26 - الشعراء - Ash-Shu'araa
The Poets
Meccan
كَذَّبَتْ قَوْمُ لُوطٍ ٱلْمُرْسَلِينَ 160
(160) Kaum Luth telah mendustakan rasul-rasul,
(160)
كَذَّبَتْ قَوْمُ لُوطٍ الْمُرْسَلِينَ
Kaum Luth telah mendustakan rasul-rasul. (Asy-Syu'ara': 160)
Allah Swt. menceritakan tentang hamba dan Rasul-Nya Lut a.s. Dia adalah Lut ibnu Haran ibnu Azar yang berarti dia adalah keponakan Nabi Ibrahim a.s. Allah mengutusnya kepada suatu kaum yang besar di masa Nabi Ibrahim a.s. masih hidup; mereka tinggal di Sadom dan kota-kota yang ada di sekitarnya yang dibinasakan oleh Allah, lalu Allah mengubah bekas tempat tinggal mereka menjadi danau yang baunya busuk lagi kotor. Letaknya adalah di negeri Al-Gaur yang bersebelahan dengan bukit-bukit Baitul Maqdis, juga bersebelahan dengan negeri Al-Kark dan Asy-Syawik.
Nabi Lut menyeru mereka untuk menyembah Allah semata, tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun, dan hendaknya mereka taat kepada rasul mereka yang diutus oleh Allah kepada mereka. Nabi mereka melarang mereka melakukan perbuatan durhaka kepada Allah dan melarang melakukan perbuatan yang belum pernah ada seorang pun di dunia ini berani melakukannya selain mereka, yaitu menggauli laki-laki, bukan wanita. Karena itulah disebutkan oleh firman selanjutnya:
إِذْ قَالَ لَهُمْ أَخُوهُمْ لُوطٌ أَلَا تَتَّقُونَ 161
(161) ketika saudara mereka, Luth, berkata kepada mereka: mengapa kamu tidak bertakwa?"
(161)
إِذْ قَالَ لَهُمْ أَخُوهُمْ لُوطٌ أَلَا تَتَّقُونَ
Ketika saudara mereka, Luth, berkata kepada mereka: mengapa kamu tidak bertakwa?" (Asy-Syu'ara': 161)
إِنِّى لَكُمْ رَسُولٌ أَمِينٌۭ 162
(162) Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu,
(162)
إِنِّي لَكُمْ رَسُولٌ أَمِينٌ
Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu. (Asy-Syu'ara': 162)
فَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَأَطِيعُونِ 163
(163) maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku.
(163)
فَاتَّقُوا اللَّهَ وَأَطِيعُونِ
Maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku.(Asy-Syu'ara': 163)
وَمَآ أَسْـَٔلُكُمْ عَلَيْهِ مِنْ أَجْرٍ ۖ إِنْ أَجْرِىَ إِلَّا عَلَىٰ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ 164
(164) Dan aku sekali-kali tidak minta upah kepadamu atas ajakan itu; upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semeta alam.
(164)
وَمَا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ مِنْ أَجْرٍ ۖ إِنْ أَجْرِيَ إِلَّا عَلَىٰ رَبِّ الْعَالَمِينَ
Dan aku sekali-kali tidak minta upah kepadamu atas ajakan itu; upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semesta alam. (Asy-Syu'ara': 164)
أَتَأْتُونَ ٱلذُّكْرَانَ مِنَ ٱلْعَٰلَمِينَ 165
(165) Mengapa kamu mendatangi jenis lelaki di antara manusia,
(165)
أَتَأْتُونَ الذُّكْرَانَ مِنَ الْعَالَمِينَ
Mengapa kamu mendatangi jenis lelaki di antara manusia. (Asy-Syu'ara': 165)
Setelah Nabi Lut melarang mereka melakukan perbuatan fahisyah dan menggauli laki-laki, seraya memberi petunjuk kepada mereka untuk mendatangi kaum wanita yang telah diciptakan oleh Allah buat mereka. (Asy-Syu'ara': 165 -166)
وَتَذَرُونَ مَا خَلَقَ لَكُمْ رَبُّكُم مِّنْ أَزْوَٰجِكُم ۚ بَلْ أَنتُمْ قَوْمٌ عَادُونَ 166
(166) dan kamu tinggalkan isteri-isteri yang dijadikan oleh Tuhanmu untukmu, bahkan kamu adalah orang-orang yang melampaui batas".
