46 - الأحقاف - Al-Ahqaf

Juz : 26

The Dunes
Meccan

وَإِذَا حُشِرَ ٱلنَّاسُ كَانُوا۟ لَهُمْ أَعْدَآءًۭ وَكَانُوا۟ بِعِبَادَتِهِمْ كَٰفِرِينَ 6

(6) Dan apabila manusia dikumpulkan (pada hari kiamat) niscaya sembahan-sembahan itu menjadi musuh mereka dan mengingkari pemujaan-pemujaan mereka.

(6) 

Firman Allah Swt.:

وَإِذَا حُشِرَ النَّاسُ كَانُوا لَهُمْ أَعْدَاءً وَكَانُوا بِعِبَادَتِهِمْ كَافِرِينَ

Dan apabila manusia dikumpulkan (pada hari kiamat), niscaya sembahan-sembahan itu menjadi musuh mereka dan mengingkari pemujaan-pemujaan mereka. (Al-Ahqaf: 6)

Semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya:

وَاتَّخَذُوا مِنْ دُونِ اللَّهِ آلِهَةً لِيَكُونُوا لَهُمْ عِزًّا كَلا سَيَكْفُرُونَ بِعِبَادَتِهِمْ وَيَكُونُونَ عَلَيْهِمْ ضِدًّا

Dan mereka telah mengambil sembahan-sembahan selain Allah, agar sembahan-sembahan itu menjadi pelindung bagi mereka, sekali-kali tidak Kelak mereka (sembahan-sembahan) itu akan mengingkari penyembahan (pengikut-pengikutnya) terhadapnya, dan mereka (sembahan-sembahan) itu akan menjadi musuh bagi mereka. (Maryam: 81-82)

Yakni berhala-berhala yang mereka puja-puja itu akan mengkhianati mereka di saat-saat mereka sangat memerlukan pertolongannya. Al-Khalil alias Nabi Ibrahim a.s. telah mengatakan, seperti yang disitir oleh firman Allah Swt:

إِنَّمَا اتَّخَذْتُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَوْثَانًا مَوَدَّةَ بَيْنِكُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ثُمَّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَكْفُرُ بَعْضُكُمْ بِبَعْضٍ وَيَلْعَنُ بَعْضُكُمْ بَعْضًا وَمَأْوَاكُمُ النَّارُ وَمَا لَكُمْ مِنْ نَاصِرِينَ

Sesungguhnya berhala-behala yang kamu sembah selain Allah adalah untuk menciptakan perasaan kasih sayang di antara kamu dalam kehidupan dunia ini, kemudian di hari kiamat sebagian kamu mengingkari sebagian (yang lain) dan sebagian kamu melaknati sebagian (yang lain); dan tempat kembalimu ialah neraka, dan sekali-kali tak ada para penolong bagimu. (Al-'Ankabut:25)


وَإِذَا تُتْلَىٰ عَلَيْهِمْ ءَايَٰتُنَا بَيِّنَٰتٍۢ قَالَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ لِلْحَقِّ لَمَّا جَآءَهُمْ هَٰذَا سِحْرٌۭ مُّبِينٌ 7

(7) Dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Kami yang menjelaskan, berkatalah orang-orang yang mengingkari kebenaran ketika kebenaran itu datang kepada mereka: "Ini adalah sihir yang nyata".

(7) 

Allah Swt. menceritakan perihal orang-orang musyrik dalam kekafiran dan keingkaran mereka, bahwa apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Allah yang menerangkan -yakni yang jelas, terang, dan gamblang-mereka mengatakan:

هَذَا سِحْرٌ مُبِينٌ

Ini adalah sihir yang nyata. (Al-Ahqaf:7)

Yakni sihir yang jelas, padahal mereka dusta dan mengada-ada, dan mereka sesat lagi kafir.


أَمْ يَقُولُونَ ٱفْتَرَىٰهُ ۖ قُلْ إِنِ ٱفْتَرَيْتُهُۥ فَلَا تَمْلِكُونَ لِى مِنَ ٱللَّهِ شَيْـًٔا ۖ هُوَ أَعْلَمُ بِمَا تُفِيضُونَ فِيهِ ۖ كَفَىٰ بِهِۦ شَهِيدًۢا بَيْنِى وَبَيْنَكُمْ ۖ وَهُوَ ٱلْغَفُورُ ٱلرَّحِيمُ 8

(8) Bahkan mereka mengatakan: "Dia (Muhammad) telah mengada-adakannya (Al Quran)". Katakanlah: "Jika aku mengada-adakannya, maka kamu tiada mempunyai kuasa sedikitpun mempertahankan aku dari (azab) Allah itu. Dia lebih mengetahui apa-apa yang kamu percakapkan tentang Al Quran itu. Cukuplah Dia menjadi saksi antaraku dan antaramu dan Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang".

(8) 

أَمْ يَقُولُونَ افْتَرَاهُ

Bahkan mereka mengatakan, Dia (Muhammad) telah mengada-adakannya (Al-Qur'an).” (Al-Ahqaf:8)

Yang mereka maksudkan dengan dia adalah Muhammad Saw., bahwa Al-Qur'an itu adalah buatan Muhammad. Maka Allah Swt. berfirman:

قُلْ إِنِ افْتَرَيْتُهُ فَلا تَمْلِكُونَ لِي مِنَ اللَّهِ شَيْئًا

Katakanlah, Jika aku mengada-adakannya, maka kamu tiada mempunyai kuasa sedikit pun mempertahankan aku dari (azab) Allah itu. (Al-Ahqaf:8)

Yakni seandainya aku berdusta terhadap-Nya dan mengaku-aku bahwa Dia telah mengutusku, padahal kenyataannya tidaklah demikian, tentulah Dia menghukumku dengan hukuman yang amat keras. Dan tiada seorang penduduk bumi pun, tidak pula kalian atau selain kalian yang dapat melindungiku dari azab-Nya. Semakna dengan apa yang telah disebutkan oleh firman-Nya dalam ayat yang lain, yaitu:

قُلْ إِنِّي لَنْ يُجِيرَنِي مِنَ اللَّهِ أَحَدٌ وَلَنْ أَجِدَ مِنْ دُونِهِ مُلْتَحَدًا إِلا بَلاغًا مِنَ اللَّهِ وَرِسَالاتِهِ

Katakanlah, “Sesungguhnya aku sekali-kali tiada seorang pun yang dapat melindungiku dari (azab) Allah dan sekali-kali tiada akan memperoleh tempat berlindung selain dari-Nya.” Akan tetapi, (aku hanya) menyampaikan (peringatan) dari Allah dan risalah-Nya. (Al-Jin:22-23)

Dan firman Allah Swt.:

وَلَوْ تَقَوَّلَ عَلَيْنَا بَعْضَ الأقَاوِيلِ. لأخَذْنَا مِنْهُ بِالْيَمِينِ. ثُمَّ لَقَطَعْنَا مِنْهُ الْوَتِينَ. فَمَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ عَنْهُ حَاجِزِينَ

Seandainya dia (Muhammad) mengada-adakan sebagian perkataan atas (nama) Kami, niscaya benar-benar Kami pegang dia pada tangan kanannya. Kemudian benar-benar Kami potong urat tali jantungnya. Maka sekali-kali tidak ada seorang pun dari kamu yang dapat menghalangi (Kami), dari pemotongan urat nadi itu. (Al-Haqqah:44-47)

Karena itulah maka disebutkan oleh firman-Nya dalam surat ini:

قُلْ إِنِ افْتَرَيْتُهُ فَلا تَمْلِكُونَ لِي مِنَ اللَّهِ شَيْئًا هُوَ أَعْلَمُ بِمَا تُفِيضُونَ فِيهِ كَفَى بِهِ شَهِيدًا بَيْنِي وَبَيْنَكُمْ

Katakanlah, Jika aku mengada-adakannya, maka kamu tiada mempunyai kuasa sedikit pun mempertahankan aku dari (azab) Allah itu. Dia lebih mengetahui apa-apa yang kamu percakapkan tentang Al-Qur’an itu. Cukuplah Dia menjadi saksi antaraku dan antaramu. (Al-Ahqaf:8)

Ini merupakan ancaman yang ditujukan kepada mereka dan peringatan yang amat keras lagi menakutkan.

Firman Allah Swt.:

وَهُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

Dialah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (Al-Ahqaf: 8)

Makna ayat ini mengandung anjuran bagi mereka untuk segera bertobat dan kembali ke jalan-Nya. Yakni sekalipun dengan sikap kalian yang demikian itu, jika kalian kembali kejalan-Nya dan bertobat kepada-Nya niscaya Dia menerima tobat kalian dan memaafkan, mengampuni kalian serta merahmati kalian. Ayat ini semakna dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:

وَقَالُوا أَسَاطِيرُ الأوَّلِينَ اكْتَتَبَهَا فَهِيَ تُمْلَى عَلَيْهِ بُكْرَةً وَأَصِيلا. قُلْ أَنزلَهُ الَّذِي يَعْلَمُ السِّرَّ فِي السَّمَوَاتِ وَالأرْضِ إِنَّهُ كَانَ غَفُورًا رَحِيمًا

Dan mereka berkata, Dongengan-dongengan orang-orang dahulu diminta supaya dituliskan, maka dibacakanlah dongengan itu kepadanya setiap pagi dan petang.” Katakanlah Al-Qur'an itu diturunkan oleh (Allah) Yang Mengetahui rahasia di langit dan di bumi. Sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Al-Furqan:5-6)


قُلْ مَا كُنتُ بِدْعًۭا مِّنَ ٱلرُّسُلِ وَمَآ أَدْرِى مَا يُفْعَلُ بِى وَلَا بِكُمْ ۖ إِنْ أَتَّبِعُ إِلَّا مَا يُوحَىٰٓ إِلَىَّ وَمَآ أَنَا۠ إِلَّا نَذِيرٌۭ مُّبِينٌۭ 9

(9) Katakanlah: "Aku bukanlah rasul yang pertama di antara rasul-rasul dan aku tidak mengetahui apa yang akan diperbuat terhadapku dan tidak (pula) terhadapmu. Aku tidak lain hanyalah mengikuti apa yang diwahyukan kepadaku dan aku tidak lain hanyalah seorang pemberi peringatan yang menjelaskan".

(9) 


Adapun firman Allah Swt.:

قُلْ مَا كُنْتُ بِدْعًا مِنَ الرُّسُلِ

Katakanlah, Aku bukanlah rasul yang pertama di antara rasul-rasul.” (Al-Ahqaf:9)

Yakni aku ini bukanlah rasul yang pertama yang diutus di bumi ini bahkan telah datang rasul-rasul sebelumku, dan bukanlah perkara yang kusampaikan ini merupakan perkara yang asing hingga berhak mendapat protes dari kalian dan kalian anggap mustahil aku diutus kepada kalian Karena sesungguhnya Allah Swt. telah mengutus rasul-rasul sebelumku kepada umat-umat yang sebelumku.

Ibnu Abbas r.a., Mujahid dan Qatadah telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya­: Katakanlah, Aku bukanlah rasul yang pertama di antara rasul-rasul.” (Al-Ahqaf: 9) Artinya, aku ini bukanlah rasul Allah yang pertama; baik Ibnu Jarir maupun Ibnu Abu Hatim tidak mengetengahkan pendapat selain pendapat ini.

Firman Allah Swt.:

وَمَا أَدْرِي مَا يُفْعَلُ بِي وَلا بِكُمْ

dan aku tidak mengetahui apa yang akan diperbuat terhadapku dan tidak (pula) terhadapmu. (Al-Ahqaf:9)

Ali ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a. sehubungan dengan ayat ini, bahwa ayat ini diturunkan sebelum firman-Nya:

لِيَغْفِرَ لَكَ اللَّهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ

supaya Allah memberi ampunan kepadamu terhadap dosamu yang telah lalu dan yang akan datang. (Al-Fath:2)

Hal yang sama telah dikatakan oleh Ikrimah, Al-Hasan, dan Qatadah, bahwa ayat surat Al-Ahqaf ini di-mansukh oleh firman-Nya:

لِيَغْفِرَ لَكَ اللَّهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ

supaya Allah memberi ampunan kepadamu terhadap dosamu yang telah lalu dan yang akan datang. (Al-Fath:2)

Mereka mengatakan bahwa ketika ayat surat Al-Fath diturunkan, seseorang dari kalangan kaum muslim berkata, Wahai Rasulullah, ini merupakan penjelasan dari Allah Swt. tentang apa yang akan Dia lakukan terhadapmu, lalu apakah yang akan Dia lakukan terhadap kami? Maka Allah Swt. menurunkan firman-Nya:

لِيُدْخِلَ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ جَنَّاتٍ

Supaya Dia memasukkan orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. (Al-Fath:5)

Demikianlah menurut riwayat ini, tetapi yang telah ditetapkan di dalam kitab sahih menyebutkan bahwa orang-orang mukmin mengatakan, Selamat untukmu, wahai Rasulullah, lalu apakah yang untuk kami? Maka Allah Swt. menurunkan surat Al-Fath ini (ayat 5).

Ad-Dahhak mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: dan aku tidak mengetahui apa yang akan diperbuat terhadapku dan tidak (pula) terhadapmu. (A!-Ahqaf:9) Yakni aku tidak mengetahui apakah yang diperintahkan kepadaku dan apakah yang dilarang kepadaku sesudah ini?

Abu Bakar Al-Huzali telah meriwayatkan dari Al-Hasan Al-Basri sehubungan dengan makna firman-Nya: dan aku tidak mengetahui apa yang akan diperbuat terhadapku dan tidak (pula) terhadapmu. (Al-Ahqaf:9) Adapun di akhirat, maka mendapat pemaafan dari Allah, dan telah diketahui bahwa hal itu berarti dimasukkan ke dalam surga. Tetapi Nabi Saw. mengatakan bahwa ia tidak mengetahui apakah yang akan dilakukan terhadap dirinya dan tidak (pula) terhadap diri mereka di dunia ini. Apakah beliau Saw. akan diusir sebagaimana para nabi sebelumnya diusir dari negerinya? Ataukah beliau akan di bunuh sebagaimana para nabi terdahulu banyak yang dibunuh? Nabi Saw. bersabda, Aku tidak mengetahui apakah kalian akan dibenamkan ke dalam bumi ataukah dilempari batu-batuan dari langit?

Pendapat inilah yang dijadikan pegangan oleh Ibnu Jarir, dan bahwa tiada takwiI lain selain ini.

Dan memang tidak diragukan lagi pendapat inilah yang sesuai dengan takwil ayat, karena sesungguhnya mengenai nasib di akhirat sudah dapat dipastikan tempat kembali beliau Saw. adalah surga, begitu pula orang-orang yang mengikutinya. Adapaun apa yang dilakukan terhadap dirinya (Nabi Saw.) di dunia ini, maka beliau tidak mengetahui apakah akibat dari urusannya dan urusan orang-orang musyrik Quraisy, bagaimanakah kesudahannya nanti, apakah mereka akan beriman ataukah mereka tetap pada kekafirannya yang akibatnya mereka akan diazab dan dimusnahkan.

Adapun mengenai hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, yaitu bahwa:

حَدَّثَنَا يَعْقُوبُ، حَدَّثَنَا أَبِي، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ خَارِجَةَ بْنِ زَيْدِ بْنِ ثَابِتٍ، عَنْ أُمِّ الْعَلَاءِ -وَهِيَ امْرَأَةٌ مِنْ نِسَائِهِمْ-أَخْبَرَتْهُ -وَكَانَتْ بَايَعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ-قَالَتْ: طَارَ لَهُمْ فِي السُّكْنَى حِينَ اقْتَرَعَتِ الْأَنْصَارُ عَلَى سُكْنَى الْمُهَاجِرِينَ عثمانُ بْنُ مَظْعُونٍ. فَاشْتَكَى عُثْمَانُ عِنْدَنَا فَمرَّضناه، حَتَّى إِذَا تُوُفِّيَ أدْرَجناه فِي أَثْوَابِهِ، فَدَخَلَ عَلَيْنَا رَسُولُ اللَّهِ فَقُلْتُ: رَحْمَةُ اللَّهِ عَلَيْكَ أَبَا السَّائِبِ، شَهَادَتِي عَلَيْكَ، لَقَدْ أَكْرَمَكَ اللَّهِ. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: وَمَا يُدْرِيكَ أَنَّ اللَّهَ أَكْرَمَهُ؟ فَقُلْتُ: لَا أَدْرِي بِأَبِي أَنْتَ وَأُمِّي! فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَمَّا هُوَ فَقَدْ جَاءَهُ الْيَقِينُ مِنْ رَبِّهِ، وَإِنِّي لَأَرْجُو لَهُ الْخَيْرَ، وَاللَّهِ مَا أَدْرِي وَأَنَا رَسُولُ اللَّهِ مَا يُفْعَلُ بِي! قَالَتْ: فَقُلْتُ: وَاللَّهِ لَا أُزَكِّي أَحَدًا بَعْدَهُ أَبَدًا. وَأَحْزَنَنِي ذَلِكَ، فَنِمْتُ فَرَأَيْتُ لِعُثْمَانَ عَيْنًا تَجْرِي، فَجِئْتُ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَخْبَرْتُهُ بِذَلِكَ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ذَاكَ

عَمَلُهُ.

telah menceritakan kepada kami Ya'qub, telah menceritakan kepada kami ayahku, dari Ibnu Syihab, dari Kharijah ibnu Zaid ibnu Sabit, dari Ummul Ala salah seorang istri sahabat yang telah menceritakan hadis berikut; dia adalah salah seorang wanita yang ikut berbaiat kepada Rasulullah Saw. Ia menceritakan bahwa ketika dilakukan undian di kalangan orang-orang Ansar untuk memberikan perumahan kepada kaum Muhajirin, maka Usman ibnu Marun segera bergabung bersama mereka. Kemudian dia sakit di rumah kami, maka kami merawatnya. Dan ketika dia meninggal dunia, kami kafani dengan kain bajunya. Lalu Rasulullah Saw. masuk ke dalam rumah kami, bertepatan dengan ucapap kami, Semoga rahmat Allah terlimpahkan kepadamu, hai Abus Sa'ib (nama panggilan Usman ibnu Maz'un r.a.), aku bersaksi untukmu, bahwa sesungguhnya Allah Swt. telah memuliakanmu. Maka Rasulullah Saw. bertanya, Apakah yang memberitahukanmu bahwa Allah telah memuliakannya? Aku menjawab, Saya tidak tahu, demi ayahku dan ibuku yang menjadi tebusanmu. Maka Rasulullah Saw. bersabda: Adapun dia, maka sesungguhnya telah datang kepadanya perkara yang meyakinkan dari Tuhannya, dan sesungguhnya aku mengharapkan kebaikan baginya. Demi Allah, aku sendiri sebagai utusan Allah tidak mengetahui apa yang bakal dilakukan terhadap diriku. Maka aku berkata, Demi Allah, aku tidak akan menyucikan seorang pun sesudahnya buat selama-lamanya, dan peristiwa itu membuatku bersedih hati, lalu aku tidur dan dalam mimpiku aku melihat Usman r a mempunyai mata air yang mengalir. Lalu aku menghadap kepada Rasulullah Saw. dan kuceritakan mimpiku itu kepadanya. Maka Rasulullah Saw. bersabda: Itu adalah berkat amal perbuatannya.

Imam Bukhari mengetengahkan hadis ini secara tunggal tanpa Imam Muslim. Dan menurut lafaz yang lain dari Imam Bukhari disebutkan:

مَا أَدْرِي وَأَنَا رَسُولُ اللَّهِ مَا يُفْعَلُ بِهِ

Aku tidak mengetahui, padahal aku adalah utusan Allah apakah yang bakal dilakukan terhadap diriku.

Hadis ini lebih meyakinkan bila dikatakan bahwa memang inilah yang terkenal, sebagai buktinya ialah adanya ucapan Ummul Ala yang mengatakan, Peristiwa itu membuatku sangat bersedih hati. Dan dengan adanya hadis ini dan yang semisal dengannya, menunjukkan bahwa tidak boleh dipastikan terhadap seseorang yang tertentu yang masuk surga kecuali dengan adanya nas dari Pentasyri' yang menentukannya, seperti sepuluh orang sahabat yang telah mendapat berita gembira masuk surga tanpa hisab, dan juga seperti Ibnu Salam, Al-Umaisa, Bilal, Suraqah Abdullah ibnu Amr ibnu Haram (orang tua Jabir) dan para ahli qurra yang berjumlah tujuh puluh orang yang gugur di sumur Ma'unah dan Zaid ibnu Harisah, Ja'far, dan Abdullah ibnu Rawwahah serta para sahabat lainnya; semoga Allah melimpahkan rida-Nya kepada mereka

Firman Allah Swt.:

إِنْ أَتَّبِعُ إِلا مَا يُوحَى إِلَيَّ

Aku tidak lain hanyalah mengikuti apa yang diwahyukan kepadaku. (Al-Ahqaf:9)

Yakni sesungguhnya aku hanya mengikuti apa yang diturunkan oleh Allah kepadaku, berupa wahyu.

وَمَا أَنَا إِلا نَذِيرٌ مُبِينٌ

dan aku tidak lain hanyalah seorang pemberi peringatan yang menjelaskan. (Al-Ahqaf:9)


قُلْ أَرَءَيْتُمْ إِن كَانَ مِنْ عِندِ ٱللَّهِ وَكَفَرْتُم بِهِۦ وَشَهِدَ شَاهِدٌۭ مِّنۢ بَنِىٓ إِسْرَٰٓءِيلَ عَلَىٰ مِثْلِهِۦ فَـَٔامَنَ وَٱسْتَكْبَرْتُمْ ۖ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَهْدِى ٱلْقَوْمَ ٱلظَّٰلِمِينَ 10

(10) Katakanlah: "Terangkanlah kepadaku, bagaimanakah pendapatmu jika Al Quran itu datang dari sisi Allah, padahal kamu mengingkarinya dan seorang saksi dari Bani Israil mengakui (kebenaran) yang serupa dengan (yang tersebut dalam) Al Quran lalu dia beriman, sedang kamu menyombongkan diri. Sesungguhnya Allah tiada memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim".

(10) 

Allah Swt. berfirman:

قُلْ

Katakanlah. (Al-Ahqaf:10)

hai Muhammad, kepada orang-orang musyrik yang mengingkari Al-Qur’an.

أَرَأَيْتُمْ إِنْ كَانَ

هَذَا الْقُرْآنُ

مِنْ عِنْدِ اللَّهِ وَكَفَرْتُمْ بِهِ

Terangkanlah kepadaku, bagaimanakah pendapatmu jika Al-Qur’an ini datang dari sisi Allah, padahal kamu mengingkari­nya. (Al-Ahqaf: 10)

Yakin menurut dugaan kalian apakah yang akan dilakukan Allah terhadap diri kalian jika memang Al-Kitab yang aku datangkan kepada kalian ini benar-benar telah diturunkan oleh-Nya kepadaku agar aku menyampaikannya kepada kalian, padahal kalian mengingkari dan mendustakannya.

وَشَهِدَ شَاهِدٌ مِنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ عَلَى مِثْلِهِ

dan seorang saksi dari Bani Israil mengakui (kebenaran) yang serupa dengan (yang disebut dalam) Al-Qur’an. (Al-Ahqaf:10)

Yaitu aitu kitab-kitab yang diturunkan kepada para nabi sebelumku telah membenarkan dan mengakui keabsahan dari Al-Qur'an Kitab-kitab terdahulu itu telah memberitakan tentangnya, sebagaimana yang diberitakan oleh Al-Qur'an ini.

Firman Allah Swt.:

فَآمَنَ

lalu dia beriman. (Al-Ahqaf:10)

Maksudnya, orang dari kalangan Bani Israil yang menyaksikan kebenaran Al-Qur'an ini karena dia mengetahui hakikat dan Al-Qur’an.

وَاسْتَكْبَرْتُمْ

sedangkan kamu menyombongkan diri. (Al-Ahqaf:10)

Yakni kamu dan para pengikutmu bersikap angkuh terhadapnya. Masruq mengatakan bahwa lalu berimanlah orang yang menjadi saksi ini kepada nabi dan kitab-Nya, sedangkan kalian kafir kepada nabi kalian dan juga kepada kitab kalian.

إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ

Sesungguhnya Allah tiada memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim. (Al-Ahqaf:10)

Kata asy-syahid ini adalah isim jinsi yang pengertiannya bersifat menyeluruh mencakup Abdullah ibnu Salam dan lain-lainnya yang beriman. Ayat ini adalah Makkiyyah, diturunkan sebelum masuk Islamnya Abdullah ibnu Salam r.a. Dan pengertiannya sama dengan firman Allah Swt.:

وَإِذَا يُتْلَى عَلَيْهِمْ قَالُوا آمَنَّا بِهِ إِنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَبِّنَا إِنَّا كُنَّا مِنْ قَبْلِهِ مُسْلِمِينَ

Dan apabila dibacakan (Al-Qur'an itu) kepada mereka, mereka berkata Kami beriman kepadanya; sesungguhnya Al-Qur’an itu adalah suatu kebenaran dari Tuhan kami, sesungguhnya kami sebelumnya adalah orang-orang yang membenarkan (nya). (Al-Qashash:53)

Dan firman Allah Swt.:

إِنَّ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ مِنْ قَبْلِهِ إِذَا يُتْلَى عَلَيْهِمْ يَخِرُّونَ لِلأذْقَانِ سُجَّدًا وَيَقُولُونَ سُبْحَانَ رَبِّنَا إِنْ كَانَ وَعْدُ رَبِّنَا لَمَفْعُولا

Sesungguhnya orang-orang yang diberi pengetahuan sebelumnya apabila dibacakan Al-Qur’an kepada mereka mereka menyungkur atas muka mereka sambil bersujud dan mereka berkata, Mahasuci Tuhan kami; sesungguhnya janji tuhan kami pasti dipenuhi.” (Al-Isra:17-18)

Masruq dan Asy-Sya'bi mengatakan bahwa orang yang dimaksud bukanlah Abdullah ibnu Salam karena ayat ini Makkiyah, sedangkan masuk Islamnya Abdullah ibnu Salam r.a. adalah di Madinah.

Ibnu Jarir dan Ibnu Abu Hatim meriwayatkan atsar ini dari keduanya, dan Ibnu Jarir memilih pendapat ini.

Malik telah meriwayatkan dari Abun Nadr, dari Amir ibnu Sa'd dari ayahnya yang mengatakan, Aku belum pernah mendengar Rasulullah Saw. berkata kepada seseorang yang berjalan di muka bumi bahwa sesungguhnya dia termasuk ahli surga kecuali kepada Abdullah ibnu Salam r.a.

Sa'd mengatakan bahwa berkenaan dengan Abdullah ibnu Salam diturunkan ayat berikut, yaitu firman-Nya: dan seorang saksi dari Bani Israil mengakui (kebenaran) yang serupa dengan (yang disebut dalam) Al-Qur’an. (Al-Ahqaf:10)

Imam Bukhari dan Imam Muslim serta Imam Nasai telah meriwayatkannya melalui, hadis Malik dengan sanad yang sama. Hal yang sama telah dikatakan oleh Ibnu Abbas r.a., Mujahid, Ad-Dahhak, Qatadah Ikrimah Yusuf ibnu Abdullah ibnu Salam, Hilak ibnu Yusaf, As-Saddi As-Sauri' Malik ibnu Anas, dan Ibnu Zaid; mereka semuanya mengatakan bahwa sesungguhnya yang dimaksud dalam ayat adalah Abdullah ibnu Salam.


وَقَالَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ لِلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَوْ كَانَ خَيْرًۭا مَّا سَبَقُونَآ إِلَيْهِ ۚ وَإِذْ لَمْ يَهْتَدُوا۟ بِهِۦ فَسَيَقُولُونَ هَٰذَآ إِفْكٌۭ قَدِيمٌۭ 11

(11) Dan orang-orang kafir berkata kepada orang-orang yang beriman: "Kalau sekiranya di (Al Quran) adalah suatu yang baik, tentulah mereka tiada mendahului kami (beriman) kepadanya. Dan karena mereka tidak mendapat petunjuk dengannya maka mereka akan berkata: "Ini adalah dusta yang lama".

(11) 

Firman Allah Swt.:

وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لِلَّذِينَ آمَنُوا لَوْ كَانَ خَيْرًا مَا سَبَقُونَا إِلَيْهِ

Dan orang-orang kafir berkata kepada orang-orang yang beriman, Kalau sekiranya dia (Al-Qur'an) adalah suatu yang baik, tentulah mereka tiada mendahului kami (beriman) kepadanya.” (Al-Ahqaf:11)

Yakni mereka mengatakan tentang orang-orang yang beriman kepada Al-Qur'an bahwa sekiranya Al-Qur'an itu baik, tentulah mereka tidak akan mendahului kami dalam beriman kepadanya. Yang mereka maksudkan adalah Bilal, Ammar, Suhaib, dan Khabbab serta orang-orang mukmin lainnya yang serupa dengan mereka dari kalangan orang-orang mukmin yang lemah dan masih menjadi budak.

Tidaklah mereka berpendapat demikian, melainkan mereka mempunyai keyakinan bahwa diri mereka mempunyai kedudukan di mata Allah dan diperhatikan oleh-Nya. Mereka berpandangan keliru dalam hal ini dan jelas parah kekeliruannya, karena disebutkan oleh Allah Swt. dalam firman-Nya:

وَكَذَلِكَ فَتَنَّا بَعْضَهُمْ بِبَعْضٍ لِيَقُولُوا أَهَؤُلاءِ مَنَّ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنْ بَيْنِنَا

Dan demikianlah telah Kami uji sebagian mereka (orang-orang yang kaya) dengan sebagian lain (orang-orang miskin), supaya (orang-orang yang kaya itu) berkata, Orang-orang semacam inikah di antara kita yang diberi anugerah oleh Allah kepada mereka? (Al-An'am:53)

Yakni mereka merasa heran mengapa orang-orang seperti itu mendapat petunjuk, sedangkan diri mereka tidak. Karena itulah disebutkan oleh firman berikutnya:

لَوْ كَانَ خَيْرًا مَا سَبَقُونَا إِلَيْهِ

Kalau sekiranya dia (Al-Qur'an) adalah suatu yang baik, tentulah mereka tiada mendahului kami (beriman) kepadanya. (Al-Ahqaf:11)

Adapun golongan ahli sunnah wal jamaah mengatakan tentang semua perbuatan dan ucapan yang tidak terbukti bersumber dari para sahabat berarti hal itu adalah bid'ah. Karena sesungguhnya seandainya hal itu baik, tentulah mereka mendahului kita beriman kepadanya, karena sesungguhnya tiada suatu perkara kebaikan pun yang mereka biarkan melainkan mereka (para sahabat) bersegera mengerjakannya

Firman Allah Swt.:

وَإِذْ لَمْ يَهْتَدُوا بِهِ

أَيْ: بِالْقُرْآنِ

فَسَيَقُولُونَ هَذَا إِفْكٌ

أَيْ: كَذِبٌ

قَدِيمٌ

Dan Karena mereka tidak mendapat petunjuk dengannya, maka mereka akan berkata, 'Ini adalah dusta yang lama. (Al-Ahqaf. 11)

Yakni apa yang terkandung di dalam Al-Qur'an itu adalah dusta yang lama. Dengan kata lain, dapat disebutkan bahwa Al-Quran itu dikutip dan orang-orang dahulu. Mereka mendiskreditkan Al-Qur'an dan orang-orang yang beriman kepadanya. Hal inilah yang dinamakan sifat takabur yang disebutkan oleh Rasulullah Saw. melalui sabdanya yang mengatakan:

بَطَرُ الْحَقِّ، وغَمْط النَّاسِ

Menentang perkara yang hak (benar) dan meremehkan orang.

kemudian disebutkan dalam firman berikutnya:



وَمِن قَبْلِهِۦ كِتَٰبُ مُوسَىٰٓ إِمَامًۭا وَرَحْمَةًۭ ۚ وَهَٰذَا كِتَٰبٌۭ مُّصَدِّقٌۭ لِّسَانًا عَرَبِيًّۭا لِّيُنذِرَ ٱلَّذِينَ ظَلَمُوا۟ وَبُشْرَىٰ لِلْمُحْسِنِينَ 12

(12) Dan sebelum Al Quran itu telah ada kitab Musa sebagai petunjuk dan rahmat. Dan ini (Al Quran) adalah kitab yang membenarkannya dalam bahasa Arab untuk memberi peringatan kepada orang-orang yang zalim dan memberi kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik.

(12) 

وَمِنْ قَبْلِهِ كِتَابُ مُوسَى

Dan sebelum Al-Qur’an itu telah ada kitab Musa. (Al-Ahqaf:12)

Yakni kitab Taurat.

إِمَامًا وَرَحْمَةً وَهَذَا كِتَابٌ

يَعْنِي: الْقُرْآنَ

مُصَدِّقٌ

sebagai petunjuk dan rahmat. Dan ini (Al-Qur'an) adalah kitab yang membenarkannya. (Al-Ahqaf:12)

Maksudnya, membenarkan kitab-kitab yang telah mendahuluinya.

لِسَانًا عَرَبِيًّا

dalam bahasa Arab. (Al-Ahqaf:12)

Yakni bahasa yang fasih, terang, dan jelas.

لِيُنْذِرَ الَّذِينَ ظَلَمُوا وَبُشْرَى لِلْمُحْسِنِينَ

untuk memberi peringatan kepada orang-orang yang zalim dan memberi kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik. (Al-Ahqaf:12)

Al-Qur'an itu mengandung peringatan buat orang-orang kafir dan berita gembira buat orang-orang mukmin.


إِنَّ ٱلَّذِينَ قَالُوا۟ رَبُّنَا ٱللَّهُ ثُمَّ ٱسْتَقَٰمُوا۟ فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ 13

(13) Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah", kemudian mereka tetap istiqamah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita.

(13) 

Firman Allah Swt.:

إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا

Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan Tuhan kami ialah Allah, kemudian mereka tetap istiqamah. (Al-Anqaf:13)

Tafsir ayat ini telah dikemukakan dalam tafsir surat Ha Mim Sajdah.

Firman Allah Swt.:

فَلا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ

maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka. (Al-Ahqaf:13)

dalam menghadapi masa depan mereka.

وَلا هُمْ يَحْزَنُونَ

dan mereka tiada (pula) berduka cita. (Al-Ahqaf:13)

terhadap masa lalu mereka.



أُو۟لَٰٓئِكَ أَصْحَٰبُ ٱلْجَنَّةِ خَٰلِدِينَ فِيهَا جَزَآءًۢ بِمَا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ 14

(14) Mereka itulah penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya; sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan.

(14) 

أُولَئِكَ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ خَالِدِينَ فِيهَا جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

Mereka itulah penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya; sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan. (Al-Ahqaf:14)

Yakm amal-amal perbuatan yang dahulu telah mereka kerjakan yang menyebabkan mereka memperoleh rahmat Allah yang terlimpahkan kepada mereka. Hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui.