26 - الشعراء - Ash-Shu'araa
The Poets
Meccan
وَٱجْعَل لِّى لِسَانَ صِدْقٍۢ فِى ٱلْءَاخِرِينَ 84
(84) dan jadikanlah aku buah tutur yang baik bagi orang-orang (yang datang) kemudian,
(84)
Firman Allah Swt.:
وَاجْعَلْ لِي لِسَانَ صِدْقٍ فِي الآخِرِينَ
dan jadikanlah aku buah tutur yang baik bagi orang-orang (yang datang) kemudian. (Asy-Syu'ara': 84)
Yakni jadikanlah aku seorang yang menjadi buah tutur yang baik sesudahku yang selalu diingat dan dianuti dalam kebaikan. Sama halnya dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya:
وَتَرَكْنَا عَلَيْهِ فِي الآخِرِينَ. سَلامٌ عَلَى إِبْرَاهِيمَ كَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ
Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian, (yaitu), "Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim.” Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. (As-Saffat: 18-11)
Mujahid dan Qatadah telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: dan jadikanlah aku buah tutur yang baik bagi orang-orang (yang datang) kemudian. (Asy-Syu'ara': 84) Yaitu sanjungan yang baik. Mujahid mengatakan bahwa semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya: Dan Kami berikan kepadanya kebaikan di dunia. (An-NahI: 122), hingga akhir ayat. Dan firman Allah Swt. lainnya, yaitu: Dan Kami berikan kepadanya balasannya di dunia. (Al-'Ankabut: 27), hingga akhir ayat.
Lais ibnu Abu Sulaim mengatakan bahwa semua agama mencintainya dan memihaknya. Hal yang sama dikatakan oleh Ikrimah.
وَٱجْعَلْنِى مِن وَرَثَةِ جَنَّةِ ٱلنَّعِيمِ 85
(85) dan jadikanlah aku termasuk orang-orang yang mempusakai surga yang penuh kenikmatan,
(85)
Firman Allah Swt.:
وَاجْعَلْنِي مِنْ وَرَثَةِ جَنَّةِ النَّعِيمِ
dan jadikanlah aku termasuk orang-orang yang memusakai surga yang penuh kenikmatan. (Asy-Syu'ara': 85)
Artinya, berikanlah nikmat kepadaku di dunia dengan menjadi buah tutur yang baik sesudahku; juga nikmat di akhirat, yaitu Engkau jadikan aku termasuk orang-orang yang memusakai surga yang penuh kenikmatan. Ucapan Ibrahim yang disitir oleh firman-Nya:
وَٱغْفِرْ لِأَبِىٓ إِنَّهُۥ كَانَ مِنَ ٱلضَّآلِّينَ 86
(86) dan ampunilah bapakku, karena sesungguhnya ia adalah termasuk golongan orang-orang yang sesat,
(86)
وَاغْفِرْ لأبِي
dan ampunilah bapakku. (Asy-Syu'ara': 86), hingga akhir ayat.
sama dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya:
رَبَّنَا اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ
Ya Tuhan kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapakku.(lbr§him: 41)
Ini merupakan doa yang dicabut kembali oleh Ibrahim a.s., seperti yang disebutkan oleh firman-Nya:
وَمَا كَانَ اسْتِغْفَارُ إِبْرَاهِيمَ لأبِيهِ إِلا عَنْ مَوْعِدَةٍ وَعَدَهَا
Dan permintaan ampun dari Ibrahim (kepada Allah) untuk bapaknya, tidak lain hanyalah karena suatu janji yang telah diikrarkannya kepada bapaknya itu. (At-Taubah: 114)
sampai dengan firman-Nya:
إِنَّ إِبْرَاهِيمَ لأوَّاهٌ حَلِيمٌ
Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang yang sangat lembut hatinya lagi penyantun. (At-Taubah: 114)
Allah Swt. telah memutuskan permohonan ampun Ibrahim buat ayahnya, seperti yang disebutkan di dalam firman-Nya:
قَدْ كَانَتْ لَكُمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِي إِبْرَاهِيمَ وَالَّذِينَ مَعَهُ
Sesungguhnya telah ada suri teladan yang baik bagi kalian pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia. (Al-Mumtahanah: 4)
sampai dengan firman-Nya:
وَمَا أَمْلِكُ لَكَ مِنَ اللَّهِ مِنْ شَيْءٍ
dan aku tiada dapat menolak sesuatu pun dari kamu (siksaan) Allah. (Al-Mumtahanah: 4)
وَلَا تُخْزِنِى يَوْمَ يُبْعَثُونَ 87
(87) dan janganlah Engkau hinakan aku pada hari mereka dibangkitkan,
(87)
Adapun firman Allah Swt.:
وَلا تُخْزِنِي يَوْمَ يُبْعَثُونَ
dan janganlah Engkau hinakan aku pada hari mereka dibangkitkan. (Asy-Syu'ara': 87)
Maksudnya, lindungilah aku dari kehinaan di hari kiamat dan di hari semua makhluk dibangkitkan dari yang pertama sampai yang terakhir.