(166)
وَتَذَرُونَ مَا خَلَقَ لَكُمْ رَبُّكُمْ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ ۚ بَلْ أَنْتُمْ قَوْمٌ عَادُونَ
Dan kamu tinggalkan isteri-isteri yang dijadikan oleh Tuhanmu untukmu, bahkan kamu adalah orang-orang yang melampaui batas". (Asy-Syu'ara': 166)
Setelah Nabi Lut melarang mereka melakukan perbuatan fahisyah dan menggauli laki-laki, seraya memberi petunjuk kepada mereka untuk mendatangi kaum wanita yang telah diciptakan oleh Allah buat mereka. (Asy-Syu'ara': 165 -166)
Maka tiada lain jawaban mereka adalah seperti yang disebutkan oleh firman-Nya:
قَالُوا۟ لَئِن لَّمْ تَنتَهِ يَٰلُوطُ لَتَكُونَنَّ مِنَ ٱلْمُخْرَجِينَ 167
(167) Mereka menjawab: "Hai Luth, sesungguhnya jika kamu tidak berhenti, benar-benar kamu termasuk orang-orang yang diusir"
(167)
لَئِنْ لَمْ تَنْتَهِ يَا لُوطُ
Sesungguhnya jika kamu tidak berhenti, hai Lut. (Asy-Syu'ara': 167)
Yakni dari apa yang kamu datangkan kepada kami itu.
لَتَكُونَنَّ مِنَ الْمُخْرَجِينَ
benar-benar kamu termasuk orang-orang yang diusir. (Asy-Syu'ara': 167)
Maksudnya, kami akan membuangmu jauh dari kami. Seperti yang diceritakan pula dalam ayat lain melalui firman-Nya:
فَمَا كَانَ جَوَابَ قَوْمِهِ إِلَّا أَنْ قَالُوا أَخْرِجُوا آلَ لُوطٍ مِنْ قَرْيَتِكُمْ إِنَّهُمْ أُنَاسٌ يَتَطَهَّرُونَ
Maka tidak lain jawaban kaumnya melainkan mengatakan, “Usirlah Lut beserta keluarganya dari negeri kalian, karena sesungguhnya mereka itu orang-orang yang (mendakwakan) dirinya bersih.” (An-Naml: 56)
Setelah Nabi Lut melihat bahwa mereka tidak juga kapok dari kebiasaan mereka, bahkan mereka semakin gencar dalam kesesatannya, maka Lut berlepas diri dari mereka seraya berkata:
قَالَ إِنِّى لِعَمَلِكُم مِّنَ ٱلْقَالِينَ 168
(168) Luth berkata: "Sesungguhnya aku sangat benci kepada perbuatanmu".
(168)
قَالَ إِنِّي لِعَمَلِكُمْ مِنَ الْقَالِينَ
Sesungguhnya aku sangat benci kepada perbuatan kalian. (Asy-Syu'ara': 168)
Yaitu tidak menyukainya dan tidak pula merestuinya dan sesungguhnya aku berlepas diri dari perbuatan kalian. Kemudian Nabi Lut berdoa kepada Allah untuk kebinasaan mereka, seperti yang disitir oleh firman-Nya:
رَبِّ نَجِّنِى وَأَهْلِى مِمَّا يَعْمَلُونَ 169
(169) (Luth berdoa): "Ya Tuhanku selamatkanlah aku beserta keluargaku dari (akibat) perbuatan yang mereka kerjakan".
(169)
رَبِّ نَجِّنِي وَأَهْلِي مِمَّا يَعْمَلُونَ
Ya Tuhanku, selamatkanlah aku beserta keluargaku dari (akibat) perbuatan yang mereka kerjakan. (Asy-Syu'ara': 169)
Adapun firman Allah Swt.:
فَنَجَّيْنَٰهُ وَأَهْلَهُۥٓ أَجْمَعِينَ 170
(170) Lalu Kami selamatkan ia beserta keluarganya semua,
(170)
فَنَجَّيْنَاهُ وَأَهْلَهُ أَجْمَعِينَ
Lalu Kami selamatkan Lut beserta keluarganya semua. (Asy-Syu'ara': 170)
Yakni seluruh keluarganya,
إِلَّا عَجُوزًۭا فِى ٱلْغَٰبِرِينَ 171
(171) kecuali seorang perempuan tua (isterinya), yang termasuk dalam golongan yang tinggal.
