54 - القمر - Al-Qamar

Juz : 27

The Moon
Meccan

وَنَبِّئْهُمْ أَنَّ ٱلْمَآءَ قِسْمَةٌۢ بَيْنَهُمْ ۖ كُلُّ شِرْبٍۢ مُّحْتَضَرٌۭ 28

(28) Dan beritakanlah kepada mereka bahwa sesungguhnya air itu terbagi antara mereka (dengan unta betina itu); tiap-tiap giliran minum dihadiri (oleh yang punya giliran)

(28) 


وَنَبِّئْهُمْ أَنَّ الْمَاءَ قِسْمَةٌ بَيْنَهُمْ

Dan beritahukanlah kepada mereka bahwa sesungguhnya air itu terbagi antara mereka. (Al-Qamar:28)

Yakni sehari untuk minum mereka dan di hari yang lainnya untuk unta betina itu. Seperti yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:

قَالَ هَذِهِ نَاقَةٌ لَهَا شِرْبٌ وَلَكُمْ شِرْبُ يَوْمٍ مَعْلُومٍ

Saleh menjawab, 'Ini seekor unta betina, ia mempunyai giliran untuk mendapatkan air, dan kamu mempunyai giliran pula untuk mendapatkan air di hari yang tertentu.” (Asy-Syu’ara:155)

*******************

Adapun firman Allah Swt.:

كُلُّ شِرْبٍ مُحْتَضَرٌ

tiap-tiap giliran minum dihadiri (oleh yang punya giliran). (Al-Qamar:28)

Menurut Qatadah, makna yang dimaksud ialah apabila unta itu pergi barulah mereka mendatangi sumber air itu; dan apabila unta itu datang (tiba gilirannya), maka mereka dapat memerah air susunya.


فَنَادَوْا۟ صَاحِبَهُمْ فَتَعَاطَىٰ فَعَقَرَ 29

(29) Maka mereka memanggil kawannya, lalu kawannya menangkap (unta itu) dan membunuhnya.

(29) 

Dalam firman selanjutnya disebutkan:

فَنَادَوْا صَاحِبَهُمْ فَتَعَاطَى فَعَقَرَ

Maka mereka memanggil kawannya, lalu kawannya menangkap (unta itu) dan menyembelihnya. (Al-Qamar:29)

Ulama tafsir mengatakan bahwa dia adalah si penyembelih unta betina itu, namanya Qaddar ibnu Salif, dan dia adalah orang yang paling jahat di antara mereka. Seperti yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:

إِذِ انْبَعَثَ أَشْقَاهَا

ketika bangkit orang yang paling celaka di antara mereka. (Asy-Syams:12)

Adapun firman Allah Swt.:

فَتَعَاطَى

Lalu kawannya itu menangkap (unta itu). (Al-Qamar:29)

Yakni melumpuhkannya.


فَكَيْفَ كَانَ عَذَابِى وَنُذُرِ 30

(30) Alangkah dahsyatnya azab-Ku dan ancaman-ancaman-Ku.

(30) 

فَكَيْفَ كَانَ عَذَابِي وَنُذُرِ

Alangkah dahsyatnya azab-Ku dan ancaman-ancaman-Ku. (Al-Qamar: 30)

Maka Kami menghukum mereka, dan betapa dahsyatnya azab-Ku atas mereka sebagai pembalasan atas kekufuran mereka kepada-Ku dan kedustaan mereka kepada rasul-Ku.


إِنَّآ أَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ صَيْحَةًۭ وَٰحِدَةًۭ فَكَانُوا۟ كَهَشِيمِ ٱلْمُحْتَظِرِ 31

(31) Sesungguhnya Kami menimpakan atas mereka satu suara yang keras mengguntur, maka jadilah mereka seperti rumput kering (yang dikumpulkan oleh) yang punya kandang binatang.

(31) 

إِنَّا أَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ صَيْحَةً وَاحِدَةً فَكَانُوا كَهَشِيمِ الْمُحْتَظِرِ

Sesungguhnya Kami, menimpakan atas mereka satu suara yang keras mengguntur, maka jadilah mereka seperti rumput-rumput kering (yang dikumpulkan oleh) yang punya kandang binatang. (Al-Qamar:31)

Mereka dibinasakan sampai keakar-akarnya, tiada seorang pun dari mereka yang tersisa; mereka mati dan kaku seperti rerumputan dan daun-daunan yang kering. Demikianlah menurut ahli tafsir yang bukan hanya seorang. Al-muhtazar menurut As-Saddi artinya padang rumput bila telah mengering dan terbakar, lalu terembus oleh angin.

Ibnu Zaid mengatakan bahwa dahulu orang-orang Arab membuat kandang-kandang untuk ternak unta dan kambing mereka, serta memberinya makan dari semak-semak berduri yang telah kering. Itulah yang dimaksud oleh firman-Nya: seperti rumput-rumput kering (yang dikumpulkan oleh) yang punya kandang ternak. (Al-Qamar:31)

Sa'id ibnu Jubair mengatakan bahwa makna ayat ialah debu yang berjatuhan dari tembok; tetapi pendapat ini garib, dan yang paling dekat kepada kebenaran adalah pendapat yang pertama; hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui.


وَلَقَدْ يَسَّرْنَا ٱلْقُرْءَانَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِن مُّدَّكِرٍۢ 32

(32) Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al Quran untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?

(32) 

وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْآنَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِنْ مُدَّكِرٍ

Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al Quran untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?. (Al-Qamar: 32)


كَذَّبَتْ قَوْمُ لُوطٍۭ بِٱلنُّذُرِ 33

(33) Kaum Luth-pun telah mendustakan ancaman-ancaman (nabinya).

(33) 

كَذَّبَتْ قَوْمُ لُوطٍ بِالنُّذُرِ

Kaum Luth-pun telah mendustakan ancaman-ancaman (nabinya). (Al-Qamar: 33)

Allah Swt. berfirman, menceritakan tentang kaum Lut, bahwa mereka telah mendustakan rasuI-Nya yang dikirim kepada mereka, menentangnya dan mengerjakan hal yang dibenci, yaitu mendatangi sesama jenis. Itu merupakan suatu perbuatan keji yang belum pernah dilakukan oleh seorang penduduk alam pun selain mereka. Karena itulah maka Allah membinasakan mereka sehancur-hancurnya, belum pernah Allah Swt. menghancurkan suatu umat dengan kehancuran seperti yang Dia timpakan kepada mereka. Sesungguhnya Allah Swt. memerintahkan kepada Malaikat Jibril a.s. untuk mengangkat kota tempat tinggal mereka tinggi-tinggi ke langit, lalu dibalikkan dan dijatuhkan ke bawah, selanjutnya dihujani dengan batu-batu dari tanah yang dibakar. Karena itulah maka disebutkan dalam surat ini oleh firman-Nya:


إِنَّآ أَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ حَاصِبًا إِلَّآ ءَالَ لُوطٍۢ ۖ نَّجَّيْنَٰهُم بِسَحَرٍۢ 34

(34) Sesungguhnya Kami telah menghembuskan kepada mereka angin yang membawa batu-batu (yang menimpa mereka), kecuali keluarga Luth. Mereka Kami selamatkan sebelum fajar menyingsing,

(34) 

إِنَّا أَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ حَاصِبًا إِلا آلَ لُوطٍ نَجَّيْنَاهُمْ بِسَحَرٍ

Sesungguhnya Kami telah mengembuskan kepada mereka angin yang membawa batu-batu (yang menimpa mereka), kecuali keluarga Lut. Mereka Kami selamatkan di waktu sebelum fajar menyingsing. (Al-Qamar:34)

Yakni mereka keluar dari kota tersebut di penghujung malam hari, karenanya mereka selamat dari apa yang menimpa kaumnya. Tiada seorang lelaki pun dari kalangan kaum Lut yang beriman kepadanya, hingga istrinya sendiri ikut tertimpa azab yang menimpa kaumnya. Nabi Lut keluar bersama anak-anak perempuannya dari kalangan mereka dengan selamat tanpa kekurangan suatu apa pun. Untuk itulah maka disebutkan dalam firman berikutnya:


نِّعْمَةًۭ مِّنْ عِندِنَا ۚ كَذَٰلِكَ نَجْزِى مَن شَكَرَ 35

(35) sebagai nikmat dari Kami. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur,

(35) 


كَذَلِكَ نَجْزِي مَنْ شَكَرَ. وَلَقَدْ أَنْذَرَهُمْ بَطْشَتَنَا

Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur. Dan sesungguhnya dia (Lut) telah memperingatkan mereka akan azab-azab Kami. (Al-Qamar:35-36)

Yakni sesungguhnya sebelum azab menimpa mereka, mereka telah diberi peringatan akan pembalasan dan azab Allah jika mereka tetap dalam perbuatan kejinya. Akan tetapi, mereka tidak mempedulikan peringatan itu dan tidak mau mendengarnya, bahkan mereka meragukan dan mendustakan ancaman dan peringatan itu.


وَلَقَدْ أَنذَرَهُم بَطْشَتَنَا فَتَمَارَوْا۟ بِٱلنُّذُرِ 36

(36) Dan sesungguhnya dia (Luth) telah memperingatkan mereka akan azab-azab Kami, maka mereka mendustakan ancaman-ancaman itu.

(36) 


كَذَلِكَ نَجْزِي مَنْ شَكَرَ. وَلَقَدْ أَنْذَرَهُمْ بَطْشَتَنَا

Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur. Dan sesungguhnya dia (Lut) telah memperingatkan mereka akan azab-azab Kami. (Al-Qamar:35-36)

Yakni sesungguhnya sebelum azab menimpa mereka, mereka telah diberi peringatan akan pembalasan dan azab Allah jika mereka tetap dalam perbuatan kejinya. Akan tetapi, mereka tidak mempedulikan peringatan itu dan tidak mau mendengarnya, bahkan mereka meragukan dan mendustakan ancaman dan peringatan itu.


وَلَقَدْ رَٰوَدُوهُ عَن ضَيْفِهِۦ فَطَمَسْنَآ أَعْيُنَهُمْ فَذُوقُوا۟ عَذَابِى وَنُذُرِ 37

(37) Dan sesungguhnya mereka telah membujuknya (agar menyerahkan) tamunya (kepada mereka), lalu Kami butakan mata mereka, maka rasakanlah azab-Ku dan ancaman-ancaman-Ku.

(37) 


وَلَقَدْ رَاوَدُوهُ عَنْ ضَيْفِهِ

Dan sesungguhnya mereka telah membujuknya (agar menyerahkan) tamunya (kepada mereka). (Al-Qamar:37)

Demikian itu terjadi di malam kedatangan Malaikat Jibril, Mikail, dan Israfil kepada Lut a.s. dalam rupa laki-laki yang tampan sebagai ujian buat kaum Lut. Maka Nabi Lut menerima mereka sebagai tamu-tamunya dan mempersilakannya masuk ke rumahnya. Akan tetapi, istri Lut yang sudah tua lagi berwatak buruk mengirim berita kepada kaumnya tentang tamu-tamu yang menginap di rumahnya, bahwa mereka tampan-tampan. Akhirnya kaum Lut dari segala penjuru bergegas datang ke rumah Lut dan menyerbu rumahnya. Maka Nabi Lut mengunci pintu rumahnya sehingga terjadilah dorong-mendorong pintu. Akhirnya mereka berupaya untuk mendobrak pintu rumah Lut; hal ini terjadi pada petang harinya, sedangkan Lut a.s. menolak pintu dan menghalang-halangi mereka agar jangan sampai melihat tamu-tamunya, dan Lut berkata kepada mereka sebagaimana yang disitir oleh firman-Nya:

هَؤُلاءِ بَنَاتِي

Inilah putri-putri (negeri)ku. (Al-Hijr:71)

Maksudnya, kaum wanita mereka.

إِنْ كُنْتُمْ فَاعِلِينَ

(kawinlah dengan mereka), jika kamu hendak berbuat (secara yang halal). (Al-Hijr:71)

Dalam ayat lainnya disebutkan pula:

قَالُوا لَقَدْ عَلِمْتَ مَا لَنَا فِي بَنَاتِكَ مِنْ حَقٍّ

Mereka menjawab, Sesungguhnya kamu telah tahu bahwa kami tidak mempunyai keinginan terhadap putri-putrimu. (Hud:79)

Yakni kami tidak berselera terhadap mereka dan tidak mempunyai keinginan mengawini mereka.

وَإِنَّكَ لَتَعْلَمُ مَا نُرِيدُ

dan sesungguhnya kamu tentu mengetahui apa yang sebenarnya kami kehendaki. (Hud:79)

Ketika keadaan sangat genting dan mereka tidak dapat ditahan lagi melainkan pasti masuk dan dapat mendobrak pintu itu, maka keluarlah Malaikat Jibril dan memukul mata mereka dengan ujung sayapnya, hingga mata mereka semuanya buta. Menurut suatu pendapat, maka mereka semuanya masuk melesak ke dalam wajah mereka. Dan menurut pendapat lain, mata mereka hilang sama sekali, lalu mereka pulang ke rumah masing-masing seraya meraba-raba tembok-tembok rumah-rumah mereka seraya mengancam Lut a.s. di pagi harinya nanti.

*******************



وَلَقَدْ صَبَّحَهُم بُكْرَةً عَذَابٌۭ مُّسْتَقِرٌّۭ 38

(38) Dan sesungguhnya pada esok harinya mereka ditimpa azab yang kekal.

(38) 

Firman Allah Swt.:

وَلَقَدْ صَبَّحَهُمْ بُكْرَةً عَذَابٌ مُسْتَقِرٌّ

Dan sesungguhnya pada esok harinya mereka ditimpa azab yang kekal. (Al-Qamar:38)

Yakni tiada jalan selamat bagi mereka dari azab itu dan tiada tempat untuk melarikan diri bagi mereka dari azab tersebut.


فَذُوقُوا۟ عَذَابِى وَنُذُرِ 39

(39) Maka rasakanlah azab-Ku dan ancaman-ancaman-Ku.

(39) 

فَذُوقُوا عَذَابِي وَنُذُرِ

Maka rasakanlah azab-Ku dan ancaman-ancaman-Ku. (Al-Qamar: 39)

Kemudian Allah Swt. berfirman:


وَلَقَدْ يَسَّرْنَا ٱلْقُرْءَانَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِن مُّدَّكِرٍۢ 40

(40) Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al Quran untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?

(40) 

وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْآنَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِنْ مُدَّكِرٍ

Dan se­sungguhnya telah Kami mudahkan Al-Qur’an untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran? (Al-Qamar: 40)


وَلَقَدْ جَآءَ ءَالَ فِرْعَوْنَ ٱلنُّذُرُ 41

(41) Dan sesungguhnya telah datang kepada kaum Fir'aun ancaman-ancaman.

(41) 

وَلَقَدْ جَاءَ آلَ فِرْعَوْنَ النُّذُرُ

Dan sesungguhnya telah datang kepada kaum Fir'aun ancaman-ancaman. (Al-Qamar: 41)

Allah Swt. berfirman, menceritakan perihal Fir'aun dan kaumnya, bahwa sesungguhnya telah datang kepada mereka utusan Allah (yaitu Musa a.s.) dan saudara laki-lakinya (yaitu Harun) dengan membawa berita gembira jika mereka mau beriman, dan peringatan jika mereka kafir. Allah menguatkan keduanya dengan mukjizat-mukjizat yang besar dan berbagai macam bukti yang membenarkan kerasulan keduanya. Tetapi mereka semuanya mendustakannya, maka Allah menghukum mereka dengan hukuman dari Tuhan Yang Mahaperkasa lagi Mahakuasa. Allah Swt. membinasakan mereka sehingga tiada seorang pun dari mereka yang tersisa dan tiada pula jejak-jejak mereka. Kemudian Allah Swt. berfirman:


كَذَّبُوا۟ بِـَٔايَٰتِنَا كُلِّهَا فَأَخَذْنَٰهُمْ أَخْذَ عَزِيزٍۢ مُّقْتَدِرٍ 42

(42) Mereka mendustakan mukjizat Kami semuanya, lalu Kami azab mereka sebagai azab dari Yang Maha Perkasa lagi Maha Kuasa

(42) 

كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا كُلِّهَا فَأَخَذْنَاهُمْ أَخْذَ عَزِيزٍ مُقْتَدِرٍ

Mereka mendustakan mukjizat Kami semuanya, lalu Kami azab mereka sebagai azab dari Yang Maha Perkasa lagi Maha Kuasa. (Al-Qamar: 42)

Allah Swt. berfirman, menceritakan perihal Fir'aun dan kaumnya, bahwa sesungguhnya telah datang kepada mereka utusan Allah (yaitu Musa a.s.) dan saudara laki-lakinya (yaitu Harun) dengan membawa berita gembira jika mereka mau beriman, dan peringatan jika mereka kafir. Allah menguatkan keduanya dengan mukjizat-mukjizat yang besar dan berbagai macam bukti yang membenarkan kerasulan keduanya. Tetapi mereka semuanya mendustakannya, maka Allah menghukum mereka dengan hukuman dari Tuhan Yang Mahaperkasa lagi Mahakuasa. Allah Swt. membinasakan mereka sehingga tiada seorang pun dari mereka yang tersisa dan tiada pula jejak-jejak mereka. (Al-Qamar: 41-42)


أَكُفَّارُكُمْ خَيْرٌۭ مِّنْ أُو۟لَٰٓئِكُمْ أَمْ لَكُم بَرَآءَةٌۭ فِى ٱلزُّبُرِ 43

(43) Apakah orang-orang kafirmu (hai kaum musyrikin) lebih baik dari mereka itu, atau apakah kamu telah mempunyai jaminan kebebasan (dari azab) dalam Kitab-kitab yang dahulu

(43) 


أَكُفَّارُكُمْ

Apakah orang-orang kafirmu (hai kaum musyrikin). (Al-Qamar: 43)

hai orang-orang musyrik dari kalangan orang-orang kafir Quraisy,

خَيْرٌ مِنْ أُولَئِكُمْ

Lebih baik daripada mereka itu. (Al-Qamar: 43)

Yakni daripada orang-orang yang telah disebutkan di atas di antara orang-orang yang telah dibinasakan karena mereka telah mendustakan rasul-rasul dan kafir kepada kitab-kitab Allah. Apakah kalian lebih baik daripada mereka itu?

أَمْ لَكُمْ بَرَاءَةٌ فِي الزُّبُرِ

Atau apakah kamu telah mempunyai jaminan kebebasan (dari azab) dalam kitab-kitab yang dahulu? (Al-Qamar: 43)

Maksudnya, apakah kamu mempunyai jaminan kebebasan dari Allah yang menyatakan bahwa kamu tidak mendapat balasan dan tidak pula azab? Kemudian Allah Swt. menceritakan perihal mereka melalui firman selanjutnya:


أَمْ يَقُولُونَ نَحْنُ جَمِيعٌۭ مُّنتَصِرٌۭ 44

(44) Atau apakah mereka mengatakan: "Kami adalah satu golongan yang bersatu yang pasti menang".

(44) 


أَمْ يَقُولُونَ نَحْنُ جَمِيعٌ مُنْتَصِرٌ

Atau apakah mereka mengatakan, Kami adalah satu golongan yang bersatu yang pasti menang.” (Al-Qamar:44)

Mereka mempunyai keyakinan bahwa sebagian dari mereka dapat membantu sebagian yang lainnya, dan bahwa persatuan mereka dapat menangkal orang lain yang hendak berbuat jahat terhadap mereka. Maka Allah Swt. berfirman:


سَيُهْزَمُ ٱلْجَمْعُ وَيُوَلُّونَ ٱلدُّبُرَ 45

(45) Golongan itu pasti akan dikalahkan dan mereka akan mundur ke belakang.

(45) 


سَيُهْزَمُ الْجَمْعُ وَيُوَلُّونَ الدُّبُرَ

Golongan itu pasti akan dikalahkan dan mereka akan mundur ke belakang. (Al-Qamar:45)

Yakni persatuan mereka akan bercerai-berai dan mereka dapat dikalahkan.

قَالَ الْبُخَارِيُّ: حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ، حَدَّثَنَا خَالِدٌ، عَنْ خَالِدٍ -وَقَالَ أَيْضًا: حَدَّثَنَا مُحَمَّدٌ، حَدَّثَنَا عَفَّانُ بْنُ مُسْلِمٍ، عَنْ وُهيب، عَنْ خَالِدٍ، عَنْ عِكْرِمَةَ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ؛ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ -وَهُوَ فِي قُبَّةٍ لَهُ يَوْمَ بَدْرٍ-: أَنْشُدُكَ عَهْدَكَ وَوَعْدَكَ، اللَّهُمَّ إِنْ شِئْتَ لَمْ تُعبد بَعْدَ الْيَوْمِ أَبَدًا. فَأَخَذَ أَبُو بَكْرٍ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، بِيَدِهِ وَقَالَ: حَسْبُكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ! أَلْحَحْتَ عَلَى رَبِّكَ. فَخَرَجَ وَهُوَ يَثِبُ فِي الدِّرْعِ وَهُوَ يَقُولُ: سَيُهْزَمُ الْجَمْعُ وَيُوَلُّونَ الدُّبُرَ. بَلِ السَّاعَةُ مَوْعِدُهُمْ وَالسَّاعَةُ أَدْهَى وَأَمَرُّ

Imam Bukhari mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ishaq, telah menceritakan kepada kami Khalid, dari Khalid; dari Imam Bukhari mengatakan pula bahwa telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Affan, dari Wuhaib, dari Khalid, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas, bahwa Nabi Saw. pernah berdoa di dalam kemah kecilnya pada hari Perang Badar: Aku memohon kepada Engkau jaminan dan janji-Mu, ya Allah, jika Engkau kehendaki, niscaya Engkau tidak akan disembah lagi di muka bumi sesudah hari ini untuk selama-lamanya. Maka sahabat Abu Bakar r.a. memegang tangan Rasulullah Saw. seraya berkata, Wahai Rasulullah, cukuplah, engkau telah memohon dengan mendesak kepada Tuhanmu. Lalu Rasulullah Saw. segera keluar dari kemah seraya melompat dan mengenakan baju besinya (tamengnya), lalu membaca firman Allah Swt.: 


بَلِ ٱلسَّاعَةُ مَوْعِدُهُمْ وَٱلسَّاعَةُ أَدْهَىٰ وَأَمَرُّ 46

(46) Sebenarnya hari kiamat itulah hari yang dijanjikan kepada mereka dan kiamat itu lebih dahsyat dan lebih pahit.

(46) 


سَيُهْزَمُ الْجَمْعُ وَيُوَلُّونَ الدُّبُرَ

Golongan itu pasti akan dikalahkan dan mereka akan mundur ke belakang. (Al-Qamar:45)

Yakni persatuan mereka akan bercerai-berai dan mereka dapat dikalahkan.

قَالَ الْبُخَارِيُّ: حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ، حَدَّثَنَا خَالِدٌ، عَنْ خَالِدٍ -وَقَالَ أَيْضًا: حَدَّثَنَا مُحَمَّدٌ، حَدَّثَنَا عَفَّانُ بْنُ مُسْلِمٍ، عَنْ وُهيب، عَنْ خَالِدٍ، عَنْ عِكْرِمَةَ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ؛ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ -وَهُوَ فِي قُبَّةٍ لَهُ يَوْمَ بَدْرٍ-: أَنْشُدُكَ عَهْدَكَ وَوَعْدَكَ، اللَّهُمَّ إِنْ شِئْتَ لَمْ تُعبد بَعْدَ الْيَوْمِ أَبَدًا. فَأَخَذَ أَبُو بَكْرٍ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، بِيَدِهِ وَقَالَ: حَسْبُكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ! أَلْحَحْتَ عَلَى رَبِّكَ. فَخَرَجَ وَهُوَ يَثِبُ فِي الدِّرْعِ وَهُوَ يَقُولُ: سَيُهْزَمُ الْجَمْعُ وَيُوَلُّونَ الدُّبُرَ. بَلِ السَّاعَةُ مَوْعِدُهُمْ وَالسَّاعَةُ أَدْهَى وَأَمَرُّ

Imam Bukhari mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ishaq, telah menceritakan kepada kami Khalid, dari Khalid; dari Imam Bukhari mengatakan pula bahwa telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Affan, dari Wuhaib, dari Khalid, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas, bahwa Nabi Saw. pernah berdoa di dalam kemah kecilnya pada hari Perang Badar: Aku memohon kepada Engkau jaminan dan janji-Mu, ya Allah, jika Engkau kehendaki, niscaya Engkau tidak akan disembah lagi di muka bumi sesudah hari ini untuk selama-lamanya. Maka sahabat Abu Bakar r.a. memegang tangan Rasulullah Saw. seraya berkata, Wahai Rasulullah, cukuplah, engkau telah memohon dengan mendesak kepada Tuhanmu. Lalu Rasulullah Saw. segera keluar dari kemah seraya melompat dan mengenakan baju besinya (tamengnya), lalu membaca firman Allah Swt.: Golongan itu pasti akan dikalahkan dan mereka akan mundur ke belakang. Sebenarnya hari kiamat itulah hari yang dijanjikan kepada mereka dan kiamat itu lebih dahsyat dan lebih pahit. (Al-Qamar:.

45-46)

Hal yang sama telah diriwayatkan pula oleh Imam Bukhari dan Imam Nasai dalam berbagai tempat melalui hadis Khalid ibnu Mahran Al-Hazza dengan sanad yang sama.

Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Abur Rabi' Az-Zahrani, telah menceritakan kepada kami Hammad, dari Ayyub, dari Ikrimah yang mengatakan bahwa ketika diturunkan firman-Nya: Golongan itu pasti akan dikalahkan dan mereka akan mundur ke belakang. (Al-Qamar:45) Maka Umar bertanya, Golongan manakah yang akan dikalahkan, dan golongan manakah yang akan beroleh kemenangan? Umar mengatakan bahwa ketika Perang Badar meletus, ia melihat Rasulullah Saw. melompat dengan menyandang tamengnya seraya berkata: Golongan itu pasti akan dikalahkan dan mereka akan mundur ke belakang. (Al-Qamar:45) Maka sejak saat itu ia mengetahui takwil ayat tersebut.

Imam Bukhari mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ibrahim ibnu Musa, telah menceritakan kepada kami Hisyam ibnu Yusuf, bahwa Ibnu Juraij pernah menceritakan kepada mereka, bahwa ia mendapat berita dari Yusuf ibnu Mahik yang telah menceritakan bahwa ketika ia berada di hadapan Aisyah r.a. Ummul Mu’minin, maka Aisyah r.a. berkata bahwa ayat berikut diturunkan di Mekah kepada Muhammad Saw. yang saat itu ia masih anak-anak sedang bermain-main, yaitu firman-Nya: Golongan itu pasti akan dikalahkan dan mereka akan mundur ke belakang. (Al-Qamar:45)

Demikianlah bunyi riwayat ini yang diriwayatkan Bukhari dalam bab ini dengan singkat, tetapi di dalam bab, Keutamaan Al-Qur'an ia meriwayatkannya dengan panjang lebar; sedangkan Imam Muslim tidak mengetengahkannya.


إِنَّ ٱلْمُجْرِمِينَ فِى ضَلَٰلٍۢ وَسُعُرٍۢ 47

(47) Sesungguhnya orang-orang yang berdosa berada dalam kesesatan (di dunia) dan dalam neraka.

(47) 

Allah Swt. menceritakan tentang perihal orang-orang yang berdosa, bahwa mereka berada dalam kesesatan dari kebenaran dan tenggelam di dalam keragu-raguan dan kebimbangan serta kekacauan dalam pikirannya. Hal ini dialami pula oleh tiap-tiap orang yang mempunyai sifat yang sama dari kalangan orang-orang kafir, ahli bid'ah, dan semua golongan yang sesat. Kemudian Allah Swt. berfirman:


يَوْمَ يُسْحَبُونَ فِى ٱلنَّارِ عَلَىٰ وُجُوهِهِمْ ذُوقُوا۟ مَسَّ سَقَرَ 48

(48) (Ingatlah) pada hari mereka diseret ke neraka atas muka mereka. (Dikatakan kepada mereka): "Rasakanlah sentuhan api neraka!"

(48) 


يَوْمَ يُسْحَبُونَ فِي النَّارِ عَلَى وُجُوهِهِمْ

(Ingatlah) pada hari mereka diseret ke neraka pada wajahnya. (Al-Qamar: 48)

Yakni sebagaimana mereka berada dalam kegelapan, keragu-raguan, dan kebimbangan, maka mereka mendapat balasan neraka; dan sebagaimana mereka sesat, maka mereka diseret masuk ke dalam neraka dengan muka di bawah. Mereka tidak mengetahui ke manakah mereka dibawa, dan dikatakan kepada mereka dengan nada kecaman dan cemoohan:

ذُوقُوا مَسَّ سَقَرَ

Rasakanlah sentuhan api neraka! (Al-Qamar: 48)

*******************



إِنَّا كُلَّ شَىْءٍ خَلَقْنَٰهُ بِقَدَرٍۢ 49

(49) Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran.

(49) 

Firman Allah Swt.:

إِنَّا كُلَّ شَيْءٍ خَلَقْنَاهُ بِقَدَرٍ

Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran. (Al-Qamar: 49)

Semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya:

وَخَلَقَ كُلَّ شَيْءٍ فَقَدَّرَهُ تَقْدِيرًا

dan Dia menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya. (Al-Furqan: 2)

Dan firman Allah Swt.:

سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الأعْلَى. الَّذِي خَلَقَ فَسَوَّى. وَالَّذِي قَدَّرَ فَهَدَى

Sucikanlah nama Tuhanmu Yang Mahatinggi, yang menciptakan dan yang menyempurnakan (penciptaan-Nya) dan yang menentukan kadar (masing-masing) dan memberi petunjuk. (Al-A'la: 1-3)

Yakni Dia telah menentukan ukuran masing-masing makhluk-Nya dan memberi petunjuk kepada semua makhluk-Nya. Karena itulah maka para imam dari kalangan Ahlus Sunnah menyimpulkan dalil dari ayat ini yang membuktikan akan kebenaran dari takdir Allah yang terdahulu terhadap makhluk-Nya. Yaitu pengetahuan Allah Swt. akan segala sesuatu sebelum kejadiannya dan ketetapan takdir-Nya terhadap mereka sebelum mereka diciptakan oleh-Nya. Dan dengan ayat ini serta ayat-ayat lainnya yang semakna, juga hadis-hadis yang sahih, kalangan Ahlus Sunnah membantah pendapat golongan Qadariyah, yaitu suatu golongan yang muncul di penghujung masa para sahabat. Kami telah membicarakan hal ini dengan rinci berikut semua hadis yang berkaitan dengannya di dalam Syarah Kitabul Iman, bagian dari Syarah Imam Bukhari. Berikut ini kami akan mengetengahkan sebagian hadis-hadis yang berkaitan dengan ayat yang mulia ini.

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Waki', telah menceritakan kepada kami Sufyan As-Sauri, dari Ziad ibnu Ismail As-Sahmi, dari Muhammad ibnu Abbad ibnu Ja'far, dari Abu Hurairah yang mengatakan bahwa orang-orang musyrik Quraisy datang kepada Nabi Saw. dengan tujuan berdebat dengannya dalam masalah takdir, maka turunlah ayat: (Ingatlah) pada hari mereka diseret ke neraka pada wajahnya. (Dikatakan kepada mereka), "Rasakanlah sentuhan api neraka.” Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran. (Al-Qamar: 48-49)

Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Imam Muslim dan Imam Turmuzi serta Ibnu Majah melalui hadis Waki' dari Sufyan As-Sauri dengan sanad yang sama.

Al-Bazzar mengatakan, telah menceritakan kepada kami Amr ibnu Ali, telah menceritakan kepada kami Ad-Dahhak ibnu Makhlad, telah menceritakan kepada kami Yunus ibnul Haris, dari Amr ibnu Syu'aib, dari ayahnya, dari kakeknya yang mengatakan bahwa ayat-ayat berikut tiada lain diturunkan berkaitan dengan ahli qadar, yaitu firman Allah Swt.: Sesungguhnya orang-orang yang berdosa berada dalam kesesatan (di dunia) dan dalam neraka. (Ingatlah) pada hari mereka diseret ke neraka pada wajahnya. (Dikatakan kepada mereka), "Rasakanlah sentuhan api neraka.” Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran. (Al-Qamar: 47-49)

Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Sahl ibnu Saleh Al-Intaki, telah menceritakan kepadaku Qurrah ibnu Habib, dari Kinanah, telah menceritakan kepadaku Jarir ibnu Hazim, dari Sa'id ibnu Amr ibnu Ja'dah, dari Ibnu Zurarah, dari ayahnya, dari Nabi Saw., bahwa beliau membaca firman-Nya: (Dikatakan kepada mereka), "Rasakanlah sentuhan api neraka.” Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukurannya. (Al-Qamar: 48-49) Lalu Nabi Saw. bersabda:

"نَزَلَتْ فِي أُنَاسٍ مِنْ أُمَّتِي يَكُونُونَ فِي آخِرِ الزَّمَانِ يُكَذِّبُونَ بِقَدَرِ اللَّهِ"

Ayat ini diturunkan berkenaan dengan sebagian dari umatku yang kelak ada di akhir zaman, mereka mendustakan takdir Allah.

Telah menceritakan pula kepada kami Al-Hasan ibnu Arafah, telah menceritakan kepada kami Marwan ibnu Syuja' Al-Jazari, dari Abdul Malik ibnu Juraij, dari Ata ibnu Abu Rabah yang mengatakan bahwa ia datang kepada Ibnu Abbas yang saat itu sedang menimba air dari sumur zamzam, sedangkan bagian bawah kainnya kebasahan. Lalu aku berkata kepadanya, bahwa sebagian orang ada yang membicarakan masalah takdir. Maka Ibnu Abbas berkata, "Benarkah mereka telah membicarakannya?" Aku menjawab, "Ya." Maka dia berkata, "Demi Allah, tiadalah ayat berikut diturunkan melainkan berkenaan dengan mereka," yaitu firman-Nya: Rasakanlah sentuhan api neraka'. Sesunguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran. (Al-Qamar: 48-49) Mereka adalah seburuk-buruk umat ini, maka janganlah kamu jenguk orang-orang sakit mereka, jangan pula kamu menyalatkan orang-orang mati mereka. Dan jika kamu menjumpai seseorang dari mereka, coloklah matanya dengan kedua jarimu.

Imam Ahmad meriwayatkan hadis ini melalui jalur lain yang sebagiannya ada yang berpredikat marfu'. Ia mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abul Mugirah, telah menceritakan kepada kami Al-Auzai', dari sebagian saudara-saudaranya, dari Muhammad ibnu Ubaidul Makki, dari Abdullah ibnu Abbas yang mengatakan bahwa pernah dikatakan kepadanya perihal seorang lelaki yang baru tiba di kalangan mereka, lelaki itu mendustakan takdir. Maka Ibnu Abbas berkata, "Tunjukkanlah (tuntunlah) aku kepadanya —yang saat itu Ibnu Abbas telah buta—." Mereka bertanya, "Hai Abul Abbas, apakah yang hendak engkau lakukan terhadapnya?" Ibnu Abbas menjawab, "Demi Tuhan yang jiwaku berada di dalam genggaman-Nya, sesungguhnya jika aku dapat menangkapnya, aku benar-benar akan menggigit hidungnya hingga putus. Dan sesungguhnya jika yang kutangkap itu adalah lehernya, aku benar-benar akan meremukkan kepalanya, karena sesungguhnya aku pernah mendengar Rasulullah Saw. bersabda:

"كَأَنِّي بِنِسَاءِ بَنِي فِهْر يَطُفْنَ بِالْخَزْرَجِ، تَصْطَفِقُ أَلَيَاتُهُنَّ مُشْرِكَاتٍ، هَذَا أَوَّلُ شِرْكِ هَذِهِ الْأُمَّةِ، وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَيَنْتَهِيَنَّ بِهِمْ سُوءُ رَأْيِهِمْ حَتَّى يُخْرِجُوا اللَّهَ مِنْ أَنْ يَكُونَ قَدّر خَيْرًا، كَمَا أَخْرَجُوهُ مِنْ أَنْ يَكُونَ قَدَّرَ شَرًّا"

Seakan-akan (diperlihatkan) kepadaku kaum wanita Bani Fihr berkeliling di kalangan Bani Khazraj, sedangkan pantat mereka digoyang-goyangkan dalam keadaan musyrik. Itulah permulaan syirik yang terjadi di kalangan umat ini. Dan demi Tuhan yang jiwaku berada di dalam genggaman-Nya, sungguh benar-benar akan membinasakan diri mereka sendiri buruknya pendapat mereka, hingga mereka berani mengatakan bahwa Allah tidak menakdirkan kebaikan sebagaimana mereka pun tidak percaya bahwa Allah menakdirkan keburukan'.”

Kemudian Imam Ahmad meriwayatkannya dari Abul Mugirah, dari Al-Auza’i, dari Al-Ala ibnul Hajjaj, dari Muhammad ibnu Ubaid, lalu disebutkan hal yang semisal, tetapi mereka tidak ada yang mengetengahkannya.

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Yazid, telah menceritakan kepada kami Sa'id, dari Abu Ayyub, telah menceritakan kepadaku Abu Sakhr, dari Nafi' yang mengatakan bahwa Ibnu Umar mempunyai sahabat dari kalangan penduduk negeri Syam yang biasa saling berbalas surat dengannya. Kemudian Ibnu Umar berkirim surat kepadanya yang menyebutkan, "Sesungguhnya telah sampai kepadaku suatu berita yang mengatakan bahwa engkau telah memperbincangkan sesuatu mengenai takdir, maka sejak sekarang engkau tidak usah lagi berkirim surat kepadaku (putuslah hubunganku denganmu), karena sesungguhnya aku pernah mendengar Rasulullah Saw. bersabda:

"سَيَكُونُ فِي أُمَّتِي أَقْوَامٌ يُكَذِّبُونَ بِالْقَدَرِ"

Kelak di kalangan umatku akan ada beberapa kaum yang mendustakan takdir'.”

Abu Daud telah meriwayatkan hadis ini dari Imam Ahmad Ibnu Hambal dengan sanad yang sama.

قَالَ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا أَنَسُ بْنُ عِيَاضٍ، حَدَّثَنَا عُمَرُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ مَوْلَى غُفْرَة، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ؛ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "لِكُلِّ أُمَّةٍ مَجُوسٌ، وَمَجُوسُ أُمَّتِي الَّذِينَ يَقُولُونَ: لَا قَدَرَ. إِنْ مَرِضُوا فَلَا تَعُودُوهُمْ، وَإِنْ مَاتُوا فَلَا تَشْهَدُوهُمْ"

Imam Ahmad telah mengatakan pula, telah menceritakan kepada kami Anas ibnu Iyad, telah menceritakan kepada kami Umar ibnu Abdullah maula Gafrah, dari Abdullah ibnu Umar, bahwa Rasulullah Saw. telah bersabda: Bagi tiap-tiap umat ada Majusinya, dan Majusinya umatku ialah orang-orang yang mengatakan tidak ada takdir. Jika mereka sakit, jangan kalian jenguk; dan jika mereka mati, jangan kalian saksikan (menghadiri) jenazah mereka.

Tiada seorang pun dari Sittah yang mengetengahkan hadis ini dari jalur tersebut.

قَالَ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ، حَدَّثَنَا رِشْدِين، عَنْ أَبِي صَخْرٍ حُمَيد بْنِ زِيَادٍ، عَنْ نَافِعٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وسلم يقول: "سَيَكُونُ فِي هَذِهِ الْأُمَّةِ مَسْخٌ، أَلَا وَذَاكَ فِي الْمُكَذِّبِينَ بِالْقَدَرِ وَالزِّنْدِيقِيَّةِ".

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Qutaibah, telah menceritakan kepada kami Rasyidin, dari Abu Sakhr Humaid ibnu Ziad, dari Nafi', dari Ibnu Umar yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar Rasulullah Saw. bersabda: Kelak di kalangan umat ini terdapat kutukan. Ingatlah, hal itu terjadi di kalangan orang-orang yang mendustakan takdir dan kaum Zindiq.

Imam Turmuzi dan Imam Ibnu Majah telah meriwayatkan hadis ini melalui Abu Sakhr alias Humaid ibnu Ziad dengan sanad yang sama. Imam Turmuzi menilai hadis ini hasan sahih garib.

وَقَالَ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ بْنُ الطَّبَّاعِ، أَخْبَرَنِي مَالِكٌ، عَنْ زِيَادِ بْنِ سَعْدٍ، عَنْ عَمْرِو بْنِ مُسْلِمٍ، عَنْ طَاوُسٍ الْيَمَانِيِّ قَالَ: سَمِعْتُ ابْنِ عُمَرَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى الله عليه وسلم: "كل شيء بقدرن حَتَّى الْعَجْزُ وَالْكَيْسُ".

Imam Ahmad mengatakan pula bahwa telah menceritakan kepada kami Ishaq ibnut Tabba', telah menceritakan kepadaku Malik, dari Ziad ibnu Sa'd, dari Amr ibnu Muslim, dari Tawus Al-Yamani yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar Ibnu Umar mengatakan bahwa Rasulullah Saw. telah bersabda: Segala sesuatu terjadi berdasarkan takdir hingga kelemahan dan kepandaian.

Imam Muslim meriwayatkan hadis ini secara munfarid melalui Malik.

Di dalam hadis sahih telah disebutkan sebagai berikut:

"اسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلَا تَعْجِزْ، فَإِنْ أَصَابَكَ أَمْرٌ فَقُلْ: قَدَّرُ اللَّهُ وَمَا شَاءَ فَعَلَ، وَلَا تَقُلْ: لَوْ أَنِّي فَعَلْتُ لَكَانَ كَذَا، فَإِنَّ لَوْ تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ"

Mohonlah pertolongan kepada Allah dan janganlah kamu lemah. Jika kamu tertimpa suatu perkara, maka katakanlah, "Allah telah menakdirkan (nya), apa yang Dia kehendaki pasti terjadi.” Dan janganlah kamu mengatakan bahwa seandainya aku melakukan anu, niscaya hal ini tidak terjadi. Karena sesungguhnya law (mengandai-andai) membuka pintu masuk bagi perbuatan setan.

Di dalam hadis yang dikemukakan oleh Ibnu Abbas disebutkan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda kepadanya:

"وَاعْلَمْ أَنَّ الْأُمَّةَ لَوِ اجْتَمَعُوا عَلَى أَنْ يَنْفَعُوكَ بِشَيْءٍ، لَمْ يَكْتُبْهُ اللَّهُ لَكَ، لَمْ يَنْفَعُوكَ، وَلَوِ اجْتَمَعُوا عَلَى أَنْ يَضُرُّوكَ بِشَيْءٍ، لَمْ يَكْتُبْهُ اللَّهُ عَلَيْكَ، لَمْ يضروك. جفّت الأقلام وطويت الصحف"

Ketahuilah bahwa sekiranya umat ini bersatu untuk memberikan manfaat kepadamu dengan sesuatu yang tidak ditakdirkan oleh Allah bagimu, niscaya mereka tidak akan dapat memberikannya kepadamu. Dan seandainya mereka bersatu untuk menimpakan mudarat kepadamu dengan sesuatu yang tidak ditakdirkan oleh Allah atas dirimu, niscaya mereka tidak dapat menimpakan mudarat itu kepadamu. Telah kering semua pena dan semua lembaran telah ditutup.

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Al-Hasan ibnu Siwar, telah menceritakan kepada kami Al-Lais, dari Mu'awiyah, dari Ayyub. ibnu Ziad, telah menceritakan kepadaku Ubadah ibnul Walid ibnu Ubadah, telah menceritakan kepadaku ayahku, bahwa ia menjenguk Ubadah yang sedang sakit yang menurut pendapatnya tidak ada harapan lagi untuk dapat sembuh. Lalu ia berkata, "Wahai Ayahku, berwasiatlah kepadaku dan bersungguh-sungguhlah bagiku." Maka Ubadah mengatakan, "Dudukkanlah aku." Setelah mereka mendudukkannya, ia berkata, "Hai Anakku, sesungguhnya engkau masih belum merasakan manisnya iman dan masih belum sampai kepada hakikat ilmu mengenai Allah sebelum engkau beriman kepada takdir, takdir yang baik dan takdir yang buruk." Aku bertanya, "Hai Ayahku, bagaimanakah caranya agar aku dapat mengetahui takdir yang baik dan takdir yang buruk?" Ia menjawab, "Perlu engkau ketahui bahwa apa yang luput darimu sudah menjadi takdir tidak akan mengenai dirimu, dan apa yang mengenai dirimu sudah menjadi takdir tidak akan luput darimu. Hai Anakku, sesungguhnya aku pernah mendengar Rasulullah Saw. bersabda:

"إِنَّ أَوَّلَ مَا خَلَقَ اللَّهُ الْقَلَمُ. ثُمَّ قَالَ لَهُ: اكْتُبْ. فَجَرَى فِي تِلْكَ السَّاعَةِ بِمَا هُوَ كَائِنٌ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ"

Sesungguhnya yang pertama diciptakan oleh Allah ialah Al-Qalam, kemudian Allah berfirman kepadanya, 'Tulislah!' Maka di saat itu juga Al-Qalam bergerak menulis tentang semua makhluk yang akan terjadi sampai hari kiamat.

Hai Anakku, jika engkau mati dalam keadaan tidak beriman terhadapnya, niscaya masuk nerakalah kamu."

Imam Turmuzi meriwayatkan hadis ini dari Yahya ibnu Musa Al-Balkhi, dari Abu Daud At-Tayalisi, dari Abdul Wahid ibnu Sulaim, dari Ata ibnu Abu Rabah, dari Al-Walid ibnu Ubadah, dari ayahnya dengan sanad yang sama. Lalu Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini hasan sahih garib.

Sufyan As-Sauri telah meriwayatkan dari Mansur, dari Rib'i ibnu Khirasy, dari seorang lelaki, dari Ali ibnu Abu Talib yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:

"لا يُؤْمِنُ عَبْدٌ حَتَّى يُؤْمِنَ بِأَرْبَعٍ: يَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَأَنِّي رَسُولُ اللَّهِ، بَعَثَنِي بِالْحَقِّ، وَيُؤْمِنُ بِالْمَوْتِ، وَيُؤْمِنُ بِالْبَعْثِ بَعْدَ الْمَوْتِ، وَيُؤْمِنُ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ"

Tidaklah seseorang di antara kalian beriman sebelum beriman kepada empat perkara, yaitu bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan aku adalah utusannya yang Dia utus dengan membawa kebenaran; beriman kepada adanya hari berbangkit sesudah mati; dan beriman dengan takdir yang baik dan takdir yang buruk.

Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Imam Turmuzi melalui hadis An-Nadr ibnu Syumail, dari Syu'bah, dari Mansur dengan sanad yang sama. Hal yang sama telah diriwayatkan. Dan Imam Turmuzi meriwayatkan hadis ini melalui Abu Daud At-Tayalisi dari Syu'bah, dari Mansur, dari Rib'i, dan Ah, lalu Turmuzi mengatakan bahwa riwayat ini menurutku lebih sahih . Hal yang sama telah diriwayatkan pula oleh Ibnu Majah melalui hadis Syarik, dari Mansur, dari Rib'i, dari Ali dengan sanad yang sama

Di dalam kitab Sahih Muslim telah disebutkan melalui riwayat Abdullah ibnu Wahb dan lain-lainnya, dari Abu Hani' Al-Khaulani dari Abu Abdur Rahman Al-Habli, dari Abdullah ibnu Amryang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. telah bersabda:

"إِنَّ اللَّهَ كَتَبَ مَقَادِيرَ الْخَلَائِقِ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ بِخَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ"

Sesungguhnya Allah telah menulis semua takdir makhluk sebelum Dia menciptakan langit dan bumi dalam jarak lima puluh ribu tahun.

Ibnu Wahb menambahkan firman Allah Swt. dalam hadisnya:

وَكَانَ عَرْشُهُ عَلَى الْمَاءِ

dan adalah 'Arasy-Nya di atas air. (Hud: 7)

Imam Turmuzi telah meriwayatkan pula hadis ini, dan ia mengatakan bahwa predikat hadis ini kalau tidak hasan, sahih, atau garib.

*******************