38 - ص - Saad
The letter Saad
Meccan
وَقَالُوا۟ مَا لَنَا لَا نَرَىٰ رِجَالًۭا كُنَّا نَعُدُّهُم مِّنَ ٱلْأَشْرَارِ 62
(62) Dan (orang-orang durhaka) berkata: "Mengapa kami tidak melihat orang-orang yang dahulu (di dunia) kami anggap sebagai orang-orang yang jahat (hina).
(62)
أَتَّخَذْنَٰهُمْ سِخْرِيًّا أَمْ زَاغَتْ عَنْهُمُ ٱلْأَبْصَٰرُ 63
(63) Apakah kami dahulu menjadikan mereka olok-olokan, ataukah karena mata kami tidak melihat mereka?"
(63)
أَمْ زَاغَتْ عَنْهُمُ الأبْصَارُ
ataukah karena mata kami tidak melihat mereka? (Shad:63)
Mereka bertanya kepada diri sendiri tentang hal yang mereka anggap mustahil; mereka mengatakan atau barangkali orang-orang mukmin itu ada bersama kami di neraka Jahanam, tetapi kami tidak melihat mereka di sini. Maka pada saat itu mereka baru mengetahui bahwa orang-orang mukmin berada di atas kedudukan yang tinggi, sebagaimana yang disebutkan kisahnya oleh Allah Swt. melalui firman-Nya:
وَنَادَى أَصْحَابُ الْجَنَّةِ أَصْحَابَ النَّارِ أَنْ قَدْ وَجَدْنَا مَا وَعَدَنَا رَبُّنَا حَقًّا فَهَلْ وَجَدْتُمْ مَا وَعَدَ رَبُّكُمْ حَقًّا قَالُوا نَعَمْ فَأَذَّنَ مُؤَذِّنٌ بَيْنَهُمْ أَنْ لَعْنَةُ اللَّهِ عَلَى الظَّالِمِينَ
Dan penghuni-penghuni surga berseru kepada penghuni-penghuni neraka (dengan mengatakan), Sesungguhnya kami dengan sebenarnya telah memperoleh apa yang Tuhan kami menjanjikannya kepada kami. Maka apakah kamu telah memperoleh dengan sebenarnya apa (azab) yang Tuhan kamu menjanjikannya (kepadamu)?” Mereka (penduduk neraka) menjawab.”Betul.” Kemudian seorang penyeru (malaikat) mengumumkan di antara kedua golongan itu.”Kutukan Allah ditimpakan kepada orang-orang yang zalim.” (Al-A'raf:44)
sampai dengan firman-Nya:
ادْخُلُوا الْجَنَّةَ لَا خَوْفٌ عَلَيْكُمْ وَلا أَنْتُمْ تَحْزَنُونَ
(Kepada orang-orang mukmin itu dikatakan), Masuklah ke dalam surga, tidak ada kekhawatiran terhadapmu dan tidak (pula) kamu bersedih hati.” (Al-A'raf:49)
***********
إِنَّ ذَٰلِكَ لَحَقٌّۭ تَخَاصُمُ أَهْلِ ٱلنَّارِ 64
(64) Sesungguhnya yang demikian itu pasti terjadi, (yaitu) pertengkaran penghuni neraka.
(64)
Adapun firman Allah Swt.:
إِنَّ ذَلِكَ لَحَقٌّ تَخَاصُمُ أَهْلِ النَّارِ
Sesungguhnya yang demikian itu pasti terjadi, (yaitu) pertengkaran penghuni neraka. (Shad:64)
Yakni sesungguhnya peristiwa ini yang Kami beritakan kepadamu, hai Muhammad, menyangkut pertengkaran ahli neraka sebagian dan mereka dengan sebagian yang lainnya, dan saling laknat di antara sesama mereka adalah berita yang benar dan tiada keraguan atau kebimbangan padanya, yakni pasti terjadi.
قُلْ إِنَّمَآ أَنَا۠ مُنذِرٌۭ ۖ وَمَا مِنْ إِلَٰهٍ إِلَّا ٱللَّهُ ٱلْوَٰحِدُ ٱلْقَهَّارُ 65
(65) Katakanlah (ya Muhammad): "Sesungguhnya aku hanya seorang pemberi peringatan, dan sekali-kali tidak ada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa dan Maha Mengalahkan.
(65)
Allah Swt. berfirman, memerintahkan kepada Rasul-Nya agar mengatakan kepada orang-orang yang mempersekutukan Allah lagi mendustakan rasulNya, bahwa sesungguhnya aku hanyalah seorang pemberi peringatan dan bukanlah seperti yang kalian duga.
وَمَا مِنْ إِلَهٍ إِلا اللَّهُ الْوَاحِدُ الْقَهَّارُ
dan sekali-kali tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan. (Shad: 65)
Yakni hanya Dia sematalah yang dapat mengalahkan dan memaksa segala sesuatu.
رَبُّ السَّمَوَاتِ وَالأرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا
Tuhan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya. (Shad: 66)
Artinya, Dia adalah Raja dari semuanya dan Yang Mengaturnya,
الْعَزِيزُ الْغَفَّارُ
Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengampuni. (Shad: 66)
lagi Maha Pengampun, sekalipun Dia Mahabesar lagi Mahaperkasa.
قُلْ هُوَ نَبَأٌ عَظِيمٌ
Katakanlah, 'Berita itu adalah berita yang besar.” (Shad: 67)
Yang dimaksud dengan berita besar ialah diutus-Nya aku kepada kalian.
أَنْتُمْ عَنْهُ مُعْرِضُونَ
yang kamu berpaling darinya. (Shad: 68)
Yakni lalai darinya.
Mujahid, Syuraih Al-Qadi, dan As-Saddi mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Katakanlah, "Berita itu adalah berita yang Besar.” (Shad: 67) Yaitu Al-Qur'an.
************
Firman Allah Swt.:
مَا كَانَ لِيَ مِنْ عِلْمٍ بِالْمَلإ الأعْلَى إِذْ يَخْتَصِمُونَ
Aku tiada mempunyai pengetahuan sedikit pun tentang al-mala-ul a'la (malaikat) itu ketika mereka berbantah-bantahan. (Shad: 69)
Yakni seandainya tidak ada wahyu, maka dari manakah aku dapat mengetahui perselisihan yang terjadi di kalangan mala-ul a'la Yakni tentang Adam a.s. dan membangkangnya iblis tidak mau bersujud kepadanya, juga tentang resolusi iblis yang menentang Tuhannya karena Dia lebih mengutamakan Adam daripada dirinya.
Adapun mengenai hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, yaitu bahwa:
حَدَّثَنَا أَبُو سَعِيدٍ مَوْلَى بَنِي هَاشِمٍ حَدَّثَنَا جَهْضَمٌ الْيَمَامِيُّ عَنْ يَحْيَى بْنُ أَبِي كَثِيرٍ، عَنْ زَيْدِ بْنِ أَبِي سَلَّامٍ عَنْ أَبِي سَلَّامٍ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَائِشٍ عَنْ مَالِكِ بْنِ يُخَامِرَ عَنْ مُعَاذٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: احْتَبَسَ عَلَيْنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ غَدَاةٍ عَنْ صَلَاةِ الصُّبْحِ حَتَّى كِدْنَا نَتَرَاءَى قَرْنَ الشَّمْسِ. فَخَرَجَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَرِيعًا فَثَوّب بِالصَّلَاةِ فَصَلَّى وتَجَوّز فِي صَلَاتِهِ فَلَمَّا سَلَّمَ قَالَ: "كَمَا أَنْتُمْ عَلَى مَصَافِّكُمْ". ثُمَّ أَقْبَلُ إِلَيْنَا فَقَالَ: "إِنِّي سَأُحَدِّثُكُمْ مَا حَبَسَنِي عَنْكُمُ الْغَدَاةَ، إِنِّي قُمْتُ مِنَ اللَّيْلِ فَصَلَّيْتُ مَا قُدّر لِي فَنَعَسْتُ فِي صَلَاتِي حَتَّى اسْتَيْقَظْتُ فَإِذَا أَنَا بِرَبِّي فِي أَحْسَنِ صُورَةٍ فَقَالَ: يَا مُحَمَّدُ أَتَدْرِي فِيمَ يختصم الملأ الأعلى؟ قُلْتُ لَا أَدْرِي رَبِّ -أَعَادَهَا ثَلَاثًا-فَرَأَيْتُهُ وَضَعَ كَفَّهُ بَيْنَ كَتِفِي حَتَّى وَجَدْتُ بَرْدَ أَنَامِلِهِ بَيْنَ صَدْرِي فَتَجَلَّى لِي كُلُّ شَيْءٍ وَعَرَفْتُ فَقَالَ: يَا مُحَمَّدُ فِيمَ يَخْتَصِمُ الْمَلَأُ الْأَعْلَى؟ قُلْتُ: فِي الْكَفَّارَاتِ. قَالَ: وَمَا الْكَفَّارَاتُ؟ قُلْتُ نَقْلُ الْأَقْدَامِ إِلَى الْجُمُعَاتِ وَالْجُلُوسُ فِي الْمَسَاجِدِ بَعْدَ الصَّلَوَاتِ وَإِسْبَاغُ الْوُضُوءِ عِنْدَ الْكَرِيهَاتِ. قَالَ: وَمَا الدَّرَجَاتُ؟ قُلْتُ: إِطْعَامُ الطَّعَامِ وَلِينُ الْكَلَامِ وَالصَّلَاةُ وَالنَّاسُ نِيَامٌ. قَالَ: سَلْ. قُلْتُ اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ فِعْلَ الْخَيْرَاتِ، وَتَرْكَ الْمُنْكَرَاتِ، وَحُبَّ الْمَسَاكِينِ، وَأَنْ تَغْفِرَ لِي وَتَرْحَمَنِي، وَإِذَا أَرَدْتَ فِتْنَةً بِقَوْمٍ فَتَوَفَّنِي غَيْرَ مَفْتُونٍ، وَأَسْأَلُكَ حُبَّكَ وَحُبَّ مَنْ يُحِبُّكَ، وَحُبَّ عَمَلٍ يُقَرِّبُنِي إِلَى حُبِّكَ". وَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "إِنَّهَا حَقٌّ فَادْرُسُوهَا وَتَعَلَّمُوهَا"
telah menceritakan kepada kami Abu Sa'id maula Bani Hasyim, telah menceritakan kepada kami Jahdam Al-Yamami, dari Yahya ibnu Abu Kasir, dari Zaid ibnu Abu Salam, dari Abu Salam, dari Abdur Rahman ibnu Aisy, dari Malik ibnu Yukhamir, dari Mu'az r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. menahan dirinya tidak menemui kami di suatu pagi hari dalam salat Subuh, hingga kami hampir melihat sinar mentari akan terbit. Tiba-tiba Rasulullah Saw. keluar dengan cepat, lalu diiqamahkanlah salat Subuhnya. Beliau mengerjakan salat Subuhnya dengan ringan (cepat). Setelah bersalam, beliau Saw. bersabda, "Tetaplah di tempat." - Kemudian beliau menghadapkan wajahnya ke arah kami dan bersabda: Sesungguhnya tadi malam aku bangun, lalu salat sebagaimana biasanya kulakukan, dan aku mengantuk dalam salatku hingga aku sadar, tiba-tiba aku melihat Tuhanku dengan penampilan yang sangat baik, lalu Dia berfirman, 'Hai Mumammad, tahukah kamu, mengapa mala-ul a'la berbantah-bantahan?” Aku menjawab.”Ya Tuhanku, aku tidak megetahui, " sebanyak tiga kali. Lalu kulihat Dia meletakkan telapak tangan-Nya di antara dua tulang belikatku, sehingga aku dapat merasakan kesejukan jari-jemari-Nya menembus dadaku. Maka Dia menampakkan kepadaku segala sesuatu sehingga aku mengetahui. Lalu Dia bertanya.”Hai Muhammad, apakah yang diperselisihkan oleh al-mala-ul a'la?” Aku menjawab, "Tentang perbuatan-perbuatan yang menghapuskan dosa-dosa.” Allah Swt. bertanya, "Apakah yang dimaksud dengan hal-hal yang menghapuskan dosa itu?” Aku menjawab, "Melangkahkan kaki menuju ke salat berjamaah, duduk di dalam masjid sesudah mengerjakan salat, dan mengerjakan wudu dengan sempurna di saat-saat yang sulit.” Allah Swt. bertanya.”Apakah yang dimaksud dengan amal-amal yang meninggikan derajat itu?" Aku menjawab, "Memberi makan (fakir miskin), bertutur kata dengan lemah lembut, dan mengerjakan salat di saat manusia lelap dalam tidurnya.” Allah Swt. berfirman, "Mintalah.” Aku memohon, "Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada Engkau (agar aku dapat) mengerjakan perbuatan-perbuatan yang baik dan meninggalkan perbuatan-perbuatan yang munkar, dan cinta kepada kaum miskin. Dan aku memohon kepada-Mu, ampunilah bagiku dan berilah aku rahmat. Dan apabila Engkau hendak menimpakan suatu cobaan terhadap suatu kaum, maka matikanlah aku dalam keadaan tidak terkena cobaan. Dan aku memohon kepada Engkau kecintaan kepada-Mu, kecintaan kepada orang yang mencintai-Mu, dan kecintaan kepada amal yang mendekatkan diriku kepada kecintaan kepada-Mu.” Lalu Rasulullah Saw. bersabda: Sesungguhnya ini adalah hak, maka hafalkanlah dan amalkanlah.
Ini adalah hadis mimpi yang terkenal, dan orang yang menganggapnya terjadi saat beliau Saw. dalam keadaan terbangun merupakan suatu kekeliruan. Hadis ini ada di dalam kitab-kiab sunan diriwayatkan melalui berbagai jalur. Hadis yang sama telah diriwayatkan oleh Imam Turmuzi melalui riwayat Jahdam ibnu Abdullah Al-Yamami dengan sanad yang sama. Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini hasan sahih.
Bantah-bantahan ini bukanlah bantah-bantahan yang disebutkan di dalam Al-Qur'an, karena bantah-bantahan ini telah ditafsirkan. Sedangkan mengenai bantah-bantahan yang disebutkan di dalam Al-Qur'an akan ditafsirkan dalam penjelasan berikutnya, yaitu:
رَبُّ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا ٱلْعَزِيزُ ٱلْغَفَّٰرُ 66
(66) Tuhan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya Yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.
(66)
رَبُّ السَّمَوَاتِ وَالأرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا
Tuhan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya. (Shad: 66)
Artinya, Dia adalah Raja dari semuanya dan Yang Mengaturnya,
الْعَزِيزُ الْغَفَّارُ
Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengampuni. (Shad: 66)
lagi Maha Pengampun, sekalipun Dia Mahabesar lagi Mahaperkasa.
قُلْ هُوَ نَبَؤٌا۟ عَظِيمٌ 67
(67) Katakanlah: "Berita itu adalah berita yang besar,
(67)
قُلْ هُوَ نَبَأٌ عَظِيمٌ
Katakanlah, 'Berita itu adalah berita yang besar.” (Shad: 67)
Yang dimaksud dengan berita besar ialah diutus-Nya aku kepada kalian.
أَنتُمْ عَنْهُ مُعْرِضُونَ 68
(68) yang kamu berpaling daripadanya.
(68)
أَنْتُمْ عَنْهُ مُعْرِضُونَ
yang kamu berpaling darinya. (Shad: 68)
Yakni lalai darinya.
Mujahid, Syuraih Al-Qadi, dan As-Saddi mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Katakanlah, "Berita itu adalah berita yang Besar.” (Shad: 67) Yaitu Al-Qur'an.
مَا كَانَ لِىَ مِنْ عِلْمٍۭ بِٱلْمَلَإِ ٱلْأَعْلَىٰٓ إِذْ يَخْتَصِمُونَ 69
(69) Aku tiada mempunyai pengetahuan sedikitpun tentang al mala'ul a'la (malaikat) itu ketika mereka berbantah-bantahan.
(69)
Firman Allah Swt.:
مَا كَانَ لِيَ مِنْ عِلْمٍ بِالْمَلإ الأعْلَى إِذْ يَخْتَصِمُونَ
Aku tiada mempunyai pengetahuan sedikit pun tentang al-mala-ul a'la (malaikat) itu ketika mereka berbantah-bantahan. (Shad: 69)
Yakni seandainya tidak ada wahyu, maka dari manakah aku dapat mengetahui perselisihan yang terjadi di kalangan mala-ul a'la Yakni tentang Adam a.s. dan membangkangnya iblis tidak mau bersujud kepadanya, juga tentang resolusi iblis yang menentang Tuhannya karena Dia lebih mengutamakan Adam daripada dirinya.
Adapun mengenai hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, yaitu bahwa:
حَدَّثَنَا أَبُو سَعِيدٍ مَوْلَى بَنِي هَاشِمٍ حَدَّثَنَا جَهْضَمٌ الْيَمَامِيُّ عَنْ يَحْيَى بْنُ أَبِي كَثِيرٍ، عَنْ زَيْدِ بْنِ أَبِي سَلَّامٍ عَنْ أَبِي سَلَّامٍ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَائِشٍ عَنْ مَالِكِ بْنِ يُخَامِرَ عَنْ مُعَاذٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: احْتَبَسَ عَلَيْنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ غَدَاةٍ عَنْ صَلَاةِ الصُّبْحِ حَتَّى كِدْنَا نَتَرَاءَى قَرْنَ الشَّمْسِ. فَخَرَجَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَرِيعًا فَثَوّب بِالصَّلَاةِ فَصَلَّى وتَجَوّز فِي صَلَاتِهِ فَلَمَّا سَلَّمَ قَالَ: "كَمَا أَنْتُمْ عَلَى مَصَافِّكُمْ". ثُمَّ أَقْبَلُ إِلَيْنَا فَقَالَ: "إِنِّي سَأُحَدِّثُكُمْ مَا حَبَسَنِي عَنْكُمُ الْغَدَاةَ، إِنِّي قُمْتُ مِنَ اللَّيْلِ فَصَلَّيْتُ مَا قُدّر لِي فَنَعَسْتُ فِي صَلَاتِي حَتَّى اسْتَيْقَظْتُ فَإِذَا أَنَا بِرَبِّي فِي أَحْسَنِ صُورَةٍ فَقَالَ: يَا مُحَمَّدُ أَتَدْرِي فِيمَ يختصم الملأ الأعلى؟ قُلْتُ لَا أَدْرِي رَبِّ -أَعَادَهَا ثَلَاثًا-فَرَأَيْتُهُ وَضَعَ كَفَّهُ بَيْنَ كَتِفِي حَتَّى وَجَدْتُ بَرْدَ أَنَامِلِهِ بَيْنَ صَدْرِي فَتَجَلَّى لِي كُلُّ شَيْءٍ وَعَرَفْتُ فَقَالَ: يَا مُحَمَّدُ فِيمَ يَخْتَصِمُ الْمَلَأُ الْأَعْلَى؟ قُلْتُ: فِي الْكَفَّارَاتِ. قَالَ: وَمَا الْكَفَّارَاتُ؟ قُلْتُ نَقْلُ الْأَقْدَامِ إِلَى الْجُمُعَاتِ وَالْجُلُوسُ فِي الْمَسَاجِدِ بَعْدَ الصَّلَوَاتِ وَإِسْبَاغُ الْوُضُوءِ عِنْدَ الْكَرِيهَاتِ. قَالَ: وَمَا الدَّرَجَاتُ؟ قُلْتُ: إِطْعَامُ الطَّعَامِ وَلِينُ الْكَلَامِ وَالصَّلَاةُ وَالنَّاسُ نِيَامٌ. قَالَ: سَلْ. قُلْتُ اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ فِعْلَ الْخَيْرَاتِ، وَتَرْكَ الْمُنْكَرَاتِ، وَحُبَّ الْمَسَاكِينِ، وَأَنْ تَغْفِرَ لِي وَتَرْحَمَنِي، وَإِذَا أَرَدْتَ فِتْنَةً بِقَوْمٍ فَتَوَفَّنِي غَيْرَ مَفْتُونٍ، وَأَسْأَلُكَ حُبَّكَ وَحُبَّ مَنْ يُحِبُّكَ، وَحُبَّ عَمَلٍ يُقَرِّبُنِي إِلَى حُبِّكَ". وَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "إِنَّهَا حَقٌّ فَادْرُسُوهَا وَتَعَلَّمُوهَا"
telah menceritakan kepada kami Abu Sa'id maula Bani Hasyim, telah menceritakan kepada kami Jahdam Al-Yamami, dari Yahya ibnu Abu Kasir, dari Zaid ibnu Abu Salam, dari Abu Salam, dari Abdur Rahman ibnu Aisy, dari Malik ibnu Yukhamir, dari Mu'az r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. menahan dirinya tidak menemui kami di suatu pagi hari dalam salat Subuh, hingga kami hampir melihat sinar mentari akan terbit. Tiba-tiba Rasulullah Saw. keluar dengan cepat, lalu diiqamahkanlah salat Subuhnya. Beliau mengerjakan salat Subuhnya dengan ringan (cepat). Setelah bersalam, beliau Saw. bersabda, "Tetaplah di tempat." - Kemudian beliau menghadapkan wajahnya ke arah kami dan bersabda: Sesungguhnya tadi malam aku bangun, lalu salat sebagaimana biasanya kulakukan, dan aku mengantuk dalam salatku hingga aku sadar, tiba-tiba aku melihat Tuhanku dengan penampilan yang sangat baik, lalu Dia berfirman, 'Hai Mumammad, tahukah kamu, mengapa mala-ul a'la berbantah-bantahan?” Aku menjawab.”Ya Tuhanku, aku tidak megetahui, " sebanyak tiga kali. Lalu kulihat Dia meletakkan telapak tangan-Nya di antara dua tulang belikatku, sehingga aku dapat merasakan kesejukan jari-jemari-Nya menembus dadaku. Maka Dia menampakkan kepadaku segala sesuatu sehingga aku mengetahui. Lalu Dia bertanya.”Hai Muhammad, apakah yang diperselisihkan oleh al-mala-ul a'la?” Aku menjawab, "Tentang perbuatan-perbuatan yang menghapuskan dosa-dosa.” Allah Swt. bertanya, "Apakah yang dimaksud dengan hal-hal yang menghapuskan dosa itu?” Aku menjawab, "Melangkahkan kaki menuju ke salat berjamaah, duduk di dalam masjid sesudah mengerjakan salat, dan mengerjakan wudu dengan sempurna di saat-saat yang sulit.” Allah Swt. bertanya.”Apakah yang dimaksud dengan amal-amal yang meninggikan derajat itu?" Aku menjawab, "Memberi makan (fakir miskin), bertutur kata dengan lemah lembut, dan mengerjakan salat di saat manusia lelap dalam tidurnya.” Allah Swt. berfirman, "Mintalah.” Aku memohon, "Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada Engkau (agar aku dapat) mengerjakan perbuatan-perbuatan yang baik dan meninggalkan perbuatan-perbuatan yang munkar, dan cinta kepada kaum miskin. Dan aku memohon kepada-Mu, ampunilah bagiku dan berilah aku rahmat. Dan apabila Engkau hendak menimpakan suatu cobaan terhadap suatu kaum, maka matikanlah aku dalam keadaan tidak terkena cobaan. Dan aku memohon kepada Engkau kecintaan kepada-Mu, kecintaan kepada orang yang mencintai-Mu, dan kecintaan kepada amal yang mendekatkan diriku kepada kecintaan kepada-Mu.” Lalu Rasulullah Saw. bersabda: Sesungguhnya ini adalah hak, maka hafalkanlah dan amalkanlah.
Ini adalah hadis mimpi yang terkenal, dan orang yang menganggapnya terjadi saat beliau Saw. dalam keadaan terbangun merupakan suatu kekeliruan. Hadis ini ada di dalam kitab-kiab sunan diriwayatkan melalui berbagai jalur. Hadis yang sama telah diriwayatkan oleh Imam Turmuzi melalui riwayat Jahdam ibnu Abdullah Al-Yamami dengan sanad yang sama. Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini hasan sahih.
Bantah-bantahan ini bukanlah bantah-bantahan yang disebutkan di dalam Al-Qur'an, karena bantah-bantahan ini telah ditafsirkan. Sedangkan mengenai bantah-bantahan yang disebutkan di dalam Al-Qur'an akan ditafsirkan dalam penjelasan berikutnya, yaitu:
إِن يُوحَىٰٓ إِلَىَّ إِلَّآ أَنَّمَآ أَنَا۠ نَذِيرٌۭ مُّبِينٌ 70
(70) Tidak diwahyukan kepadaku, melainkan bahwa sesungguhnya aku hanyalah seorang pemberi peringatan yang nyata".
(70)
إِنْ يُوحَىٰ إِلَيَّ إِلَّا أَنَّمَا أَنَا نَذِيرٌ مُبِينٌ
Tidak diwahyukan kepadaku, melainkan bahwa sesungguhnya aku hanyalah seorang pemberi peringatan yang nyata". (Shad: 70)
إِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَٰٓئِكَةِ إِنِّى خَٰلِقٌۢ بَشَرًۭا مِّن طِينٍۢ 71
(71) (Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: "Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah".
(71)
إِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي خَالِقٌ بَشَرًا مِنْ طِينٍ
(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: "Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah". (Shad: 71)
Kisah ini telah disebutkan di dalam surat Al-Baqarah, permulaan surat Al-A'raf, surat Al-Hijr, surat Al-Isra, dan surat Al-Kahfi serta dalam surat ini.
Allah Swt. sebelum menciptakan Adam a.s. memberitahukan kepada malaikat-malaikat-Nya bahwa Dia akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat yang berasal dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Dan Allah Swt. memerintahkan kepada mereka bahwa apabila Adam telah diciptakan dan telah disempurnakan bentuknya, hendaklah mereka bersujud kepadanya sebagai penghormatan buat Adam, sekaligus sebagai pengamalan dari perintah Allah Swt. (Shad: 71-76)
Semua malaikat mengerjakan perintah Allah itu kecuali iblis, sebenarnya iblis bukan termasuk jenis malaikat, dia termasuk golongan jin. Kemudian watak dan kejadiannya membuat dirinya sombong dan takabur, maka dia menolak bersujud kepada Adam dan mendebat Tuhannya dalam masalah ini. Iblis mengira bahwa dirinya lebih baik daripada Adam karena ia diciptakan dari api, sedangkan Adam diciptakan dari tanah liat, menurut dugaan iblis, api lebih baik daripada tanah.
Dengan demikian, berarti iblis bersikap keliru dan menentang perintah Allah Swt. yang menyebabkan dia kafir. Karena itulah maka Allah Swt. menjauhkan iblis dari rahmat-Nya, menjauhkannya dari hadapan Allah Swt. Yang Mahasuci, serta menjadikannya terhina. Allah Swt. menamainya iblis karena dijauhkan dari rahmat-Nya, dan Allah mengusirnya dari langit dalam keadaan tercela lagi hina ke bumi. Maka iblis meminta kepada Allah agar diberi masa tangguh sampai hari kiamat, dan Allah Yang Maha Penyantun mengabulkan permintaannya; Dia tidak segera menurunkan azab-Nya terhadap orang yang durhaka kepadaNya.
Setelah iblis merasa aman dari kebinasaan sampai hari kiamat, maka ia berlaku membangkang dan melampaui batas. Lalu ia mengatakan, sebagaimana yang disitir oleh firman-Nya:
لأغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ. إِلا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ
Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Muyang mukhlis di antara mereka. (Shad: 82-83)
Sama seperti yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
أَرَأَيْتَكَ هَذَا الَّذِي كَرَّمْتَ عَلَيَّ لَئِنْ أَخَّرْتَنِي إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ لأحْتَنِكَنَّ ذُرِّيَّتَهُ إِلا قَلِيلا
Terangkanlah kepadaku inikah orangnya yang Engkau muliakan atas diriku? Sesungguhnya jika Engkau memberi tangguh kepadaku sampai hari kiamat, niscaya benar-benar akan aku sesatkan keturunannya, kecuali sebagian kecil. (Al-Isra: 62)
Mereka yang berjumlah sedikit ini adalah orang-orang yang dikecualikan di dalam ayat lain, yaitu melalui firman-Nya:
إِنَّ عِبَادِي لَيْسَ لَكَ عَلَيْهِمْ سُلْطَانٌ وَكَفَى بِرَبِّكَ وَكِيلا
Sesungguhnya hamba-hamba-Ku, kamu tidak dapat berkuasa atas mereka. Dan cukuplah Tuhanmu sebagai Penjaga. (Al-Isra: 65)
فَإِذَا سَوَّيْتُهُۥ وَنَفَخْتُ فِيهِ مِن رُّوحِى فَقَعُوا۟ لَهُۥ سَٰجِدِينَ 72
(72) Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh (ciptaan)Ku; maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya".
(72)
فَإِذَا سَوَّيْتُهُ وَنَفَخْتُ فِيهِ مِنْ رُوحِي فَقَعُوا لَهُ سَاجِدِينَ
Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh (ciptaan)Ku; maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya". (Shad: 72)
Kisah ini telah disebutkan di dalam surat Al-Baqarah, permulaan surat Al-A'raf, surat Al-Hijr, surat Al-Isra, dan surat Al-Kahfi serta dalam surat ini.
Allah Swt. sebelum menciptakan Adam a.s. memberitahukan kepada malaikat-malaikat-Nya bahwa Dia akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat yang berasal dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Dan Allah Swt. memerintahkan kepada mereka bahwa apabila Adam telah diciptakan dan telah disempurnakan bentuknya, hendaklah mereka bersujud kepadanya sebagai penghormatan buat Adam, sekaligus sebagai pengamalan dari perintah Allah Swt. (Shad: 71-76)
فَسَجَدَ ٱلْمَلَٰٓئِكَةُ كُلُّهُمْ أَجْمَعُونَ 73
(73) Lalu seluruh malaikat-malaikat itu bersujud semuanya,
(73)
فَسَجَدَ الْمَلَائِكَةُ كُلُّهُمْ أَجْمَعُونَ
Lalu seluruh malaikat-malaikat itu bersujud semuanya. (Shad: 73)
Semua malaikat mengerjakan perintah Allah itu kecuali iblis, sebenarnya iblis bukan termasuk jenis malaikat, dia termasuk golongan jin. Kemudian watak dan kejadiannya membuat dirinya sombong dan takabur, maka dia menolak bersujud kepada Adam dan mendebat Tuhannya dalam masalah ini. Iblis mengira bahwa dirinya lebih baik daripada Adam karena ia diciptakan dari api, sedangkan Adam diciptakan dari tanah liat, menurut dugaan iblis, api lebih baik daripada tanah. (Shad: 71-76)
إِلَّآ إِبْلِيسَ ٱسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ ٱلْكَٰفِرِينَ 74
(74) kecuali iblis; dia menyombongkan diri dan adalah dia termasuk orang-orang yang kafir.
(74)
إِلَّا إِبْلِيسَ اسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الْكَافِرِينَ
Kecuali iblis; dia menyombongkan diri dan adalah dia termasuk orang-orang yang kafir. (Shad: 74)
Semua malaikat mengerjakan perintah Allah itu kecuali iblis, sebenarnya iblis bukan termasuk jenis malaikat, dia termasuk golongan jin. Kemudian watak dan kejadiannya membuat dirinya sombong dan takabur, maka dia menolak bersujud kepada Adam dan mendebat Tuhannya dalam masalah ini. Iblis mengira bahwa dirinya lebih baik daripada Adam karena ia diciptakan dari api, sedangkan Adam diciptakan dari tanah liat, menurut dugaan iblis, api lebih baik daripada tanah. (Shad: 71-76)
قَالَ يَٰٓإِبْلِيسُ مَا مَنَعَكَ أَن تَسْجُدَ لِمَا خَلَقْتُ بِيَدَىَّ ۖ أَسْتَكْبَرْتَ أَمْ كُنتَ مِنَ ٱلْعَالِينَ 75
(75) Allah berfirman: "Hai iblis, apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah Ku-ciptakan dengan kedua tangan-Ku. Apakah kamu menyombongkan diri ataukah kamu (merasa) termasuk orang-orang yang (lebih) tinggi?".
(75)
قَالَ يَا إِبْلِيسُ مَا مَنَعَكَ أَنْ تَسْجُدَ لِمَا خَلَقْتُ بِيَدَيَّ ۖ أَسْتَكْبَرْتَ أَمْ كُنْتَ مِنَ الْعَالِينَ
Allah berfirman: "Hai iblis, apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah Ku-ciptakan dengan kedua tangan-Ku. Apakah kamu menyombongkan diri ataukah kamu (merasa) termasuk orang-orang yang (lebih) tinggi?". (Shad: 75)
Semua malaikat mengerjakan perintah Allah itu kecuali iblis, sebenarnya iblis bukan termasuk jenis malaikat, dia termasuk golongan jin. Kemudian watak dan kejadiannya membuat dirinya sombong dan takabur, maka dia menolak bersujud kepada Adam dan mendebat Tuhannya dalam masalah ini. Iblis mengira bahwa dirinya lebih baik daripada Adam karena ia diciptakan dari api, sedangkan Adam diciptakan dari tanah liat, menurut dugaan iblis, api lebih baik daripada tanah. (Shad: 71-76)
قَالَ أَنَا۠ خَيْرٌۭ مِّنْهُ ۖ خَلَقْتَنِى مِن نَّارٍۢ وَخَلَقْتَهُۥ مِن طِينٍۢ 76
(76) Iblis berkata: "Aku lebih baik daripadanya, karena Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah".
(76)
قَالَ أَنَا خَيْرٌ مِنْهُ ۖ خَلَقْتَنِي مِنْ نَارٍ وَخَلَقْتَهُ مِنْ طِينٍ
Iblis berkata: "Aku lebih baik daripadanya, karena Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah". (Shad: 76)
Semua malaikat mengerjakan perintah Allah itu kecuali iblis, sebenarnya iblis bukan termasuk jenis malaikat, dia termasuk golongan jin. Kemudian watak dan kejadiannya membuat dirinya sombong dan takabur, maka dia menolak bersujud kepada Adam dan mendebat Tuhannya dalam masalah ini. Iblis mengira bahwa dirinya lebih baik daripada Adam karena ia diciptakan dari api, sedangkan Adam diciptakan dari tanah liat, menurut dugaan iblis, api lebih baik daripada tanah. (Shad: 71-76)
قَالَ فَٱخْرُجْ مِنْهَا فَإِنَّكَ رَجِيمٌۭ 77
(77) Allah berfirman: "Maka keluarlah kamu dari surga; sesungguhnya kamu adalah orang yang terkutuk,
(77)
قَالَ فَاخْرُجْ مِنْهَا فَإِنَّكَ رَجِيمٌ
Allah berfirman: "Maka keluarlah kamu dari surga; Sesungguhnya kamu adalah orang yang terkutuk. (Shad: 77)
Dengan demikian, berarti iblis bersikap keliru dan menentang perintah Allah Swt. yang menyebabkan dia kafir. Karena itulah maka Allah Swt. menjauhkan iblis dari rahmat-Nya, menjauhkannya dari hadapan Allah Swt. Yang Mahasuci, serta menjadikannya terhina. Allah Swt. menamainya iblis karena dijauhkan dari rahmat-Nya, dan Allah mengusirnya dari langit dalam keadaan tercela lagi hina ke bumi. Maka iblis meminta kepada Allah agar diberi masa tangguh sampai hari kiamat, dan Allah Yang Maha Penyantun mengabulkan permintaannya; Dia tidak segera menurunkan azab-Nya terhadap orang yang durhaka kepadaNya.
Setelah iblis merasa aman dari kebinasaan sampai hari kiamat, maka ia berlaku membangkang dan melampaui batas. (Shad: 77-99)
وَإِنَّ عَلَيْكَ لَعْنَتِىٓ إِلَىٰ يَوْمِ ٱلدِّينِ 78
(78) Sesungguhnya kutukan-Ku tetap atasmu sampai hari pembalasan".
(78)
وَإِنَّ عَلَيْكَ لَعْنَتِي إِلَىٰ يَوْمِ الدِّينِ
Sesungguhnya kutukan-Ku tetap atasmu sampai hari pembalasan". (Shad: 78)
Dengan demikian, berarti iblis bersikap keliru dan menentang perintah Allah Swt. yang menyebabkan dia kafir. Karena itulah maka Allah Swt. menjauhkan iblis dari rahmat-Nya, menjauhkannya dari hadapan Allah Swt. Yang Mahasuci, serta menjadikannya terhina. Allah Swt. menamainya iblis karena dijauhkan dari rahmat-Nya, dan Allah mengusirnya dari langit dalam keadaan tercela lagi hina ke bumi. Maka iblis meminta kepada Allah agar diberi masa tangguh sampai hari kiamat, dan Allah Yang Maha Penyantun mengabulkan permintaannya; Dia tidak segera menurunkan azab-Nya terhadap orang yang durhaka kepadaNya.
Setelah iblis merasa aman dari kebinasaan sampai hari kiamat, maka ia berlaku membangkang dan melampaui batas. (Shad: 77-99)
قَالَ رَبِّ فَأَنظِرْنِىٓ إِلَىٰ يَوْمِ يُبْعَثُونَ 79
(79) Iblis berkata: "Ya Tuhanku, beri tangguhlah aku sampai hari mereka dibangkitkan".
(79)
قَالَ رَبِّ فَأَنْظِرْنِي إِلَىٰ يَوْمِ يُبْعَثُونَ
Iblis berkata: "Ya Tuhanku, beri tangguhlah aku sampai hari mereka dibangkitkan". (Shad: 79)
Dengan demikian, berarti iblis bersikap keliru dan menentang perintah Allah Swt. yang menyebabkan dia kafir. Karena itulah maka Allah Swt. menjauhkan iblis dari rahmat-Nya, menjauhkannya dari hadapan Allah Swt. Yang Mahasuci, serta menjadikannya terhina. Allah Swt. menamainya iblis karena dijauhkan dari rahmat-Nya, dan Allah mengusirnya dari langit dalam keadaan tercela lagi hina ke bumi. Maka iblis meminta kepada Allah agar diberi masa tangguh sampai hari kiamat, dan Allah Yang Maha Penyantun mengabulkan permintaannya; Dia tidak segera menurunkan azab-Nya terhadap orang yang durhaka kepadaNya.
Setelah iblis merasa aman dari kebinasaan sampai hari kiamat, maka ia berlaku membangkang dan melampaui batas. (Shad: 77-99)
قَالَ فَإِنَّكَ مِنَ ٱلْمُنظَرِينَ 80
(80) Allah berfirman: "Sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang diberi tangguh,
(80)
قَالَ فَإِنَّكَ مِنَ الْمُنْظَرِينَ
Allah berfirman: "Sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang diberi tangguh. (Shad: 80)
إِلَىٰ يَوْمِ ٱلْوَقْتِ ٱلْمَعْلُومِ 81
(81) sampai kepada hari yang telah ditentukan waktunya (hari Kiamat)".
(81)
إِلَىٰ يَوْمِ الْوَقْتِ الْمَعْلُومِ
Sampai kepada hari yang telah ditentukan waktunya (hari Kiamat)". (Shad: 81)
قَالَ فَبِعِزَّتِكَ لَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ 82
(82) Iblis menjawab: "Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya,
(82)
قَالَ فَبِعِزَّتِكَ لَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ
Iblis menjawab: "Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya. (Shad: 82)
Sama seperti yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
أَرَأَيْتَكَ هَذَا الَّذِي كَرَّمْتَ عَلَيَّ لَئِنْ أَخَّرْتَنِي إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ لأحْتَنِكَنَّ ذُرِّيَّتَهُ إِلا قَلِيلا
Terangkanlah kepadaku inikah orangnya yang Engkau muliakan atas diriku? Sesungguhnya jika Engkau memberi tangguh kepadaku sampai hari kiamat, niscaya benar-benar akan aku sesatkan keturunannya, kecuali sebagian kecil. (Al-Isra: 62)
Mereka yang berjumlah sedikit ini adalah orang-orang yang dikecualikan di dalam ayat lain, yaitu melalui firman-Nya:
إِنَّ عِبَادِي لَيْسَ لَكَ عَلَيْهِمْ سُلْطَانٌ وَكَفَى بِرَبِّكَ وَكِيلا
Sesungguhnya hamba-hamba-Ku, kamu tidak dapat berkuasa atas mereka. Dan cukuplah Tuhanmu sebagai Penjaga. (Al-Isra: 65)
(Shad: 82-83)
إِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ ٱلْمُخْلَصِينَ 83
(83) kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka.
(83)
إِلا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ
Kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka. (Shad: 83)
Sama seperti yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
أَرَأَيْتَكَ هَذَا الَّذِي كَرَّمْتَ عَلَيَّ لَئِنْ أَخَّرْتَنِي إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ لأحْتَنِكَنَّ ذُرِّيَّتَهُ إِلا قَلِيلا
Terangkanlah kepadaku inikah orangnya yang Engkau muliakan atas diriku? Sesungguhnya jika Engkau memberi tangguh kepadaku sampai hari kiamat, niscaya benar-benar akan aku sesatkan keturunannya, kecuali sebagian kecil. (Al-Isra: 62)
Mereka yang berjumlah sedikit ini adalah orang-orang yang dikecualikan di dalam ayat lain, yaitu melalui firman-Nya:
إِنَّ عِبَادِي لَيْسَ لَكَ عَلَيْهِمْ سُلْطَانٌ وَكَفَى بِرَبِّكَ وَكِيلا
Sesungguhnya hamba-hamba-Ku, kamu tidak dapat berkuasa atas mereka. Dan cukuplah Tuhanmu sebagai Penjaga. (Al-Isra: 65)
(Shad: 82-83)