23 - المؤمنون - Al-Muminoon

Juz : 18

The Believers
Meccan

أَلَمْ تَكُنْ ءَايَٰتِى تُتْلَىٰ عَلَيْكُمْ فَكُنتُم بِهَا تُكَذِّبُونَ 105

(105) Bukankah ayat-ayat-Ku telah dibacakan kepadamu sekalian, tetapi kamu selalu mendustakannya?

(105) 

Ini merupakan kecaman dan cemoohan dari Allah, ditujukan kepada penghuni neraka atas kekafiran, dosa-dosa, dan perbuatan-perbuatan haram yang telah mereka kerjakan (selama di dunia) yang menyebabkan mereka terjerumus ke dalam siksa neraka itu. Untuk itu Allah Swt. berfirman:

أَلَمْ تَكُنْ آيَاتِي تُتْلَى عَلَيْكُمْ فَكُنْتُمْ بِهَا تُكَذِّبُونَ

Bukankah ayat-ayat-Ku telah dibacakan kepadamu sekalian, tetapi kalian selalu mendustakannya? (Al Mu’minun: 15)

Yakni sesungguhnya Aku telah mengutus kepada kalian rasul-rasul-Ku dan telah menurunkan kitab-kitab kepada kalian, dan Aku telah melenyapkan semua kesulitan kalian sehingga tiada alasan lagi bagi kalian untuk tidak mengikutinya. Seperti yang diungkapkan oleh firman-Nya dalam ayat yang lain, yaitu:

لِئَلا يَكُونَ لِلنَّاسِ عَلَى اللَّهِ حُجَّةٌ بَعْدَ الرُّسُلِ

agar tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya rasul-rasul itu. (An-Nisa: 165)

وَمَا كُنَّا مُعَذِّبِينَ حَتَّى نَبْعَثَ رَسُولا

dan Kami tidak akan mengazab sebelum Kami mengutus seorang rasul. (Al-Isra: 15)

Dan firman Allah Swt.:

كُلَّمَا أُلْقِيَ فِيهَا فَوْجٌ سَأَلَهُمْ خَزَنَتُهَا أَلَمْ يَأْتِكُمْ نَذِيرٌ

Setiap kali dilemparkan ke dalamnya sekumpulan (orang-orang kafir), penjaga-penjaga, (neraka itu) bertanya kepada mereka, "Apakah belum pernah datang kepada kalian (di dunia) seorang pemberi peringatan?” (Al-Mulk: 8)

sampai dengan firman-Nya:

فَسُحْقًا لأصْحَابِ السَّعِيرِ

Maka kebinasaanlah bagi penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala. (Al-Mulk: 11)

Karena itulah disebutkan dalam firman selanjutnya, menceritakan jawaban mereka:

رَبَّنَا غَلَبَتْ عَلَيْنَا شِقْوَتُنَا وَكُنَّا قَوْمًا ضَالِّينَ

Ya Tuhan kami, kami telah dikuasai oleh kejahatan kami, dan adalah kami orang-orang yang sesat. (Al Mu’minun: 16)

Yaitu hujah telah ditegakkan pada kami, tetapi kami memang dikuasai oleh kejahatan sehingga kami tidak mau mengikuti dan mentaati hujah itu; maka sesatlah kami dari kebenaran dan kami tidak mendapatkannya. Kemudian mereka berkata:

رَبَّنَا أَخْرِجْنَا مِنْهَا فَإِنْ عُدْنَا فَإِنَّا ظَالِمُونَ

Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami darinya (dan kembalikanlah kami ke dunia). Maka jika kami kembali (juga kepada kekafiran), sesungguhnya kami adalah orang-orang yang zalim. (Al Mu’minun: 17)

Artinya, kembalikanlah kami ke dunia; jika kami mengulangi lagi perbuatan yang serupa, maka sesungguhnya kami adalah orang-orang yang aniaya dan berhak mendapat siksaan. Makna ayat ini sama dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya dalam ayat yang lain, yaitu:

فَاعْتَرَفْنَا بِذُنُوبِنَا فَهَلْ إِلَى خُرُوجٍ مِنْ سَبِيلٍ

lalu kami mengakui dosa-dosa kami. Maka adakah suatu jalan (bagi kami) untuk keluar (dari neraka)? (Al-Mu’min: 11)

sampai dengan firman Allah Swt.:

فَالْحُكْمُ لِلَّهِ الْعَلِيِّ الْكَبِيرِ

Maka putusan (sekarang ini) adalah pada Allah Yang Maha-tinggi lagi Mahabesar. (Al-Mu’min: 12)

Yakni tidak ada jalan keluar dari neraka bagi kalian, karena sesungguhnya kalian dahulu telah mempersekutukan Allah di saat orang-orang mukmin mengesakan-Nya.


قَالُوا۟ رَبَّنَا غَلَبَتْ عَلَيْنَا شِقْوَتُنَا وَكُنَّا قَوْمًۭا ضَآلِّينَ 106

(106) Mereka berkata: "Ya Tuhan kami, kami telah dikuasai oleh kejahatan kami, dan adalah kami orang-orang yang sesat.

(106) 

sampai dengan firman-Nya:

فَسُحْقًا لأصْحَابِ السَّعِيرِ

Maka kebinasaanlah bagi penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala. (Al-Mulk: 11)

Karena itulah disebutkan dalam firman selanjutnya, menceritakan jawaban mereka:

رَبَّنَا غَلَبَتْ عَلَيْنَا شِقْوَتُنَا وَكُنَّا قَوْمًا ضَالِّينَ

Ya Tuhan kami, kami telah dikuasai oleh kejahatan kami, dan adalah kami orang-orang yang sesat. (Al Mu’minun: 16)

Yaitu hujah telah ditegakkan pada kami, tetapi kami memang dikuasai oleh kejahatan sehingga kami tidak mau mengikuti dan mentaati hujah itu; maka sesatlah kami dari kebenaran dan kami tidak mendapatkannya. Kemudian mereka berkata:

رَبَّنَا أَخْرِجْنَا مِنْهَا فَإِنْ عُدْنَا فَإِنَّا ظَالِمُونَ

Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami darinya (dan kembalikanlah kami ke dunia). Maka jika kami kembali (juga kepada kekafiran), sesungguhnya kami adalah orang-orang yang zalim. (Al Mu’minun: 17)

Artinya, kembalikanlah kami ke dunia; jika kami mengulangi lagi perbuatan yang serupa, maka sesungguhnya kami adalah orang-orang yang aniaya dan berhak mendapat siksaan. Makna ayat ini sama dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya dalam ayat yang lain, yaitu:

فَاعْتَرَفْنَا بِذُنُوبِنَا فَهَلْ إِلَى خُرُوجٍ مِنْ سَبِيلٍ

lalu kami mengakui dosa-dosa kami. Maka adakah suatu jalan (bagi kami) untuk keluar (dari neraka)? (Al-Mu’min: 11)

sampai dengan firman Allah Swt.:

فَالْحُكْمُ لِلَّهِ الْعَلِيِّ الْكَبِيرِ

Maka putusan (sekarang ini) adalah pada Allah Yang Maha-tinggi lagi Mahabesar. (Al-Mu’min: 12)

Yakni tidak ada jalan keluar dari neraka bagi kalian, karena sesungguhnya kalian dahulu telah mempersekutukan Allah di saat orang-orang mukmin mengesakan-Nya.


رَبَّنَآ أَخْرِجْنَا مِنْهَا فَإِنْ عُدْنَا فَإِنَّا ظَٰلِمُونَ 107

(107) Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami daripadanya (dan kembalikanlah kami ke dunia), maka jika kami kembali (juga kepada kekafiran), sesungguhnya kami adalah orang-orang yang zalim".

(107) 

Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami darinya (dan kembalikanlah kami ke dunia). Maka jika kami kembali (juga kepada kekafiran), sesungguhnya kami adalah orang-orang yang zalim. (Al Mu’minun: 17)

Artinya, kembalikanlah kami ke dunia; jika kami mengulangi lagi perbuatan yang serupa, maka sesungguhnya kami adalah orang-orang yang aniaya dan berhak mendapat siksaan. Makna ayat ini sama dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya dalam ayat yang lain, yaitu:

فَاعْتَرَفْنَا بِذُنُوبِنَا فَهَلْ إِلَى خُرُوجٍ مِنْ سَبِيلٍ

lalu kami mengakui dosa-dosa kami. Maka adakah suatu jalan (bagi kami) untuk keluar (dari neraka)? (Al-Mu’min: 11)

sampai dengan firman Allah Swt.:

فَالْحُكْمُ لِلَّهِ الْعَلِيِّ الْكَبِيرِ

Maka putusan (sekarang ini) adalah pada Allah Yang Maha-tinggi lagi Mahabesar. (Al-Mu’min: 12)

Yakni tidak ada jalan keluar dari neraka bagi kalian, karena sesungguhnya kalian dahulu telah mempersekutukan Allah di saat orang-orang mukmin mengesakan-Nya.


قَالَ ٱخْسَـُٔوا۟ فِيهَا وَلَا تُكَلِّمُونِ 108

(108) Allah berfirman: "Tinggallah dengan hina di dalamnya, dan janganlah kamu berbicara dengan Aku.

(108) 

Ini adalah jawaban Allah Swt. kepada orang-orang kafir saat mereka meminta agar dikeluarkan dari neraka dan dikembalikan ke dunia. Allah Swt. berfirman:

اخْسَئُوا فِيهَا

Tinggallah dengan hina di dalamnya. (Al Mu’minun: 18)

Yakni menetaplah di dalam neraka dalam keadaan hina dina dan direndahkan.

وَلا تُكَلِّمُونِ

dan janganlah kalian berbicara dengan Aku. (Al Mu’minun: 18)

Artinya, janganlah kalian mengulangi lagi permintaan ini, karena sesungguhnya kalian tidak akan diperkenankan oleh-Ku.

Al-Aufi telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: Tinggallah dengan hina di dalamnya, dan janganlah kalian berbicara dengan Aku. (Al Mu’minun: 18) Ini adalah jawaban Tuhan Yang Maha Pemurah saat mereka tidak diperkenankan lagi berbicara dengan-Nya.

Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Abdah ibnu Sulaiman Al-Mawarzi, telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnul Mubarak, dari Sa'id ibnu Abu Arubah, dari Qatadah, dari Abu Ayyub, dari Abdullah ibnu Amr yang mengatakan bahwa sesungguhnya ahli neraka Jahannam memanggil-manggil Malaikat Malik (Penjaga neraka) selama empat puluh tahun, tetapi tidak dijawab. Kemudian Malik menjawab mereka, "Sesungguhnya kalian tetap tinggal di dalam neraka." Abdullah ibnu Amr mengatakan, "Seruan mereka demi Allah, tidak diindahkan oleh Malaikat Malik dan juga oleh Allah Swt." Kemudian mereka berkata menyeru Tuhannya: "Ya Tuhan kami, kami telah dikuasai oleh kejahatan kami, dan kami orang-orang yang sesat. Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami darinya (dan kembalikanlah kami ke dunia). Maka jika kami kembali (juga kepada kekafiran), sesungguhnya kami adalah orang-orang yang zalim.” (Al Mu’minun: 16-17) Maka mereka didiamkan selama dua kali lipat usia dunia, kemudian di­jawab oleh firman-Nya: Tinggallah dengan hina di dalamnya, dan janganlah kalian berbicara dengan Aku. (Al-Mu’minun: 18) Abdullah ibnu Amr mengatakan, "Demi Allah, sejak saat itu ahli neraka tidak lagi mengucapkan suatu kalimat pun, tiada yang dikeluarkan oleh mereka melainkan hanya tarikan napas dan embusan napas mereka dalam rintihan kesakitan di dalam neraka Jahannam." Lalu Abdullah ibnu Amr mengatakan pula bahwa suara mereka mirip dengan suara keledai yang mula-mula adalah lengkingan, kemudian di ujungnya adalah suara lengkingan yang tersendat-sendat.

Ibnu Abu Hatim mengatakan pula, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Sinan, telah menceritakan kepada kami Abdur Rahman ibnu Mahdi, telah menceritakan kepada kami Sufyan, dari Salamah ibnu Kahil, telah menceritakan kepada kami Abuz Za'ra yang mengatakan bahwa Abdullah ibnu Mas'ud pernah mengatakan, "Apabila Allah Swt. menetapkan tidak akan mengeluarkan seseorang pun dari neraka Jahannam, maka Allah mengubah wajah dan warna tubuh ahli neraka, kemudian didatangkan seseorang dari kalangan kaum mukmin. Orang mukmin itu memohon agar diberi izin untuk memberi syafaat. Ia mengatakan, 'Ya Tuhanku, (berilah aku izin memberikan syafaat).' Maka Allah Swt. berfirman. 'Barang siapa (di antara kamu) yang mengetahui seseorang (dari penduduk neraka), maka ia dapat mengentaskannya.' Kemudian lelaki mukmin itu didatangkan ke neraka dan ia melihat-lihat neraka, ternyata ia tidak mengenal seorang pun dari mereka, padahal ada seseorang dari ahli neraka yang menyerunya, 'Hai Fulan, aku adalah si Anu yang pernah kamu kenal dahulu.' Tetapi orang mukmin itu menjawab, 'Saya tidak mengenalmu,'(karena rupa dan bentuk mereka telah di mbah oleh Allah)." Abdullah ibnu Mas'ud mengatakan bahwa pada saat itu orang-orang kafir yang ada di dalam neraka berkata: . Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami darinya (dan kembalikanlah kami ke dunia). Maka jika kami kembali (juga kepada kekafiran), sesungguh­nya kami adalah orang-orang yang zalim. (Al Mu’minun: 17) Maka pada saat itu juga dijawab oleh Allah Swt. melalui firman-Nya: Tinggallah dengan hina di dalamnya, dan janganlah kalian berbicara dengan Aku. (Al Mu’minun: 18) Apabila dikatakan demikian, maka pintu neraka ditutup menyekap mereka semuanya, tiada seorang pun di antara mereka yang dikeluarkan.

*******************

Kemudian Allah Swt. mengingatkan mereka akan dosa-dosa yang telah mereka lakukan ketika di dunia, juga ejekan-ejekan yang mereka lancarkan terhadap hamba-hamba-Nya yang beriman dan kekasih-kekasih-Nya. Untuk itu Allah Swt. berfirman:

إِنَّهُ كَانَ فَرِيقٌ مِنْ عِبَادِي يَقُولُونَ رَبَّنَا آمَنَّا فَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِينَ * فَاتَّخَذْتُمُوهُمْ سِخْرِيًّا

Sesungguhnya ada segolongan dari hamba-hamba-Ku berdoa (di dunia), "Ya Tuhan kami, kami telah beriman, maka ampunilah kami dan berilah kami rahmat dan Engkau adalah Pemberi rahmat yang paling baik. Lalu kalian menjadikan mereka buah ejekan. (Al-Mu’minun: 19-11)

Yakni kalian mengejek doa dan sanjungan mereka kepada-Ku:

حَتَّى أَنْسَوْكُمْ ذِكْرِي

sehingga (kesibukan) kalian mengejek mereka menjadikan kalian lupa mengingat Aku. (Al Mu’minun: 11)

Artinya, kebencian kalian kepada hamba-hamba-Ku yang beriman membuat kalian lupa akan mengingat-Ku.

وَكُنْتُمْ مِنْهُمْ تَضْحَكُونَ

dan kalian selalu menertawakan mereka. (Al Mu’minun: 11)

Yakni menertawakan perbuatan mereka dan ibadah mereka, seperti yang disebutkan oleh firman-Nya dalam ayat yang lain:

إِنَّ الَّذِينَ أَجْرَمُوا كَانُوا مِنَ الَّذِينَ آمَنُوا يَضْحَكُونَ * وَإِذَا مَرُّوا بِهِمْ يَتَغَامَزُونَ

Sesungguhnya orang-orang yang berdosa adalah mereka dahulu menertawakan orang-orang yang beriman. Dan apabila orang-orang yang beriman itu lewat di hadapan mereka, mereka saling mengedip-ngedipkan matanya (di antara sesama mereka). (Al-Muthaffifin: 29-3)

Yaitu mencela mereka dengan nada mengejek. Kemudian Allah Swt. menyebutkan tentang balasan pahala yang diberikan kepada kekasih-kekasih-Nya dan hamba-hamba-Nya yang saleh. Untuk itu Allah Swt. berfirman:

إِنِّي جَزَيْتُهُمُ الْيَوْمَ بِمَا صَبَرُوا

Sesungguhnya Aku memberi balasan kepada mereka di hari ini, karena kesabaran mereka. (Al Mu’minun: 111)

dalam menghadapi gangguan kalian dan ejekan kalian terhadap diri mereka.

أَنَّهُمْ هُمُ الْفَائِزُونَ

sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang menang. (Al Mu’minun: 111)

Yakni Aku jadikan mereka orang-orang yang beruntung dapat meraih kebahagiaan dan kesejahteraan, surga, dan selamat dari neraka.


إِنَّهُۥ كَانَ فَرِيقٌۭ مِّنْ عِبَادِى يَقُولُونَ رَبَّنَآ ءَامَنَّا فَٱغْفِرْ لَنَا وَٱرْحَمْنَا وَأَنتَ خَيْرُ ٱلرَّٰحِمِينَ 109

(109) Sesungguhnya, ada segolongan dari hamba-hamba-Ku berdoa (di dunia): "Ya Tuhan kami, kami telah beriman, maka ampunilah kami dan berilah kami rahmat dan Engkau adalah Pemberi rahmat Yang Paling Baik.

(109) 

Kemudian Allah Swt. mengingatkan mereka akan dosa-dosa yang telah mereka lakukan ketika di dunia, juga ejekan-ejekan yang mereka lancarkan terhadap hamba-hamba-Nya yang beriman dan kekasih-kekasih-Nya. Untuk itu Allah Swt. berfirman:

إِنَّهُ كَانَ فَرِيقٌ مِنْ عِبَادِي يَقُولُونَ رَبَّنَا آمَنَّا فَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِينَ * فَاتَّخَذْتُمُوهُمْ سِخْرِيًّا

Sesungguhnya ada segolongan dari hamba-hamba-Ku berdoa (di dunia), "Ya Tuhan kami, kami telah beriman, maka ampunilah kami dan berilah kami rahmat dan Engkau adalah Pemberi rahmat yang paling baik. Lalu kalian menjadikan mereka buah ejekan. (Al-Mu’minun: 19-11)


فَٱتَّخَذْتُمُوهُمْ سِخْرِيًّا حَتَّىٰٓ أَنسَوْكُمْ ذِكْرِى وَكُنتُم مِّنْهُمْ تَضْحَكُونَ 110

(110) Lalu kamu menjadikan mereka buah ejekan, sehingga (kesibukan) kamu mengejek mereka, menjadikan kamu lupa mengingat Aku, dan adalah kamu selalu mentertawakan mereka,

(110) 

dan kalian selalu menertawakan mereka. (Al Mu’minun: 11)

Yakni menertawakan perbuatan mereka dan ibadah mereka, seperti yang disebutkan oleh firman-Nya dalam ayat yang lain:

إِنَّ الَّذِينَ أَجْرَمُوا كَانُوا مِنَ الَّذِينَ آمَنُوا يَضْحَكُونَ * وَإِذَا مَرُّوا بِهِمْ يَتَغَامَزُونَ

Sesungguhnya orang-orang yang berdosa adalah mereka dahulu menertawakan orang-orang yang beriman. Dan apabila orang-orang yang beriman itu lewat di hadapan mereka, mereka saling mengedip-ngedipkan matanya (di antara sesama mereka). (Al-Muthaffifin: 29-3)


إِنِّى جَزَيْتُهُمُ ٱلْيَوْمَ بِمَا صَبَرُوٓا۟ أَنَّهُمْ هُمُ ٱلْفَآئِزُونَ 111

(111) Sesungguhnya Aku memberi balasan kepada mereka di hari ini, karena kesabaran mereka; sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang menang".

(111) 

Yaitu mencela mereka dengan nada mengejek. Kemudian Allah Swt. menyebutkan tentang balasan pahala yang diberikan kepada kekasih-kekasih-Nya dan hamba-hamba-Nya yang saleh. Untuk itu Allah Swt. berfirman:

إِنِّي جَزَيْتُهُمُ الْيَوْمَ بِمَا صَبَرُوا

Sesungguhnya Aku memberi balasan kepada mereka di hari ini, karena kesabaran mereka. (Al Mu’minun: 111)

dalam menghadapi gangguan kalian dan ejekan kalian terhadap diri mereka.

أَنَّهُمْ هُمُ الْفَائِزُونَ

sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang menang. (Al Mu’minun: 111)

Yakni Aku jadikan mereka orang-orang yang beruntung dapat meraih kebahagiaan dan kesejahteraan, surga, dan selamat dari neraka.


قَٰلَ كَمْ لَبِثْتُمْ فِى ٱلْأَرْضِ عَدَدَ سِنِينَ 112

(112) Allah bertanya: "Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi?"

(112) 

Allah Swt. berfirman, mengingatkan kepada mereka tentang apa yang tekah mereka sia-siakan dalam usia mereka yang pendek itu selama di dunia, bahwa mereka tidak mau taat kepada Allah Swt. dan tidak mau menyembah-Nya semata. Seandainya mereka bersabar dalam menger­jakan perintah tersebut selama di dunia yang waktunya relatif pendek itu, tentulah mereka memperoleh keberuntungan sama dengan apa yang diperoleh oleh kekasih-kekasih Allah Swt. yang bertakwa. Allah Swt.berfirman kepada mereka:

قَالَ كَمْ لَبِثْتُمْ فِي الأرْضِ عَدَدَ سِنِينَ

Berapa tahunkah lamanya kalian tinggal di bumi? (Al Mu’minun: 112)

Maksudnya, berapa lama kalian tinggal di dunia?

قَالُوا لَبِثْنَا يَوْمًا أَوْ بَعْضَ يَوْمٍ فَاسْأَلِ الْعَادِّينَ

Mereka menjawab, "Kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang meng­hitung.”(Al-Mu’minun: 113)

Yakni orang-orang yang pandai menghitung.

قَالَ إِنْ لَبِثْتُمْ إِلا قَلِيلا

Allah berfirman, "Kalian tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja.” (Al Mu’minun: 114)

Yaitu dalam waktu yang relatif pendek.

لَوْ أَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ

"Kalau kalian sesungguhnya mengetahui.” (Al Mu’minun: 114)

Yakni kalau kalian mengetahui, tentulah kalian tidak akan memilih dunia yang fana dengan meninggalkan akhirat yang kekal, tentulah kalian tidak akan memperlakukan diri kalian dengan perlakuan seburuk ini, dan tentulah kalian tidak berhak mendapat murka Allah dalam waktu yang relatif pendek itu. Dan seandainya kalian bersabar dalam menjalani ketaatan kepada Allah dan menyembah-Nya seperti yang dilakukan oleh orang-orang yang beriman, tentulah kalian akan beruntung memperoleh keberhasilan yang sama seperti mereka.

قَالَ ابْنُ أَبِي حَاتِمٍ: حَدَّثَنَا أَبِي، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الوَزير، حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ، حَدَّثَنَا صَفْوَانُ، عَنْ أَيْفَعَ بْنِ عَبْدٍ الكَلاعي؛ أَنَّهُ سَمِعَهُ يَخْطُبُ النَّاسَ فَقَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وسلم: إِنَّ اللَّهَ إِذَا أَدْخَلَ أَهْلَ الْجَنَّةِ الْجَنَّةَ، وَأَهْلَ النَّارِ النَّارَ، قَالَ: يَا أَهْلَ الْجَنَّةِ، كَمْ لَبِثْتُمْ فِي الْأَرْضِ عَدَدَ سِنِينَ؟ قَالُوا: لَبِثْنَا يَوْمًا أَوْ بَعْضَ يَوْمٍ. قَالَ: لَنِعْمَ مَا اتَّجَرْتُمْ فِي يَوْمٍ أَوْ بَعْضِ يَوْمٍ: رَحْمَتِي وَرِضْوَانِي وَجْنَّتِي، امْكُثُوا فِيهَا خَالِدِينَ مُخَلَّدِينَ؟ ثُمَّ يَقُولُ: يَا أَهْلَ النَّارِ، كَمْ لَبِثْتُمْ فِي الْأَرْضِ عَدَدَ سِنِينَ؟ قَالُوا: لَبِثْنَا يَوْمًا أَوْ بَعْضَ يَوْمٍ. فَيَقُولُ: بِئْسَ مَا اتَّجَرْتُمْ فِي يَوْمٍ أَوْ بَعْضِ يَوْمٍ: نَارِي وَسُخْطِي، امْكُثُوا فِيهَا خَالِدِينَ مُخَلَّدِينَ"

Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnul Wazir, telah menceritakan kepada kami Al-Walid, telah menceritakan kepada kami Safwan, dari Aifa' ibnu Abdul Kala'i, bahwa ia pernah mendengar Aifa' berkhotbah di hadapan orang banyak, yang antara lain ia mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: "Sesungguhnya Allah setelah memasukkan ahli surga ke dalam surga dan ahli neraka ke dalam neraka, berfirmanlah Dia, 'Hai ahli surga, berapa tahunkah kalian tinggal di bumi?' Mereka men­jawab, 'Kami tinggal selama sehari atau setengah hari.' (Allah berfirman), 'Alangkah baiknya apa yang kalian pertukarkan dalam waktu sehari atau setengah hari itu dengan rahmat, rida dan surga-Ku. Sekarang tinggallah di dalam surga untuk selama-lamanya. ' Kemudian Allah berfirman, 'Hai ahli neraka, berapa tahunkah kalian tinggal di bumi? ' Mereka menjawab 'Kami tinggal hanya satu atau setengah hari.' Allah berfirman, 'Alangkah buruknya apa yang kalian pertukarkan dalam waktu sehari atau setengah hari itu dengan neraka dan murka-Ku. Sekarang tinggallah kalian di dalam neraka untuk selama-lamanya'.”

*******************

Firman Allah Swt.:

أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثًا

Maka apakah kamu mengira bahwa sesungguhnya Kami men­ciptakan kamu secara main-main? (Al Mu’minun: 115)

Yakni apakah kalian menduga bahwa kalian diciptakan dengan main-main, tanpa tujuan, tanpa berkehendak, dan tanpa hikmah dari Kami? Menurut pendapat lain agar kalian hidup main-main dan berbuat sia-sia seperti Aku menciptakan binatang ternak, tiada pahala dan tiada siksaan. Sesungguhnya Kami ciptakan kalian tiada lain hanyalah untuk beribadah dan mengerjakan perintah-perintah Allah Swt.

وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لَا تُرْجَعُونَ

dan bahwa kalian tidak akan dikembalikan kepada Kami? (Al Mu’minun: 115)

Maksudnya, kalian tidak akan dikembalikan ke kampung akhirat. Semakna dengan apa yang disebutkan oleh Allah Swt. dalam ayat lain melalui firman-Nya:

أَيَحْسَبُ الإنْسَانُ أَنْ يُتْرَكَ سُدًى

Apakah manusia mengira bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggungjawaban) ? (Al-Qiyamah: 36)

Yaitu terlupakan dan dibiarkan saja.

Firman Allah Swt.:

فَتَعَالَى اللَّهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ

Maka Mahatinggi Allah, Raja yang sebenarnya. (Al Mu’minun: 116)

Yakni Mahasuci Allah dari menciptakamnakhluk dengan sia-sia, karena sesungguhnya Dia adalah raja yang sebenarnya, Mahasuci Dia dari melakukan perbuatan tersebut.

لَا إِلَهَ إِلا هُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْكَرِيمِ

tidak ada Tuhan selain Dia, Tuhan (yang mempunyai) Arasy yang mulia. (Al Mu’minun: 116)

Disebutkan 'Arasy karena 'Arasy merupakan atap bagi semua makhluk; dan disebutkan bahwa sifat 'Arasy itu mulia, yakni indah pemandangannya lagi megah bentuknya. Seperti pengertian yang ada dalam firman-Nya:

فَأَنْبَتْنَا فِيهَا مِنْ كُلِّ زَوْجٍ كَرِيمٍ

lalu Kami tumbuhkan padanya segala macam tumbuh-tumbuhan yang baik. (Luqman: 1)

Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ali ibnul Husain, telah menceritakan kepada kami Ali ibnu Muhammad At-Tanafisi, telah menceritakan kepada kami Ishaq ibnu Sulaiman (seorang syekh dari Irak), telah menceritakan kepada kami Syu'aib ibnu Safwan, dari seorang lelaki dari kalangan keluarga Sa'id ibnul 'As yang mengatakan bahwa akhir khotbah yang diutarakan oleh Khalifah Umar ibnu Abdul Aziz ialah pada pertamanya disebutkan puji dan sanjungan kepada Allah Swt., lalu berkatalah ia, "Ama Ba'du. Hai manusia, sesungguhnya kalian diciptakan bukan dengan main-main, dan kalian tidak akan dibiarkan tersia-sia. Sesungguhnya kalian akan dikembalikan di negeri akhirat, lalu Allah akan turun untuk memutuskan perkara di antara kalian dan memutuskan hukum-Nya. Maka alangkah kecewa dan celakalah seseorang hamba yang dikeluarkan oleh Allah dari rahmat-Nya dan diharamkan memasuki surga-Nyayang hiasnya seluas langit dan bumi. Tidakkah kalian ketahui, bahwa tiada seorang pun yang aman dari azab Allah di hari esok kecuali orang-orang yang selalu ingat akan hari kembali dan takut kepadanya, serta menukar yang fana dengan yang kekal, yang sedikit dengan yang banyak, dan yang takut dengan yang aman."

Umar ibnu Abdul Aziz melanjutkan khotbahnya, "Tidakkah kalian perhatikan bahwa sesungguhnya kalian berasal dari (air mani yang dikeluarkan dari) tulang sulbi orang-orang yang telah binasa (mati), dan kelak sesudah kalian terdapat orang-orang yang menjadi penerus kalian, sedangkan kalian kembali kepada Tuhan Yang Maha Pencipta, Pewaris yang terbaik. Kemudian setiap pagi dan petang kalian mengantarkan orang-orang yang menghadap kepada Allah Swt. karena telah menemui ajalnya, lalu kalian menguburkannya ke dalam tanah yang berbeda dengan tempat sebelumnya, sedangkan semua kekasihnya telah dia tinggalkan dan kini tempatnya menyatu dengan tanah. Di hadapannya terbentang hisab perhitungan amal perbuatannya; kini nasibnya tergantung kepada amal perbuatannya, dia tidak memerlukan lagi apa yang ditinggalkannya dan sangat memerlukan amal perbuatan untuk menghadapi masa mendatangnya. Karena itu bertakwalah kepada Allah, hai hamba-hamba Allah, sebelum usia habis dan maut datang merenggut nyawa." Kemudian Umar ibnu Abdul Aziz mengusap matanya dengan ujung kain sorbannya. Ia menangis, dan orang-orang yang ada di sekitarnya ikut menangis pula.

Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yahya ibnu Nasir Al-Khaulani, telah menceritakan kepada kami Ibnu Wahb, telah menceritakan kepadaku Ibnu Lahi'ah, dari Abu Hubairah, dari Hasan ibnu Abdullah, bahwa seorang lelaki yang sedang sakit dijumpai oleh Abdullah ibnu Mas'ud yang sedang berlalu di dekatnya. Maka Abdullah ibnu Mas'ud membacakan ayat berikut di dekat telinganya, yaitu firman Allah Swt.: Maka apakah kalian mengira bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kalian secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami? Maka Mahatinggi Allah, Raja yang sebenarnya. (Al Mu’minun: 115-L16), hingga akhir surat. Maka orang tersebut sembuh dengan seketika. Lalu Ibnu Mas'ud menceritakan hal tersebut kepada Rasulullah Saw. Maka beliau Saw. bertanya, "Apakah yang engkau bacakan pada telinganya?" Ibnu Mas'ud menceritakan ayat-ayat yang dibacanya. Lalu Rasulullah Saw. bersabda:

"بِمَاذَا قَرَأْتَ فِي أُذُنِهِ؟ " فَأَخْبَرَهُ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، لَوْ أَنَّ رَجُلًا مُوقنا قَرَأَهَا عَلَى جَبَل لَزَالَ".

Demi Tuhan Yang jiwaku berada di dalam genggaman kekuasaan-Nya, seandainya seorang lelaki membacakannya dengan penuh keyakinan terhadap sebuah bukit, niscaya bukit itu akan lenyap.

Abu Na'im telah meriwayatkan melalui jalur Khalid ibnu Nizar, dari Sufyan ibnu Uyaynah, dari Muhammad ibnul Munkadir, dari Muhammad ibnu Ibrahim ibnul Haris, dari ayahnya yang menceritakan bahwa Rasulullah Saw. mengutus kami dalam suatu sariyyah (pasukan khusus) dan memerintahkan kami untuk membaca ayat berikut bila berada di petang dan pagi hari, yaitu firman-Nya: Maka apakah kalian mengira bahwa sesungguhnya Kami men­ciptakan kalian secara main-main (saja), dan bahwa kalian tidak akan dikembalikan kepada Kami? (Al-Mu’minun: 115) Kami selalu membacanya, maka kami berhasil menang dan memperoleh ganimah serta dalam keadaan selamat.

قَالَ ابْنُ أَبِي حَاتِمٍ أَيْضًا: حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ بْنُ وَهْبٍ الْعَلَّافُ الْوَاسِطِيُّ، حَدَّثَنَا أَبُو المُسَيَّب سَلَمَةُ بْنُ سَلَامٍ، حَدَّثَنَا بَكْرُ بْنُ خُنَيْس ، عَنْ نَهْشَل بْنِ سَعِيدٍ، عَنِ الضَّحَّاكِ بْنِ مُزَاحِم، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عليه وسلم: "أَمَانٌ لِأُمَّتِي مِنَ الْغَرَقِ إِذَا رَكِبُوا فِي السُّفُنِ: بِسْمِ اللَّهِ الْمَلِكِ الْحَقِّ، وَمَا قَدَرُوا اللَّهَ حَقَّ قَدْرِهِ وَالأرْضُ جَمِيعًا قَبْضَتُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَالسَّماوَاتُ مَطْوِيَّاتٌ بِيَمِينِهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَمَّا يُشْرِكُونَ بِسْمِ اللَّهِ مَجْرَاهَا وَمُرْسَاهَا إِنَّ رَبِّي لَغَفُورٌ رَحِيمٌ

Ibnu Abu Hatim mengatakan pula, telah menceritakan kepada kami Ishaq ibnu Wahb Al-Allaf Al-Wasiti, telah menceritakan kepada kami Abul Musayyab Salim ibnu Salam, telah menceritakan kepada kami Bakr ibnu Hubaisy, dari Nahsyal ibnu Sa'id, dari Ad-Dahhak ibnu Muzahim, dari Abdullah ibnu Abbas yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Untuk keselamatan bagi umatku dari tenggelam bila mereka naik perahu (kapal laut) ialah (bacaan berikut), "Dengan menyebut nama Allah, Raja yang sebenarnya. Dan mereka tidak menghargai Allah dengan penghargaan yang semestinya. Bumi ini seluruhnya kelak di hari kiamat berada dalam genggaman kekuasaan-Nya dan langit digulung dengan tangan kekuasaan-Nya. Mahasuci Allah dan Mahatinggi dari apa yang mereka persekutukan (terhadap-Nya). Dengan menyebut asma Allah Yang telah memperjalankan-nya (bahtera) dan yang melabuhkannya, sesungguhnya Tuhanku benar-benar Maha Pengampun lagi Maha penyayang.”


قَالُوا۟ لَبِثْنَا يَوْمًا أَوْ بَعْضَ يَوْمٍۢ فَسْـَٔلِ ٱلْعَآدِّينَ 113

(113) Mereka menjawab: "Kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang menghitung".

(113) 

قَالُوا لَبِثْنَا يَوْمًا أَوْ بَعْضَ يَوْمٍ فَاسْأَلِ الْعَادِّينَ

Mereka menjawab, "Kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang meng­hitung.”(Al-Mu’minun: 113)

Yakni orang-orang yang pandai menghitung.


قَٰلَ إِن لَّبِثْتُمْ إِلَّا قَلِيلًۭا ۖ لَّوْ أَنَّكُمْ كُنتُمْ تَعْلَمُونَ 114

(114) Allah berfirman: "Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja, kalau kamu sesungguhnya mengetahui"

(114) 

قَالَ إِنْ لَبِثْتُمْ إِلا قَلِيلا

Allah berfirman, "Kalian tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja.” (Al Mu’minun: 114)

Yaitu dalam waktu yang relatif pendek.

لَوْ أَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ

"Kalau kalian sesungguhnya mengetahui.” (Al Mu’minun: 114)

Yakni kalau kalian mengetahui, tentulah kalian tidak akan memilih dunia yang fana dengan meninggalkan akhirat yang kekal, tentulah kalian tidak akan memperlakukan diri kalian dengan perlakuan seburuk ini, dan tentulah kalian tidak berhak mendapat murka Allah dalam waktu yang relatif pendek itu. Dan seandainya kalian bersabar dalam menjalani ketaatan kepada Allah dan menyembah-Nya seperti yang dilakukan oleh orang-orang yang beriman, tentulah kalian akan beruntung memperoleh keberhasilan yang sama seperti mereka.

قَالَ ابْنُ أَبِي حَاتِمٍ: حَدَّثَنَا أَبِي، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الوَزير، حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ، حَدَّثَنَا صَفْوَانُ، عَنْ أَيْفَعَ بْنِ عَبْدٍ الكَلاعي؛ أَنَّهُ سَمِعَهُ يَخْطُبُ النَّاسَ فَقَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وسلم: إِنَّ اللَّهَ إِذَا أَدْخَلَ أَهْلَ الْجَنَّةِ الْجَنَّةَ، وَأَهْلَ النَّارِ النَّارَ، قَالَ: يَا أَهْلَ الْجَنَّةِ، كَمْ لَبِثْتُمْ فِي الْأَرْضِ عَدَدَ سِنِينَ؟ قَالُوا: لَبِثْنَا يَوْمًا أَوْ بَعْضَ يَوْمٍ. قَالَ: لَنِعْمَ مَا اتَّجَرْتُمْ فِي يَوْمٍ أَوْ بَعْضِ يَوْمٍ: رَحْمَتِي وَرِضْوَانِي وَجْنَّتِي، امْكُثُوا فِيهَا خَالِدِينَ مُخَلَّدِينَ؟ ثُمَّ يَقُولُ: يَا أَهْلَ النَّارِ، كَمْ لَبِثْتُمْ فِي الْأَرْضِ عَدَدَ سِنِينَ؟ قَالُوا: لَبِثْنَا يَوْمًا أَوْ بَعْضَ يَوْمٍ. فَيَقُولُ: بِئْسَ مَا اتَّجَرْتُمْ فِي يَوْمٍ أَوْ بَعْضِ يَوْمٍ: نَارِي وَسُخْطِي، امْكُثُوا فِيهَا خَالِدِينَ مُخَلَّدِينَ"

Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnul Wazir, telah menceritakan kepada kami Al-Walid, telah menceritakan kepada kami Safwan, dari Aifa' ibnu Abdul Kala'i, bahwa ia pernah mendengar Aifa' berkhotbah di hadapan orang banyak, yang antara lain ia mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: "Sesungguhnya Allah setelah memasukkan ahli surga ke dalam surga dan ahli neraka ke dalam neraka, berfirmanlah Dia, 'Hai ahli surga, berapa tahunkah kalian tinggal di bumi?' Mereka men­jawab, 'Kami tinggal selama sehari atau setengah hari.' (Allah berfirman), 'Alangkah baiknya apa yang kalian pertukarkan dalam waktu sehari atau setengah hari itu dengan rahmat, rida dan surga-Ku. Sekarang tinggallah di dalam surga untuk selama-lamanya. ' Kemudian Allah berfirman, 'Hai ahli neraka, berapa tahunkah kalian tinggal di bumi? ' Mereka menjawab 'Kami tinggal hanya satu atau setengah hari.' Allah berfirman, 'Alangkah buruknya apa yang kalian pertukarkan dalam waktu sehari atau setengah hari itu dengan neraka dan murka-Ku. Sekarang tinggallah kalian di dalam neraka untuk selama-lamanya'.”

*******************


أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَٰكُمْ عَبَثًۭا وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لَا تُرْجَعُونَ 115

(115) Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?

(115) 

Firman Allah Swt.:

أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثًا

Maka apakah kamu mengira bahwa sesungguhnya Kami men­ciptakan kamu secara main-main? (Al Mu’minun: 115)

Yakni apakah kalian menduga bahwa kalian diciptakan dengan main-main, tanpa tujuan, tanpa berkehendak, dan tanpa hikmah dari Kami? Menurut pendapat lain agar kalian hidup main-main dan berbuat sia-sia seperti Aku menciptakan binatang ternak, tiada pahala dan tiada siksaan. Sesungguhnya Kami ciptakan kalian tiada lain hanyalah untuk beribadah dan mengerjakan perintah-perintah Allah Swt.

وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لَا تُرْجَعُونَ

dan bahwa kalian tidak akan dikembalikan kepada Kami? (Al Mu’minun: 115)

Maksudnya, kalian tidak akan dikembalikan ke kampung akhirat. Semakna dengan apa yang disebutkan oleh Allah Swt. dalam ayat lain melalui firman-Nya:

أَيَحْسَبُ الإنْسَانُ أَنْ يُتْرَكَ سُدًى

Apakah manusia mengira bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggungjawaban) ? (Al-Qiyamah: 36)

Yaitu terlupakan dan dibiarkan saja.


فَتَعَٰلَى ٱللَّهُ ٱلْمَلِكُ ٱلْحَقُّ ۖ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ رَبُّ ٱلْعَرْشِ ٱلْكَرِيمِ 116

(116) Maka Maha Tinggi Allah, Raja Yang Sebenarnya; tidak ada Tuhan selain Dia, Tuhan (Yang mempunyai) 'Arsy yang mulia.

(116) 

Firman Allah Swt.:

فَتَعَالَى اللَّهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ

Maka Mahatinggi Allah, Raja yang sebenarnya. (Al Mu’minun: 116)

Yakni Mahasuci Allah dari menciptakamnakhluk dengan sia-sia, karena sesungguhnya Dia adalah raja yang sebenarnya, Mahasuci Dia dari melakukan perbuatan tersebut.

لَا إِلَهَ إِلا هُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْكَرِيمِ

tidak ada Tuhan selain Dia, Tuhan (yang mempunyai) Arasy yang mulia. (Al Mu’minun: 116)

Disebutkan 'Arasy karena 'Arasy merupakan atap bagi semua makhluk; dan disebutkan bahwa sifat 'Arasy itu mulia, yakni indah pemandangannya lagi megah bentuknya. Seperti pengertian yang ada dalam firman-Nya:

فَأَنْبَتْنَا فِيهَا مِنْ كُلِّ زَوْجٍ كَرِيمٍ

lalu Kami tumbuhkan padanya segala macam tumbuh-tumbuhan yang baik. (Luqman: 1)

Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ali ibnul Husain, telah menceritakan kepada kami Ali ibnu Muhammad At-Tanafisi, telah menceritakan kepada kami Ishaq ibnu Sulaiman (seorang syekh dari Irak), telah menceritakan kepada kami Syu'aib ibnu Safwan, dari seorang lelaki dari kalangan keluarga Sa'id ibnul 'As yang mengatakan bahwa akhir khotbah yang diutarakan oleh Khalifah Umar ibnu Abdul Aziz ialah pada pertamanya disebutkan puji dan sanjungan kepada Allah Swt., lalu berkatalah ia, "Ama Ba'du. Hai manusia, sesungguhnya kalian diciptakan bukan dengan main-main, dan kalian tidak akan dibiarkan tersia-sia. Sesungguhnya kalian akan dikembalikan di negeri akhirat, lalu Allah akan turun untuk memutuskan perkara di antara kalian dan memutuskan hukum-Nya. Maka alangkah kecewa dan celakalah seseorang hamba yang dikeluarkan oleh Allah dari rahmat-Nya dan diharamkan memasuki surga-Nyayang hiasnya seluas langit dan bumi. Tidakkah kalian ketahui, bahwa tiada seorang pun yang aman dari azab Allah di hari esok kecuali orang-orang yang selalu ingat akan hari kembali dan takut kepadanya, serta menukar yang fana dengan yang kekal, yang sedikit dengan yang banyak, dan yang takut dengan yang aman."

Umar ibnu Abdul Aziz melanjutkan khotbahnya, "Tidakkah kalian perhatikan bahwa sesungguhnya kalian berasal dari (air mani yang dikeluarkan dari) tulang sulbi orang-orang yang telah binasa (mati), dan kelak sesudah kalian terdapat orang-orang yang menjadi penerus kalian, sedangkan kalian kembali kepada Tuhan Yang Maha Pencipta, Pewaris yang terbaik. Kemudian setiap pagi dan petang kalian mengantarkan orang-orang yang menghadap kepada Allah Swt. karena telah menemui ajalnya, lalu kalian menguburkannya ke dalam tanah yang berbeda dengan tempat sebelumnya, sedangkan semua kekasihnya telah dia tinggalkan dan kini tempatnya menyatu dengan tanah. Di hadapannya terbentang hisab perhitungan amal perbuatannya; kini nasibnya tergantung kepada amal perbuatannya, dia tidak memerlukan lagi apa yang ditinggalkannya dan sangat memerlukan amal perbuatan untuk menghadapi masa mendatangnya. Karena itu bertakwalah kepada Allah, hai hamba-hamba Allah, sebelum usia habis dan maut datang merenggut nyawa." Kemudian Umar ibnu Abdul Aziz mengusap matanya dengan ujung kain sorbannya. Ia menangis, dan orang-orang yang ada di sekitarnya ikut menangis pula.

Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yahya ibnu Nasir Al-Khaulani, telah menceritakan kepada kami Ibnu Wahb, telah menceritakan kepadaku Ibnu Lahi'ah, dari Abu Hubairah, dari Hasan ibnu Abdullah, bahwa seorang lelaki yang sedang sakit dijumpai oleh Abdullah ibnu Mas'ud yang sedang berlalu di dekatnya. Maka Abdullah ibnu Mas'ud membacakan ayat berikut di dekat telinganya, yaitu firman Allah Swt.: Maka apakah kalian mengira bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kalian secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami? Maka Mahatinggi Allah, Raja yang sebenarnya. (Al Mu’minun: 115-L16), hingga akhir surat. Maka orang tersebut sembuh dengan seketika. Lalu Ibnu Mas'ud menceritakan hal tersebut kepada Rasulullah Saw. Maka beliau Saw. bertanya, "Apakah yang engkau bacakan pada telinganya?" Ibnu Mas'ud menceritakan ayat-ayat yang dibacanya. Lalu Rasulullah Saw. bersabda:

"بِمَاذَا قَرَأْتَ فِي أُذُنِهِ؟ " فَأَخْبَرَهُ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، لَوْ أَنَّ رَجُلًا مُوقنا قَرَأَهَا عَلَى جَبَل لَزَالَ".

Demi Tuhan Yang jiwaku berada di dalam genggaman kekuasaan-Nya, seandainya seorang lelaki membacakannya dengan penuh keyakinan terhadap sebuah bukit, niscaya bukit itu akan lenyap.

Abu Na'im telah meriwayatkan melalui jalur Khalid ibnu Nizar, dari Sufyan ibnu Uyaynah, dari Muhammad ibnul Munkadir, dari Muhammad ibnu Ibrahim ibnul Haris, dari ayahnya yang menceritakan bahwa Rasulullah Saw. mengutus kami dalam suatu sariyyah (pasukan khusus) dan memerintahkan kami untuk membaca ayat berikut bila berada di petang dan pagi hari, yaitu firman-Nya: Maka apakah kalian mengira bahwa sesungguhnya Kami men­ciptakan kalian secara main-main (saja), dan bahwa kalian tidak akan dikembalikan kepada Kami? (Al-Mu’minun: 115) Kami selalu membacanya, maka kami berhasil menang dan memperoleh ganimah serta dalam keadaan selamat.

قَالَ ابْنُ أَبِي حَاتِمٍ أَيْضًا: حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ بْنُ وَهْبٍ الْعَلَّافُ الْوَاسِطِيُّ، حَدَّثَنَا أَبُو المُسَيَّب سَلَمَةُ بْنُ سَلَامٍ، حَدَّثَنَا بَكْرُ بْنُ خُنَيْس ، عَنْ نَهْشَل بْنِ سَعِيدٍ، عَنِ الضَّحَّاكِ بْنِ مُزَاحِم، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عليه وسلم: "أَمَانٌ لِأُمَّتِي مِنَ الْغَرَقِ إِذَا رَكِبُوا فِي السُّفُنِ: بِسْمِ اللَّهِ الْمَلِكِ الْحَقِّ، وَمَا قَدَرُوا اللَّهَ حَقَّ قَدْرِهِ وَالأرْضُ جَمِيعًا قَبْضَتُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَالسَّماوَاتُ مَطْوِيَّاتٌ بِيَمِينِهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَمَّا يُشْرِكُونَ بِسْمِ اللَّهِ مَجْرَاهَا وَمُرْسَاهَا إِنَّ رَبِّي لَغَفُورٌ رَحِيمٌ

Ibnu Abu Hatim mengatakan pula, telah menceritakan kepada kami Ishaq ibnu Wahb Al-Allaf Al-Wasiti, telah menceritakan kepada kami Abul Musayyab Salim ibnu Salam, telah menceritakan kepada kami Bakr ibnu Hubaisy, dari Nahsyal ibnu Sa'id, dari Ad-Dahhak ibnu Muzahim, dari Abdullah ibnu Abbas yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Untuk keselamatan bagi umatku dari tenggelam bila mereka naik perahu (kapal laut) ialah (bacaan berikut), "Dengan menyebut nama Allah, Raja yang sebenarnya. Dan mereka tidak menghargai Allah dengan penghargaan yang semestinya. Bumi ini seluruhnya kelak di hari kiamat berada dalam genggaman kekuasaan-Nya dan langit digulung dengan tangan kekuasaan-Nya. Mahasuci Allah dan Mahatinggi dari apa yang mereka persekutukan (terhadap-Nya). Dengan menyebut asma Allah Yang telah memperjalankan-nya (bahtera) dan yang melabuhkannya, sesungguhnya Tuhanku benar-benar Maha Pengampun lagi Maha penyayang.”


وَمَن يَدْعُ مَعَ ٱللَّهِ إِلَٰهًا ءَاخَرَ لَا بُرْهَٰنَ لَهُۥ بِهِۦ فَإِنَّمَا حِسَابُهُۥ عِندَ رَبِّهِۦٓ ۚ إِنَّهُۥ لَا يُفْلِحُ ٱلْكَٰفِرُونَ 117

(117) Dan barangsiapa menyembah tuhan yang lain di samping Allah, padahal tidak ada suatu dalilpun baginya tentang itu, maka sesungguhnya perhitungannya di sisi Tuhannya. Sesungguhnya orang-orang yang kafir itu tiada beruntung.

(117) 

Allah Swt. mengancam orang yang mempersekutukan-Nya dengan yang lain dan menyembah selain-Nya bersama Dia, dan Allah memberitahukan bahwa sesungguhnya orang yang mempersekutukan Allah itu tidak mempunyai bukti yang menguatkan perbuatannya, yakni tiada dalil yang melandasi pendapatnya yang demikian itu. Untuk itu Allah Swt. berfirman:

وَمَنْ يَدْعُ مَعَ اللَّهِ إِلَهًا آخَرَ لَا بُرْهَانَ لَهُ بِهِ

Dan barang siapa menyembah tuhan yang lain di samping Allah, padahal tiada suatu dalil pun baginya tentang itu. (Al-Mu’minun: 117)

Kalimat 'padahal tiada suatu dalil pun baginya tentang itu' merupakan kalimat sisipan, sedangkan jawab syarat-nya adalah firman Allah Swt. berikutnya, yaitu:

فَإِنَّمَا حِسَابُهُ عِنْدَ رَبِّهِ

maka sesungguhnya perhitungannya di sisi Tuhannya. (Al Mu’minun: 117)

Yakni Allah-lah yang kelak akan menghisab (memperhitungkan) perbuatannya itu. Kemudian Allah Swt. memberitahukan melalui firman selanjutnya:

إِنَّهُ لَا يُفْلِحُ الْكَافِرُونَ

Sesungguhnya orang-orang yang kafir itu tiada beruntung. (Al Mu’minun: 117)

Artinya, kelak di hari kiamat di hadapan Allah tidak beroleh keberuntungan dan tidak pula keselamatan.

قَالَ قَتَادَةُ: ذُكِرَ لَنَا أَنَّ نَبِيَّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لِرَجُلٍ: "مَا تَعْبُدُ؟ " قَالَ: أَعْبُدُ اللَّهَ، وَكَذَا وَكَذَا-حَتَّى عَدَّ أَصْنَامًا، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "فَأَيُّهُمْ إِذَا أَصَابَكَ ضُرٌّ فدعوتَه، كَشْفَهُ عَنْكَ؟ ". قَالَ: اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ. قَالَ: ["فَأَيُّهُمْ إِذَا كَانَتْ لَكَ حَاجَةٌ فدعوتَه أَعْطَاكَهَا؟ " قَالَ: اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ. قَالَ]: "فَمَا يَحْمِلُكَ عَلَى أَنْ تَعْبُدَ هَؤُلَاءِ مَعَهُ؟ " قَالَ: أَرَدْتُ شُكْرَهُ بِعِبَادَةِ هَؤُلَاءِ مَعَهُ أَمْ حَسِبْتُ أَنْ يُغْلَبَ عَلَيْهِ. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "تَعْلَمُونَ وَلَا يَعْلَمُونَ" قَالَ الرَّجُلُ بَعْدَ مَا أَسْلَمَ: لَقِيتُ رَجُلًا خَصَمَنِي.

Qatadah mengatakan, telah diceritakan kepada kami bahwa Nabi Saw. pernah bertanya kepada seorang lelaki, "Apakah yang kamu sembah?" Lelaki itu menjawab, "Saya menyembah Allah, juga menyembah anu dan anu," seraya menyebut nama beberapa berhala sembahannya yang lain. Rasulullah Saw. bertanya, "Manakah di antara sembahanmu itu bila kamu tertimpa musibah, lalu kamu menyerunya dan dia melenyapkan musibah itu darimu?" Si lelaki itu menjawab, "Allah Yang Mahaagung lagi Maha Mulia." Rasulullah Saw. bertanya, "Siapakah di antara sesembahan-sesembahanmu itu yang bila kamu mempunyai suatu keperluan, lalu kamu menyerunya, maka dia memberikan kepadamu apa yang kamu perlukan?" Si lelaki menjawab, "Allah Yang Mahaagung lagi Maha Mulia." Nabi Saw. bertanya, "Lalu apakah yang mendorongmu menyembah berhala-berhala itu di samping Dia? Ataukah kamu mengira bahwa berhala-berhala itu dapat mengalahkan Dia?" Si lelaki berkata dalam jawabannya, "Saya bermaksud mengungkapkan rasa syukur saya kepada-Nya lewat menyembah berhala-berhala itu." Maka Rasulullah Saw. bersabda, "Kalian mengetahui, tetapi kalian tidak mengamalkannya." Setelah lelaki itu masuk Islam, ia berkata, "Saya telah bersua dengan seseorang yang mendebat saya."

Bila ditinjau dari jalur periwayatannya hadis ini berpredikat mursal. Akan tetapi, Abu Isa At-Turmuzi di dalam kitab Jami'-nya telah meriwayatkannya dengan menyandarkannya kepada Imran ibnul Husain, dari ayahnya, dari Rasulullah Saw., lalu disebutkan hal yang semisal.

*******************

Firman Allah Swt.:

وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِينَ

Dan katakanlah, "Ya Tuhanku, berilah ampun dan berilah rahmat, dan Engkau adalah Pemberi rahmat yang paling baik.” (Al Mu’minun: 118)

Melalui ayat ini Allah memberi petunjuk kepada Nabi-Nya tentang apa yang harus diucapkan dalam berdoa kepada-Nya.

Ampunan artinya Allah menghapus dosa-dosanya dan menyembunyi­kannya dari manusia. Rahmat artinya diberikan bimbingan dan taufik oleh Allah dalam semua ucapan dan perbuatannya.


وَقُل رَّبِّ ٱغْفِرْ وَٱرْحَمْ وَأَنتَ خَيْرُ ٱلرَّٰحِمِينَ 118

(118) Dan katakanlah: "Ya Tuhanku berilah ampun dan berilah rahmat, dan Engkau adalah Pemberi rahmat Yang Paling baik".

(118) 

Firman Allah Swt.:

وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِينَ

Dan katakanlah, "Ya Tuhanku, berilah ampun dan berilah rahmat, dan Engkau adalah Pemberi rahmat yang paling baik.” (Al Mu’minun: 118)

Melalui ayat ini Allah memberi petunjuk kepada Nabi-Nya tentang apa yang harus diucapkan dalam berdoa kepada-Nya.

Ampunan artinya Allah menghapus dosa-dosanya dan menyembunyi­kannya dari manusia. Rahmat artinya diberikan bimbingan dan taufik oleh Allah dalam semua ucapan dan perbuatannya.