43 - الزخرف - Az-Zukhruf

Juz : 25

Ornaments of gold
Meccan

وَإِنَّهُۥ لَعِلْمٌۭ لِّلسَّاعَةِ فَلَا تَمْتَرُنَّ بِهَا وَٱتَّبِعُونِ ۚ هَٰذَا صِرَٰطٌۭ مُّسْتَقِيمٌۭ 61

(61) Dan sesungguhnya Isa itu benar-benar memberikan pengetahuan tentang hari kiamat. Karena itu janganlah kamu ragu-ragu tentang kiamat itu dan ikutilah Aku. Inilah jalan yang lurus.

(61) 

Firman Allah Swt.:

وَإِنَّهُ لَعِلْمٌ لِلسَّاعَةِ

Dan sesungguhnya Isa itu benar-benar memberikan pengetahuan tentang hari kiamat. (Az-Zukhruf: 61)

Pada tafsir yang dikemukakan oleh Ibnu Ishaq sebelum ini telah disebutkan sebagian darinya, bahwa yang dimaksud ialah mukjizat yang diberikan oleh Allah Swt. kepada Isa, yaitu dapat menghidupkan orang mati, dapat menyembuhkan orang yang buta dan orang yang berpenyakit supak serta penyakit-penyakit lainnya. Tetapi pendapat ini masih perlu diteliti lagi.

Tafsir yang terjauh ialah apa yang dikatakan oleh Qatadah dari Al-Hasan Al-Basri dan Sa'id ibnu Jubair, bahwa damir yang ada pada lafaz innahu kembali merujuk kepada Al-Qur'an, bahkan yang benar damir itu kembali kepada Isa a.s. karena konteks kalimat sedang membicarakan tentang dia. Kemudian yang dimaksud dengan maknanya ialah bahwa turunnya Isa adalah kelak sebelum hari kiamat, sebagaimana yang disebutkan di dalam firman-Nya:

وَإِنْ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ إِلا لَيُؤْمِنَنَّ بِهِ قَبْلَ مَوْتِهِ

Tidak ada seorang pun dari Ahli Kitab, kecuali akan beriman kepadanya (Isa) sebelum kematiannya. (An-Nisa: 159)

Yakni sebelum Isa mati dengan sebenarnya.

وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يَكُونُ عَلَيْهِمْ شَهِيدًا

Dan di hari kiamat nanti Isa itu akan menjadi saksi terhadap mereka. (An-Nisa: 159)

Pengertian ini diperkuat dengan adanya bacaan lain yang menyebutkan:

وَإِنَّهُ لَعِلْمٌ لِلسَّاعَةِ

Dan sesungguhnya Isa itu benar-benar memberikan pengetahuan tentang hari kiamat. (Az-Zukhruf: 61)

Yaitu sebagai tanda dan dalil yang menunjukkan akan terjadinya hari kiamat.

Mujahid telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Dan sesungguhnya Isa itu benar-benar memberikan pengetahuan tentang hari kiamat. (Az-Zukhruf: 61) Artinya, pertanda akan terjadinya hari kiamat itu ialah munculnya Isa dekat sebelum kiamat.

Hal yang semisal telah diriwayatkan dari Abu Hurairah, Ibnu Abbas, Abu Malik, Ikrimah, Al-Hasan, Qatadah, Ad-Dahhak, dan lain-lainnya.

Telah disebutkan pula dalam sebuah hadis yang berpredikat mutawatir yang menyebutkan bahwa Rasulullah Saw. pernah memberitakan turunnya Isa a.s. sebelum hari kiamat sebagai seorang pemimpin yang adil lagi hakim yang adil.

Firman Allah Swt.:

فَلا تَمْتَرُنَّ بِهَا

Karena itu, janganlah kamu ragu-ragu tentang hari kiamat itu. (Az-Zukhruf: 61)

Janganlah kalian meragukan hari kiamat, sesungguhnya hari kiamat itu pasti akan terjadi dan tidak terelakkan lagi.

وَاتَّبَعُونِ

dan ikutilah aku. (Az-Zukhruf: 61)

dalam semua apa yang kusampaikan kepada kalian.

هَذَا صِرَاطٌ مُسْتَقِيمٌ

Inilah jalan yang lurus. (Az-Zukhruf: 61)

dari mengikuti jalan yang hak.


وَلَا يَصُدَّنَّكُمُ ٱلشَّيْطَٰنُ ۖ إِنَّهُۥ لَكُمْ عَدُوٌّۭ مُّبِينٌۭ 62

(62) Dan janganlah kamu sekali-kali dipalingkan oleh syaitan; sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.

(62) 

 وَلا يَصُدَّنَّكُمُ الشَّيْطَانُ

Dan janganlah kamu sekali-kali dipalingkan oleh setan. (Az-Zukhruf: 62)

إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ

Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu. ” (Az-Zukhruf: 62)


وَلَمَّا جَآءَ عِيسَىٰ بِٱلْبَيِّنَٰتِ قَالَ قَدْ جِئْتُكُم بِٱلْحِكْمَةِ وَلِأُبَيِّنَ لَكُم بَعْضَ ٱلَّذِى تَخْتَلِفُونَ فِيهِ ۖ فَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَأَطِيعُونِ 63

(63) Dan tatkala Isa datang membawa keterangan dia berkata: "Sesungguhnya aku datang kepadamu dengan membawa hikmat dan untuk menjelaskan kepadamu sebagian dari apa yang kamu berselisih tentangnya, maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah (kepada)ku".

(63) 

 وَلَمَّا جَاءَ عِيسَى بِالْبَيِّنَاتِ قَالَ قَدْ جِئْتُكُمْ بِالْحِكْمَةِ

Dan tatkala Isa datang membawa keterangan, dia berkata, "Sesungguhnya aku. datang dengan membawa hikmah.” (Az-Zukhruf: 63)

Yakni kenabian.

إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ. وَلَمَّا جَاءَ عِيسَى بِالْبَيِّنَاتِ قَالَ قَدْ جِئْتُكُمْ بِالْحِكْمَةِ

وَلأبَيِّنَ لَكُمْ بَعْضَ الَّذِي تَخْتَلِفُونَ فِيهِ

dan untuk menjelaskan kepadamu sebagian dari apa yang kamu berselisih tentangnya. (Az-Zukhruf: 63)

Ibnu Jarir mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah urusan agama, bukan urusan duniawi. Apa yang dikatakan oleh Ibnu Jarir ini baik lagi cocok. Kemudian Ibnu Jarir menjawab terhadap pendapat orang yang menduga bahwa lafaz ba’du sini bermakna kullun, lalu mengemukakan ucapan Labid seorang penya'ir sebagai dasar pegangan pendapatnya, yaitu:

تَرّاك أمْكنَة إذَا لَمْ أرْضَها أَوْ يَعْتَلق بَعْضَ النُّفُوسِ حمَامُها

Aku musnahkan Seberapa tempat bila aku tidak menyukainya, atau kematian akan menimpa jiwa ini.

Mereka menakwilkan lafaz ba’di sini dengan pengertian 'semua jiwa'.

Ibnu Jarir membantah bahwa sesungguhnya yang dimaksud oleh penyair hanyalah jiwanya sendiri saja, lalu diungkapkan dengan kata ba’di. Pendapat Ibnu Jarir ini dapat diterima.

Firman Allah Swt.:

فَاتَّقُوا اللَّهَ

maka bertakwalah kepada Allah. (Az-Zukhruf: 63)

Yakni dalam semua hal yang kuperintahkan kepada kalian untuk mengerjakannya.

وَأَطِيعُونِ

dan taatlah (kepada) ku. (Az-Zukhruf: 63)

Yaitu dalam semua yang kusampaikan kepada kalian.


إِنَّ ٱللَّهَ هُوَ رَبِّى وَرَبُّكُمْ فَٱعْبُدُوهُ ۚ هَٰذَا صِرَٰطٌۭ مُّسْتَقِيمٌۭ 64

(64) Sesungguhnya Allah Dialah Tuhanku dan Tuhan kamu maka sembahlah Dia, ini adalah jalan yang lurus.

(64) 

إِنَّ اللَّهَ هُوَ رَبِّي وَرَبُّكُمْ فَاعْبُدُوهُ هَذَا صِرَاطٌ مُسْتَقِيمٌ

Sesungguhnya Allah, Dialah Tuhanku dan Tuhan kamu. Maka sembahlah Dia, ini adalah jalan yang lurus. (Az-Zukhruf: 64)

Maksudnya aku dan kalian adalah hamba-hamba Allah lagi berhajat kepada-Nya, sama-sama diperintahkan untuk menyembah kepada-Nya semata, tiada sekutu bagi-Nya.

هَذَا صِرَاطٌ مُسْتَقِيمٌ

ini adalah jalan yang lurus. (Az-Zukhruf: 64)

Apa yang kusampaikan kepada kalian ini adalah jalan yang lurus, yaitu menyembah Allah semata.


فَٱخْتَلَفَ ٱلْأَحْزَابُ مِنۢ بَيْنِهِمْ ۖ فَوَيْلٌۭ لِّلَّذِينَ ظَلَمُوا۟ مِنْ عَذَابِ يَوْمٍ أَلِيمٍ 65

(65) Maka berselisihlah golongan-golongan (yang terdapat) di antara mereka, lalu kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang zalim yakni siksaan hari yang pedih (kiamat).

(65) 

Firman Allah Swt.:

فَاخْتَلَفَ الأحْزَابُ مِنْ بَيْنِهِمْ

Maka berselisihlah golongan-golongan (yang terdapat) di antara mereka. (Az-Zukhruf: 65)

Yakni beberapa golongan dari mereka berselisih pendapat sehingga jadilah mereka bercerai-berai tentangnya. Sebagian di antara mereka mengakui bahwa Isa adalah hamba dan rasul Allah, golongan inilah yang benar. Dan sebagian yang lain mengatakan bahwa dia adalah anak Allah; sebagian lainnya mengatakan bahwa dia itulah Allah, Mahasuci Allah lagi Mahatinggi dari ucapan mereka dengan ketinggian yang setinggi-tingginya. Karena itulah disebutkan dalam firman berikutnya:

فَوَيْلٌ لِلَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْ عَذَابِ يَوْمٍ أَلِيمٍ

lalu kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang zalim, yakni siksaan hari yang pedih (kiamat). (Az-Zukhruf: 65)


هَلْ يَنظُرُونَ إِلَّا ٱلسَّاعَةَ أَن تَأْتِيَهُم بَغْتَةًۭ وَهُمْ لَا يَشْعُرُونَ 66

(66) Mereka tidak menunggu kecuali kedatangan hari kiamat kepada mereka dengan tiba-tiba sedang mereka tidak menyadarinya.

(66) 

Allah Swt berfirman, bahwa tiadalah yang dinanti-nanti oleh orang-orang musyrik yang mendustakan para rasul itu.

إِلا السَّاعَةَ أَنْ تَأْتِيَهُمْ بَغْتَةً وَهُمْ لَا يَشْعُرُونَ

melainkan kedatangan hari kiamat kepada mereka dengan tiba-tiba, sedangkan mereka tidak menyadarinya. (Az-Zukhruf:66)

karena sesungguhnya hari kiamat itu pasti terjadi, sedangkan mereka dalam keadaan lalai darinya dan tidak bersiap-siap menyambutnya. Apabila hari kiamat itu tiba, sesungguhnya kedatangannya itu tidak disadari oleh mereka. Dan pada saat itulah mereka menyesal dengan penyesalan yang sangat, tanpa ada manfaatnya bagi mereka dan tidak dapat merubah keadaan.


ٱلْأَخِلَّآءُ يَوْمَئِذٍۭ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلَّا ٱلْمُتَّقِينَ 67

(67) Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa.

(67) 

Firman Allah Swt.:

الأخِلاءُ يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلا الْمُتَّقِينَ

Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa. (Az-Zukhruf:67)

Yakni semua sahabat dan teman yang didasari bukan karena Allah, kelak di hari kiamat berbalik menjadi permusuhan. Kecuali apa yang berdasarkan karena Allah Swt, maka sesungguhnya hal itu akan tetap kekal berkat kekekalan Allah Swt. Dan hal ini seperti yang dikatakan oleh Nabi Ibrahim a.s. kepada kaumnya, yang disitir oleh firman-Nya:

إِنَّمَا اتَّخَذْتُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَوْثَانًا مَوَدَّةَ بَيْنِكُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ثُمَّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَكْفُرُ بَعْضُكُمْ بِبَعْضٍ وَيَلْعَنُ بَعْضُكُمْ بَعْضًا وَمَأْوَاكُمُ النَّارُ وَمَا لَكُمْ مِنْ نَاصِرِينَ

Sesungguhnya berhala-berhala yang kamu sembah selain Allah adalah untuk menciptakan perasaan kasih sayang di antara kamu dalam kehidupan dunia ini, kemudian di hari kiamat sebagian kamu mengingkari sebagian (yang lain) dan sebagian kamu melaknati sebagian (yang lain): dan tempat kembalimu ialah neraka, dan sekali-kali tidak ada bagimu para penolong pun. (Al-'Ankabut:25)

Abdur Razzaq mengatakan, telah menceritakan kepada kami Israil, dari Abu Ishaq, dari Al-Haris, dari Ali r.a. sehubungan dengan makna firman-Nya: Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa. (Az-Zukhruf:67) Yang dimaksud adalah dua orang mukmin yang berteman karib, dan dua orang kafir yang saling berteman karib. Salah seorang dari kedua orang mukmin yang berteman itu diwafatkan, dan ia diberi kabar gembira akan masuk surga, lalu teringatlah ia kepada temannya itu. Maka ia berdoa, Ya Allah, sesungguhnya si Fulan adalah teman dekatku. Dia selalu memerintahkan kepadaku agar taat kepada Engkau dan taat kepada rasul­Mu, serta selalu memerintahkan kepadaku melakukan kebaikan dan melarangku melakukan perbuatan jahat, dan dia bercerita kepadaku bahwa aku akan bersua dengan Engkau. Ya Allah, janganlah Engkau sesatkan dia sesudahku hingga Engkau perlihatkan kepadanya seperti apa yang Engkau perlihatkan kepadaku sekarang, dan Engkau ridai dia sebagaimana Engkau ridai diriku.

Maka dikatakan kepadanya, Pergilah, sekiranya kamu mengetahui apa yang disediakan untuknya di sisi-Ku, tentulah engkau banyak tertawa dan sedikit menangis. Kemudian temannya itu diwafatkan, lalu keduanya bersua di alam arwah, maka dikatakan kepada keduanya, Hendaklah salah seorang dari kamu berdua saling memuji kepada temannya. Maka masing-masing dari keduanya berkata kepada temannya, Engkau adalah sebaik-baik saudara, engkau adalah sebaik-baik teman, dan engkau adalah sebaik-baik kekasih.

Apabila salah seorang dari dua orang kafir yang berteman meninggal dunia, lalu ia diberi ancaman akan masuk neraka, teringatlah ia kepada temannya. Ia berkata, Ya Allah, sesungguhnya teman dekatku si Fulan selalu menganjurkan kepadaku untuk berbuat durhaka terhadap Engkau dan mendurhakai rasul-Mu, memerintahkan kepadaku untuk melakukan kejahatan dan melarangku mengerjakan kebaikan, dan ia bercerita kepadaku bahwa aku tidak akan bersua dengan Engkau. Ya Allah, janganlah Engkau beri dia petunjuk sesudahku hingga Engkau perlihatkan kepadanya hal yang semisal dengan apa yang Engkau perlihatkan kepadaku (neraka), dan Engkau murkai dia sebagaimana Engkau murkai aku.

Maka temannya yang kafir itu diwafatkan. Kemudian berkumpullah keduanya, lalu dikatakan, Hendaklah masing-masing dari kamu mencaci yang lainnya.”Maka masing-masing dari keduanya mengatakan kepada temannya, Engkau adalah seburuk-buruk saudara, engkau adalah seburuk-buruk teman, engkau adalah seburuk-buruk kekasih. Demikianlah menurut apa yang diriwayatkan oleh Ibnu Abu Hatim.

Ibnu Abbas r.a. Mujahid, dan Qatadah mengatakah bahwa setiap persahabatan akan menjadi permusuhan di hari kiamat kecuali orang-orang yang bertakwa.

وَرَوَى الْحَافِظُ ابْنُ عَسَاكِرَ -فِي تَرْجَمَةِ هِشَامِ بْنِ أَحْمَدَ-عَنْ هِشَامِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ كَثِيرٍ: حَدَّثَنَا أَبُو جَعْفَرٍ مُحَمَّدُ بْنُ الْخَضِرِ بِالرِّقَّةِ، عَنْ مُعَافًى: حَدَّثَنَا حَكِيمُ بْنُ نَافِعٍ، عَنِ الْأَعْمَشِ، عَنْ أَبِي صَالِحٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لَوْ أَنَّ رَجُلَيْنِ تَحَابَّا فِي اللَّهِ، أَحَدُهُمَا بِالْمُشْرِقِ وَالْآخَرُ بِالْمَغْرِبِ، لَجَمَعَ اللَّهُ بَيْنَهُمَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ، يَقُولُ: هَذَا الَّذِي أَحْبَبْتَهُ فِيَّ

Al-Hafiz Ibnu Asakir di dalam biografi Hisyam ibnu Ahmad telah meriwayatkan dari Hisyam ibnu Abdullah ibnu Kasir, bahwa telah menceritakan kepada kami Abu Ja'far Muhammad ibnul Khadir di Ruqqah, dari Mu'afa, bahwa telah menceritakan kepada kami Hakim ibnu Nafi, dari Al-A'masy, dari Abu Saleh, dari Abu Hurairah r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Seandainya dua orang saling mencintai karena Allah — seorangnya berada dibelahan timur, sedangkan yang lainnya berada di belahan barat— niscaya Allah akan menghimpunkan di antara keduanya kelak di hari kiamat, lalu Allah berfirman, Inilah orang yang engkau cintai demi karena Aku.”


يَٰعِبَادِ لَا خَوْفٌ عَلَيْكُمُ ٱلْيَوْمَ وَلَآ أَنتُمْ تَحْزَنُونَ 68

(68) "Hai hamba-hamba-Ku, tiada kekhawatiran terhadapmu pada hari ini dan tidak pula kamu bersedih hati.

(68) 

Firman Allah Swt.:

يَا عِبَادِ لَا خَوْفٌ عَلَيْكُمُ الْيَوْمَ وَلا أَنْتُمْ تَحْزَنُونَ

Hai hamba-hamba-Ku, tiada kekhawatiran terhadapmu pada hari ini dan tiada pula kamu bersedih hati. (Az-Zukhruf:68)

Kemudian ditafsirkan siapa mereka itu melalui firman berikutnya:


ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ بِـَٔايَٰتِنَا وَكَانُوا۟ مُسْلِمِينَ 69

(69) (Yaitu) orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami dan adalah mereka dahulu orang-orang yang berserah diri.

(69) 

الَّذِينَ آمَنُوا بِآيَاتِنَا وَكَانُوا مُسْلِمِينَ

(Yaitu) orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami dan adalah mereka dahulu orang-orang yang berserah diri. (Az-Zukhruf:69)

Yakni hati mereka beriman, demikian pula batin mereka; serta semua anggota tubuh dan lahiriah mereka taat kepada syariat Allah Swt.

Al-Mu'tamir ibnu Sulaiman telah meriwayatkan dari ayahnya, bahwa apabila hari kiamat terjadi, sesungguhnya manusia itu ketika mereka dibangkitkan tiada seorang pun dari mereka melainkan merasa terkejut, lalu terdengarlah oleh mereka suara yang menyerukan: Hai hamba-hamba-Ku, tiada kekhawatiran terhadapmu pada hari ini dan tidak pula kamu bersedih hati. (Az-Zukhruf:68) Maka semua orang mengharapkannya, kemudian diikuti dengan seruan lainnya yang mengatakan: (Yaitu) orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami dan adalah mereka dahulu orang-orang yang berserah diri. (Az-Zukhruf:69) Maka manusia berputus asa untuk mendapatkannya kecuali orang-orang mukmin.


ٱدْخُلُوا۟ ٱلْجَنَّةَ أَنتُمْ وَأَزْوَٰجُكُمْ تُحْبَرُونَ 70

(70) Masuklah kamu ke dalam surga, kamu dan isteri-isteri kamu digembirakan".

(70) 

ادْخُلُوا الْجَنَّةَ

Masuklah kamu ke dalam surga. (Az-Zukhruf:70)

Yakni dikatakan kepada mereka, Masuklah kamu ke dalam surga!

أَنْتُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ

أَيْ: نُظَرَاؤُكُمْ

تُحْبَرُونَ

Kamu dan istri-istri kamu digembirakan. (Az-Zukhruf:7)

Yang dimaksud dengan azwajukum ialah orang-orang yang setara dengan kalian. Tuhbarun artinya disenangkan dan dibahagiakan; hal ini telah dijelaskan tafsirnya di dalam surat Ar-Rum.



يُطَافُ عَلَيْهِم بِصِحَافٍۢ مِّن ذَهَبٍۢ وَأَكْوَابٍۢ ۖ وَفِيهَا مَا تَشْتَهِيهِ ٱلْأَنفُسُ وَتَلَذُّ ٱلْأَعْيُنُ ۖ وَأَنتُمْ فِيهَا خَٰلِدُونَ 71

(71) Diedarkan kepada mereka piring-piring dari emas, dan piala-piala dan di dalam surga itu terdapat segala apa yang diingini oleh hati dan sedap (dipandang) mata dan kamu kekal di dalamnya".

(71) 

يُطَافُ عَلَيْهِمْ بِصِحَافٍ مِنْ ذَهَبٍ

Diedarkan kepada mereka piring-piring dari emas. (Az-Zukhruf:71)

Yaitu piring-piring besar yang berisikan makanan.

وَأَكْوَابٍ

dan piala-piala. (Az-Zukhruf:71)

Yakni gelas-gelas yang tiada corong —tiada pula pegangannya— yang juga terbuat dari emas.

وَفِيهَا مَا تَشْهِي الأنْفُسُ

dan di dalam surga itu terdapat segala apa yang diingini oleh hati. (Az-Zukhruf:71)

Sebagian ulama membacanya dengan bacaan berikut,

تشتهيه الْأَنْفُسُ

dengan tambahan damir sesudah lafaz tasytahi.

وَتَلَذُّ الأعْيُنُ

dan sedap (dipandang) mata. (Az-Zukhruf:71)

Maksudnya, lezat rasanya dan harum baunya serta indah dipandang.

قَالَ عَبْدُ الرَّزَّاقِ: أَخْبَرَنَا مَعْمَر، أَخْبَرَنِي إِسْمَاعِيلُ بْنُ أَبِي سَعِيدٍ، عَنْ عِكْرِمَةَ -مَوْلَى ابْنِ عَبَّاسٍ-أَخْبَرَهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: إِنَّ أَدْنَى أَهْلِ الْجَنَّةِ مَنْزِلَةً وَأَسْفَلَهُمْ دَرَجَةً لَرَجُلٌ لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ بَعْدَهُ أَحَدٌ، يُفْسَحُ لَهُ فِي بَصَرِهِ مَسِيرَةَ مِائَةِ عَامٍ فِي قُصُورٍ مِنْ ذَهَبٍ، وَخِيَامٍ مِنْ لُؤْلُؤٍ، لَيْسَ فِيهَا مَوْضِعُ شِبْرٍ إِلَّا مَعْمُورٌ يُغَدَّى عَلَيْهِ وَيُرَاحُ بِسَبْعِينَ أَلْفَ صَحْفَةٍ مِنْ ذَهَبٍ، لَيْسَ فِيهَا صَحْفَةٌ إِلَّا فِيهَا لَوْنٌ لَيْسَ فِي الْأُخْرَى، مِثْلُهُ شَهْوَتُهُ فِي آخِرِهَا كَشَهْوَتِهِ فِي أَوَّلِهَا، لَوْ نَزَلَ بِهِ جَمِيعُ أَهْلِ الْأَرْضِ لَوَسِعَ عَلَيْهِمْ مِمَّا أُعْطِيَ، لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِمَّا أُوتِيَ شَيْئًا

Abdur Razzaq mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ma'mar, telah menceritakan kepadaku Ismail ibnu Abu Sa'id yang mengatakan bahwa sesungguhnya Ikrimah maula Ibnu Abbas r.a. pernah menceritakan bahwa Rasulullah Saw. telah bersabda: Sesungguhnya ahli surga yang paling bawah kedudukannya dan pa­ling rendah tingkatannya benar-benar adalah seorang lelaki yang tiada seorangpun masuk surga lagi sesudahnya. Diberikan kepadanya tempat tinggal seluas pandangan matanya dalam jarak perjalanan seratus tahun berikut gedung-gedung dari emas dan kemah-kemah dari mutiara; tiada suatu jengkal tempat pun darinya, melainkan diberi bangunan. Pagi dan petang disajikan kepadanya tujuh puluh ribu piring-piring emas; tiada suatu makanan pun yang ada di suatu piring, melainkan tidak terdapat makanan yang semisal pada piring yang lainnya. Selera makannya di permulaan sama saja dengan selera makan di penghujungnya. Seandainya sebuah piring dari surga itu diturunkan kepada seluruh penduduk bumi, tentulah makanan itu dapat memberikan keluasan lebih dari apa yang ada pada mereka, tanpa mengurangi apa yang telah diberikan kepada ahli surga itu barang sedikit pun.

قَالَ ابْنُ أَبِي حَاتِمٍ: حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ الْحُسَيْنِ بْنِ الْجُنَيْدِ، حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ سَوَادٍ السَّرْحِيُّ، حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ وَهْبٍ، عَنِ ابْنِ لَهِيعَةَ، عَنْ عُقَيْلِ بْنِ خَالِدٍ، عَنِ الْحَسَنِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ: أَنَّ أَبَا أُمَامَةَ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، حَدَّثَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَدَّثَهُمْ -وَذَكَرَ الْجَنَّةَ-فَقَالَ: وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ، لَيَأْخُذَنَّ أَحَدُكُمُ اللُّقْمَةَ فَيَجْعَلُهَا فِي فِيهِ، ثُمَّ يَخْطُرُ عَلَى بَالِهِ طَعَامٌ آخَرُ، فَيَتَحَوَّلُ الطَّعَامُ الَّذِي فِي فِيهِ عَلَى الَّذِي اشْتَهَى ثُمَّ قَرَأَ: وَفِيهَا مَا تَشْتَهِيهِ الأنْفُسُ وَتَلَذُّ الأعْيُنُ وَأَنْتُمْ فِيهَا خَالِدُونَ

Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ali ibnul Husain ibnul Junaid, telah menceritakan kepada kami Amr ibnu Sawad As-Sarhi, telah menceritakan kepadaku Abdullah ibnu Wahb, dari Ibnu Lahi'ah, dari Uqail ibnu Khalid, dari Al-Hasan, dari Abu Hurairah r.a. yang menceritakan bahwa Abu Umamah r.a. telah menceritakan bahwa Rasulullah Saw. menceritakan kepada para sahabat tentang surga, yang antara lain beliau Saw. bersabda: Demi Tuhan yang jiwa Muhammad berada di dalam genggaman kekuasaan-Nya, sesungguhnya seseorang dari kamu kala mengambil sesuap makanan, lalu ia memasukkannya ke mulutnya, dan tiba-tiba terdetik di dalam hatinya suatu makanan lain. Maka dengan serta merta berubahlah makanan yang ada dalam mulutnya itu menjadi makanan lain yang diinginkannya itu. Kemudian Rasulullah Saw. membaca firman-Nya: dan di dalam surga itu terdapat segala apa yang diingini oleh hati dan sedap (dipandang) mata dan kamu kekal di dalamnya. (Az-Zuhruf:71)

قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا حَسَنٌ -هُوَ ابْنُ مُوسَى-حَدَّثَنَا سُكَيْن بْنُ عَبْدِ الْعَزِيزِ، حَدَّثَنَا الْأَشْعَثُ الضَّرِيرُ، عَنْ شَهْرِ بْنِ حَوْشَب، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنَّ أَدْنَى أَهْلِ الْجَنَّةِ مَنْزِلَةً إِنَّ لَهُ لَسَبْعَ دَرَجَاتٍ، وَهُوَ عَلَى السَّادِسَةِ وَفَوْقَهُ السَّابِعَةُ، وَإِنَّ لَهُ ثلثمائة خادم، ويغدى عليه ويراح كل يوم بثلثمائة صَحْفَةٍ -وَلَا أَعْلَمُهُ إِلَّا قَالَ: مِنْ ذَهَبٍ-فِي كُلِّ صَحْفَةٍ لَوْنٌ لَيْسَ فِي الْأُخْرَى، وَإِنَّهُ لَيَلَذُّ أَوَّلَهُ كَمَا يَلَذُّ آخِرَهُ، وَمِنَ الْأَشْرِبَةِ ثَلَاثَمِائَةِ إِنَاءٍ، فِي كُلِّ إِنَاءٍ لَوْنٌ لَيْسَ فِي الْآخَرِ، وَإِنَّهُ لَيَلَذُّ أَوَّلَهُ كَمَا يَلَذُّ آخِرَهُ، وَإِنَّهُ يَقُولُ: يَا رَبِّ، لَوْ أَذِنْتَ لِي لَأَطْعَمْتُ أَهْلَ الْجَنَّةِ وَسَقَيْتُهُمْ، لَمْ يَنْقُصْ مِمَّا عِنْدِي شَيْءٌ، وَإِنَّ لَهُ مِنَ الْحُورِ الْعِينِ لَاثْنَيْنِ وَسَبْعِينَ زَوْجَةً، سِوَى أَزْوَاجِهِ مِنَ الدُّنْيَا، وَإِنَّ الْوَاحِدَةَ مِنْهُنَّ لَيَأْخُذُ مَقْعَدُهَا قَدْرَ مَيْلٍ مِنَ الْأَرْضِ

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Hasan alias Ibnu Musa, telah menceritakan kepada kami Sukain ibnu Abdul Aziz, telah menceritakan kepada kami Abul Asy'as yang tuna netra, dari Syahr ibnu Hausyab, dari Abu Hurairah r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Sesungguhnya ahli surga yang paling rendah kedudukannya adalah orang yang diberikan kepadanya kedudukan yang berada di tengah-tengah antara tingkatan yang keenam dan yang ketujuh. Dan sesungguhnya dia diberi tiga ratus orang pelayan dan disajikan kepadanya setiap pagi dan petang sebanyak tiga ratus piring makanan setiap harinya —perawi mengatakan, dia merasa yakin bahwa piring itu adalah terbuat dari emas—pada tiap-tiap piring terdapat sejenis makanan yang tidak ada pada piring yang lain. Dan sesungguhnya dia benar-benar merasa tetap berselera di penghujungnya sebagaimana seleranya di permulaannya. Dan (diberikan pula kepadanya) berbagai macam minuman sebanyak tiga ratus piala, pada setiap piala terdapat sejenis minuman yang tidak didapati pada piala yang lainnya. Dan sesungguhnya dia benar-benar tetap berselera di penghujungnya sebagaimana seleranya di permulaan meminumnya. Dan sesungguhnya dia benar-benar mengatakan, Ya Tuhanku, sekiranya Engkau mengizinkan kepadaku, tentulah aku akan menjamu makan dan minum semua penduduk surga tanpa merasa kekurangan sedikit pun dari apa yang ada padaku.” Dan sesungguhnya dia mempunyai tujuh puluh dua orang istri dari bidadari selain dari istri-istrinya dari kalangan penduduk bumi. Dan sesungguhnya seseorang istri dari mereka benar-benar menempati tempat duduknya dalam jarak satu mil bumi (dari istri yang lainnya).

Firman Allah Swt.:

وَأَنْتُمْ فِيهَا

dan kamu di dalamnya. (Az-Zukhruf:71)

Maksudnya, di dalam surga itu.

خَالِدُونَ

hidup kekal. (Az-Zukhruf:71)

Yaitu tidak akan keluar darinya dan tidak mau pindah darinya. Kemudian dikatakan kepada mereka dengan nada yang puas dan rida:



وَتِلْكَ ٱلْجَنَّةُ ٱلَّتِىٓ أُورِثْتُمُوهَا بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ 72

(72) Dan itulah surga yang diwariskan kepada kamu disebabkan amal-amal yang dahulu kamu kerjakan.

(72) 

وَتِلْكَ الْجَنَّةُ الَّتِي أُورِثْتُمُوهَا بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ

Dan itulah surga yang diwariskan kepada kamu disebabkan amal-amal yang dahulu kamu kerjakan. (Az-Zukhruf:72)

Yakni berkat amal-amal saleh kalian itulah kalian mendapat limpahan rahmat dari-Nya. Karena sesungguhnya tiada seorang pun yang masuk surga karena amal perbuatannya, tetapi berkat rahmat Allah dan karunia-Nya. Dan sesungguhnya derajat di dalam surga itu diperoleh berdasarkan amal-amal saleh yang telah dikerjakan.

قَالَ ابْنُ أَبِي حَاتِمٍ: حَدَّثَنَا الْفَضْلُ بْنُ شَاذَانَ الْمُقْرِئُ، حَدَّثَنَا يُوسُفُ بْنُ يَعْقُوبَ -يَعْنِي الصَّفَّارَ-حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ عَيَّاشٍ، عَنِ الْأَعْمَشِ، عَنْ أَبِي صَالِحٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: كُلُّ أَهْلِ النَّارِ يَرَى مَنْزِلَهُ مِنَ الْجَنَّةِ حَسْرَةً، فَيَقُولُ: لَوْ أَنَّ اللَّهَ هَدَانِي لَكُنْتُ مِنَ الْمُتَّقِينَ[الزُّمَرِ: 57] وَكُلُّ أَهْلِ الْجَنَّةِ يَرَى مَنْزِلَهُ مِنَ النَّارِ فَيَقُولُ: وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ[الْأَعْرَافِ: 43] ، لِيَكُونَ لَهُ شُكْرًا.

Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada Kami Al-Fadl ibnu Syazan Al-Muqri, telah menceritakan kepada kami Yusuf ibnu Ya'qub Ash-Shaffar, telah menceritakan kepada kami Abu Bakar ibnu Iyasy, dari Al-A'masy, dari Abu Saleh, dari Abu Hurairah r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Semua ahli neraka melihat kedudukannya yang ada di surga dengan penuh penyesalan yang-dideritanya, maka ia mengatakan, Aduhai, sekiranya Allah memberiku petunjuk, tentulah aku termasuk orang-orang yang bertakwa.” Dan semua ahli surga melihat kedudukannya di neraka, maka ia mengatakan, “Tiadalah kami mendapat petunjuk sekiranya Allah tidak memberi petunjuk kepada kami, maka hal itu merupakan ungkapan syukurnya.

Abu Hurairah r.a. mengatakan bahwa Rasulullah Saw. telah bersabda pula:

ما من أَحَدٍ إِلَّا وَلَهُ مَنْزِلٌ فِي الْجَنَّةِ وَمَنْزِلٌ فِي النَّارِ، فَالْكَافِرُ يَرِثُ المؤمنَ منزلَه مِنَ النَّارِ، وَالْمُؤْمِنُ يَرِثُ الكافرَ مَنْزِلَهُ مِنَ الْجَنَّةِ وَذَلِكَ قَوْلُهُ تَعَالَى: وَتِلْكَ الْجَنَّةُ الَّتِي أُورِثْتُمُوهَا بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ>

Tiada seorang pun melainkan baginya ada kedudukan di surga dan kedudukan di neraka. Orang kafir mengambil alih kedudukan orang mukmin yang ada di neraka. Dan orang mukmin mengambil alih kedudukan orang kafir yang ada di surga. Yang demikian itu disebutkan oleh firman-Nya: Dan itulah surga yang diwariskan kepada kamu disebabkan amal-amal yang dahulu kamu kerjakan. (Az-Zukhruf:72)


لَكُمْ فِيهَا فَٰكِهَةٌۭ كَثِيرَةٌۭ مِّنْهَا تَأْكُلُونَ 73

(73) Di dalam surga itu ada buah-buahan yang banyak untukmu yang sebahagiannya kamu makan.

(73) 

Adapun firman Allah Swt.:

لَكُمْ فِيهَا فَاكِهَةٌ كَثِيرَةٌ مِنْهَا تَأْكُلُونَ

Di dalam surga itu ada buah-buahan yang banyak untukmu. (Az-Zukhruf:73)

Yaitu dari berbagai macam buah-buahan.

مِنْهَا تَأْكُلُونَ

yang sebagiannya kamu makan. (Az-Zukhruf:73)

Maksudnya, apa pun yang kamu pilih dan kamu kehendaki, kamu dapat memakannya.

Setelah disebutkan perihal makanan dan minuman di surga, maka disebutkan pula sesudahnya buah-buahan yang dimakan oleh penduduk surga, sebagai kesempurnaan dari nikmat dan anugerah yang diberikan Allah Swt. kepada mereka. Hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui.