37 - الصافات - As-Saaffaat
Those drawn up in Ranks
Meccan
مَا لَكُمْ لَا تَنَاصَرُونَ 25
(25) "Kenapa kamu tidak tolong menolong?"
(25)
Iman Turmuzi meriwayatkannya melalui hadis Lais ibnu Abu Salim, dan Ibnu Jarir meriwayatkannya dari Ya'qub ibnu Ibrahim, dari Mu'tamir, dari Lais, dari seorang lelaki, dari Anas r.a. secara marfu'.
Abdullah ibnul Mubarak mengatakan bahwa ia pernah mendengar Usman ibnu Zaidah mengatakan bahwa sesungguhnya yang mula-mula dipertanyakan kepada seseorang adalah teman-teman sekedudukannya, kemudian dikatakan kepada mereka dengan nada kecaman dan cemoohan: Mengapa kamu tidak tolong-menolong? (Ash-Shaffat: 25) Sebagaimana yang kalian duga bahwa kalian semua mendapat pertolongan.
بَلْ هُمُ ٱلْيَوْمَ مُسْتَسْلِمُونَ 26
(26) Bahkan mereka pada hari itu menyerah diri.
(26)
بَلْ هُمُ الْيَوْمَ مُسْتَسْلِمُونَ
Bahkan mereka pada hari itu menyerah diri. (Ash-Shaffat: 26)
Yakni taat kepada perintah Allah, tidak berani menentang-Nya dan tidak berani menyimpang dari perintah-Nya; hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui.
وَأَقْبَلَ بَعْضُهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍۢ يَتَسَآءَلُونَ 27
(27) Sebahagian dan mereka menghadap kepada sebahagian yang lain berbantah-bantahan.
(27)
Allah Swt menyebutkan bahwa orang-orang kafir saling mencela di antara sesamanya di tempat perhentian hari kiamat, saling bertengkar di antara sesamanya di dasar neraka. Seperti, yang disebutkan dalam firman-Nya:
فَيَقُولُ الضُّعَفَاءُ لِلَّذِينَ اسْتَكْبَرُوا إِنَّا كُنَّا لَكُمْ تَبَعًا فَهَلْ أَنْتُمْ مُغْنُونَ عَنَّا نَصِيبًا مِنَ النَّارِ. قَالَ الَّذِينَ اسْتَكْبَرُوا إِنَّا كُلٌّ فِيهَا إِنَّ اللَّهَ قَدْ حَكَمَ بَيْنَ الْعِبَادِ
maka orang-orang yang lemah berkata kepada orang-orang yang menyombongkan diri, Sesungguhnya kami adalah pengikut-pengikutmu maka dapatkah kamu menghindarkan dari kami sebagian azab api neraka? Orang-orang yang menyombongkan diri menjawab, Sesungguhnya kita semua sama-sama dalam neraka, karena sesungguhnya Allah telah menetapkan keputusan antara hamba-hamba-Nya. (Al-Mu-min:47-48)
Dan firman Allah Swt.:
وَلَوْ تَرَى إِذِ الظَّالِمُونَ مَوْقُوفُونَ عِنْدَ رَبِّهِمْ يَرْجِعُ بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ الْقَوْلَ يَقُولُ الَّذِينَ اسْتُضْعِفُوا لِلَّذِينَ اسْتَكْبَرُوا لَوْلا أَنْتُمْ لَكُنَّا مُؤْمِنِينَ. قَالَ الَّذِينَ اسْتَكْبَرُوا لِلَّذِينَ اسْتُضْعِفُوا أَنَحْنُ صَدَدْنَاكُمْ عَنِ الْهُدَى بَعْدَ إِذْ جَاءَكُمْ بَلْ كُنْتُمْ مُجْرِمِينَ. وَقَالَ الَّذِينَ اسْتُضْعِفُوا لِلَّذِينَ اسْتَكْبَرُوا بَلْ مَكْرُ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ إِذْ تَأْمُرُونَنَا أَنْ نَكْفُرَ بِاللَّهِ وَنَجْعَلَ لَهُ أَنْدَادًا وَأَسَرُّوا النَّدَامَةَ لَمَّا رَأَوُا الْعَذَابَ وَجَعَلْنَا الأغْلالَ فِي أَعْنَاقِ الَّذِينَ كَفَرُوا هَلْ يُجْزَوْنَ إِلا مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
Dan (alangkah hebatnya) kalau kamu lihat ketika orang-orang yang zalim itu dihadapkan kepada Tuhannya, sebagian dari mereka menghadapkan perkataan kepada sebagian yang lain; orang-orang yang dianggap lemah berkata kepada orang-orang yang menyombongkan diri, Kalau tidaklah karena kamu, tentulah kami menjadi orang-orang yang beriman.” Orang-orang yang menyombongkan diri berkata kepada orang-orang yang dianggap lemah, Kamikah yang telah menghalangi kamu dari petunjuk sesudah petunjuk itu datang kepadamu? (Tidak) sebenarnya kamu sendirilah orang-orang yang berdosa.” Dan orang-orang yang dianggap lemah berkata kepada orang-orang yang menyombongkan diri, (Tidak), sebenarnya tipu daya(mu) di waktu malam dan siang (yang menghalangi kami), ketika kamu menyeru kami supaya kami kafir kepada Allah dan menjadikan sekutu-sekutu bagi-Nya.” Kedua belah pihak menyatakan penyesalan tatkala mereka melihat azab. Dan Kami pasang belenggu di leher orang-orang yang kafir. Mereka tidak dibalas melainkan dengan apa yang telah mereka kerjakan. (Saba-31 -33)
قَالُوٓا۟ إِنَّكُمْ كُنتُمْ تَأْتُونَنَا عَنِ ٱلْيَمِينِ 28
(28) Pengikut-pengikut mereka berkata (kepada pemimpin-pemimpin mereka): "Sesungguhnya kamulah yang datang kepada kami dan kanan.
(28)
Hal yang semisal dikatakan oleh mereka dalam surat ini melalui firman-Nya yang menyitir kata-kata mereka, yaitu:
إِنَّكُمْ كُنْتُمْ تَأْتُونَنَا عَنِ الْيَمِينِ
Sesungguhnya kamulah yang datang kepada kami dari kanan (Ash-Shaffat:28)
Ad-Dahhak telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a. bahwa orang-orang yang dianggap lemah berkata kepada pemimpin-pemimpin mereka, Kalianlah yang memaksa kami dengan kekuasaan kalian atas diri kami' karena kami adalah orang-orang yang lemah, sedangkan kalian adalah orang-orang yang kuat.
Mujahid mengatakan bahwa yang dimaksud dengan 'anilyamin ialah dari pihak kebenaran, ini merupakan perkataan orang-orang kafir yang ditujukan kepada setan-setan yang telah menyesatkan mereka.
Qatadah mengatakan bahwa manusia berkata kepada jin, Dahulu sesungguhnya kalian datang kepada kami dari arah kebenaran, tetapi pada akhirnya kalian menghalang-halangi kami darinya dan menahan kami darinya.
As-Saddi mengatakan bahwa kalian datang kepada kami dari arah kebenaran, padahal itu adalah kebatilan yang kalian hiasi sehingga kami menganggapnya baik, padahal hakikatnya kalian mencegah dan menghalang-halangi kami dari kebenaran.
Al-Hasan telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Sesungguhnya kamulah yang datang kepada kami dari kanan. (Ash-Shaffat:28) Yakni Allah datang kepadanya dari arah setiap kebaikan yang disukaiNya, tetapi setan menghalang-halangi manusia dari kebaikan itu.
Ibnu Zaid mengatakan makna ayat ialah bahwa kalian menghalang-halangi antara kami dan kebaikan, dan kalian hambat kami dari Islam, Iman, dan mengerjakan amal kebaikan yang diperintahkan kepada kami, Yazid Ar-Risyk mengatakan, dari arah Lailaha illallah (tiada Tuhan melainkan Allah).
Khasif mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah setan-setan datang kepada mereka dari arah kanan mereka.
Ikrimah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Sesungguhnya kamulah yang datang kepada kami dari kanan. (Ash-Shaffat: 28) Yakni dari arah yang membuat kami percaya kepada kalian.
قَالُوا۟ بَل لَّمْ تَكُونُوا۟ مُؤْمِنِينَ 29
(29) Pemimpin-pemimpin mereka menjawab: "Sebenarnya kamulah yang tidak beriman".
(29)
Firman Allah Swt.:
قَالُوا بَلْ لَمْ تَكُونُوا مُؤْمِنِينَ
(Pemimpin-pemimpin mereka) menjawab, Sebenarnya kamulah yang tidak beriman. (Ash-Shaffat:29)
Para pemimpin dari kalangan jin dan manusia berkata kepada para pengikutnya masing-masing, bahwa duduk perkara yang sebenarnya tidaklah seperti yang kalian duga, melainkan hati kalian sendirilah yang ingkar terhadap keimanan, dan justru menerima kekafiran dan kedurhakaan.
وَمَا كَانَ لَنَا عَلَيْكُم مِّن سُلْطَٰنٍۭ ۖ بَلْ كُنتُمْ قَوْمًۭا طَٰغِينَ 30
(30) Dan sekali-kali kami tidak berkuasa terhadapmu, bahkan kamulah kaum yang melampaui batas.
(30)
وَمَا كَانَ لَنَا عَلَيْكُمْ مِنْ سُلْطَانٍ
Dan sekali-kali kami tidak berkuasa terhadapmu (Ash-Shaffat-
30)
Yakni tidak mempunyai alasan yang membuktikan kebenaran dari apa yang kami serukan kepadamu.
بَلْ كُنْتُمْ قَوْمًا طَاغِينَ
bahkan kamulah kaum yang melampaui batas. (Ash-Shaffat:30)
Yaitu bahkan sebenarnya pada diri kalian terdapat sikap melampaui batas, karena itulah kalian memenuhi seruan kami dan meninggalkan kebenaran yang didatangkan kepada kalian oleh para nabi, padahal mereka telah mengemukakan alasan-alasan yang membenarkan apa yang disampaikan oleh mereka, tetapi kalian tetap menentang para nabi.
فَحَقَّ عَلَيْنَا قَوْلُ رَبِّنَآ ۖ إِنَّا لَذَآئِقُونَ 31
(31) Maka pastilah putusan (azab) Tuhan kita menimpa atas kita; sesungguhnya kita akan merasakan (azab itu).
(31)
Yaitu bahkan sebenarnya pada diri kalian terdapat sikap melampaui batas, karena itulah kalian memenuhi seruan kami dan meninggalkan kebenaran yang didatangkan kepada kalian oleh para nabi, padahal mereka telah mengemukakan alasan-alasan yang membenarkan apa yang disampaikan oleh mereka, tetapi kalian tetap menentang para nabi.
فَحَقَّ عَلَيْنَا قَوْلُ رَبِّنَا إِنَّا لَذَائِقُونَ فَأَغْوَيْنَاكُمْ إِنَّا كُنَّا غَاوِينَ
Maka pastilah putusan (azab) Tuhan kita menimpa atas kita, sesungguhnya kita akan merasakan (azab itu). Maka kami telah menyesatkan kamu, Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang sesat. (Ash-Shaffat:31-32)
فَأَغْوَيْنَٰكُمْ إِنَّا كُنَّا غَٰوِينَ 32
(32) Maka kami telah menyesatkan kamu, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang sesat.
(32) Para pemimpin mereka berkata kepada mereka yang lemah, Telah tetap keputusan Allah menyatakan bahwa kami adalah orang-orang yang celaka yang merasakan azab di hari kiamat. Maka kami sesatkan kalian. (Ash-Shaffat:32) Artinya, kami seru kalian kepada kesesatan. sesungguhnya kami adalah orang-orang yang sesat. (Ash-Shaffat:32) Yakni maka kami seru kalian untuk melakukan hal seperti kami, dan ternyata kalian memenuhi seruan kami.
فَإِنَّهُمْ يَوْمَئِذٍۢ فِى ٱلْعَذَابِ مُشْتَرِكُونَ 33
(33) Maka sesungguhnya mereka pada hari itu bersama-sama dalam azab.
(33)
Maka Allah Swt. berfirman:
فَإِنَّهُمْ يَوْمَئِذٍ فِي الْعَذَابِ مُشْتَرِكُونَ
Maka sesungguhnya mereka pada hari itu bersama-sama dalam azab. (Ash-Shaffat:33)
Yakni semuanya berada di dalam neraka mendapat azab yang sesuai dengan kesalahan masing-masing.
إِنَّا كَذَٰلِكَ نَفْعَلُ بِٱلْمُجْرِمِينَ 34
(34) Sesungguhnya demikianlah Kami berbuat terhadap orang-orang yang berbuat jahat.
(34)
إِنَّا كَذَلِكَ نَفْعَلُ بِالْمُجْرِمِينَ إِنَّهُمْ كَانُوا
Sesungguhnya demikianlah Kami berbuat terhadap orang-orang yang berbuat jahat. Sesungguhnya mereka dahulu (Ash-Shaffat:34-35)
Yaitu ketika berada di alam dunia.
إِنَّهُمْ كَانُوٓا۟ إِذَا قِيلَ لَهُمْ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا ٱللَّهُ يَسْتَكْبِرُونَ 35
(35) Sesungguhnya mereka dahulu apabila dikatakan kepada mereka: "Laa ilaaha illallah" (Tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah) mereka menyombongkan diri,
(35)
إِذَا قِيلَ لَهُمْ لَا إِلَهَ إِلا اللَّهُ يَسْتَكْبِرُونَ
apabila dikatakan kepada mereka La ilaha illallah (tiada Tuhan melainkan Allah), mereka menyombongkan diri. (Ash-Shaffat:35)'
Mereka sombong, tidak mau mengucapkannya, tidak seperti orang-orang mukmin yang mau mengatakannya.
قَالَ ابْنُ أَبِي حَاتِمٍ: حَدَّثَنَا أَبُو عُبَيْدِ اللَّهِ ابْنُ أَخِي ابْنِ وَهْب، حَدَّثَنَا عَمِّي، حَدَّثَنَا اللَّيْثُ، عَنِ ابْنِ مُسافر -يَعْنِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ خَالِدٍ-عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيَّبِ، عَنْ أَبِي هُرَيرة، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أُمِرْتُ أَنْ أُقَاتِلَ النَّاسَ حَتَّى يَقُولُوا: لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، فَمَنْ قَالَ: لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ فَقَدْ عَصَمَ مِنِّي مَالَهُ وَنَفْسَهُ إِلَّا بِحَقِّهِ، وحسابه على الله، وأنزل الله في كتابه -وَذَكَرَ قَوْمًا اسْتَكْبَرُوا-فَقَالَ: إِنَّهُمْ كَانُوا إِذَا قِيلَ لَهُمْ لَا إِلَهَ إِلا اللَّهُ يَسْتَكْبِرُونَ
Ibnu Abu Hatim mengatakan telah menceritakan kepada kami Ubaidillah (Keponakan Ibnu Wahb), telah menceritakan kepada kami pamanku, telah menceritakan kepada kami Al-Lais, dari Ibnu Musafir alias Abdur Rahman ibnu Khalid, dari Ibnu Syihab, dari Sa'id ibnul Musayyab, dari Abu Hurairah r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. telah bersabda: Aku diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka mengucapkan, 'Tidak ada Tuhan selain Allah.” Barang siapa yang mengucapkannya, maka sesungguhnya dia telah memelihara harta dan jiwanya dariku kecuali dengan cara yang hak, sedangkan perhitungannya ada pada Allah Swt. Dan Allah Swt. menurunkan di dalam Kitab-Nya hal yang menceritakan tentang kaum yang sombong. Untuk itu Allah Swt. berfirman: Sesungguhnya mereka dahulu apabila dikatakan kepada mereka, La ilaha illallah (tiada Tuhan melainkan Allah), mereka menyombongkan diri. (Ash-Shaffat:35)
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Abu Salamah Musa ibnu Ismail, telah menceritakan kepada kami Hammad ibnu Sa'id Al-Jariri, dari Abul Ala yang mengatakan bahwa kelak di hari kiamat orang-orang Yahudi dihadapkan, lalu dikatakan kepada mereka, Apakah yang dahulu kalian sembah? Mereka menjawab, Kami menyembah Allah dan Uzair. Dikatakan kepada mereka, Pergilah ke arah kiri. Kemudian didatangkan kaum musyrik dan dikatakan kepada mereka, Tidak ada Tuhan melainkan Allah. Maka mereka menyombongkan diri' Kemudian dikatakan kepada mereka, Tidak ada Tuhan melainkan Allah, maka mereka menyombongkan diri. Dikatakan lagi kepada mereka, Tidak ada Tuhan melainkan Allah, maka mereka menyombongkan diri. Akhirnya dikatakan kepada mereka, Ambillah jalan ke kiri! Abu Nadrah (perawi) mengatakan bahwa lalu mereka berangkat dengan kecepatan yang lebih kencang daripada terbangnya burung. Abul Ala melanjutkan, bahwa kemudian didatangkanlah kaum muslim, lalu dikatakan kepada mereka, Apakah yang dahulu kalian sembah? Mereka menjawab, Kami menyembah Allah Swt. Dikatakan kepada mereka, Apakah kalian mengenal-Nya jika kalian melihat-Nya? Mereka menjawab, Ya. Maka Allah Swt. memperkenalkan diri-Nya kepada mereka, dan Allah menyelamatkan mereka.
وَيَقُولُونَ أَئِنَّا لَتَارِكُوٓا۟ ءَالِهَتِنَا لِشَاعِرٍۢ مَّجْنُونٍۭ 36
(36) dan mereka berkata: "Apakah sesungguhnya kami harus meninggalkan sembahan-sembahan kami karena seorang penyair gila?"
(36)
Firman Allah Swt.:
وَيَقُولُونَ أَئِنَّا لَتَارِكُو آلِهَتِنَا لِشَاعِرٍ مَجْنُونٍ
dan mereka berkata, Apakah sesungguhnya kami harus meninggalkan sembahan-sembahan kami karena seorang penyair gila? (Ash-Shaffat:36)
Yakni apakah kami meninggalkan penyembahan berhala yang merupakan tuhan-tuhan nenek moyang kami hanya karena perkataan seorang penyair gila ini, yang mereka maksud Rasulullah Saw. Maka Allah Swt. menyanggah mereka dan mendustakan ucapan mereka itu:
بَلْ جَآءَ بِٱلْحَقِّ وَصَدَّقَ ٱلْمُرْسَلِينَ 37
(37) Sebenarnya dia (Muhammad) telah datang membawa kebenaran dan membenarkan rasul-rasul (sebelumnya).
(37)
بَلْ جَاءَ بِالْحَقِّ
Sebenarnya dia (Muhammad) telah membawa kebenaran. (Ash-Shaffat:37)
Artinya, Rasulullah Saw. itu datang membawa perkara yang hak dalam semua berita dan perintah yang disampaikan olehnya dari Allah Swt.
وَصَدَّقَ الْمُرْسَلِينَ
dan membenarkan rasul-rasul (sebelumnya). (Ash-Shaffat:37)
Yakni Nabi Saw. membenarkan semua yang diberitakan oleh mereka menyangkut perihal dirinya yang antara lain sifat-sifat yang terpuji dan tuntunan-tuntunan yang lurus. Dan bahwa dia telah menyampaikan dari Allah tentang syariat dan perintah-Nya, sebagaimana yang disampaikan oleh para rasul sebelumnya.
مَا يُقَالُ لَكَ إِلا مَا قَدْ قِيلَ لِلرُّسُلِ مِنْ قَبْلِكَ
Tidaklah ada yang dikatakan (oleh orang-orang kafir) kepadamu itu selain apa yang sesungguhnya telah dikatakan kepada rasul-rasul sebelum kamu. (Fussilat:43)إِنَّكُمْ لَذَآئِقُوا۟ ٱلْعَذَابِ ٱلْأَلِيمِ 38
(38) Sesungguhnya kamu pasti akan merasakan azab yang pedih.
(38)
Allah Swt. berfirman, ditujukan pada manusia:
إِنَّكُمْ لَذَائِقُو الْعَذَابِ الألِيمِ. وَمَا تُجْزَوْنَ إِلا مَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
Sesungguhnya kamu pasti akan merasakan azab yang pedih. Dan kamu tidak diberi pembalasan melainkan terhadap kejahatan yang telah kamu kerjakan. (Ash-Shaffat. 38-39)
Dikecualikan dari hal tersebut hamba-hamba-Nya yang mukhlis, sebagaimana firman-Nya::
وَالْعَصْرِ. إِنَّ الإنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ. إِلا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ
Demi masa, sesungguhnya manusia itu berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh. (Al-Asr: 1-3)
لَقَدْ خَلَقْنَا الإنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ. ثُمَّ رَدَدْنَاهُ أَسْفَلَ سَافِلِينَ. إِلا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ
Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Kemudian Kami kembalikan dia ke tempa, yang serendah-rendahnya (neraka), kecuali orang-arang yang beriman dan mengerjakan amal saleh (At-Tin: 4-6)
وَإِنْ مِنْكُمْ إِلا وَارِدُهَا كَانَ عَلَى رَبِّكَ حَتْمًا مَقْضِيًّا. ثُمَّ نُنَجِّي الَّذِينَ اتَّقَوْا وَنَذَرُ الظَّالِمِينَ فِيهَا جِثِيًّا
Dan tidak ada seorang pun darimu, melainkan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan. Kemudian Kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertakwa dan membiarkan orang-orang yang zalim di dalam neraka dalam keadaan berlutut. (Maryam: 71-72)
dan firman Allah Swt.:
كُلُّ نَفْسٍ بِمَا كَسَبَتْ رَهِينَةٌ. إِلا أَصْحَابَ الْيَمِينِ
Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya, kecuali golongan kanan. (Ai-Muddassir: 38-39)
وَمَا تُجْزَوْنَ إِلَّا مَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ 39
(39) Dan kamu tidak diberi pembalasan melainkan terhadap kejahatan yang telah kamu kerjakan,
(39)
Allah Swt. berfirman, ditujukan pada manusia:
إِنَّكُمْ لَذَائِقُو الْعَذَابِ الألِيمِ. وَمَا تُجْزَوْنَ إِلا مَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
Sesungguhnya kamu pasti akan merasakan azab yang pedih. Dan kamu tidak diberi pembalasan melainkan terhadap kejahatan yang telah kamu kerjakan. (Ash-Shaffat. 38-39)
Dikecualikan dari hal tersebut hamba-hamba-Nya yang mukhlis, sebagaimana firman-Nya::
وَالْعَصْرِ. إِنَّ الإنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ. إِلا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ
Demi masa, sesungguhnya manusia itu berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh. (Al-Asr: 1-3)
لَقَدْ خَلَقْنَا الإنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ. ثُمَّ رَدَدْنَاهُ أَسْفَلَ سَافِلِينَ. إِلا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ
Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Kemudian Kami kembalikan dia ke tempa, yang serendah-rendahnya (neraka), kecuali orang-arang yang beriman dan mengerjakan amal saleh (At-Tin: 4-6)
وَإِنْ مِنْكُمْ إِلا وَارِدُهَا كَانَ عَلَى رَبِّكَ حَتْمًا مَقْضِيًّا. ثُمَّ نُنَجِّي الَّذِينَ اتَّقَوْا وَنَذَرُ الظَّالِمِينَ فِيهَا جِثِيًّا
Dan tidak ada seorang pun darimu, melainkan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan. Kemudian Kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertakwa dan membiarkan orang-orang yang zalim di dalam neraka dalam keadaan berlutut. (Maryam: 71-72)
dan firman Allah Swt.:
كُلُّ نَفْسٍ بِمَا كَسَبَتْ رَهِينَةٌ. إِلا أَصْحَابَ الْيَمِينِ
Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya, kecuali golongan kanan. (Ai-Muddassir: 38-39)
إِلَّا عِبَادَ ٱللَّهِ ٱلْمُخْلَصِينَ 40
(40) tetapi hamba-hamba Allah yang dibersihkan (dari dosa).
(40)
Karena itulah dalam surat ini disebutkan oleh firman-Nya:
إِلا عِبَادَ اللَّهِ الْمُخْلَصِينَ
kecuali hamba-hamba Allah yang dibersihkan (dari dosa). (Ash-Shaffat: 40)
Yakni mereka tidak merasakan azab yang pedih dan tidak pula dipersulit dalam hisabnya, bahkan keburukan-keburukan mereka dimaafkan jika mereka mempunyai keburukan; dan diberi pahala setiap kebaikan dengan sepuluh kali lipatnya sampai tujuh ratus kali, bahkan lebih dari itu menurut apa yang dikehendaki oleh Allah Swt.
أُو۟لَٰٓئِكَ لَهُمْ رِزْقٌۭ مَّعْلُومٌۭ 41
(41) Mereka itu memperoleh rezeki yang tertentu,
(41)
Firman Allah Swt.:
أُولَئِكَ لَهُمْ رِزْقٌ مَعْلُومٌ
Mereka itu memperoleh rezeki yang tertentu (Ash-Shaffat: 41)
Qatadah dan As-Saddi mengatakan bahwa rezeki tersebut di surga, kemudian dijelaskan oleh firman selanjutnya:
فَوَٰكِهُ ۖ وَهُم مُّكْرَمُونَ 42
(42) yaitu buah-buahan. Dan mereka adalah orang-orang yang dimuliakan,
(42)
فَوَاكِهُ وَهُمْ مُكْرَمُونَ
yaitu buah-buahan (yang beraneka ragam). Dan mereka adalah orang-orang yang dimuliakan. (Ash-Shaffat: 42)
Maksudnya, dilayani, bersenang-senang, dan bahagia.
فِى جَنَّٰتِ ٱلنَّعِيمِ 43
(43) di dalam surga-surga yang penuh nikmat.
(43)
فِي جَنَّاتِ النَّعِيمِ. عَلَى سُرُرٍ مُتَقَابِلِينَ
di dalam surga-surga yang penuh nikmat, di atas tahta-tahta kebesaran berhadap-hadapan. (Ash-Shaffat: 43-44)
Mujahid mengatakan bahwa sebagian dari mereka tidak dapat melihat tengkuk sebagian yang lain.
قَالَ ابْنُ أَبِي حَاتِمٍ: حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ عَبْدَكَ الْقَزْوِينِيُّ، حَدَّثَنَا حَسَّانُ بْنُ حَسَّانَ، حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ بِشْرٍ، حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ مَعِينٍ، حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمَ الْقُرَشِيِّ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ شُرَحْبِيلَ، عَنْ زَيْدِ بْنِ أَبِي أَوْفَى قَالَ: خَرَجَ عَلَيْنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَتَلَا هَذِهِ الْآيَةَ عَلَى سُرُرٍ مُتَقَابِلِينَيَنْظُرُ بَعْضُهُمْ إلى بعض.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yahya ibnu Abdukal Qazuwaini, telah menceritakan kepada kami Hassan ibnu Hassan, telah menceritakan kepada kami Ibrahim ibnu Bisyr, telah menceritakan kepada kami Yahya ibnu Mu'in, telah menceritakan kepada kami Ibrahim Al-Qurasyi, dari Sa'id ibnu Syurahbil, dari Zaid ibnu Abu Aufa r.a. yang telah mengatakan bahwa Rasulullah Saw. keluar menemui kami, lalu membaca firman-Nya: di atas tahta-tahta kebesaran berhadap-hadapan. (Ash-Shaffat: 44) Yakni sebagian dari mereka memandang kepada sebagian yang lain.
Hadis ini garib.
عَلَىٰ سُرُرٍۢ مُّتَقَٰبِلِينَ 44
(44) di atas takhta-takhta kebesaran berhadap-hadapan.
(44)
فِي جَنَّاتِ النَّعِيمِ. عَلَى سُرُرٍ مُتَقَابِلِينَ
di dalam surga-surga yang penuh nikmat, di atas tahta-tahta kebesaran berhadap-hadapan. (Ash-Shaffat: 43-44)
Mujahid mengatakan bahwa sebagian dari mereka tidak dapat melihat tengkuk sebagian yang lain.
قَالَ ابْنُ أَبِي حَاتِمٍ: حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ عَبْدَكَ الْقَزْوِينِيُّ، حَدَّثَنَا حَسَّانُ بْنُ حَسَّانَ، حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ بِشْرٍ، حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ مَعِينٍ، حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمَ الْقُرَشِيِّ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ شُرَحْبِيلَ، عَنْ زَيْدِ بْنِ أَبِي أَوْفَى قَالَ: خَرَجَ عَلَيْنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَتَلَا هَذِهِ الْآيَةَ عَلَى سُرُرٍ مُتَقَابِلِينَيَنْظُرُ بَعْضُهُمْ إلى بعض.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yahya ibnu Abdukal Qazuwaini, telah menceritakan kepada kami Hassan ibnu Hassan, telah menceritakan kepada kami Ibrahim ibnu Bisyr, telah menceritakan kepada kami Yahya ibnu Mu'in, telah menceritakan kepada kami Ibrahim Al-Qurasyi, dari Sa'id ibnu Syurahbil, dari Zaid ibnu Abu Aufa r.a. yang telah mengatakan bahwa Rasulullah Saw. keluar menemui kami, lalu membaca firman-Nya: di atas tahta-tahta kebesaran berhadap-hadapan. (Ash-Shaffat: 44) Yakni sebagian dari mereka memandang kepada sebagian yang lain.
Hadis ini garib.
يُطَافُ عَلَيْهِم بِكَأْسٍۢ مِّن مَّعِينٍۭ 45
(45) Diedarkan kepada mereka gelas yang berisi khamar dari sungai yang mengalir.
(45)
Firman Allah Swt.:
يُطَافُ عَلَيْهِمْ بِكَأْسٍ مِنْ مَعِينٍ. بَيْضَاءَ لَذَّةٍ لِلشَّارِبِينَ. لَا فِيهَا غَوْلٌ وَلا هُمْ عَنْهَا يُنزفُونَ
Diedarkan kepada mereka gelas yang berisi khamr dari sungai yang mengalir. (Warnanya) putih bersih, sedap rasanya bagi orang-orang yang minum. Tidak ada dalam khamr itu alkohol dan mereka tiada mabuk karenanya. (Ash-Shaffat: 45-47)
Seperti yang juga disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
يَطُوفُ عَلَيْهِمْ وِلْدَانٌ مُخَلَّدُونَ. بِأَكْوَابٍ وَأَبَارِيقَ وَكَأْسٍ مِنْ مَعِينٍ. لَا يُصَدَّعُونَ عَنْهَا وَلا يُنزفُونَ
Mereka dikelilingi oleh anak-anak muda yang tetap muda, dengan membawa gelas (piala), cerek, dan minuman yang diambil dari air yang mengalir, mereka tidak pening karenanya dan tidak pula mabuk. (Al-Waqi'ah: 17-19)
Allah membersihkan khamr surga dari penyakit-penyakit yang biasanya terdapat di dalam khamr dunia akibat dari meminumnya, misalnya kepala menjadi pening, perut mulas, dan mabuk yang menghilangkan akal sehat. Maka dalam surat ini disebutkan oleh firman-Nya:
يُطَافُ عَلَيْهِمْ بِكَأْسٍ مِنْ مَعِينٍ
Diedarkan kepada mereka gelas yang berisi khamr dari sungai yang mengalir. (Ash-Shaffat: 45)
Yakni khamr yang diambil dari sungai yang mengalir di dalam surga, yang airnya tidak pernah habis dan tidak pernah kering.
Malik telah meriwayatkan dari Zaid ibnu Aslam, bahwa khamr itu mengalir berwarna putih, yakni warnanya cemerlang, indah, dan baik. Tidak seperti khamr dunia yang kelihatan kotor lagi buruk, ada yang berwarna merah atau kuning atau keruh, dan lain sebagainya yang menjijikkan bagi orang yang berakal sehat.
بَيْضَآءَ لَذَّةٍۢ لِّلشَّٰرِبِينَ 46
(46) (Warnanya) putih bersih, sedap rasanya bagi orang-orang yang minum.
(46)
Firman Allah Swt.:
لَذَّةٍ لِلشَّارِبِينَ
sedap rasanya bagi orang-orang yang minum. (Ash-Shaffat: 46)
Rasanya enak seperti warnanya, dan wangi baunya, berbeda dengan khamr dunia dalam semua spesifikasinya.
لَا فِيهَا غَوْلٌۭ وَلَا هُمْ عَنْهَا يُنزَفُونَ 47
(47) Tidak ada dalam khamar itu alkohol dan mereka tiada mabuk karenanya.
(47)
Firman Allah Swt.:
لَا فِيهَا غَوْلٌ
Tidak ada dalam khamr itu alkohol (Ash-Shaffat: 47)
Maksudnya, tidak menjadikan peminumnya merasa mual perutnya.
Demikianlah menurut Ibnu Abbas r.a. Mujahid, Qatadah, dan Ibnu Zaid, tidak sebagaimana khamr dunia yang mempunyai pengaruh tersebut karena mengandung banyak alkohol.
Menurut pendapat lain, yang dimaksud dengan gaul ialah pening kepala. Demikian pula menurut apa yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a. dalam pendapat lainnya.
Qatadah mengatakan, gaul adalah kepala pening dan perut mual.
Qatadah dan As-Saddi mengatakan bahwa arti gaul ialah mabuk yang menyebabkan akal sehat peminumnya hilang. Pengertian ini diambil dari perkataan seorang penyair:
فَمَا زَالَتِ الكأسُ تَغْتَالُنا ... وتَذْهبُ بالأوَّل الأوَّلِ
Gelas-gelas yang berisikan khamr terus-menerus membuat kami mabuk, dan melenyapkan akal sehat para peminumnya seorang demi seseorang.
Sa'id ibnu Jubair mengatakan, makna yang dimaksud ialah khamr surga tidak mengandung penyakit dan tidak pula hal yang tidak disukai.
Pendapat yang sahih adalah yang dikatakan oleh Mujahid, yaitu perut mual.
*********
Firman Allah Swt.:
وَلا هُمْ عَنْهَا يُنزفُونَ
dan mereka tiada mabuk karenanya. (Ash-Shaffat: 47)
Mujahid mengatakan bahwa akal sehat mereka tidak hilang.
Hal yang sama dikatakan oleh Ibnu Abbas, Muhammad ibnu Ka'ab, Al Hasan, Ata ibnu Aslam Al-Khurrasani, As-Saddi dan lain-lainnya.
Ad-Dahhak mengatakan dari ibnu Abbas bahwa ada empat reaksi akibat minum khamr yaitu mabuk, pusing, muntah dan kencing. Allah dalam firman-Nya mencabut reaksi tersebut dari khamr surga, sebagaimana dalam surat Ash-Shaffat.
وَعِندَهُمْ قَٰصِرَٰتُ ٱلطَّرْفِ عِينٌۭ 48
(48) Di sisi mereka ada bidadari-bidadari yang tidak liar pandangannya dan jelita matanya,
(48)
Firman Allah Swt.:
وَعِنْدَهُمْ قَاصِرَاتُ الطَّرْفِ
Di sisi mereka ada bidadari-bidadari yang pandangannya tidak liar. (Ash-Shaffat: 48)
Yaitu memelihara kehormatannya, tidak mau memandang kepada selain suami mereka. Demikianlah menurut Ibnu Abbas r.a., Mujahid, Zaid ibnu Aslam, Qatadah, As-Saddi, dan lain-lainnya.
Firman Allah Swt.:
عِينٌ
dan jelita matanya. (Ash-Shaffat: 48)
Yakni memiliki mata yang indah dan jelita.
Suatu pendapat menyebutkan bermata lebar, tetapi pendapat ini merujuk kepada pendapat yang pertama, yaitu bermata jeli dan indah. Jadi, mata bidadari-bidadari itu bukan saja indah jelita, tetapi juga terhormat, yakni memelihara matanya dari memandang kepada suami lain. Seperti yang dikatakan oleh Zulaikha tentang Yusuf a.s. ketika menyuruhnya agar keluar menemui sekumpulan wanita pembesar kerajaannya, lalu mereka kagum dan terpana melihat ketampanan dan kecakapan rupa Nabi Yusuf; sehingga mereka menduga bahwa Yusuf a.s. bukanlah manusia, melainkan salah seorang malaikat yang turun ke bumi karena ketampanan dan keanggunan penampilannya. Maka Zulaikha berkata kepada kaum wanita yang mempergunjingkan dirinya itu yang disitir oleh Allah Swt. melalui firman-Nya:
فَذَلِكُنَّ الَّذِي لُمْتُنَّنِي فِيهِ وَلَقَدْ رَاوَدْتُهُ عَنْ نَفْسِهِ فَاسْتَعْصَمَ
Itulah dia orang yang kamu cela aku karena (tertarik) kepadanya, dan sesungguhnya aku telah menggoda dia untuk menundukkan dirinya (kepadaku), tetapi dia menolak. (Yusuf: 32)
Dengan kata lain dapat disebutkan bahwa selain Nabi Yusuf mempunyai rupa yang tampan, dia juga seorang yang memelihara kehormatannya, bertakwa, lagi bersih. Demikian pula sifat dari bidadari-bidadari di surga nanti.
خَيْرَاتٌ حِسَانٌ
bidadari-bidadari yang baik lagi cantik-cantik (Ar-Rahman: 7)
Dalam surat ini disebutkan oleh firman-Nya:
وَعِنْدَهُمْ قَاصِرَاتُ الطَّرْفِ عِينٌ
Di sisi mereka ada bidadari-bidadari yang pandangannya tidak liar dan matanya jelita. (Ash-Shaffat: 48)
كَأَنَّهُنَّ بَيْضٌۭ مَّكْنُونٌۭ 49
(49) seakan-akan mereka adalah telur (burung unta) yang tersimpan dengan baik.
(49)
Adapun firman Allah Swt.:
كَأَنَّهُنَّ بَيْضٌ مَكْنُونٌ
seakan-akan mereka adalah telur (burung unta ) yang tersimpan dengan baik. (Ash-Shaffat: 49)
Allah Swt., menggambarkan tentang bidadari-bidadari itu, bahwa mereka memiliki tubuh yang sangat cantik dan berkulit sangat indah.
Ali ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a. sehubungan dengan makna firman-Nya: seakan-akan mereka adalah telur (burung unta) yang tersimpan dengan baik (Ash-Shaffat: 49) Yakni mutiara yang tersimpan dengan baik, lalu ia mengemukakan suatu bait syair milik Abu Dahbal yang telah mengatakan dalam salah satu bait dan kasidahnya:
وَهْيَ زَهْرَاء مثْلَ لُؤْلُؤَةِ الْغَوَّ ... اصِ مُيِّزَتْ مِن جَوْهَرٍ مكْنُون
dia adalah wanita cantik bagaikan mutiara yang tersimpan di kedalaman laut, berbeda dengan permata yang lainnya.
Al-Hasan mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: seakan-akan mereka adalah telur (burung unta) yang tersimpan dengan baik. (Ash-Shaffat: 49) Yaitu tersimpan dengan rapi, tidak pernah tersentuh oleh tangan manusia.
As-Saddi mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah telur yang tersimpan dengan baik di sarangnya.
Sa’id ibnu Jubair telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: seakan-akan mereka adalah telur (burung unta) yang tersimpan dengan baik. (Ash-Shaffat: 49) Maksudnya, bagian dalam telur.
Ata Al-Khurrasani mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah kulit air yang terletak di antara kulit luar dan bagian dalam telur.
As-Saddi telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: seakan-akan mereka adalah telur (burung unta) yang tersimpan dengan baik. (Ash-Shaffat: 49) Yakni putih telur bila kulit luarnya telah dikupas.
Pendapat ini dipilih oleh Ibnu Jarir karena ada firman-Nya yang mengatakan, "Maknun" yang artinya, tersimpan dengan baik'. Ibnu Jarir mengatakan bahwa bagian luar telur biasa diusap oleh sayap burung, terkena sarang, dan terpegang oleh tangan, lain halnya dengan bagian dalamnya. Hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui.
قَالَ ابْنُ جَرِيرٍ: حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ وَهْبٍ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْفَرَجِ الصَّدَفِيِّ الدِّمْيَاطِيِّ، عَنْ عَمْرِو بْنِ هَاشِمٍ، عَنِ ابْنِ أَبِي كَرِيمَةَ، عَنْ هِشَامٍ، عَنِ الْحَسَنِ، عَنْ أُمِّهِ، عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا، قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَخْبِرْنِي عَنْ قَوْلِ اللَّهِ: كَأَنَّهُنَّ بَيْضٌ مَكْنُونٌ قَالَ: "رِقَّتُهُنَّ كَرِقَّةِ الْجِلْدَةِ الَّتِي رَأَيْتُهَا فِي دَاخِلِ الْبَيْضَةِ، التي تلي القشر وهي الغِرْقِئ"
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Abdur Rahman ibnu Wahb, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnul Faraj As-Sadfi Ad-Dimyati, dari Amr ibnu Hasyim, dari Ibnu Abu Karimah, dari Hisyam, dari Al-Hasan, dari ibunya, dari Ummu Salamah r.a. yang mengatakan bahwa ia pernah bertanya kepada Rasulullah Saw. tentang makna firman-Nya: bidadari-bidadari yang bermata jeli. (Al-Waqi'ah: 22) Maka Rasulullah Saw. menjawab, bahwa, artinya bermata jeli, yang putihnya putih sekali dan yang hitamnya hitam sekali dengan bulu mata yang lentik seperti sayap burung elang. Dan ia bertanya lagi tentang makna firman-Nya: seakan-akan mereka adalah telur (burung unta) yang tersimpan dengan baik (Ash-Shaffat: 49). Maka beliau Saw. bersabda, bahwa kulitnya lembut seperti kulit ari yang melindungi bagian dalam telur.
قَالَ ابْنُ أَبِي حَاتِمٍ: حَدَّثَنَا أَبِي: حَدَّثَنَا أَبُو غَسَّانَ النَّهْدِيُّ، حَدَّثَنَا عَبْدُ السَّلَامِ بْنُ حَرْبٍ، عَنْ لَيْثٍ، عَنِ الرَّبِيعِ بْنِ أَنَسٍ، عَنْ أَنَسٍ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "أَنَا أَوَّلُ النَّاسِ خُرُوجًا إِذَا بُعِثُوا، وَأَنَا خَطِيبُهُمْ إِذَا وَفَدُوا، وَأَنَا مُبَشِّرُهُمْ إِذَا حَزِنُوا، وَأَنَا شَفِيعُهُمْ إِذَا حُبِسُوا، لِوَاءُ الْحَمْدِ يَوْمَئِذٍ بِيَدِي، وَأَنَا أَكْرَمُ وَلَدِ آدَمَ عَلَى رَبِّي عَزَّ وَجَلَّ وَلَا فَخْرَ، يَطُوفُ عَلِيَّ أَلْفُ خَادِمٍ كَأَنَّهُنَّ الْبَيْضُ الْمَكْنُونُ -أَوِ: اللُّؤْلُؤُ الْمَكْنُونُ"
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Abu Gassan An-Nahdi, telah menceritakan kepada kami Abdus Salam ibnu Harb, dari Lais ibnur Rabi' ibnu Anas r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Aku adalah orang yang mula-mula keluar (dari kubur) bila mereka dibangkitkan, aku adalah juru bicara mereka bila mereka dihadapkan (kepada Allah), aku adalah orang yang memberikan kegembiraan kepada mereka apabila mereka bersedih hati, aku adalah pemberi syafaat mereka bila mereka ditahan (di perhentian kiamat). Panji 'Pujian' berada di tanganku hari itu, dan aku adalah anak Adam yang paling mulia di sisi Allah Swt. tanpa membanggakan diri; berkeliling di sekitarku seribu pelayan seakan-akan mereka seperti telur yang tersimpan dengan baik, atau seperti mutiara yang tersimpan dengan baik.
Hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui kebenaran.
فَأَقْبَلَ بَعْضُهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍۢ يَتَسَآءَلُونَ 50
(50) Lalu sebahagian mereka menghadap kepada sebahagian yang lain sambil bercakap-cakap.
(50)
Allah Swt. menceritakan perihal ahli surga, bahwa sebagian dari mereka berhadapan dengan sebagian yang lain sambil saling bertanya (bercakap-cakap). Mereka memperbincangkan kehidupan mereka sewaktu di dunia dan penderitaan mereka sewaktu di dunia. Yang demikian itu merupakan salah satu topik pembicaraan mereka di tempat mereka minum-minum dan berkumpul serta bergaul dengan ahli surga lainnya, sambil duduk di atas tahta-tahta kebesaran. Sedangkan para pelayan berada di sekitar mereka menyuguhkan kebaikan yang besar kepada mereka berupa berbagai macam makanan, minuman, pakaian, dan lain sebagainya yang belum pernah dilihat oleh mata, belum pernah didengar oleh telinga (beritanya), dan belum pernah terdetik di hati seorang manusia pun.
قَالَ قَآئِلٌۭ مِّنْهُمْ إِنِّى كَانَ لِى قَرِينٌۭ 51
(51) Berkatalah salah seorang di antara mereka: "Sesungguhnya aku dahulu (di dunia) mempunyai seorang teman,
(51)
قَالَ قَائِلٌ مِنْهُمْ إِنِّي كَانَ لِي قَرِينٌ
Berkatalah salah seorang di antara mereka, "Sesungguhnya aku dahulu (di dunia) mempunyai seorang teman." (Ash-Shaffat: 51)
Mujahid mengatakan bahwa yang dimaksud dengan qarin ialah setan.
Al-Aufi telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a., bahwa yang dimaksud adalah teman yang musyrik, dia menjadi teman orang mukmin ketika di dunianya.
Tidak ada pertentangan antara pendapat Mujahid dan Ibnu Abbas, karena sesungguhnya setan itu adakalanya dari makhluk jin yang suka menggoda jiwa manusia, adakalanya pula dari kalangan manusia sendiri yang dapat berkomunikasi dengannya. Kedua qarin itu saling bantu.
Allah Swt. berfirman:
يُوحِي بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ زُخْرُفَ الْقَوْلِ غُرُورًا
sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). (Al-An'am: 112)
Masing-masing dari qarin tersebut selalu menggoda, sebagaimana yang disebutkan oleh firman-Nya:
مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ. الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ. مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاس
dari kejahatan (bisikan) setan yang bisa bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia dari (golongan) jin dan manusia. (An-Nas: 4-6)