46 - الأحقاف - Al-Ahqaf

Juz : 26

The Dunes
Meccan

وَٱذْكُرْ أَخَا عَادٍ إِذْ أَنذَرَ قَوْمَهُۥ بِٱلْأَحْقَافِ وَقَدْ خَلَتِ ٱلنُّذُرُ مِنۢ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِۦٓ أَلَّا تَعْبُدُوٓا۟ إِلَّا ٱللَّهَ إِنِّىٓ أَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيمٍۢ 21

(21) Dan ingatlah (Hud) saudara kaum 'Aad yaitu ketika dia memberi peringatan kepada kaumnya di Al Ahqaaf dan sesungguhnya telah terdahulu beberapa orang pemberi peringatan sebelumnya dan sesudahnya (dengan mengatakan): "Janganlah kamu menyembah selain Allah, sesungguhnya aku khawatir kamu akan ditimpa azab hari yang besar".

(21) 

Allah Swt. berfirman, menghibur Nabi-Nya yang sedang menghadapi pendustaan dari sebagian kaumnya yang mendustakannya.

وَاذْكُرْ أَخَا عَادٍ

Dan ingatlah (Hud) saudara kaum ‘Ad. (Al-Ahqaf: 21)

Dia adalah Nabi Hud a.s. yang diutus oleh Allah kepada kaum ‘Ad yang pertama; mereka bertempat tinggal di bukit-bukit pasir, menurut Ibnu Zaid.

Menurut Ikrimah, Al-Ahqaf artinya bukit-bukit dan gua-gua.

Ali ibnu Abu Talib r.a. telah mengatakan bahwa Ahqaf adalah nama sebuah lembah yang terletak di Hadramaut, dikenal dengan sebutan Barhut; dilemparkan ke dalamnya ruh orang-orang kafir.

Qatadah mengatakan, telah diceritakan kepada kami bahwa 'Ad adalah suatu kaum di negeri Yaman, penduduk daerah pesisir di suatu daerah yang dikenal dengan sebutan Asy-Syahr.

Ibnu Majah mengatakan di dalam Bab "Apabila Seseorang Berdoa Hendaklah Memulai untuk Dirinya Sendiri" bahwa:

حَدَّثَنَا الْحُسَيْنُ بْنُ عَلِيٍّ الْخَلَّالُ، حَدَّثَنَا زَيْدُ بْنُ الْحُبَابِ، حَدَّثَنَا سُفْيَانَ، عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "يَرْحَمُنَا اللَّهُ، وَأَخَا عَادٍ"

telah menceritakan kepada kami Al-Husain ibnu Ali Al-Khallal, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Zaid ibnul Habbab, telah menceritakan kepada kami Sufyan, telah menceritakan kepada kami Ali ibnu Ishaq, dari Sa'id ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Semoga Allah merahmati kita dan saudara kaum 'Ad (Nabi Hud a.s.).

Adapun firman Allah Swt.:

وَقَدْ خَلَتِ النُّذُرُ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ

dan sesungguhnya telah terdahulu beberapa orang pemberi peringatan sebelumnya dan sesudahnya. (Al-Ahqaf: 21)

Yakni Allah telah mengutus kepada orang-orang yang tinggal di sekeliling (di sekitar) negeri mereka, yakni di kota-kota rasul-rasul yang membawa peringatan kepada mereka. Semakna dengan pengertian yang disebutkan oleh firman-Nya:

فَجَعَلْنَاهَا نَكَالا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهَا وَمَا خَلْفَهَا

Maka Kami jadikan yang demikian itu peringatan bagi orang-orang di masa itu dan bagi mereka yang akan datang kemudian. (Al-Baqarah: 66)

Dan firman Allah Swt.:

فَإِنْ أَعْرَضُوا فَقُلْ أَنْذَرْتُكُمْ صَاعِقَةً مِثْلَ صَاعِقَةِ عَادٍ وَثَمُودَ إِذْ جَاءَتْهُمُ الرُّسُلُ مِنْ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ أَلا تَعْبُدُوا إِلا اللَّهَ قَالُوا لَوْ شَاءَ رَبُّنَا لأنزلَ مَلائِكَةً فَإِنَّا بِمَا أُرْسِلْتُمْ بِهِ كَافِرُونَ

Jika mereka berpaling, maka katakanlah, "Aku telah memperingatkan kamu dengan petir, seperti petir yang menimpa kaum 'Ad dan kaum Samud.” Ketika rasul-rasul datang kepada mereka dari depan dan dari belakang mereka (dengan menyerukan), "Janganlah kamu menyembah selain Allah.” (Fushshilat: 13-14)

Adapun firman Allah Swt.:

إِنِّي أَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيمٍ

sesungguhnya aku khawatir kamu akan ditimpa azab hari yang besar. (Al-Ahqaf: 21)

Nabi Hud a.s. mengatakan hal itu kepada mereka, tetapi kaumnya menjawab seperti yang disitir oleh firman-Nya:





قَالُوٓا۟ أَجِئْتَنَا لِتَأْفِكَنَا عَنْ ءَالِهَتِنَا فَأْتِنَا بِمَا تَعِدُنَآ إِن كُنتَ مِنَ ٱلصَّٰدِقِينَ 22

(22) Mereka menjawab: "Apakah kamu datang kepada kami untuk memalingkan kami dari (menyembah) tuhan-tuhan kami? Maka datangkanlah kepada kami azab yang telah kamu ancamkan kepada kami jika kamu termasuk orang-orang yang benar".

(22) 

أَجِئْتَنَا لِتَأْفِكَنَا عَنْ آلِهَتِنَا

Apakah kamu datang kepada kami untuk memalingkan kami dari (menyembah) tuhan-tuhan kami? (Al-Ahqaf: 22)

yakni untuk menghalang-halangi kami dari menyembah tuhan-tuhan kami?

فَأْتِنَا بِمَا تَعِدُنَا إِنْ كُنْتَ مِنَ الصَّادِقِينَ

Maka datangkanlah kepada kami azab yang telah kamu ancamkan kepada kami jika kamu termasuk orang-orang yang benar. (Al-Ahqaf: 22)

Mereka meminta agar azab Allah disegerakan kepada mereka. Hal ini mereka katakan dengan nada menantang dan tidak percaya dengan peringatan dan ancaman tersebut. Semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya dalam ayat yang lain:

يَسْتَعْجِلُ بِهَا الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِهَا

Orang-orang yang tidak beriman kepada hari kiamat meminta supaya hari itu segera didatangkan. (Asy-Syura: 18)


قَالَ إِنَّمَا ٱلْعِلْمُ عِندَ ٱللَّهِ وَأُبَلِّغُكُم مَّآ أُرْسِلْتُ بِهِۦ وَلَٰكِنِّىٓ أَرَىٰكُمْ قَوْمًۭا تَجْهَلُونَ 23

(23) Ia berkata: "Sesungguhnya pengetahuan (tentang itu) hanya pada sisi Allah dan aku (hanya) menyampaikan kepadamu apa yang aku diutus dengan membawanya tetapi aku lihat kamu adalah kaum yang bodoh".

(23) 

Firman Allah Swt.:

قَالَ إِنَّمَا الْعِلْمُ عِنْدَ اللَّهِ

Ia berkata, "Sesungguhnya pengetahuan (tentang itu) hanya pada sisi Allah.” (Al-Ahqaf: 23)

Yakni hanya Allah-lah yang mengetahui perihal kalian. Jika kalian memang berhak untuk disegerakan azab-Nya kepada kalian, tentulah Dia akan melakukannya terhadap kalian. Adapun mengenai diriku, maka tugasku hanyalah menyampaikan kepada kalian apa yang diutuskan kepadaku.

وَلَكِنِّي أَرَاكُمْ قَوْمًا تَجْهَلُونَ

tetapi aku lihat kamu adalah kaum yang bodoh. (Al-Ahqaf: 23)

Yaitu tidak berakal dan tidak memahami.


فَلَمَّا رَأَوْهُ عَارِضًۭا مُّسْتَقْبِلَ أَوْدِيَتِهِمْ قَالُوا۟ هَٰذَا عَارِضٌۭ مُّمْطِرُنَا ۚ بَلْ هُوَ مَا ٱسْتَعْجَلْتُم بِهِۦ ۖ رِيحٌۭ فِيهَا عَذَابٌ أَلِيمٌۭ 24

(24) Maka tatkala mereka melihat azab itu berupa awan yang menuju ke lembah-lembah mereka, berkatalah mereka: "Inilah awan yang akan menurunkan hujan kepada kami". (Bukan!) bahkan itulah azab yang kamu minta supaya datang dengan segera (yaitu) angin yang mengandung azab yang pedih,

(24) 

Firman Allah Swt.:

فَلَمَّا رَأَوْهُ عَارِضًا مُسْتَقْبِلَ أَوْدِيَتِهِمْ

Maka tatkala mereka melihat azab itu berupa awan yang menuju ke lembah-lembah mereka. (Al-Ahqaf: 24)

Yakni ketika mereka melihat azab itu datang kepada mereka, mereka mengira bahwa itu adalah awan yang menurunkan hujan kepada mereka, maka bergembiralah mereka dengan kedatangannya. Sebelum itu mereka memang sangat memerlukan hujan karena sudah lama tidak turun hujan kepada mereka.

Firman Allah Swt.:

بَلْ هُوَ مَا اسْتَعْجَلْتُمْ بِهِ رِيحٌ فِيهَا عَذَابٌ أَلِيمٌ

(Bukan), bahkan itulah azab yang kamu minta supaya datang dengan segera (yaitu) angin yang mengandung azab yang pedih. (Al-Ahqaf: 24)

Itu adalah azab yang kalian inginkan melalui perkataan kalian, "Datangkanlah azab itu kepada kami jika kamu termasuk orang-orang yang benar."


تُدَمِّرُ كُلَّ شَىْءٍۭ بِأَمْرِ رَبِّهَا فَأَصْبَحُوا۟ لَا يُرَىٰٓ إِلَّا مَسَٰكِنُهُمْ ۚ كَذَٰلِكَ نَجْزِى ٱلْقَوْمَ ٱلْمُجْرِمِينَ 25

(25) yang menghancurkan segala sesuatu dengan perintah Tuhannya, maka jadilah mereka tidak ada yang kelihatan lagi kecuali (bekas-bekas) tempat tinggal mereka. Demikianlah Kami memberi balasan kepada kaum yang berdosa.

(25) 

تُدَمِّرُ كُلِّ شَيْءٍ

yang menghancurkan segala sesuatu. (Al-Ahqaf: 25)

Yakni azab tersebut akan menghancurkan segala sesuatu yang ada di negeri mereka yang berhak untuk dihancurkan.

بِأَمْرِ رَبِّهَا

dengan perintah Tuhannya. (Al-Ahqaf: 25)

yang dengan seizin Allah Swt. untuk menghancurkan negeri mereka, semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya dalam ayat yang lain:

مَا تَذَرُ مِنْ شَيْءٍ أَتَتْ عَلَيْهِ إِلا جَعَلَتْهُ كَالرَّمِيمِ

angin itu tidak membiarkan satu pun yang dilandanya, melainkan dijadikannya seperti serbuk. (Adz-Dzariyat: 42)

Yaitu seperti sesuatu yang lapuk. Karena itulah disebutkan dalam firman berikutnya:

فَأَصْبَحُوا لَا يُرَى إِلا مَسَاكِنُهُمْ

maka jadilah mereka tidak ada yang kelihatan lagi kecuali (bekas-bekas) tempat tinggal mereka. (Al-Ahqaf: 25)

karena semuanya telah binasa, tanpa ada seorang pun dari mereka yang hidup.

كَذَلِكَ نَجْزِي الْقَوْمَ الْمُجْرِمِينَ

Demikianlah Kami memberi balasan kepada kaum yang berdosa. (Al-Ahqaf: 25)

Yakni demikianlah hukuman Kami terhadap orang yang mendustakan rasul-rasul Kami dan menentang perintah Kami.

Dalam sebuah hadis disebutkan kisah mereka, hadisnya garib sekali dan termasuk salah satu hadis yang berpredikat garib lagi tersendiri.

Imam Ahmad mengatakan telah menceritakan kepada kami Zaid ibnul Habbab, telah menceritakan kepadaku Abul Munzir alias Salam ibnu Sulaiman An-Nahwi yang mengatakan bahwa telah menceritakan kepada kami Asim ibnu Abun Nujud, dari Abu Wa'il, dari Al-Haris Al-Bakri yang menceritakan bahwa ia pergi untuk mengadu kepada Rasulullah Saw. tentang Al-Ala ibnul Hadrami. Dalam perjalanannya ia bersua dengan seorang nenek-nenek dan kalangan Bani Tamim, yaitu Rabzah. Nenek-nenek itu tidak mampu lagi meneruskan perjalanannya. Maka ia berkata kepadaku (Al-Haris Al-Bakri), "Hai hamba Allah, sesungguhnya aku mempunyai suatu keperluan dengan Rasulullah Saw, maka sudikah engkau menyampaikan­nya kepada beliau Saw.?" Maka aku menaikkannya ke unta kendaraanku dan kuantarkan ia ke Madinah, yang saat itu Masjid Nabawi kelihatan penuh dengan banyak orang. Tiba-tiba kelihatan sebuah panji berwarna hitam berkibar lalu kelihatan sahabat Bilal r.a. menyandang pedangnya berada di hadapan Rasulullah Saw. Lalu aku bertanya, "Ada apa dengan orang-orang banyak ini?" Mereka menjawab, "Rasulullah Saw. akan mengirimkan Amr ibnul As r.a. bersama pasukan kaum muslim ke suatu tujuan."

Al-Haris melanjutkan kisahnya, bahwa lalu ia masuk ke dalam rumah atau kemah Rasulullah Saw. Sebelumnya ia meminta izin untuk bersua dengan beliau, kemudian diberi izin. Lalu masuklah ia dan mengucapkan salam. Maka Rasulullah Saw. bertanya, "Apakah antara kamu dan Bani Tamim terdapat sesuatu (permusuhan)?" Aku (Al-Haris) menjawab, "Ya, dan kami beroleh kemenangan atas mereka. Dan di tengah jalan saya bersua dengan seorang nenek-nenek dari Bani Tamim yang tidak mampu meneruskan perjalanannya, lalu ia meminta kepadaku untuk membawanya ke hadapan engkau, sekarang dia berada di depan pintu." Lalu nenek-nenek itu diizinkan untuk masuk, maka masuklah nenek-nenek itu.

Lalu aku berkata, "Wahai Rasulullah, sudilah kiranya engkau membuatkan pembatas antara kami dan Bani Tamim. Jika engkau berkehendak, maka buatkanlah padang sahara sebagai pembatasnya." Maka dengan serta merta nenek-nenek itu emosi dan bangkit seraya berkata, "Wahai Rasulullah, apakah yang diinginkan oleh orang yang memintamu dengan mendesak ini?"

Al-Haris melanjutkan kisahnya, maka aku menjawab, "Sesungguhnya nasibku sekarang adalah yang seperti dikatakan oleh pepatah masa dahulu, 'serigala berbulu domba.' Sesungguhnya aku membawa nenek-nenek ini tanpa menyadari bahwa dia adalah musuhku, kukira dia temanku, aku berlindung kepada Allah dan rasul-Nya bila nasibku menjadi seperti utusan kaum ‘Ad."

Rasulullah Saw. bertanya kepadaku, "Bagaimanakah kisah utusan kaum 'Ad itu?" Padahal beliau Saw. lebih mengetahui kisah tersebut daripada dia, tetapi beliau mendesaknya agar menceritakan kisah itu. Maka ia menjawab, bahwa sesungguhnya kaum ‘Ad mengalami musim paceklik yang berkepanjangan, lalu mereka mengirimkan seorang utusan yang dikenal dengan nama Qil. Qil dalam perjalanannya bersua dengan Mu'awiyah ibnu Bakar, lalu Qil tinggal padanya selama satu bulan. Mu'awiyah memberinya minuman Khamr dan menghiburnya dengan dua orang penyanyi yang dikenal dengan julukan Jarradatain.

Setelah berlalu masa satu bulan, Qil berangkat menuju Bukit Mahrah, lalu berdoa, "Ya Allah, sesungguhnya Engkau mengetahui bahwa aku datang bukan kepada orang sakit yang memerlukan pengobatan dariku, tidak pula kepada tawanan yang perlu aku tebus. Ya Allah, berilah kaum 'Ad hujan selama Engkau akan memberi mereka hujan."

Maka berlalulah iringan awan hitam, lalu ada suara yang berseru dari dalam awan tersebut, "Pilihlah!" Maka Qil mengisyaratkan tangannya ke arah suatu kumpulan awan yang berwarna hitam pekat. Kemudian diseru dari arah awan, "Terimalah awan ini dalam rupa debu dan angin yang sangat kuat, yang tiada menyisakan seorang manusia pun dari kaum 'Ad dapat hidup."

Perawi melanjutkan kisahnya, bahwa menurut berita yang sampai kepadaku tiadalah kadar angin yang dikirimkan kepada mereka melainkan sebesar lubang cincinku, dan mereka semuanya binasa.

Abu Wa'il mengatakan bahwa lalu Nabi Saw. membenarkan kisah tersebut. Dan tersebutlah apabila mereka mengirimkan delegasi yang terdiri dari seorang wanita dan seorang laki-laki, mereka mengatakan, "Janganlah kamu seperti delegasi (utusan) kaum 'Ad."

Hadis ini diriwayatkan pula oleh Imam Turmuzi, Imam Nasai, dan Imam ibnu Majah, sebagaimana yang telah disebutkan di dalam tafsir surat Al-A'raf.

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Harun ibnu Ma'ruf, telah menceritakan kepada kami Ibnu Wahb, telah menceritakan kepada kami Amr, bahwa Abun Nadr pernah menceritakan hadis berikut dari Sulaiman ibnu Yasar, dari Aisyah r.a. yang mengatakan bahwa ia belum pernah melihat Rasulullah Saw. bilamana tertawa kelihatan langit-langitnya, sesungguhnya tertawa beliau hanyalah tersenyum. Siti Aisyah r.a. mengatakan bahwa Rasulullah Saw. apabila melihat mendung atau angin yang besar, maka terlihat ada perubahan pada roman muka beliau. Lalu Siti Aisyah bertanya, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya orang-orang merasa gembira bila mereka melihat awan karena adanya harapan akan turun hujan. Tetapi aku amati apabila engkau melihatnya, ada perasaan kurang senang di wajahmu." Maka Rasulullah Saw. menjawab:

"يَا عَائِشَةُ، مَا يُؤَمِّنُنِي أَنْ يَكُونَ فِيهِ عَذَابٌ، قَدْ عُذِّبَ قَوْمٌ بِالرِّيحِ، وَقَدْ رَأَى قَوْمٌ الْعَذَابَ فَقَالُوا: هَذَا عَارِضٌ مُمْطِرُنَا"

Hai Aisyah, saya merasa khawatir bila di dalam awan itu terdapat azab, karena ada suatu kaum yang telah diazab melalui angin yang besar (awan), kaum itu melihat kedatangan azab tersebut, lalu mereka mengatakan, 'Inilah awan yang akan menurunkan hujan kepada kami.”

Imam Bukhari dan Imam Muslim mengetengahkan hadis ini melalui Ibnu Wahb.,

Jalur lain. Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdur Rahman, dari Sufyan, dari Al-Miqdam ibnu Syuraih, dan ayahnya, dari Aisyah r.a. yang mengatakan bahwa sesungguhnya Rasulullah Saw. apabila melihat awan muncul di cakrawala langit dan arah mana pun, beliau meninggalkan pekerjaannya. Dan jika beliau berada di dalam salatnya, mengucapkan doa berikut:

"اللَّهُمَّ، إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا فِيهِ"

Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari keburukan yang terkandung di dalam awan ini.

Dan jika ternyata awan itu hilang, maka beliau memuji kepada Allah Swt. Jika hujan turun, maka beliau membaca doa:

"اللَّهُمَّ، صَيِّبًا نَافِعًا"

Ya Allah, (jadikanlah hujan ini) hujan yang bermanfaat.

Jalur lain. Imam Muslim di dalam kitab sahihnya mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Bakar At-Tahir, telah menceritakan kepada kami Ibnu Wahb yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar Ibnu Juraij menceritakan hadis berikut kepadanya dan Ata ibnu Abu Rabah, dari Aisyah r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. bila ada angin bertiup sangat kuat, beliau mengucapkan doa berikut:

"اللَّهُمَّ، إِنِّي أَسْأَلُكَ خَيْرَهَا، وَخَيْرَ مَا فِيهَا، وَخَيْرَ مَا أُرْسِلَتْ بِهِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا، وَشَرِّ مَا فِيهَا، وَشَرِّ مَا أُرْسِلَتْ بِهِ"

Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kebaikannya dan kebaikan yang ada padanya serta kebaikan dari apa yang Engkau kirimkan melaluinya. Dan aku berlindung kepada Engkau dari keburukannya dan keburukan yang ada padanya serta keburukan dari apa yang Engkau kirimkan melaluinya.

Siti Aisyah r.a. melanjutkan kisahnya, bahwa apabila langit mendung, roman muka beliau berubah dan melangkah keluar dan masuk serta mondar-mandir. Dan apabila turun hujan, barulah beliau merasa tenang. Hal itu diketahui oleh Siti Aisyah r.a., lalu ia menanyakan kepada beliau tentang sikapnya itu. Maka beliau Saw. menjawab:

"لَعَلَّهُ يَا عَائِشَةُ كَمَا قَالَ قَوْمُ عَادٍ: فَلَمَّا رَأَوْهُ عَارِضًا مُسْتَقْبِلَ أَوْدِيَتِهِمْ قَالُوا هَذَا عَارِضٌ مُمْطِرُنَا

Hai Aisyah, barangkali hal itu seperti apa yang dikatakan oleh kaum 'Ad, "Maka tatkala mereka melihat azab itu berupa awan yang menuju ke lembah-lembah mereka, berkatalah mereka, 'Inilah awan yang akan menurunkan hujan kepada kami' (Al-Ahqaf: 24)

Kami telah menyebutkan kisah binasanya kaum 'Ad dalam tafsir surat Hud secara lengkap sehingga tidak perlu diulangi lagi.

وَقَالَ الطَّبَرَانِيُّ: حَدَّثَنَا عَبْدَانُ بْنُ أَحْمَدَ، حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ زَكَرِيَّا الْكُوفِيُّ، حَدَّثَنَا أَبُو مَالِكٍ، عَنْ مُسْلِمٍ الْمُلَائِيِّ، عَنْ مُجَاهِدٍ وَسَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: قَالَ رسول الله صلى الله عليه وسلم: "مَا فُتِحَ عَلَى عَادٍ مِنَ الرِّيحِ إِلَّا مِثْلُ مَوْضِعِ الْخَاتَمِ، ثُمَّ أُرْسِلَتْ عَلَيْهِمْ [فَحَمَلَتْهُمُ] الْبَدْوَ إِلَى الْحَضَرِ فَلَمَّا رَآهَا أَهْلُ الْحَضَرِ قَالُوا: هَذَا عَارَضٌ مُمْطِرُنَا مُسْتَقْبَلُ أَوْدِيَتِنَا. وَكَانَ أَهْلُ الْبَوَادِي فِيهَا، فَأُلْقِي أَهْلُ الْبَادِيَةِ عَلَى أَهْلِ الْحَاضِرَةِ حَتَّى هَلَكُوا. قَالَ: عَتَتْ عَلَى خُزَّانِهَا حَتَّى خَرَجَتْ مِنْ خِلَالِ الْأَبْوَابِ"

Imam Tabrani mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdan Ibnu Ahmad, telah menceritakan kepada kami Ismail ibnu Zakaria Al-Kufi, telah menceritakan kepada kami Abu Malik ibnu Muslim Al-Mala'i, dari Mujahid dan Sa'id ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Allah tidak membukakan angin terhadap kaum ‘Ad kecuali hanya semisal dengan lubang tempat cincin. Kemudian angin itu dikirimkan menuju daerah pedalaman mereka, lalu ke daerah perkotaan mereka. Dan ketika penduduk perkotaan melihat datangnya angin itu (yang berupa awan hitam), mereka mengatakan, "Inilah awan yang akan menurunkan hujan kepada kami sedang menuju ke lembah-lembah kami." Sedangkan penduduk pedalaman telah berada di dalam angin itu (terbawa terbang), lalu mereka ditimpakan kepada penduduk perkotaan hingga semuanya binasa. Angin itu memporak-porandakan kantung-kantung tempat mereka berada sehingga keluarlah angin itu dari celah-celah pintu-pintu tempat mereka. Hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui.


وَلَقَدْ مَكَّنَّٰهُمْ فِيمَآ إِن مَّكَّنَّٰكُمْ فِيهِ وَجَعَلْنَا لَهُمْ سَمْعًۭا وَأَبْصَٰرًۭا وَأَفْـِٔدَةًۭ فَمَآ أَغْنَىٰ عَنْهُمْ سَمْعُهُمْ وَلَآ أَبْصَٰرُهُمْ وَلَآ أَفْـِٔدَتُهُم مِّن شَىْءٍ إِذْ كَانُوا۟ يَجْحَدُونَ بِـَٔايَٰتِ ٱللَّهِ وَحَاقَ بِهِم مَّا كَانُوا۟ بِهِۦ يَسْتَهْزِءُونَ 26

(26) Dan sesungguhnya Kami telah meneguhkan kedudukan mereka dalam hal-hal yang Kami belum pernah meneguhkan kedudukanmu dalam hal itu dan Kami telah memberikan kepada mereka pendengaran, penglihatan dan hati; tetapi pendengaran, penglihatan dan hati mereka itu tidak berguna sedikit juapun bagi mereka, karena mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah dan mereka telah diliputi oleh siksa yang dahulu selalu mereka memperolok-olokkannya.

(26) 

Allah Swt. berfirman, bahwa Kami telah meneguhkan umat-umat terdahulu dalam kehidupan di dunia dalam hal harta benda dan anak-anak, dan Kami telah memberikan kepada mereka sebagian dari hal itu dalam jumlah yang belum pernah Kami berikan kepadamu hal yang semisal dengannya dan tidak pula mendekatinya.

وَجَعَلْنَا لَهُمْ سَمْعًا وَأَبْصَارًا وَأَفْئِدَةً فَمَا أَغْنَى عَنْهُمْ سَمْعُهُمْ وَلا أَبْصَارُهُمْ وَلا أَفْئِدَتُهُمْ مِنْ شَيْءٍ إِذْ كَانُوا يَجْحَدُونَ بِآيَاتِ اللَّهِ وَحَاقَ بِهِمْ مَا كَانُوا بِهِ يَسْتَهْزِئُونَ

dan Kami telah memberikan kepada mereka pendengaran, penglihatan, dan hati; tetapi pendengaran, penglihatan, dan hati mereka itu tidak berguna bagi mereka sedikit jua pun, karena mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah dan mereka telah diliputi oleh siksa yang dahulu selalu mereka memperolok-olokannya. (Al-Ahqaf:26)

Yakni mereka telah diliputi oleh azab dan pembalasan yang dahulunya mereka dustakan dan mereka anggap mustahil kejadiannya. Dengan kata lain, maksud ayat ini ialah memperingatkan kepada orang-orang yang diajak bicara olehnya untuk bersikap hati-hati dan waspada, jangan meniru mereka, karena berakibat akan tertimpa azab dan pembalasan seperti apa yang telah Allah timpakan kepada mereka, yaitu azab di dunia dan akhirat.


وَلَقَدْ أَهْلَكْنَا مَا حَوْلَكُم مِّنَ ٱلْقُرَىٰ وَصَرَّفْنَا ٱلْءَايَٰتِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ 27

(27) Dan sesungguhnya Kami telah membinasakan negeri-negeri di sekitarmu dan Kami telah mendatangkan tanda-tanda kebesaran Kami berulang-ulang supaya mereka kembali (bertaubat).

(27) 

Firman Allah Swt.:

وَلَقَدْ أَهْلَكْنَا مَا حَوْلَكُمْ مِنَ الْقُرَى

Dan sesungguhnya Kami telah membinasakan negeri-negeri di sekitarmu. (Al-Ahqaf:27)

Yakni penduduk kota Mekah. Allah telah membinasakan umat-umat yang telah mendustakan rasul-rasul Allah yang berada di sekitar Mekah, seperti kaum Ad. Kaum Ad tinggal di Al-Ahqaf di Hadramaut, yaitu negeri Yaman. Dan kaum Samud yang tempat tinggal mereka terletak antara Mekah dan negeri Syam. Demikian pula penduduk Saba yang terletak di negeri Yaman. Juga penduduk kota Madyan yang tempat tinggal mereka berada di tengah jalan yang biasa dilalui oleh penduduk Mekah menuju ke Gazzah (Palestina). Juga kaum Lut yang tempat tinggal mereka telah diubah menjadi danau, mereka (penduduk Mekah) biasa melewatinya pula.

Firman Allah Swt.:

وَصَرَّفْنَا الآيَاتِ

dan Kami telah mendatangkan tanda-tanda kebesaran Kami berulang-ulang. (Al-Ahqaf:27)

Yakni Kami telah menerangkan dan menjelaskannya kepada mereka.

لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ 

supaya mereka kembali (bertobat). (Al-Ahqaf:27)


فَلَوْلَا نَصَرَهُمُ ٱلَّذِينَ ٱتَّخَذُوا۟ مِن دُونِ ٱللَّهِ قُرْبَانًا ءَالِهَةًۢ ۖ بَلْ ضَلُّوا۟ عَنْهُمْ ۚ وَذَٰلِكَ إِفْكُهُمْ وَمَا كَانُوا۟ يَفْتَرُونَ 28

(28) Maka mengapa yang mereka sembah selain Allah sebagai Tuhan untuk mendekatkan diri (kepada Allah) tidak dapat menolong mereka. Bahkan tuhan-tuhan itu telah lenyap dari mereka? Itulah akibat kebohongan mereka dan apa yang dahulu mereka ada-adakan.

(28) 

 فَلَوْلا نَصَرَهُمُ الَّذِينَ اتَّخَذُوا مِنْ دُونِ اللَّهِ قُرْبَانًا آلِهَة

Maka mengapa yang mereka sembah selain Allah sebagai tuhan untuk mendekatkan diri (kepada Allah) tidak dapat menolong mereka. (Al-Ahqaf: 28)

Yaitu mengapa sembahan-sembahan mereka itu tidak dapat menolong mereka di saat mereka memerlukan pertolongannya?”

بَلْ ضَلُّوا عَنْهُمْ

Bahkan tuhan-tuhan itu telah lenyap dari mereka? (Al-Ahqaf: 28)

Maksudnya, pergi dari mereka di saat mereka memerlukan pertolongannya.

وَذَلِكَ إِفْكُهُمْ وَمَا كَانُوا يَفْتَرُونَ

Itulah akibat kebohongan mereka dan apa yang dahulu mereka ada-adakan. (Al-Ahqaf: 28)

Yakni apa yang mereka ada-adakan dari diri mereka sendiri, yaitu menyembah tuhan-tuhan selain Allah. Sesungguhnya mereka telah merugi dan teramat kecewa karena menyembah banyak tuhan dan berpegang kepada sembahan-sembahan itu. Hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui.