26 - الشعراء - Ash-Shu'araa

Juz : 19

The Poets
Meccan

بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

طسٓمٓ 1

(1) Thaa Siim Miim

(1) 

Adapun penjelasan mengenai huruf-huruf hijaiyah yang mengawali surat-surat Al-Qur'an, kami telah membahasnya dalam permulaan tafsir surat Al-Baqarah.

****

Firman Allah Swt.:

تِلْكَ آيَاتُ الْكِتَابِ الْمُبِينِ

Inilah ayat-ayat Al-Qur’an yang menerangkan. (Asy-Syu'ara': 2)

Yakni ayat-ayat Al-Qur'an ini menerangkan. Maksudnya, terang, jelas, dan gamblang. Dialah yang memisahkan antara perkara yang hak dan perkara yang batil, serta memisahkan antara kesesatan dan petunjuk.

****

Firman Allah Swt.:

لَعَلَّكَ بَاخِعٌ نَفْسَكَ

Boleh jadi kamu (Muhammad) akan membinasakan dirimu. (Asy-Syu'ara': 3)

Yaitu karena keinginanmu yang sangat akan keimanan mereka dan kamu menjadi bersedih hati.

أَلا يَكُونُوا مُؤْمِنِينَ

karena mereka tidak beriman. (Asy-Syu'ara': 3)

Ayat ini merupakan hiburan dari Allah Swt. kepada Rasul-Nya untuk meringankan beban kesedihannya karena tidak mau berimannya orang-orang kafir dari kalangan kaumnya. Ayat ini semakna dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:

فَلا تَذْهَبْ نَفْسُكَ عَلَيْهِمْ حَسَرَاتٍ

maka janganlah dirimu binasa karena kesedihan terhadap mereka. (Fatir: 8)

Dan firman Allah Swt.:

فَلَعَلَّكَ بَاخِعٌ نَفْسَكَ عَلَى آثَارِهِمْ إِنْ لَمْ يُؤْمِنُوا

Maka (apakah) barangkali kamu akan membunuh dirimu karena bersedih hati sesudah mereka berpaling. (Al-Kahfi: 6), hingga akhir ayat.

Mujahid, Ikrimah, Qatadah, Atiyyah, Ad-Dahhak, dan Al-Hasan serta lain-lainnya mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Boleh jadi kamu (Muhammad) akan membinasakan dirimu. (Asy-Syu'ara': 3) Yakni membunuh dirimu sendiri, demikianlah makna bakhi'un. Seperti pengertian yang terdapat di dalam perkataan seorang penyair:

أَلَّا أيّهذاَ البَاخعُ الحُزنُ نفسَه ... لِشَيْءٍ نَحَتْهُ عَنْ يَدَيه الَمقَادِرُ ...

Ingatlah, hai orang yang membunuh dirinya sendiri karena kesedihan, sesungguhnya hal itu terjadi berdasarkan apa yang telah digariskan oleh takdir Tuhan.

****

Kemudian Allah Swt. berfirman:

إِنْ نَشَأْ نُنزلْ عَلَيْهِمْ مِنَ السَّمَاءِ آيَةً فَظَلَّتْ أَعْنَاقُهُمْ لَهَا خَاضِعِينَ

Jika Kami kehendaki, niscaya Kami menurunkan kepada mereka mukjizat dari langit, maka senantiasa kuduk-kuduk mereka tunduk kepadanya. (Asy-Syu'ara': 4)

Maksudnya, sekiranya Kami kehendaki, tentulah Kami akan menurunkan suatu mukjizat yang memaksa mereka untuk beriman secara paksa. Tetapi Kami tidak akan melakukan hal itu karena Kami tidak menghendaki seseorang beriman melainkan berdasarkan kesadaran dirinya. Dalam ayat yang lain disebutkan melalui firman-Nya:

وَلَوْ شَاءَ رَبُّكَ لآمَنَ مَنْ فِي الأرْضِ كُلُّهُمْ جَمِيعًا أَفَأَنْتَ تُكْرِهُ النَّاسَ حَتَّى يَكُونُوا مُؤْمِنِينَ

Dan jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak.) memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman semuanya ? (Yunus: 99)

Dan firman Allah Swt. yang mengatakan:

وَلَوْ شَاءَ رَبُّكَ لَجَعَلَ النَّاسَ أُمَّةً وَاحِدَةً

Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu. (Hud: 118)

Takdir Allah telah berlangsung, hikmah-Nya berjalan, serta hujah-Nya (alasan-Nya) telah ditegakkan terhadap makhluk-Nya, yaitu dengan mengutus para rasul kepada mereka dan menurunkan kitab-kitab-Nya kepada mereka.

****

Firman Allah Swt.:

وَمَا يَأْتِيهِمْ مِنْ ذِكْرٍ مِنَ الرَّحْمَنِ مُحْدَثٍ إِلا كَانُوا عَنْهُ مُعْرِضِينَ

Dan sekali-kali tidak datang kepada mereka suatu peringatan baru dari Tuhan Yang Maha Pemurah, melainkan mereka selalu berpaling darinya. (Asy-Syu'ara': 5)

Artinya, setiap kali datang kepada mereka suatu Kitab dari langit, kebanyakan manusia berpaling darinya. Makna ayat ini sama dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:

وَمَا أَكْثَرُ النَّاسِ وَلَوْ حَرَصْتَ بِمُؤْمِنِينَ

Dan sebagian besar manusia tidak akan beriman, walaupun kamu sangat menginginkannya. (Yusuf: 13)

يَا حَسْرَةً عَلَى الْعِبَادِ مَا يَأْتِيهِمْ مِنْ رَسُولٍ إِلا كَانُوا بِهِ يَسْتَهْزِئُونَ

Alangkah besarnya penyesalan terhadap hamba-hamba itu, tiada datang seorang rasul pun kepada mereka melainkan mereka selalu memperolok-olokkannya. (Yasin: 3)

Dan firman Allah Swt. yang mengatakan:

ثُمَّ أَرْسَلْنَا رُسُلَنَا تَتْرَى كُلَّمَا جَاءَ أُمَّةً رَسُولُهَا

Kemudian Kami utus (kepada umat-umat itu) rasul-rasul Kami berturut-turut. Tiap-tiap rasul datang kepada umatnya, umat itu mendustakannya. (Al-Mu-minun: 44), hingga akhir ayat.

Karena itulah disebutkan dalam surat ini oleh firman-Nya:

فَقَدْ كَذَّبُوا فَسَيَأْتِيهِمْ أَنْبَاءُ مَا كَانُوا بِهِ يَسْتَهْزِئُونَ

Sungguh mereka telah mendustakan (Al-Qur'an), maka kelak akan datang kepada mereka (kenyataan dari) berita-berita yang selalu mereka perolok-olokkan. (Asy-Syu'ara': 6)

Yakni sesungguhnya mereka mendustakan kebenaran yang disampaikan kepada mereka, dan kelak mereka akan mengetahui akibat dari kedustaan mereka di hari kemudian.

وَسَيَعْلَمُ الَّذِينَ ظَلَمُوا أَيَّ مُنْقَلَبٍ يَنْقَلِبُونَ

Dan orang-orang yang zalim itu kelak akan mengetahui ke tempat mana mereka akan kembali. (Asy-Syu'ara': 227)

Kemudian Allah Swt. mengingatkan tentang kebesaran pengaruh-Nya, keagungan, kekuasaan dan kedudukan-Nya atas orang-orang yang berani menentang utusan-Nya dan mendustakan Kitab-Nya. Dia adalah Tuhan Yang Mahaperkasa, Mahabesar lagi Mahakuasa, Dialah Yang menciptakan bumi dan menumbuhkan padanya berbagai macam tetumbuhan, pepohonan yang berbuah, dan hewan yang baik.

Sufyan As-Sauri telah meriwayatkan dari seorang lelaki, dari Asy-Sya'bi, bahwa manusia termasuk ke dalam (pengertian) tetumbuhan bumi (ini). Maka barang siapa yang masuk surga, dia adalah orang yang baik; dan barang siapa yang masuk neraka, maka dia adalah orang yang tercela.

*****

إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَةً

Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat suatu tanda kekuasaan Allah. (Asy-Syu'ara': 8)

Yaitu yang menunjukkan kekuasaan Tuhan Yang menciptakan segala sesuatu, Yang menghamparkan bumi, dan meninggikan bangunan langit. Sekalipun demikian, kebanyakan manusia tiada yang beriman, bahkan mereka mendustakan rasul-Nya dan kitab-Nya, menentang perintah-Nya dan mengerjakan larangan-Nya.

****

Firman Allah Swt.:

وَإِنَّ رَبَّكَ لَهُوَ الْعَزِيزُ

Dan sesungguhnya Tuhanmu benar-benar Dialah Yang Mahaperkasa. (Asy-Syu'ara': 9)

Artinya, Allah Mahaperkasa atas segala sesuatu, Yang mengalahkan dan menundukkannya.

الرَّحِيمُ

lagi Maha Penyayang. (Asy-Syu'ara': 9)

Yakni terhadap makhluk-Nya. Maka Dia tidak menyegerakan azab-Nya terhadap orang yang durhaka kepada-Nya, bahkan menangguhkan serta memberinya tempo. Setelah itu (jika tidak mau bertobat), Dia akan meng­hukumnya dengan hukuman Tuhan Yang Mahaperkasa lagi Mahakuasa.

Abul Aliyah, Qatadah, Ar-Rabi ibnu Anas, dan Ibnu Ishaq mengatakan bahwa Yang Mahaperkasa, artinya Mahaperkasa dalam menimpakan pembalasan-Nya terhadap orang-orang yang menentang perintah-Nya dan menyembah selain-Nya.

Sa'id ibnu Jubair mengatakan bahwa Tuhan Maha Penyayang terhadap orang yang bertobat kepada-Nya dan memperbaiki amal perbuatannya.


تِلْكَ ءَايَٰتُ ٱلْكِتَٰبِ ٱلْمُبِينِ 2

(2) Inilah ayat-ayat Al Quran yang menerangkan.

(2) 

Firman Allah Swt.:

تِلْكَ آيَاتُ الْكِتَابِ الْمُبِينِ

Inilah ayat-ayat Al-Qur’an yang menerangkan. (Asy-Syu'ara': 2)

Yakni ayat-ayat Al-Qur'an ini menerangkan. Maksudnya, terang, jelas, dan gamblang. Dialah yang memisahkan antara perkara yang hak dan perkara yang batil, serta memisahkan antara kesesatan dan petunjuk.

****


لَعَلَّكَ بَٰخِعٌۭ نَّفْسَكَ أَلَّا يَكُونُوا۟ مُؤْمِنِينَ 3

(3) Boleh jadi kamu (Muhammad) akan membinasakan dirimu, karena mereka tidak beriman.

(3) 

Firman Allah Swt.:

لَعَلَّكَ بَاخِعٌ نَفْسَكَ

Boleh jadi kamu (Muhammad) akan membinasakan dirimu. (Asy-Syu'ara': 3)

Yaitu karena keinginanmu yang sangat akan keimanan mereka dan kamu menjadi bersedih hati.

أَلا يَكُونُوا مُؤْمِنِينَ

karena mereka tidak beriman. (Asy-Syu'ara': 3)

Ayat ini merupakan hiburan dari Allah Swt. kepada Rasul-Nya untuk meringankan beban kesedihannya karena tidak mau berimannya orang-orang kafir dari kalangan kaumnya. Ayat ini semakna dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:

فَلا تَذْهَبْ نَفْسُكَ عَلَيْهِمْ حَسَرَاتٍ

maka janganlah dirimu binasa karena kesedihan terhadap mereka. (Fatir: 8)

Dan firman Allah Swt.:

فَلَعَلَّكَ بَاخِعٌ نَفْسَكَ عَلَى آثَارِهِمْ إِنْ لَمْ يُؤْمِنُوا

Maka (apakah) barangkali kamu akan membunuh dirimu karena bersedih hati sesudah mereka berpaling. (Al-Kahfi: 6), hingga akhir ayat.

Mujahid, Ikrimah, Qatadah, Atiyyah, Ad-Dahhak, dan Al-Hasan serta lain-lainnya mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Boleh jadi kamu (Muhammad) akan membinasakan dirimu. (Asy-Syu'ara': 3) Yakni membunuh dirimu sendiri, demikianlah makna bakhi'un. Seperti pengertian yang terdapat di dalam perkataan seorang penyair:

أَلَّا أيّهذاَ البَاخعُ الحُزنُ نفسَه ... لِشَيْءٍ نَحَتْهُ عَنْ يَدَيه الَمقَادِرُ ...

Ingatlah, hai orang yang membunuh dirinya sendiri karena kesedihan, sesungguhnya hal itu terjadi berdasarkan apa yang telah digariskan oleh takdir Tuhan.

****


إِن نَّشَأْ نُنَزِّلْ عَلَيْهِم مِّنَ ٱلسَّمَآءِ ءَايَةًۭ فَظَلَّتْ أَعْنَٰقُهُمْ لَهَا خَٰضِعِينَ 4

(4) Jika kami kehendaki niscaya Kami menurunkan kepada mereka mukjizat dari langit, maka senantiasa kuduk-kuduk mereka tunduk kepadanya.

(4) 

Kemudian Allah Swt. berfirman:

إِنْ نَشَأْ نُنزلْ عَلَيْهِمْ مِنَ السَّمَاءِ آيَةً فَظَلَّتْ أَعْنَاقُهُمْ لَهَا خَاضِعِينَ

Jika Kami kehendaki, niscaya Kami menurunkan kepada mereka mukjizat dari langit, maka senantiasa kuduk-kuduk mereka tunduk kepadanya. (Asy-Syu'ara': 4)

Maksudnya, sekiranya Kami kehendaki, tentulah Kami akan menurunkan suatu mukjizat yang memaksa mereka untuk beriman secara paksa. Tetapi Kami tidak akan melakukan hal itu karena Kami tidak menghendaki seseorang beriman melainkan berdasarkan kesadaran dirinya. Dalam ayat yang lain disebutkan melalui firman-Nya:

وَلَوْ شَاءَ رَبُّكَ لآمَنَ مَنْ فِي الأرْضِ كُلُّهُمْ جَمِيعًا أَفَأَنْتَ تُكْرِهُ النَّاسَ حَتَّى يَكُونُوا مُؤْمِنِينَ

Dan jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak.) memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman semuanya ? (Yunus: 99)

Dan firman Allah Swt. yang mengatakan:

وَلَوْ شَاءَ رَبُّكَ لَجَعَلَ النَّاسَ أُمَّةً وَاحِدَةً

Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu. (Hud: 118)

Takdir Allah telah berlangsung, hikmah-Nya berjalan, serta hujah-Nya (alasan-Nya) telah ditegakkan terhadap makhluk-Nya, yaitu dengan mengutus para rasul kepada mereka dan menurunkan kitab-kitab-Nya kepada mereka.

****


وَمَا يَأْتِيهِم مِّن ذِكْرٍۢ مِّنَ ٱلرَّحْمَٰنِ مُحْدَثٍ إِلَّا كَانُوا۟ عَنْهُ مُعْرِضِينَ 5

(5) Dan sekali-kali tidak datang kepada mereka suatu peringatan baru dari Tuhan Yang Maha Pemurah, melainkan mereka selalu berpaling daripadanya.

(5) 

Firman Allah Swt.:

وَمَا يَأْتِيهِمْ مِنْ ذِكْرٍ مِنَ الرَّحْمَنِ مُحْدَثٍ إِلا كَانُوا عَنْهُ مُعْرِضِينَ

Dan sekali-kali tidak datang kepada mereka suatu peringatan baru dari Tuhan Yang Maha Pemurah, melainkan mereka selalu berpaling darinya. (Asy-Syu'ara': 5)

Artinya, setiap kali datang kepada mereka suatu Kitab dari langit, kebanyakan manusia berpaling darinya. Makna ayat ini sama dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:

وَمَا أَكْثَرُ النَّاسِ وَلَوْ حَرَصْتَ بِمُؤْمِنِينَ

Dan sebagian besar manusia tidak akan beriman, walaupun kamu sangat menginginkannya. (Yusuf: 13)

يَا حَسْرَةً عَلَى الْعِبَادِ مَا يَأْتِيهِمْ مِنْ رَسُولٍ إِلا كَانُوا بِهِ يَسْتَهْزِئُونَ

Alangkah besarnya penyesalan terhadap hamba-hamba itu, tiada datang seorang rasul pun kepada mereka melainkan mereka selalu memperolok-olokkannya. (Yasin: 3)

Dan firman Allah Swt. yang mengatakan:

ثُمَّ أَرْسَلْنَا رُسُلَنَا تَتْرَى كُلَّمَا جَاءَ أُمَّةً رَسُولُهَا

Kemudian Kami utus (kepada umat-umat itu) rasul-rasul Kami berturut-turut. Tiap-tiap rasul datang kepada umatnya, umat itu mendustakannya. (Al-Mu-minun: 44), hingga akhir ayat.



فَقَدْ كَذَّبُوا۟ فَسَيَأْتِيهِمْ أَنۢبَٰٓؤُا۟ مَا كَانُوا۟ بِهِۦ يَسْتَهْزِءُونَ 6

(6) Sungguh mereka telah mendustakan (Al Quran), maka kelak akan datang kepada mereka (kenyataan dari) berita-berita yang selalu mereka perolok-olokkan.

(6) 

Karena itulah disebutkan dalam surat ini oleh firman-Nya:

فَقَدْ كَذَّبُوا فَسَيَأْتِيهِمْ أَنْبَاءُ مَا كَانُوا بِهِ يَسْتَهْزِئُونَ

Sungguh mereka telah mendustakan (Al-Qur'an), maka kelak akan datang kepada mereka (kenyataan dari) berita-berita yang selalu mereka perolok-olokkan. (Asy-Syu'ara': 6)

Yakni sesungguhnya mereka mendustakan kebenaran yang disampaikan kepada mereka, dan kelak mereka akan mengetahui akibat dari kedustaan mereka di hari kemudian.


أَوَلَمْ يَرَوْا۟ إِلَى ٱلْأَرْضِ كَمْ أَنۢبَتْنَا فِيهَا مِن كُلِّ زَوْجٍۢ كَرِيمٍ 7

(7) Dan apakah mereka tidak memperhatikan bumi, berapakah banyaknya Kami tumbuhkan di bumi itu pelbagai macam tumbuh-tumbuhan yang baik?

(7) 

وَسَيَعْلَمُ الَّذِينَ ظَلَمُوا أَيَّ مُنْقَلَبٍ يَنْقَلِبُونَ

Dan orang-orang yang zalim itu kelak akan mengetahui ke tempat mana mereka akan kembali. (Asy-Syu'ara': 227)

Kemudian Allah Swt. mengingatkan tentang kebesaran pengaruh-Nya, keagungan, kekuasaan dan kedudukan-Nya atas orang-orang yang berani menentang utusan-Nya dan mendustakan Kitab-Nya. Dia adalah Tuhan Yang Mahaperkasa, Mahabesar lagi Mahakuasa, Dialah Yang menciptakan bumi dan menumbuhkan padanya berbagai macam tetumbuhan, pepohonan yang berbuah, dan hewan yang baik.

Sufyan As-Sauri telah meriwayatkan dari seorang lelaki, dari Asy-Sya'bi, bahwa manusia termasuk ke dalam (pengertian) tetumbuhan bumi (ini). Maka barang siapa yang masuk surga, dia adalah orang yang baik; dan barang siapa yang masuk neraka, maka dia adalah orang yang tercela.

*****


إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَءَايَةًۭ ۖ وَمَا كَانَ أَكْثَرُهُم مُّؤْمِنِينَ 8

(8) Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat suatu tanda kekuasaan Allah. Dan kebanyakan mereka tidak beriman.

(8) 

إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَةً

Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat suatu tanda kekuasaan Allah. (Asy-Syu'ara': 8)

Yaitu yang menunjukkan kekuasaan Tuhan Yang menciptakan segala sesuatu, Yang menghamparkan bumi, dan meninggikan bangunan langit. Sekalipun demikian, kebanyakan manusia tiada yang beriman, bahkan mereka mendustakan rasul-Nya dan kitab-Nya, menentang perintah-Nya dan mengerjakan larangan-Nya.

****


وَإِنَّ رَبَّكَ لَهُوَ ٱلْعَزِيزُ ٱلرَّحِيمُ 9

(9) Dan sesungguhnya Tuhanmu benar-benar Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang.

(9) 

Firman Allah Swt.:

وَإِنَّ رَبَّكَ لَهُوَ الْعَزِيزُ

Dan sesungguhnya Tuhanmu benar-benar Dialah Yang Mahaperkasa. (Asy-Syu'ara': 9)

Artinya, Allah Mahaperkasa atas segala sesuatu, Yang mengalahkan dan menundukkannya.

الرَّحِيمُ

lagi Maha Penyayang. (Asy-Syu'ara': 9)

Yakni terhadap makhluk-Nya. Maka Dia tidak menyegerakan azab-Nya terhadap orang yang durhaka kepada-Nya, bahkan menangguhkan serta memberinya tempo. Setelah itu (jika tidak mau bertobat), Dia akan meng­hukumnya dengan hukuman Tuhan Yang Mahaperkasa lagi Mahakuasa.

Abul Aliyah, Qatadah, Ar-Rabi ibnu Anas, dan Ibnu Ishaq mengatakan bahwa Yang Mahaperkasa, artinya Mahaperkasa dalam menimpakan pembalasan-Nya terhadap orang-orang yang menentang perintah-Nya dan menyembah selain-Nya.

Sa'id ibnu Jubair mengatakan bahwa Tuhan Maha Penyayang terhadap orang yang bertobat kepada-Nya dan memperbaiki amal perbuatannya.


وَإِذْ نَادَىٰ رَبُّكَ مُوسَىٰٓ أَنِ ٱئْتِ ٱلْقَوْمَ ٱلظَّٰلِمِينَ 10

(10) Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu menyeru Musa (dengan firman-Nya): "Datangilah kaum yang zalim itu,

(10) 

Allah Swt. menceritakan tentang perintah-Nya kepada hamba, rasul, dan Kalim-Nya, yaitu Musa a.s. ketika Dia menyerunya dari sisi kanan Bukit Tur; saat itu Allah berbicara langsung dengannya dan mengangkatnya menjadi seorang utusan. Lalu Allah memerintahkan kepadanya agar pergi menemui Fir'aun dan bala tentaranya. Karena itulah disebutkan oleh firman-Nya:

أَنِ ائْتِ الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ قَوْمَ فِرْعَوْنَ أَلا يَتَّقُونَ * قَالَ رَبِّ إِنِّي أَخَافُ أَنْ يُكَذِّبُونِ * وَيَضِيقُ صَدْرِي وَلا يَنْطَلِقُ لِسَانِي فَأَرْسِلْ إِلَى هَارُونَ * وَلَهُمْ عَلَيَّ ذَنْبٌ فَأَخَافُ أَنْ يَقْتُلُونِ

"Datangilah kaum-kaum yang zalim itu, (yaitu) kaum Fir’aun. Mengapa mereka tidak bertakwa?” Berkata Musa, "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku takut bahwa mereka akan mendustakan aku. Dan (karenanya) sempitlah dadaku dan tidak lancar lidahku, maka utuslah (Jibril) kepada Harun. Dan aku berdosa terhadap mereka, maka aku takut mereka akan membunuhku. (Asy-Syu'ara': 1-14)

Ini merupakan alasan, yang dimaksudkan ialah memohon kepada Allah agar hambatan-hambatan tersebut dilenyapkan darinya. Seperti pengertian yang terdapat di dalam firman-Nya surat Taha, yaitu:

قَالَ رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي * وَيَسِّرْ لِي أَمْرِي * وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِي * يَفْقَهُوا قَوْلِي * وَاجْعَلْ لِي وَزِيرًا مِنْ أَهْلِي * هَارُونَ أَخِي * اشْدُدْ بِهِ أَزْرِي * وَأَشْرِكْهُ فِي أَمْرِي * كَيْ نُسَبِّحَكَ كَثِيرًا * وَنَذْكُرَكَ كَثِيرًا * إِنَّكَ كُنْتَ بِنَا بَصِيرًا * قَالَ قَدْ أُوتِيتَ سُؤْلَكَ يَا مُوسَى

berkata Musa: "Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku, dan Jadikanlah untukku seorang pembantu dari keluargaku, (yaitu) Harun, saudaraku, teguhkanlah dengan Dia kekuatanku, dan jadikankanlah Dia sekutu dalam urusanku, supaya Kami banyak bertasbih kepada Engkau, dan banyak mengingat Engkau. Sesungguhnya Engkau adalah Maha melihat (keadaan) kami". Allah berfirman: "Sesungguhnya telah diperkenankan permintaanmu, Hai Musa." (Taha: 25-36)

*****

Adapun firman Allah Swt.:

وَلَهُمْ عَلَيَّ ذَنْبٌ فَأَخَافُ أَنْ يَقْتُلُونِ

Dan aku berdosa terhadap mereka, maka aku takut mereka akan membunuhku. (Asy-Syu'ara': 14)

Yakni karena aku telah membunuh seorang Qibti yang berakibat aku keluar dari negeri Mesir.

قَالَ كَلا

Allah berfirman, "Jangan takut." (Asy-Syu'ara': 15)

Allah Swt. berfirman kepada Musa, "Janganlah kamu merasa takut terhadap sesuatu pun yang kamu pikirkan itu." Ayat ini semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya dalam ayat lain, yaitu:

قَالَ سَنَشُدُّ عَضُدَكَ بِأَخِيكَ وَنَجْعَلُ لَكُمَا سُلْطَانًا فَلَا يَصِلُونَ إِلَيْكُمَا بِآيَاتِنَا أَنْتُمَا وَمَنِ اتَّبَعَكُمَا الْغَالِبُونَ

Allah berfirman, “Kami akan membantumu dengan saudaramu, dan Kami berikan kepadamu berdua kekuasaan yang besar, maka mereka tidak dapat mencapaimu; (berangkatlah kamu berdua) dengan membawa mukjizat Kami, kamu berdua dan orang yang mengikuti kamulah yang menang.”(Al-Qasas: 35)

Sedangkan firman Allah Swt.:

فَاذْهَبَا بِآيَاتِنَا إِنَّا مَعَكُمْ مُسْتَمِعُونَ

maka pergilah kamu berdua dengan membawa ayat-ayat Kami (mukjizat-mukjizat); sesungguhnya Kami bersama kalian mendengarkan (apa-apa yang mereka katakan). (Asy-Syu'ara': 15)

Semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya:

إِنَّنِي مَعَكُمَا أَسْمَعُ وَأَرَى

sesungguhnya Aku beserta kamu berdua, Aku mendengar dan melihat. (Taha: 46)

Yaitu sesungguhnya Aku selalu bersama kamu berdua melalui pemeliharaan-Ku, penjagaan-Ku, pertolongan-Ku, dan dukungan-Ku.

****

Firman Allah Swt.:

فَأْتِيَا فِرْعَوْنَ فَقُولا إِنَّا رَسُولُ رَبِّ الْعَالَمِينَ

Maka datanglah kamu berdua kepada Fir’aun dan katakanlah olehmu, "Sesungguhnya kami adalah rasul Tuhan semesta alam.” (Asy-Syu'ara': 16)

Semakna dengan firman-Nya:

إِنَّا رَسُولا رَبِّكَ

Sesungguhnya kami berdua adalah utusan Tuhanmu. (Taha: 47)

Maksudnya, masing-masing dari kami adalah utusan Tuhan kepadamu.

*****

أَنْ أَرْسِلْ مَعَنَا بَنِي إِسْرَائِيلَ

Lepaskanlah Bani Israil (pergi) beserta kami. (Asy-Syu'ara': 17)

Yakni bebaskanlah mereka dari perbudakanmu, karena sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba Allah yang beriman dan bala tentara-Nya yang ikhlas, sekarang mereka berada di dalam penindasan dan penyiksaanmu yang merendahkan martabat mereka.

Setelah Musa mengatakan demikian, maka Fir'aun berpaling dan sama sekali tidak mengindahkannya, lalu memandang ke arah Musa dengan pandangan yang sinis dan meremehkan seraya berkata seperti yang diceritakan oleh firman-Nya:

أَلَمْ نُرَبِّكَ فِينَا وَلِيدًا وَلَبِثْتَ فِينَا مِنْ عُمُرِكَ سِنِينَ

Bukankah kami telah mengasuhmu di antara (keluarga) kami, waktu kamu masih kanak-kanak. (Asy-Syu'ara: 18), hingga akhir ayat.

Yakni bukankah kamu orang yang pernah kami asuh di rumah kami dan di atas pelaminan kami, serta kami buat kamu hidup senang selama beberapa tahun. Tetapi setelah itu kamu balas kebaikan itu dengan perbuatanmu itu; kamu telah membunuh seseorang dari kami dan mengingkari kesenangan yang pernah kuberikan kepadamu. Karena itulah Fir'aun mengatakan, seperti yang disitir oleh firman-Nya:

وَأَنْتَ مِنَ الْكَافِرِينَ

dan kamu termasuk golongan orang-orang yang tidak membalas budi. (Asy-Syu'ara': 19)

Yang dimaksud dengan kafir dalam ayat ini ialah mengingkari nikmat yang pernah diberikan. Demikianlah menurut pendapat Ibnu Abbas dan Abdur Rahman ibnu Zaid ibnu Aslam, lalu dipilih oleh Ibnu Jarir.

قَالَ فَعَلْتُهَا إِذًا وَأَنَا مِنَ الضَّالِّينَ

Berkata Musa, "Aku telah melakukannya, sedangkan aku di waktu itu termasuk orang-orang yang khilaf.” (Asy-Syu'ara': 2)

Artinya, saat itu aku masih belum diberi wahyu dan belum mendapat nikmat kenabian dan kerasulan.

Ibnu Abbas r.a., Mujahid, Qatadah, dan Ad-Dahhak serta lain-lainnya mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: sedangkan aku termasuk orang-orang yang khilaf. (Asy-Syu'ara': 2) Yakni termasuk orang-orang yang tidak mengerti.

Ibnu Juraij mengatakan bahwa memang demikianlah bacaan ayat ini menurut qiraat Abdullah ibnu Mas'ud.

فَفَرَرْتُ مِنْكُمْ لَمَّا خِفْتُكُمْ

Lalu aku lari meninggalkan kalian ketika aku takut kepada kalian. (Asy-Syu'ara': 21), hingga akhir ayat.

Itu adalah kisah dahulu dan sekarang lain lagi, sesungguhnya aku sekarang telah diutus oleh Allah kepadamu. Jika kamu taat kepada-Nya, niscaya kamu selamat; dan jika kamu menentangnya, niscaya kamu binasa. Kemudian Musa berkata, seperti yang disitir oleh firman-Nya:

وَتِلْكَ نِعْمَةٌ تَمُنُّهَا عَلَيَّ أَنْ عَبَّدْتَ بَنِي إِسْرَائِيلَ

Budi yang kamu limpahkan kepadaku itu adalah (disebabkan) kamu telah memperbudak Bani Israil. (Asy-Syu'ara': 22)

Yakni kebaikanmu kepadaku dan jerih payahmu mengasuhku adalah imbalan dari perlakuan jahatmu terhadap Bani Israil, kamu memperbudak mereka dengan memaksa mereka kerja berat untuk kepentinganmu dan rakyatmu. Maka apakah dapat mencukupi kebaikanmu kepada seseorang dari mereka untuk menutupi kejahatanmu kepada mereka seluruhnya. Dengan kata lain, dapat diartikan bahwa jasa yang telah kamu sebutkan itu tiada artinya bila dibandingkan dengan kejahatan yang telah kamu lakukan.


قَوْمَ فِرْعَوْنَ ۚ أَلَا يَتَّقُونَ 11

(11) (yaitu) kaum Fir'aun. Mengapa mereka tidak bertakwa?"

(11) 

Allah Swt. menceritakan tentang perintah-Nya kepada hamba, rasul, dan Kalim-Nya, yaitu Musa a.s. ketika Dia menyerunya dari sisi kanan Bukit Tur; saat itu Allah berbicara langsung dengannya dan mengangkatnya menjadi seorang utusan. Lalu Allah memerintahkan kepadanya agar pergi menemui Fir'aun dan bala tentaranya. Karena itulah disebutkan oleh firman-Nya:

أَنِ ائْتِ الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ قَوْمَ فِرْعَوْنَ أَلا يَتَّقُونَ * قَالَ رَبِّ إِنِّي أَخَافُ أَنْ يُكَذِّبُونِ * وَيَضِيقُ صَدْرِي وَلا يَنْطَلِقُ لِسَانِي فَأَرْسِلْ إِلَى هَارُونَ * وَلَهُمْ عَلَيَّ ذَنْبٌ فَأَخَافُ أَنْ يَقْتُلُونِ

"Datangilah kaum-kaum yang zalim itu, (yaitu) kaum Fir’aun. Mengapa mereka tidak bertakwa?” Berkata Musa, "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku takut bahwa mereka akan mendustakan aku. Dan (karenanya) sempitlah dadaku dan tidak lancar lidahku, maka utuslah (Jibril) kepada Harun. Dan aku berdosa terhadap mereka, maka aku takut mereka akan membunuhku. (Asy-Syu'ara': 1-14)

Ini merupakan alasan, yang dimaksudkan ialah memohon kepada Allah agar hambatan-hambatan tersebut dilenyapkan darinya. Seperti pengertian yang terdapat di dalam firman-Nya surat Taha, yaitu:

قَالَ رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي * وَيَسِّرْ لِي أَمْرِي * وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِي * يَفْقَهُوا قَوْلِي * وَاجْعَلْ لِي وَزِيرًا مِنْ أَهْلِي * هَارُونَ أَخِي * اشْدُدْ بِهِ أَزْرِي * وَأَشْرِكْهُ فِي أَمْرِي * كَيْ نُسَبِّحَكَ كَثِيرًا * وَنَذْكُرَكَ كَثِيرًا * إِنَّكَ كُنْتَ بِنَا بَصِيرًا * قَالَ قَدْ أُوتِيتَ سُؤْلَكَ يَا مُوسَى

berkata Musa: "Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku, dan Jadikanlah untukku seorang pembantu dari keluargaku, (yaitu) Harun, saudaraku, teguhkanlah dengan Dia kekuatanku, dan jadikankanlah Dia sekutu dalam urusanku, supaya Kami banyak bertasbih kepada Engkau, dan banyak mengingat Engkau. Sesungguhnya Engkau adalah Maha melihat (keadaan) kami". Allah berfirman: "Sesungguhnya telah diperkenankan permintaanmu, Hai Musa." (Taha: 25-36)

*****


قَالَ رَبِّ إِنِّىٓ أَخَافُ أَن يُكَذِّبُونِ 12

(12) Berkata Musa: "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku takut bahwa mereka akan mendustakan aku.

(12) 

Allah Swt. menceritakan tentang perintah-Nya kepada hamba, rasul, dan Kalim-Nya, yaitu Musa a.s. ketika Dia menyerunya dari sisi kanan Bukit Tur; saat itu Allah berbicara langsung dengannya dan mengangkatnya menjadi seorang utusan. Lalu Allah memerintahkan kepadanya agar pergi menemui Fir'aun dan bala tentaranya. Karena itulah disebutkan oleh firman-Nya:

أَنِ ائْتِ الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ قَوْمَ فِرْعَوْنَ أَلا يَتَّقُونَ * قَالَ رَبِّ إِنِّي أَخَافُ أَنْ يُكَذِّبُونِ * وَيَضِيقُ صَدْرِي وَلا يَنْطَلِقُ لِسَانِي فَأَرْسِلْ إِلَى هَارُونَ * وَلَهُمْ عَلَيَّ ذَنْبٌ فَأَخَافُ أَنْ يَقْتُلُونِ

"Datangilah kaum-kaum yang zalim itu, (yaitu) kaum Fir’aun. Mengapa mereka tidak bertakwa?” Berkata Musa, "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku takut bahwa mereka akan mendustakan aku. Dan (karenanya) sempitlah dadaku dan tidak lancar lidahku, maka utuslah (Jibril) kepada Harun. Dan aku berdosa terhadap mereka, maka aku takut mereka akan membunuhku. (Asy-Syu'ara': 1-14)

Ini merupakan alasan, yang dimaksudkan ialah memohon kepada Allah agar hambatan-hambatan tersebut dilenyapkan darinya. Seperti pengertian yang terdapat di dalam firman-Nya surat Taha, yaitu:

قَالَ رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي * وَيَسِّرْ لِي أَمْرِي * وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِي * يَفْقَهُوا قَوْلِي * وَاجْعَلْ لِي وَزِيرًا مِنْ أَهْلِي * هَارُونَ أَخِي * اشْدُدْ بِهِ أَزْرِي * وَأَشْرِكْهُ فِي أَمْرِي * كَيْ نُسَبِّحَكَ كَثِيرًا * وَنَذْكُرَكَ كَثِيرًا * إِنَّكَ كُنْتَ بِنَا بَصِيرًا * قَالَ قَدْ أُوتِيتَ سُؤْلَكَ يَا مُوسَى

berkata Musa: "Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku, dan Jadikanlah untukku seorang pembantu dari keluargaku, (yaitu) Harun, saudaraku, teguhkanlah dengan Dia kekuatanku, dan jadikankanlah Dia sekutu dalam urusanku, supaya Kami banyak bertasbih kepada Engkau, dan banyak mengingat Engkau. Sesungguhnya Engkau adalah Maha melihat (keadaan) kami". Allah berfirman: "Sesungguhnya telah diperkenankan permintaanmu, Hai Musa." (Taha: 25-36)

*****


وَيَضِيقُ صَدْرِى وَلَا يَنطَلِقُ لِسَانِى فَأَرْسِلْ إِلَىٰ هَٰرُونَ 13

(13) Dan (karenanya) sempitlah dadaku dan tidak lancar lidahku maka utuslah (Jibril) kepada Harun.

(13) 

Allah Swt. menceritakan tentang perintah-Nya kepada hamba, rasul, dan Kalim-Nya, yaitu Musa a.s. ketika Dia menyerunya dari sisi kanan Bukit Tur; saat itu Allah berbicara langsung dengannya dan mengangkatnya menjadi seorang utusan. Lalu Allah memerintahkan kepadanya agar pergi menemui Fir'aun dan bala tentaranya. Karena itulah disebutkan oleh firman-Nya:

أَنِ ائْتِ الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ قَوْمَ فِرْعَوْنَ أَلا يَتَّقُونَ * قَالَ رَبِّ إِنِّي أَخَافُ أَنْ يُكَذِّبُونِ * وَيَضِيقُ صَدْرِي وَلا يَنْطَلِقُ لِسَانِي فَأَرْسِلْ إِلَى هَارُونَ * وَلَهُمْ عَلَيَّ ذَنْبٌ فَأَخَافُ أَنْ يَقْتُلُونِ

"Datangilah kaum-kaum yang zalim itu, (yaitu) kaum Fir’aun. Mengapa mereka tidak bertakwa?” Berkata Musa, "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku takut bahwa mereka akan mendustakan aku. Dan (karenanya) sempitlah dadaku dan tidak lancar lidahku, maka utuslah (Jibril) kepada Harun. Dan aku berdosa terhadap mereka, maka aku takut mereka akan membunuhku. (Asy-Syu'ara': 1-14)

Ini merupakan alasan, yang dimaksudkan ialah memohon kepada Allah agar hambatan-hambatan tersebut dilenyapkan darinya. Seperti pengertian yang terdapat di dalam firman-Nya surat Taha, yaitu:

قَالَ رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي * وَيَسِّرْ لِي أَمْرِي * وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِي * يَفْقَهُوا قَوْلِي * وَاجْعَلْ لِي وَزِيرًا مِنْ أَهْلِي * هَارُونَ أَخِي * اشْدُدْ بِهِ أَزْرِي * وَأَشْرِكْهُ فِي أَمْرِي * كَيْ نُسَبِّحَكَ كَثِيرًا * وَنَذْكُرَكَ كَثِيرًا * إِنَّكَ كُنْتَ بِنَا بَصِيرًا * قَالَ قَدْ أُوتِيتَ سُؤْلَكَ يَا مُوسَى

berkata Musa: "Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku, dan Jadikanlah untukku seorang pembantu dari keluargaku, (yaitu) Harun, saudaraku, teguhkanlah dengan Dia kekuatanku, dan jadikankanlah Dia sekutu dalam urusanku, supaya Kami banyak bertasbih kepada Engkau, dan banyak mengingat Engkau. Sesungguhnya Engkau adalah Maha melihat (keadaan) kami". Allah berfirman: "Sesungguhnya telah diperkenankan permintaanmu, Hai Musa." (Taha: 25-36)

*****


وَلَهُمْ عَلَىَّ ذَنۢبٌۭ فَأَخَافُ أَن يَقْتُلُونِ 14

(14) Dan aku berdosa terhadap mereka, maka aku takut mereka akan membunuhku".

(14) 

Adapun firman Allah Swt.:

وَلَهُمْ عَلَيَّ ذَنْبٌ فَأَخَافُ أَنْ يَقْتُلُونِ

Dan aku berdosa terhadap mereka, maka aku takut mereka akan membunuhku. (Asy-Syu'ara': 14)

Yakni karena aku telah membunuh seorang Qibti yang berakibat aku keluar dari negeri Mesir.



قَالَ كَلَّا ۖ فَٱذْهَبَا بِـَٔايَٰتِنَآ ۖ إِنَّا مَعَكُم مُّسْتَمِعُونَ 15

(15) Allah berfirman: "Jangan takut (mereka tidak akan dapat membunuhmu), maka pergilah kamu berdua dengan membawa ayat-ayat Kami (mukjizat-mukjizat); sesungguhnya Kami bersamamu mendengarkan (apa-apa yang mereka katakan),

(15) 

قَالَ كَلا

Allah berfirman, "Jangan takut." (Asy-Syu'ara': 15)

Allah Swt. berfirman kepada Musa, "Janganlah kamu merasa takut terhadap sesuatu pun yang kamu pikirkan itu." Ayat ini semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya dalam ayat lain, yaitu:

قَالَ سَنَشُدُّ عَضُدَكَ بِأَخِيكَ وَنَجْعَلُ لَكُمَا سُلْطَانًا فَلَا يَصِلُونَ إِلَيْكُمَا بِآيَاتِنَا أَنْتُمَا وَمَنِ اتَّبَعَكُمَا الْغَالِبُونَ

Allah berfirman, “Kami akan membantumu dengan saudaramu, dan Kami berikan kepadamu berdua kekuasaan yang besar, maka mereka tidak dapat mencapaimu; (berangkatlah kamu berdua) dengan membawa mukjizat Kami, kamu berdua dan orang yang mengikuti kamulah yang menang.”(Al-Qasas: 35)

Sedangkan firman Allah Swt.:

فَاذْهَبَا بِآيَاتِنَا إِنَّا مَعَكُمْ مُسْتَمِعُونَ

maka pergilah kamu berdua dengan membawa ayat-ayat Kami (mukjizat-mukjizat); sesungguhnya Kami bersama kalian mendengarkan (apa-apa yang mereka katakan). (Asy-Syu'ara': 15)

Semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya:

إِنَّنِي مَعَكُمَا أَسْمَعُ وَأَرَى

sesungguhnya Aku beserta kamu berdua, Aku mendengar dan melihat. (Taha: 46)

Yaitu sesungguhnya Aku selalu bersama kamu berdua melalui pemeliharaan-Ku, penjagaan-Ku, pertolongan-Ku, dan dukungan-Ku.

****


فَأْتِيَا فِرْعَوْنَ فَقُولَآ إِنَّا رَسُولُ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ 16

(16) Maka datanglah kamu berdua kepada Fir'aun dan katakanlah olehmu: "Sesungguhnya Kami adalah Rasul Tuhan semesta alam,

(16) 

Firman Allah Swt.:

فَأْتِيَا فِرْعَوْنَ فَقُولا إِنَّا رَسُولُ رَبِّ الْعَالَمِينَ

Maka datanglah kamu berdua kepada Fir’aun dan katakanlah olehmu, "Sesungguhnya kami adalah rasul Tuhan semesta alam.” (Asy-Syu'ara': 16)

Semakna dengan firman-Nya:

إِنَّا رَسُولا رَبِّكَ

Sesungguhnya kami berdua adalah utusan Tuhanmu. (Taha: 47)

Maksudnya, masing-masing dari kami adalah utusan Tuhan kepadamu.

*****



أَنْ أَرْسِلْ مَعَنَا بَنِىٓ إِسْرَٰٓءِيلَ 17

(17) lepaskanlah Bani Israil (pergi) beserta kami".

(17) 

أَنْ أَرْسِلْ مَعَنَا بَنِي إِسْرَائِيلَ

Lepaskanlah Bani Israil (pergi) beserta kami. (Asy-Syu'ara': 17)

Yakni bebaskanlah mereka dari perbudakanmu, karena sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba Allah yang beriman dan bala tentara-Nya yang ikhlas, sekarang mereka berada di dalam penindasan dan penyiksaanmu yang merendahkan martabat mereka.

Setelah Musa mengatakan demikian, maka Fir'aun berpaling dan sama sekali tidak mengindahkannya, lalu memandang ke arah Musa dengan pandangan yang sinis dan meremehkan seraya berkata seperti yang diceritakan oleh firman-Nya:



قَالَ أَلَمْ نُرَبِّكَ فِينَا وَلِيدًۭا وَلَبِثْتَ فِينَا مِنْ عُمُرِكَ سِنِينَ 18

(18) Fir'aun menjawab: "Bukankah kami telah mengasuhmu di antara (keluarga) kami, waktu kamu masih kanak-kanak dan kamu tinggal bersama kami beberapa tahun dari umurmu.

(18) 

أَلَمْ نُرَبِّكَ فِينَا وَلِيدًا وَلَبِثْتَ فِينَا مِنْ عُمُرِكَ سِنِينَ

Bukankah kami telah mengasuhmu di antara (keluarga) kami, waktu kamu masih kanak-kanak. (Asy-Syu'ara: 18), hingga akhir ayat.

Yakni bukankah kamu orang yang pernah kami asuh di rumah kami dan di atas pelaminan kami, serta kami buat kamu hidup senang selama beberapa tahun. Tetapi setelah itu kamu balas kebaikan itu dengan perbuatanmu itu; kamu telah membunuh seseorang dari kami dan mengingkari kesenangan yang pernah kuberikan kepadamu. Karena itulah Fir'aun mengatakan, seperti yang disitir oleh firman-Nya:



وَفَعَلْتَ فَعْلَتَكَ ٱلَّتِى فَعَلْتَ وَأَنتَ مِنَ ٱلْكَٰفِرِينَ 19

(19) dan kamu telah berbuat suatu perbuatan yang telah kamu lakukan itu dan kamu termasuk golongan orang-orang yang tidak membalas guna.

(19) 

وَأَنْتَ مِنَ الْكَافِرِينَ

dan kamu termasuk golongan orang-orang yang tidak membalas budi. (Asy-Syu'ara': 19)

Yang dimaksud dengan kafir dalam ayat ini ialah mengingkari nikmat yang pernah diberikan. Demikianlah menurut pendapat Ibnu Abbas dan Abdur Rahman ibnu Zaid ibnu Aslam, lalu dipilih oleh Ibnu Jarir.