54 - القمر - Al-Qamar

Juz : 27

The Moon
Meccan

خُشَّعًا أَبْصَٰرُهُمْ يَخْرُجُونَ مِنَ ٱلْأَجْدَاثِ كَأَنَّهُمْ جَرَادٌۭ مُّنتَشِرٌۭ 7

(7) sambil menundukkan pandangan-pandangan mereka keluar dari kuburan seakan-akan mereka belalang yang beterbangan

(7) 


خشَّعًا أَبْصَارُهُمْ

sambil menundukkan pandangan-pandangan mereka. (Al-Qamar:7)

Yakni pandangan mereka tertunduk hina.

يَخْرُجُونَ مِنَ الأجْدَاثِ كَأَنَّهُمْ جَرَادٌ مُنْتَشِرٌ

mereka keluar dari kuburan seakan-akan mereka belalang yang beterbangan. (Al-Qamar:7)

Yang dimaksud dengan al-ajdas ialah kuburan. Yakni seakan-akan keadaan mereka yang menyebar dan berjalan dengan cepat menuju ke tempat pemberhentian hisab karena memenuhi seruan yang menyeru kepada mereka adalah seperti belalang yang menyebar beterbangan di udara. Karena itulah disebutkan dalam firman berikutnya:


مُّهْطِعِينَ إِلَى ٱلدَّاعِ ۖ يَقُولُ ٱلْكَٰفِرُونَ هَٰذَا يَوْمٌ عَسِرٌۭ 8

(8) mereka datang dengan cepat kepada penyeru itu. Orang-orang kafir berkata: "Ini adalah hari yang berat".

(8) 


مُهْطِعِينَ إِلَى الدَّاعِي

mereka datang dengan cepat kepada penyeru itu. (Al-Qamar:8)

Yaitu dengan cepat, tanpa ada yang menentang dan tidak pula terlambat.

يَقُولُ الْكَافِرُونَ هَذَا يَوْمٌ عَسِرٌ

Orang-orang kafir berkata, Ini adalah hari yang berat.” (Al-Qamar:8)

Maksudnya, hari yang sangat mengerikan, menegangkan, lagi sangat berat.

فَذَلِكَ يَوْمَئِذٍ يَوْمٌ عَسِيرٌ. عَلَى الْكَافِرِينَ غَيْرُ يَسِيرٍ

maka itulah hari yang serba sulit, bagi orang-orang kafir tidak mudah. (Al-Muddatstsir:9-1)


كَذَّبَتْ قَبْلَهُمْ قَوْمُ نُوحٍۢ فَكَذَّبُوا۟ عَبْدَنَا وَقَالُوا۟ مَجْنُونٌۭ وَٱزْدُجِرَ 9

(9) Sebelum mereka, telah mendustakan (pula) kamu Nuh, maka mereka mendustakan hamba Kami (Nuh) dan mengatakan: "Dia seorang gila dan dia sudah pernah diberi ancaman).

(9) 

Firman Allah Swt.:

كَذَّبَتْ

telah mendustakan. (Al-Qamar:9)

sebelum kaummu, hai Muhammad.

قَوْمُ نُوحٍ فَكَذَّبُوا عَبْدَنَا

kaum Nuh, maka mereka mendustakan hamba Kami (Nuh). (Al-Qamar:9)

Yakni mereka dengan terang-terangan mendustakan Nuh dan menuduhnya sebagai orang yang gila.

وَقَالُوا مَجْنُونٌ وَازْدُجِرَ

dan mengatakan, Dia seorang gila dan dia sudah pernah diberi ancaman.” (Al-Qamar:9)

Mujahid mengatakan bahwa makna uzdujir ialah hilang akal sehatnya karena gila. Menurut pendapat yang lain, mereka menghardiknya, mencegahnya, serta mengancamnya, bahwa sekiranya engkau hai Nuh tidak menghentikan seruanmu itu, niscaya engkau benar-benar akan termasuk orang-orang yang dirajam oleh kami.

Demikianlah menurut Ibnu Zaid, dan pendapatnya ini cukup beralasan dan cukup baik.


فَدَعَا رَبَّهُۥٓ أَنِّى مَغْلُوبٌۭ فَٱنتَصِرْ 10

(10) Maka dia mengadu kepada Tuhannya: "bahwasanya aku ini adalah orang yang dikalahkan, oleh sebab itu menangkanlah (aku)".

(10) 


فَدَعَا رَبَّهُ أَنِّي مَغْلُوبٌ فَانْتَصِرْ

Maka dia mengadu kepada Tuhannya, 'Bahwasanya aku ini adalah orang yang dikalahkan. Oleh sebab itu, tolonglah (aku). (Al-Qamar:10)

Yakni sesungguhnya aku adalah orang yang lemah, tidak mampu menghadapi dan melawan mereka, maka tolonglah oleh-Mu agama-Mu ini. Maka Allah Swt. berfirman:


فَفَتَحْنَآ أَبْوَٰبَ ٱلسَّمَآءِ بِمَآءٍۢ مُّنْهَمِرٍۢ 11

(11) Maka Kami bukakan pintu-pintu langit dengan (menurunkan) air yang tercurah.

(11) 


فَفَتَحْنَا أَبْوَابَ السَّمَاءِ بِمَاءٍ مُنْهَمِرٍ

Maka Kami bukakan pintu-pintu langit dengan (menurunkan) air yang tercurah. (Al-Qamar:11)

As-Saddi mengatakan bahwa makna munhamir ialah air yang banyak sekali.


وَفَجَّرْنَا ٱلْأَرْضَ عُيُونًۭا فَٱلْتَقَى ٱلْمَآءُ عَلَىٰٓ أَمْرٍۢ قَدْ قُدِرَ 12

(12) Dan Kami jadikan bumi memancarkan mata air-mata air, maka bertemulah air-air itu untuk suatu urusan yang sungguh telah ditetapkan.

(12) 


وَفَجَّرْنَا الأرْضَ عُيُونًا

Dan Kami jadikan bumi memancarkan mata air-mata air. (Al-Qamar:12)

Artinya, Kami memancarkan air dari seluruh muka bumi; hingga tempat-tempat pembakaran roti pun Kami pancarkan air darinya, padahal sumber api dari situ. Maka dengan kekuasaan Kami, Kami pancarkan mata.air-mata air darinya pula.

فَالْتَقَى الْمَاءُ

maka bertemulah air-air itu. (Al-Qamar:12)

Yakni air dari langit dan air dari bumi itu bertemu.

عَلَى أَمْرٍ قَدْ قُدِرَ

untuk suatu urusan yang sungguh telah ditetapkan. (Al-Qamar:12)

Yaitu suatu urusan yang telah ditetapkan oleh takdir.

Ibnu Juraij telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman Allah Swt.: Maka Kami bukakan pintu-pintu langit dengan (menurunkan) air yang tercurah. (Al-Qamar:11) Yakni yang banyak sekali, yang sebelum itu langit tidak pernah menurunkan airnya dan tidak pula sesudahnya melainkan hanya dari awan. Semua pintu langit dibuka dengan menurunkan air tanpa melalui awan yang ada di hari itu. Maka bertemulah kedua air tersebut untuk suatu urusan yang telah ditetapkan.

Ibnu Abu Hatim mengatakan bahwa Ibnul Kawa pernah bertanya kepada Ali tentang al-majrah, yakni gugusan bintang-bintang di langit. Maka Ali menjawab bahwa itu adalah talang-talang langit yang darinya semua pintu langit dibuka untuk menurunkan air yang tercurah.

*******************


وَحَمَلْنَٰهُ عَلَىٰ ذَاتِ أَلْوَٰحٍۢ وَدُسُرٍۢ 13

(13) Dan Kami angkut Nuh ke atas (bahtera) yang terbuat dari papan dan paku,

(13) 


وَحَمَلْنَاهُ عَلَى ذَاتِ أَلْوَاحٍ وَدُسُرٍ

Dan Kami angkut Nuh ke atas (bahtera) yang terbuat dari papan dan paku. (Al-Qamar:13)

Ibnu Abbas, Sa'id ibnu Jubair, Al-Qurazi, Qatadah, dan Ibnu Zaid mengatakan bahwa makna dusur adalah paku-paku. Pendapat ini dipilih oleh Ibnu Jarir, bahwa bentuk tunggalnya ialah disar dan juga dasir, sama seperti lafaz habikun dan hibakun bentuk jamaknya ialah hubukin.

Mujahid mengatakan bahwa yang dimaksud dengan dusur ialah lambung-lambung kapal.

Ikrimah dan Al-Hasan mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah bagian depan (haluan) kapal yang membelah ombak.

Ad-Dahhak mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah kedua sisinya dan bagian pokoknya.

Al-Aufi telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa makna yang dimaksud ialah bagian depan kapal.

*******************


تَجْرِى بِأَعْيُنِنَا جَزَآءًۭ لِّمَن كَانَ كُفِرَ 14

(14) Yang berlayar dengan pemeliharaan Kami sebagai belasan bagi orang-orang yang diingkari (Nuh).

(14) 


Firman Allah Swt.:

تَجْرِي بِأَعْيُنِنَا

Yang berlayar dengan pemeliharaan Kami. (Al-Qamar:14)

Yakni dengan perintah Kami dan penglihatan Kami, serta berada dalam pemeliharaan dan penjagaan Kami.

جَزَاءً لِمَنْ كَانَ كُفِرَ

sebagai balasan bagi orang-orang yang diingkari (Nuh). (Al-Qamar:14)

Yaitu sebagai balasan bagi mereka karena mereka telah kafir kepada Allah, dan sebagai pertolongan kepada Nuh a.s. yang didustai mereka.

*******************



وَلَقَد تَّرَكْنَٰهَآ ءَايَةًۭ فَهَلْ مِن مُّدَّكِرٍۢ 15

(15) Dan sesungguhnya telah Kami jadikan kapal itu sebagai pelajaran, maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran?

(15) 

Firman Allah Swt.:

وَلَقَدْ تَرَكْنَاهَا آيَةً

Dan sesungguhnya telah Kami jadikan kapal itu sebagai pelajaran. (Al-Qamar:15)

Qatadah mengatakan bahwa Allah Swt. membiarkan utuh perahu Nabi Nuh a.s. hingga dapat dijumpai oleh generasi pertama dari umat ini. Tetapi makna lahiriahnya menunjukkan pengertian jenis perahu, seperti pengertian yang terdapat di dalam firman-Nya:

وَآيَةٌ لَهُمْ أَنَّا حَمَلْنَا ذُرِّيَّتَهُمْ فِي الْفُلْكِ الْمَشْحُونِ. وَخَلَقْنَا لَهُمْ مِنْ مِثْلِهِ مَا يَرْكَبُونَ

Dan suatu tanda (kekuasaan Allah) bagi mereka adalah bahwa Kami angkut keturunan mereka dalam bahtera yang penuh muatan, dan Kami ciptakan untuk mereka yang akan mereka kendarai seperti bahtera. (Yasin:41-42)

Dan firman Allah Swt.:

إِنَّا لَمَّا طَغَى الْمَاءُ حَمَلْنَاكُمْ فِي الْجَارِيَةِ. لِنَجْعَلَهَا لَكُمْ تَذْكِرَةً وَتَعِيَهَا أُذُنٌ وَاعِيَةٌ

Sesungguhnya Kami, tatkala air telah naik (sampai ke gunung) Kami bawa (nenek moyang kamu) ke dalam bahtera, agar Kami jadikan peristiwa itu peringatan bagi kamu dan agar diperhatikan oleh telinga yang mau mendengar. (Al-Haqqah:11-12)

Karena itulah dalam surat ini disebutkan:

فَهَلْ مِنْ مُدَّكِرٍ

maka adakah orang yang mengambil pelajaran? (Al-Qamar:15)

Yakni adakah orang yang mau mengambilnya sebagai pelajaran dan peringatan baginya.

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Hajjaj, telah menceritakan kepada kami Israil, dari Abu Ishaq, dari Al-Aswad, dari Ibnu Mas'ud yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah membacakan kepadanya firman Allah Swt.: maka adakah orang yang mengambil pelajaran? (Al-Qamar:15)

Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Imam Bukhari, disebutkan bahwa telah menceritakan kepada kami Yahya, telah menceritakan kepada kami Waki', dari Israil, dari Abu Ishaq, dari Al-Aswad ibnu Yazid, dari Abdullah yang mengatakan bahwa ia pernah membacakan kepada Rasulullah Saw. firman berikut: maka adakah orang yang mengambil pelajaran? (Al-Qamar:15) Dan Nabi Saw. membacanya dengan bacaan berikut: maka adakah orang yang mengambil pelajaran? (Al-Qamar:15)

Imam Bukhari telah meriwayatkan pula melalui hadis Syu'bah, dari Abu Ishaq, dari Al-Aswad, dari Abdullah yang menceritakan bahwa Rasulullah Saw. membaca firman-Nya: maka adakah orang yang mengambil pelajaran? (Al-Qamar:15)

Telah menceritakan pula kepada kami Abu Na'im, telah menceritakan kepada kami Zuhair, dari Abu Ishaq, bahwa ia pernah mendengar seorang lelaki bertanya kepada Al-Aswad, Apakah Muzzakkir ataukah muddakkir? Maka Al-Aswad menjawab bahwa ia pernah mendengar Abdullah ibnu Mas'ud membacanya dengan bacaan berikut: maka adakah orang yang mengambil pelajaran? (Al-Qamar:15)

Lalu Ibnu Mas'ud mengatakan bahwa ia pernah mendengar Rasulullah Saw. membacanya dengan bacaan berikut (yakni memakai huruf dal): maka adakah orang yang mengambil pelajaran? (Al-Qamar:15)

Imam Muslim telah mengetengahkan hadis ini —juga ahlus sunan kecuali Ibnu Majah— melalui hadis Abu Ishaq.

*******************



فَكَيْفَ كَانَ عَذَابِى وَنُذُرِ 16

(16) Maka alangkah dahsyatnya azab-Ku dan ancaman-ancaman-Ku.

(16) 

Firman Allah Swt.:

فَكَيْفَ كَانَ عَذَابِي وَنُذُرِ

Maka alangkah dahsyatnya azab-Ku dan ancaman-ancaman-Ku. (Al-Qamar:16)

Yakni betapa hebatnya azab-Ku terhadap orang-orang yang ingkar kepada-Ku dan mendustakan rasul-rasul-Ku, dan tidak mau mengambil pelajaran dari apa yang disampaikan oleh juru peringatan-Ku. Dan bagaimana Aku membela para juru peringatan-Ku dan menimpakan pembalasan terhadap orang-orang yang mendustakan mereka.


وَلَقَدْ يَسَّرْنَا ٱلْقُرْءَانَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِن مُّدَّكِرٍۢ 17

(17) Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Quran untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?

(17) 


وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْآنَ لِلذِّكْرِ

Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Qur’an untuk pelajaran. (Al-Qamar:17)

Kami jadikan Al-Qur'an itu mudah bacaan (lafaz)nya dan Kami mudahkan pula pengertiannya bagi orang yang menginginkannya agar dia memberikan peringatan kepada manusia. Ayat ini semakna dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:

كِتَابٌ أَنزلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِيَدَّبَّرُوا آيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو الألْبَابِ

Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran. (Shad:29)

Dan firman Allah Swt.:

فَإِنَّمَا يَسَّرْنَاهُ بِلِسَانِكَ لِتُبَشِّرَ بِهِ الْمُتَّقِينَ وَتُنْذِرَ بِهِ قَوْمًا لُدًّا

Maka sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Qur’an itu dengan bahasamu, agar kamu dapat memberi kabar gembira dengan Al-Qur’an itu kepada orang-orang yang bertakwa, dan agar kamu memberi peringatan dengannya kepada kaum yang membangkang. (Maryam:97)

Mujahid telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Qur’an untuk pelajaran. (Al-Qamar:17) Yaitu mudah untuk dibaca.

As-Saddi mengatakan, maknanya yaitu Kami mudahkan bacaannya bagi semua lisan (bahasa).

Ad-Dahhak telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa seandainya Allah tidak memudahkan Al-Qur'an bagi lisan manusia, niscaya tiada seorang makhluk pun yang mampu berbicara dengan Kalamullah.

Dan menurut hemat saya (penulis), di antara dalil yang membuktikan dimudahkan-Nya Al-Qur'an bagi manusia untuk membacanya ialah sabda Nabi Saw. yang mengatakan:

إِنَّ هَذَا الْقُرْآنَ أُنْزِلَ عَلَى سَبْعَةِ أَحْرُفٍ

Sesungguhnya Al-Qur’an ini diturunkan dengan tujuh dialek.

Kami telah mengetengahkan hadis ini lengkap dengan semua jalur periwayatan dan teks-teksnya, sehingga di sini tidak perlu diulangi lagi.

*******************

Firman Allah Swt.:

فَهَلْ مِنْ مُدَّكِرٍ

maka adakah orang yang mengambil pelajaran. (Al-Qamar:17)

Yakni adakah orang yang mengambil pelajaran dan peringatan dari Al-Qur'an ini yang telah dimudahkan untuk dihafal dan dipahami maknanya? Muhammad ibnu Ka'b Al-Qurazi mengatakan bahwa adakah orang yang mendapat peringatan darinya hingga meninggalkan semua kemaksiatan?

Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Al-Hasan ibnu Rafi', telah menceritakan kepada kami Damrah, dari Ibnu Syauzab, dari Matar Al-Warraq sehubungan dengan makna firman-Nya: maka adakah orang yang mengambil pelajaran? (Al-Qamar:17) Yaitu adakah orang yang menimba ilmu darinya dan menjadikan Al-Qur'an sebagai penolong yang membimbingnya?

Hal yang sama telah dikemukakan oleh Imam Bukhari secara ta'liq, tetapi dengan ungkapan yang pasti (tegas) dari Matar Al-Warraq. Ibnu Jarir telah meriwayatkan pula hal yang sama, dan ia telah meriwayatkan hal yang semisal dari Qatadah.


كَذَّبَتْ عَادٌۭ فَكَيْفَ كَانَ عَذَابِى وَنُذُرِ 18

(18) Kaum 'Aad pun mendustakan (pula). Maka alangkah dahsyatnya azab-Ku dan ancaman-ancaman-Ku.

(18) 

كَذَّبَتْ عَادٌۭ فَكَيْفَ كَانَ عَذَابِى وَنُذُرِ

Allah Swt. berfirman, menceritakan perihal kaum 'Ad, yaitu kaumnya Nabi Hud; mereka telah mendustakan rasul-Nya pula, sama seperti yang dilakukan oleh kaum Nuh, dan bahwa Allah Swt. menimpakan kepada mereka.


إِنَّآ أَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ رِيحًۭا صَرْصَرًۭا فِى يَوْمِ نَحْسٍۢ مُّسْتَمِرٍّۢ 19

(19) Sesungguhnya Kami telah menghembuskan kepada mereka angin yang sangat kencang pada hari nahas yang terus menerus,

(19) 


عَلَيْهِمْ رِيحًا صَرْصَرًا

angin yang sangat kencang. (Al-Qamar:19)

Yakni angin yang kencang lagi sangat dingin.

فِي يَوْمِ نَحْسٍ

pada hari nahas. (Al-Qamar:19)

Yaitu di hari kesialan yang membinasakan mereka, menurut Qatadah dan Ad-Dahhak serta As-Saddi.

مُسْتَمِرٍّ

yang terus-menerus. (Al-Qamar:19)

ditimpakan atas mereka yang menjadikan mereka binasa dan hancur, karena hari itu merupakan hari azab dunia bagi mereka yang langsung berhubungan dengan azab ukhrawinya.



تَنزِعُ ٱلنَّاسَ كَأَنَّهُمْ أَعْجَازُ نَخْلٍۢ مُّنقَعِرٍۢ 20

(20) yang menggelimpangkan manusia seakan-akan mereka pokok korma yang tumbang.

(20) 

Firman Allah Swt.:

تَنزعُ النَّاسَ كَأَنَّهُمْ أَعْجَازُ نَخْلٍ مُنْقَعِرٍ

yang menggelimpangkan manusia seakan-akan mereka pokok kurma yang tumbang. (Al-Qamar:20)

Demikian itu karena angin melanda seseorang dari mereka, lalu menerbangkan dia hingga tidak terlihat lagi, kemudian dijatuhkannya dengan kepala di bawah, hingga hancurlah kepalanya dan yang tersisa hanyalah tubuhnya saja tanpa kepala. Karena itulah maka disebutkan dalam firman berikutnya:

كَأَنَّهُمْ أَعْجَازُ نَخْلٍ مُنْقَعِرٍ. فَكَيْفَ كَانَ عَذَابِي وَنُذُرِ. وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْآنَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِنْ مُدَّكِرٍ

seakan-akan mereka pokok kurma yang tumbang. Maka betapakah dahsyatnya azab-Ku dan ancaman-ancaman-Ku. Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Qur’an untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran? (Al-Qamar:20-22)


فَكَيْفَ كَانَ عَذَابِى وَنُذُرِ 21

(21) Maka alangkah dahsyatnya azab-Ku dan ancaman-ancaman-Ku.

(21) 

Firman Allah Swt.:

تَنزعُ النَّاسَ كَأَنَّهُمْ أَعْجَازُ نَخْلٍ مُنْقَعِرٍ

yang menggelimpangkan manusia seakan-akan mereka pokok kurma yang tumbang. (Al-Qamar:20)

Demikian itu karena angin melanda seseorang dari mereka, lalu menerbangkan dia hingga tidak terlihat lagi, kemudian dijatuhkannya dengan kepala di bawah, hingga hancurlah kepalanya dan yang tersisa hanyalah tubuhnya saja tanpa kepala. Karena itulah maka disebutkan dalam firman berikutnya:

كَأَنَّهُمْ أَعْجَازُ نَخْلٍ مُنْقَعِرٍ. فَكَيْفَ كَانَ عَذَابِي وَنُذُرِ. وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْآنَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِنْ مُدَّكِرٍ

seakan-akan mereka pokok kurma yang tumbang. Maka betapakah dahsyatnya azab-Ku dan ancaman-ancaman-Ku. Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Qur’an untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran? (Al-Qamar:20-22)


وَلَقَدْ يَسَّرْنَا ٱلْقُرْءَانَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِن مُّدَّكِرٍۢ 22

(22) Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al Quran untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?

(22) 

Firman Allah Swt.:

تَنزعُ النَّاسَ كَأَنَّهُمْ أَعْجَازُ نَخْلٍ مُنْقَعِرٍ

yang menggelimpangkan manusia seakan-akan mereka pokok kurma yang tumbang. (Al-Qamar:20)

Demikian itu karena angin melanda seseorang dari mereka, lalu menerbangkan dia hingga tidak terlihat lagi, kemudian dijatuhkannya dengan kepala di bawah, hingga hancurlah kepalanya dan yang tersisa hanyalah tubuhnya saja tanpa kepala. Karena itulah maka disebutkan dalam firman berikutnya:

كَأَنَّهُمْ أَعْجَازُ نَخْلٍ مُنْقَعِرٍ. فَكَيْفَ كَانَ عَذَابِي وَنُذُرِ. وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْآنَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِنْ مُدَّكِرٍ

seakan-akan mereka pokok kurma yang tumbang. Maka betapakah dahsyatnya azab-Ku dan ancaman-ancaman-Ku. Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Qur’an untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran? (Al-Qamar:20-22)


كَذَّبَتْ ثَمُودُ بِٱلنُّذُرِ 23

(23) Kaum Tsamudpun telah mendustakan ancaman-ancaman (itu).

(23) 

Bagian ini menceritakan tentang kaum Samud, bahwa mereka mendustakan rasul-Nya, yaitu Nabi Saleh.


فَقَالُوٓا۟ أَبَشَرًۭا مِّنَّا وَٰحِدًۭا نَّتَّبِعُهُۥٓ إِنَّآ إِذًۭا لَّفِى ضَلَٰلٍۢ وَسُعُرٍ 24

(24) Maka mereka berkata: "Bagaimana kita akan mengikuti seorang manusia (biasa) di antara kita?" Sesungguhnya kalau kita begitu benar-benar berada dalam keadaan sesat dan gila".

(24) 


فَقَالُوا أَبَشَرًا مِنَّا وَاحِدًا نَتَّبِعُهُ إِنَّا إِذًا لَفِي ضَلالٍ وَسُعُرٍ

Maka mereka berkata, Bagaimana kita akan mengikuti saja seorang manusia (biasa) di antara kita? Sesungguhnya kalau kita begitu benar-benar berada dalam keadaan sesat dan gila.” (Al-Qamar:24)

Mereka mengatakan bahwa kita benar-benar akan kecewa dan merugi jika kita serahkan kepemimpinan kita kepada seseorang dari kita dalam hal ini. Kemudian mereka merasa heran terhadap wahyu yang hanya diturunkan kepada Saleh saja, sedangkan mereka tidak. Selanjutnya mereka menuduhnya sebagai seorang pendusta, seperti yang disitir oleh firman-Nya:


أَءُلْقِىَ ٱلذِّكْرُ عَلَيْهِ مِنۢ بَيْنِنَا بَلْ هُوَ كَذَّابٌ أَشِرٌۭ 25

(25) Apakah wahyu itu diturunkan kepadanya di antara kita? Sebenarnya dia adalah seorang yang amat pendusta lagi sombong.

(25) 


بَلْ هُوَ كَذَّابٌ أَشِرٌ

Sebenarnya dia adalah seorang yang amat pendusta lagi sombong. (Al-Qamar:25)

Yakni orang yang telah melampaui batas dalam kedustaannya. Maka Allah Swt. menjawab mereka melalui firman-Nya:


سَيَعْلَمُونَ غَدًۭا مَّنِ ٱلْكَذَّابُ ٱلْأَشِرُ 26

(26) Kelak mereka akan mengetahui siapakah yang sebenarnya amat pendusta lagi sombong.

(26) 


سَيَعْلَمُونَ غَدًا مَنِ الْكَذَّابُ الأشِرُ

Kelak mereka akan mengetahui siapakah yang sebenarnya amat pendusta lagi sombong. (Al-Qamar:26)

Ini mengandung ancaman yang keras dan pasti ditujukan kepada mereka. Kemudian Allah Swt. berfirman:


إِنَّا مُرْسِلُوا۟ ٱلنَّاقَةِ فِتْنَةًۭ لَّهُمْ فَٱرْتَقِبْهُمْ وَٱصْطَبِرْ 27

(27) Sesungguhnya Kami akan mengirimkan unta betina sebagai cobaan bagi mereka, maka tunggulah (tindakan) mereka dan bersabarlah.

(27) 


إِنَّا مُرْسِلُو النَّاقَةِ فِتْنَةً لَهُمْ

Sesungguhnya Kami akan mengirimkan unta betina sebagai cobaan bagi mereka. (Al-Qamar:27)

Yaitu sebagai ujian bagi mereka. Allah Swt. telah mengeluarkan bagi mereka seekor unta betina yang besar berikut anak-anaknya dari sebuah batu yang amat besar, sesuai dengan apa yang diminta oleh mereka, agar hal itu dijadikan sebagai tanda yang membenarkan kerasulan Nabi Saleh a.s. dalam menyampaikan risalah-Nya kepada mereka. Kemudian Allah Swt. berfirman, memerintahkan kepada hamba-Nya Saleh:

فَارْتَقِبْهُمْ وَاصْطَبِرْ

maka tunggulah (tindakan) mereka dan bersabarlah. (Al-Qamar:27)

Artinya, tunggulah apa yang akan dilakukan oleh mereka dan akibat dari apa yang dilakukan oleh mereka, karena sesungguhnya pada akhirnya kesudahan yang baik hanyalah bagimu dan juga pertolongan Allah bagimu di dunia dan akhirat.