17 - الإسراء - Al-Israa

Juz : 15

The Night Journey
Meccan

وَإِذَا مَسَّكُمُ ٱلضُّرُّ فِى ٱلْبَحْرِ ضَلَّ مَن تَدْعُونَ إِلَّآ إِيَّاهُ ۖ فَلَمَّا نَجَّىٰكُمْ إِلَى ٱلْبَرِّ أَعْرَضْتُمْ ۚ وَكَانَ ٱلْإِنسَٰنُ كَفُورًا 67

(67) Dan apabila kamu ditimpa bahaya di lautan, niscaya hilanglah siapa yang kamu seru kecuali Dia, Maka tatkala Dia menyelamatkan kamu ke daratan, kamu berpaling. Dan manusia itu adalah selalu tidak berterima kasih.

(67) 

Allah Swt. menceritakan bahwa sesungguhnya manusia itu apabila tertim­pa bahaya, pastilah mereka berseru kepada-Nya seraya bertobat kepada-Nya dan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya. Disebutkan oleh firman-Nya:

وَإِذَا مَسَّكُمُ الضُّرُّ فِي الْبَحْرِ ضَلَّ مَنْ تَدْعُونَ إِلا إِيَّاهُ

Dan apabila kalian ditimpa bahaya di lautan, niscaya hilanglah siapa yang kalian seru, kecuali Dia. (Al-Isra: 67)

Yakni lenyaplah dari hati kalian segala sesuatu yang kalian sembah selain Allah Swt.

Seperti yang terjadi pada diri Ikrimah ibnu Abu Jahal ketika ia melarikan diri dari Rasulullah Saw. pada hari kemenangan kaum muslim atas kota Mekah. Ikrimah melarikan diri dan menaiki perahu dengan tujuan ke negeri Habsyah. Di tengah laut tiba-tiba bertiuplah angin badai. Maka sebagian kaum yang ada dalam perahu itu berkata kepada sebagian yang lain, "Sesungguhnya tiada gunanya bagi kalian melainkan jika kalian berdoa kepada Allah semata." Maka Ikrimah berkata kepada dirinya sendiri, "Demi Allah, sesungguhnya jika tiada yang dapat memberikan manfaat (pertolongan) di lautan selain Allah, maka sesungguhnya tiada yang dapat mamberikan manfaat di daratan selain Dia juga. Ya Allah, saya berjanji kepada Engkau, seandainya Engkau selamatkan aku dari amukan badai laut ini, aku benar-benar akan pergi menemui Muhammad dan akan meletakkan kedua tanganku pada kedua tangannya (yakni menyerahkan diri), dan aku merasa yakin akan menjumpainya seorang yang belas kasihan lagi penyayang."

Akhirnya selamatlah mereka dari laut itu. Lalu mereka kembali kepa­da Rasulullah Saw., dan Ikrimah masuk Islam serta berbuat baik dalam masa Islamnya. Semoga Allah melimpahkan ridha-Nya kepada Ikrimah dan memuaskannya dengan pahala-Nya.

Firman Allah Swt.:

فَلَمَّا نَجَّاكُمْ إِلَى الْبَرِّ أَعْرَضْتُمْ

maka tatkala Dia menyelamatkan kalian ke daratan, kalian berpaling. (Al-Isra: 67)

Maksudnya, kalian lupa kepada pengakuan kalian yang kalian ikrarkan di laut, yaitu bahwa Allah Maha Esa; lalu kalian berpaling, tidak mau menyembah dia Yang Maha Esa lagi tiada sekutu bagi-Nya.

وَكَانَ الإنْسَانُ كَفُورًا

Dan manusia itu adalah selalu tidak berterima kasih. (Al-Isra: 67)

Yakni tabiat manusia itu ialah selalu lupa kepada nikmat Allah dan meng­ingkarinya, kecuali hanya orang-orang yang dipelihara oleh Allah dari hal tersebut.


أَفَأَمِنتُمْ أَن يَخْسِفَ بِكُمْ جَانِبَ ٱلْبَرِّ أَوْ يُرْسِلَ عَلَيْكُمْ حَاصِبًۭا ثُمَّ لَا تَجِدُوا۟ لَكُمْ وَكِيلًا 68

(68) Maka apakah kamu merasa aman (dari hukuman Tuhan) yang menjungkir balikkan sebagian daratan bersama kamu atau Dia meniupkan (angin keras yang membawa) batu-batu kecil? dan kamu tidak akan mendapat seorang pelindungpun bagi kamu,

(68) 

Allah Swt. berfirman bahwa apakah kalian menduga dengan selamatnya kalian dari lautan, kalian selamat dari pembalasan dan azab-Nya yang akan menjungkirbalikkan sebagian daratan bersama kalian atau mengirimkan kepada kalian hujan batu kerikil? Demikianlah menunit tafsir yang dikemukakan oleh Mujahid dan lain-lainnya yang bukan hanya seorang. Dalam ayat lain disebutkan melalui firman-Nya yang menggam­barkan salah satu jenis dari azab-Nya:

إِنَّا أَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ حَاصِبًا إِلا آلَ لُوطٍ نَجَّيْنَاهُمْ بِسَحَرٍ

Sesungguhnya Kami telah mengembuskan kepada mereka angin yang membawa batu-batu (yang menimpa mereka), kecuali keluarga Lut. Mereka Kami selamatkan di waktu sebelum fajar menyingsing, sebagai nikmat dari Kami. (Al-Qamar: 34-35)

Dalam ayat yang lainnya lagi disebutkan oleh firman-Nya:

وَأَمْطَرْنَا عَلَيْهِمْ حِجَارَةً مِنْ سِجِّيلٍ

dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang keras. (Al-Hijr: 74)

أَأَمِنْتُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ أَنْ يَخْسِفَ بِكُمُ الأرْضَ فَإِذَا هِيَ تَمُورُ * أَمْ أَمِنْتُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ أَنْ يُرْسِلَ عَلَيْكُمْ حَاصِبًا فَسَتَعْلَمُونَ كَيْفَ نَذِيرِ

Apakah kalian merasa aman terhadap Allah yang (berkuasa) di langit bahwa Dia akan menjungkir balikan bumi bersama kalian, sehingga dengan tiba-tiba bumi itu berguncang? Atau apakah kalian merasa aman terhadap Allah yang (berkuasa) di langit bahwa Dia akan mengirimkan badai yang berbatu? Maka kelak kalian akan mengetahui bagaimana (akibat mendustakan) peringatan-Ku. (Al-Mulk: 16-17)

Firman Allah Swt.:

ثُمَّ لَا تَجِدُوا لَكُمْ وَكِيلا

dan kalian tidak akan mendapat seorang pelindung pun bagi kalian. (Al-Isra: 68)

Yakni penolong yang dapat menolak bahaya itu dan menyelamatkan kalian darinya.


أَمْ أَمِنتُمْ أَن يُعِيدَكُمْ فِيهِ تَارَةً أُخْرَىٰ فَيُرْسِلَ عَلَيْكُمْ قَاصِفًۭا مِّنَ ٱلرِّيحِ فَيُغْرِقَكُم بِمَا كَفَرْتُمْ ۙ ثُمَّ لَا تَجِدُوا۟ لَكُمْ عَلَيْنَا بِهِۦ تَبِيعًۭا 69

(69) atau apakah kamu merasa aman dari dikembalikan-Nya kamu ke laut sekali lagi, lalu Dia meniupkan atas kamu angin taupan dan ditenggelamkan-Nya kamu disebabkan kekafiranmu. Dan kamu tidak akan mendapat seorang penolongpun dalam hal ini terhadap (siksaan) Kami.

(69) 

Allah Swt. berfirman, "Apakah kalian merasa aman dari Kami, hai orang-orang yang berpaling, sesudah kalian mengakui Keesaan Kami di lautan dan diselamatkan darinya kedaratan. Apakah kalian merasa aman bila Aku mengembalikan kalian ke lautan untuk kedua kalinya, lalu Aku kirim­kan kepada kalian angin topan yang dapat membalikkan perahu kalian dan menenggelamkan semua isinya termasuk kalian?"

Ibnu Abbas dan lain-lainnya mengatakan bahwa al-qasif artinya badai laut yang dapat mematahkan perahu (kapal), lalu menenggelamkan­nya.

Firman Allah Swt:

فَيُغْرِقَكُمْ بِمَا كَفَرْتُمْ

dan ditenggelamkan-Nya kalian disebabkan kekafiran kalian. (Al-Isra: 69)

Maksudnya, disebabkan kekafiran dan berpalingnya kalian dari Allah Swt.

Firman Allah Swt.:

ثُمَّ لَا تَجِدُوا لَكُمْ عَلَيْنَا بِهِ تَبِيعًا

Dan kalian tidak akan mendapat seorang penolong pun dalam hal ini terhadap (siksaan) Kami. (Al-Isra: 69)

Ibnu Abbas mengatakan, yang dimaksud dengan tabi'an ialah penolong. Menurut Mujahid, yang dimaksud ialah penolong yang membalas, yakni dapat membalaskan dendam kalian sesudah kalian aada. Qatadah menga­takan bahwa makna yang dimaksud ialah Kami tidak merasa takut terha­dap pembalasan seorang pun yang membela kalian sesudah Kami timpa­kan siksaan kepada kalian.


وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِىٓ ءَادَمَ وَحَمَلْنَٰهُمْ فِى ٱلْبَرِّ وَٱلْبَحْرِ وَرَزَقْنَٰهُم مِّنَ ٱلطَّيِّبَٰتِ وَفَضَّلْنَٰهُمْ عَلَىٰ كَثِيرٍۢ مِّمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيلًۭا 70

(70) Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.

(70) 

Allah Swt. menyebutkan tentang penghormatan-Nya kepada Bani Adam dan kemuliaan yang diberikan-Nya kepada mereka, bahwa Dia telah menciptakan mereka dalam bentuk yang paling baik dan paling sempurna di antara makhluk lainnya.

Dalam ayat yang lain disebutkan oleh firman-Nya:

لَقَدْ خَلَقْنَا الإنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ

sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. (At-Tin: 4)

Yakni manusia berjalan pada dua kakinya dengan tegak dan makan dengan tangannya, sedangkan makhluk lainnya ada yang berjalan dengan keempat kakinya dan makan dengan mulutnya. Dan Allah menjadikan pendengaran, penglihatan, dan hati bagi manusia, yang dengan kesemua­nya itu manusia dapat mengerti dan memperoleh banyak manfaat. Berkat hal itu manusia dapat membedakan di antara segala sesuatu dan dapat mengenal kegunaan, manfaat, serta bahayanya bagi urusan agama dan duniawinya.

وَحَمَلْنَاهُمْ فِي الْبَرِّ

Kami angkut mereka di daratan. (Al-Isra: 7)

Yakni dengan memakai hewan kendaraan seperti unta, kuda, dan begal; sedangkan di lautan dengan perahu dan kapal laut.

وَرَزَقْنَاهُمْ مِنَ الطَّيِّبَاتِ

Kami beri mereka rezeki yang baik-baik. (Al-Isra: 7)

Yaitu berupa hasil tanam-tanaman, buah-buahan, juga daging dan susu serta berbagai jenis makanan lainnya yang beraneka ragam serta lezat dan bergizi. Kami berikan pula kepada mereka penampilan yang baik serta pakaian-pakaian yang beraneka ragam jenis dan warna serta model­nya yang mereka buat sendiri untuk diri mereka, juga yang didatangkan oleh orang lain kepada mereka dari berbagai penjuru dunia.

وَفَضَّلْنَاهُمْ عَلَى كَثِيرٍ مِمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيلا

dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan. (Al-Isra: 7)

Manusia lebih utama daripada makhluk hidup lainnya, juga lebih utama daripada semua jenis makhluk. Ayat ini dapat dijadikan sebagai dalil yang menunjukkan keutamaan jenis manusia di atas jenis malaikat.

Abdur Razzaq mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ma'mar, dari Zaid ibnu Aslam yang mengatakan bahwa para malaikat berkata, "Wahai Tuhan kami, Engkau telah memberikan kepada Nabi Adam dunia. Mereka dapat makan dari sebagian hasilnya dan bersenang-senang dengannya, sedangkan Engkau tidak memberikannya kepada kami. Maka berikanlah kepada kami Akhirat." Allah Swt. menjawab melalui firman-Nya, "Demi kebesaran dan keagungan-Ku, Aku tidak akan menjadikan kebaikan keturunan orang yang Aku ciptakan dengan kedua tangan (kekusaan)-Ku sendiri seperti kebaikan makhluk yang Aku ciptakan dengan Kun (jadilah kamu!), maka jadilah dia."

Ditinjau dari jalur ini, hadis ini berpredikat mursal, tetapi hadis ini te­lah diriwayatkan pula dari jalur yang lain secara muttasil.

قَالَ الْحَافِظُ أَبُو الْقَاسِمِ الطَّبَرَانِيُّ: حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ محمد بن صَدَقَة البغدادي، حدثنا إبراهيم بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ خَالِدٍ المِصِّيصِيّ، حَدَّثَنَا حَجَّاجُ بْنُ مُحَمَّدٍ، حَدَّثَنَا أَبُو غَسَّان مُحَمَّدُ بْنُ مُطَرِّفٍ، عَنْ صَفْوَانَ بْنِ سُليم، عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "إِنَّ الْمَلَائِكَةَ قَالَتْ: يَا رَبَّنَا، أَعْطَيْتَ بَنِي آدَمَ الدُّنْيَا، يَأْكُلُونَ فِيهَا وَيَشْرَبُونَ وَيَلْبَسُونَ، وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَلَا نَأْكُلُ وَلَا نَشْرَبُ وَلَا نَلْهُو، فَكَمَا جَعَلْتَ لَهُمُ الدُّنْيَا فَاجْعَلْ لَنَا الْآخِرَةَ. قَالَ: لَا أَجْعَلُ صَالِحَ ذُرِّيَّةِ مَنْ خَلَقْتُ بِيَدِي، كَمَنْ قُلْتُ لَهُ: كُنْ، فَكَانَ"

Al-Hafiz Abul Qasim At-Tabrani mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Muhammad ibnu Sadaqah Al-Bagdadi, telah menceritakan kepada kami Ibrahim ibnu Abdullah ibnu Kharijah Al-Masisi, telah menceritakan kepada kami Hajjaj ibnu Muhammad, telah menceritakan kepada kami Muhammad Abu Gassan Muhammad ibnu Mutarrif, dari Safwan ibnu Sulaim, dari Ata ibnu Yasar, dari Abdullah ibnu Amr dari Nabi Saw. yang telah bersabda: Sesungguhnya malaikat berkata, "Wahai Tuhan kami, Engkau telah memberikan dunia kepada anak Adam; mereka dapat makan, minum dan berpakaian di dalamnya. Sedangkan kami hanya bertasbih dengan memuji-Mu, tanpa makan, minum, dan bersenang-senang. Maka sebagaimana Engkau berikan dunia kepada mereka, maka berikanlah akhirat bagi kami.” Allah berfirman, "Aku tidak akan menjadikan kebaikan keturunan orang yang Aku ciptakan dengan kedua Tangan-Ku seperti kebaikan makhluk yang Aku ciptakan dengan Kun (jadilah kamu!), lalu terjadilah ia.”

قَدْ رَوَى ابْنُ عَسَاكِرَ مِنْ طَرِيقِ مُحَمَّدِ بْنِ أَيُّوبَ الرَّازِيِّ، حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ عَلِيِّ بْنِ خَلَفٍ الصَّيْدَلَانِيُّ، حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، حَدَّثَنِي عُثْمَانُ بْنُ حِصْنِ بْنِ عُبَيْدَةَ بْنِ عَلاق، سَمِعْتُ عُرْوَةَ بْنَ رُوَيْم اللَّخْمِيَّ، حَدَّثَنِي أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ، عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "إِنَّ الْمَلَائِكَةَ قَالُوا: رَبَّنَا، خَلَقْتَنَا وَخَلَقْتَ بَنِي آدَمَ، فَجَعَلْتَهُمْ يَأْكُلُونَ الطَّعَامَ، وَيَشْرَبُونَ الشَّرَابَ، وَيَلْبَسُونَ الثِّيَابَ، وَيَتَزَوَّجُونَ النِّسَاءَ، وَيَرْكَبُونَ الدَّوَابَّ، يَنَامُونَ وَيَسْتَرِيحُونَ، وَلَمْ تَجْعَلْ لَنَا مِنْ ذَلِكَ شَيْئًا، فَاجْعَلْ لَهُمُ الدُّنْيَا وَلَنَا الْآخِرَةَ. فَقَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: لَا أَجْعَلُ مَنْ خَلَقْتُهُ بِيَدِي، وَنَفَخْتُ فِيهِ مِنْ رُوحِي، كَمَنْ قُلْتُ لَهُ: كُنْ، فَكَانَ"

Ibnu Asakir telah meriwayatkan melalui jalur Muhammad ibnu Ayyub Ar-Razi, bahwa telah menceritakan kepada kami Al-Hasan ibnu Ali ibnu Khalaf As-Saidalani, telah menceritakan kepada kami Sulaiman ibnu Abdur Rahman, telah menceritakan kepadaku Usman ibnu Hisn ibnu Ubaidah ibnu Allaq; ia pernah mendengar Urwah ibnu Ruwayyim Al-Lakhami mengatakan bahwa ia pernah mendapat hadis ini dari Anas ibnu Malik, dari Rasulullah Saw. yang telah bersabda: Sesungguhnya malaikat berkata, "Wahai Tuhan kami, Engkau telah menciptakan kami dan juga Bani Adam. tetapi Engkau jadikan mereka dapat makan, minum, berpakaian, dan menga­wini wanita serta menaiki kendaraan. Mereka dapat tidur dan beristirahat, sedangkan Engkau tidak menjadikan sesuatu pun dari itu bagi kami. Maka berikanlah dunia kepada mereka dan berikanlah akhirat hanya untuk kami.” Maka Allah Swt. berfirman, "Aku tidak akan menjadikan orang yang telah Aku ciptakan dengan tangan-Ku dan Aku tiupkan ke dalamnya sebagian dari roh (ciptaan)-Ku, seperti makhluk yang Aku ciptakan dengan mengatakan kepadanya, 'Jadilah kamu!' Maka terjadilah dia.”

قَالَ الطَّبَرَانِيُّ: حَدَّثَنَا عَبْدَانُ بْنُ أَحْمَدَ، حَدَّثَنَا عُمَرُ بْنُ سَهْلٍ، حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ تَمَّامٍ، عَنْ خَالِدٍ الْحَذَاءِ، عَنْ بِشْرِ بْنِ شِغَاف عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "مَا شَيْءٌ أَكْرَمُ عَلَى اللَّهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنَ ابْنِ آدَمَ". قِيلَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ وَلَا الْمَلَائِكَةُ؟ قَالَ: "وَلَا الْمَلَائِكَةُ، الْمَلَائِكَةُ مَجْبُورُونَ بِمَنْزِلَةِ الشَّمْسِ وَالْقَمَرِ"

Imam Tabrani mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdan ibnu Ahmad, telah menceritakan kepada kami Umar ibnu Sahl, telah menceri­takan kepada kami Abdullah ibnu Tamam, dari Khalid Al-Hazza, dari Bisyr ibnu Syaggaf, dari ayahnya, dari Abdullah ibnu Amr yang mengata­kan, bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Tiada sesuatu pun yang lebih dimuliakan oleh Allah pada hari kiamat selain dari anak Adam (manusia). Ketika ditanyakan, "Wahai Rasulullah, para malaikat juga tidak dimuliakan-Nya?" Rasulullah Saw. menjawab melalui sabdanya: Malaikat pun tidak, mereka adalah makhluk yang dipaksa, ke­dudukannya sama dengan matahari dan bulan.

Hadis ini garib sekali.


يَوْمَ نَدْعُوا۟ كُلَّ أُنَاسٍۭ بِإِمَٰمِهِمْ ۖ فَمَنْ أُوتِىَ كِتَٰبَهُۥ بِيَمِينِهِۦ فَأُو۟لَٰٓئِكَ يَقْرَءُونَ كِتَٰبَهُمْ وَلَا يُظْلَمُونَ فَتِيلًۭا 71

(71) (Ingatlah) suatu hari (yang di hari itu) Kami panggil tiap umat dengan pemimpinnya; dan barangsiapa yang diberikan kitab amalannya di tangan kanannya maka mereka ini akan membaca kitabnya itu, dan mereka tidak dianiaya sedikitpun.

(71) 

Allah Swt. menceritakan tentang hari kiamat, bahwa Dia menghisab se­tiap umat berikut dengan pemimpin mereka masing-masing. Ulama tafsir berbeda pandapat sehubungan dengan tafsir ayat ini. Mujahid dan Qatadah mengatakan, makna yang dimaksud dengan pemimpin mereka ialah nabi mereka. Berdasarkan pengertian ini, berarti ayat ini sama dengan yang disebutkan oleh Allah Swt. dalam ayat lain melalui firman-Nya:

وَلِكُلِّ أُمَّةٍ رَسُولٌ فَإِذَا جَاءَ رَسُولُهُمْ قُضِيَ بَيْنَهُمْ بِالْقِسْطِ وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ

Tiap-tiap umat mempunyai rasul; maka apabila telah datang rasul mereka, diberikanlah kepuiusan antara mereka dengan adil dan mereka (sedikit pun) tidak dianiaya. (Yunus: 47)

Sebagian ulama Salaf mengatakan bahwa ayat ini merupakan kehormatan yang besar bagi para ahli hadis, sebab pemimpin mereka adalah Nabi Saw.

Ibnu Zaid mengatakan, yang dimaksud dengan pemimpin mereka ialah kitab mereka yang diturunkan kepada nabi mereka yang mengandung hukum-hukum syariat, dan pendapat ini dipilih oleh Ibnu Jarir.

Telah diriwayatkan pula dari Ibnu Abu Nujaih, dari Mujahid bahwa ia telah mengatakan, yang dimaksud dengan pemimpin mereka ialah kitab-kitab mereka.

Dapat pula ditakwilkan dengan apa yang telah diriwayatkan oleh Al-Aufi, dari ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: (Ingatlah) suatu hari (yang di hari itu) Kami panggil tiap-tiap umat dengan pemimpinnya. (Al-Isra: 71) Bahwa yang dimaksud dengan pemimpinnya ialah kitab amal perbuatan mereka.

Hal yang sama telah dikatakan oleh Abul Aliyah, Al-Hasan, Ad-Dahhak; dan pendapat inilah yang paling kuat, karena dalam ayat yang lain disebutkan:

وَكُلَّ شَيْءٍ أحْصَيْنَاهُ فِي إِمَامٍ مُبِينٍ

Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab Induk yang nyata. (Yasin: 12)

وَوُضِعَ الْكِتَابُ فَتَرَى الْمُجْرِمِينَ مُشْفِقِينَ مِمَّا فِيهِ

Dan diletakkanlah kitab, lalu kamu akan melihat orang-orang yang bersalah ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalam­nya. (Al-Kahfi: 49)

Dapat pula diinterpretasikan bahwa makna yang dimaksud dengan imamihim ialah setiap kaum berikut orang-orang yang menjadi panutan mereka. Maka ahli imam bermakmum kepada para nabi, dan orang-orang kafir bermakmum kepada pemimpin-pemimpin mereka. Pengertian­nya sama dengan yang disebutkan firman-Nya:

وَجَعَلْناهُمْ أَئِمَّةً يَدْعُونَ إِلَى النَّارِ

Dan Kami jadikan mereka pemimpin-pemimpin yang menyeru (manusia) ke neraka. (Al-Qashash: 41)

Di dalam kitab Sahihain disebutkan hadis berikut:

«لتتبع كل أمة ما كانت تعبد فيتبع ما كان يعبد الطواغيت»

Sungguh setiap umat akan mengikuti apa yang dahulu dis'em-bahnya, maka orang yang menyembah Tagut mengikuti Thaghut (kelak di hari kiamatnya).

Adapun firman Allah Swt. yang mengatakan:

وَتَرَى كُلَّ أُمَّةٍ جَاثِيَةً كُلُّ أُمَّةٍ تُدْعَى إِلَى كِتَابِهَا الْيَوْمَ تُجْزَوْنَ مَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ هَذَا كِتَابُنَا يَنْطِقُ عَلَيْكُمْ بِالْحَقِّ إِنَّا كُنَّا نَسْتَنْسِخُ مَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ

Dan (pada hari itu) kamu lihat tiap-tiap umat berlutut. Tiap-tiap umat dipanggil untuk (melihat) buku catatan amalnya. Pada hari itu kalian diberi balasan terhadap apa yang telah kalian kerjakan. (Allah berfirman), "Inilah kitab (catatan) Kami yang menuturkan terhadap kalian dengan benar. Sesungguhnya Kami telah menyuruh mencatat apa yang telah kalian kerjakan." (Al-Jatsiyah: 28-29)

Hal ini tidaklah bertentangan dengan peristiwa didatangkan-Nya Nabi Saw. apabila Dia mengadakan keputusan hukum di antara umatnya. Karena sesungguhnya merupakan suatu keharusan bagi Nabi Saw. menjadi saksi terhadap amal perbuatan utnatnya, sebagaimana yang disebutkan di dalam ayat lain melalui firman-Nya:

وَأَشْرَقَتِ الأرْضُ بِنُورِ رَبِّهَا وَوُضِعَ الْكِتَابُ وَجِيءَ بِالنَّبِيِّينَ وَالشُّهَدَاءِ

Dan terang benderanglah bumi (Padang Mahsyar) dengan caha­ya (keadilan) Tuhannya; dan diberikanlah buku (perhitungan per­buatan masing-masing) dan didatangkanlah para nabi dan saksi-saksi. (Az-Zumar: 69)

Dan firman Allah Swt.:

فَكَيْفَ إِذَا جِئْنَا مِنْ كُلِّ أُمَّةٍ بِشَهِيدٍ وَجِئْنَا بِكَ عَلَى هَؤُلاءِ شَهِيدًا

Maka bagaimanakah (halnya orang kafir nanti), apabila Kami mendatangkan seseorang saksi (rasul) dari tiap-tiap umat dan Kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas me­reka itu (sebagai umatmu). (An-Nisa: 41)

Akan tetapi, makna yang dimaksud dengan imam dalam surat ini ialah kitab catatan amal perbuatan. Sebagai buktinya ialah dalam firman selan­jutnya disebutkan:

يَوْمَ نَدْعُو كُلَّ أُنَاسٍ بِإِمَامِهِمْ فَمَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ بِيَمِينِهِ فَأُولَئِكَ يَقْرَءُونَ كِتَابَهُمْ

(Ingatlah) suatu hari (yang di hari itu) Kami panggil tiap umat dengan pemimpin (kitab catatan amal)nya; dan barang siapa yang diberikan kitab amalnya di tangan kanannya, maka mere­ka ini akan membaca kitabnya itu. (Al-Isra: 71)

Yakni karena senang dan bahagianya melihat catatan amal saleh yang ada di dalam kitab catatan amalnya, dia sangat suka membacanya. Hal ini sama pengertiannya dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya dalam ayat lain, yaitu:

فَأَمَّا مَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ بِيَمِينِهِ فَيَقُولُ هَاؤُمُ اقْرَءُوا كِتَابِيَهْ

Adapun orang-orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah kanannya, maka dia berkata, "Ambillah, bacalah kitabku (ini).” (Al-Haqqah: 19)

sampai dengan firman-Nya:

وَأَمَّا مَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ بِشِمَالِهِ

Adapun orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari sebe­lah kirinya. (Al-Haqqah: 25), hingga beberapa ayat berikutnya,

Firman Allah Swt.:

وَلا يُظْلَمُونَ فَتِيلا

mereka tidak dianiaya sedikit pun. (Al-Isra: 71)

Dalam pembahasan yang jauh sebelum ini telah disebutkan bahwa al-fatil artinya serat yang memanjang pada bagian tengah biji kurma.

Sehubungan dengan hal ini Al-Hafiz Abu Bakar Al-Bazzar telah meriwayatkan sebuah hadis. Untuk itu ia mengatakan:

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يَعْمَر وَمُحَمَّدُ بْنُ عُثْمَانَ بْنِ كَرَامَةَ قَالَا حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ مُوسَى، عَنْ إِسْرَائِيلَ، عَنِ السُّدِّيّ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ في قول الله: يَوْمَ نَدْعُو كُلَّ أُنَاسٍ بِإِمَامِهِمْ قَالَ: "يُدْعَى أَحَدُهُمْ فَيُعْطَى كِتَابَهُ بِيَمِينِهِ، وَيُمَدُّ لَهُ فِي جِسْمِهِ، ويُبَيَّض وَجْهُهُ، وَيُجْعَلُ عَلَى رَأْسِهِ تَاجٌ مِنْ لؤْلؤة تَتَلألأ فَيَنْطَلِقُ إِلَى أَصْحَابِهِ فَيَرَوْنَهُ مِنْ بَعِيدٍ، فَيَقُولُونَ: اللَّهُمَّ ائْتِنَا بِهَذَا، وَبَارِكْ لَنَا فِي هَذَا. فَيَأْتِيهِمْ فَيَقُولُ لَهُمْ: أَبْشِرُوا، فَإِنَّ لِكُلِّ رَجُلٍ مِنْكُمْ مِثْلَ هَذَا. وَأَمَّا الْكَافِرُ فَيُسْود وَجْهُهُ، وَيُمَدُّ لَهُ فِي جِسْمِهِ، وَيَرَاهُ أَصْحَابُهُ فَيَقُولُونَ: نَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ هَذَا -أَوْ: مِنْ شَرِّ هَذَا -اللَّهُمَّ لَا تَأْتِنَا بِهِ. فَيَأْتِيهِمْ فَيَقُولُونَ: اللَّهُمَّ أَخْزِهِ فَيَقُولُ: أَبْعَدَكُمُ اللَّهُ، فَإِنَّ لكل رجل منكم مثل هذا".

telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Ya'mur dan Muhammad ibnu Usman ibnu Karamah; keduanya mengatakan bahwa telah menceritakan kepada kami Ubaidillah ibnu Musa, dari Israil, dari As-Saddi, dari ayahnya, dari Abu Hurairah r.a., dari Nabi Saw. sehubungan dengan makna firman-Nya: (Ingatlah) suatu hari (yang di hari itu) Kami panggil tiap-tiap umat dengan pemimpinnya. (Al-Isra: 71) Nabi Saw. bersabda: Seseorang dari mereka dipanggil, lalu diberikan catatan amal­nya, dari sebelah kanannya dan tubuhnya ditinggikan, wajah­nya diputihkan (menjadi bersinar), dan dipakaikan di atas kepa­lanya sebuah mahkota mutiara yang berkilauan. Kemudian ia pergi menemui teman-temannya, dan teman-temannya melihatnya dari jauh; mereka berkata, "Ya Allah, datangkanlah dia kepa­da kami, dan berikanlah berkah kepada kami melalui orang ini." Lalu ia mendatangi mereka dan berkata kepada mereka, "Bergembiralah kalian, karena sesungguhnya masing-masing orang dari kalian akan mendapat hal yang semisal dengan ini.” Adapun orang kafir, maka wajahnya dihitamkan dan tubuhnya ditinggikan sehingga teman-temannya melihatnya. Maka mereka berkata, "Kami berlindung kepada Allah dari nasib yang dialami orang ini, atau dari keburukan yang diper­oleh orang ini. Ya Allah, janganlah Engkau datangkan orang ini kepada kami." Maka ia mendatangi mereka, dan mereka berkata, "Ya Allah, hinakanlah dia.” Ia menjawab, "Semoga Allah menjauhkan kalian dari rahmat-Nya, sesungguhnya masing-masing orang dari kalian akan memperoleh hal semisal ini.

Kemudian Al-Bazzar mengatakan bahwa hadis ini tidak ada yang meriwayatkannya kecuali melalui jalur ini.


وَمَن كَانَ فِى هَٰذِهِۦٓ أَعْمَىٰ فَهُوَ فِى ٱلْءَاخِرَةِ أَعْمَىٰ وَأَضَلُّ سَبِيلًۭا 72

(72) Dan barangsiapa yang buta (hatinya) di dunia ini, niscaya di akhirat (nanti) ia akan lebih buta (pula) dan lebih tersesat dari jalan (yang benar).

(72) 

Firman Allah Swt:

وَمَنْ كَانَ فِي هَذِهِ أَعْمَى

dan barang siapa yang buta (hatinya) di dunia ini. (Al-Isra: 72)

Ibnu Abbas, Mujahid, dan Qatadah serta Ibnu Zaid mengatakan bahwa yang dimaksud ialah di dalam kehidupan dunia ini. Dan yang dimaksud dengan buta ialah buta terhadap hujah Allah, tanda-tanda kebesaran­Nya, dan keterangan-keterangan dari-Nya.

فَهُوَ فِي الآخِرَةِ أَعْمَى

niscaya di akhirat (nanti) ia akan lebih buta. (Al-Isra: 72)

maksudnya, demikian pula keadaannya, yakni buta pula.

وَأَضَلُّ سَبِيلا

dan lebih sesat dari jalan (yang benar). (Al-Isra: 72)

Yakni jauh lebih sesat dari apa yang dialaminya di dunia. Semoga Allah melindungi kita dari hal seperti ini.



وَإِن كَادُوا۟ لَيَفْتِنُونَكَ عَنِ ٱلَّذِىٓ أَوْحَيْنَآ إِلَيْكَ لِتَفْتَرِىَ عَلَيْنَا غَيْرَهُۥ ۖ وَإِذًۭا لَّٱتَّخَذُوكَ خَلِيلًۭا 73

(73) Dan sesungguhnya mereka hampir memalingkan kamu dari apa yang telah Kami wahyukan kepadamu, agar kamu membuat yang lain secara bohong terhadap Kami; dan kalau sudah begitu tentulah mereka mengambil kamu jadi sahabat yang setia.

(73) 

وَإِنْ كَادُوا لَيَفْتِنُونَكَ عَنِ الَّذِي أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ لِتَفْتَرِيَ عَلَيْنَا غَيْرَهُ ۖ وَإِذًا لَاتَّخَذُوكَ خَلِيلًا

Dan sesungguhnya mereka hampir memalingkan kamu dari apa yang telah Kami wahyukan kepadamu, agar kamu membuat yang lain secara bohong terhadap Kami; dan kalau sudah begitu tentulah mereka mengambil kamu jadi sahabat yang setia. (Al-Isra: 73)

Allah Swt. menceritakan tentang dukungan-Nya kepada Rasul-Nya, bah­wa Dia meneguhkan pendiriannya, memeliharanya serta menyelamatkan­nya dari kejahatan orang-orang yang jahat dan tipu muslihat orang-orang yang durhaka. Dialah yang mengatur urusannya serta menolongnya, Dia tidak akan menyerahkannya kepada seorang pun dari kalangan makhluk­Nya, bahkan Dialah Penolong, Pelindung, Pemelihara, Pendukung, dan Yang memenangkan agamanya terhadap semua orang yang memusuhi dan menentangnya, baik yang ada di belahan timur maupun yang ada di belahan barat. Semoga Allah melimpahkan salam kepadanya sebanyak-banyaknya sampai hari kiamat.


وَلَوْلَآ أَن ثَبَّتْنَٰكَ لَقَدْ كِدتَّ تَرْكَنُ إِلَيْهِمْ شَيْـًۭٔا قَلِيلًا 74

(74) Dan kalau Kami tidak memperkuat (hati)mu, niscaya kamu hampir-hampir condong sedikit kepada mereka,

(74) 

وَلَوْلَا أَنْ ثَبَّتْنَاكَ لَقَدْ كِدْتَ تَرْكَنُ إِلَيْهِمْ شَيْئًا قَلِيلًا

Dan kalau Kami tidak memperkuat (hati)mu, niscaya kamu hampir-hampir condong sedikit kepada mereka. (Al-Isra: 74)


إِذًۭا لَّأَذَقْنَٰكَ ضِعْفَ ٱلْحَيَوٰةِ وَضِعْفَ ٱلْمَمَاتِ ثُمَّ لَا تَجِدُ لَكَ عَلَيْنَا نَصِيرًۭا 75

(75) kalau terjadi demikian, benar-benarlah Kami akan rasakan kepadamu (siksaan) berlipat ganda di dunia ini dan begitu (pula siksaan) berlipat ganda sesudah mati, dan kamu tidak akan mendapat seorang penolongpun terhadap Kami.

(75) 

إِذًا لَأَذَقْنَاكَ ضِعْفَ الْحَيَاةِ وَضِعْفَ الْمَمَاتِ ثُمَّ لَا تَجِدُ لَكَ عَلَيْنَا نَصِيرًا

Kalau terjadi demikian, benar-benarlah Kami akan rasakan kepadamu (siksaan) berlipat ganda di dunia ini dan begitu (pula siksaan) berlipat ganda sesudah mati, dan kamu tidak akan mendapat seorang penolongpun terhadap Kami. (Al-Isra: 75)