(171)
إِلا عَجُوزًا فِي الْغَابِرِينَ
kecuali seorang perempuan tua yang termasuk dalam golongan yang tinggal. (Asy-Syu'ara': 171)
Dia adalah istri Lut sendiri yang sudah berusia tua lagi berwatak jahat. Ia tinggal dan akhirnya binasa bersama orang-orang dari kaumnya yang tinggal. Hal yang sama telah disebutkan pula dalam surat Al-A'raf, surat Hud, dan surat Al-Hijr, yaitu ketika Allah memerintahkan kepada Lut agar berangkat membawa keluarganya di malam hari kecuali istrinya. Mereka tidak ada yang menoleh ke belakang manakala mereka mendengar suara mengguntur yang menimpa kaumnya. Dan mereka bersabar menaati perintah Allah, lalu mereka meneruskan langkah-langkahnya. Allah menurunkan azab yang menimpa kaum yang berdosa itu secara keseluruhan; Allah menghujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi. Karena itulah disebutkan oleh firman-Nya:
ثُمَّ دَمَّرْنَا ٱلْءَاخَرِينَ 172
(172) Kemudian Kami binasakan yang lain.
(172)
ثُمَّ دَمَّرْنَا الآخَرِينَ
Kemudian Kami binasakan yang lain. (Asy-Syu'ara': 172)
sampai dengan firman-Nya:
وَأَمْطَرْنَا عَلَيْهِم مَّطَرًۭا ۖ فَسَآءَ مَطَرُ ٱلْمُنذَرِينَ 173
(173) Dan Kami hujani mereka dengan hujan (batu) maka amat jeleklah hujan yang menimpa orang-orang yang telah diberi peringatan itu.
(173)
وَأَمْطَرْنَا عَلَيْهِمْ مَطَرًا ۖ فَسَاءَ مَطَرُ الْمُنْذَرِينَ
Dan Kami hujani mereka dengan hujan (batu) maka amat jeleklah hujan yang menimpa orang-orang yang telah diberi peringatan itu. (Asy-Syu'ara': 173)
إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَءَايَةًۭ ۖ وَمَا كَانَ أَكْثَرُهُم مُّؤْمِنِينَ 174
(174) Sesunguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat bukti-bukti yang nyata. Dan adalah kebanyakan mereka tidak beriman.
(174)
إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَةً ۖ وَمَا كَانَ أَكْثَرُهُمْ مُؤْمِنِينَ
Sesunguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat bukti-bukti yang nyata. Dan adalah kebanyakan mereka tidak beriman. (Asy-Syu'ara": 174)
وَإِنَّ رَبَّكَ لَهُوَ ٱلْعَزِيزُ ٱلرَّحِيمُ 175
(175) Dan sesungguhnya Tuhanmu, benar-benar Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang.
(175)
وَإِنَّ رَبَّكَ لَهُوَ الْعَزِيزُ الرَّحِيمُ
Dan sesungguhnya Tuhanmu, benar-benar Dialah Yang Mahaperkasa lagi Maha Penyayang. (Asy-Syu'ara": 175)
كَذَّبَ أَصْحَٰبُ لْـَٔيْكَةِ ٱلْمُرْسَلِينَ 176
(176) Penduduk Aikah telah mendustakan rasul-rasul;
(176)
Menurut pendapat yang sahih, mereka (penduduk Aikah) tinggal di negeri Madyan. Nabi Allah Syu'aib adalah salah seorang dari mereka, dan sesungguhnya di sini tidak disebutkan 'saudara mereka' tiada lain karena mereka dinisbatkan kepada Aikah, nama sebuah pohon yang menjadi sembahan mereka. Menurut suatu pendapat, Aikah adalah sebuah pohon yang rindang dedaunannya sama dengan pohon gaidah; mereka menyembah pohon tersebut. Karena itulah disebutkan oleh firman-Nya:
كَذَّبَ أَصْحَابُ الْأَيْكَةِ الْمُرْسَلِينَ
Penduduk Aikah telah mendustakan rasul-rasul. (Asy-Syu'ara': 176)
إِذْ قَالَ لَهُمْ شُعَيْبٌ أَلَا تَتَّقُونَ 177
(177) ketika Syu'aib berkata kepada mereka: "Mengapa kamu tidak bertakwa?,
(177)
Dalam ayat selanjutnya tidak disebutkan saudara mereka Syu'aib (seperti pada nabi lainnya yang telah disebutkan di atas), melainkan disebutkan oleh firman-Nya:
إِذْ قَالَ لَهُمْ شُعَيْبٌ
ketika Syu'aib berkata kepada mereka. (Asy-Syu'ara': 177)
Hubungan persaudaraan di antara mereka diputuskan karena pengertian nisbat yang menjadi predikat mereka, sekalipun pada kenyataannya Syu'aib adalah saudara mereka secara nasab.
Sebagian ulama tidak menyadari akan adanya makna yang lembut ini, sehingga ia menduga bahwa penduduk Aikah bukan penduduk Madyan. Lalu ia menduga bahwa Syu'aib a.s. diutus oleh Allah kepada dua umat. Di antara ulama ada pula yang mengatakannya kepada tiga umat.
Ishaq ibnu Bisyar Al-Kahili yang berpredikat daif mengatakan telah menceritakan kepadaku Ibnus Saddi, dari ayahnya dari Zakaria ibnu Amr, dari Khasif, dari Ikrimah. Keduanya mengatakan bahwa Allah belum pernah mengutus seorang nabi dua kali kecuali Syu'aib, yang pertama kali ke negeri Madyan, lalu Allah mengazab penduduknya dengan pekikan yang mengguntur. Yang kedua kalinya ke penduduk negeri Aikah, dan penduduk negeri Aikah ini pada akhirnya diazab Allah dengan suatu azab di hari yang penuh dengan awan.
Abul Qasim Al-Bagawi telah meriwayatkan dari Hudbah, dari Hammam, dari Qatadah sehubungan dengan makna firman-Nya: dan penduduk Rass. (Al-Furqan: 38) Bahwa mereka adalah kaumnya Nabi Syu'aib. Dan Firman Allah Swt.: dan penduduk Aikah. (Asy-Syu'ara': 176) Bahwa mereka adalah kaum Nabi Syu'aib pula.
Pendapat ini dikatakan oleh Ishaq ibnu Bisyr. Selain Juwaibir mengatakan bahwa penduduk Aikah dan Madyan adalah sama. Hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui.
وَقَدْ رَوَى الْحَافِظُ ابْنُ عَسَاكِرَ فِي تَرْجَمَةِ "شُعَيْبٍ"، مِنْ طَرِيقِ مُحَمَّدِ بْنِ عُثْمَانَ بْنِ أَبِي شَيْبَةَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ مُعَاوِيَةُ بْنُ هِشَامٍ، عَنْ هِشَامِ بْنِ سَعْدٍ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي هِلَالٍ، عَنْ رَبِيعَةَ بْنِ سَيْفٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "إِنَّ قَوْمَ مَدْيَنَ وَأَصْحَابَ الْأَيْكَةِ أُمَّتَانِ، بَعَثَ اللَّهُ إِلَيْهِمَا شُعَيْبًا النَّبِيَّ، عَلَيْهِ السَّلَامُ"
Al-Hafiz ibnu Asakir telah meriwayatkan di dalam biografi Syu'aib melalui jalur Muhammad ibnu Usman ibnu Abu Syaibah, dari ayahnya, dari Mu'awiyah ibnu Hisyam, dari Hisyam ibnu Sa'id, dari Sa'id ibnu Abu Hilal, dari Rabi'ah ibnu Saif, dari Abdullah ibnu Amr yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Sesungguhnya kaum Madyan dan penduduk Aikah adalah dua umat, Allah telah mengutus kepada kedua umat tersebut Nabi Syu’aib a.s.
Hadis ini garib dan dipandang dari segi predikat marfu'-nya masih diragukan, tetapi yang lebih mendekati kebenaran hadis ini berpredikat mauquf. Menurut pendapat yang benar, mereka adalah satu umat, tetapi mempunyai dua sebutan nama disesuaikan dengan konteksnya. Karena itulah Nabi Syu'aib memerintahkan kepada mereka agar menunaikan takaran dan timbangan secara penuh (yakni tidak boleh dikurangi), sama halnya dengan apa yang disebutkan dalam kisah penduduk Madyan. Hal ini menunjukkan bahwa keduanya merupakan satu umat.
إِنِّى لَكُمْ رَسُولٌ أَمِينٌۭ 178
(178) Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu.
(178)
إِنِّي لَكُمْ رَسُولٌ أَمِينٌ
Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu. (Asy-Syu'ara': 178)
فَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَأَطِيعُونِ 179
(179) maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku;
(179)
فَاتَّقُوا اللَّهَ وَأَطِيعُونِ
Maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku;. (Asy-Syu'ara': 179)
وَمَآ أَسْـَٔلُكُمْ عَلَيْهِ مِنْ أَجْرٍ ۖ إِنْ أَجْرِىَ إِلَّا عَلَىٰ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ 180
(180) dan aku sekali-kali tidak minta upah kepadamu atas ajakan itu; upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semesta alam.
(180)
وَمَا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ مِنْ أَجْرٍ ۖ إِنْ أَجْرِيَ إِلَّا عَلَىٰ رَبِّ الْعَالَمِينَ
Dan aku sekali-kali tidak minta upah kepadamu atas ajakan itu; upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semesta alam. (Asy-Syu'ara': 180)
أَوْفُوا۟ ٱلْكَيْلَ وَلَا تَكُونُوا۟ مِنَ ٱلْمُخْسِرِينَ 181
(181) Sempurnakanlah takaran dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang merugikan;
(181)
Nabi Syu'aib memerintahkan kepada mereka agar menyempurnakan takaran dan timbangan, dan melarang mereka melihat (mengurangi) takaran dan timbangan. Untuk itu ia mengatakan:
أَوْفُوا الْكَيْلَ وَلا تَكُونُوا مِنَ الْمُخْسِرِينَ
Sempurnakanlah takaran dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang merugikan. (Asy-Syu'ara': 181)
Yakni bila kalian membayar kepada orang lain, maka sempurnakanlah takaran mereka dan janganlah kalian mengurangi takaran mereka yang menyebabkan kalian serahkan kepada mereka pembayaran yang kurang. Tetapi bila kalian mengambil dari mereka, maka kalian memintanya dalam keadaan sempurna dan cukup. Maka ambillah sebagaimana yang kalian serahkan, dan serahkanlah sebagaimana yang kalian ambil.
وَزِنُوا۟ بِٱلْقِسْطَاسِ ٱلْمُسْتَقِيمِ 182
(182) dan timbanglah dengan timbangan yang lurus.
(182)
وَزِنُوا بِالْقِسْطَاسِ الْمُسْتَقِيمِ
dan timbanglah dengan timbangan yang lurus. (Asy-Syu'ara': 182)
Al-qistas artinya timbangan, pendapat yang lain mengatakannya neraca. Sebagian di antara mereka mengatakan bahwa kata qistas ini diarahkan dari bahasa Romawi (Latin). Mujahid mengatakan bahwa Al-qistasul mustaqim artinya neraca yang adil menurut bahasa Romawi. Qatadah mengatakan bahwa qistas artinya adil (seimbang).
وَلَا تَبْخَسُوا۟ ٱلنَّاسَ أَشْيَآءَهُمْ وَلَا تَعْثَوْا۟ فِى ٱلْأَرْضِ مُفْسِدِينَ 183
(183) Dan janganlah kamu merugikan manusia pada hak-haknya dan janganlah kamu merajalela di muka bumi dengan membuat kerusakan;
(183)
Firman Allah Swt.:
وَلا تَبْخَسُوا النَّاسَ أَشْيَاءَهُمْ
Dan janganlah kalian merugikan manusia pada hak-haknya. (Asy-Syu'ara': 183)
Maksudnya, janganlah kalian mengurangi harta benda mereka.
وَلا تَعْثَوْا فِي الأرْضِ مُفْسِدِينَ
dan janganlah kalian merajalela di muka bumi dengan membuat kerusakan. (Asy-Syu'ara': 183)
Yang dimaksud dengan membuat kerusakan ialah membegal orang-orang yang melewati jalan, seperti pengertian yang terdapat di dalam ayat lain melalui firman-Nya:
وَلا تَقْعُدُوا بِكُلِّ صِرَاطٍ تُوعِدُونَ
Dan janganlah kalian duduk di tiap-tiap jalan dengan menakut-nakuti. (Al-A'raf: 86)
Adapun firman Allah Swt.: