39 - الزمر - Az-Zumar
The Groups
Meccan
قُلْ إِنِّىٓ أُمِرْتُ أَنْ أَعْبُدَ ٱللَّهَ مُخْلِصًۭا لَّهُ ٱلدِّينَ 11
(11) Katakanlah: "Sesungguhnya aku diperintahkan supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama.
(11)
قُلْ إِنِّي أُمِرْتُ أَنْ أَعْبُدَ اللَّهَ مُخْلِصًا لَهُ الدِّينَ
Katakanlah: "Sesungguhnya aku diperintahkan supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama. (Az-Zumar: 11)
Yaitu sesungguhnya aku hanya diperintahkan untuk memurnikan ibadah hanya kepada Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya.
وَأُمِرْتُ لِأَنْ أَكُونَ أَوَّلَ ٱلْمُسْلِمِينَ 12
(12) Dan aku diperintahkan supaya menjadi orang yang pertama-tama berserah diri".
(12)
Firman Allah Swt.:
قُلْ إِنِّي أُمِرْتُ أَنْ أَعْبُدَ اللَّهَ مُخْلِصًا لَهُ الدِّينَ
Katakanlah, Sesungguhnya aku diperintahkan supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama.” (Az-Zumar:11)
Yaitu sesungguhnya aku hanya diperintahkan untuk memurnikan ibadah hanya kepada Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya.
وَأُمِرْتُ لأنْ أَكُونَ أَوَّلَ الْمُسْلِمِينَ
Dan aku diperintahkan supaya menjadi orang yang pertama-tama berserah diri. (Az-Zumar:12).
As-Saddi mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah sebagian dari umatnya.
قُلْ إِنِّىٓ أَخَافُ إِنْ عَصَيْتُ رَبِّى عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيمٍۢ 13
(13) Katakanlah: "Sesungguhnya aku takut akan siksaan hari yang besar jika aku durhaka kepada Tuhanku".
(13)
Allah Swt. berfirman, Katakanlah, hai Muhammad, sebagai seorang utusan Allah Swt.:
إِنِّي أَخَافُ إِنْ عَصَيْتُ رَبِّي عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيمٍ
Sesungguhnya aku takut akan siksaan hari yang besar jika aku durhaka kepada Tuhanku. '(Az-Zumar:13)
Yakni hari kiamat. Ungkapan ini merupakan syarat, sedangkan makna yang dimaksudnya adalah sindiran kepada yang lainnya dengan skala prioritas. (Dengan kata lain, dapat disebutkan bahwa jika Nabi Saw. yang sedemikian dekatnya dengan Allah takut berbuat durhaka, maka terlebih lagi bagi yang lainnya, pent.)
قُلِ ٱللَّهَ أَعْبُدُ مُخْلِصًۭا لَّهُۥ دِينِى 14
(14) Katakanlah: "Hanya Allah saja Yang aku sembah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agamaku".
(14)
قُلِ اللَّهَ أَعْبُدُ مُخْلِصًا لَهُ دِينِي فَاعْبُدُوا مَا شِئْتُمْ مِنْ دُونِهِ
Katakanlah, Hanya Allah sajalah yang aku sembah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agamaku.” Maka sembahlah olehmu (hai orang musyrik) apa yang kamu kehendaki selain Dia. (Az-Zumar:14-15)
Hal ini pun merupakan ancaman dan pernyataan bersih diri dari perbuatan orang-orang musyrik.
فَٱعْبُدُوا۟ مَا شِئْتُم مِّن دُونِهِۦ ۗ قُلْ إِنَّ ٱلْخَٰسِرِينَ ٱلَّذِينَ خَسِرُوٓا۟ أَنفُسَهُمْ وَأَهْلِيهِمْ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ ۗ أَلَا ذَٰلِكَ هُوَ ٱلْخُسْرَانُ ٱلْمُبِينُ 15
(15) Maka sembahlah olehmu (hai orang-orang musyrik) apa yang kamu kehendaki selain Dia. Katakanlah: "Sesungguhnya orang-orang yang rugi ialah orang-orang yang merugikan diri mereka sendiri dan keluarganya pada hari kiamat". Ingatlah yang demikian itu adalah kerugian yang nyata.
(15)
قُلْ إِنَّ الْخَاسِرِينَ
Katakanlah, Sesungguhnya orang-orang yang rugi.” (Az-Zumar:15)
Yaitu kerugian yang sesungguhnya hanyalah dialami oleh,
الَّذِينَ خَسِرُوا أَنْفُسَهُمْ وَأَهْلِيهِمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
orang-orang yang merugikan diri mereka sendiri dan keluarganya pada hari kiamat. (Az-Zumar:15)
Yakni mereka bercerai berai dan tidak akan bertemu lagi untuk selama-lamanya, apakah keluarga mereka dimasukkan ke dalam surga, sedangkan mereka sendiri masuk ke dalam neraka ataukah keluarga mereka sama-sama menjadi penghuni neraka, semuanya sama saja. Sekalipun sama-sama di neraka, mereka tidak dapat berkumpul dan tiada kebahagiaan bagi mereka.
ذَلِكَ هُوَ الْخُسْرَانُ الْمُبِينُ
Ingatlah, yang demikian itu adalah kerugian yang nyata. (Az-Zumar:15)
Maksudnya, yang demikian itu adalah kerugian yang jelas, gamblang, dan terang-terangan. Kemudian Allah menggambarkan keadaan mereka di neraka melalui firman-Nya:
لَهُم مِّن فَوْقِهِمْ ظُلَلٌۭ مِّنَ ٱلنَّارِ وَمِن تَحْتِهِمْ ظُلَلٌۭ ۚ ذَٰلِكَ يُخَوِّفُ ٱللَّهُ بِهِۦ عِبَادَهُۥ ۚ يَٰعِبَادِ فَٱتَّقُونِ 16
(16) Bagi mereka lapisan-lapisan dari api di atas mereka dan di bawah merekapun lapisan-lapisan (dari api). Demikianlah Allah mempertakuti hamba-hamba-Nya dengan azab itu. Maka bertakwalah kepada-Ku hai hamba-hamba-Ku.
(16)
لَهُمْ مِنْ فَوْقِهِمْ ظُلَلٌ مِنَ النَّارِ وَمِنْ تَحْتِهِمْ ظُلَلٌ
Bagi mereka lapisan-lapisan dari api di atas mereka dan di bawah mereka pun lapisan-lapisan (dari api). (Az-Zumar:16)
Semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya dalam ayat:
لَهُمْ مِنْ جَهَنَّمَ مِهَادٌ وَمِنْ فَوْقِهِمْ غَوَاشٍ وَكَذَلِكَ نَجْزِي الظَّالِمِينَ
Mereka mempunyai tikar tidur dari api neraka dan di atas mereka ada selimut (api neraka). Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang zalim. (Al-A'raf:41)
يَوْمَ يَغْشَاهُمُ الْعَذَابُ مِنْ فَوْقِهِمْ وَمِنْ تَحْتِ أَرْجُلِهِمْ وَيَقُولُ ذُوقُوا مَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
Pada hari mereka ditutup oleh azab dari atas mereka dan dari bawah kaki mereka dan Allah berkata (kepada mereka), Rasailah (pembalasan dari) apa yang telah kamu kerjakan.” (Al-'Ankabut:55)
*********
Adapun firman Allah Swt.:
ذَلِكَ يُخَوِّفُ اللَّهُ بِهِ عِبَادَهُ
Demikianlah Allah mempertakuti hamba-hamba-Nya dengan azab itu. (Az-Zumar:16)
Yakni sesungguhnya Dia mengisahkan berita yang pasti terjadi ini untuk mempertakuti hamba-hamba-Nya agar mereka menjauhi hal-hal yang diharamkan dan perbuatan-perbuatan dosa.
Firman Allah Swt.:
يَا عِبَادِ فَاتَّقُونِ
Maka bertakwalah kepada-Ku, hai hamba-hamba-Ku. (Az-Zumar:16)
Artinya, takutlah kalian terhadap pembalasan, siksaan, dan kemurkaan-Ku.
وَٱلَّذِينَ ٱجْتَنَبُوا۟ ٱلطَّٰغُوتَ أَن يَعْبُدُوهَا وَأَنَابُوٓا۟ إِلَى ٱللَّهِ لَهُمُ ٱلْبُشْرَىٰ ۚ فَبَشِّرْ عِبَادِ 17
(17) Dan orang-orang yang menjauhi thaghut (yaitu) tidak menyembahnya dan kembali kepada Allah, bagi mereka berita gembira; sebab itu sampaikanlah berita itu kepada hamba-hamba-Ku,
(17)
Abdur Rahman ibnu Zaid ibnu Aslam telah meriwayatkan dari ayahnya sehubungan dengan makna firman-Nya: Dan orang-orang yang menjauhi thaghut (yaitu) tidak menyembahnya. (Az-Zumar:17) Ayat ini diturunkan berkenaan dengan Zaid ibnu Amr ibnu Nufail r.a, AbuZar r.a, dan Salman Al-Farisi r.a.
Tetapi yang benar ayat ini mencakup mereka dan orang-orang selain mereka dari kalangan orang-orang yang menjauhi penyembahan berhala dan selalu taat menyembah Tuhan Yang Maha Pemurah. Maka merekalah orang-orang yang mendapat berita gembira dalam kehidupan dunia dan akhiratnya. Selanjutnya Allah Swt. berfirman:
وَالَّذِينَ اجْتَنَبُوا الطَّاغُوتَ أَنْ يَعْبُدُوهَا وَأَنَابُوا إِلَى اللَّهِ لَهُمُ الْبُشْرَىٰ ۚ فَبَشِّرْ عِبَادِ
Dan orang-orang yang menjauhi thaghut (yaitu) tidak menyembahnya dan kembali kepada Allah, bagi mereka berita gembira; sebab itu sampaikanlah berita itu kepada hamba-hamba-Ku. (Az-Zumar:17)
ٱلَّذِينَ يَسْتَمِعُونَ ٱلْقَوْلَ فَيَتَّبِعُونَ أَحْسَنَهُۥٓ ۚ أُو۟لَٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ هَدَىٰهُمُ ٱللَّهُ ۖ وَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمْ أُو۟لُوا۟ ٱلْأَلْبَٰبِ 18
(18) yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal.
(18)
الَّذِينَ يَسْتَمِعُونَ الْقَوْلَ فَيَتَّبِعُونَ أَحْسَنَهُ ۚ أُولَٰئِكَ الَّذِينَ هَدَاهُمُ اللَّهُ ۖ وَأُولَٰئِكَ هُمْ أُولُو الْأَلْبَاب
Yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal. (Az-Zumar: 18)
Yakni mereka memahaminya dan mengamalkan apa yang dipesankan olehnya, semakna dengan apa yang disebutkan di dalam firman-Nya kepada Musa a.s. ketika diberikan kitab Taurat kepadanya:
فَخُذْهَا بِقُوَّةٍ وَأْمُرْ قَوْمَكَ يَأْخُذُوا بِأَحْسَنِهَا
Berpegang teguhlah kepadanya dan suruhlah kaummu berpegang kepada (perintah-perintahnya) dengan sebaik-baiknya. (Al-A'raf:145)
Adapun firman Allah Swt.:
أُولَئِكَ الَّذِينَ هَدَاهُمُ اللَّهُ
Mereka itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk. (Az-Zumar:18)
Maksudnya, orang-orang yang mempunyai sifat ini adalah mereka yang mendapat petunjuk dari Allah di dunia dan di akhirat.
وَأُولَئِكَ هُمْ أُولُو الْأَلْبَابِ
Dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal. (Az-Zumar:18)
Yakni mempunyai akal yang sehat dan fitrah yang lurus.
أَفَمَنْ حَقَّ عَلَيْهِ كَلِمَةُ ٱلْعَذَابِ أَفَأَنتَ تُنقِذُ مَن فِى ٱلنَّارِ 19
(19) Apakah (kamu hendak merubah nasib) orang-orang yang telah pasti ketentuan azab atasnya? Apakah kamu akan menyelamatkan orang yang berada dalam api neraka?
(19)
أَفَمَنْ حَقَّ عَلَيْهِ كَلِمَةُ الْعَذَابِ أَفَأَنْتَ تُنْقِذُ مَنْ فِي النَّارِ
Apakah (kamu hendak merubah nasib) orang-orang yang telah pasti ketentuan azab atasnya? Apakah kamu akan menyelamatkan orang yang berada dalam api neraka? (Az-Zumar: 19)
Allah Swt. berfirman, "Apakah engkau mampu menyelamatkan orang yang telah ditakdirkan oleh Allah celaka dari kesesatan dan kebinasaannya?" Yakni tidak ada seorang pun yang dapat memberinya petunjuk selain Allah Swt. sendiri. Karena sesungguhnya barang siapa yang disesatkan oleh Allah, tiada seorang pun yang dapat memberinya petunjuk; dan barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka tiada seorang pun yang dapat menyesatkannya. Kemudian Allah Swt. menceritakan tentang hamba-hamba-Nya yang berbahagia, bahwa bagi mereka gedung-gedung di dalam surga yang tinggi-tinggi.
لَٰكِنِ ٱلَّذِينَ ٱتَّقَوْا۟ رَبَّهُمْ لَهُمْ غُرَفٌۭ مِّن فَوْقِهَا غُرَفٌۭ مَّبْنِيَّةٌۭ تَجْرِى مِن تَحْتِهَا ٱلْأَنْهَٰرُ ۖ وَعْدَ ٱللَّهِ ۖ لَا يُخْلِفُ ٱللَّهُ ٱلْمِيعَادَ 20
(20) Tetapi orang-orang yang bertakwa kepada Tuhannya mereka mendapat tempat-tempat yang tinggi, di atasnya dibangun pula tempat-tempat yang tinggi yang di bawahnya mengalir sungai-sungai. Allah telah berjanji dengan sebenar-benarnya. Allah tidak akan memungkiri janji-Nya.
(20)
لَٰكِنِ الَّذِينَ اتَّقَوْا رَبَّهُمْ لَهُمْ غُرَفٌ مِنْ فَوْقِهَا غُرَفٌ مَبْنِيَّةٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ ۖ وَعْدَ اللَّهِ ۖ لَا يُخْلِفُ اللَّهُ الْمِيعَادَ
Tetapi orang-orang yang bertakwa kepada Tuhannya mereka mendapat tempat-tempat yang tinggi, di atasnya dibangun pula tempat-tempat yang tinggi yang di bawahnya mengalir sungai-sungai. Allah telah berjanji dengan sebenar-benarnya. Allah tidak akan memungkiri janji-Nya. (Az-Zumar: 20)
Yakni dibangun tingkatan-tingkatan yang tinggi lagi kokoh dan penuh dengan ornamen perhiasan.
قَالَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الْإِمَامِ أَحْمَدَ: حَدَّثَنَا عَبَّادُ بْنُ يَعْقُوبَ الْأَسَدِيُّ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ فُضَيْلٍ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ إِسْحَاقَ، عَنِ النُّعْمَانِ بْنِ سَعْدٍ، عَنْ عَلِيٍّ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "إِنَّ فِي الْجَنَّةِ لَغُرَفًا يُرَى بُطُونُهَا مِنْ ظُهُورِهَا، وَظُهُورُهَا مِنْ بُطُونِهَا" فَقَالَ أَعْرَابِيٌّ: لِمَنْ هِيَ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: "لِمَنْ أَطَابَ الْكَلَامَ، وَأَطْعَمَ الطَّعَامَ، وَصَلَّى لِلَّهِ بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ".
Abdullah ibnu Imam Ahmad mengatakan. telah menceritakan kepada kami Abbad ibnu Ya'qub Al-Asadi, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Fudail, dari Abdur Rahman ibnu Ishaq, dari An-Nu'man ibnu Sa'd, dari Ali r.a. yang telah mengatakan, bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Sesungguhnya di dalam surga benar-benar terdapat gedung-gedung yang bagian dalamnya dapat dilihat dari bagian luarnya, dan bagian luarnya dapat dilihat dari bagian dalamnya. Lalu ada seorang Badui bertanya, "Wahai Rasulullah, untuk siapakah gedung-gedung itu?" Rasulullah Saw. menjawab: Untuk orang yang bertutur kata dengan baik dan suka memberi makan (fakir miskin) serta suka salat di malam hari saat manusia sedang lelap dalam tidurnya.
Imam Turmuzi meriwayatkan hadis ini melalui Abdur Rahman ibnu Ishaq, dan Imam Turmuzi mengatakan hadis ini hasan garib; dan seperti yang telah disebutkan bahwa ada sebagian ahlul' ilmi yang masih meragukan Abdur Rahman ibnu Ishaq dari segi hafalannya.
قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، حَدَّثَنَا مَعْمَر، عَنْ يَحْيَى بْنِ أَبِي كَثِيرٍ، عَنْ ابْنِ مُعانق -أَوْ: أَبِي مُعَانق -عَنْ أَبِي مَالِكٍ الْأَشْعَرِيِّ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "إِنَّ فِي الْجَنَّةِ لَغُرْفَةً يُرَى ظَاهِرُهَا مِنْ بَاطِنِهَا، وَبَاطِنُهَا مِنْ ظَاهِرِهَا، أَعَدَّهَا اللَّهُ لِمَنْ أَطْعَمَ الطَّعَامَ، وَأَلَانَ الْكَلَامَ، وَتَابَعَ الصِّيَامَ، وَصَلَّى وَالنَّاسُ نِيَامٌ".
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdur Razzaq, telah menceritakan kepada kami Ma'mar, dari Yahya ibnu Kasir dari Ibnu Mu'aniq atau Abu Mu'aniq dari Abu Malik Al-Asy'ari r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Sesungguhnya di dalam surga benar-benar terdapat gedung-gedung yang bagian luarnya dapat dilihat dari bagian dalamnya, dan bagian dalamnya dapat dilihat dari bagian luarnya. Allah telah menyediakannya bagi orang yang suka memberi makan dan lemah lembut dalam bertutur kata, rajin mengerjakan puasa, serta gemar salat di saat manusia lelap dalam tidurnya.
Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad secara tunggal melalui riwayat Abdullah ibnu Mu'aniq Al-Asy'ari, dari Abu Malik Al-Asy'ari r.a. dengan sanad yang sama.
قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ، حَدَّثَنَا يَعْقُوبُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ أَبِي حَازِمٍ ، عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " إِنَّ أَهْلَ الْجَنَّةِ لَيَتَرَاءَوْنَ الْغُرْفَةِ فِي الْجَنَّةِ كَمَا تَرَاءَوْنَ الْكَوْكَبَ فِي السَّمَاءِ". قَالَ: فحدثتُ بِذَلِكَ النُّعْمَانَ بْنَ أَبِي عَيَّاشٍ، فَقَالَ: سَمِعْتُ أَبَا سَعِيدٍ الْخُدْرِيَّ يَقُولُ: "كَمَا تَرَاءَوْنَ الْكَوْكَبَ الدُّرِّيَّ فِي الْأُفُقِ الشَّرْقِيِّ أَوِ الْغَرْبِيِّ".
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Qutaibah ibnu Sa'id, telah menceritakan kepada kami Ya'qub ibnu Abdur Rahman, dari Abu Hazim, dari Sahi ibnu Sa'd r.a, bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Sesungguhnya ahli surga benar-benar saling memandang penduduk surga yang ada di gedung-gedung yang tinggi-tinggi sebagaimana kalian menyaksikan bintang-bintang di ufuk langit. Perawi mengatakan bahwa ia menceritakan hadis ini kepada An-Nu'man ibnu Iyasy, maka ia mengatakan bahwa dirinya pernah mendengar Abu Sa'id Al-Khudri mengatakan, "Sebagaimana kalian menyaksikan bintang di ufuk timur atau di ufuk barat."
Imam Bukhari dan Imam Muslim mengetengahkan hadis ini di dalam kitab sahih masing-masing melalui hadis Abu Hazim, dan keduanya telah mengetengahkannya pula di dalam kitab Sahihain melalui hadis Malik, dari Safwan ibnu Salim, dari Ata ibnu Yasar, dari Abu Sa'id r.a, dari Nabi Saw.
قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا فَزارة، أَخْبَرَنِي فُلَيح، عَنْ هِلَالِ بْنِ عَلِيٍّ، عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "إِنَّ أَهْلَ الْجَنَّةِ لَيَتَرَاءَوْنَ فِي الْجَنَّةِ أَهْلَ الْغُرَفِ، كَمَا تَرَاءَوْنَ الْكَوْكَبَ الدُّرِّيَّ الْغَارِبَ فِي الْأُفُقِ الطَّالِعِ، فِي تَفَاضُلِ أَهْلِ الدَّرَجَاتِ". فَقَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أُولَئِكَ النَّبِيُّونَ؟ فَقَالَ: "بَلَى، وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، وَأَقْوَامٌ آمَنُوا بِاللَّهِ وَصَدَّقُوا الرسل".
Imam Ahmad mengatakan, bahwa telah menceritakan kepada kami Fazzarah, telah menceritakan kepadaku Falih, dari Hilal ibnu Ali, dari Ata ibnu Yasar, dari Abu Hurairah r.a, bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: "Sesungguhnya penduduk surga benar-benar saling memandangi penduduk surga yang berada di gedung-gedung yang tinggi-tinggi di surga, sebagaimana kalian memandangi bintang bercahaya yang muncul di ufuk nan jauh, karena adanya perbedaan tingkatan keutamaan (di antara mereka).” Para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, mereka tentu para nabi.” Rasulullah Saw. menjawab, "Benar, demi Tuhan Yang jiwaku berada dalam genggaman kekuasaan-Nya, juga orang-orang yang beriman kepada Allah dan membenarkan rasul-rasul.”
Imam Turmuzi meriwayatkan hadis ini dari Suwaid, dari Ibnul Mubarak, dari Falih dengan sanad yang sama, ia mengatakan bahwa hadis ini hasan sahih.
قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا أَبُو النَّضْرِ وَأَبُو كَامِلٍ قَالَا حَدَّثَنَا زُهَيْرٌ، حَدَّثَنَا سَعْدٌ الطَّائِيُّ، حَدَّثَنَا أَبُو المدَلَّة -مَوْلَى أُمِّ الْمُؤْمِنِينَ-أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا هُرَيْرَةَ يَقُولُ: قُلْنَا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، إِنَّا إِذَا رَأَيْنَاكَ رَقَّتْ قُلُوبُنَا، وَكُنَّا مِنْ أَهْلِ الْآخِرَةِ، فَإِذَا فَارَقْنَاكَ أَعْجَبَتْنَا الدُّنْيَا وشَممْنَا النِّسَاءَ وَالْأَوْلَادَ. قَالَ: "لَوْ أَنَّكُمْ تَكُونُونَ عَلَى كُلِّ حَالٍ عَلَى الْحَالِ الَّتِي أَنْتُمْ عَلَيْهَا عِنْدِي، لَصَافَحَتْكُمُ الْمَلَائِكَةُ بِأَكُفِّهِمْ، وَلَزَارَتْكُمْ فِي بُيُوتِكُمْ. وَلَوْ لَمْ تُذنبوا لَجَاءَ اللَّهُ بِقَوْمٍ يُذْنِبُونَ كَيْ يَغْفِرَ لَهُمْ" قُلْنَا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، حَدّثنا عَنِ الْجَنَّةِ، مَا بِنَاؤُهَا؟ قَالَ: "لَبِنَةُ ذَهَبٍ ولَبِنَةُ فِضَّةٍ، وَمِلَاطُهَا الْمِسْكُ الأذْفَر، وحَصْباؤها اللُّؤْلُؤُ وَالْيَاقُوتُ، وَتُرَابُهَا الزَّعْفَرَانُ، مَنْ يَدْخُلُهَا يَنْعَمُ وَلَا يَبْأس، وَيَخْلُدُ وَلَا يَمُوتُ، لَا تَبْلَى ثِيَابُهُ، وَلَا يَفْنَى شَبَابُهُ. ثَلَاثَةٌ لَا تُرَدَّ دعوتُهم: الْإِمَامُ الْعَادِلُ، وَالصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ، وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ تُحمَل عَلَى الغَمام، وَتُفْتَحُ لَهَا أَبْوَابُ السموات، وَيَقُولُ الرَّبُّ: وَعِزَّتِي لِأَنْصُرَنَّكِ وَلَوْ بَعْدَ حِينٍ"
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abun Nadr dan Abu Kamil. Keduanya mengatakan, telah menceritakan kepada kami Zuhair, telah menceritakan kepada kami Sa'd At-Ta'i, telah menceritakan kepada kami Abul Mudillah maula Ummul Mu-minin r.a, bahwa ia pernah mendengar Abu Hurairah r.a. mengatakan bahwa kami (para sahabat) bertanya, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya kami bila memandang engkau, hati kami terasa lunak dan kami merasa seperti ahli akhirat. Tetapi bila kami berpisah dari engkau, maka kami terpesona dengan duniawi dan mencium harumnya wanita dan anak-anak." Maka Rasulullah Saw. bersabda: Seandainya kalian tetap berada dalam keadaan seperti kalian bila berada di dekatku, niscaya para malaikat menyalami kalian dengan tangan mereka dan piscaya mereka mengunjungi kalian di rumah-rumah kalian. Dan seandainya kalian tidak pernah berbuat dosa, niscaya Allah Swt. akan mendatangkan suatu kaum yang berbuat dosa, agar Dia memberikan ampunan bagi mereka. Kami bertanya lagi, "Wahai Rasulullah, ceritakanlah kepada kami tentang surga, dari apa sajakah bangunannya?" Rasulullah Saw. menjawab: Batu batanya ada yang dari emas dan ada yang dari perak, adukannya dari minyak misik azfar (yang sangat harum baunya), dan batu kerikilnya terdiri dari mutiara dan yaqut, sedangkan tanahnya dari za'faran. Barang siapa yang masuk ke dalamnya hidup senang dan tidak akan sengsara, serta hidup kekal dan tidak akan mati; pakaiannya tidak akan rusak dan kemudaannya tidak akan pudar. Ada tiga macam orang yang doanya tidak akan ditolak, yaitu imam yang adil, orang puasa hingga berbuka, dan doanya orang yang teraniaya dibawa di atas awan dan dibukakan baginya semua pintu langit. Dan Tuhan Yang Mahasuci lagi Mahatinggi berfirman (kepadanya), "Demi keagungan-Ku, Aku benar-benar akan menolongmu, sekalipun setelah beberapa waktu.”
Imam Turmuzi dan Imam Ibnu Majah meriwayatkan sebagiannya dari hadis Za'd ibnu Abu Mujadid At-Ta'i seorang siqah, dari Abul Mudillah yang juga seorang yang siqah dengan sanad yang sama.
أَلَمْ تَرَ أَنَّ ٱللَّهَ أَنزَلَ مِنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءًۭ فَسَلَكَهُۥ يَنَٰبِيعَ فِى ٱلْأَرْضِ ثُمَّ يُخْرِجُ بِهِۦ زَرْعًۭا مُّخْتَلِفًا أَلْوَٰنُهُۥ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَىٰهُ مُصْفَرًّۭا ثُمَّ يَجْعَلُهُۥ حُطَٰمًا ۚ إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَذِكْرَىٰ لِأُو۟لِى ٱلْأَلْبَٰبِ 21
(21) Apakah kamu tidak memperhatikan, bahwa sesungguhnya Allah menurunkan air dari langit, maka diaturnya menjadi sumber-sumber air di bumi kemudian ditumbuhkan-Nya dengan air itu tanam-tanaman yang bermacam-macam warnanya, lalu menjadi kering lalu kamu melihatnya kekuning-kuningan, kemudian dijadikan-Nya hancur berderai-derai. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal.
(21)
Allah Swt. menceritakan bahwa asal mula air yang ada di dalam tanah berasal dari langit, seperti yang disebutkan oleh firman-Nya:
وَأَنزلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً طَهُورًا
dan Kami turunkan dari langit air yang amat bersih. (Al-Furqan: 48)
Apabila telah diturunkan air dari langit, maka air itu tersimpan di dalam bumi, lalu Allah Swt. mengalirkannya ke berbagai bagian bumi menurut apa yang dikehendaki-Nya, dan Allah menyumberkannya menjadi mata air-mata air, ada yang kecil dan ada yang besar menurut apa yang diperlukan. Karena itulah disebutkan dalam firman-Nya dalam surat ini:
فَسَلَكَهُ يَنَابِيعَ فِي الأرْضِ
lalu diatur-Nya menjadi sumber-sumber air di bumi. (Az-Zumar: 21)
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ali ibnul Husain, telah menceritakan kepada kami Amr ibnu Ali, telah menceritakan kepada kami Abu Qutaibah alias Atabah ibnul Yaqzan, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas r.a. sehubungan dengan makna firman-Nya: Apakah kamu tidak memperhatikan, bahwa sesungguhnya Allah menurunkan air dari langit, lalu diatur-Nya sumber-sumber air di bumi. (Az-Zumar: 21). Tiada suatu air pun di dalam bumi, melainkan berasal dari air yang diturunkan dari langit, tetapi rongga-rongga yang ada di dalam bumilah yang mengubahnya. Yang demikian itu disebutkan oleh firman-Nya: lalu diatur-Nya menjadi sumber-sumber air di bumi. (Az-Zumar: 21) Maka barang siapa yang ingin mengubah air yang asin menjadi tawar, hendaklah ia menguapkannya (dan uapnya itu akan menjadi air yang tawar).
Hal yang sama telah dikatakan oleh Sa'id ibnu Jubair dan Amir Asy-Sya'bi, bahwa semua air yang ada di dalam tanah berasal dari langit.
Sa'id ibnu Jubair mengatakan bahwa asalnya dari salju. Yakni salju itu terhimpun di atas gunung-gunung dan menetap di puncaknya, lalu dari bawahnya menyumberlah mata air-mata air.
***********
Firman Allah Swt.:
ثُمَّ يُخْرِجُ بِهِ زَرْعًا مُخْتَلِفًا أَلْوَانُهُ
kemudian ditumbuhkan-Nya dengan air itu tanam-tanaman yang bermacam-macam warnanya. (Az-Zumar: 21)
Yaitu kemudian dari air yang diturunkan dari langit dan yang timbul dari sumber air yang ada di bumi dikeluarkanlah tumbuh-tumbuhan yang beraneka ragam bentuk, rasa, bau, dan manfaatnya.
ثُمَّ يَهِيجُ
lalu ia menjadi kering. (Az-Zumar: 21)
Yakni sesudah kelihatan segar dan muda, terus menjadi tua. maka kamu lihat menjadi kuning yang bercampur kering.
ثُمَّ يَجْعَلُهُ حُطَامًا
kemudian dijadikan-Nya hancur berderai-derai. (Az-Zumar: 21)
Maksudnya, sesudah itu menjadi kering dan hancur berguguran.
إِنَّ فِي ذَلِكَ لَذِكْرَى لأولِي الألْبَابِ
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. (Az-Zumar: 21)
Yakni orang-orang yang mengambil pelajaran dari fenomena ini akan menyimpulkan bahwa pada mulanya dunia itu seperti gambaran tersebut; diawali dengan hijau segar dan indah, lalu menjadi tua dan cacat. Dahulunya muda, kini menjadi tua dan pikun serta lemah; dan sesudah semuanya itu lalu mati. Orang yang berbahagia adalah orang sesudah itu mendapat kebaikan.
Sering kali Allah Swt. membuat perumpamaan bagi kehidupan dunia ini dengan air yang diturunkan-Nya dari langit, lalu dengannya ditumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan dan buah-buahan, sesudah itu menjadi hancur berguguran. Sebagaimana yang disebutkan di dalam firman-Nya melalui ayat lain, yaitu:
وَاضْرِبْ لَهُمْ مَثَلَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا كَمَاءٍ أَنزلْنَاهُ مِنَ السَّمَاءِ فَاخْتَلَطَ بِهِ نَبَاتُ الأرْضِ فَأَصْبَحَ هَشِيمًا تَذْرُوهُ الرِّيَاحُ وَكَانَ اللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ مُقْتَدِرًا
Dan berilah perumpamaan kepada mereka (manusia), kehidupan dunia adalah sebagai air hujan yang Kami turunkan dari langit, maka menjadi subur karenanya tumbuh-tumbuhan di muka bumi, kemudian tumbuh-tumbuhan itu menjadi kering yang diterbangkan oleh angin. Dan adalah Allah Mahakuasa atas segala sesuatu. (Al-Kahfi: 45)
************
Adapun firman Allah Swt.:
أَفَمَنْ شَرَحَ اللَّهُ صَدْرَهُ لِلإسْلامِ فَهُوَ عَلَى نُورٍ مِنْ رَبِّهِ
Maka apakah orang-orang yang dibukakan hatinya untuk (menerima) agama Islam, lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang membatu hatinya)? (Az-Zumar: 22) Maksudnya, apakah sama orang yang demikian dengan orang yang membatu hatinya lagi jauh dari kebenaran? Semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya:
أَوَمَنْ كَانَ مَيْتًا فَأَحْيَيْنَاهُ وَجَعَلْنَا لَهُ نُورًا يَمْشِي بِهِ فِي النَّاسِ كَمَنْ مَثَلُهُ فِي الظُّلُمَاتِ لَيْسَ بِخَارِجٍ مِنْهَا
Dan apakah orang yang sudah mati, kemudian dia Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar darinya? (Al-An’am: 122)