32 - السجدة - As-Sajda
The Prostration
Meccan
وَلَوْ تَرَىٰٓ إِذِ ٱلْمُجْرِمُونَ نَاكِسُوا۟ رُءُوسِهِمْ عِندَ رَبِّهِمْ رَبَّنَآ أَبْصَرْنَا وَسَمِعْنَا فَٱرْجِعْنَا نَعْمَلْ صَٰلِحًا إِنَّا مُوقِنُونَ 12
(12) Dan, jika sekiranya kamu melihat mereka ketika orang-orang yang berdosa itu menundukkan kepalanya di hadapan Tuhannya, (mereka berkata): "Ya Tuhan kami, kami telah melihat dan mendengar, maka kembalikanlah kami (ke dunia), kami akan mengerjakan amal saleh, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang yakin".
(12)
Allah Swt. menceritakan keadaan orang-orang musyrik kelak di hari kiamat, juga ucapan mereka ketika mereka menyaksikan hari berbangkit, lalu mereka dihentikan di hadapan Allah Swt. dalam keadaan hina, rendah, dan menundukkan kepala karena malu dan segan yang sangat. Saat itulah mereka mengatakan, seperti yang disitir oleh firman-Nya:
رَبَّنَا أَبْصَرْنَا وَسَمِعْنَا
Ya Tuhan kami, kami telah melihat dan mendengar. (As-Sajdah:12)
Yakni sekarang kami dengar ucapan-Mu dan kami taati perintah-Mu, sebagaimana yang diungkapkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
أَسْمِعْ بِهِمْ وَأَبْصِرْ يَوْمَ يَأْتُونَنَا
Alangkah terangnya pendengaran mereka dan alangkah tajamnya penglihatan mereka pada hari mereka datang kepada Kami. (Maryam:38)
Dan demikian pula mereka mencela dirinya sendiri manakala mereka telah dimasukkan ke dalam neraka, melalui ucapan mereka yang disitir oleh firman-Nya:
لَوْ كُنَّا نَسْمَعُ أَوْ نَعْقِلُ مَا كُنَّا فِي أَصْحَابِ السَّعِيرِ
Sekiranya kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) niscaya tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala. (Al-Mulk:1)
Demikian pula hal yang sama dikatakan oleh mereka dalam surat ini melalui firman-Nya:
رَبَّنَا أَبْصَرْنَا وَسَمِعْنَا فَارْجِعْنَا
Ya Tuhan kami, kami telah melihat dan mendengar, maka kembalikanlah kami (ke dunia). (As-Sajdah:12)
Yakni ke negeri dunia.
نَعْمَلْ صَالِحًا إِنَّا مُوقِنُونَ
kami akan mengerjakan amal saleh, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang yakin. (As-Sajdah:12)
yakni kami telah yakin dan menyaksikan sendiri bahwa janji-Mu adalah benar dan pertemuan dengan-Mu adalah benar. Dan sesungguhnya Allah Swt. telah mengetahui perihal mereka, bahwa seandainya Dia mengembalikan mereka ke dunia, niscaya mereka akan mengerjakan perbuatan yang sama seperti yang dahulu biasa mereka lakukan, yaitu kekufuran dan mendustakan ayat-ayat Allah serta menentang rasul-rasul-Nya. Hal ini diungkapkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
وَلَوْ تَرَى إِذْ وُقِفُوا عَلَى النَّارِ فَقَالُوا يَا لَيْتَنَا نُرَدُّ وَلا نُكَذِّبَ بِآيَاتِ رَبِّنَا
Dan jika kamu (Muhammad) melihat ketika mereka dihadapkan ke neraka, lalu mereka berkata, Kiranya kami dikembalikan (ke dunia) dan tidak mendustakan ayat-ayat Tuhan kami. (Al-An'am:27), hingga akhir ayat.
وَلَوْ شِئْنَا لَءَاتَيْنَا كُلَّ نَفْسٍ هُدَىٰهَا وَلَٰكِنْ حَقَّ ٱلْقَوْلُ مِنِّى لَأَمْلَأَنَّ جَهَنَّمَ مِنَ ٱلْجِنَّةِ وَٱلنَّاسِ أَجْمَعِينَ 13
(13) Dan kalau Kami menghendaki niscaya Kami akan berikan kepada tiap-tiap jiwa petunjuk, akan tetapi telah tetaplah perkataan dari pada-Ku: "Sesungguhnya akan Aku penuhi neraka jahannam itu dengan jin dan manusia bersama-sama".
(13)
Dan dalam surat ini disebutkan oleh firman-Nya:
وَلَوْ شِئْنَا لآتَيْنَا كُلَّ نَفْسٍ هُدَاهَا
Dan kalau Kami menghendaki, niscaya Kami akan berikan kepada tiap-tiap jiwa petunjuk (bagi)nya (As-Sajdah:13)
Semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya dalam ayat yang lain, yaitu:
وَلَوْ شَاءَ رَبُّكَ لآمَنَ مَنْ فِي الأرْضِ كُلُّهُمْ جَمِيعًا
Dan jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi seluruhnya. (Yunus:99)
Adapun firman Allah Swt.:
وَلَكِنْ حَقَّ الْقَوْلُ مِنِّي لأمْلأنَّ جَهَنَّمَ مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ
tetapi telah tetaplah perkataan (ketetapan) dari-Ku, Sesungguhnya akan Aku penuhi neraka Jahanam itu dengan jin dan manusia bersama-sama. (As-Sajdah:13)
Yakni dari dua jenis makhluk, jin dan manusia; rumah mereka adalah neraka, tidak dapat terelakkan lagi dan tidak dapat terhindarkan lagi dari mereka. Semoga Allah melindungi kita—juga kalimah-kalimah-Nya yang sempurna— dari neraka.
فَذُوقُوا۟ بِمَا نَسِيتُمْ لِقَآءَ يَوْمِكُمْ هَٰذَآ إِنَّا نَسِينَٰكُمْ ۖ وَذُوقُوا۟ عَذَابَ ٱلْخُلْدِ بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ 14
(14) Maka rasailah olehmu (siksa ini) disebabkan kamu melupakan akan pertemuan dengan harimu ini. Sesungguhnya Kami telah melupakan kamu (pula) dan rasakanlah siksa yang kekal, disebabkan apa yang selalu kamu kerjakan.
(14)
فَذُوقُوا بِمَا نَسِيتُمْ لِقَاءَ يَوْمِكُمْ هَذَا
Maka rasailah olehmu (siksa ini) disebabkan kamu melupakan pertemuan dengan harimu ini (hari kiamat). (As-Sajdah:14)
Dikatakan kepada ahli neraka dengan nada kecaman dan mencemoohkan, Rasailah oleh kalian azab ini, disebabkan kalian mendustakan keberadaannya dan menganggap mustahil hal ini terjadi serta kalian berpura-pura melupakannya karena kalian menilainya sebagaimana penilaian yang dilakukan oleh orang yang lupa kepadanya (hari kiamat).
إِنَّا نَسِينَاكُمْ
sesungguhnya Kami telah melupakan kamu (pula). (As-Sajdah:14)
Artinya, Kami akan memperlakukan kalian dengan perlakuan seorang yang lupa kepada kalian. Dikatakan demikian karena sesungguhnya Allah Swt. tidak akan melupakan sesuatu pun dan tiada sesuatu pun yang terlupakan oleh-Nya. Ungkapan ini termasuk ke dalam pengertian saling berbalas, sebagaimana pengertian yang terdapat di dalam firman-Nya:
الْيَوْمَ نَنْسَاكُمْ كَمَا نَسِيتُمْ لِقَاءَ يَوْمِكُمْ هَذَا
Pada hari ini Kami melupakan kamu sebagaimana kamu melupakan pertemuan (dengan) harimu ini. (Al-Jasiyah:34)
Adapun firman Allah Swt.:
وَذُوقُوا عَذَابَ الْخُلْدِ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
dan rasakanlah siksa yang kekal, disebabkan apa yang selalu kamu kerjakan. (As-Sajdah:14)
disebabkan kekafiran kalian dan kedustaan kalian, sebagaimana yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
لَا يَذُوقُونَ فِيهَا بَرْدًا وَلا شَرَابًا. إِلا حَمِيمًا وَغَسَّاقًا جَزَاءً وِفَاقًا. إِنَّهُمْ كَانُوا لَا يَرْجُونَ حِسَابًا. وَكَذَّبُوا بِآيَاتِنَا كِذَّابًا. وَكُلَّ شَيْءٍ أَحْصَيْنَاهُ كِتَابًا. فَذُوقُوا فَلَنْ نزيدَكُمْ إِلا عَذَابًا
mereka tidak merasakan kesejukan di dalamnya dan tidak (pula mendapat) minuman selain air yang mendidih dan nanah. (An-Naba:24-25) sampai dengan firman-Nya: Dan Kami sekali-kali tidak akan menambah kepada kamu selain dari azab. (An-Naba:3)
إِنَّمَا يُؤْمِنُ بِـَٔايَٰتِنَا ٱلَّذِينَ إِذَا ذُكِّرُوا۟ بِهَا خَرُّوا۟ سُجَّدًۭا وَسَبَّحُوا۟ بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَهُمْ لَا يَسْتَكْبِرُونَ ۩ 15
(15) Sesungguhnya orang yang benar-benar percaya kepada ayat-ayat Kami adalah mereka yang apabila diperingatkan dengan ayat-ayat itu mereka segera bersujud seraya bertasbih dan memuji Rabbnya, dan lagi pula mereka tidaklah sombong.
(15)
Firman Allah Swt.:
إِنَّمَا يُؤْمِنُ بِآيَاتِنَا
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat Kami adalah. (As-Sajdah: 15)
Maksudnya, tiada yang membenarkan ayat-ayat Kami selain dari,
الَّذِينَ إِذَا ذُكِّرُوا بِهَا خَرُّوا سُجَّدًا
orang-orang yang apabila diperingatkan dengan ayat-ayat (Kami), mereka menyungkur sujud. (As-Sajdah: 15)
Yaitu mendengarkan dan menaatinya, baik melalui ucapan maupun perbuatan mereka.
وَسَبَّحُوا بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَهُمْ لَا يَسْتَكْبِرُونَ
dan bertasbih serta memuji Tuhannya, sedangkan mereka tidak menyombongkan diri. (As-Sajdah: 15)
Yakni tidak enggan untuk mengikuti dan menaatinya, tidak sebagaimana yang dilakukan oleh orang-orang jahil dari kalangan orang-orang kafir dan orang-orang yang durhaka. Allah Swt. mengancam mereka melalui firman-Nya:
إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ
Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina. (Al-Mu-min: 6)
تَتَجَافَىٰ جُنُوبُهُمْ عَنِ ٱلْمَضَاجِعِ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ خَوْفًۭا وَطَمَعًۭا وَمِمَّا رَزَقْنَٰهُمْ يُنفِقُونَ 16
(16) Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya dan mereka selalu berdoa kepada Rabbnya dengan penuh rasa takut dan harap, serta mereka menafkahkan apa apa rezeki yang Kami berikan.
(16)
Selanjutnya Allah Swt. berfirman:
تَتَجَافَى جُنُوبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ
Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya. (As-Sajdah: 16)
Yang dimaksud ialah mereka selalu mengerjakan qiyamul lail atau salat sunat di malam hari, dan tidak tidur serta tidak berbaring di tempat tidur atau tempat pembaringannya.
Mujahid dan Al-Hasan telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya:
Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya. (As-Sajdah: 16)
Yang dimaksud ialah mengerjakan qiyamul lail.
Diriwayatkan dari Anas, Ikrimah, Muhammad ibnul Munkadir, Abu Hazim, dan Qatadah, bahwa yang dimaksud ialah menunggu di antara dua salat Isya (Magrib dan Isya). Diriwayatkan dari Anas pula bahwa makna yang dimaksud ialah menunggu kedatangan waktu salat Isya. Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dengan sanad yang jayyid (baik).
Ad-Dahhak mengatakan, makna yang dimaksud ialah mengerjakan salat Isya dan salat Subuh secara berjamaah.
يَدْعُونَ رَبَّهُمْ خَوْفًا وَطَمَعًا
sedangkan mereka berdoa kepada Tuhannya dengan rasa takut dan harap. (As-Sajdah: 16)
Yakni takut kepada siksaan-Nya dan berharap kepada pahala-Nya yang berlimpah.
وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ
dan mereka menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka. (As-Sajdah: 16)
Dengan demikian, berarti mereka menghimpunkan antara amal-amal taqarrub yang wajib dan yang sunat, dan orang yang paling terkemuka, paling depan dan paling dihormati dalam hal ini —baik di dunia maupun di akhirat— adalah Rasulullah Saw. Sebagaimana yang dikatakan oleh Abdullah ibnu Rawwahah r.a. dalam bait-bait syair gubahannya, yaitu:
وَفِينَا رَسُولُ اللَّهِ يَتْلُو كتَابَه ... إذَا انْشَقَّ مَعْرُوفٌ مِنَ الصُّبْحِ سَاطعُ ...
[أرَانَا الهُدَى بَعْدَ العَمَى فَقُلُوبُنَا ... بِهِ مُوقِنَاتٌ أنَّ مَا قَال وَاقِعُ]...
يَبيتُ يُجَافِي جَنْبَهُ عَنْ فِرَاشِه ... إِذَا اسْتَثْقَلَتْ بالْمُشْرِكِين المَضَاجِعُ ...
Di kalangan kita terdapat Rasulullah yang membacakan Kitab (Al-Qur'an)-Nya manakala sinar fajar menguak suasana pagi hari.
Dia memperlihatkan kepada kita petunjuk sesudah kegelapan, dan hati kita benar-benar yakin bahwa apa yang dikatakannya pasti terjadi.
Dia semalaman menjauhkan lambungnya dari tempat peraduannya. Sedangkan kaum musyrik lelap dalam tidurnya di peraduan mereka.
قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا رَوْحٌ وَعَفَّانُ قَالَا حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ، أَخْبَرَنَا عَطَاءِ بْنِ السَّائِبِ، عَنْ مُرَّة الْهَمْدَانِيِّ، عَنْ ابْنِ مَسْعُودٍ ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "عَجِبَ رَبُّنَا مِنْ رَجُلَيْنِ: رَجُلٌ ثَارَ مِنْ وِطَائه وَلِحَافِهِ، وَمِنْ بَيْنِ أَهْلِهِ وَحَيِّه إِلَى صَلَاتِهِ، [فَيَقُولُ رَبُّنَا: أَيَا مَلَائِكَتِي، انْظُرُوا إِلَى عَبْدِي، ثَارَ مِنْ فِرَاشِهِ وَوِطَائِهِ، وَمِنْ بَيْنِ حَيِّهِ وَأَهْلِهِ إِلَى صَلَاتِهِ] رَغْبَةً فِيمَا عِنْدِي، وَشَفَقَةً مِمَّا عِنْدِي. وَرَجُلٌ غَزَا فِي سَبِيلِ اللَّهِ، عَزَّ وَجَلَّ، فَانْهَزَمُوا، فَعَلِمَ مَا عَلَيْهِ مِنَ الْفِرَارِ، وَمَا لَهُ فِي الرُّجُوعِ، فَرَجَعَ حَتَّى أُهْرِيقَ دَمُهُ، رَغْبَةً فِيمَا عِنْدِي وَشَفَقَةً مِمَّا عِنْدِي. فَيَقُولُ اللَّهُ، عَزَّ وَجَلَّ لِلْمَلَائِكَةِ: انْظُرُوا إِلَى عَبْدِي رَجَعَ رَغْبَةً فِيمَا عِنْدِي، وَرَهْبَةً مِمَّا عِنْدِي، حَتَّى أُهْرِيقَ دَمُهُ"
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Rauh dan Affan. Keduanya mengatakan, telah menceritakan kepada kami Hammad ibnu Salamah, telah menceritakan kepada kami Ata ibnus Sa'ib, dari Murrah Al-Hamdani, dari Ibnu Mas'ud, dari Nabi Saw. yang telah bersabda: Tuhan kita merasa kagum kepada dua orang lelaki, yaitu seorang lelaki yang bangkit dari tempat tidur dan selimutnya meninggalkan orang yang dikasihinya dan keluarganya menuju ke tempat salatnya (untuk mengerjakan salat sunat) karena mengharapkan pahala yang ada di sisi-Ku dan takut kepada siksaan yang ada di sisi-Ku. Dan seorang lelaki lagi yang berperang di jalan Allah Swt. lalu mereka (teman-temannya) terpukul mundur, dan dia mengetahui apa akibatnya bila ia lari dari medan perang dan apa yang diperolehnya bila kembali ke medan perang. Maka dia memilih kembali ke medan perang hingga darahnya mengalir, karena mengharapkan pahala yang ada di sisi-Ku dan karena takut kepada azab yang ada di sisi-Ku. Maka Allah Swt. berfirman kepada para malaikat, "Perhatikanlah hamba-Ku, dia kembali (ke medan perang) karena mengharapkan pahala yang ada di sisi-Ku dan takut kepada siksaan yang ada pada-Ku sehingga darahnya mengalir (gugur).”
Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Imam Abu Daud di dalam Bab "Jihad", dari Musa ibnu Ismail, dari Hammad ibnu Salamah dengan sanad yang semisal dan lafaz yang serupa.
قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، أَخْبَرَنَا مَعْمَر، عَنْ عَاصِمِ بْنِ أَبِي النَّجُود، عَنْ أَبِي وَائِلٍ، عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ قَالَ: كُنْتُ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي سَفَرٍ، فَأَصْبَحْتُ يَوْمًا قَرِيبًا مِنْهُ، وَنَحْنُ نَسِيرُ، فَقُلْتُ: يَا نَبِيَّ اللَّهِ، أَخْبِرْنِي بِعَمَلٍ يُدْخِلُنِي الْجَنَّةَ وَيُبَاعِدُنِي مِنَ النَّارِ. قَالَ: "لَقَدْ سَأَلْتَ عَنْ عَظِيمٍ، وَإِنَّهُ لَيَسِيرٌ عَلَى مَنْ يَسَّرَهُ اللَّهُ عَلَيْهِ، تَعْبُدُ الله ولا تشرك به شيئا، وَتُقِيمُ الصَّلَاةَ، وَتُؤْتِي الزَّكَاةَ، وَتَصُومُ رَمَضَانَ، وَتَحُجُّ الْبَيْتَ". ثُمَّ قَالَ: "أَلَا أَدُلَّكَ عَلَى أَبْوَابِ الْخَيْرِ؟ الصَّوْمُ جُنَّةٌ، وَالصَّدَقَةُ تُطْفِئُ الْخَطِيئَةَ، وَصَلَاةُ الرَّجُلِ فِي جَوْفِ اللَّيْلِ". ثُمَّ قَرَأَ: تَتَجَافَى جُنُوبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ، حَتَّى بَلَغَ يَعْمَلُون . ثُمَّ قَالَ: "أَلَا أُخْبِرُكَ بِرَأْسِ الْأَمْرِ وَعَمُودِهِ وَذُرْوَةِ سَنَامِهِ؟ " فَقُلْتُ: بَلَى، يَا رَسُولَ اللَّهِ. فَقَالَ: "رَأْسُ الْأَمْرِ الْإِسْلَامُ، وَعَمُودُهُ الصَّلَاةُ، وَذُرْوَةُ سَنَامه الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ". ثُمَّ قَالَ: "أَلَّا أُخْبِرُكَ بِمَلَاكِ ذَلِكَ كُلِّهِ؟ " فَقُلْتُ: بَلَى، يَا نَبِيَّ اللَّهِ. فَأَخَذَ بِلِسَانِهِ ثُمَّ قَالَ: "كُفّ عَلَيْكَ هَذَا". فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، وَإِنَّا لَمُؤَاخَذُونَ بِمَا نَتَكَلَّمُ بِهِ. فَقَالَ: ثَكِلَتْكَ أُمُّكَ يَا مُعَاذُ، وَهَلْ يَكُب النَّاسَ فِي النَّارِ عَلَى وُجُوهِهِمْ -أَوْ قَالَ: عَلَى مَنَاخِرِهِمْ -إِلَّا حَصَائِدُ أَلْسِنَتِهِمْ".
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdur Razzaq, telah menceritakan kepada kami Ma'mar, dari Asim ibnu Abun Nujud, dari Abu Wa'il, dari Mu'az ibnu Jabal yang menceritakan bahwa ketika ia sedang bersama Nabi Saw. dalam suatu perjalanan, dan di suatu pagi hari ketika ia berada di dekat Nabi Saw. yang sama-sama berjalan dengannya, lalu ia bertanya, "Hai Nabi Allah, ceritakanlah kepadaku tentang suatu amal yang dapat menghantarkanku ke surga dan menjauhkan diriku dari neraka." Beliau Saw. menjawab: Sesungguhnya engkau menanyakan sesuatu yang besar, dan sesungguhnya hal itu mudah bagi orang yang dimudahkan oleh Allah, yaitu hendaknya engkau sembah Allah dan jangan mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Engkau kerjakan salat, tunaikan zakat, puasa bulan Ramadan, dan berhaji ke Baitullah. Kemudian Rasulullah Saw. melanjutkan sabdanya, "Maukah engkau kutunjukkan kepadamu pintu-pintu kebaikan? Yaitu puasa adalah benteng, sedekah itu dapat menghapuskan dosa, dan salat seseorang di tengah malam." Kemudian Rasulullah Saw. membacakan firman-Nya: Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya. (As-Sajdah: 16) sampai dengan firman-Nya: sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan. (As-Sajdah: 17) Kemudian Rasulullah Saw. meneruskan sabdanya, "Maukah engkau kutunjukkan kepadamu pokok dari urusan ini, pilar, dan puncaknya?" Aku (Mu'az ibnu Jabal) menjawab, "Tentu saja kami mau, ya Rasulullah." Rasulullah Saw. bersabda: Pokok urusan ini adalah Islam, pilarnya adalah salat, dan puncaknya adalah berjihad di jalan Allah. Kemudian Rasulullah Saw. bersabda, "Maukah engkau kutunjukkan perkara yang menguasai hal itu semua?" Aku menjawab, "Tentu saja kami mau, ya Rasulullah." Maka Nabi Saw. memegang lisannya, lalu bersabda, "Peliharalah lisanmu!" Aku bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah kita benar-benar akan disiksa karena apa yang kita bicarakan?" Rasulullah Saw. menjawab: Semoga ibumu kehilanganmu (celakalah kamu), hai Mu'az. Tidaklah manusia itu dijerumuskan ke dalam neraka dengan muka di bawah —atau dengan hidung di bawah— melainkan karena ulah lisannya yang tidak terkendali.
Imam Turmuzi, Imam Nasai, dan Ibnu Majah telah meriwayatkannya di dalam kitab sunannya masing-masing melalui berbagai jalur dari Ma'mar dengan sanad yang sama. Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini hasan sahih.
وَرَوَاهُ ابْنُ جَرِيرٍ مِنْ حَدِيثِ شُعْبَةَ، عَنِ الْحَكَمِ قَالَ: سَمِعْتُ عُرْوَة بْنَ النَّزَّالِ يُحَدِّثُ عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ؛ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قال لَهُ: "أَلَا أَدُلَّكَ عَلَى أَبْوَابِ الْخَيْرِ: الصَّوْمُ جُنَّةٌ، وَالصَّدَقَةُ تُكَفِّرُ الْخَطِيئَةَ، وَقِيَامُ الْعَبْدِ فِي جَوْفِ اللَّيْلِ"، وَتَلَا هَذِهِ الْآيَةَ: تَتَجَافَى جُنُوبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ خَوْفًا وَطَمَعًا وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ
Ibnu Jarir meriwayatkannya melalui hadis Syu'bah, dari Al-Hakam yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar Urwah ibnun Nizal menceritakan hadis berikut dari Mu'az, bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda kepadanya: Maukah kutunjukkan kepadamu pintu-pintu kebaikan? Yaitu puasa adalah benteng, sedekah itu dapat menghapuskan dosa, dan salat seorang hamba di tengah malam. Lalu beliau Saw. membaca firman-Nya: Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, sedangkan mereka berdoa kepada Tuhannya dengan rasa takut dan harap, dan mereka menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka. (As-Sajdah: 16)
Ibnu Jarir telah meriwayatkannya pula melalui hadis As-Sauri, dari Mansur ibnul Mu'tamir, dari Al-Hakam, dari Maimun ibnu Abu Syabib, dari Mu'az, dari Nabi Saw. dengan lafaz yang semisal. Juga melalui hadis Al-A'masy, dari Habib ibnu Abu Sabit dan Al-Hakam, dari Maimun ibnu Abu Syabib, dari Mu'az secara marfu' dengan lafaz yang semisal.
وَمِنْ حَدِيثِ حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ، عَنْ عَاصِمِ بْنِ أَبِي النَّجُود، عن شَهْرٍ، عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فِي قَوْلِهِ تَعَالَى: تَتَجَافَى جُنُوبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ قَالَ: "قِيَامُ الْعَبْدِ مِنَ اللَّيْلِ".
Juga melalui hadis Hammad ibnu Salamah, dari Asim ibnu Abun Nujud, dari Syahr, dari Mu'az, juga dari Nabi Saw. sehubungan dengan makna firman-Nya: Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya. (As-Sajdah: 16) Nabi Saw. bersabda, "Salat seorang hamba di malam hari."
قَالَ ابْنُ أَبِي حَاتِمٍ: حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ سَنَان الْوَاسِطِيُّ، حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ، حَدَّثَنَا فِطْر بْنُ خَلِيفَةَ، عَنْ حَبِيبِ بْنِ أَبِي ثَابِتٍ، وَالْحَكَمِ، وَحَكِيمِ بْنِ جُبَيْر، عَنْ مَيْمُونِ بْنِ أَبِي شَبِيبٍ، عَنْ مُعَاذٍ بْنِ جَبَلٍ قَالَ: كُنْتُ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي غَزْوَةِ تَبُوكَ فَقَالَ: "إِنْ شِئْتَ أَنْبَأَتُكَ بِأَبْوَابِ الْخَيْرِ: الصَّوْمُ جُنَّةٌ، وَالصَّدَقَةُ تُطْفِئُ الْخَطِيئَةَ، وَقِيَامُ الرَّجُلِ فِي جَوْفِ اللَّيْلِ"، ثُمَّ تَلَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: تَتَجَافَى جُنُوبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ خَوْفًا وَطَمَعًا وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ
Ibnu Abu Hatim meriwayatkan, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Sinan Al-Wasiti, telah menceritakan kepada kami Yazid ibnu Harun, telah menceritakan kepada kami Qatr ibnu Khalifah, dari Habib ibnu Abu Sabit dan Al-Hakam serta Hakim ibnu Jubair, dari Maimun ibnu Abu Syabib, dari Mu'az ibnu Jabal yang menceritakan bahwa ketika ia bersama Nabi Saw. dalam Perang Tabuk, Nabi Saw. bersabda: Jika engkau suka, aku akan menceritakan kepadamu tentang pintu-pintu kebaikan, yaitu puasa adalah benteng, sedekah dapat menghapuskan dosa, dan salat seorang lelaki di tengah malam. Kemudian Rasulullah Saw. membacakan firman-Nya: Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya. (As-Sajdah: 16), hingga akhir ayat.
ثُمَّ قَالَ: حَدَّثَنَا أَبِي، حَدَّثَنَا سُوَيْدُ بْنُ سَعِيدٍ، حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ مُسْهِر، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ إِسْحَاقَ، عَنْ شَهْر بْنِ حَوْشَب، عَنْ أَسْمَاءَ بِنْتِ يَزِيدَ قَالَتْ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "إِذَا جَمَعَ اللَّهُ الْأَوَّلِينَ وَالْآخَرِينَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، جَاءَ مُنَادٍ فَنَادَى بِصَوْتٍ يُسمعُ الْخَلَائِقَ: سَيَعْلَمُ أَهْلُ الْجَمْعِ الْيَوْمَ مَن أَوْلَى بِالْكَرَمِ. ثُمَّ يَرْجِعُ فَيُنَادِي: لِيَقُمِ الَّذِينَ كَانَتْ تَتَجَافَى جُنُوبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ الْآيَةَ، فَيَقُومُونَ وَهُمْ قَلِيلٌ".
Kemudian Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Suwaid ibnu Sa'id, telah menceritakan kepada kami Ali ibnu Misar, dari Abdur Rahman ibnu Ishaq, dari Syahr ibnu Hausyab, dari Asma binti Yazid yang menceritakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Apabila Allah menghimpunkan orang-orang yang terdahulu dan orang-orang yang terkemudian kelak di hari kiamat, datanglah juru penyeru yang menyerukan dengan suara yang terdengar oleh semua makhluk, "Semua ahlul jam'i (semua makhluk yang ada di padang Mahsyar) akan mengetahui hari ini siapakah orang yang paling berhak dihormati.” Kemudian juru penyeru itu kembali menyerukan, "Berdirilah orang-orang yang dahulu lambung mereka jauh dari tempat tidurnya —hingga akhir ayat—.” Maka berdirilah mereka, sedangkan jumlah mereka sedikit.
Al-Bazzar mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Syabib, telah menceritakan kepada kami Al-Walid ibnu Ata ibnul Agar, telah menceritakan kepada kami Abdul Hamid ibnu Sulaiman, telah menceritakan kepada kami Mus'ab, dari Zaid ibnu Aslam, dari ayahnya yang menceritakan bahwa bilal telah menceritakan sehubungan dengan turunnya ayat ini, yaitu firman-Nya: Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya. (As-Sajdah: 16), hingga akhir ayat. Ketika kami sedang duduk bersama di suatu majelis, ada sejumlah sahabat Rasulullah Saw. melakukan salat sunat sesudah Magrib sampai Isya, lalu turunlah firman Allah Swt.: Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya. (As-Sajdah: 16)
Kemudian Al-Bazzar mengatakan bahwa kami belum pernah mengetahui Aslam meriwayatkan dari Bilal selain dalam hadis ini, dan dia tidak mempunyai jalur periwayatan sampai kepada Bilal kecuali hanya jalur ini.
فَلَا تَعْلَمُ نَفْسٌۭ مَّآ أُخْفِىَ لَهُم مِّن قُرَّةِ أَعْيُنٍۢ جَزَآءًۢ بِمَا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ 17
(17) Tak seorangpun mengetahui berbagai nikmat yang menanti, yang indah dipandang sebagai balasan bagi mereka, atas apa yang mereka kerjakan.
(17)
Firman Allah Swt.:
فَلا تَعْلَمُ نَفْسٌ مَا أُخْفِيَ لَهُمْ مِنْ قُرَّةِ أَعْيُنٍ جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
Seorang pun tidak mengetahui apa yang disembunyikannya untuk mereka, yaitu (bermacam-macam nikmat) yang menyedapkan pandangan mata. (As-Sajdah: 17), hingga akhir ayat.
قَالَ الْبُخَارِيُّ: حدثنا علي بن عَبْدِ اللَّهِ، حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، عَنْ أَبِي الزِّنَاد، عَنِ الْأَعْرَجِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "قَالَ اللَّهُ تَعَالَى: أَعْدَدْتُ لِعِبَادِي الصَّالِحِينَ مَا لَا عَيْنٌ رَأَتْ، وَلَا أُذُنٌ سَمِعَتْ، وَلَا خَطَرَ عَلَى قَلْبِ بَشَرٍ". قَالَ أبو هريرة: فاقرؤوا إِنْ شِئْتُمْ: فَلا تَعْلَمُ نَفْسٌ مَا أُخْفِيَ لَهُمْ مِنْ قُرَّةِ أَعْيُنٍ
Al Bukhari mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ali ibnu Abdullah, telah menceritakan kepada kami Sufyan, dari Abuz Zanad, dari Al-A'raj, dari Abu Hurairah r.a. yang telah menceritakan hadis berikut dari Rasulullah Saw.: Allah Swt. berfirman (dalam hadis Qudsi), "Aku telah menyediakan bagi hamba-hamba-Ku yang saleh, yaitu (bermacam-macam nikmat) yang belum pernah dilihat oleh mata, belum pernah terdengar oleh telinga, dan belum pernah terdelik dalam hati seorang manusia pun.” Abu Hurairah mengatakan, "Bacalah oleh kalian jika kalian suka firman Allah Swt. berikut, yaitu: 'Seorang pun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka, yaitu (bermacam-macam nikmat) yang menyedapkan pandangan mata.' (As-Sajdah: 17)
Al Bukhari mengatakan pula, telah menceritakan kepada kami Sufyan, telah menceritakan kepada kami Abuz Zanad, dari Al-A'raj, dari Abu Hurairah yang menyebutkan hadis yang semisal.
Dan dalam riwayat yang lain disebutkan bahwa dikatakan kepada Sufyan, "Nikmat apakah itu?"
Imam Muslim dan Imam Turmuzi meriwayatkannya melalui hadis Sufyan ibnu Uyaynah dengan sanad yang sama. Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini hasan sahih.
قَالَ الْبُخَارِيُّ: حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ بْنُ نَصْرٍ، حَدَّثَنَا أَبُو أُسَامَةَ، عَنِ الْأَعْمَشِ، حَدَّثَنَا أَبُو صَالِحٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "يَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى: أَعْدَدْتُ لِعِبَادِي الصَّالِحِينَ مَا لَا عَيْنٌ رَأَتْ، وَلَا أُذُنٌ سَمِعَتْ، وَلَا خطر عَلَى قَلْبِ بَشَرٍ، ذُخْرًا منْ بَله مَا أطلعْتم عَلَيْهِ"، ثُمَّ قَرَأَ: فَلا تَعْلَمُ نَفْسٌ مَا أُخْفِيَ لَهُمْ مِنْ قُرَّةِ أَعْيُنٍ جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ قَالَ أَبُو مُعَاوِيَةَ، عَنِ الْأَعْمَشِ، عَنْ أَبِي صَالِحٍ، قَرَأَ أَبُو هُرَيْرَةَ: "قُرَّات أَعْيُنٍ".
Kemudian Imam Bukhari mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ishaq ibnu Nasr, telah menceritakan kepada kami Abu Usamah, dari Al-A'masy, telah menceritakan kepada kami Abu Saleh, dari Abu Hurairah r.a., dari Nabi Saw. yang telah bersabda: Allah Swt. berfirman (dalam hadis Qudsi), "Aku telah menyediakan bagi hamba-hamba-Ku yang saleh pahala simpanan yang belum pernah dilihat oleh mata, belum pernah terdengar oleh telinga, dan belum pernah terdetik dalam hati seorang manusia pun, karena semua yang pernah diperlihatkan kepada kalian adalah kecil (tiada artinya).” Kemudian Nabi Saw. membacakan firman-Nya: Seorang pun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk nya, yaitu (bermacam-macam nikmat) yang menyedapkan pandangan mata sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan. (As-Sajdah: 17)
Abu Mu'awiyah telah meriwayatkan dari Al-A'masy, dari Abu Saleh, bahwa Abu Hurairah membaca firman-Nya dengan bacaan berikut, "Qurratu a'yunin (dengan lafaz jamak pada lafaz qurrat), yang artinya berbagai macam nikmat yang menyedapkan pandangan mata.
Ditinjau dari segi jalurnya hadis ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari secara tunggal.
قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، حَدَّثَنَا مَعْمَر، عَنْ هَمَّامِ بْنِ مُنَبِّه قَالَ: هَذَا مَا حَدَّثَنَا أَبُو هُرَيْرَةَ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "إن الله تَعَالَى قَالَ: أَعْدَدْتُ لِعِبَادِي الصَّالِحِينَ مَا لَا عَيْنٌ رَأَتْ، وَلَا أُذُنٌ سَمِعَتْ، وَلَا خطر عَلَى قَلْبِ بَشَرٍ".
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdur Razzaq, telah menceritakan kepada kami Ma'mar, dari Hamman ibnu Munabbih yang mengatakan bahwa berikut ini adalah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah dari Rasulullah Saw., yaitu: Sesungguhnya Allah berfirman, "Aku telah menyediakan bagi hamba-hamba-Ku yang saleh pahala yang belum pernah terlihat oleh mata, belum pernah terdengar oleh telinga, dan belum pernah terdetik di hati seorang manusia pun.”
Imam Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan hadis ini di dalam kitab sahihnya masing-masing, melalui riwayat Abdur Razzaq.
Imam Ahmad mengatakan bahwa Imam Turmuzi di dalam kitab tafsirnya dan Ibnu Jarir telah meriwayatkannya melalui hadis Abdur Rahim ibnu Sulaiman, dari Muhammad ibnu Amr, dari Abu Salamah, dari Abu Hurairah r.a., dari Rasulullah Saw. dengan lafaz yang semisal. Kemudian Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini hasan sahih.
قَالَ حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ، عَنْ ثَابِتٍ، عَنْ أَبِي رَافِعٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ حَمَّادٌ: أَحْسَبُهُ عَنِ النَّبِيّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "مَنْ يَدْخُلِ الْجَنَّةَ يَنْعَمُ لَا يَبْأَسُ، لَا تَبْلَى ثِيَابُهُ، وَلَا يَفْنَى شَبَابُهُ، فِي الْجَنَّةِ مَا لَا عَيْنٌ رَأَتْ، وَلَا أُذُنٌ سَمِعَتْ، وَلَا خطر على قلب بشر"
Hammad ibnu Salamah telah meriwayatkan dari Sabit ibnu Abu Rafi', dari Abu Hurairah r.a. yang menurut Hammad Abu Hurairah menerima hadis ini dari Nabi Saw., bahwa Nabi Saw. telah bersabda: Barang siapa yang masuk surga akan hidup senang dan tidak akan sengsara, pakaiannya tidak akan rusak, dan usia mudanya tidak akan lenyap. Di dalam surga terdapat nikmat yang belum pernah terlihat oleh mata, belum pernah terdengar oleh telinga, dan belum pernah terdetik dalam hati seorang manusia pun.
Imam Muslim meriwayatkannya melalui hadis Hammad ibnu Salamah dengan sanad yang sama.
وَرَوَى الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا هَارُونُ، حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ، حَدَّثَنِي أَبُو صَخْرٍ، أَنَّ أَبَا حَازِمٍ حدَّثه قَالَ: سَمِعْتُ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ السَّاعِدِيِّ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، يَقُولُ: شَهِدْتُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مجلسا وَصَفَ فِيهِ الْجَنَّةَ، حَتَّى انْتَهَى، ثُمَّ قَالَ فِي آخِرِ حَدِيثِهِ: "فِيهَا مَا لَا عَيْنٌ رَأَتْ، وَلَا أُذُنٌ سَمِعَتْ، وَلَا خَطَرَ عَلَى قَلْبِ بَشَرٍ"، ثُمَّ قَرَأَ هَذِهِ الْآيَةَ: تَتَجَافَى جُنُوبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ [يَدْعُونَ رَبَّهُمْ خَوْفًا وَطَمَعًا] ، إِلَى قَوْلِهِ: يَعْمَلُون
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Harun, telah menceritakan kepada kami Ibnu Wahb, telah menceritakan kepadaku Abu Sakhr; Abu Hazim pernah menceritakan kepadanya bahwa ia pernah mendengar Sahl ibnu Sa'd As Sa'idi r.a. mengatakan bahwa ia pernah menyaksikan Rasulullah Saw. berada di suatu majelis sedang menggambarkan tentang nikmat surga, hingga selesai. Pada penghujung hadisnya disebutkan: Di dalam surga terdapat nikmat yang belum pernah terlihat oleh mata, belum pernah terdengar oleh telinga, dan belum pernah terdetik oleh hati seorang manusia pun. Kemudian Nabi Saw. membaca firman-Nya: Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya. (As-Sajdah: 16) sampai dengan firman-Nya: sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan. (As-Sajdah: 17)
Imam Muslim mengetengahkannya di dalam kitab sahihnya melalui Harun ibnu Ma'ruf dan Harun ibnu Sa'id, keduanya dari Ibnu Wahb dengan sanad yang sama.
قَالَ ابْنُ جَرِيرٍ: حَدَّثَنِي الْعَبَّاسُ بْنُ أَبِي طَالِبٍ، حَدَّثَنَا مُعَلَّى بْنُ أَسَدٍ، حَدَّثَنَا سَلَّامُ بْنُ أَبِي مُطِيعٍ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَبْدِ الْغَافِرِ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ، عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، يَرْوِي عَنْ رَبِّهِ، عَزَّ وَجَلَّ، قَالَ: "أَعْدَدْتُ لِعِبَادِي الصَّالِحِينَ مَا لَا عَيْنٌ رَأَتْ، وَلَا أُذُنٌ سَمِعَتْ، وَلَا خَطَرَ عَلَى قَلْبِ بَشَرٍ".
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepadaku Al-Abbas ibnu AbuTalib, telah menceritakan kepada kami Ma'la ibnu Asad, telah menceritakan kepada kami Salam ibnu Abu Muti', dari Qatadah, dari Aqabah ibnu Abdul Gafir, dari Abu Sa'id Al-Khudri, dari Rasulullah Saw. yang menceritakan hadis ini dari Tuhannya: Allah berfirman, "Aku telah menyediakan bagi hamba-hamba-Ku yang saleh pahala (nikmat) yang belum pernah terlihat oleh mata, belum pernah terdengar oleh telinga, dan belum pernah terdetik dalam hati seorang manusia pun.”
Mereka tidak mengetengahkannya.
قَالَ مُسْلِمٌ أَيْضًا فِي صَحِيحِهِ: حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي عُمَرَ وَغَيْرُهُ، حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، حَدَّثَنَا مُطَرّف بْنُ طَريف وَعَبْدُ الْمَلِكِ بْنُ سَعِيدٍ، سَمِعَا الشَّعْبِيَّ يُخْبِرُ عَنِ الْمُغِيرَةِ بْنِ شُعْبَةَ قَالَ: سَمِعْتُهُ عَلَى الْمِنْبَرِ -يَرْفَعُهُ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ -قَالَ: "سَأَلَ مُوسَى، عَلَيْهِ السَّلَامُ رَبَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: مَا أَدْنَى أَهْلِ الْجَنَّةِ مَنْزِلَةً؟ قَالَ: هُوَ رَجُلٌ يَجِيءُ بَعْدَمَا أُدْخِلَ أَهْلُ الْجَنَّةِ الْجَنَّةَ، فَيُقَالُ لَهُ: ادْخُلِ الْجَنَّةَ. فَيَقُولُ: أَيْ رَبِّ، كَيْفَ وَقَدْ نَزَلَ النَّاسُ مَنَازِلَهُمْ، وَأَخَذُوا أَخَذَاتِهِمْ؟ فَيُقَالُ لَهُ: أَتَرْضَى أَنْ يَكُونَ لَكَ مِثْلَ مُلك مَلِكٍ مَنْ مُلُوكِ الدُّنْيَا؟ فَيَقُولُ: رَضِيتُ رَبِّ. فَيَقُولُ: لَكَ ذَلِكَ، وَمِثْلُهُ، وَمِثْلُهُ، وَمِثْلُهُ، وَمِثْلُهُ، فَقَال فِي الْخَامِسَةِ: رَضِيتُ رَبِّ. فَيَقُولُ: هَذَا لَكَ وَعَشْرَةُ أَمْثَالِهِ وَلَكَ مَا اشْتَهَتْ نَفْسُكَ ولَذَّت عَيْنُكَ. فَيَقُولُ: رَضِيتُ رَبِّ. قَالَ: رَبِّ، فَأَعْلَاهُمْ مَنْزِلَةً؟ قَالَ: أُولَئِكَ الَّذِينَ أرَدتُ، غَرَسْتُ كَرَامَتَهُمْ بِيَدِي، وَخَتَمْتُ عَلَيْهَا، فَلَمْ تَرَ عَيْنٌ، وَلَمْ تَسْمَعْ أُذُنٌ، وَلَمْ يَخْطُرْ عَلَى قَلْبِ بَشَرٍ"، قَالَ: وَمِصْدَاقُهُ مِنْ كِتَابِ اللَّهِ: فَلا تَعْلَمُ نَفْسٌ مَا أُخْفِيَ لَهُمْ مِنْ قُرَّةِ أَعْيُنٍ جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
