29 - العنكبوت - Al-Ankaboot
The Spider
Meccan
فَأَنجَيْنَٰهُ وَأَصْحَٰبَ ٱلسَّفِينَةِ وَجَعَلْنَٰهَآ ءَايَةًۭ لِّلْعَٰلَمِينَ 15
(15) Maka Kami selamatkan Nuh dan penumpang-penumpang bahtera itu dan Kami jadikan peristiwa itu pelajaran bagi semua umat manusia.
(15)
Firman Allah Swt.:
فَأَنْجَيْنَاهُ وَأَصْحَابَ السَّفِينَةِ
Maka Kami selamatkan Nuh dan penumpang-penumpang bahtera itu. (Al-'Ankabut: 15)
Yakni orang-orang yang beriman kepada Nuh a.s. Penjelasan mengenai hal ini telah disebutkan secara rinci dalam surat Hud, juga tafsir ayat ini telah dijelaskan sehingga tidak perlu lagi untuk diulangi.
Firman Allah Swt.:
وَجَعَلْنَاهَا آيَةً لِلْعَالَمِينَ
dan Kami jadikan peristiwa itu pelajaran bagi semua umat manusia. (Al-'Ankabut: 15)
Maksudnya, Kami jadikan bahtera itu utuh, yang adakalanya hanya tinggal bentuknya. Sebagaimana yang dikatakan oleh Qatadah, bahwa bahtera Nabi Nuh a.s. masih ada peninggalannya sampai permulaan masa Islam terdapat di Bukit Al-Judi. Atau yang masih ada itu adalah jenisnya, hal itu dijadikan sebagai peringatan buat manusia yang mengingatkan mereka akan nikmat-nikmat Allah kepada makhluk-Nya, saat Allah menyelamatkan mereka dari banjir besar. Sebagaimana yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
وَآيَةٌ لَهُمْ أَنَّا حَمَلْنَا ذُرِّيَّتَهُمْ فِي الْفُلْكِ الْمَشْحُونِ. وَخَلَقْنَا لَهُمْ مِنْ مِثْلِهِ مَا يَرْكَبُونَ
Dan suatu tanda (kebesaran Allah yang besar) bagi mereka adalah bahwa Kami angkut keturunan mereka dalam bahtera yang penuh muatan, dan Kami ciptakan untuk mereka yang akan mereka kendarai seperti bahtera itu. (Yasin: 41-42)
sampai dengan firman Allah Swt.:
وَمَتَاعًا إِلَى حِينٍ
dan untuk memberikan kesenangan hidup sampai kepada suatu ketika. (Yasin: 44)
Dan firman Allah Swt.:
إِنَّا لَمَّا طَغَى الْمَاءُ حَمَلْنَاكُمْ فِي الْجَارِيَةِ. لِنَجْعَلَهَا لَكُمْ تَذْكِرَةً وَتَعِيَهَا أُذُنٌ وَاعِيَةٌ
Sesungguhnya Kami, tatkala air telah naik (sampai ke gunung) Kami bawa (nenek moyang) kamu ke dalam bahtera, agar Kami jadikan peristiwa itu peringatan bagi kamu dan agar diperhatikan oleh telinga yang mau mendengar. (Al-Haqqah: 11-12)
Dan dalam surat Al-'Ankabut ini disebutkan oleh firman-Nya:
فَأَنْجَيْنَاهُ وَأَصْحَابَ السَّفِينَةِ وَجَعَلْنَاهَا آيَةً لِلْعَالَمِينَ
Maka kami selamatkan Nuh dan penumpang-penumpang bahtera itu dan Kami jadikan peristiwa itu pelajaran bagi semua umat manusia. (Al-'Ankabut: 15)
Ini merupakan ungkapan tadrij, dari suatu benda ke jenisnya. Pengertiannya sama dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya:
وَلَقَدْ زَيَّنَّا السَّمَاءَ الدُّنْيَا بِمَصَابِيحَ وَجَعَلْنَاهَا رُجُومًا لِلشَّيَاطِينِ
Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang dan Kami jadikan bintang-bintang itu alat-alat pelempar setan. (Al-Mulk: 5)
Yakni Kami jadikan jenisnya sebagai pelempar, karena sesungguhnya yang dijadikan pelempar setan-setan itu bukanlah binatang-binatang yang menjadi penghias langit. Dan firman Allah Swt. lainnya yang menyebutkan:
وَلَقَدْ خَلَقْنَا الإنْسَانَ مِنْ سُلالَةٍ مِنْ طِينٍ. ثُمَّ جَعَلْنَاهُ نُطْفَةً فِي قَرَارٍ مَكِينٍ
Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu sari pati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan sari pati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). (Al-Mu-minun: 12-13)
Ayat-ayat yang mempunyai pengertian yang sama cukup banyak. Ibnu Jarir mengatakan, seandainya dikatakan bahwa damir yang terdapat di dalam firman-Nya:
وَجَعَلْنَاهَا
dan Kami jadikan bintang-bintang itu. (Al-Mulk: 5)
merujuk kepada 'uqubah (siksaan) bukan bintang-bintang, tentulah bermakna tidak seperti yang dimaksudkan di atas. Hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui.
وَإِبْرَٰهِيمَ إِذْ قَالَ لِقَوْمِهِ ٱعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ وَٱتَّقُوهُ ۖ ذَٰلِكُمْ خَيْرٌۭ لَّكُمْ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ 16
(16) Dan (ingatlah) Ibrahim, ketika ia berkata kepada kaumnya: "Sembahlah olehmu Allah dan bertakwalah kepada-Nya. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.
(16)
Allah Swt. menceritakan perihal hamba dan rasul-Nya serta kekasihnya (yaitu Nabi Ibrahim, imam para hunafa), bahwa dia menyeru kaumnya untuk menyembah Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya; dan mengikhlaskan diri hanya kepada-Nya dalam bertakwa; mencari rezeki dari-Nya semata, tiada sekutu bagi-Nya; serta mengesakan-Nya dalam bersyukur, karena sesungguhnya hanya kepada-Nyalah dipanjatkan rasa syukur atas sernua nikmat, tiada yang berhak menerimanya selain Dia. Untuk itu Ibrahim a.s. berkata kepada kaumnya, sebagaimana yang disitir oleh firman-Nya:
اعْبُدُوا اللَّهَ وَاتَّقُوهُ
Sembahlah Allah olehmu dan bertakwalah kepada-Nya. (Al-'Ankabut: 16)
Artinya, ikhlaskanlah diri kalian hanya kepada-Nya dalam beribadah dan takut.
ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ
Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui. (Al-'Ankabut: 16)
Yakni apabila kalian melakukan hal tersebut, niscaya kalian akan beroleh kebaikan di dunia dan akhirat, dan akan terhindarlah kalian dari kejahatan di dunia dan akhirat.
Selanjutnya Allah Swt. memberitahukan bahwa berhala-berhala yang mereka sembah itu tidak dapat menimpakan mudarat dan tidak pula memberikan manfaat. Berhala-berhala itu tiada lain hanyalah buat-buatan kalian belaka, lalu kalian memberinya nama-nama sebagai tuhan-tuhan buatan. Sesungguhnya berhala-berhala itu hanyalah makhluk, sama halnya dengan kalian. Demikianlah menurut apa yang diriwayatkan oleh Al-Aufi, dari Ibnu Abbas, dan hal yang sama dikatakan oleh As-Saddi dan Mujahid.
Al-Walibi telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa lafaz takhluquna dibaca tasna una, yang artinya 'kalianlah yang memahatnya, lalu menjadikannya sebagai patung-patung (berhala-berhala).' Hal yang sama dikatakan oleh Mujahid dalam suatu riwayatnya, juga oleh Ikrimah, Al-Hasan, Qatadah, dan lain-lainnya, lalu dipilih oleh Ibnu Jarir rahimahullah, yakni berhala-berhala itu tidak memiliki rezeki bagi kalian.
إِنَّمَا تَعْبُدُونَ مِن دُونِ ٱللَّهِ أَوْثَٰنًۭا وَتَخْلُقُونَ إِفْكًا ۚ إِنَّ ٱلَّذِينَ تَعْبُدُونَ مِن دُونِ ٱللَّهِ لَا يَمْلِكُونَ لَكُمْ رِزْقًۭا فَٱبْتَغُوا۟ عِندَ ٱللَّهِ ٱلرِّزْقَ وَٱعْبُدُوهُ وَٱشْكُرُوا۟ لَهُۥٓ ۖ إِلَيْهِ تُرْجَعُونَ 17
(17) Sesungguhnya apa yang kamu sembah selain Allah itu adalah berhala, dan kamu membuat dusta. Sesungguhnya yang kamu sembah selain Allah itu tidak mampu memberikan rezeki kepadamu; maka mintalah rezeki itu di sisi Allah, dan sembahlah Dia dan bersyukurlah kepada-Nya. Hanya kepada-Nya-lah kamu akan dikembalikan.
(17)
فَابْتَغُوا عِنْدَ اللَّهِ الرِّزْقَ
maka mintalah rezeki itu di sisi Allah. (Al-'Ankabut: 17)
Ungkapan ini merupakan ungkapan Hasr yang paling kuat. Pengertian Hasr-nya sama dengan apa yang terdapat di dalam firman-Nya:
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
Hanya kepada Engkaulah kami menyembah, dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan. (Al-Fatihah: 5)
Dan firman Allah Swt:
رَبِّ ابْنِ لِي عِنْدَكَ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ
Ya Tuhanku, bangunlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga. (At-Tahrim: 11)
Karena itulah dalam surat ini disebutkan oleh firman-Nya: maka mintalah rezeki itu di sisi Allah. (Al-'Ankabut: 17) Yaitu mintalah rezeki itu kepada Allah, bukan pada selain-Nya, karena sesungguhnya selain Allah tidak memiliki sesuatu apa pun.
وَاعْبُدُوهُ وَاشْكُرُوا لَهُ
dan sembahlah Dia dan bersyukurlah kepada-Nya. (Al-'Ankabut: 17)
Artinya, makanlah sebagian dari rezeki-Nya, sembahlah Dia semata serta bersyukurlah kepada-Nya atas semua nikmat yang telah Dia limpahkan kepada kalian.
إِلَيْهِ تُرْجَعُونَ
Hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan. (Al-'Ankabut: 17)
Yakni kelak di hari kiamat, lalu Dia akan membalas setiap orang dengan balasan yang sesuai dengan amal perbuatannya.
وَإِن تُكَذِّبُوا۟ فَقَدْ كَذَّبَ أُمَمٌۭ مِّن قَبْلِكُمْ ۖ وَمَا عَلَى ٱلرَّسُولِ إِلَّا ٱلْبَلَٰغُ ٱلْمُبِينُ 18
(18) Dan jika kamu (orang kafir) mendustakan, maka umat yang sebelum kamu juga telah mendustakan. Dan kewajiban rasul itu, tidak lain hanyalah menyampaikan (agama Allah) dengan seterang-terangnya".
(18)
Firman Allah Swt.:
وَإِنْ تُكَذِّبُوا فَقَدْ كَذَّبَ أُمَمٌ مِنْ قَبْلِكُمْ
Dan jika kamu (orang kafir) mendustakan, maka umat yang sebelum kamu juga telah mendustakan. (Al-'Ankabut: 18)
Yakni telah sampai kepadamu berita azab dan pembalasan yang menimpa mereka karena melanggar perintah rasul-rasul.
وَمَا عَلَى الرَّسُولِ إِلا الْبَلاغُ الْمُبِينُ
Dan kewajiban rasul-rasul itu, tidak lain hanyalah menyampaikan (agama Allah) dengan sejelas-jelasnya. (Al-'Ankabut: 18)
Yakni tiada lain tugas rasul hanya menyampaikan kepadamu apa yang diperintahkan oleh Allah untuk menyampaikannya yaitu risalah. Dan Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya serta menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. Oleh karena itu berbuatlah dengan rajin untuk kemanfaatan dirimu agar kamu menjadi orang-orang yang berbahagia.
Qatadah mengatakan sehubungan dengan firman-Nya: Dan jika kamu (orang kafir) mendustakan, maka umat yang sebelum kamu juga telah mendustakan. (Al-'Ankabut: 18) Menurut Qatadah, ayat ini mengandung makna yang menghibur hati Nabi Saw. yang berarti bahwa kalimat ini terpisah dari kalimat pertama, dan kedudukannya sebagai kalimat sisipan sampai dengan firman-Nya: Maka tidak adalah jawaban kaumnya. (Al-'Ankabut: 24)
Hal yang sama telah dinaskan oleh Ibnu Jarir. Tetapi makna lahiriah konteks ayat menunjukkan bahwa seluruhnya merupakan perkataan Nabi Ibrahim a.s. yang sedang mengemukakan alasannya untuk membuktikan adanya hari akhirat, karena sesudahnya terdapat firman-Nya:
فَمَا كَانَ جَوَابَ قَوْمِهِ
Maka tidak adalah jawaban kaum Ibrahim. (Al-'Ankabut: 24)
أَوَلَمْ يَرَوْا۟ كَيْفَ يُبْدِئُ ٱللَّهُ ٱلْخَلْقَ ثُمَّ يُعِيدُهُۥٓ ۚ إِنَّ ذَٰلِكَ عَلَى ٱللَّهِ يَسِيرٌۭ 19
(19) Dan apakah mereka tidak memperhatikan bagaimana Allah menciptakan (manusia) dari permulaannya, kemudian mengulanginya (kembali). Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.
(19)
Allah Swt. berfirman, menceritakan kisah Nabi Ibrahim a.s., bahwa Ibrahim memberi petunjuk kepada kaumnya untuk membuktikan adanya hari berbangkit yang mereka ingkari melalui apa yang mereka saksikan di dalam diri mereka sendiri. Yaitu bahwa Allah menciptakan mereka yang pada sebelumnya mereka bukanlah sebagai sesuatu yang disebut-sebut (yakni tiada). Kemudian mereka ada dan menjadi manusia yang dapat mendengar dan melihat. Maka Tuhan yang memulai penciptaan itu mampu mengembalikannya menjadi hidup kembali, dan sesungguhnya mengembalikan itu mudah dan ringan bagi-Nya.
Kemudian Ibrahim a.s. memberi mereka petunjuk akan hal tersebut melalui segala sesuatu yang mereka saksikan di cakrawala, berupa berbagai macam tanda-tanda kekuasaan Allah yang telah menciptakannya. Yaitu langit dan bintang-bintang yang ada padanya, baik yang bersinar maupun yang tetap dan yang beredar. Juga bumi serta lembah-lembah, gunung-gunung yang ada padanya, dan tanah datar yang terbuka dan hutan-hutan, serta pepohonan dan buah-buahan, sungai-sungai dan lautan; semuanya itu menunjukkan statusnya sebagai makhluk, juga menunjukkan adanya yang menciptakannya, yang mengadakan, serta memilih segalanya. Dialah yang bila ingin menciptakan hanya mengatakan terhadap sesuatu, "Jadilah," maka terjadilah ia. Karena itulah disebutkan oleh firman-Nya, menyitir kata-kata Nabi Ibrahim a.s.:
أَوَلَمْ يَرَوْا كَيْفَ يُبْدِئُ اللَّهُ الْخَلْقَ ثُمَّ يُعِيدُهُ إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ
Dan apakah mereka tidak memperhatikan bagaimana Allah menciptakan (manusia) dari permulaannya, kemudian mengulanginya (kembali). Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Al-'Ankabut: 19)
Sama dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya dalam ayat yang lain:
وَهُوَ الَّذِي يَبْدَأُ الْخَلْقَ ثُمَّ يُعِيدُهُ وَهُوَ أَهْوَنُ عَلَيْهِ
Dan Dialah yang menciptakan (manusia) dari permulaan, kemudian mengembalikannya (menghidupkannya) kembali, dan menghidupkan kembali itu adalah lebih mudah bagi-Nya. (Ar-Rum: 27)
قُلْ سِيرُوا۟ فِى ٱلْأَرْضِ فَٱنظُرُوا۟ كَيْفَ بَدَأَ ٱلْخَلْقَ ۚ ثُمَّ ٱللَّهُ يُنشِئُ ٱلنَّشْأَةَ ٱلْءَاخِرَةَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍۢ قَدِيرٌۭ 20
(20) Katakanlah: "Berjalanlah di (muka) bumi, maka perhatikanlah bagaimana Allah menciptakan (manusia) dari permulaannya, kemudian Allah menjadikannya sekali lagi. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
(20)
Adapun firman Allah Swt.:
قُلْ سِيرُوا فِي الأرْضِ فَانْظُرُوا كَيْفَ بَدَأَ الْخَلْقَ ثُمَّ اللَّهُ يُنْشِئُ النَّشْأَةَ الآخِرَةَ
Katakanlah, "Berjalanlah di (muka) bumi, maka perhatikanlah bagaimana Allah menciptakan (manusia) dari permulaannya, kemudian Allah menjadikannya sekali lagi. (Al-'Ankabut: 20)
Yakni kelak di hari kiamat.
إِنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Sesungguhnya Allah Mahakuasa atas segala sesuatu. (Al-'Ankabut: 20)
Kedudukan ini sama dengan apa yang disebutkan oleh Allah Swt. dalam ayat lain melalui firman-Nya:
سَنُرِيهِمْ آيَاتِنَا فِي الآفَاقِ وَفِي أَنْفُسِهِمْ حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُ الْحَقُّ
Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al-Qur'an itu adalah benar. (Fussilat: 53)
Dan firman Allah Swt.:
أَمْ خُلِقُوا مِنْ غَيْرِ شَيْءٍ أَمْ هُمُ الْخَالِقُونَ * أَمْ خَلَقُوا السَّمَوَاتِ وَالأرْضَ بَل لَا يُوقِنُونَ
Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatu pun ataukah mereka yang menciptakan (diri mereka sendiri)? Ataukah mereka telah menciptakan langit dan bumi itu? Sebenarnya mereka tidak meyakini (apa yang mereka katakan). (At-Tur: 35-36)
يُعَذِّبُ مَن يَشَآءُ وَيَرْحَمُ مَن يَشَآءُ ۖ وَإِلَيْهِ تُقْلَبُونَ 21
(21) Allah mengazab siapa yang dikehendaki-Nya, dan memberi rahmat kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan hanya kepada-Nya-lah kamu akan dikembalikan.
(21)
Adapun firman Allah Swt.:
يُعَذِّبُ مَنْ يَشَاءُ وَيَرْحَمُ مَنْ يَشَاءُ
Allah mengazab siapa yang dikehendaki-Nya dan memberi rahmat kepada siapa yang dikehendaki-Nya. (Al-'Ankabut: 21)
Artinya, Dialah Yang menentukan lagi Yang Mengatur, Dia berbuat apa yang dikehendaki-Nya dan memutuskan apa yang dikehendaki-Nya, tiada yang menanyakan apa yang telah diputuskan-Nya, dan tiada yang meminta pertanggungjawaban terhadap apa yang diperbuat-Nya, bahkan merekalah yang akan dimintai pertanggungjawabannya. Hanya milik-Nyalah semua makhluk dan semua urusan, apa yang dilakukannya hanyalah keadilan belaka, karena Dia adalah Raja Yang tidak pernah berbuat aniaya barang seberat zarrah pun, sebagaimana yang disebutkan di dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh para pemilik kitab sunan, yaitu:
"إِنَّ اللَّهَ لَوْ عَذَّبَ أَهْلَ سَمَاوَاتِهِ وَأَهْلَ أَرْضِهِ، لَعَذَّبَهُمْ وَهُوَ غَيْرُ ظَالِمٍ لَهُمْ"
Sesungguhnya Allah itu seandainya Dia mengazab semua penduduk langit-Nya dan semua penduduk bumi-Nya, Dia benar-benar akan mengazab mereka, sedangkan Dia tidak berbuat aniaya terhadap mereka.
Karena itulah disebutkan oleh firman Allah Swt.:
يُعَذِّبُ مَنْ يَشَاءُ وَيَرْحَمُ مَنْ يَشَاءُ وَإِلَيْهِ تُقْلَبُونَ
Allah mengazab siapa yang dikehendaki-Nya dan memberi rahmat kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan hanya kepada-Nyalah kalian akan dikembalikan. (Al-'Ankabut: 21)
Yakni dikembalikan kelak pada hari kiamat.
وَمَآ أَنتُم بِمُعْجِزِينَ فِى ٱلْأَرْضِ وَلَا فِى ٱلسَّمَآءِ ۖ وَمَا لَكُم مِّن دُونِ ٱللَّهِ مِن وَلِىٍّۢ وَلَا نَصِيرٍۢ 22
(22) Dan kamu sekali-kali tidak dapat melepaskan diri (dari azab Allah) di bumi dan tidak (pula) di langit dan sekali-kali tiadalah bagimu pelindung dan penolong selain Allah.
(22)
Firman Allah Swt.:
وَمَا أَنْتُمْ بِمُعْجِزِينَ فِي الأرْضِ وَلا فِي السَّمَاءِ
Dan kamu sekali-kali tidak dapat melepaskan diri (dari azab Allah) di bumi dan tidak (pula) di langit. (Al-'Ankabut: 22)
Maksudnya, tiada seorang pun dari kalangan penduduk langit dan bumi yang bisa menyelamatkan diri dari azab-Nya, bahkan Dia Mahaperkasa di atas semua hamba-Nya. Segala sesuatu takut kepada-Nya dan berhajat kepada-Nya, sedangkan Dia Mahakaya dari selain-Nya.
وَمَا لَكُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلا نَصِيرٍ
dan sekali-kali tiadalah bagimu pelindung dan penolong selain Allah. (Al-'Ankabut: 22)
Yaitu ingkar dan kafir kepada hari akhirat.
وَٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ بِـَٔايَٰتِ ٱللَّهِ وَلِقَآئِهِۦٓ أُو۟لَٰٓئِكَ يَئِسُوا۟ مِن رَّحْمَتِى وَأُو۟لَٰٓئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌۭ 23
(23) Dan orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Allah dan pertemuan dengan Dia, mereka putus asa dari rahmat-Ku, dan mereka itu mendapat azab yang pedih.
(23)
وَالَّذِينَ كَفَرُوا بِآيَاتِ اللَّهِ وَلِقَائِهِ
Dan orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Allah dan pertemuan dengan-Nya. (Al-'Ankabut: 23)
أُولَئِكَ يَئِسُوا مِنْ رَحْمَتِي
mereka putus asa dari rahmat-Ku. (Al-'Ankabut: 23)
Artinya, tiada bagian bagi mereka dari rahmat-Ku.
وَأُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
dan mereka itu mendapat azab yang pedih. (Al-'Ankabut: 23)
Yakni menyakitkan lagi keras di dunia dan akhirat.