Imam Bukhari mengatakan sehubungan dengan ayat ini:
قَالَ إِبْرَاهِيمُ بْنُ طَهْمَانَ، عَنِ ابْنِ أَبِي ذِئْبٍ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي سَعِيدٍ الْمَقْبُرِيِّ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "إِنَّ إِبْرَاهِيمَ رَأَى أَبَاهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَيْهِ الغَبَرَةُ والقَتَرَةُ"
bahwa Ibrahim ibnu Tahman telah meriwayatkan dari Ibnu Abu Zi-b, dari Sa'id ibnu Abu Sa'id Al-Maqbari, dari ayahnya, dari Abu Hurairah, dari Nabi Saw. yang telah bersabda: Kelak di hari kiamat Ibrahim menjumpai bapaknya dalam keadaan berdebu dan hitam.
Menurut riwayat lain:
حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ، حَدَّثَنَا أَخِي، عَنِ ابْنُ أَبِي ذِئْبٍ، عَنْ سَعِيدٍ الْمَقْبُرِيِّ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "يَلْقَى إِبْرَاهِيمُ أَبَاهُ، فَيَقُولُ: يَا رَبِّ، إِنَّكَ وَعَدْتَنِي أَنَّكَ لَا تُخْزِينِي يَوْمَ يُبْعَثُونَ. فَيَقُولُ اللَّهُ: إِنِّي حَرَّمْتُ الْجَنَّةَ عَلَى الْكَافِرِينَ".
telah menceritakan kepada kami Ismail, telah menceritakan kepada kami saudaraku, dari Ibnu Abu Zi-b, dari Sa'id Al-Maqbari, dari Abu Hurairah, dari Nabi Saw. yang telah bersabda: Ibrahim bersua dengan bapaknya, maka Ibrahim berdoa, "Wahai Tuhanku, sesungguhnya Engkau telah berjanji kepadaku bahwa Engkau tidak akan menghinakanku di hari berbangku.” Maka Allah Swt. berfirman, "Sesungguhnya Aku telah mengharamkan surga atas orang-orang kafir.”
Demikianlah menurut riwayat Imam Bukhari sehubungan dengan ayat ini.
Di dalam hadis-hadis mengenai para nabi disebutkan hadis ini dengan sanad yang sama, tetapi diriwayatkan secara tunggal. Teksnya berbunyi seperti berikut:
يَلْقَى إِبْرَاهِيمُ أَبَاهُ آزَرَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، وَعَلَى وَجْهِ آزَرَ قَتَرَةٌ وغَبَرة، فَيَقُولُ لَهُ إِبْرَاهِيمُ: أَلَمْ أَقُلْ لَكَ: لَا تَعْصِنِي فَيَقُولُ أَبُوهُ: فَالْيَوْمَ لَا أَعْصِيكَ. فَيَقُولُ إِبْرَاهِيمُ: يَا رَبِّ، إِنَّكَ وَعَدْتَنِي أَلَّا تُخْزِينِي يَوْمَ يُبْعَثُونَ، فَأَيُّ خِزْيٍ أَخْزَى مِنْ أَبِي الْأَبْعَدِ؟ فَيَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى: إِنِّي حَرَّمْتُ الْجَنَّةَ عَلَى الْكَافِرِينَ. ثُمَّ يُقال: يَا إِبْرَاهِيمُ، مَا تَحْتَ رِجْلَيْكَ؟ فَيَنْظُرُ فَإِذَا هُوَ بِذَبْحٍ مُتَلَطِّخٍ، فَيُؤْخَذُ بِقَوَائِمِهِ فَيُلْقَى فِي النَّارِ
Ibrahim bersua dengan Azar (bapaknya) pada hari kiamat, sedangkan pada wajah Azar terdapat debu dan warna hitam. Maka Ibrahim berkata kepadanya, "Bukankah aku telah mengatakan kepadamu, 'Janganlah kamu durhaka kepadaku'.” Azar menjawab, "Hari ini aku tidak akan durhaka kepadamu.” Maka Ibrahim berkata, "Wahai Tuhanku, sesungguhnya Engkau telah berjanji kepadaku bahwa Engkau tidak akan menghinakan diriku pada hari mereka dibangkitkan, maka kehinaan apa lagi yang lebih parah daripada memiliki bapak yang dijauhkan (dari rahmat-Mu)?” Allah Swt. berfirman, "Sesungguhnya Aku telah mengharamkan surga atas orang-orang kafir.” Kemudian Allah berfirman lagi, "Hai Ibrahim, lihatlah ke bawah kakimu!" Maka Ibrahim melihat, dan ternyata ia melihat seekor hewan dubuk yang belepotan dengan kekotorannya lalu kakinya diseret dan dicampakkan ke dalam neraka.
Abdur Rahman An-Nasai telah meriwayatkan hadis ini di dalam kitab tafsir, bagian dari kitab Sunanul Kabir-nya tentang Firman Allah Swt.: dan janganlah Engkau hinakan aku pada hari mereka dibangkitkan. (Asy-Syu'ara': 87)
أَخْبَرَنَا أَحْمَدُ بْنُ حَفْصِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، حدَّثني أَبِي، حَدَّثَنِي إِبْرَاهِيمُ بْنُ طَهْمَان، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي سَعِيدٍ المقبرِي، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ "إِنَّ إِبْرَاهِيمَ رَأَى أَبَاهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَيْهِ الغَبَرة والقَتَرة، وَقَالَ لَهُ: قَدْ نَهَيْتُكَ عَنْ هَذَا فَعَصَيْتَنِي. قَالَ: لَكِنِّي الْيَوْمَ لَا أَعْصِيكَ وَاحِدَةً. قَالَ: يَا رَبِّ، وَعَدْتَنِي أَنْ لَا تُخْزِينِي يَوْمَ يُبْعَثُونَ، فَإِنْ أَخْزَيْتَ أَبَاهُ فَقَدْ أَخْزَيْتَ الْأَبْعَدَ. قَالَ: يَا إِبْرَاهِيمُ، إِنِّي حَرَّمْتُهَا عَلَى الْكَافِرِينَ. فَأُخِذَ مِنْهُ، قَالَ: يَا إِبْرَاهِيمُ، أَيْنَ أَبُوكَ؟ قَالَ: أَنْتَ أَخَذْتَهُ مِنِّي. قَالَ: انْظُرْ أَسْفَلَ مِنْكَ. فَنَظَرَ فَإِذَا ذِيخٌ يَتَمَرَّغُ فِي نَتَنِهِ، فَأُخِذَ بقوائمه فألقي في النار
Telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Hafs ibnu Abdullah, telah menceritakan kepadaku ayahku, telah menceritakan kepadaku Ibrahim ibnu Tahman, dari Muhammad ibnu Abdur Rahman, dari Sa'id ibnu Abu Sa'id Al-Maqbari, dari ayahnya, dari Abu Hurairah yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Sesungguhnya Ibrahim melihat ayahnya di hari kiamat dalam keadaan penuh dengan debu dan berwarna hitam, lalu Ibrahim berkata kepadanya, "Sesungguhnya aku telah melarangmu melakukan perbuatan (yang berakibat seperti) ini, tetapi engkau durhaka kepadaku.”Ayahnya menjawab, "Tetapi hari ini aku tidak akan durhaka lagi kepadamu barang sekali pun.” Ibrahim berdoa, "Wahai Tuhanku, Engkau telah menjanjikan kepadaku bahwa Engkau tidak akan menghinakanku di hari mereka dibangkitkan. Karena sesungguhnya barang siapa yang Engkau hinakan orang tuanya, maka sesungguhnya dia telah mendapat kehinaan yang sangat.” Allah berfirman, "Hai Ibrahim, sesungguhnya Aku mengharamkan surga atas orang-orang kafir.” Lalu bapak Ibrahim diambil darinya, dan Allah bertanya, "Hai Ibrahim, di manakah bapakmu?" Ibrahim menjawab, "Engkau telah mengambilnya dariku.” Allah berfirman, "Lihatlah ke arah bawahmu!" Maka Ibrahim memandang ke arah bawahnya. Tiba-tiba ia melihat hewan dubuk yang berbau busuk karena kotoran yang melumuri tubuhnya, lalu hewan itu diseret kakinya dan dicampakkan ke dalam neraka.
Sanad hadis ini garib, di dalamnya terdapat Nakarah. Az-Zaih artinya hewan dubuk (hyena) jantan, seakan-akan ayah Ibrahim (yaitu Azar) pada hari kiamat diubah bentuknya menjadi seekor hewan dubuk yang berlumuran dengan kotorannya, lalu dicampakkan ke dalam neraka.
Hadis yang sama telah diriwayatkan oleh Al-Bazzar berikut sanadnya melalui hadis Hammad ibnu Salamah, dari Ayub, dari Muhammad ibnu Sirin, dari Abu Hurairah, dari Nabi Saw., hanya di dalamnya masih terdapat hal yang garib. Al-Bazzar telah meriwayatkannya pula melalui hadis Qatadah, dari Ja'far ibnu Abdul Gafir, dari Abu Sa'id, dari Nabi Saw. dengan lafaz yang semisal.
يَوْمَ لَا يَنفَعُ مَالٌۭ وَلَا بَنُونَ 88
(88) (yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna,
(88)
يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلا بَنُونَ
(yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna. (Asy-Syu'ara': 88)
Yakni tiada yang dapat melindungi seseorang dari azab Allah harta bendanya, sekalipun ia memiliki emas sepenuh bumi. Tidak dapat pula menebusnya dari azab Allah, sekalipun dengan seluruh manusia yang ada di bumi. Tiada yang bermanfaat pada hari itu kecuali iman kepada Allah dan mengikhlaskan diri hanya kepada-Nya dalam beragama serta berlepas diri dari kemusyrikan dan para penganutnya. Karena itulah disebutkan oleh firman-Nya:
إِلَّا مَنْ أَتَى ٱللَّهَ بِقَلْبٍۢ سَلِيمٍۢ 89
(89) kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih,
(89)
إِلا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ
kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih. (Asy-Syu'ara': 89)
Yaitu bersih dari keyakinan yang kotor dan kemusyrikan. Ibnu Sirin mengatakan bahwa hati yang bersih itu ialah bila pemiliknya mengetahui bahwa Allah adalah hak, dan hari kiamat pasti terjadi tiada keraguan padanya, dan bahwa Allah akan membangkitkan semua makhluk dari kuburnya.
Ibnu Abbas mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih. (Asy-Syu'ara': 89) Hati yang bersih ialah yang bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah.
Mujahid dan Al-Hasan serta lain-lainnya mengatakan, hati yang bersih maksudnya bersih dari kemusyrikan.
Sa'id ibnul Musayyab mengatakan bahwa hati yang bersih ialah hati yang sehat, yaitu hatinya orang mukmin, karena hati orang kafirdan orang munafik sakit. Allah Swt. telah bertiman:
فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ
Dalam hati mereka ada penyakit. (Al-Baqarah: 1)
Abu Usman An-Naisaburi mengatakan bahwa hati yang bersih ialah yang bersih dari bid'ah dan mantap serta tenang dengan sunnah.
وَأُزْلِفَتِ ٱلْجَنَّةُ لِلْمُتَّقِينَ 90
(90) dan (di hari itu) didekatkanlah surga kepada orang-orang yang bertakwa,
(90)
Firman Allah Swt.:
وَأُزْلِفَتِ الْجَنَّةُ
dan (di hari itu) didekatkanlah surga. (Asy-Syu'ara': 90)
Maksudnya, didekatkan kepada calon penghuninya dalam keadaan gemerlapan dan penuh perhiasan bagi orang-orang yang memandangnya. Mereka adalah orang-orang yang bertakwa, yaitu orang-orang yang mendambakannya ketika di dunia dan beramal untuk dapat meraihnya ketika di dunia.
وَبُرِّزَتِ ٱلْجَحِيمُ لِلْغَاوِينَ 91
(91) dan diperlihatkan dengan jelas neraka Jahim kepada orang-orang yang sesat",
(91)
وَبُرِّزَتِ الْجَحِيمُ لِلْغَاوِينَ
Dan diperlihatkan dengan jelas neraka Jahim kepada orang-orang yang sesat. (Asy-Syu'ara': 91)
Yakni ditampakkan dan dibukakan, lalu muncullah darinya lidah api yang bergemuruh suaranya membuat hati copot dan naik ke tenggorokan (karena ketakutan yang sangat). Dan dikatakan kepada calon penghuninya dengan nada kecaman dan cemoohan:
وَقِيلَ لَهُمْ أَيْنَ مَا كُنتُمْ تَعْبُدُونَ 92
(92) dan dikatakan kepada mereka: "Dimanakah berhala-berhala yang dahulu kamu selalu menyembah(nya)
(92)
وَقِيلَ لَهُمْ أَيْنَ مَا كُنْتُمْ تَعْبُدُونَ
Dan dikatakan kepada mereka: "Dimanakah berhala-berhala yang dahulu kamu selalu menyembah(nya). (Asy-Syu'ara': 92)
Berhala-berhala yang kalian sembah-sembah selain Allah yang kalian jadikan sebagai sekutu-sekutu-Nya tidak dapat memberikan manfaat kepada kalian barang sedikit pun, tidak pula dapat menolak bahaya yang menimpa diri mereka. Maka sesungguhnya kalian dan berhala-berhala itu pada hari ini adalah kayu bakar neraka Jahanam, dan kalian pasti akan memasukinya. (Asy-Syu'ara': 92-93)
مِن دُونِ ٱللَّهِ هَلْ يَنصُرُونَكُمْ أَوْ يَنتَصِرُونَ 93
(93) selain dari Allah? Dapatkah mereka menolong kamu atau menolong diri mereka sendiri?"
(93)
مِنْ دُونِ اللَّهِ هَلْ يَنْصُرُونَكُمْ أَوْ يَنْتَصِرُونَ
Selain dari Allah? Dapatkah mereka menolong kalian atau menolong diri mereka sendiri. (Asy-Syu'ara': 93)
Berhala-berhala yang kalian sembah-sembah selain Allah yang kalian jadikan sebagai sekutu-sekutu-Nya tidak dapat memberikan manfaat kepada kalian barang sedikit pun, tidak pula dapat menolak bahaya yang menimpa diri mereka. Maka sesungguhnya kalian dan berhala-berhala itu pada hari ini adalah kayu bakar neraka Jahanam, dan kalian pasti akan memasukinya. (Asy-Syu'ara': 92-93)
فَكُبْكِبُوا۟ فِيهَا هُمْ وَٱلْغَاوُۥنَ 94
(94) Maka mereka (sembahan-sembahan itu) dijungkirkan ke dalam neraka bersama-sama orang-orang yang sesat,
(94)
Firman Allah Swt.:
فَكُبْكِبُوا فِيهَا هُمْ وَالْغَاوُونَ
Maka mereka (sembahan-sembahan itu) dijungkirkan ke dalam neraka bersama-sama orang-orang yang sesat. (Asy-Syu'ara': 94)
Mujahid mengatakan, makna yang dimaksud ialah mereka dicampakkan ke dalamnya. Sedangkan selain Mujahid mengatakan bahwa mereka dijungkirkan ke dalamnya; dan huruf kafnya diulangi, seperti yang dikatakan terhadap lafaz sarsar. Makna yang dimaksud ialah bahwa sebagian dari mereka dilemparkan kepada sebagian yang lain ke dalam neraka, yaitu orang-orang kafir dan para pemimpinnya yang menyeru mereka kepada kemusyrikan.
وَجُنُودُ إِبْلِيسَ أَجْمَعُونَ 95
(95) dan bala tentara iblis semuanya.
(95)
وَجُنُودُ إِبْلِيسَ أَجْمَعُونَ
Dan bala tentara iblis semuanya. (Asy-Syu'ara': 95)
Mereka dilemparkan ke dalam neraka beserta antek-anteknya, tanpa ada yang ketinggalan.
قَالُوا۟ وَهُمْ فِيهَا يَخْتَصِمُونَ 96
(96) Mereka berkata sedang mereka bertengkar di dalam neraka:
(96)
قَالُوا وَهُمْ فِيهَا يَخْتَصِمُونَ
Mereka berkata sedang mereka bertengkar di dalam neraka. (Asy-Syu'ara': 96)
Orang-orang yang lemah dari orang-orang kafir itu berkata kepada orang-orang yang kuat dan sombong dari kalangan mereka, "Sesungguhnya kami hanya mengikuti kalian, maka apakah kalian dapat menyelamatkan kami dari azab neraka?" Mereka yang lemah itu berkata seraya menyadari akan kesalahan dirinya sendiri:
تَٱللَّهِ إِن كُنَّا لَفِى ضَلَٰلٍۢ مُّبِينٍ 97
(97) "demi Allah: sungguh kita dahulu (di dunia) dalam kesesatan yang nyata,
(97)
تَاللَّهِ إِنْ كُنَّا لَفِي ضَلالٍ مُبِينٍ
Demi Allah, sesungguhnya, kita dahulu (di dunia) dalam kesesatan yang nyata. (Asy-Syu'ara': 97)
إِذْ نُسَوِّيكُم بِرَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ 98
(98) karena kita mempersamakan kamu dengan Tuhan semesta alam".
(98)
إِذْ نُسَوِّيكُمْ بِرَبِّ الْعَالَمِينَ
Karena kita mempersamakan kalian dengan Tuhan semesta alam. (Asy-Syu'ara': 98)
Yakni kami dahulu menjadikan perintah kalian ditaati oleh kami sebagaimana perintah Tuhan semesta alam, dan kami sembah kalian beserta Tuhan semesta alam.
وَمَآ أَضَلَّنَآ إِلَّا ٱلْمُجْرِمُونَ 99
(99) Dan tiadalah yang menyesatkan kami kecuali orang-orang yang berdosa.
(99)
وَمَا أَضَلَّنَا إِلا الْمُجْرِمُونَ
Dan tiadalah yang menyesatkan kami kecuali orang-orang yang berdosa. (Asy-Syu'ara': 99)
Artinya, tiada yang menyeru kami berbuat demikian kecuali orang-orang yang berdosa (jahat).
فَمَا لَنَا مِن شَٰفِعِينَ 100
(100) Maka kami tidak mempunyai pemberi syafa'at seorangpun,
(100)
فَمَا لَنَا مِنْ شَافِعِينَ
Maka kami tidak mempunyai pemberi syafaat seorang pun. (Asy-Syu'ara': 100)
Sebagian ulama tafsir mengatakan, yang dimaksud dengan pemberi syafaat adalah para malaikat, seperti yang mereka katakan:
فَهَلْ لَنَا مِنْ شُفَعَاءَ فَيَشْفَعُوا لَنَا أَوْ نُرَدُّ فَنَعْمَلَ غَيْرَ الَّذِي كُنَّا نَعْمَلُ
Maka adakah bagi kami pemberi syafaat yang akan memberi syafaat bagi kami, atau dapatkah kami dikembalikan (ke dunia) sehingga kami dapat beramal yang lain dari yang pernah kami amalkan? (Al-A'raf: 53)
وَلَا صَدِيقٍ حَمِيمٍۢ 101
(101) dan tidak pula mempunyai teman yang akrab,
(101)
وَلا صَدِيقٍ حَمِيمٍ
Maka kami tidak mempunyai pemberi syafaat seorang pun dan tidak pula mempunyai teman yang akrab. (Asy-Syu'ara': 101)
Yang dimaksud dengan hamim ialah kerabat.
Qatadah mengatakan bahwa demi Allah, mereka mengetahui bahwa teman yang saleh itu dapat memberikan manfaat dan kerabat yang saleh itu dapat memberikan syafaat.
فَلَوْ أَنَّ لَنَا كَرَّةًۭ فَنَكُونَ مِنَ ٱلْمُؤْمِنِينَ 102
(102) maka sekiranya kita dapat kembali sekali lagi (ke dunia) niscaya kami menjadi orang-orang yang beriman".
(102)
فَلَوْ أَنَّ لَنَا كَرَّةً فَنَكُونَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ
Maka sekiranya kita dapat kembali sekali lagi (ke dunia), niscaya kami menjadi orang-orang yang beriman. (Asy-Syu'ara': 102)
Demikian itu karena mereka berharap untuk dikembalikan ke kampung dunia untuk melakukan amal ketaatan kepada Tuhan mereka, menurut dugaan mereka. Padahal Allah mengetahui bahwa seandainya mereka dikembalikan ke kampung dunia, niscaya mereka akan kembali melakukan apa-apa yang mereka dilarang melakukannya. Dan sesungguhnya mereka dusta dalam penyesalannya itu. Allah Swt. telah menceritakan perihal pertengkaran ahli neraka di dalam surat Sad, melalui firman-Nya:
إِنَّ ذَلِكَ لَحَقٌّ تَخَاصُمُ أَهْلِ النَّارِ
Sesungguhnya yang demikian itu pasti terjadi, (yaitu) pertengkaran penghuni neraka. (Sad: 64)
Kemudian Allah Swt. berfirman:
إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَءَايَةًۭ ۖ وَمَا كَانَ أَكْثَرُهُم مُّؤْمِنِينَ 103
(103) Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah), tetapi kebanyakan mereka tidak beriman.
(103)
إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَةً وَمَا كَانَ أَكْثَرُهُمْ مُؤْمِنِينَ
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah), tetapi kebanyakan mereka tidak beriman. (Asy-Syu'ara': 103)
Yakni sesungguhnya dalam kisah bantahan Ibrahim kepada kaumnya dan kemenangan hujah (alasan)nya atas mereka tentang keesaan Allah benar-benar terdapat tanda yang jelas dan gamblang yang menunjukkan bahwa tiada Tuhan selain Allah.
وَإِنَّ رَبَّكَ لَهُوَ ٱلْعَزِيزُ ٱلرَّحِيمُ 104
(104) Dan sesungguhnya Tuhanmu benar-benar Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang.
(104)
وَإِنَّ رَبَّكَ لَهُوَ الْعَزِيزُ الرَّحِيمُ
Dan sesungguhnya Tuhanmu benar-benar Dialah Yang Mahaperkasa lagi Maha Penyayang. (Asy-Syu'ara': 104)
كَذَّبَتْ قَوْمُ نُوحٍ ٱلْمُرْسَلِينَ 105
(105) Kaum Nuh telah mendustakan para rasul.
(105)
Ini adalah kisah dari Allah Swt. tentang hamba dan rasul-Nya Nuh a.s. Dia adalah rasul pertama yang diutus oleh Allah untuk penduduk bumi setelah berhala dan tandingan-tandingan disembah-sembah oleh para penduduknya. Maka Allah mengutus Nuh sebagai orang yang mencegah mereka melakukan hal tersebut dan sebagai pemberi peringatan terhadap azabnya yang keras. Tetapi kaum Nuh mendustakannya, bahkan mereka tetap pada perbuatannya yang jahat, yaitu penyembahan mereka kepada berhala-berhala di samping Allah Swt. Allah mendudukkan kedustaan mereka kepada Nuh a.s. sama dengan kedustaan mereka kepada semua rasul. Karena itulah disebutkan oleh firman-Nya:
كَذَّبَتْ قَوْمُ نُوحٍ الْمُرْسَلِينَ
Kaum Nuh telah mendustakan para rasul. (Asy-Syu'ara': 105)
إِذْ قَالَ لَهُمْ أَخُوهُمْ نُوحٌ أَلَا تَتَّقُونَ 106
(106) Ketika saudara mereka (Nuh) berkata kepada mereka: "Mengapa kamu tidak bertakwa?
(106)
إِذْ قَالَ لَهُمْ أَخُوهُمْ نُوحٌ أَلا تَتَّقُونَ
Ketika saudara mereka (Nuh) berkata kepada mereka, "Mengapa kamu tidak bertakwa?” (Asy-Syu'ara': 106)
Yakni mengapa kalian tidak takut kepada Allah karena kalian menyembah selain-Nya?
إِنِّى لَكُمْ رَسُولٌ أَمِينٌۭ 107
(107) Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu,
(107)
إِنِّي لَكُمْ رَسُولٌ أَمِينٌ
Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepada kalian. (Asy-Syu'ara': 107)
Yaitu sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepada kalian lagi dipercaya untuk mengemban risalah Tuhanku yang harus aku sampaikan kepada kalian tanpa dilebihkan dan tanpa dikurangi.
فَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَأَطِيعُونِ 108
(108) maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku.
(108)
فَاتَّقُوا اللَّهَ وَأَطِيعُونِ
Maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku. (Asy-Syu'ara': 108), hingga akhir ayat.
وَمَآ أَسْـَٔلُكُمْ عَلَيْهِ مِنْ أَجْرٍ ۖ إِنْ أَجْرِىَ إِلَّا عَلَىٰ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ 109
(109) Dan aku sekali-kali tidak minta upah kepadamu atas ajakan-ajakan itu; upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semesta alam.
(109)
وَمَا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ مِنْ أَجْرٍ ۖ إِنْ أَجْرِيَ إِلَّا عَلَىٰ رَبِّ الْعَالَمِينَ
Dan aku sekali-kali tidak minta upah kepadamu atas ajakan-ajakan itu; upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semesta alam. (Asy-Syu'ara': 109)
Artinya, aku tidak akan meminta imbalan upah dari kalian atas jasa ajakan-ajakanku kepada kalian ini, bahkan aku menyimpan pahala tersebut di sisi Allah.
فَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَأَطِيعُونِ 110
(110) Maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku".
(110)
فَاتَّقُوا اللَّهَ وَأَطِيعُونِ
Maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku. (Asy-Syu'ara': 110) - ,
Sesungguhnya telah jelas dan gamblang bagi kalian kebenaranku dan seruanku serta kejujuranku dalam apa yang diutuskan oleh Allah kepadaku dan dipercayakan-Nya kepadaku.
قَالُوٓا۟ أَنُؤْمِنُ لَكَ وَٱتَّبَعَكَ ٱلْأَرْذَلُونَ 111
(111) Mereka berkata: "Apakah kami akan beriman kepadamu, padahal yang mengikuti kamu ialah orang-orang yang hina?".
(111)
Mereka mengatakan bahwa kami tidak mau beriman kepadamu dan tidak mau mengikutimu karena kami merasa enggan dengan orang-orang hina yang mengikutimu dan membenarkanmu; mereka adalah orang-orang yang dipandang hina di kalangan kami. Karena itulah disebutkan oleh firman-Nya:
قَالُا أَنُؤْمِنُ لَكَ وَاتَّبَعَكَ الأرْذَلُونَ
Mereka berkata, "Apakah kami akan beriman kepadamu, padahal yang mengikuti kamu ialah orang-orang yang hina. (Asy-Syu'ara': 111)
Yakni tiada sesuatu pun yang mengharuskan diriku agar mereka mengikutiku. Seandainya mereka berada dalam urusan yang biasa mereka lakukan, maka bukanlah merupakan suatu keharusan bagiku mengorek dan meneliti serta menyelidiki perihal mereka. Sesungguhnya tugasku hanyalah menerima pembenaran mereka kepadaku dan aku serahkan rahasia mereka kepada Allah Swt. (Asy-Syu'ara': 111-112)