Imam Muslim telah meriwayatkan pula di dalam kitab sahihnya, bahwa telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Umar dan lain-lainnya, telah menceritakan kepada kami Sufyan, telah menceritakan kepada kami Mutarrif ibnu Tarif dan Abdul Malik ibnu Sa'id, keduanya mendengar Asy-Sya'bi menceritakan hadis berikut dari Al-Mugirah ibnu Syu'bah. Asy-Sya'bi mengatakan, ia mendengar Al-Mugirah mengucapkan hadis ini di atas mimbar, bahwa ia me-rafa'-kannya sampai kepada Nabi Saw. yang telah bersabda: bahwa Musa a.s. pernah bertanya kepada Tuhannya, "Ya Tuhanku, bagaimanakah ahli surga yang paling rendah kedudukannya?" Allah Swt. menjawab, "Seorang lelaki yang datang sesudah ahli surga dimasukkan ke dalam surga. Lalu dikatakan kepadanya, 'Masuklah ke dalam surga!' Lelaki itu bertanya, 'Bagaimanakah, ya Tuhanku, sedangkan semua orang telah menempati kedudukannya dan telah mengambil bagiannya masing-masing?' Maka dikatakan kepadanya, 'Relakah kamu bila kamu mendapat bagian sebagaimana salah seorang raja dari raja-raja dunia?' Lelaki itu menjawab, 'Saya rela, ya Tuhanku.' Maka dikatakan, 'Engkau mendapat hal itu dan yang semisal dengannya sebanyak tiga kali.' Dan pada yang kelima kalinya lelaki itu berkata, 'Saya puas, ya Tuhanku.' Maka Allah Swt. berfirman, 'Engkau mendapatkan hal itu dan sepuluh kali lipatnya sebagai tambahannya, selain itu kamu mendapat segala sesuatu yang diinginkan oleh dirimu dan yang menyedapkan pandangan matamu.' Lelaki itu berkata, 'Saya puas, ya Tuhanku'." Musa bertanya lagi, "Ya Tuhanku, bagaimanakah dengan ahli surga yang paling tinggi kedudukannya?" Allah Swt. menjawab, "Mereka adalah orang-orang yang Aku kehendaki, Aku menanam kemuliaan mereka dengan tangan-Ku sendiri, lalu Aku lak padanya. Maka tiada mata yang melihatnya, tiada telinga yang mendengarnya, dan tiada hati seorang manusia pun yang memikirkannya." Al-Mugirah ibnu Syu'bah mengatakan bahwa hal yang membenarkan hadis ini di dalam Kitabullah ialah firman Allah Swt.: Seorang pun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka, yaitu (bermacam-macam nikmat) yang menyedapkan pandangan mata. (As-Sajdah: 17), hingga akhir ayat.
Imam Turmuzi meriwayatkannya melalui Ibnu Umar, dan ia mengatakan bahwa hadis ini hasan sahih. Imam Turmuzi mengatakan, sebagian dari mereka ada yang meriwayatkannya dari Asy-Sya'bi, dari Al-Mugirah, tetapi Al-Mugirah tidak me-rafa'-kannya. Dan pendapat yang mengatakan Al-Mugirah me-rafa'-kannya adalah lebih sahih.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ja'far ibnul Mada'ini, telah menceritakan kepada kami Abu Badr ibnu Syuja' ibnul Walid, telah menceritakan kepada kami Ziad ibnu Khaisamah, dari Muhammad ibnu Jahadah, dari Amir ibnu Abdul Wahid yang mengatakan bahwa telah sampai kepadanya suatu hadis yang menceritakan bahwa seorang lelaki dari ahli surga tinggal di tempatnya (di dalam surga) selama tujuh puluh tahun. Kemudian ia menoleh, tiba-tiba ia menjumpai seorang wanita yang paling cantik di antara semua wanita yang ada, lalu wanita (bidadari) itu berkata kepadanya, "Sesungguhnya aku datang kepadamu dengan tujuan agar aku mendapat bagian darimu." Lelaki itu bertanya, "Siapakah engkau?" Wanita itu menjawab, "Aku termasuk nikmat tambahan." Maka lelaki itu tinggal bersamanya selama tujuh puluh tahun. Kemudian ia menoleh lagi, tiba-tiba bersua dengan seorang wanita yang jauh lebih cantik daripada yang sebelumnya. Wanita itu berkata kepadanya, "Sesungguhnya aku datang kepadamu agar mendapat bagian darimu." Lelaki itu bertanya, "Siapakah kamu?" Maka wanita itu menjawab bahwa dirinya adalah apa yang disebutkan oleh firman-Nya: Seorang pun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka, yaitu (bermacam-macam nikmat) yang menyedapkan pandangan mata. (As-Sajdah: 17)
Ibnu Lahi'ah mengatakan, telah menceritakan kepadaku Ata ibnu Dinar, dari Sa'id ibnu Jubair yang telah menceritakan bahwa para malaikat mengunjungi ahli surga setiap hari menurut kadar waktu hari dunia sebanyak tiga kali. Mereka datang dengan membawa hadiah-hadiah dari Allah, yaitu dari surga ' Adn yang tidak terdapat di dalam surga mereka. Yang demikian itu disebutkan oleh firman-Nya: Seorang pun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka, yaitu (bermacam-macam nikmat) yang menyedapkan pandangan mata. (As-Sajdah: 17) Dan para malaikat itu memberitahukan kepada mereka bahwa Allah rida kepada mereka.
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Syahl ibnu Musa Ar-Razi, telah menceritakan kepada kami Al-Walid ibnu Muslim, dari Safwan ibnu Amr, dari Abul Yaman Al-Hauzani atau lainnya yang telah mengatakan bahwa surga itu terdiri dari seratus derajat (tingkatan). Derajat yang pertama ialah perak; buminya dari perak, rumah-rumah (gedung-gedungnya) dari perak, wadah-wadahannya dari perak, dan tanahnya dari misik. Derajat yang kedua adalah emas; buminya dari emas, gedung-gedung tempat tinggalnya dari emas, wadah-wadahannya dari emas, dan tanahnya dari minyak kesturi (misik). Derajat yang ketiga ialah dari mutiara; buminya dari mutiara, gedung-gedungnya dari mutiara, wadah-wadahannya dari mutiara, dan tanahnya dari mutiara. Sedangkan derajat yang sembilan puluh tujuhnya belum pernah terlihat oleh mata, belum pernah terdengar oleh telinga, dan belum pernah terdetik oleh hati seorang manusia pun. Kemudian ia membaca firman-Nya: Seorang pun tidak mengetahui apa yahg disembunyikan untuk mereka. (As-Sajdah: 17), hingga akhir ayat.
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ya'qub ibnu Ibrahim, telah menceritakan kepada kami Mu'tamir ibnu Sulaiman, dari Al-Hakam ibnu Aban, dari Gatrif, dari Jabir ibnu Zaid, dari Ibnu Abbas, dari Nabi Saw., dari Malaikat Jibril a.s. yang telah menceritakan bahwa kelak didatangkan amal-amal kebaikan seseorang hamba dan juga amal-amal buruknya; sebagian darinya dikurangi oleh sebagian yang lain. Dan apabila masih tersisa suatu amal kebaikan, maka Allah meluaskan baginya tempat di surga.
Ibnu Jarir mengatakan bahwa ia menemui Bazdad, dan ternyata dia menceritakan hadis yang semisal. Ibnu Jarir melanjutkan kisahnya, bahwa ia bertanya, "Maka dikemanakankah kebaikan itu?" Ia menjawab dengan membacakan firman-Nya: Mereka itulah orang-orang yang Kami terima dari mereka amal yang baik yang telah mereka kerjakan dan Kami ampuni kesalahan-kesalahan mereka. (Al-Ahqaf: 16), hingga akhir ayat. Aku (Ibnu Jarir) bertanya, "Bagaimanakah dengan firman-Nya: 'Seorang pun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka, yaitu (bermacam-macam nikmat) yang menyedapkan pandangan mata' (As-Sajdah: 17) Bazdad menjawab, "Seorang hamba yang beramal kebaikan secara sembunyi-sembunyi demi karena Allah, tiada seorang manusia pun yang mengetahuinya, maka Allah menyimpan baginya kelak di hari kiamat bermacam-macam nikmat yang menyedapkan pandangan mata (bidadari-bidadari)."
أَفَمَن كَانَ مُؤْمِنًۭا كَمَن كَانَ فَاسِقًۭا ۚ لَّا يَسْتَوُۥنَ 18
(18) Apakah orang-orang beriman itu sama dengan orang-orang yang fasik? Mereka tidak sama.
(18)
Allah Swt. menceritakan tentang keadilan dan kemuliaan-Nya, bahwa di hari kiamat kelak Dia tidak akan menyamakan keputusan hukum-Nya antara orang yang beriman kepada ayat-ayat-Nya lagi mengikuti rasul-rasul-Nya dan orang yang fasik. Yang dimaksud dengan orang fasik ialah orang yang keluar dari jalan ketaatan kepada Tuhannya lagi mendustakan rasul-rasul Allah yang diutus kepadanya, sebagaimana yang disebutkan di dalam firman Allah Swt.:
أَمْ حَسِبَ الَّذِينَ اجْتَرَحُوا السَّيِّئَاتِ أَنْ نَجْعَلَهُمْ كَالَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ سَوَاءً مَحْيَاهُمْ وَمَمَاتُهُمْ سَاءَ مَا يَحْكُمُونَ
Apakah orang-orang yang membuat kejahatan itu menyangka bahwa Kami akan menjadikan mereka seperti orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh, yaitu sama antara kehidupan dan kematian mereka? Amat buruklah apa yang mereka sangka itu. (Al-Jasiyah: 21)
أَمْ نَجْعَلُ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ كَالْمُفْسِدِينَ فِي الأرْضِ أَمْ نَجْعَلُ الْمُتَّقِينَ كَالْفُجَّارِ
Patutkah Kami menganggap orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh sama dengan orang-orang yang berbuat kerusakan di muka bumi? Patutkah (pula) Kami menganggap orang-orang yang bertakwa sama dengan orang-orang yang berbuat maksiat? (Sad: 28)
Dan firman Allah Swt.:
لَا يَسْتَوِي أَصْحَابُ النَّارِ وَأَصْحَابُ الْجَنَّةِ
Tiada sama penghuni-penghuni neraka dengan penghuni-penghuni surga. (Al-Hasyr: 2), hingga akhir ayat.
Karena itulah dalam surat ini disebutkan oleh firman-Nya:
أَفَمَنْ كَانَ مُؤْمِنًا كَمَنْ كَانَ فَاسِقًا لَا يَسْتَوُونَ
Maka apakah orang yang beriman seperti orang yang fasik (kafir)? Mereka tidak sama. (As-Sajdah: 18)
Artinya, mereka tidak sama kelak di sisi Allah pada hari kiamat.
Ata ibnu Yasar dan As-Saddi serta selain keduanya telah menyebutkan bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan Ali ibnu Abu Talib dan Uqbah ibnu Abu Mu'it. Karena itulah maka diputuskan perkara mereka melalui firman-Nya:
أَمَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ فَلَهُمْ جَنَّٰتُ ٱلْمَأْوَىٰ نُزُلًۢا بِمَا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ 19
(19) Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, maka bagi mereka jannah tempat kediaman, sebagai pahala terhadap apa yang mereka kerjakan.
(19)
أَمَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ
Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh. (As-Sajdah: 19)
Hatinya membenarkan ayat-ayat Allah dan mengamalkan sesuai dengan petunjuknya, yaitu amal-amal yang saleh.
فَلَهُمْ جَنَّاتُ الْمَأْوَى
Maka bagi mereka surga-surga tempat kediaman. (As-Sajdah: 19)
Yakni surga-surga yang di dalamnya terdapat tempat-tempat tinggal, gedung-gedung, dan rumah-rumah yang tinggi-tinggi.
نُزُلًا
Sebagai pahala. (As-Sajdah: 19)
Maksudnya, sebagai sajian dan kehormatan.
بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
Terhadap apa yang telah mereka kerjakan. (As-Sajdah: 19)
وَأَمَّا ٱلَّذِينَ فَسَقُوا۟ فَمَأْوَىٰهُمُ ٱلنَّارُ ۖ كُلَّمَآ أَرَادُوٓا۟ أَن يَخْرُجُوا۟ مِنْهَآ أُعِيدُوا۟ فِيهَا وَقِيلَ لَهُمْ ذُوقُوا۟ عَذَابَ ٱلنَّارِ ٱلَّذِى كُنتُم بِهِۦ تُكَذِّبُونَ 20
(20) Dan adapun orang-orang yang fasik (kafir) maka tempat mereka adalah jahannam. Setiap kali mereka hendak keluar daripadanya, mereka dikembalikan ke dalamnya dan dikatakan kepada mereka: "Rasakanlah siksa neraka yang dahulu kamu mendustakannya".
(20)
وَأَمَّا الَّذِينَ فَسَقُوا
Dan adapun orang-orang yang fasik. (As-Sajdah: 20)
Yaitu orang-orang yang keluar dari jalan ketaatan.
فَمَأْوَاهُمُ النَّارُ كُلَّمَا أَرَادُوا أَنْ يَخْرُجُوا مِنْهَا أُعِيدُوا فِيهَا
tempat mereka adalah neraka. Setiap kali mereka hendak keluar darinya, mereka dikembalikan (lagi) ke dalamnya. (As-Sajdah: 20)
Semakna dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
كُلَّمَا أَرَادُوا أَنْ يَخْرُجُوا مِنْهَا مِنْ غَمٍّ أُعِيدُوا فِيهَا
الْآيَةَSetiap kali mereka hendak keluar dari neraka lantaran kesengsaraan mereka, niscaya mereka dikembalikan ke dalamnya. (Al-Hajj: 22), hingga akhir ayat.
Al-Fudail ibnu Iyad mengatakan, "Demi Allah, sesungguhnya tangan-tangan mereka benar-benar terikat dan kaki-kaki mereka benar-benar terbelenggu, dan sesungguhnya luapan api neraka mengangkat mereka dan para malaikat memukuli mereka dengan pemukul."
وَقِيلَ لَهُمْ ذُوقُوا عَذَابَ النَّارِ الَّذِي كُنْتُمْ بِهِ تُكَذِّبُونَ
dan dikatakan kepada mereka, "Rasakanlah siksa neraka yang dahulu kamu mendustakannya.” (As-Sajdah: 20)
Dikatakan hal itu kepada mereka dengan nada kecaman dan celaan.