45 - الجاثية - Al-Jaathiya
Crouching
Meccan
قُل لِّلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ يَغْفِرُوا۟ لِلَّذِينَ لَا يَرْجُونَ أَيَّامَ ٱللَّهِ لِيَجْزِىَ قَوْمًۢا بِمَا كَانُوا۟ يَكْسِبُونَ 14
(14) Katakanlah kepada orang-orang yang beriman hendaklah mereka memaafkan orang-orang yang tiada takut hari-hari Allah karena Dia akan membalas sesuatu kaum terhadap apa yang telah mereka kerjakan.
(14)
Firman Allah Swt.:
قُلْ لِلَّذِينَ آمَنُوا يَغْفِرُوا لِلَّذِينَ لَا يَرْجُونَ أَيَّامَ اللَّهِ
Katakanlah kepada orang-orang yang beriman, hendaklah mereka memaafkan orang-orang yang tiada takut akan hari-hari Allah. (Al-Jatsiyah:14)
Yakni hendaklah mereka memaafkan orang-orang tersebut dan bersabar dalam menghadapi gangguan dari mereka. Hal ini di tetapkan di masa permulaan Islam. Kaum muslim diperintahkan untuk bersikap sabar dalam menghadapi gangguan dari kaum musyrik dan kaum Ahli Kitab, agar sikap ini dijadikan sebagai pemikat hati buat mereka. Tetapi setelah mereka tetap ingkar, maka Allah memerintahkan kepada kaum mukmin untuk berjuang dan berjihad melawan mereka. Hal yang sama telah diriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a. dan Qatadah.
Mujahid mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: orang-orang yang tiada takut akan hari-hari Allah. (Al-Jatsiyah:14) Yaitu orang-orang yang tidak memperoleh nikmat-nikmat Allah Swt.
Firman Allah Swt.:
لِيَجْزِيَ قَوْمًا بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
karena Dia akan membalas sesuatu kaum terhadap apa yang telah mereka kerjakan. (Al-Jatsiyah:14)
Apabila kaum mukmin memaafkan mereka di dunia, maka sesungguhnya Allah Swt. akan membalas amal perbuatan mereka yang buruk itu di negeri akhirat nanti. Kemudian disebutkan dalam firman berikutnya:
مَنْ عَمِلَ صَٰلِحًۭا فَلِنَفْسِهِۦ ۖ وَمَنْ أَسَآءَ فَعَلَيْهَا ۖ ثُمَّ إِلَىٰ رَبِّكُمْ تُرْجَعُونَ 15
(15) Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, maka itu adalah untuk dirinya sendiri, dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, maka itu akan menimpa dirinya sendiri, kemudian kepada Tuhanmulah kamu dikembalikan.
(15)
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا فَلِنَفْسِهِ وَمَنْ أَسَاءَ فَعَلَيْهَا ثُمَّ إِلَى رَبِّكُمْ تُرْجَعُونَ
Barang siapa yang mengerjakan amal yang saleh, maka itu adalah untuk dirinya sendiri. Dan barang siapa mengerjakan kejahatan, maka itu akan menimpa dirinya sendiri, kemudian kepada Tuhanmulah kamu dikembalikan. (Al-Jatsiyah:15)
Yakni kalian dikembalikan kelak di hari kiamat kepada Allah Swt, lalu semua amal perbuatan kalian dipaparkan di hadapan-Nya. Maka Dia akan membalas semua amal perbuatan kalian, yang baik maupun yang buruk nya. Hanya Allah Yang Maha Mengetahui.
وَلَقَدْ ءَاتَيْنَا بَنِىٓ إِسْرَٰٓءِيلَ ٱلْكِتَٰبَ وَٱلْحُكْمَ وَٱلنُّبُوَّةَ وَرَزَقْنَٰهُم مِّنَ ٱلطَّيِّبَٰتِ وَفَضَّلْنَٰهُمْ عَلَى ٱلْعَٰلَمِينَ 16
(16) Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Bani Israil Al Kitab (Taurat), kekuasaan dan kenabian dan Kami berikan kepada mereka rezeki-rezeki yang baik dan Kami lebihkan mereka atas bangsa-bangsa (pada masanya).
(16)
Allah Swt. menyebutkan tentang nikmat-nikmat yang telah Dia berikan kepada kaum Bani Israil, yaitu Dia telah menurunkan Al-Kitab kepada mereka, mengirimkan utusan-utusan-Nya kepada mereka, dan menjadikan kerajaan di kalangan mereka. Karena itulah disebutkan oleh firman-Nya:
وَلَقَدْ آتَيْنَا بَنِي إِسْرَائِيلَ الْكِتَابَ وَالْحُكْمَ وَالنُّبُوَّةَ وَرَزَقْنَاهُمْ مِنَ الطَّيِّبَاتِ
Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Bani Israil Al-Kitab (Taurat), kekuasaan dan kenabian, dan Kami berikan kepada mereka rezeki-rezeki yang baik. (Al-Jatsiyah:16)
berupa makanan dan minuman yang baik.
وَفَضَّلْنَاهُمْ عَلَى الْعَالَمِينَ
dan Kami lebihkan mereka atas bangsa-bangsa (pada masanya). (Al-Jatsiyah:16)
Yakni di zaman mereka.
وَءَاتَيْنَٰهُم بَيِّنَٰتٍۢ مِّنَ ٱلْأَمْرِ ۖ فَمَا ٱخْتَلَفُوٓا۟ إِلَّا مِنۢ بَعْدِ مَا جَآءَهُمُ ٱلْعِلْمُ بَغْيًۢا بَيْنَهُمْ ۚ إِنَّ رَبَّكَ يَقْضِى بَيْنَهُمْ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ فِيمَا كَانُوا۟ فِيهِ يَخْتَلِفُونَ 17
(17) Dan Kami berikan kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata tentang urusan (agama); maka mereka tidak berselisih melainkan sesudah datang kepada mereka pengetahuan karena kedengkian yang ada di antara mereka. Sesungguhnya Tuhanmu akan memutuskan antara mereka pada hari kiamat terhadap apa yang mereka selalu berselisih padanya.
(17)
وَآتَيْنَاهُمْ بَيِّنَاتٍ مِنَ الأمْرِ
Dan Kami berikan kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata tentang urusan (agama). (Al-Jatsiyah:17)
Yaitu alasan-alasan, keterangan-keterangan, dan bukti-bukti yang nyata, sehingga tegaklah alasan-alasan Allah terhadap mereka. Kemudian mereka berselisih pendapat tentang urusan agama itu sesudah tegaknya hujah (alasan), dan sesungguhnya hal tersebut timbul hanyalah karena sikap dengki sebagian dari mereka terhadap sebagian yang lain.
إِنَّ رَبَّكَ
يَا مُحَمَّدُيَقْضِي بَيْنَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فِيمَا كَانُوا فِيهِ يَخْتَلِفُونَ
Sesungguhnya tuhanmu akan memutuskan antara mereka pada hari kiamat terhadap apa yang mereka selalu berselisih padanya. (Al-Jatsiyah:17)
Allah akan memutuskan di antara mereka dengan hukum-Nya yang adil. Di dalam ungkapan ini terkandung peringatan bagi umat ini, agar jangan menempuh jalan mereka dan jangan mengikuti metode mereka. Karena itulah disebutkan dalam firman berikutnya:
ثُمَّ جَعَلْنَٰكَ عَلَىٰ شَرِيعَةٍۢ مِّنَ ٱلْأَمْرِ فَٱتَّبِعْهَا وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَآءَ ٱلَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ 18
(18) Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan (agama itu), maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui.
(18)
ثُمَّ جَعَلْنَاكَ عَلَى شَرِيعَةٍ مِنَ الأمْرِ فَاتَّبِعْهَا
Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan (agama) itu, maka ikutilah syariat itu. (Al-Jatsiyah:18)
Yakni ikutilah apa yang diwahyukan kepadamu dari Tuhanmu, tidak ada Tuhan yang wajib disembah selain Dia, dan berpalinglah dari orang-orang musyrik. Lalu disebutkan dalam firman berikutnya:
وَلا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَ الَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ
dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui. (Al-Jatsiyah:18)
إِنَّهُمْ لَن يُغْنُوا۟ عَنكَ مِنَ ٱللَّهِ شَيْـًۭٔا ۚ وَإِنَّ ٱلظَّٰلِمِينَ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَآءُ بَعْضٍۢ ۖ وَٱللَّهُ وَلِىُّ ٱلْمُتَّقِينَ 19
(19) Sesungguhnya mereka sekali-kali tidak akan dapat menolak dari kamu sedikitpun dari siksaan Allah. Dan Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain, dan Allah adalah pelindung orang-orang yang bertakwa.
(19)
إِنَّهُمْ لَنْ يُغْنُوا عَنْكَ مِنَ اللَّهِ شَيْئًا وَإِنَّ الظَّالِمِينَ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ
Sesungguhnya mereka sekali-kali tidak akan dapat menolak dari kamu sedikit pun dari (siksaan) Allah. Dan sesungguhnya orang-orang yang zalim itu sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain. (Al-Jatsiyah:19)
Artinya, tiada bermanfaat bagi mereka pertolongan sebagian mereka kepada sebagian yang lain; karena sesungguhnya tiada yang mereka peroleh selain dari kerugian, kehancuran, dan kebinasaan.
وَاللَّهُ وَلِيُّ الْمُتَّقِينَ
dan Allah adalah pelindung orang-orang yang bertakwa. (Al-Jatsiyah:19)
Dialah Yang mengeluarkan mereka dari kegelapan menuju ke cahaya, dan orang-orang kafir yang menjadi penolong mereka adalah tagut (sembahan-sembahan mereka), yang mengeluarkan mereka dari cahaya ke dalam kegelapan. Kemudian Allah Swt. berfirman:
هَٰذَا بَصَٰٓئِرُ لِلنَّاسِ وَهُدًۭى وَرَحْمَةٌۭ لِّقَوْمٍۢ يُوقِنُونَ 20
(20) Al Quran ini adalah pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi kaum yang meyakini.
(20)
هَذَا بَصَائِرُ لِلنَّاسِ
يَعْنِي: الْقُرْآنَوَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ
Al-Qur’an ini adalah pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi kaum yang meyakini. (Al-Jatsiyah:20)
أَمْ حَسِبَ ٱلَّذِينَ ٱجْتَرَحُوا۟ ٱلسَّيِّـَٔاتِ أَن نَّجْعَلَهُمْ كَٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ سَوَآءًۭ مَّحْيَاهُمْ وَمَمَاتُهُمْ ۚ سَآءَ مَا يَحْكُمُونَ 21
(21) Apakah orang-orang yang membuat kejahatan itu menyangka bahwa Kami akan menjadikan mereka seperti orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, yaitu sama antara kehidupan dan kematian mereka? Amat buruklah apa yang mereka sangka itu.
(21)
Allah Swt. berfirman, bahwa tidak sama antara orang-orang mukmin dan orang-orang kafir itu. Seperti yang diungkapkan oleh firman-Nya:
لَا يَسْتَوِي أَصْحَابُ النَّارِ وَأَصْحَابُ الْجَنَّةِ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ هُمُ الْفَائِزُونَ
Tiada sama penghuni-penghuni neraka dengan penghuni-penghuni surga; penghuni-penghuni surga itulah orang-orangyang beruntung. (Al-Hasyr:20)
Adapun firman Allah Swt.:
أَمْ حَسِبَ الَّذِينَ اجْتَرَحُوا السَّيِّئَاتِ
أَيْ: عَمِلُوهَا وَكَسَبُوهَاأَنْ نَجْعَلَهُمْ كَالَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ سَوَاءً مَحْيَاهُمْ وَمَمَاتُهُمْ
Apakah orang-orang yang membuat kejahatan itu menyangka bahwa Kami akan menjadikan mereka seperti orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh, yaitu sama antara kehidupan dan kematian mereka? (Al-Jatsiyah:21)
Yakni Kami samakan di antara sesama mereka dalam kehidupan di dunia dan akhirat?
سَاءَ مَا يَحْكُمُونَ
Amat buruklah apa yang mereka sangka itu. (Al-Jatsiyah:21)
Betapa buruknya dugaan mereka terhadap Kami, padahal mustahil Kami menyamakan di antara orang-orang yang bertakwa dengan orang-orang yang pendurhaka dalam kehidupan di negeri akhirat nanti dan juga dalam kehidupan di dunia ini.
Al-Hafiz Abu Ya'la mengatakan, telah menceritakan kepada kami Mu'ammal ibnu Ihab, telah menceritakan kepada kami Bukair ibnu Usman At-Tanukhi, telah menceritakan kepada kami Al-Wadin ibnu Ata, dari Yazid ibnu Marsad Al-Baji, dari Abu Zar r.a. yang mengatakan bahwa Allah membangun agama-Nya di atas empat pilar. Maka barang siapa yang berpaling darinya dan tidak mengamalkannya, ia akan menghadap kepada Allah dalam keadaan sebagai orang yang fasik (durhaka). Ketika ditanyakan, Apa saja yang keempat pilar itu, hai Abu Zar? Abu Zar r.a. menjawab, Hendaklah seseorang menerima apa yang dihalalkan oleh Allah karena Allah, dan menolak apa yang diharamkan oleh Allah karena Allah, dan menerima perintah Allah karena Allah, dan menjauhi larangan Allah karena Allah; tiada yang dipercayai olehnya terhadap keempat perkara itu selain dari Allah Swt.
Abul Qasim yakni Nabi Saw. telah bersabda,
كَمَا أَنَّهُ لَا يُجْتَنَى مِنَ الشَّوْكِ الْعِنَبُ، كَذَلِكَ لَا يَنَالُ الْفُجَّارُ مَنَازِلَ الْأَبْرَارِ
Sebagaimana tidak dapat dipetik dari pohon yang berduri buah anggur, demikian pula halnya orang-orang durhaka, mereka tidak akan memperoleh kedudukan orang-orang yang bertakwa'.
Hadis ini gharib bila ditinjau dari segi jalurnya.
Muhammad ibnu lshaq menyebutkan di dalam kitab Sirah-nya bahwa mereka telah menemukan sebuah prasasti yang ada di Mekah, tepatnya di pondasi Ka'bah. Disebutkan padanya, Kamu berbuat keburukan dan kamu harapkan kebaikan, perihalnya sama dengan orang yang memetik buah anggur dari pohon yang berduri, yakni mustahil mendapatkannya karena pohon yang berduri tidak dapat membuahkan anggur.
Imam Tabrani telah meriwayatkan melalui hadis Syu'bah, dari Amr ibnu Murrah, dari Abud Duha, dari Masruq, bahwa Tamim Ad-Dari salat di suatu malam hingga pagi hari seraya mengulang-ngulang bacaan ayat berikut yaitu firman-Nya: Apakah orang-orangyang membuat kejahatan itu menyangka bahwa Kami akan menjadikan mereka seperti orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh. (Al-Jatsiyah:21) Karena itulah maka disebutkan dalam firman berikutnya: Amat buruklah apa yang mereka sangka itu. (Al-Jatsiyah:21)
وَخَلَقَ ٱللَّهُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ بِٱلْحَقِّ وَلِتُجْزَىٰ كُلُّ نَفْسٍۭ بِمَا كَسَبَتْ وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ 22
(22) Dan Allah menciptakan langit dan bumi dengan tujuan yang benar dan agar dibalasi tiap-tiap diri terhadap apa yang dikerjakannya, dan mereka tidak akan dirugikan.
(22)
Adapun firman Allah Swt.:
وَخَلَقَ اللَّهُ السَّمَوَاتِ وَالأرْضَ بِالْحَقِّ
Dan Allah menciptakan langit dan bumi dengan tujuan yang benar. (Al-Jatsiyah:22)
Yakni dengan adil.
وَلِتُجْزَى كُلُّ نَفْسٍ بِمَا كَسَبَتْ وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ
dan agar dibatasi tiap-tiap diri terhadap apa yang dikerjakannya, dan mereka tidak akan dirugikan. (Al-Jatsiyah:22)