39 - الزمر - Az-Zumar
The Groups
Meccan
أَوْ تَقُولَ لَوْ أَنَّ ٱللَّهَ هَدَىٰنِى لَكُنتُ مِنَ ٱلْمُتَّقِينَ 57
(57) atau supaya jangan ada yang berkata: 'Kalau sekiranya Allah memberi petunjuk kepadaku tentulah aku termasuk orang-orang yang bertakwa'.
(57)
أَوْ تَقُولَ لَوْ أَنَّ اللَّهَ هَدَانِي لَكُنْتُ مِنَ الْمُتَّقِينَ أَوْ تَقُولَ حِينَ تَرَى الْعَذَابَ لَوْ أَنَّ لِي كَرَّةً فَأَكُونَ مِنَ الْمُحْسِنِينَ
Atau supaya jangan ada yang berkata, "Kalau sekiranya Allah memberi petunjuk kepadaku, tentulah aku termasuk orang-orang yang bertakwa.” Atau supaya jangan ada yang berkata ketika ia melihat azab, "Kalau sekiranya aku dapat kembali (ke dunia), niscaya aku akan termasuk orang-orang yang berbuat baik.” (Az-Zumar: 57-58)
Dia menginginkan seandainya dikembalikan hidup di dunia, tentulah dia akan berbuat kebaikan.
Ali ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a. bahwa Allah memberitakan tentang apa yang bakal dilakukan oleh hamba-hamba-Nya sebelum mereka melakukannya, dan memberitakan tentang apa yang akan mereka katakan sebelum mereka mengatakannya. Allah Swt. telah berfirman:
وَلا يُنَبِّئُكَ مِثْلُ خَبِيرٍ
dan tidak ada yang dapat memberi keterangan kepadamu sebagaimana yang diberikan oleh Yang Maha Mengetahui. (Fatir: 14)
Dan firman Allah Swt.:
أَنْ تَقُولَ نَفْسٌ يَا حَسْرَتَى عَلَى مَا فَرَّطْتُ فِي جَنْبِ اللَّهِ وَإِنْ كُنْتُ لَمِنَ السَّاخِرِينَ أَوْ تَقُولَ لَوْ أَنَّ اللَّهَ هَدَانِي لَكُنْتُ مِنَ الْمُتَّقِينَ أَوْ تَقُولَ حِينَ تَرَى الْعَذَابَ لَوْ أَنَّ لِي كَرَّةً فَأَكُونَ مِنَ الْمُحْسِنِينَ
supaya jangan ada orang yang mengatakan, "Amat besar penyesalanku atas kelalaianku dalam (menunaikan kewajiban) terhadap Allah, sedangkan aku sesungguhnya termasuk orang-orang yang memperolok-olokkan (agama Allah), atau supaya jangan ada yang berkata, "Kalau sekiranya Allah memberi petunjuk kepadaku, tentulah aku termasuk orang-orang yang bertakwa.” Atau supaya jangan ada yang berkata ketika ia melihat azab, "Kalau sekiranya aku dapat kembali (ke dunia), niscaya aku akan termasuk orang-orang yang berbuat baik.” (Az-Zumar: 56-58)
Maka Allah Swt. memberitahukan bahwa sekiranya mereka dikembalikan lagi ke dunia, niscaya mereka tidak akan mampu mendapat hidayah. Untuk itu Allah Swt. berfirman:
وَلَوْ رُدُّوا لَعَادُوا لِمَا نُهُوا عَنْهُ وَإِنَّهُمْ لَكَاذِبُونَ
Sekiranya mereka dikembalikan ke dunia, tentulah mereka kembali kepada apa yang mereka telah dilarang mengerjakannya. Dan sesungguhnya mereka itu adalah pendusta-pendusta belaka. (Al-An'am: 28)
قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا أَسْوَدُ، حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرٍ، عَنِ الْأَعْمَشِ، عَنْ أَبِي صَالِحٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "كُلُّ أَهْلِ النَّارِ يَرَى مَقْعَدَهُ مِنَ الْجَنَّةِ فَيَقُولُ: لَوْ أَنَّ اللَّهَ هَدَانِي؟! فَتَكُونُ عَلَيْهِ حَسْرَةٌ". قَالَ: "وَكُلُّ أَهْلِ الْجَنَّةِ يَرَى مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ فَيَقُولُ: لَوْلَا أَنَّ اللَّهَ هَدَانِي! " قَالَ: "فَيَكُونُ لَهُ الشُّكْرُ".
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Aswad, telah menceritakan kepada kami Abu Bakar, dari Al-A'masy, dari Abu Saleh, dari Abu Hurairah r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Semua penghuni neraka dapat melihat kedudukannya di surga (sekiranya dia beriman); dia mengatakan, "Sekiranya saja Allah memberiku petunjuk, " maka hal itu menjadi penyesalan yang berat baginya. Dan semua penduduk surga dapat melihat tampatnya di neraka (sekiranya dia kafir); ia mengatakan, "Seandainya Allah tidak memberiku petunjuk, " maka hal itu menjadi rasa syukur baginya.
Imam Nasai meriwayatkan hadis ini melalui Abu Bakar ibnu Iyasy dengan sanad yang sama.
Setelah orang-orang yang berdosa menginginkan agar dapat dikembalikan ke dunia dan mereka menyesal karena tidak membenarkan ayat-ayat Allah dan tidak mengikuti rasul-rasul-Nya, maka Allah Swt. berfirman:
أَوْ تَقُولَ حِينَ تَرَى ٱلْعَذَابَ لَوْ أَنَّ لِى كَرَّةًۭ فَأَكُونَ مِنَ ٱلْمُحْسِنِينَ 58
(58) Atau supaya jangan ada yang berkata ketika ia melihat azab 'Kalau sekiranya aku dapat kemnbali (ke dunia), niscaya aku akan termasuk orang-orang berbuat baik'.
(58)
أَوْ تَقُولَ لَوْ أَنَّ اللَّهَ هَدَانِي لَكُنْتُ مِنَ الْمُتَّقِينَ أَوْ تَقُولَ حِينَ تَرَى الْعَذَابَ لَوْ أَنَّ لِي كَرَّةً فَأَكُونَ مِنَ الْمُحْسِنِينَ
Atau supaya jangan ada yang berkata, "Kalau sekiranya Allah memberi petunjuk kepadaku, tentulah aku termasuk orang-orang yang bertakwa.” Atau supaya jangan ada yang berkata ketika ia melihat azab, "Kalau sekiranya aku dapat kembali (ke dunia), niscaya aku akan termasuk orang-orang yang berbuat baik.” (Az-Zumar: 57-58)
Dia menginginkan seandainya dikembalikan hidup di dunia, tentulah dia akan berbuat kebaikan.
Ali ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a. bahwa Allah memberitakan tentang apa yang bakal dilakukan oleh hamba-hamba-Nya sebelum mereka melakukannya, dan memberitakan tentang apa yang akan mereka katakan sebelum mereka mengatakannya. Allah Swt. telah berfirman:
وَلا يُنَبِّئُكَ مِثْلُ خَبِيرٍ
dan tidak ada yang dapat memberi keterangan kepadamu sebagaimana yang diberikan oleh Yang Maha Mengetahui. (Fatir: 14)
Dan firman Allah Swt.:
أَنْ تَقُولَ نَفْسٌ يَا حَسْرَتَى عَلَى مَا فَرَّطْتُ فِي جَنْبِ اللَّهِ وَإِنْ كُنْتُ لَمِنَ السَّاخِرِينَ أَوْ تَقُولَ لَوْ أَنَّ اللَّهَ هَدَانِي لَكُنْتُ مِنَ الْمُتَّقِينَ أَوْ تَقُولَ حِينَ تَرَى الْعَذَابَ لَوْ أَنَّ لِي كَرَّةً فَأَكُونَ مِنَ الْمُحْسِنِينَ
supaya jangan ada orang yang mengatakan, "Amat besar penyesalanku atas kelalaianku dalam (menunaikan kewajiban) terhadap Allah, sedangkan aku sesungguhnya termasuk orang-orang yang memperolok-olokkan (agama Allah), atau supaya jangan ada yang berkata, "Kalau sekiranya Allah memberi petunjuk kepadaku, tentulah aku termasuk orang-orang yang bertakwa.” Atau supaya jangan ada yang berkata ketika ia melihat azab, "Kalau sekiranya aku dapat kembali (ke dunia), niscaya aku akan termasuk orang-orang yang berbuat baik.” (Az-Zumar: 56-58)
Maka Allah Swt. memberitahukan bahwa sekiranya mereka dikembalikan lagi ke dunia, niscaya mereka tidak akan mampu mendapat hidayah. Untuk itu Allah Swt. berfirman:
وَلَوْ رُدُّوا لَعَادُوا لِمَا نُهُوا عَنْهُ وَإِنَّهُمْ لَكَاذِبُونَ
Sekiranya mereka dikembalikan ke dunia, tentulah mereka kembali kepada apa yang mereka telah dilarang mengerjakannya. Dan sesungguhnya mereka itu adalah pendusta-pendusta belaka. (Al-An'am: 28)
قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا أَسْوَدُ، حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرٍ، عَنِ الْأَعْمَشِ، عَنْ أَبِي صَالِحٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "كُلُّ أَهْلِ النَّارِ يَرَى مَقْعَدَهُ مِنَ الْجَنَّةِ فَيَقُولُ: لَوْ أَنَّ اللَّهَ هَدَانِي؟! فَتَكُونُ عَلَيْهِ حَسْرَةٌ". قَالَ: "وَكُلُّ أَهْلِ الْجَنَّةِ يَرَى مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ فَيَقُولُ: لَوْلَا أَنَّ اللَّهَ هَدَانِي! " قَالَ: "فَيَكُونُ لَهُ الشُّكْرُ".
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Aswad, telah menceritakan kepada kami Abu Bakar, dari Al-A'masy, dari Abu Saleh, dari Abu Hurairah r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Semua penghuni neraka dapat melihat kedudukannya di surga (sekiranya dia beriman); dia mengatakan, "Sekiranya saja Allah memberiku petunjuk, " maka hal itu menjadi penyesalan yang berat baginya. Dan semua penduduk surga dapat melihat tampatnya di neraka (sekiranya dia kafir); ia mengatakan, "Seandainya Allah tidak memberiku petunjuk, " maka hal itu menjadi rasa syukur baginya.
Imam Nasai meriwayatkan hadis ini melalui Abu Bakar ibnu Iyasy dengan sanad yang sama.
Setelah orang-orang yang berdosa menginginkan agar dapat dikembalikan ke dunia dan mereka menyesal karena tidak membenarkan ayat-ayat Allah dan tidak mengikuti rasul-rasul-Nya, maka Allah Swt. berfirman:
بَلَىٰ قَدْ جَآءَتْكَ ءَايَٰتِى فَكَذَّبْتَ بِهَا وَٱسْتَكْبَرْتَ وَكُنتَ مِنَ ٱلْكَٰفِرِينَ 59
(59) (Bukan demikian) sebenarya telah datang keterangan-keterangan-Ku kepadamu lalu kamu mendustakannya dan kamu menyombongkan diri dan adalah kamu termasuk orang-orang yang kafir".
(59)
بَلَى قَدْ جَاءَتْكَ آيَاتِي فَكَذَّبْتَ بِهَا وَاسْتَكْبَرْتَ وَكُنْتَ مِنَ الْكَافِرِينَ
(Bukan demikian) sebenarnya telah datang keterangan-keterangan-Ku kepadamu, lalu kamu mendustakannya dan kamu menyombongkan diri dan adalah kamu termasuk orang-orang yang kafir. (Az-Zumar: 59)
Yakni telah datang kepadamu —hai hamba yang menyesali apa yang telah dilakukannya— ayat-ayat-Ku ketika kamu di dunia, dan semua alasan-Ku telah ditegakkan terhadap dirimu, tetapi kamu mendustakannya dan bersikap sombong tidak mau mengikutinya, bahkan kamu menjadi seorang yang kafir dan ingkar kepadanya.
وَيَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ تَرَى ٱلَّذِينَ كَذَبُوا۟ عَلَى ٱللَّهِ وُجُوهُهُم مُّسْوَدَّةٌ ۚ أَلَيْسَ فِى جَهَنَّمَ مَثْوًۭى لِّلْمُتَكَبِّرِينَ 60
(60) Dan pada hari kiamat kamu akan melihat orang-orang yang berbuat dusta terhadap Allah, mukanya menjadi hitam. Bukankah dalam neraka Jahannam itu ada tempat bagi orang-orang yang menyombongkan diri?
(60)
Allah Swt. menceritakan kejadian di hari kiamat, bahwa pada hari itu tampak hitam legamlah wajah sebagian dari mereka, dan wajah sebagian yang lain kelihatan putih bersinar. Mereka yang berwajah hitam legam terdiri dari orang-orang yang berpecah belah dan selalu berselisih pendapat, sedangkan mereka yang berwajah putih bersinar adalah wajah ahli sunnah wal jama'ah. Dalam surat ini Allah Swt. berfirman:
وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ تَرَى الَّذِينَ كَذَبُوا عَلَى اللَّهِ
Dan pada hari kiamat kamu akan melihat orang-orang yang berbuat dusta terhadap Allah. (Az-Zumar:60)
karena mereka menganggap bahwa Allah mempunyai sekutu dan putra.
وُجُوهُهُمْ مُسْوَدَّةٌ
mukanya menjadi hitam. (Az-Zumar:60)
disebabkan kedustaan mereka dan apa yang mereka buat-buat terhadap Allah Swt.
Firman Allah Swt.:
أَلَيْسَ فِي جَهَنَّمَ مَثْوًى لِلْمُتَكَبِّرِينَ
Bukankah dalam neraka Jahanam itu ada tempat bagi orang-orang yang menyombongkan diri? (Az-Zumar:60)
Yakni bukankah neraka Jahanam itu cukup sebagai penjara dan tempat kembali mereka, dan di dalamnya mereka mendapat kehinaan dan kerendahan disebabkan kesombongan dan keangkuhan mereka serta menolak tidak mau mengikuti kebenaran.
قَالَ ابْنُ أَبِي حَاتِمٍ: حَدَّثَنَا أَبُو عُبَيْدِ اللَّهِ ابْنُ أَخِي ابْنِ وهب، حَدَّثَنَا عَمِّي، حَدَّثَنَا عِيسَى بْنُ أَبِي عِيسَى الْخَيَّاطُ، عَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ جَدِّهِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: إِنَّ الْمُتَكَبِّرِينَ يُحْشَرُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَشْبَاهَ الذَّرِّ فِي صُوَرِ النَّاسِ، يَعْلُوهُمْ كُلُّ شَيْءٍ مِنَ الصَّغَارِ، حَتَّى يَدْخُلُوا سِجْنًا مِنَ النَّارِ فِي وَادٍ يُقَالُ لَهُ بُولَسُ، مِنْ نَارِ الْأَنْيَارِ، وَيُسْقَوْنَ عُصَارَةَ أَهْلِ النَّارِ، وَمِنْ طِينَةِ الخَبَال
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Ubaidillah anak saudaraku, telah menceritakan kepada kami pamanku, telah menceritakan kepada kami Isa ibnu Abu Isa Al-Khayyat, dari Amr ibnu Syu'aib, dari ayahnya, dari kakeknya, bahwa Rasulullah Saw. telah bersabda: Sesungguhnya orang-orang yang sombong dihimpunkan pada hari kiamat dalam bentuk yang mirip dengan semut yang paling kecil, tetapi berupa manusia; mereka diliputi oleh semua kehinaan hingga dimasukkanlah mereka ke dalam penjara neraka dalam sebuah lembah yang dikenal dengan nama Bulis, yaitu penjara yang terbuat dari api neraka. Mereka diberi minuman perasan keringat ahli neraka dan tinatul khabal (keringat penduduk neraka).
*********
وَيُنَجِّى ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ٱتَّقَوْا۟ بِمَفَازَتِهِمْ لَا يَمَسُّهُمُ ٱلسُّوٓءُ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ 61
(61) Dan Allah menyelamatkan orang-orang yang bertakwa karena kemenangan mereka, mereka tiada disentuh oleh azab (neraka dan tidak pula) mereka berduka cita.
(61)
Firman Allah Swt.:
وَيُنَجِّي اللَّهُ الَّذِينَ اتَّقَوْا بِمَفَازَتِهِمْ
Dan Allah menyelamatkan orang-orang yang bertakwa karena kemenangan mereka. (Az-Zumar:61)
disebabkan kebahagiaan dan keberuntungan yang telah ditetapkan bagi mereka di sisi Allah (dalam takdir-Nya).
لَا يَمَسُّهُمُ السُّوءُ
mereka tidak disentuh oleh azab (neraka). (Az-Zumar:61)
kelak di hari kiamat.
وَلا هُمْ يَحْزَنُونَ
dan tidak (pula) mereka berduka cita. (Az-Zumar:61)
Yakni kegemparan yang dahsyat tidak mengenai mereka, bahkan mereka aman dari semua hal yang mengejutkan, terhindar dari semua keburukan, serta memperoleh semua kebaikan.
ٱللَّهُ خَٰلِقُ كُلِّ شَىْءٍۢ ۖ وَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍۢ وَكِيلٌۭ 62
(62) Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu.
(62)
ٱللَّهُ خَٰلِقُ كُلِّ شَىْءٍۢ ۖ وَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍۢ وَكِيلٌۭ
Allah Swt. memberitahukan bahwa Dialah Yang Menciptakan segala sesuatu semuanya, Dialah Yang Menguasai, memiliki, dan yang mengaturnya. Segala sesuatu berada di bawah Pengawasan, Pengaturan dan Tunduk pada perintah-Nya,
لَّهُۥ مَقَالِيدُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ ۗ وَٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ بِـَٔايَٰتِ ٱللَّهِ أُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْخَٰسِرُونَ 63
(63) Kepunyaan-Nya-lah kunci-kunci (perbendaharaan) langit dan bumi. Dan orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Allah, mereka itulah orang-orang yang merugi.
(63)
لَهُ مَقَالِيدُ السَّمَوَاتِ وَالأرْضِ
Kepunyaan-Nyalah kunci-kunci (perbendaharaan) langit dan bumi. (Az-Zumar:63)
Mujahid mengatakan bahwa maqalid artinya kunci-kunci, bahasa asalnya adalah bahasa Persia. Hal yang sama telah dikatakan oleh Qatadah, Ibnu Zaid, dan Sufyan ibnu Uyaynah.
As-Saddi mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Kepunyaan-Nyalah kunci-kunci (perbendaharaan) langit dan bumi. (Az-Zumar:63) Yakni perbendaharaan langit dan bumi; makna ayat berdasarkan kedua pendapat menyatakan bahwa sesungguhnya kendali semua urusan itu berada di tangan kekuasaan Allah Swt., bagi-Nya kerajaan dan bagiNya segala puji, dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Karena itulah maka disebutkan dalam firman berikutnya:
وَالَّذِينَ كَفَرُوا بِآيَاتِ اللَّهِ
Dan orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Allah. (Az-Zumar:63)
Yaitu hujah-hujah-Nya dan bukti-bukti kebenaran-Nya.
أُولَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ
mereka itulah orang-orang yang merugi. (Az-Zumar:63)
Ibnu Abu Hatim sehubungan dengan ayat ini telah meriwayatkan sebuah hadis yang garib sekali, dan mengenai predikat sahihnya masih diragukan, tetapi kami akan mengetengahkannya seperti apa adanya. Ibnu Abu Hatim mengatakan:
حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ سِنان الْبَصْرِيُّ بِمِصْرَ، حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ حَمَّادٍ، حَدَّثَنَا الْأَغْلَبُ بْنُ تَمِيمٍ، عَنْ مُخَلَّدِ بْنِ هُذَيْلٍ الْعَبْدِيِّ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْمَدَنِيِّ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ، عَنْ عُثْمَانَ بْنِ عَفَّانَ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، أَنَّهُ سَأَلَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عن تفسير: لَهُ مَقَالِيدُ السَّمَوَاتِ وَالأرْضِ فَقَالَ: مَا سَأَلَنِي عَنْهَا أَحَدٌ قَبْلَكَ يَا عُثْمَانُ، قَالَ: تَفْسِيرُهَا: لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَاللَّهُ أَكْبَرُ، وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ، أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ، وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ، الْأَوَّلِ وَالْآخِرِ، وَالظَّاهِرِ وَالْبَاطِنِ، بِيَدِهِ الْخَيْرُ، يُحْيِي وَيُمِيتُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ، مَنْ قَالَهَا يَا عُثْمَانُ إِذَا أَصْبَحَ عَشْرَ مِرَارٍ أُعْطِيَ خِصَالًا سِتًّا: أَمَّا أُولَاهُنَّ: فَيُحْرَسُ مِنْ إِبْلِيسَ وَجُنُودِهِ، وَأَمَّا الثَّانِيَةُ: فَيُعْطَى قِنْطَارًا مِنَ الْأَجْرِ، وَأَمَّا الثَّالِثَةُ: فَتُرْفَعُ لَهُ دَرَجَةٌ فِي الْجَنَّةِ، وَأَمَّا الرَّابِعَةُ: فَيَتَزَوَّجُ مِنَ الْحُورِ الْعِينِ، وَأَمَّا الْخَامِسَةُ: فَيَحْضُرُهُ اثْنَا عَشَرَ مَلَكًا، وَأَمَّا السَّادِسَةُ: فَيُعْطَى مِنَ الْأَجْرِ كَمَنْ قَرَأَ الْقُرْآنَ وَالتَّوْرَاةَ وَالْإِنْجِيلَ وَالزَّبُورَ. وَلَهُ مَعَ هَذَا يَا عُثْمَانُ مِنَ الْأَجْرِ كَمَنْ حَجَّ وَتُقُبِّلَتْ حَجَّتُهُ، وَاعْتَمَرَ فَتُقُبِّلَتْ عُمْرَتُهُ، فَإِنْ مَاتَ مِنْ يَوْمِهِ طُبِعَ بِطَابِعِ الشُّهَدَاءِ.
telah menceritakan kepada kami Yazid ibnu Sinan Al-Basri di Mesir, telah menceritakan kepada kami Yahya ibnu Hammad, telah menceritakan kepada kami Al-Aglab ibnu Tamim, dari Makhlad ibnu Huzail Al-Abdi, dari Abdur Rahman Al-Madani, dari Abdullah ibnu Umar, dari Usman ibnu Affan r.a., bahwa ia pernah bertanya kepada Rasulullah Saw. tentang tafsir firman-Nya: Kepunyaan-Nyalah kunci-kunci (perbendaharaan) langit dan bumi. (Az-Zumar:63). Maka Rasulullah Saw. bersabda, Tiada seorang pun yang menanyakannya sebelum engkau, hai Usman. Kemudian Rasulullah Saw. bersabda, bahwa tafsirnya ialah ucapan, Tidak ada Tuhan yang wajib disembah melainkan Allah, dan Allah Mahabesar, dan Mahasuci Allah dan dengan memuji-Nya, aku memohon ampun kepada Allah, tidak ada kekuatan (untuk mengerjakan ketaatan) kecuali dengan (pertolongan) Allah, Yang Mahaawal, Yang Mahaakhir, Yang Zahir dan Yang Batin, di tangan kekuasaan-Nyalah kebaikan, Dia menghidupkan dan mematikan (makhluk), dan adalah Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Rasulullah Saw. melanjutkan, bahwa barang siapa yang membaca kalimah tersebut sebanyak sepuluh kali di waktu pagi, maka ia akan diberi sepuluh perkara yang utama. Yang pertama ialah dijaga dari godaan iblis dan bala tentaranya. Yang kedua diberi pahala satu Qintar. Yang ketiga ditinggikan baginya satu derajat di dalam surga. Yang keempat dikawinkan dengan sebagian bidadari yang bermata jeli. Yang kelima ia selalu dikunjungi oleh dua belas malaikat. Dan yang keenam ia diberi pahala seperti pahala orang yang membaca Al-Qur'an, Taurat, Injil, dan Zabur. Selain itu, hai Usman, baginya pahala seperti pahala orang yang berhaji yang diterima hajinya, dan pahala orang yang berumrah yang diterima umrahnya. Dan jika ia mati pada hari itu juga, maka ia dicap sebagai orang yang mati syahid.
Demikianlah bunyi hadis tersebut; dan Abu Ya'la Al-Mausuli telah meriwayatkannya melalui hadis Yahya ibnu Hammad dengan sanad yang sama dan lafaz yang semisal. Hadis ini garib dan di dalamnya terkandung hal yang sangat diingkari; hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui.
***************
قُلْ أَفَغَيْرَ ٱللَّهِ تَأْمُرُوٓنِّىٓ أَعْبُدُ أَيُّهَا ٱلْجَٰهِلُونَ 64
(64) Katakanlah: "Maka apakah kamu menyuruh aku menyembah selain Allah, hai orang-orang yang tidak berpengetahuan?"
(64)
Firman Allah Swt.:
قُلْ أَفَغَيْرَ اللَّهِ تَأْمُرُونِّي أَعْبُدُ أَيُّهَا الْجَاهِلُونَ
Katakanlah, Maka apakah kamu menyuruh aku menyembah selain Allah, hai orang-orang yang tidak berpengetahuan? (Az-Zumar:64)
Para ulama menyebutkan asbabun nuzul ayat ini berdasarkan apa yang telah diriwayatkan oleh Ibnu Abu Hatim dan lain-lainnya dari Ibnu Abbas, bahwa orang-orang musyrik yang karena kebodohannya menyeru Rasulullah Saw. untuk menyembah tuhan-tuhan mereka dan mereka baru mau menyembah Tuhannya bila beliau mau menyembah tuhan mereka.
Maka turunlah ayat ini, yaitu firman-Nya:
قُلْ أَفَغَيْرَ اللَّهِ تَأْمُرُونِّي أَعْبُدُ أَيُّهَا الْجَاهِلُونَ وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
Katakanlah, Maka apakah kamu menyuruh aku menyembah selain Allah, hai orang-orang yang tidak berpengetahuan?” Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu, Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.” (Az-Zumar:64-65)
Ayat ini semakna dengan ayat lainnya yang menyebutkan:
وَلَوْ أَشْرَكُوا لَحَبِطَ عَنْهُمْ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan. (Al-An'am:88)
**************
وَلَقَدْ أُوحِىَ إِلَيْكَ وَإِلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ ٱلْخَٰسِرِينَ 65
(65) Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu. "Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.
(65)
Maka turunlah ayat ini, yaitu firman-Nya:
قُلْ أَفَغَيْرَ اللَّهِ تَأْمُرُونِّي أَعْبُدُ أَيُّهَا الْجَاهِلُونَ وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
Katakanlah, Maka apakah kamu menyuruh aku menyembah selain Allah, hai orang-orang yang tidak berpengetahuan?” Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu, Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.” (Az-Zumar:64-65)
Ayat ini semakna dengan ayat lainnya yang menyebutkan:
وَلَوْ أَشْرَكُوا لَحَبِطَ عَنْهُمْ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan. (Al-An'am:88)
**************
بَلِ ٱللَّهَ فَٱعْبُدْ وَكُن مِّنَ ٱلشَّٰكِرِينَ 66
(66) Karena itu, maka hendaklah Allah saja kamu sembah dan hendaklah kamu termasuk orang-orang yang bersyukur".
(66)
Adapun firman Allah Swt.:
بَلِ اللَّهَ فَاعْبُدْ وَكُنْ مِنَ الشَّاكِرِينَ
Karena itu, maka hendaklah Allah saja kamu sembah dan hendaklah kamu termasuk orang-orang yang bersyukur. (Az-Zumar: 66)
Maksudnya, murnikanlah penyembahan itu hanya kepada Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya; lakukanlah hal ini olehmu dan oleh orang-orang yang mengikutimu dan membenarkanmu.
وَمَا قَدَرُوا۟ ٱللَّهَ حَقَّ قَدْرِهِۦ وَٱلْأَرْضُ جَمِيعًۭا قَبْضَتُهُۥ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ وَٱلسَّمَٰوَٰتُ مَطْوِيَّٰتٌۢ بِيَمِينِهِۦ ۚ سُبْحَٰنَهُۥ وَتَعَٰلَىٰ عَمَّا يُشْرِكُونَ 67
(67) Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya padahal bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari kiamat dan langit digulung dengan tangan kanan-Nya. Maha Suci Tuhan dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan.
(67)
Firman Allah Swt.:
Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya. (Az-Zumar: 67)
Yakni orang-orang musyrik itu tidak menghargai Allah dengan penghargaan yang sebenarnya karena mereka telah menyembah selain-Nya bersama Dia. Padahal Allah Mahabesar, tiada yang lebih besar daripada-Nya, lagi Mahakuasa atas segala sesuatu, Yang memiliki (menguasai) segala sesuatu, dan segala sesuatu itu berada di bawah takdir dan kekuasaan-Nya.
Mujahid mengatakan bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan sikap orang-orang Quraisy.
As-Saddi mengatakan, mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya.
Muhammad ibnu Ka'b mengatakan bahwa seandainya mereka mengagungkan-Nya dengan pengagungan yang sebenarnya, tentulah mereka tidak mendustakan-Nya.
Ali ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya. (Az-Zumar: 67) Mereka adalah orang-orang kafir yang tidak beriman kepada kekuasaan Allah atas diri mereka. Maka barang siapa yang beriman bahwa Allah Mahakuasa atas segala sesuatu, berarti dia telah mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya. Dan barang siapa yang tidak beriman kepada hal tersebut, berarti dia tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya.
Banyak hadis yang menerangkan makna ayat ini, dan cara memahami ayat seperti ini dan yang semisal dengannya ialah menurut pemahaman ulama Salaf. Yaitu memahaminya sesuai dengan apa adanya, tetapi tanpa menggambarkannya dan tanpa menyimpangkannya.
Imam Bukhari mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya. (Az-Zumar: 67) Bahwa telah menceritakan kepada kami Adam, telah menceritakan kepada kami Sufyan, dari Mansur, dari Ibrahim, dari Ubaidah, dari Abdullah ibnu Mas'ud r.a. yang menceritakan bahwa pernah datang seorang pendeta Yahudi kepada Rasulullah Saw., lalu berkata, Hai Muhammad, sesungguhnya kami menjumpai bahwa Allah Swt. menjadikan langit pada satu jari tangan dan bumi pada satu jari tangan lainnya, dan pepohonan pada satu jari tangan, dan air serta manusia pada satu jari tangan, sedangkan makhluk lainnya pada satu jari tangan, lalu Allah berfirman, 'Aku adalah raja'. Maka Rasulullah Saw. tertawa sehingga gigi seri beliau kelihatan karena membenarkan ucapan pendeta Yahudi itu, kemudian Rasulullah Saw. membaca firman-Nya: Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya, padahal bumi seluruhnya dalam genggamannya pada hari kiamat. (Az-Zumar: 67), hingga akhir ayat.
Imam Bukhari meriwayatkan pula di lain tempat pada kitab sahihnya, juga Imam Ahmad, Imam Muslim, Imam Turmuzi, Imam Nasai di dalam kitab tafsirnya, bagian dari kitab sunnahnya masing-masing; semuanya melalui Sulaiman ibnu Mahran Al-A'masy, dari Ibrahim, dari Ubaidah, dari Ibnu Mas'ud r.a. dengan lafaz yang semisal.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Mu'awiyah, telah menceritakan kepada kami Al-A'masy, dari Ibrahim, dari Alqamah, dari Abdullah r.a. yang menceritakan bahwa pernah ada seorang lelaki datang kepada Nabi Saw., dia berasal dari Ahli Kitab. Lalu lelaki itu bertanya, Hai Abul Qasim, aku akan menceritakan kepadamu bahwa Allah Swt. memikul semua makhluk di atas suatu jari, langit di atas suatu jari, bumi di atas suatu jari, dan air serta manusia di atas suatu jari. Maka Rasulullah Saw. tertawa hingga gigi serinya kelihatan; dan Allah Swt. menurunkan firman-Nya: Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya. (Az-Zumar: 67), hingga akhir ayat.
Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Imam Muslim, dan Imam Nasai melalui berbagai jalur dari Al-A'masy dengan sanad yang sama.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Husain ibnul Asyqar, telah menceritakan kepada kami Abu Kadinah, dari Ata, dari Abud Duha, dari Ibnu Abbas r.a. yang mengatakan bahwa seorang Yahudi bersua dengan Rasulullah Saw. yang sedang duduk, lalu si Yahudi itu bertanya, Hai Abul Qasim, bagaimanakah pendapatmu tentang suatu hari (yang pada hari itu) Allah menjadikan langit di atas ini (seraya memperagakan dengan jari telunjuknya), dan bumi di atas ini, dan gunung-gunung di atas ini, dan semua makhluk di atas ini (pada masing-masingnya ia memperagakannya dengan jari telunjuknya). Lalu Allah menurunkan firman-Nya: Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya. (Az-Zumar: 67), hingga akhir ayat.
Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Imam Turmuzi di dalam kitab tafsir, dari Abdullah ibnu Abdur Rahman Ad-Darimi, dari Muhammad ibnus Silt, dari Abu Ja'far, dari Abu Kadinah alias Yahya ibnul Muhallab, dari Ata ibnus Sa'ib, dari Abud Duha Muslim ibnu Sabih dengan sanad yang sama. Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini sahih garib, kami tidak mengenalnya melainkan hanya melalui jalur ini.
قَالَ الْبُخَارِيُّ: حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ عُفَيْرٍ، حَدَّثَنَا اللَّيْثُ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ خَالِدِ بْنِ مُسَافِرٍ، عَنِ ابْنُ شِهَابٍ، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ: أَنَّ أَبَا هُرَيْرَةَ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: يَقْبِضُ اللَّهُ الْأَرْضَ، وَيَطْوِي السَّمَاءَ بِيَمِينِهِ، ثُمَّ يَقُولُ: أَنَا الْمَلِكُ، أَيْنَ مُلُوكُ الْأَرْضِ.
Kemudian Imam Bukhari mengatakan, telah menceritakan kepada kami Sa'id ibnu Afir, telah menceritakan kepada kami Al-Lais, telah menceritakan kepada kami Abdur Rahmah ibnu Khalid ibnu Musafir, dari Ibnu Syihab, dari Abu Salamah ibnu Abdur Rahman, bahwa Abu Hurairah r.a. pernah mengatakan bahwa ia telah mendengar Rasulullah Saw. bersabda: Allah menggenggam bumi dan menggulung langit dengan tangan kanan (kekuasaan)-Nya, kemudian berfirman, Akulah Raja, di manakah sekarang raja-raja bumi?”
Imam Bukhari meriwayatkan hadis ini melalui jalur ini secara tunggal. Dan Imam Muslim meriwayatkannya dari jalur lain.
قَالَ الْبُخَارِيُّ -فِي مَوْضِعٍ آخَرَ-: حَدَّثَنَا مُقَدَّم بْنُ مُحَمَّدٍ، حَدَّثَنَا عَمِّي الْقَاسِمُ بْنُ يَحْيَى، عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ، عَنْ نَافِعٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: إِنَّ اللَّهَ يَقْبِضُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ الْأَرْضِينَ على إصبع، وتكون السموات بِيَمِينِهِ، ثُمَّ يَقُولُ: أَنَا الْمَلِكُ.
Imam Bukhari di tempat yang lain mengatakan, telah menceritakan kepada kami Miqdam ibnu Muhammad, telah menceritakan kepada kami pamanku Al-Qasim ibnu Yahya, dari Ubaidillah, dari Nafi', dari Ibnu Umar r.a., dari Rasulullah Saw. yang telah bersabda: Sesungguhnya Allah Swt. menggenggam bumi pada hari kiamat dengan satu jari tangan-Nya, dan langit dengan tangan kanan-Nya. Kemudian Dia berfirman, Akulah Raja.
Imam Bukhari melalui jalur ini telah meriwayatkannya secara tunggal pula; dan Imam Muslim meriwayatkannya melalui jalur lain.
Imam Ahmad telah meriwayatkan hadis ini melalui jalur lain dengan lafaz yang lebih panjang daripada ini. Untuk itu ia mengatakan:
حَدَّثَنَا عَفَّانُ، حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ، أَخْبَرَنَا إِسْحَاقُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي طَلْحَةَ، عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ مِقْسَمٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَرَأَ هَذِهِ الْآيَةَ ذَاتَ يَوْمٍ عَلَى الْمِنْبَرِ: وَمَا قَدَرُوا اللَّهَ حَقَّ قَدْرِهِ وَالأرْضُ جَمِيعًا قَبْضَتُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَالسَّموَاتُ مَطْوِيَّاتٌ بِيَمِينِهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَمَّا يُشْرِكُونَ وَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ هَكَذَا بِيَدِهِ، يُحَرِّكُهَا يُقْبِلُ بِهَا وَيُدْبِرُ: يُمَجِّدُ الرَّبُّ نفسه: أنا الجبار، أنا المتكبر، أنا
الْمَلِكُ، أَنَا الْعَزِيزُ، أَنَا الْكَرِيمُ. فَرَجَفَ بِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمِنْبَرُ حَتَّى قُلْنَا: لَيَخِرَّن بِهِ.
telah menceritakan kepada kami Affan, telah menceritakan kepada kami Hammad ibnu Salamah, telah menceritakan kepada kami Ishaq ibnu Abdullah ibnu AbuTalhah, dari Ubaidillah ibnu Miqsam, dari Ibnu Umar r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pada suatu hari membaca ayat ini di atas mimbarnya, yaitu firman-Nya: Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya, padahal bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari kiamat dan langit digulung dengan tangan kanan-Nya. Mahasuci Tuhan dan Mahatinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan. (Az-Zumar:67) Dan Rasulullah Saw. memperagakannya dengan tangannya seraya menggerakkannya ke arah depan dan ke belakang, lalu bersabda: Tuhan memuji diri-Nya sendiri, Akulah Tuhan Yang Mahaperkasa, Akulah Tuhan Yang Mahabesar, Akulah Raja, Akulah Tuhan Yang Maha Mulia.” Maka mimbar bergetar menggoyangkan Rasulullah Saw. sehingga kami mengira mimbar itu akan terbalik menjungkalkan Rasulullah Saw. (karena kuatnya getaran).
Imam Muslim dan Imam Nasai serta Imam Ibnu Majah telah meriwayatkan hadis ini melalui Abdul Aziz ibnu Abu Hazim; Imam Muslim dan Ya'qub ibnu Abdur Rahman menambahkan, dari Abu Hazim, dari Ubaidillah ibnu Miqsam, dari Ibnu Umar r.a. dengan sanad yang sama dan lafaz yang semisal.
Menurut lafaz Imam Muslim, dari Ubaidillah ibnu Miqsam, sehubungan dengan hadis ini disebutkan bahwa ia memandang Abdullah ibnu Umar r.a. untuk melihat bagaimana Nabi Saw. memperagakannya. Disebutkan bahwa Allah Swt. mengambil langit dan bumi dengan tangan-Nya, lalu berfirman, Akulah Raja. Dan Nabi Saw. menggenggamkan jari jemarinya, lalu membukanya seraya bersabda, Akulah Raja, sehingga aku (Ibnu Umar r.a.) melihat mimbar yang dinaiki Nabi Saw. seakan-akan bergerak-gerak dimulai dari bagian bawahnya, hingga aku mengira bahwa apakah mimbar akan terjatuh bersama Rasulullah Saw.
قَالَ الْبَزَّارُ: حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ سَيْفٍ ، حَدَّثَنَا أَبُو عَلِيٍّ الْحَنَفِيُّ، حَدَّثَنَا عَبَّادٌ المنْقرَي، حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ الْمُنْكَدِرِ قَالَ: حَدَّثَنَا عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ [رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا] ، أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قَرَأَ هَذِهِ الْآيَةَ عَلَى الْمِنْبَرِ: وَمَا قَدَرُوا اللَّهَ حَقَّ قَدْرِهِ حَتَّى بَلَغَ: سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَمَّا يُشْرِكُونَ، فَقَالَ الْمِنْبَرُ هَكَذَا، فَجَاءَ وَذَهَبَ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ
Al-Bazzar mengatakan, telah menceritakan kepada kami Sulaiman ibnu Saif, telah menceritakan kepada kami Abu Ali Al-Hanafi, telah menceritakan kepada kami Abbad Al-Minqari, telah menceritakan kepadaku Muhammad ibnul Munkadir yang mengatakan bahwa telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Umar r.a. yang mengatakan bahwa sesungguhnya Rasulullah Saw. membaca ayat berikut di atas mimbar, yaitu firman-Nya: Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya. (Az-Zumar:67) sampai dengan firman-Nya: Mahasuci Tuhan dan Mahatinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan. (Az-Zumar:67) Maka mimbar yang dinaiki oleh beliau Saw. itu bergerak sebanyak tiga kali; hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui.
Imam Al-Hafiz Abul Qasim alias ImamTabrani telah meriwayatkannya melalu hadis Ubaid ibnu Umair, dari Abdullah ibnu Amr r.a. dan Imam Tabrani mengatakan bahwa hadis ini sahih.
ImamTabrani di dalam kitab Al-Mu jamui Kabir-nya mengatakan:
حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ مُعَاوِيَةَ العُتْبي، حَدَّثَنَا حَيَّانُ بْنُ نَافِعِ بْنِ صَخْرِ بْنِ جُوَيْرِيَّةَ، حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ سَالِمٍ الْقَدَّاحُ، عَنْ مَعْمَرِ بْنِ الْحَسَنِ، عَنْ بَكْرِ بْنِ خُنَيْس، عَنْ أَبِي شَيْبَةَ، عَنْ عَبْدِ الْمَلِكِ بْنِ عُمَيْرٍ، عَنْ جَرِيرٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وسلم لِنَفِرٍ مِنْ أَصْحَابِهِ: إِنِّي قَارِئٌ عَلَيْكُمْ آيَاتٍ مِنْ آخِرِ سُورَةِ الزُّمَرِ، فَمَنْ بَكَى مِنْكُمْ وَجَبَتْ لَهُ الْجَنَّةُ؟ فَقَرَأَهَا مِنْ عِنْدِ قَوْلِهِ: وَمَا قَدَرُوا اللَّهَ حَقَّ قَدْرِهِ ، إِلَى آخِرِ السُّورَةِ، فَمِنَّا مَنْ بَكَى، وَمِنَّا مَنْ لَمْ يَبْكِ، فَقَالَ الَّذِينَ لَمْ يَبْكُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ لَقَدْ جَهِدْنَا أَنْ نَبْكِيَ فَلَمْ نَبْكِ؟ فَقَالَ: إِنِّي سَأَقْرَؤُهَا عَلَيْكُمْ فَمَنْ لَمْ يَبْكِ فَلْيَتَبَاكَ.
telah menceritakan kepada kami Abdur Rahman ibnu Mu'awiyah Al-Atabi, telah menceritakan kepada kami Hassan ibnu Nafi', dari Sakhr ibnu Juwairiyah, telah menceritakan kepada kami Sa'id ibnu Salim Al-Qaddah, dari Ma'mar ibnul Hasan, dari Bakr ibnu Khunais, dari Abu Syaibah, dari Abdul Malik ibnu Umair, dari Jarir r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. bersabda kepada sejumlah orang dari sahabatnya: Sesungguhnya aku akan membacakan kepada kalian beberapa ayat dari akhir surat Az-Zumar, maka barang siapa di antara kalian yang menangis (karena mendengarnya), dipastikan baginya surga. Lalu Rasulullah Saw. membaca firman-Nya mulai dari: Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya. (Az-Zumar:67) hingga akhir surat. Maka di antara kami ada yang menangis, ada pula yang tidak menangis. Lalu orang-orang yang tidak menangis berkata, Wahai Rasulullah, sesungguhnya kami telah berusaha sekuat tenaga untuk menangis, tetapi tidak mau menangis juga. Maka Rasulullah Saw. bersabda: Sesungguhnya aku akan membacakannya kembali kepada kalian, maka barang siapa yang tidak dapat menangis, hendaklah ia berpura-pura menangis.
Hadis ini garib (aneh) sekali, dan lebih aneh lagi adalah apa yang diriwayatkan oleh Imam Tabrani pula di dalam kitab Mu’jamul Kabirnya. Yaitu:
حَدَّثَنَا هَاشِمُ بْنُ مُرْثَد، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْمَاعِيلَ بْنِ عَيَّاشٍ، حَدَّثَنِي أَبِي، حَدَّثَنِي ضَمْضَمُ بْنُ زُرْعَةَ، عَنْ شُرَيْحِ بْنِ عُبَيْدٍ، عَنْ أبي مالك الْأَشْعَرِيِّ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنَّ اللَّهَ تَعَالَى يَقُولُ: ثَلَاثُ خِلَالٍ غَيَّبتُهُنَّ عَنْ عِبَادِي، لَوْ رَآهُنَّ رَجُلٌ مَا عَمِلَ سُوءًا أَبَدًا: لَوْ كَشَفْتُ غِطَائِي فرآني حتى نستيقن وَيَعْلَمَ كَيْفَ أَفْعَلُ بِخَلْقِي إِذَا أَتَيْتُهُمْ، وَقَبَضْتُ السموات بِيَدِي، ثُمَّ قَبَضْتُ الْأَرْضَ وَالْأَرْضِينَ، ثُمَّ قُلْتُ: أَنَا الْمَلِكُ، مَنْ ذَا الَّذِي لَهُ الْمُلْكُ دُونِي؟ ثُمَّ أَرَيْتُهُمُ الْجَنَّةَ وَمَا أَعْدَدْتُ لَهُمْ فِيهَا مِنْ كُلِّ خَيْرٍ، فَيَسْتَيْقِنُوهَا. وَأُرِيهِمُ النَّارَ وَمَا أَعْدَدْتُ لَهُمْ فِيهَا مِنْ كُلِّ شَرٍّ فَيَسْتَيْقِنُوهَا، وَلَكِنْ عَمْدًا غَيَّبْتُ ذَلِكَ عَنْهُمْ لِأَعْلَمَ كَيْفَ يَعْمَلُونَ، وَقَدْ بَيَّنْتُهُ لَهُمْ
telah menceritakan kepada kami Hasyim ibnu Murtsad, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Ismail ibnu Iyasy, telah menceritakan kepadaku ayahku, telah menceritakan kepadaku Damdam ibnu Zur'ah, dari Syuraih ibnu Ubaid, dari Abu Malik Al-Asy'ari yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Sesungguhnya Allah Swt. berfirman, Ada tiga perkara yang sengaja Aku sembunyikan dari hamba-hamba-Ku; seandainya seseorang melihatnya, tentulah dia tidak akan melakukan suatu keburukan pun selamanya. Dan seandainya Aku singkapkan tabir penutup-Ku, lalu ia melihat-Ku, tentulah ia merasa yakin dan mengetahui bagaimana yang Aku lakukan terhadap makhluk-Ku. Yaitu ketika Aku datangkan mereka dan Aku genggam langit dengan tangan-Ku, kemudian Aku genggam pula bumi, lalu Aku berfirman, 'Akulah Raja, tiada yang memiliki kerajaan selain Aku.' Sekiranya Kuperlihatkan kepada mereka surga dan semua kebaikan yang telah Kusediakan buat mereka di dalamnya, maka barulah mereka meyakininya. Dan seandainya Aku perlihatkan kepada mereka neraka dan semua keburukan yang ada di dalamnya yang telah Kusediakan bagi mereka, maka barulah mereka meyakininya. Tetapi sengaja Aku menyembunyikan semuanya itu dari mereka agar Aku dapat mengetahui (secara nyata) apakah yang akan dikerjakan oleh mereka; dan Aku telah menjelaskannya kepada mereka.”
Sanad hadis ini mutaqarib (yang mempunyai banyak kemiripan) yang melaluinya sejumlah hadis yang cukup banyak diriwayatkan; hanya Allahlah Yang Maha Mengetahui.