39 - الزمر - Az-Zumar
The Groups
Meccan
وَنُفِخَ فِى ٱلصُّورِ فَصَعِقَ مَن فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَن فِى ٱلْأَرْضِ إِلَّا مَن شَآءَ ٱللَّهُ ۖ ثُمَّ نُفِخَ فِيهِ أُخْرَىٰ فَإِذَا هُمْ قِيَامٌۭ يَنظُرُونَ 68
(68) Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusannya masing-masing).
(68)
Allah Swt. menceritakan tentang kengerian yang terjadi pada hari kiamat berikut terjadinya tanda-tanda kekuasaan Allah yang besar dan gempa yang dahsyat.
Firman Allah Swt.:
وَنُفِخَ فِي الصُّورِ فَصَعِقَ مَنْ فِي السَّمَوَاتِ وَمَنْ فِي الأرْضِ إِلا مَنْ شَاءَ اللَّهُ
Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah. (Az-Zumar:68)
Ini adalah tiupan yang kedua, yaitu tiupan yang sesudahnya semua makhluk hidup yang ada di langit dan yang ada di bumi mati, kecuali orang yang dikehendaki Allah tidak terpengaruh karenanya, sebagaimana yang dijelaskan di dalam hadis sangkakala yang terkenal itu.
Kemudian semua roh dicabut sehingga yang paling akhir mati adalah malaikat maut, sehingga Yang Hidup hanyalah Tuhan Yang Mahakekal Yang terus-menerus mengurus makhluk-Nya; Dialah Yang Mahapertama yang tiada awalnya dan Yang Mahaakhir yang tiada akhirnya, kemudian Dia berfirman:
لِمَنِ الْمُلْكُ الْيَوْمَ
Kepunyaan siapakah kerajaan pada hari ini? (Al-Mu’min:16)
sebanyak tiga kali. Kemudian Allah Swt. menjawab sendiri pertanyaan-Nya itu:
لِلَّهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارِ
Kepunyaan Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan. (Al-Mu’min:16)
Yakni hanya Aku sematalah Yang mengalahkan segala sesuatu, dan Aku telah putuskan fana terhadap segala sesuatu. Kemudian Allah menghidupkan makhluk-Nya, dan yang mula-mula Dia hidupkan adalah Malaikat Israfil, lalu Dia memerintahkan kepadanya agar melakukan tiupan lain pada sangkakala, yaitu tiupan yang ketiga alias tiupan berbangkit. Allah Swt. telah berfirman:
ثُمَّ نُفِخَ فِيهِ أُخْرَى فَإِذَا هُمْ قِيَامٌ يَنْظُرُونَ
Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi, maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusannya masing-masing). (Az-Zumar:68)
Yaitu mereka menjadi hidup kembali yang sebelumnya masih berupa tulang belulang yang telah hancur berantakan, lalu mereka menyaksikan kengerian-kengerian yang terjadi di hari kiamat. Seperti pengertian yang terdapat di dalam firman-Nya:
فَإِنَّمَا هِيَ زَجْرَةٌ وَاحِدَةٌ فَإِذَا هُمْ بِالسَّاهِرَةِ
Sesungguhnya pengembalian itu hanyalah dengan satu kali tiupan saja, maka dengan serta merta mereka hidup kembali di permukaan bumi. (An-Nazi'at:13-14)
يَوْمَ يَدْعُوكُمْ فَتَسْتَجِيبُونَ بِحَمْدِهِ وَتَظُنُّونَ إِنْ لَبِثْتُمْ إِلا قَلِيلا
yaitu pada hari Dia memanggil kalian, lalu kalian mematuhinya sambil memuji-Nya dan kalian mengira bahwa kamu tidak berdiam (di dalam kubur) kecuali sebentar saja. (Al-Isra: 52)
Dan firman Allah Swt.:
وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ تَقُومَ السَّمَاءُ وَالأرْضُ بِأَمْرِهِ ثُمَّ إِذَا دَعَاكُمْ دَعْوَةً مِنَ الأرْضِ إِذَا أَنْتُمْ تَخْرُجُونَ
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah berdirinya langit dan bumi dengan kehendak-Nya. Kemudian apabila Dia memanggil kamu sekali panggil dari bumi, seketika itu (juga) kamu keluar (dari kubur). (Ar-Rum:25)
قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ، حَدَّثَنَا شُعْبَةُ، عَنِ النُّعْمَانِ بْنِ سَالِمٍ قَالَ: سمعت
يَعْقُوبَ بْنَ عَاصِمِ بْنِ عُرْوَةَ بْنِ مَسْعُودٍ قَالَ: سَمِعْتُ رَجُلًا قَالَ لِعَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو: إِنَّكَ تَقُولُ: السَّاعَةُ تَقُومُ إِلَى كَذَا وَكَذَا؟ قَالَ: لَقَدْ هَمَمْتُ أَلَّا أُحَدِّثَكُمْ شَيْئًا، إِنَّمَا قُلْتُ: سَتَرَوْنَ بَعْدَ قَلِيلٍ أَمْرًا عَظِيمًا. ثُمَّ قَالَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَمْرٍو: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: يَخْرُجُ الدَّجَّالُ فِي أُمَّتِي، فَيَمْكُثُ فِيهِمْ أَرْبَعِينَ-لَا أَدْرِي أَرْبَعِينَ يَوْمًا أَوْ أَرْبَعِينَ عَامًا أَوْ أَرْبَعِينَ شَهْرًا أَوْ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً -فَيَبْعَثُ اللَّهُ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ، كَأَنَّهُ عُرْوَةُ بْنُ مَسْعُودٍ الثَّقَفِيُّ، فَيَظْهَرُ فَيُهْلِكُهُ اللَّهُ. ثُمَّ يَلْبَثُ النَّاسُ بَعْدَهُ سِنِينَ سَبْعًا لَيْسَ بَيْنَ اثْنَيْنِ عَدَاوَةٌ، ثُمَّ يُرْسِلُ اللَّهُ رِيحًا بَارِدَةً مِنْ قِبَلِ الشَّامِ، فَلَا يَبْقَى أَحَدٌ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ إِيمَانٍ إِلَّا قَبَضَتْهُ، حَتَّى لَوْ أَنَّ أَحَدَهُمْ كَانَ فِي كَبِدِ جَبَلٍ لَدَخَلَتْ عَلَيْهِ. قَالَ: سَمِعْتُهَا مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: وَيَبْقَى شِرَارُ النَّاسِ فِي خِفَّةِ الطَّيْرِ، وَأَحْلَامِ السِّبَاعِ، لَا يَعْرِفُونَ مَعْرُوفًا، وَلَا يُنْكِرُونَ مُنْكَرًا. قَالَ: فَيَتَمَثَّلُ لَهُمُ الشَّيْطَانُ فَيَقُولُ: أَلَا تَسْتَجِيبُونَ؟ فَيَأْمُرُهُمْ بِالْأَوْثَانِ فَيَعْبُدُونَهَا، وَهُمْ فِي ذَلِكَ دَارَّةٌ أَرْزَاقُهُمْ، حَسَنٌ عَيْشُهُمْ. ثُمَّ يُنْفَخُ فِي الصُّورِ فَلَا يَسْمَعُهُ أَحَدٌ إِلَّا أَصْغَى لَهُ، وَأَوَّلُ مَنْ يَسْمَعُهُ رَجُلٌ يَلُوطُ حَوْضَهُ، فَيُصْعَقُ، ثُمَّ لَا يَبْقَى أَحَدٌ إِلَّا صُعِقَ. ثُمَّ يُرْسِلُ اللَّهُ -أَوْ: يُنْزِلُ اللَّهُ مَطَرًا كَأَنَّهُ الطَّلُّ-أَوِ الظِّلُّ شَكَّ نُعْمَانُ -فَتَنْبُتُ مِنْهُ أَجْسَادُ النَّاسِ. ثُمَّ يُنْفَخُ فِيهِ أُخْرَى فَإِذَا هُمْ قِيَامٌ يَنْظُرُونَ، ثُمَّ يُقَالُ: يَا أَيُّهَا النَّاسُ، هَلُمُّوا إِلَى رَبِّكُمْ: وَقِفُوهُمْ إِنَّهُمْ مَسْئُولُونَ [الصَّافَّاتِ:24] ، قَالَ: ثُمَّ يُقَالُ: أَخْرِجُوا بَعْثَ النَّارِ. قَالَ: فَيُقَالُ: كَمْ؟ فَيُقَالُ: مِنْ كُلِّ أَلْفٍ تِسْعَمِائَةٍ وَتِسْعَةً وَتِسْعِينَ فَيَوْمَئِذٍ تُبْعَثُ الْوِلْدَانُ شِيبًا، وَيَوْمَئِذٍ يُكْشَفُ عَنْ سَاقٍ.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Ja'far, telah menceritakan kepada kami Syu'bah, dari An-Nu'man ibnu Salim yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar Ya'qub ibnu Asim ibnu Urwah ibnu Mas'ud mengatakan bahwa ia pernah mendengar seorang lelaki bertanya kepada Abdullah ibnu Amr r.a., Sesungguhnya engkau mengatakan bahwa hari kiamat itu terjadinya sampai ada anu dan anu. Abdullah ibnu Amr menjawab, Sesungguhnya aku telah berniat tidak akan menceritakan kepada kalian sesuatu pun tentangnya. Sesungguhnya yang pernah kukatakan hanyalah bahwa kelak tidak lama lagi kalian akan menyaksikan peristiwa yang besar. Kemudian Abdullah ibnu Amr r.a. melanjutkan, bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Dajjal akan muncul di kalangan umatku dan tinggal di kalangan mereka selama empat puluh —perawi tidak ingat apakah yang dimaksud empat puluh hari, atau empat puluh bulan, atau empat puluh tahun, ataukah empat puluh malam— Lalu Allah Swt. mengirimkan Isa putra Maryam a.s. seakan-akan rupanya seperti Urwah ibnu Mas'ud As- Saqafi, lalu Isa mengalahkan Dajjal dan Allah Swt. membinasakannya. Setelah itu manusia tinggal selama tujuh tahun sesudah Isa, tanpa ada suatu persengketaan pun di antara dua orang. Kemudian Allah mengirimkan suatu angin yang sejuk dari arah Syam, maka tiada seorang pun yang di dalam kalbunya terdapat iman sebesar zarrah pun melainkan angin itu mencabut nyawanya. Hingga sekalipun seseorang dari mereka sedang berada di dalam sebuah gunung, niscaya angin itu menyusup ke dalamnya dan mengenainya. Abdullah ibnu Amr menegaskan bahwa ia mendengarnya dari Rasulullah Saw., lalu ia melanjutkan: Dan yang tertinggal adalah orang-orang yang jahat saja, gerakan mereka sangat ringan seperti burung dan pikiran mereka seperti serigala; mereka tidak mengenal hal yang makruf dan tidak mengingkari hal yang mungkar. Abdullah ibnu Amr melanjutkan: Maka setan menampakkan dirinya kepada mereka, lalu berkata, Ingatlah, kalian harus mengikuti perintahku! Lalu setan memerintahkan kepada mereka untuk menyembah berhala, maka mereka menyembahnya. Sedangkan mereka yang dalam keadaan demikian itu rezeki mereka berlimpah dan penghidupan mereka membaik. Kemudian ditiuplah sangkakala, maka tiada seorang pun yang mendengarnya melainkan langsung mati saat itu juga dalam keadaan apa pun. Dan mula-mula orang yang mendengarnya adalah seorang lelaki yang sedang memlester kolamnya, maka ia mati. Dan tiada seorang pun melainkan mati. Kemudian Allah Swt. mengirimkan atau menurunkan hujan yang rintik-rintik atau hujan lebat —An-Nu'man alias perawi ragu—. Maka muncullah karenanya jasad-jasad manusia. Kemudian sangkakala ditiup lagi, maka dengan serta merta mereka berdiri melihat. Kemudian dikatakan, Hai manusia, kemarilah kalian menghadap kepada Tuhan kalian, dan berhentikanlah mereka, sesungguhnya mereka akan dimintai pertanggungjawabannya. Abdullah ibnu Amr melanjutkan: Kemudian dikatakan (kepada para malaikat), Bangkitkanlah golongan orang-orang yang masuk neraka! Ditanyakan, Berapa jumlah mereka?” Dijawab, Dari setiap seribu orang adalah sembilan ratus sembilan puluh sembilan orang.” Maka pada hari itu anak-anak dibangkitkan dalam keadaan beruban, dan pada hari itu betis disingkapkan.
Imam Muslim di dalam kitab sahihnya meriwayatkan hadis ini secara munfarid (tunggal).
Hadis Abu Hurairah r.a.
قَالَ الْبُخَارِيُّ: حَدَّثَنَا عُمَرُ بْنُ حَفْصِ بْنِ غِيَاثٍ، حَدَّثَنَا أَبِي، حَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ قَالَ: سَمِعْتُ أَبَا صَالِحٍ قَالَ: سَمِعْتُ أَبَا هُرَيْرَةَ [رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ] عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: بَيْنَ النَّفْخَتَيْنِ أَرْبَعُونَ. قَالُوا: يَا أَبَا هُرَيْرَةَ، أَرْبَعُونَ يَوْمًا؟ قَالَ: أَبَيْتُ، قَالُوا: أَرْبَعُونَ سَنَةً؟ قَالَ: أبي، قَالُوا: أَرْبَعُونَ شَهْرًا؟ قَالَ: أَبَيْتُ، وَيَبْلَى كُلُّ شَيْءٍ مِنَ الْإِنْسَانِ إِلَّا عَجْبُ ذَنَبِهِ فِيهِ يُرَكَّبُ الْخَلْقُ
Imam Bukhari mengatakan, telah menceritakan kepada kami Umar ibnu Hafs ibnu Gayyas, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Al-A'masy yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar Abu Saleh mengatakan bahwa ia pernah mendengar Abu Hurairah r.a. menceritakan hadis berikut dari Nabi Saw. yang telah bersabda: Tenggang masa di antara dua tiupan adalah empat puluh. Mereka bertanya, Hai Abu Hurairah, apakah empat puluh hari? Abu Hurairah menjawab, Saya tidak mau mengatakannya. Mereka bertanya, Apakah empat puluh tahun? Abu Hurairah menjawab, Aku tidak mau mengatakannya. Mereka bertanya, Hai Abu Hurairah, apakah empat puluh bulan? Abu Hurairah menjawab, Aku tidak mau mengatakannya. Dan segala sesuatu dari manusia itu hancur kecuali tulang ekornya, karena darinya manusia diciptakan kembali.
قَالَ أَبُو يَعْلَى: حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ مَعِينٍ، حَدَّثَنَا أَبُو الْيَمَانِ، حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ عَيَّاشٍ، عَنْ عُمَرَ بْنِ مُحَمَّدٍ، عَنْ زَيْدِ بْنِ أَسْلَمَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ [رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ] ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: سَأَلْتُ جِبْرِيلَ، عَلَيْهِ السَّلَامُ، عَنْ هَذِهِ الْآيَةِ: وَنُفِخَ فِي الصُّورِ فَصَعِقَ مَنْ فِي السَّمَوَاتِ وَمَنْ فِي الأرْضِ إِلا مَنْ شَاءَ اللَّهُ مَنِ الَّذِينَ لَمْ يَشَأِ اللَّهُ أَنْ يَصْعَقَهُمْ؟ قَالَ: هُمُ الشُّهَدَاءُ، مُقَلِّدُونَ أَسْيَافَهُمْ حَوْلَ عَرْشِهِ، تَتَلَقَّاهُمْ مَلَائِكَةُ يَوْمِ الْقِيَامَةِ إِلَى الْمَحْشَرِ بِنَجَائِبَ مِنْ يَاقُوتٍ نِمَارُهَا أَلْيَنُ مِنَ الْحَرِيرِ، مَدُّ خُطَاهَا مَدُّ أَبْصَارِ الرِّجَالِ، يَسِيرُونَ فِي الْجَنَّةِ يَقُولُونَ عِنْدَ طُولِ النُّزْهَةِ: انْطَلَقُوا بِنَا إِلَى رَبِّنَا، عَزَّ وَجَلَّ، لِنَنْظُرَ كَيْفَ يَقْضِي بَيْنَ خَلْقِهِ، يَضْحَكُ إِلَيْهِمْ إِلَهِي، وَإِذَا ضَحِكَ إِلَى عَبْدٍ فِي مَوْطِنٍ فلا حساب عليه.
Abu Ya'la mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yahya ibnu Mu'in, telah menceritakan kepada kami Abul Yaman, telah menceritakan kepada kami Ismail ibnu Iyasy, dari Umar ibnu Muhammad, dari Zaid ibnu Aslam, dari ayahnya, dari Abu Hurairah r.a., dari Nabi Saw. yang telah bersabda bahwa beliau pernah bertanya kepada Jibril a.s. tentang firman-Nya: Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah. (Az-Zumar:68) Siapakah yang dimaksud dengan orang-orang yang dikecualikan oleh Allah Swt. dalam ayat ini bahwa mereka tidak mati? Maka Jibril a.s. menjawab: Mereka adalah para syuhada yang menyandang pedang-pedang mereka berada di sekitar 'Arasy; para malaikat menjemput mereka pada hari kiamat untuk dibawa ke padang mahsyar dengan unta kendaraan dari Yaqut yang pelarianya lebih lembut daripada kain sutra, panjang langkahnya sama dengan sejauh jarak mata memandang; mereka berjalan di dalam surga seraya mengatakan dalam pesiarnya itu, Marilah kita berangkat menuju kepada Tuhan kita, kita akan menyaksikan bagaimana Tuhan kita memutuskan perkara di antara makhluk-Nya.” Tuhanku tertawa (rida) kepada mereka; dan apabila Tuhanku rida kepada seseorang hamba di suatu tempat, maka tidak ada hisab (perhitungan amal perbuatan) baginya.
Semua perawi hadis ini berpredikat siqah kecuali gurunya Ismail ibnu Iyasy, karena orangnya tidak dikenal. Hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui.
***********
وَأَشْرَقَتِ ٱلْأَرْضُ بِنُورِ رَبِّهَا وَوُضِعَ ٱلْكِتَٰبُ وَجِا۟ىٓءَ بِٱلنَّبِيِّۦنَ وَٱلشُّهَدَآءِ وَقُضِىَ بَيْنَهُم بِٱلْحَقِّ وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ 69
(69) Dan terang benderanglah bumi (padang mahsyar) dengan cahaya (keadilan) Tuhannya; dan diberikanlah buku (perhitungan perbuatan masing-masing) dan didatangkanlah para nabi dan saksi-saksi dan diberi keputusan di antara mereka dengan adil, sedang mereka tidak dirugikan.
(69)
Firman Allah Swt.:
وَأَشْرَقَتِ الأرْضُ بِنُورِ رَبِّهَا
Dan terang benderanglah bumi (padang mahsyar) dengan cahaya (keadilan) Tuhannya. (Az-Zumar:69)
Yakni hari kiamat menjadi terang benderang manakala Allah Swt. menampakkan diri-Nya untuk memutuskan peradilan di antara makhluk-Nya.
وَوُضِعَ الْكِتَابُ
dan diberikanlah buku (amal perbuatan masing-masing). (Az-Zumar:69)
Qatadah mengatakan bahwa yang dimaksud dengan kitab ialah buku catatan amal perbuatan masing-masing orang.
وَجِيءَ بِالنَّبِيِّينَ
dan didatangkanlah para nabi. (Az-Zumar:69)
Ibnu Abbas r.a. mengatakan bahwa para nabi itu menyatakan persaksiannya terhadap umatnya masing-masing, bahwa mereka telah menyampaikan risalah-risalah Allah Swt. kepada umatnya masing-masing.
وَالشُّهَدَاءِ
dan saksi-saksi. (Az-Zumar:69)
Yakni dari kalangan para malaikat pencatat amal perbuatan semua hamba, baik amal yang baik ataupun amal yang buruk.
وَقُضِيَ بَيْنَهُمْ بِالْحَقِّ
dan diberi keputusan di antara mereka dengan adil. (Az-Zumar:69)
Yang dimaksud dengan hak dalam ayat ini ialah adil.
وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ
sedangkan mereka tidak dirugikan. (Az-Zumar:69)
Semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya:
وَنَضَعُ الْمَوَازِينَ الْقِسْطَ لِيَوْمِ الْقِيَامَةِ فَلا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْئًا وَإِنْ كَانَ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ أَتَيْنَا بِهَا وَكَفَى بِنَا حَاسِبِينَ
Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikit pun. Dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawi pun pasti Kami mendatangkannya. Dan cukuplah Kami sebagai Pembuat perhitungan. (Al-Anbiya:47)
Dan firman Allah Swt.:
وَإِنْ تَكُ حَسَنَةً يُضَاعِفْهَا وَيُؤْتِ مِنْ لَدُنْهُ أَجْرًا عَظِيمًا
Sesungguhnya Allah tidak menganiaya seseorang walaupun sebesar zarrah; dan jika ada kebajikan sebesar zarrah, niscaya Allah akan melipatgandakannya dan memberikan dari sisi-Nya pahala yang besar. (An-Nisa:4)
Karena itulah disebutkan dalam surat ini melalui firman-Nya:
وَوُفِّيَتْ كُلُّ نَفْسٍۢ مَّا عَمِلَتْ وَهُوَ أَعْلَمُ بِمَا يَفْعَلُونَ 70
(70) Dan disempurnakan bagi tiap-tiap jiwa (balasan) apa yang telah dikerjakannya dan Dia lebih mengetahui apa yang mereka kerjakan.
(70)
وَوُفِّيَتْ كُلُّ نَفْسٍ مَا عَمِلَتْ
Dan disempurnakan bagi tiap-tiap jiwa (balasan) apa yang telah dikerjakannya. (Az-Zumar:70)
Yaitu amalan baik dan amalan buruknya.
وَهُوَ أَعْلَمُ بِمَا يَفْعَلُونَ
dan Dia lebih mengetahui apa yang mereka kerjakan. (Az-Zumar:70)
وَسِيقَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوٓا۟ إِلَىٰ جَهَنَّمَ زُمَرًا ۖ حَتَّىٰٓ إِذَا جَآءُوهَا فُتِحَتْ أَبْوَٰبُهَا وَقَالَ لَهُمْ خَزَنَتُهَآ أَلَمْ يَأْتِكُمْ رُسُلٌۭ مِّنكُمْ يَتْلُونَ عَلَيْكُمْ ءَايَٰتِ رَبِّكُمْ وَيُنذِرُونَكُمْ لِقَآءَ يَوْمِكُمْ هَٰذَا ۚ قَالُوا۟ بَلَىٰ وَلَٰكِنْ حَقَّتْ كَلِمَةُ ٱلْعَذَابِ عَلَى ٱلْكَٰفِرِينَ 71
(71) Orang-orang kafir dibawa ke neraka Jahannam berombong-rombongan. Sehingga apabila mereka sampai ke neraka itu dibukakanlah pintu-pintunya dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya: "Apakah belum pernah datang kepadamu rasul-rasul di antaramu yang membacakan kepadamu ayat-ayat Tuhanmu dan memperingatkan kepadamu akan pertemuan dengan hari ini?" Mereka menjawab: "Benar (telah datang)". Tetapi telah pasti berlaku ketetapan azab terhadap orang-orang yang kafir.
(71)
Allah Swt. menceritakan keadaan orang-orang yang celaka, yaitu orang-orang kafir, bagaimana mereka digiring ke dalam neraka. Sesungguhnya mereka digiring dengan kejam dan dihardik dengan hardikan yang sangat keras, seperti yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
يَوْمَ يُدَعُّونَ إِلَى نَارِ جَهَنَّمَ دَعًّا
pada hari mereka didorong ke neraka Jahanam dengan sekuat-kuatnya. (At-Thur:13)
Yakni mereka didorong ke dalam neraka dengan keras, sedangkan mereka dalam keadaan kehausan. Sebagaimana yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
يَوْمَ نَحْشُرُ الْمُتَّقِينَ إِلَى الرَّحْمَنِ وَفْدًا وَنَسُوقُ الْمُجْرِمِينَ إِلَى جَهَنَّمَ وِرْدًا
(Ingatlah) hari (ketika) Kami mengumpulkan orang-orang yang takwa kepada Tuhan Yang Maha Pemurah sebagai perutusan yang terhormat, dan Kami menghalau orang-orang yang durhaka ke neraka Jahanam dalam keadaan dahaga. (Maryam:85-86)
Selain itu mereka dalam keadaan bisu, tuli, dan buta; di antara mereka ada yang berjalan dengan mukanya (kepala di bawah), seperti yang disebutkan dalam firman-Nya:
وَنَحْشُرُهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَى وُجُوهِهِمْ عُمْيًا وَبُكْمًا وَصُمًّا مَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ كُلَّمَا خَبَتْ زِدْنَاهُمْ سَعِيرًا
Dan Kami akan mengumpulkan mereka pada hari kiamat (diseret) atas muka mereka dalam keadaan buta, bisu, dan pekak. Tempat kediaman mereka adalah neraka Jahanam. Tiap-tiap kali nyala api Jahanam itu akan padam, Kami tambah lagi bagi mereka nyalanya. (Al-Isra:97)
**********
Adapun firman Allah Swt.:
حَتَّى إِذَا جَاءُوهَا فُتِحَتْ أَبْوَابُهَا
Sehingga apabila mereka sampai ke neraka itu dibukakanlah pintu-pintunya. (Az-Zumar:71)
Yakni begitu mereka sampai di neraka, maka dengan cepat pintu-pintunya telah terbuka untuk mempercepat proses penyiksaan mereka. Kemudian para penjaga neraka dari kalangan Malaikat Zabaniyah yang sikapnya sangat kasar, galak, lagi bengis berkata kepada mereka dengan nada mengecam, mencemoohkan, dan mencela mereka:
أَلَمْ يَأْتِكُمْ رُسُلٌ مِنْكُمْ
Apakah belum pernah datang kepadamu rasul-rasul di antaramu. (Az-Zumar:71)
Yaitu dari kalangan kamu sendiri, sehingga kamu dapat berbicara dengan mereka dan mengambil manfaat dari mereka.
يَتْلُونَ عَلَيْكُمْ آيَاتِ رَبِّكُمْ
yang membacakan kepadamu ayat-ayat Tuhanmu. (Az-Zumar:71)
Maksudnya, menegakkan hujah-hujah atas kalian, juga mengemukakan bukti-bukti yang membenarkan apa yang mereka serukan kepada kalian.
وَيُنْذِرُونَكُمْ لِقَاءَ يَوْمِكُمْ هَذَا
dan memperingatkan kepadamu akan pertemuan dengan hari ini? (Az-Zumar:71)
Yakni memperingatkan kepada kalian akan buruknya hari ini. Maka orang-orang yang kafir itu berkata kepada para malaikat penjaga neraka:
بَلَى
Benar (telah datang). (Az-Zumar:71)
Benar mereka telah datang kepada kami, telah memberikan peringatan kepada kami, dan telah menegakkan kepada kami hujah-hujah dan bukti-bukti dari Tuhannya.
وَلَكِنْ حَقَّتْ كَلِمَةُ الْعَذَابِ عَلَى الْكَافِرِينَ
Tetapi telah pasti berlaku ketetapan azab terhadap orang-orang yang kafir. (Az-Zumar:71)
Artinya, tetapi kami mendustakan mereka dan menentang mereka karena telah ditetapkan atas diri kami kecelakaan yang berhak kami terima, sebab kami menyimpang dari jalan yang hak menuju jalan yang batil. Seperti yang disebutkan dalam ayat lain yang menceritakan perihal mereka:
كُلَّمَا أُلْقِيَ فِيهَا فَوْجٌ سَأَلَهُمْ خَزَنَتُهَا أَلَمْ يَأْتِكُمْ نَذِيرٌ قَالُوا بَلَى قَدْ جَاءَنَا نَذِيرٌ فَكَذَّبْنَا وَقُلْنَا مَا نزلَ اللَّهُ مِنْ شَيْءٍ إِنْ أَنْتُمْ إِلا فِي ضَلالٍ كَبِيرٍ وَقَالُوا لَوْ كُنَّا نَسْمَعُ أَوْ نَعْقِلُ مَا كُنَّا فِي أَصْحَابِ السَّعِيرِ
Setiap kali dilemparkan ke dalamnya sekumpulan (orang-orang kafir), penjaga-penjaga (neraka itu) bertanya kepada mereka, Apakah belum pernah datang kepada kamu (di dunia) seorang pemberi peringatan?” Mereka menjawab, Benar ada, sesungguhnya telah datang kepada kami seorang pemberi peringatan, maka kami mendustakannya) dan kami katakan, 'Allah tidak menurunkan sesuatu pun; kamu tidak lain hanyalah di dalam kesesatan yang besar'.” Dan mereka berkata, Sekiranya kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu), niscaya tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala.” (Al-Mulk:8-1)
Yakni mereka mencela dirinya sendiri, kemudian dalam firman berikutnya disebutkan:
فَاعْتَرَفُوا بِذَنْبِهِمْ فَسُحْقًا لأصْحَابِ السَّعِيرِ
Mereka mengakui dosa mereka. Maka kebinasaanlah bagi penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala. (Al-Mulk:11)
Maksudnya, terkutuklah mereka karena dijauhkan dari rahmat-Nya dan amat merugilah mereka.
************
قِيلَ ٱدْخُلُوٓا۟ أَبْوَٰبَ جَهَنَّمَ خَٰلِدِينَ فِيهَا ۖ فَبِئْسَ مَثْوَى ٱلْمُتَكَبِّرِينَ 72
(72) Dikatakan (kepada mereka): "Masukilah pintu-pintu neraka Jahannam itu, sedang kamu kekal di dalamnya" Maka neraka Jahannam itulah seburuk-buruk tempat bagi orang-orang yang menyombongkan diri.
(72)
Firman Allah Swt.:
قِيلَ ادْخُلُوا أَبْوَابَ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا
Dikatakan (kepada mereka), Masukilah pintu-pintu neraka Jahanam itu, sedangkan kamu kekal di dalamnya.” (Az-Zumar:72)
Yakni setiap orang yang melihat mereka dan mengetahui keadaan mereka (selama di dunia) tentu akan bersaksi terhadap mereka bahwa mereka benar-benar berhak mendapat azab itu. Karenanya ucapan ini tidak disebutkan sumber tertentunya, bahkan dimutlakkan untuk menunjukkan bahwa kenyataan telah menyaksikan terhadap mereka bahwa mereka berhak mendapat azab tersebut, sebagai keputusan dari Yang Mahaadil lagi Maha Mengetahui tentang mereka. Karenanya disebutkan oleh firman-Nya: Dikatakan (kepada mereka), Masukilah pintu-pintu neraka Jahanam itu, sedangkan kamu kekal di dalamnya.” (Az-Zumar 72) Maksudnya, tetap tinggal di dalamnya, tiada jalan keluar bagi kalian darinya, dan kalian tidak akan dilenyapkan darinya.
فَبِئْسَ مَثْوَى الْمُتَكَبِّرِينَ
Maka neraka Jahanam itulah seburuk-buruk tempat bagi orang-orang yang menyombongkan diri. (Az-Zumar:72)
Yaitu tempat kembali dan tempat istirahat yang paling buruk adalah untuk kalian karena sewaktu di dunia kalian bersikap sombong dan menolak tidak mau mengikuti jalan yang hak. Sikap kalian itulah yang menjerumuskan ke dalam keadaan kalian sekarang ini, maka alangkah buruknya keadaan kalian dan alangkah jeleknya tempat kembali kalian.
وَسِيقَ ٱلَّذِينَ ٱتَّقَوْا۟ رَبَّهُمْ إِلَى ٱلْجَنَّةِ زُمَرًا ۖ حَتَّىٰٓ إِذَا جَآءُوهَا وَفُتِحَتْ أَبْوَٰبُهَا وَقَالَ لَهُمْ خَزَنَتُهَا سَلَٰمٌ عَلَيْكُمْ طِبْتُمْ فَٱدْخُلُوهَا خَٰلِدِينَ 73
(73) Dan orang-orang yang bertakwa kepada Tuhan dibawa ke dalam surga berombong-rombongan (pula). Sehingga apabila mereka sampai ke surga itu sedang pintu-pintunya telah terbuka dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya: "Kesejahteraan (dilimpahkan) atasmu. Berbahagialah kamu! maka masukilah surga ini, sedang kamu kekal di dalamnya".
(73)
Ini menceritakan, keadaan orang-orang yang bahagia, yaitu orang-orang yang mukmin, pada saat mereka digiring dengan berkendaraan sebagai perutusan yang terhormat untuk dimasukkan ke dalam surga secara berombong-rombongan, yakni gelombang demi gelombang. Golongan yang pertama masuk adalah kaum Muqarribin, lalu kaum Abrar, kemudian orang-orang sesudah mereka, lalu menyusul golongan sesudah mereka lagi. Masing-masing rombongan digabungkan bersama orang-orang yang setara kedudukannya, yaitu para nabi dengan para nabi, kaum siddiqin bersama orang-orang yang setara dengan mereka, para syuhada bersama orang yang sejenis dengan mereka, dan para ulama bersama teman-temannya; setiap golongan bersama gelpngan yang setingkat satu sama lainnya.
حَتَّى إِذَا جَاءُوهَا
Sehingga apabila mereka sampai ke surga itu. (Az-Zumar: 73)
Yakni sampai ke pintu-pintunya sesudah melampaui sirat, lalu mereka diberhentikan di sebuah jembatan yang memisahkan antara surga dan neraka, kemudian dilakukanlah hukum qisas yang terjadi di antara mereka ketika di dunia. Setelah diri mereka telah dibersihkan dan diri mereka telah suci dari dosa-dosa, barulah mereka diizinkan untuk memasuki surga.
Di dalam hadis yang menceritakan as-sur (sangkakala) disebutkan bahwa apabila orang-orang mukmin telah sampai di depan pintu-pintu surga, mereka bermusyawarah untuk mencari seseorang yang akan meminta izin masuk ke dalam surga bagi mereka. Kemudian mereka menuju kepada Adam, lalu Nuh, lalu Ibrahim, lalu Musa, lalu Isa, dan akhirnya Nabi Muhammad Saw. Perihalnya sama dengan apa yang telah mereka lakukan saat mereka berada di padang mahsyar ketika meminta syafaat kepada Allah Swt. agar Allah cepat datang guna memutuskan peradilan (di antara mereka). Hal ini untuk menonjolkan kemuliaan dan keutamaan Nabi Muhammad Saw. atas semua manusia pada semua tempat dan kondisi.
Di dalam kitab Sahih Muslim disebutkan melalui sahabat Anas r.a., bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:
"أَنَا أَوَّلُ شَفِيعٍ فِي الْجَنَّةِ"
Aku adalah orang yang mula-mula memberi syafaat di surga.
Dan menurut lafaz lainnya yang juga diriwayatkan oleh Imam Muslim disebutkan:
"وَأَنَا أَوَّلُ مَنْ يَقْرَعُ بَابَ الْجَنَّةِ"
Aku adalah orang yang mula-mula mengetuk pintu surga.
قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا هَاشِمٌ، حَدَّثَنَا سُلَيْمَانَ، عَنْ ثَابِتٍ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "آتِي بَابَ الْجَنَّةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَأَسْتَفْتِحُ، فَيَقُولُ الْخَازِنُ: مَنْ أَنْتَ؟ فَأَقُولُ: مُحَمَّدٌ. قَالَ: يَقُولُ: بِكَ أُمِرْتُ أَلَّا أَفْتَحَ لِأَحَدٍ قَبْلَكَ".
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Hasyim, telah menceritakan kepada kami Sulaiman, dari Sabit, dari Anas ibnu Malik r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Aku mendatangi pintu surga pada hari kiamat, lalu aku mengetuknya, maka penjaga surga bertanya, "Siapakah engkau?” Maka kujawab, "Muhammad.” Penjaga surga berkata, "Karena engkaulah aku diperintahkan bahwa aku tidak boleh membuka (pintu surga) buat siapa pun sebelum engkau.”
Imam Muslim meriwayatkan hadis ini dari Amr ibnu Muhammad An-Naqid dan Zuhair ibnu Harb, keduanya dari Abun Nadr Hasyim ibnul Qasim, dari Sulaiman alias Ibnul Mugirah Al-Qaisi, dari Sabit, dari Anas r.a. dengan sanad yang sama.
قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ حَدَّثَنَا مَعْمَر عَنْ هَمَّامِ بْنِ مُنَبِّهٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "أَوَّلُ زُمْرَةٍ تَلِجُ الْجَنَّةَ صُوَرُهُمْ عَلَى صُورَةِ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ، لَا يَبْصُقُونَ فِيهَا، وَلَا يَمْتَخِطُونَ فِيهَا، وَلَا يَتَغَوَّطُونَ فِيهَا. آنِيَتُهُمْ وَأَمْشَاطُهُمُ الذَّهَبُ وَالْفِضَّةُ، وَمُجَامِرُهُمُ الْأَلُوَّةُ ، ورَشْحُهُمُ الْمِسْكُ، وَلِكُلِّ وَاحِدٍ مِنْهُمْ زَوْجَتَانِ، يَرَى مُخَّ سَاقِهِمَا مِنْ وَرَاءِ اللَّحْمِ مِنَ الْحُسْنِ. لَا اخْتِلَافَ بَيْنِهِمْ وَلَا تَبَاغُضَ، قُلُوبُهُمْ عَلَى قَلْبٍ وَاحِدٍ يُسَبِّحُونَ اللَّهَ بُكْرَةً وَعَشِيًّا".
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdur Razzaq, telah menceritakan kepada kami Ma'mar, dari Hammam ibnu Munabbih, dari Abu Hurairah r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Rombongan pertama yang masuk surga rupa mereka-seperti bulan di malam purnama; mereka tidak pernah meludah di dalam surga dan tidak pernah berdahak serta tidak pernah buang air. Wadah-wadahan mereka dan sisir mereka dari emas dan perak; pedupaan mereka adalah getah kayu uluwwah, dan keringat mereka berbau minyak kesturi. Masing-masing dari mereka mempunyai dua orang istri yang karena cantiknya sumsum betisnya dapat terlihat dari balik dagingnya. Tidak ada perselisihan di antara mereka dan tidak ada saling membenci (di antara mereka), hati mereka sama dengan hati seseorang; mereka selalu bertasbih menyucikan Allah setiap pagi dan petang.
Imam Bukhari meriwayatkan hadis ini dari Muhammad ibnu Muqatil, dari Ibnul Mubarak. Imam Muslim meriwayatkan hadis ini dari Muhammad ibnu Rafi', dari Abdur Razzaq; keduanya (yakni Ibnul Mubarak dan Abdur Razzaq) dari Ma'mar berikut sanadnya dengan lafaz yang semisal. Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Abuz Zanad, dari Al-A'raj, dari Abu Hurairah r.a., dari Rasulullah Saw.
قَالَ الْحَافِظُ أَبُو يَعْلَى: حَدَّثَنَا أَبُو خَيْثَمة، حَدَّثَنَا جَرِيرٌ، عَنْ عُمَارَةَ بْنِ الْقَعْقَاعِ، عَنْ أَبِي زُرْعَة، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ [رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ] قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "أول زُمْرَة يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ عَلَى صُورَةِ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ، وَالَّذِينَ يَلُونَهُمْ عَلَى ضَوْءِ أشدُّ كَوْكَبٍ دُرِّي فِي السَّمَاءِ إِضَاءَةً، لَا يَبُولُونَ وَلَا يَتَغَوَّطُونَ وَلَا يتْفلون وَلَا يَمْتَخِطُونَ، أَمْشَاطُهُمُ الذَّهَبُ وَرَشْحُهُمُ الْمِسْكُ، وَمَجَامِرُهُمُ الْأَلُوَّةُ، وَأَزْوَاجُهُمُ الْحُورُ الْعِينُ، أخلاقهم على خلق رجل واحد، على صورة أَبِيهِمْ آدَمَ، سِتُّونَ ذِرَاعًا فِي السَّمَاءِ"
Al-Hafiz Abu Ya'la mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Khaisamah, telah menceritakan kepada kami Jarir, dari Imarah ibnul Qa'qa', dari Abu Zar'ah, dari Abu Hurairah r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Rombongan pertama yang masuk surga rupa mereka seperti bulan di malam purnama. Dan orang-orang yang sesudah mereka rupanya seperti bintang yang cahayanya paling terang di langit. Mereka tidak pernah buang air kecil, tidak pernah buang air besar, tidak pernah meludah, dan tidak pernah berdahak. Sisir mereka dari emas, keringat mereka berbau minyak kesturi, dan pedupaan mereka adalah uluwwah, istri mereka dari bidadari, dan akhlak mereka adalah akhlak satu orang, dan bentuk mereka seperti bentuk bapak moyang mereka - yaitu Adam - tingginya enam puluh hasta menjulang ke langit.
Imam Bukhari dan Imam Muslim telah mengetengahkan pula hadis ini melalui Jarir.
قَالَ الزُّهْرِيِّ، عَنْ سَعِيدٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مِنْ أُمَّتِي زُمْرَة، هُمْ سَبْعُونَ أَلْفًا، تُضِيءُ وُجُوهُهُمْ إِضَاءَةَ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ". فَقَامَ عُكَّاشة بْنُ مِحْصَن فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ ادْعُ اللَّهَ، أَنْ يَجْعَلَنِي مِنْهُمْ: فَقَالَ: "اللَّهُمَّ اجْعَلْهُ مِنْهُمْ". ثُمَّ قَامَ رَجُلٌ مِنَ الْأَنْصَارِ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، ادْعُ اللَّهَ أَنْ يَجْعَلَنِي مِنْهُمْ. فَقَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "سَبَقَكَ بِهَا عُكَّاشة".
Az-Zuhri telah meriwayatkan dari Sa'id, dari Abu Hurairah r.a., dari Rasulullah Saw. yang telah bersabda: Kelak akan masuk surga dari kalangan umatku suatu rombongan (tanpa hisab) yang berjumlah tujuh puluh ribu orang, wajah mereka bersinar terang bagaikan rembulan di malam purnama. Maka berdirilah Ukasyah ibnu Mihsan r.a., lalu berkata, "Wahai Rasulullah, doakanlah kepada Allah semoga Dia menjadikan diriku termasuk salah seorang dari mereka." Maka Rasulullah Saw. berdoa: Ya Allah, jadikanlah dia termasuk dari golongan mereka. Kemudian berdiri pula seorang lelaki dari kalangan Ansar, lalu berkata, "Wahai Rasulullah, doakanlah kepada Allah Swt. semoga Dia menjadikan diriku termasuk golongan mereka." Maka Rasulullah Saw. bersabda: Ukasyah telah lebih dahulu darimu mendapatkannya.
Hadis ini diriwayatkan pula dengan teks yang menyebutkan 'tujuh puluh ribu orang masuk surga tanpa dihisab', diketengahkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim dari Ibnu Abbas, Jabir ibnu Abdullah, Imrah ibnu Husain, Ibnu Mas'ud, Rifa'ah ibnu Arrabah Al-Juhani, dan Uramu Qais binti Mihsan; semoga Allah melimpahkan rida-Nya kepada mereka.
Menurut Imam Bukhari dan Imam Muslim disebutkan pula melalui Abu Hazim, dari Sahi ibnu Sa'd r.a., bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:
"لَيَدْخُلَنَّ الْجَنَّةَ مِنْ أُمَّتِي سَبْعُونَ أَلْفًا -أَوْ: سَبْعُمِائَةِ أَلْفٍ-آخذٌ بَعْضُهُمْ بِبَعْضٍ، حَتَّى يَدْخُلَ أَوَّلُهُمْ وَآخِرُهُمُ الْجَنَّةَ، وُجُوهُهُمْ عَلَى صُورَةِ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ".
Sesungguhnya akan masuk surga dari kalangan umatku sebanyak tujuh puluh ribu orang atau tujuh ratus ribu orang; sebagian dari mereka memegang sebagian yang lain, hingga orang yang pertama dan orang yang terakhir dari mereka masuk surga (bersama-sama); wajah mereka indah bercahaya seperti rembulan di malam purnama.
قَالَ أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ: حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ عَيَّاشٍ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ زِيَادٍ قَالَ: سَمِعْتُ أَبَا أُمَامَةَ الْبَاهِلِيَّ يَقُولُ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: وَعَدَنِي رَبِّي، عَزَّ وَجَلَّ، أَنْ يُدْخِلَ الْجَنَّةَ مِنْ أُمَّتِي سَبْعُونَ أَلْفًا، مَعَ كُلِّ أَلْفٍ سَبْعُونَ أَلْفًا، وَلَا حِسَابَ عَلَيْهِمْ وَلَا عَذَابَ، وَثَلَاثُ حَثَيَات مِنْ حَثَيَاتِ رَبِّي عَزَّ وَجَلَّ"
Abu Bakar ibnu Abu Syaibah mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ismail ibnu Iyasy, dari Muhammad ibnu Ziad yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar Abu Umamah Al-Bahili r.a. mengatakan bahwa ia pernah mendengar Rasulullah Saw. bersabda: Tuhanku telah menjanjikan kepadaku bahwa Dia akan memasukkan ke dalam surga sebagian dari umatku berjumlah tujuh puluh ribu orang, masing-masing dari tiap seribu orang membawa tujuh puluh ribu orang, tiada hisab atas mereka dan tiada azab, juga dimasukkan pula sejumlah tiga raupan dari raupan tangan Tuhanku.
Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Al-Walid ibnu Muslim, dari Safwan ibnu Amr, dari Hakim ibnu Amir, dari Abul Yaman alias Amir ibnu Abdullah ibnu Yahya, dari Abu Umamah.
Imam Tabrani meriwayatkannya dari Uyaynah ibnu Abdus Salma dengan teks:
"ثُمَّ يُشَفَّعُ كُلُّ أَلْفٍ فِي سَبْعِينَ أَلْفًا"
Kemudian setiap seribu orang membawa tujuh puluh ribu orang.
Hal yang semisal telah diriwayatkan dari Sauban dan Abu Sa'id Al-Anmari, yang mempunyai banyak syahid yang menguatkannya diriwayatkan melalui jalur-jalur yang cukup banyak.
************
Firman Allah Swt.:
حَتَّى إِذَا جَاءُوهَا وَفُتِحَتْ أَبْوَابُهَا وَقَالَ لَهُمْ خَزَنَتُهَا سَلامٌ عَلَيْكُمْ طِبْتُمْ فَادْخُلُوهَا خَالِدِينَ
Sehingga apabila mereka sampai ke surga itu, sedangkan pintu-pintunya telah terbuka dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya, "Kesejahteraan (dilimpahkan) atasmu, berbahagialah kamu! Maka masukilah surga ini, sedangkan kamu kekal di dalamnya. (Az-Zumar: 73)
Jawaban mereka tidak disebutkan dalam ayat ini. Bentuk lengkapnya ialah bahwa sehingga manakala mereka telah sampai ke surga, dan hal-hal yang disajikan terhadap mereka —seperti dibukakannya semua pintu surga bagi mereka— merupakan suatu penghormatan dan pengagungan bagi mereka; dan para malaikat penjaga surga menyambut kedatangan mereka dengan berita gembira, salam, dan pujian. Sebagaimana Malaikat Zabaniyah (malaikat juru siksa) menyambut kedatangan orang-orang kafir dengan caci maki dan kecaman. Maka apabila hal itu terjadi, ahli surga merasa berbahagia, senang, gembira, dan riang; masing-masing merasakannya sesuai dengan kenikmatan yang telah disediakan baginya di dalam surga.
Apabila jawab (istilah Nahwu, pent.) tidak disebutkan dalam ayat ini, maka hati pembaca akan dipenuhi dengan rasa harap dan angan-angan (untuk mengetahui kelanjutannya). Dan orang yang menduga bahwa huruf wawu yang terdapat di dalam firman-Nya:
وَفُتِحَتْ أَبْوَابُهَا
sedangkan pintu-pintunya telah terbuka. (Az-Zumar: 73)
adalah wawu samaniyah, lalu ia menyimpulkan dari ayat ini bahwa semua pintu surga itu berjumlah delapan. Maka sesungguhnya ia jauh dari kebenaran dalam kesimpulannya, dan berarti telah meruwetkan permasalahan. Karena sesungguhnya pengertian jumlah semua pintu surga ada delapan buah itu hanyalah disimpulkan dari hadis-hadis sahih yang membicarakannya, bukan dari ayat ini.
قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ: أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ، عَنِ الزُّهْرِيِّ عَنْ حُمَيْدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "مَنْ أَنْفَقَ زَوْجَيْنِ مِنْ مَالِهِ فِي سَبِيلِ اللَّهِ، دُعِيَ مِنْ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ، وَلِلْجَنَّةِ أَبْوَابٌ ، فَمَنْ كَانَ مَنْ أَهْلِ الصَّلَاةِ دُعِي مِنْ بَابِ الصَّلَاةِ، وَمَنْ كَانَ مَنْ أَهْلِ الصَّدَقَةِ دُعِيَ مِنْ بَابِ الصَّدَقَةِ، وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الْجِهَادِ دُعِيَ مِنْ بَابِ الْجِهَادِ، وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الصِّيَامِ دُعِيَ مِنْ بَابِ الرَّيَّانِ" فَقَالَ أَبُو بَكْرٍ، رَضِيَ اللَّهُ تَعَالَى عَنْهُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، مَا عَلَى أَحَدٍ مِنْ ضَرُورَةٍ دُعي، مِنْ أَيِّهَا دُعِيَ، فَهَلْ يُدْعَى مِنْهَا كُلِّهَا أَحَدٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: "نَعَمْ، وَأَرْجُو أَنْ تَكُونَ مِنْهُمْ".
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdur Razzaq, telah menceritakan kepada kami Ma'mar, dari Az-Zuhri, dari Humaid ibnu Abdur Rahman, dari Abu Hurairah r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Barang siapa yang membelanjakan sejodoh hartanya (ternaknya) di jalan Allah Swt., maka ia akan diseru dari semua pintu surga. Dan surga itu mempunyai banyak pintu masuk. Maka barang siapa yang ahli salat, ia diseru dari pintu salat. Barang siapa ahli sedekah, ia diseru dari pintu sedekah. Barang siapa ahli jihad, ia diseru dari pintu jihad. Dan barang siapa ahli puasa, ia diseru dari pintu Ar-Rayyan. Maka sahabat Abu Bakar bertanya, "Wahai Rasulullah, tidak menjadi masalah bagi seseorang bila ia diseru dari pintu mana pun, tetapi apakah ada seseorang yang diseru dari semua pintu surga?" Rasulullah Saw. menjawab: Ya, ada. Dan aku berharap semoga engkau termasuk di antara mereka.
Imam Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan hadis ini melalui Az-Zuhri dengan lafaz yang semisal.
Di dalam kitab Sahihain disebutkan melalui hadis Abu Hazim alias Salamah ibnu Dinar, dari Sahi ibnu Sa'd r.a., bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:
"إِنَّ فِي الْجَنَّةِ ثَمَانِيَةَ أَبْوَابٍ، بَابٌ مِنْهَا يُسَمَّى الرَّيَّانُ، لَا يَدْخُلُهُ إِلَّا الصَّائِمُونَ"
Sesungguhnya di dalam surga itu terdapat delapan buah pintu; salah satunya dinamakan Ar-Rayyan, tiada seorang pun yang masuk darinya kecuali hanya orang-orang yang puasa.
Di dalam kitab Sahih Muslim disebutkan melalui Umar ibnul Khattab r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:
"مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ يَتَوَضَّأُ فَيُبْلِغَ -أَوْ: فَيُسْبِغَ الْوُضُوءَ-ثُمَّ يَقُولُ: أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، إِلَّا فُتِحَتْ لَهُ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ الثَّمَانِيَةُ، يَدْخُلُ مِنْ أَيِّهَا شَاءَ"
Tidak sekali-kali seseorang dari kamu berwudu dengan sangat atau dengan sempurna, kemudian mengucapkan doa, "Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang wajib disembah melainkan Allah dan bahwa Muhammad adalah hamba dan rasul-Nya,” melainkan dibukakan baginya semua pintu surga yang delapan, dia dapat memasukinya dari pintu mana pun yang disukainya.
قَالَ الْحَسَنُ بْنُ عَرَفَةَ: حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ عَيَّاشٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي حُسَين، عَنْ شَهْر بْنِ حَوْشَب، عَنْ مُعَاذٍ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "مِفْتَاحُ الْجَنَّةِ: لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ"
Al-Hasan ibnu Arafah mengatakan, telah menceritakan kepada kami Isamil ibnu Iyasy, dari Abdullah ibnu Abdur Rahman ibnu Abu Husain, dari Syahr ibnu Hausyab, dari Mu'az r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Kunci surga ialah (kalimat) "Tidak ada Tuhan yang wajib disembah selain Allah.”
Hadits-Hadits Tentang Pintu Surga
Di dalam kitab Sahihain disebutkan melalui hadis Abu Zar'ah, dari Abu Hurairah r.a. tentang hadis syafaat yang cukup panjang, yang antara lain seperti berikut:
"فَيَقُولُ اللَّهُ يَا مُحَمَّدُ، أَدْخِلْ مَنْ لَا حِسَابَ عَلَيْهِ . مِنْ أُمَّتِكَ مِنَ الْبَابِ الْأَيْمَنِ، وَهُمْ شُرَكَاءُ النَّاسِ فِي الْأَبْوَابِ الْأُخَرِ. وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ، إِنَّ مَا بَيْنَ الْمِصْرَاعَيْنِ مِنْ مَصَارِيعِ الْجَنَّةِ -مَا بَيْنَ عِضَادَتَيِ الْبَابِ-لَكُمَا بَيْنَ مَكَّةَ وَهَجَرٍ-أَوْ هَجَرٍ وَمَكَّةَ". وَفِي رِوَايَةٍ: "مَكَّةَ وَبُصْرَى"
Maka Allah Swt. berfirman, "Hai Muhammad, masukkanlah orang yang tidak ada hisab baginya dari kalangan umatmu dari pintu sebelah kanan, dan pintu lainnya dipersekutukan oleh semua orang. Demi Tuhan yang jiwa Muhammad berada di dalam genggaman kekuasaan-Nya, sesungguhnya jarak di antara kedua sisi pintu dari salah satu pintu surga yaitu lebar dari kedua daun pintu (gerbang)nya benar-benar sama dengan jarak antara Mekah ke Hajar atau antara Hajar ke Mekah. Dan menurut riwayat lain disebutkan: antara Mekah dan Basra.
Di dalam Sahih Muslim disebutkan dari Atabah ibnu Gazwan, bahwa ia pernah berkhotbah kepada mereka sekali khotbah, antara lain ia mengatakan:
"وَلَقَدْ ذُكِرَ لَنَا أَنَّ مَا بَيْنَ مِصْرَاعَيْنِ مِنْ مَصَارِيعِ الْجَنَّةِ، مَسِيرَةُ أَرْبَعِينَ سَنَةً، وَلِيَأْتِيَنَّ عَلَيْهِ يَوْمٌ وَهُوَ كَظِيظٌ مِنَ الزِّحَامِ"
bahwa telah diceritakan kepada kami bahwa jarak di antara kedua sisi pintu dari suatu pintu-pintu surga sama dengan perjalanan empat puluh tahun. Dan sesungguhnya akan datang padanya suatu hari, sedangkan pintu itu akan penuh sesak karena banyaknya orang yang masuk.
Di dalam kitab Al-Musnad disebutkan dari Hakim ibnu Mu'awiyah, dari ayahnya, dari Rasulullah Saw. hal yang semisal.
قَالَ عَبْدُ بْنُ حُمَيْدٍ: حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ مُوسَى، حَدَّثَنَا ابْنُ لَهِيعَةَ، حَدَّثَنَا دَرَّاج، عَنْ أَبِي الْهَيْثَمِ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ، عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قال: "إِنَّ مَا بَيْنَ مِصْرَاعَيْنِ فِي الْجَنَّةِ مَسِيرَةُ أَرْبَعِينَ سَنَةً"
Abdu ibnu Humaid mengatakan, telah menceritakan kepada kami Al-Hasan ibnu Musa, telah menceritakan kepada kami Ibnu Lahi'ah, telah menceritakan kepada kami Darij, dari Abul Haisam, dari Abu Sa'id r.a., dari Rasulullah Saw. yang telah bersabda: Sesungguhnya jarak di antara kedua sisi pintu surga sama dengan jarak perjalanan empat puluh tahun.
*************
Adapun firman Allah Swt.:
وَقَالَ لَهُمْ خَزَنَتُهَا سَلامٌ عَلَيْكُمْ طِبْتُمْ
dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya, "Kesejahteraan (dilimpahkan) atasmu, berbahagialah kamu!" (Az-Zumar: 73)
Yakni alangkah baiknya amal perbuatan dan ucapan kalian, alangkah baiknya usaha kalian, dan alangkah baiknya balasan pahala kalian. Seperti yang diperintahkan oleh Rasulullah Saw. agar diserukan di kalangan kaum muslim dalam suatu peperangan:
"إِنَّ الْجَنَّةَ لَا يَدْخُلُهَا إِلَّا نَفْسٌ مُسْلِمَةٌ" وَفِي رِوَايَةٍ: "مُؤْمِنَةٌ".
Sesungguhnya surga itu tidak dapat dimasuki kecuali oleh jiwa yang muslim atau mukmin.
************
Adapun firman Allah Swt.:
فَادْخُلُوهَا خَالِدِينَ
Maka masukilah surga ini, sedangkan kamu kekal di dalamnya. (Az-Zumar: 73)
Yakni tinggallah kalian di dalamnya untuk selama-lamanya, kalian tidak akan mau pindah darinya.
وَقَالُوا الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي صَدَقَنَا وَعْدَهُ
Dan mereka mengucapkan, "Segala puji bagi Allah yang telah memenuhi janji-Nya kepada kami.” (Az-Zumar: 74)
Maksudnya, orang-orang mukmin itu apabila telah menyaksikan pahala mereka yang berlimpah di dalam surga dan pemberian yang besar, nikmat yang abadi, dan kerajaan yang besar, maka pada saat itu mereka mengatakan: Segala puji bagi Allah yang telah memenuhi janji-Nya kepada kami. (Az-Zumar: 74)
Yaitu apa yang telah dijanjikan-Nya melalui lisan rasul-rasul-Nya yang mulia, sebagaimana mereka pun mengatakannya dalam doa mereka semasa di dunia:
رَبَّنَا وَآتِنَا مَا وَعَدْتَنَا عَلَى رُسُلِكَ وَلا تُخْزِنَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّكَ لَا تُخْلِفُ الْمِيعَادَ
Ya Tuhan kami, berilah kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami dengan perantaraan rasul-rasul Engkau. Dan janganlah Engkau hinakan kami di hari kiamat. Sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji. (Ali Imran: 194)
Dan mereka mengatakan pula dalam doanya:
وَقَالُوا الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ لَقَدْ جَاءَتْ رُسُلُ رَبِّنَا بِالْحَقِّ
dan mereka berkata, "Segala puji bagi Allah yang telah menunjuki kami ke (surga) ini. Dan kami sekali-kali tidak akan mendapat petunjuk kalau Allah tidak memberi kami petunjuk. Sesungguhnya telah datang rasul-rasul Tuhan kami, membawa kebenaran" (Al-A'raf: 43)
وَقَالُوا الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَذْهَبَ عَنَّا الْحَزَنَ إِنَّ رَبَّنَا لَغَفُورٌ شَكُورٌ الَّذِي أَحَلَّنَا دَارَ الْمُقَامَةِ مِنْ فَضْلِهِ لَا يَمَسُّنَا فِيهَا نَصَبٌ وَلا يَمَسُّنَا فِيهَا لُغُوبٌ
Dan mereka berkata, "Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan duka cita dari kami. Sesungguhnya Tuhan kami benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri. Yang menempatkan kami dalam tempat yang kekal (surga) dari karunia-Nya; di dalamnya kami tiada merasa lelah dan tiada pula merasa lesu."(Fatir: 34-35)
Dan ucapan mereka yang disitir oleh firman-Nya:
وَأَوْرَثَنَا الأرْضَ نَتَبَوَّأُ مِنَ الْجَنَّةِ حَيْثُ نَشَاءُ فَنِعْمَ أَجْرُ الْعَامِلِينَ
dan telah memberi kepada kami tempat ini, sedangkan kami (diperkenankan) menempati tempat dalam surga di mana saja yang telah kami kehendaki.” Maka surga itulah sebaik-baik balasan bagi orang-orang yang beramal. (Az-Zumar: 74)
Abul Aliyah, Abu Saleh, Qatadah, As-Saddi, serta Ibnu Zaid mengatakan bahwa yang dimaksud dengan tanah dalam ayat ini ialah surga.
Ayat ini semakna dengan firman-Nya:
وَلَقَدْ كَتَبْنَا فِي الزَّبُورِ مِنْ بَعْدِ الذِّكْرِ أَنَّ الأرْضَ يَرِثُهَا عِبَادِيَ الصَّالِحُونَ
Dan sungguh telah Kami tulis di dalam Zabur sesudah (Kami tulis dalam) Lauh Mahfuz, bahwa bumi ini dipusakai hamba-hamba-Ku yang saleh. (Al-Anbiya: 15)
وَقَالُوا۟ ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ ٱلَّذِى صَدَقَنَا وَعْدَهُۥ وَأَوْرَثَنَا ٱلْأَرْضَ نَتَبَوَّأُ مِنَ ٱلْجَنَّةِ حَيْثُ نَشَآءُ ۖ فَنِعْمَ أَجْرُ ٱلْعَٰمِلِينَ 74
(74) Dan mereka mengucapkan: "Segala puji bagi Allah yang telah memenuhi janji-Nya kepada kami dan telah (memberi) kepada kami tempat ini sedang kami (diperkenankan) menempati tempat dalam surga di mana saja yang kami kehendaki; maka surga itulah sebaik-baik balasan bagi orang-orang yang beramal".
(74)
Karena itulah disebutkan dalam surat ini oleh firman-Nya:
نَتَبَوَّأُ مِنَ الْجَنَّةِ حَيْثُ نَشَاءُ
sedangkan kami (diperkenankan) menempati tempat dalam surga di mana saja kami kehendaki. (Az-Zumar: 74)
Yakni di bagian mana pun kami ingin menempatinya diperkenankan, maka sebaik-baik pahala adalah yang telah kami terima sebagai balasan dari amal perbuatan kami.
Di dalam kitab Sahihain disebutkan melalui hadis Az-Zuhri, dari Anas r.a. tentang kisah Mi'raj, bahwa Nabi Saw. bersabda:
"أُدْخِلْتُ الْجَنَّةَ، فَإِذَا فِيهَا جَنَابِذُ اللُّؤْلُؤِ، وَإِذَا تُرَابُهَا الْمِسْكُ"
Aku dibawa masuk ke dalam surga, tiba-tiba di dalamnya terdapat bukit-bukit dari mutiara dan tanahnya adalah minyak kesturi.
قَالَ عَبْدُ بْنُ حُمَيْدٍ: حَدَّثَنَا رَوْحُ بْنُ عُبَادَةَ، حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ، حَدَّثَنَا الْجُرَيْرِيُّ، عَنْ أَبِي نَضْرَةَ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ [رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ] أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى الله عليه وسلم سَأَلَ ابْنَ صَائِدٍ عَنْ تُرْبَةِ الْجَنَّةِ؟ فَقَالَ: دَرْمَكة بيضاءُ مِسْك خَالِصٌ: فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "صَدَقَ"
Abdu ibnu Humaid mengatakan, telah menceritakan kepada kami Rauh ibnu Ubadah, telah menceritakan kepada kami Hammad ibnu Salamah, dari Al-Jariri, dari Abu Nadrah, dari Abu Sa'id r.a. yang mengatakan bahwa sesungguhnya Rasulullah Saw. pernah bertanya kepada Ibnu Sa'id tentang tanah surga, maka Ibnu Sa'id menjawab, "Tanahnya putih, baunya sangat harum seperti minyak kesturi yang murni." Maka Rasulullah Saw. bersabda, "Benar."
Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Imam Muslim melalui hadis Abu Salamah, dari Abu Nadrah, dari Abu Sa'id r.a.
وَرَوَاهُ مُسْلِمٌ [أَيْضًا] عَنْ أَبِي بَكْرِ بْنِ أَبِي شَيْبَةَ، عَنْ أَبِي أُسَامَةَ، عَنِ الجُرَيْرِي، عَنْ أَبِي نَضْرَةَ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ؛ أَنَّ ابْنَ صَائِدٍ سَأَلَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ تُرْبَةِ الْجَنَّةِ، فَقَالَ: "دَرْمكة بَيْضَاءُ مِسْكٌ خَالِصٌ"
Imam Muslim telah meriwayatkan pula dari Abu Bakar ibnu Abu Syaibah, dari Abu Usamah, dari Al-Jariri, dari Abu Nadrah, dari Abu Sa'id r.a. yang menceritakan bahwa sesungguhnya Ibnu Sa'id pernah bertanya kepada Rasulullah Saw. tentang tanah surga, maka beliau Saw. menjawab: Pasir putih terdiri dari minyak kesturi yang murni.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Abu Gassan ibnu Ismail, telah menceritakan kepada kami Israil, dari Abu Ishaq, dari Asim Ibnu Damrah, dari Ali ibnu AbuTalib r.a. sehubungan dengan makna firman-Nya: Dan orang-orang yang bertakwa kepada Tuhannya dibawa ke dalam surga berombong-rombongan (pula). (Az-Zumar: 73) Mereka digiring hingga sampai di pintu surga, mereka menemukan padanya sebuah pohon yang dari bagian bawah pohon itu memancar dua mata air. Lalu mereka pergi ke salah satu mata air itu dan bersucilah mereka dari airnya. Maka memancarlah dari tubuh mereka sinar kebahagiaan, dan kulit mereka tidak berubah lagi sesudahnya untuk selama-lamanya; dan rambut mereka tidak awut-awutan lagi selama-lamanya sesudah itu, seakan-akan rambut mereka diminyaki. Kemudian mereka pergi ke mata air yang lainnya seakan-akan mereka mendapat perintah, lalu minumlah mereka dari airnya. Maka lenyaplah semua kotoran dan penyakit yang ada pada perut mereka sebelumnya. Para malaikat menyambut kedatangan mereka di depan pintu surga: Kesejahteraan (dilimpahkan) atasmu, berbahagialah kamu! Maka masukilah surga ini, sedangkan kamu kekal di dalamnya. (Az-Zumar: 73) Semua pelayan surga menyambut kedatangan tuannya masing-masing seraya mengelilinginya —sebagaimana menyambut kedatangan tuannya yang lama pergi dari pengembaraannya— seraya berkata, "Bergembiralah, Allah telah menyediakan anu dan anu sebagai penghormatan buatmu." Kemudian salah seorang dari pelayannya pergi menemui istri-istrinya dari kalangan bidadari, lalu mengatakan kepada mereka, "Si anu telah datang," seraya menyebut namanya saat di dunia. Maka mereka bertanya, "Apakah kamu benar-benar melihat kedatangannya?" Pelayan itu menjawab, "Ya." Maka kegembiraan mereka meledak sehingga tidak sabar lagi mereka keluar menuju pintu. Lalu datanglah suami mereka, tiba-tiba menjumpai tempatnya telah dilengkapi dengan bantal-bantal yang bersusun, gelas-gelas yang terletak di dalamnya, dan permadani-permadani yang terhampar. Kemudian ia melihat ke arah fondasi bangunan gedungnya; ternyata ia menjumpainya dibangun di atas fondasi mutiara, ada yang merah, ada yang hijau, ada yang kuning, ada yang putih, dan semua warna lainnya. Kemudian ia arahkan pandangannya ke bagian atas gedung; seandainya Allah Swt. tidak memberinya kekuasaan, niscayalah matanya akan buta karena bagian atasnya berkilauan seperti kilat. Kemudian ia memandang ke arah istri-istrinya dari kalangan bidadari, setelah itu ia bersandar pada dipan dipan pelaminannya seraya berkata: Segala puji bagi Allah yang telah menunjuki kami kepada (surga) ini. Dan kami sekali-kali tidak akan mendapat petunjuk kalau Allah tidak memberi kami petunjuk. (Al-A'raf: 43)
Kemudian Ibnu Abu Hatim mengatakan:
حَدَّثَنَا، أَبِي حَدَّثَنَا أَبُو غَسَّانَ مَالِكُ بْنُ إِسْمَاعِيلَ النّهْدِي، حَدَّثَنَا مَسْلَمَةُ بْنُ جَعْفَرٍ الْبَجَلِيُّ قَالَ: سَمِعْتُ أَبَا مُعَاذٍ الْبَصْرِيَّ يَقُولُ: إِنَّ عَلِيَّا، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، كَانَ ذَاتَ يَوْمٍ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "وَالَّذِي نَفْسِي، بِيَدِهِ إِنَّهُمْ إِذَا خَرَجُوا مِنْ قُبُورِهِمْ يُسْتَقبلون -أَوْ: يُؤْتون-بِنُوقٍ لَهَا أَجْنِحَةٌ، وَعَلَيْهَا رِحَالُ الذَّهَبِ، شِرَاكُ نِعَالِهِمْ نُورٌ يَتَلَأْلَأُ كُلُّ خَطْوَةٍ مِنْهَا مَدُّ الْبَصَرِ، فَيَنْتَهُونَ إِلَى شَجَرَةٍ يَنْبُعُ مَنْ أَصِلُهَا عَيْنَانِ، فَيَشْرَبُونَ مِنْ إِحْدَاهُمَا فيُغْسَل مَا فِي بُطُونِهِمْ مَنْ دَنَسٍ، وَيَغْتَسِلُونَ مِنَ الْأُخْرَى، فَلَا تَشْعَثُ أَبْشَارُهُمْ وَلَا أَشْعَارُهُمْ بَعْدَهَا أَبَدًا، وَتَجْرِي عَلَيْهِمْ نَضْرَةُ النَّعِيمِ، فَيَنْتَهُونَ -أَوْ: فَيَأْتُونَ-بَابَ الْجَنَّةِ، فَإِذَا حَلْقَةٌ مِنْ يَاقُوتَةٍ حَمْرَاءَ عَلَى صَفَائِحِ الذَّهَبِ، فَيَضْرِبُونَ بِالْحَلْقَةِ عَلَى الصَّفِيحَةِ ، فَيُسْمَعُ لَهَا طَنِينٌ يَا عَلِيُّ، فَيَبْلُغُ كُلَّ حَوْرَاءَ أَنَّ زَوْجَهَا قَدْ أَقْبَلَ، فَتَبْعَثُ قَيّمها فَيَفْتَحُ لَهُ، فَإِذَا رَآهُ خَرّ لَهُ -قَالَ مَسْلَمَةُ: أُرَاهُ قَالَ: سَاجِدًا -فَيَقُولُ: ارْفَعْ رَأْسَكَ، فَإِنَّمَا أَنَا قَيمك، وُكِّلْتُ بِأَمْرِكَ. فَيَتْبَعُهُ وَيَقْفُو أَثَرَهُ، فَتَسْتَخِفُّ الْحَوْرَاءَ الْعَجَلَةُ، فَتَخْرُجُ مِنْ خِيَامِ الدُّرِّ وَالْيَاقُوتِ حَتَّى تَعْتَنِقَهُ، ثُمَّ تَقُولُ: أَنْتَ حِبِّي، وَأَنَا حِبُّكَ، وَأَنَا الْخَالِدَةُ الَّتِي لَا أَمُوتُ، وَأَنَا النَّاعِمَةُ الَّتِي لَا أَبْأَسُ، وَأَنَا الرَّاضِيَةُ الَّتِي لَا أَسْخَطُ، وَأَنَا الْمُقِيمَةُ الَّتِي لَا أَظْعَنُ". فَيَدْخُلُ بَيْتًا مِنْ أُسِّهِ إِلَى سَقْفِهِ مِائَةُ أَلْفِ ذِرَاعٍ، بِنَاؤُهُ عَلَى جَنْدَلِ اللُّؤْلُؤِ، طَرَائِقُ أصفر وأخضر وأحمر، ليس فيها طريقة تُشَاكِلُ صَاحِبَتَهَا، فِي الْبَيْتِ سَبْعُونَ سَرِيرًا، عَلَى كُلِّ سَرِيرٍ سَبْعُونَ حَشْيَة، عَلَى كُلِّ حَشِيَّةٍ سَبْعُونَ زَوْجَةً، عَلَى كُلِّ زَوْجَةٍ سَبْعُونَ حُلَّةً، يُرَى مُخّ سَاقِهَا مِنْ بَاطِنِ الحُلَل، يَقْضِي جِمَاعَهَا فِي مِقْدَارِ لَيْلَةٍ مِنْ لَيَالِيكُمْ هَذِهِ. الأنهار مِنْ تَحْتِهِمْ تَطّرد، أَنْهَارٌ مِنْ مَاءٍ غَيْرِ آسِنٍ -قَالَ: صَافٍ، لَا كَدَرَ فِيهِ-وَأَنْهَارٌ مِنْ لَبَنٍ لَمْ يَتَغَيَّرْ طَعْمُهُ -قَالَ: لَمْ يَخْرُجْ مِنْ ضُرُوعِ الْمَاشِيَةِ-وَأَنْهَارٌ مِنْ خَمْرٍ لَذَّةٍ لِلشَّارِبِينَ -قَالَ: لَمْ تَعْصِرْهَا الرِّجَالُ بِأَقْدَامِهِمْ -وَأَنْهَارٌ مِنْ عَسَلٍ مُصَفَّى-قَالَ: لَمْ يَخْرُجْ مِنْ بُطُونِ النَّحْلِ. يَسْتَجْنِي الثِّمَارَ، فَإِنْ شَاءَ قَائِمًا، وَإِنْ شَاءَ قَاعِدًا، وَإِنْ شَاءَ مُتَّكِئًا -ثُمَّ تَلَا وَدَانِيَةً عَلَيْهِمْ ظِلالُهَا وَذُلِّلَتْ قُطُوفُهَا تَذْلِيلا [الْإِنْسَانِ:14]-فَيَشْتَهِي الطَّعَامَ فَيَأْتِيهِ طَيْرٌ أَبْيَضُ-قَالَ: وَرُبَّمَا قَالَ: أَخْضَرُ. قَالَ: -فَتَرْفَعُ أَجْنِحَتَهَا، فَيَأْكُلُ مِنْ جُنُوبِهَا، أَيَّ الْأَلْوَانِ شَاءَ، ثُمَّ يَطِيرُ فَيَذْهَبُ ، فَيَدْخُلُ الْمَلَكُ فَيَقُولُ: سَلَامٌ عَلَيْكُمْ، تِلْكُمُ الْجَنَّةُ أُورِثْتُمُوهَا بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ. وَلَوْ أَنَّ شَعْرَةً مِنْ شَعْرِ الْحَوْرَاءِ وَقَعَتْ لِأَهْلِ الْأَرْضِ، لَأَضَاءَتِ الشَّمْسُ مَعَهَا سَوَادًا فِي نُورٍ".
telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Abu Gassan Malik ibnu Ismail An-Nahdi, telah menceritakan kepada kami Maslamah ibnu Ja'far Al-Bajali yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar Abu Mu'az Al-Basri mengatakan bahwa sesungguhnya Ali r.a. di suatu hari berada di rumah Nabi Saw., lalu Nabi Saw. bersabda, "Demi Tuhan yang jiwaku berada di dalam genggaman kekuasaan-Nya, sesungguhnya mereka apabila dibangkitkan dari kuburnya, maka didatangkanlah kepada mereka (ahli surga) unta kendaraan yang bersayap yang berpelanakan emas, tali terompah mereka dari cahaya yang berkilauan; setiap langkah dari unta kendaraan itu dapat mencapai jarak sejauh mata memandang. Perjalanan mereka sampai di sebuah pohon yang dari akarnya menyumber dua buah mata air. Lalu dari salah satunya mereka minum, maka tercuci bersihlah semua kotoran yang ada di dalam perut mereka. Dan mereka mandi dari mata air yang lainnya, maka kulit mereka tidak lagi keriput dan rambut mereka tidak awut-awutan lagi untuk selama-lamanya sesudah itu, dan dari penampilan mereka terpancarkan kehidupan yang menyenangkan. Hingga sampailah mereka di depan pintu surga, dan mereka menjumpai lingkaran pegangan pintunya terbuat dari yaqut merah yang dihiasi dengan lempengan emas. Lalu mereka memukulkan lingkaran itu pada lempengan emas, maka terdengarlah suara dentingan yang kedengarannya seperti suara, 'Hai Ali,' sehingga sampailah suara itu ke telinga para bidadari calon istri-istrinya, dan mereka mengerti bahwa suami mereka telah tiba. Lalu istri-istrinya mengutus dayangnya untuk menyambut kedatangan suaminya itu. Manakala si suami melihat kedatangan dayang itu, maka ia menyungkur kepadanya —Maslamah mengatakan bahwa menurut hematku Ali bermaksud mengatakan menyungkur bersujud kepadanya—. Maka si dayang itu berkata kepadanya, 'Angkatlah kepalamu, sesungguhnya aku ini hanyalah dayangmu, aku disuruh untuk menyambut kedatanganmu.' Lalu ia mengikutinya. Para istrinya sudah tidak sabar lagi menyambut kedatangannya, mereka keluar dari kemah berlian dan yaqutnya, lalu langsung memeluk suaminya seraya berkata, "Engkau adalah kekasihku dan aku adalah kekasihmu, akulah istrimu yang kekal yang tidak akan mati, akulah istri yang selalu senang dan tidak pernah sengsara, akulah istri yang selalu rela dan tidak pernah marah, akulah istri yang setia yang selalu berada di tempat dan tidak pernah pergi." Lalu ia memasuki sebuah gedung yang tingginya dari fondasinya adalah seribu hasta, dibangun di atas fondasi mutiara yang beraneka ragam warnanya, kuning, hijau, merah; tiada suatu batu mutiara pun dari fondasi itu yang sewarna dengan lainnya. Di dalam gedung itu terdapat tujuh puluh pelaminan, setiap palaminan mempunyai tujuh puluh buah kasur, dan pada setiap kasur terdapat tujuh puluh orang istri; setiap istri mengenakan tujuh puluh macam perhiasan dan pakaian, sumsum betisnya dapat kelihatan dari balik pakaian yang dikenakannya; dan untuk menyetubuhinya diperlukan waktu semalam suntuk seperti malam kalian ini. Sungai-sungai mengalir di bawah mereka (penduduk surga). Ada sungai air yang tawar, bersih tidak ada kotoran padanya; ada sungai susu yang tidak berubah rasanya, yakni bukan seperti yang dikeluarkan dari tetek hewan perahan; dan ada sungai khamr yang lezat rasanya bagi para peminumnya, bukan seperti khamr yang diperas dengan kaki manusia; ada pula sungai madu yang disaring, bukan seperti madu yang dihasilkan dari perut lebah. Ia dapat memetik buah pepohonan surga sekehendak hatinya, baik dalam keadaan berdiri, duduk, ataupun bersandar. Kemudian Nabi Saw. membaca firman-Nya: Dan naungan (pohon-pohon surga itu) dekat di atas mereka dan buahnya dimudahkan memetiknya semudah-mudahnya. (Al-Insan: 14) Maka bila ia menginginkan makanan, datanglah kepadanya burung putih dan adakalanya burung hijau, lalu burung itu mengangkat sayapnya, maka ia dapat makan dari lambung burung itu segala macam makanan yang disukainya. Setelah itu burung tersebut terbang pergi, dan masuklah kepadanya malaikat yang mengatakan kepadanya, "Kesejahteraan di limpahkan atas kalian, itulah surga yang diwariskan (diberikan) kepadamu sebagai balasan dari apa yang telah kalian kerjakan (selama di dunia)." Seandainya sebilah rambut bidadari dijatuhkan ke bumi, niscaya cahayanya dapat menerangi bagian gelap yang tidak terjangkau oleh sinar matahari.
Hadis ini berpredikat garib, seakan-akan hadis ini mursal; hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui.