَ
dan sesungguhnya kita benar-benar golongan yang selalu berjaga-jaga. (Asy-Syu'ara': 56)
Yaitu kita setiap waktu bersikap waspada terhadap bahaya yang ditimbulkan oleh musuh. Dan segolongan ulama salaf membacanya Haziruna. Artinya selalu siap dengan senjata kita, dan sesungguhnya aku hendak membasmi mereka sampai ke akar-akarnya. Ternyata kejadiannya justru sebaliknya, dia dan bala tentaranyalah yang binasa
فَأَخْرَجْنَٰهُم مِّن جَنَّٰتٍۢ وَعُيُونٍۢ 57
(57) Maka Kami keluarkan Fir'aun dan kaumnya dari taman-taman dan mata air,
(57)
Firman Allah Swt.:
فَأَخْرَجْنَاهُمْ مِنْ جَنَّاتٍ وَعُيُونٍ
Maka Kami keluarkan Fir’aun dan kaumnya dari taman-taman dan mata air. (Asy-Syu'ara': 57)
Artinya, mereka keluar dari kehidupan yang senang itu menuju kepada kebinasaan; dan mereka meninggalkan tempat-tempat tinggal yang tinggi-tinggi, kebun-kebun, sungai-sungai, harta benda, rezeki-rezeki yang berlimpah, dan kerajaan serta kedudukan yang berlimpah di dunia ini. (Asy-Syu'ara': 57-58)
وَكُنُوزٍۢ وَمَقَامٍۢ كَرِيمٍۢ 58
(58) dan (dari) perbendaharaan dan kedudukan yang mulia,
(58)
وَكُنُوزٍ وَمَقَامٍ كَرِيمٍ
Dan (dari) perbendaharaan dan kedudukan yang mulia. (Asy-Syu'ara': 58)
Artinya, mereka keluar dari kehidupan yang senang itu menuju kepada kebinasaan; dan mereka meninggalkan tempat-tempat tinggal yang tinggi-tinggi, kebun-kebun, sungai-sungai, harta benda, rezeki-rezeki yang berlimpah, dan kerajaan serta kedudukan yang berlimpah di dunia ini. (Asy-Syu'ara': 57-58)
كَذَٰلِكَ وَأَوْرَثْنَٰهَا بَنِىٓ إِسْرَٰٓءِيلَ 59
(59) demikianlah halnya dan Kami anugerahkan semuanya (itu) kepada Bani Israil.
(59)
كَذَلِكَ وَأَوْرَثْنَاهَا بَنِي إِسْرَائِيلَ
demikianlah halnya dan Kami anugerahkan semuanya (itu) kepada Bani Israil. (Asy-Syu'ara': 59)
Semakna dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
وَأَوْرَثْنَا الْقَوْمَ الَّذِينَ كَانُوا يُسْتَضْعَفُونَ مَشَارِقَ الأرْضِ وَمَغَارِبَهَا الَّتِي بَارَكْنَا فِيهَا
Dan Kami pusakakan kepada kaum yang telah ditindas itu negeri-negeri bagian timur bumi dan bagian baratnya yang telah Kami beri berkah padanya. (Al-A'raf: 137), hingga akhir ayat.
Dan firman Allah Swt. lainnya, yaitu:
وَنُرِيدُ أَنْ نَمُنَّ عَلَى الَّذِينَ اسْتُضْعِفُوا فِي الأرْضِ وَنَجْعَلَهُمْ أَئِمَّةً وَنَجْعَلَهُمُ الْوَارِثِينَ
Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi (Mesir) itu dan hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi (bumi). (Al-Qasas: 5), hingga akhir ayat berikutnya.
فَأَتْبَعُوهُم مُّشْرِقِينَ 60
(60) Maka Fir'aun dan bala tentaranya dapat menyusuli mereka di waktu matahari terbit.
(60)
Sebagian ulama tafsir yang bukan hanya seorang mengatakan bahwa Fir'aun keluar dengan diiringi oleh iringan yang besar terdiri dari. sejumlah besar orang-orang kerajaannya, yaitu para ahli musyawarahnya, para patih, para hulubalang, para pembesar kerajaan, dan bala tentaranya. Adapun mengenai kisah yang disebutkan oleh kebanyakan kisah Israiliyat yang menyebutkan bahwa Fir'aun berangkat dengan membawa sejuta enam ratus pasukan berkudanya; yang seratus ribunya antara lain terdiri dari kuda yang hitam, maka kisah ini masih perlu dipertimbangkan kebenarannya. Ka'bul Ahbar mengatakan bahwa di antara pasukan itu terdapat pasukan yang berkuda hitam, jumlah mereka delapan ratus ribu orang; pendapat ini pun masih perlu dipertimbangkan kebenarannya. Yang jelas kisah tersebut hanyalah kisah Israiliyat yang dilebih-lebihkan. Allah Swt. Yang Maha Mengetahui kebenarannya.
Apa yang dapat dijadikan pegangan adalah kisah yang diberitakan oleh Al-Qur'an. Al-Qur'an tidak menyebutkan bilangan mereka karena tidak ada faedahnya, yang jelas mereka keluar seluruhnya (mengejar Musa dan Bani Israil).
فَأَتْبَعُوهُمْ مُشْرِقِينَ
Maka Fir’aun dan bala tentaranya dapat menyusuli mereka di waktu matahari terbit. (Asy-Syu'ara': 60)
Yakni Fir'aun dan pasukannya berhasil mengejar mereka (dan mereka kelihatan) di waktu matahari terbit.